Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AURAT DALAM ISLAM

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS FIQIH

Bapak Irfan Al-Anshari

DISUSUN OLEH :

1. Dina kamelia Akmal


2. Dina yuliana
3. Tanjila Jaelani

MA Al-MUKHLISIN

2023-2024
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aurah, menurut bahasa berarti: segala sesuatu yang harus ditutupi; segala sesuatu yang
menjadikan malu apabila dilihat. Menurut istilah, ‘aurah ialah anggota badan manusia yang
wajib ditutupi, dan haram dilihat oleh orang lain, kecuali orang-orang yang disebutkan pada surat
an-Nur (24): 31.
Dalam fiqih, aurat adalah bagian anggota badan yang tidak boleh ditampakkan atau terlihat oleh
orang yang bukan muhrimnya. Sedangkan menurut salah satu ulama fiqih, yaitu Al-Khatib As-
Syirbini menyebutkan bahwa aurat merupakan bagian tubuh yang harus ditutupi serta tidak boleh
terlihat oleh orang yang tidak muhrim dan bagian yang harus ditutupi ketika melakukan shalat.

Dari pengertian menurut ulama serta ahli fiqih, dapat disimpulkan bahwa aurat adalah bagian
tubuh seseorang yang tidak boleh terlihat ketika salat dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang
yang bukan mahramnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan aurat ?


2. Sebutkan batasan batasan aurat dalam isam!
3. Apa tujuan menutup aurat dalam Islam?
4. Sebutkan dalil mengenai aurat dalam islam !

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu aurat


2. Untuk mengetahui apa saja batasan batasan aurat dalam islam
3. Untuk mengetahui tujuan menutup aurat dalam islam
4. Untuk mengetahui dalil mengenai surat dalam Islam
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Aurat dalam Islam

Menutup aurat merupakan kewajiban bagi seluruh umat islam, batasan aurat untuk seorang laki
laki dan seorang perempuan itu berbeda.Bagi laki laki batasan minimal untuk menutup bagian
badannya adalah antara pusar dan lutut.Sedangkan perempuan dalam pandangan Islam adalah
insan yang memiliki kedudukan spesifik disebabkan struktur jasmaninya yang lebih deduktif
dibandingkan dengan kaum pria,seluruh tubuh perempuan kecuali muka dan telapak tangan
sampai pergelangan adalah aurat.

1.2 Batasan Batasan Aurat Dalam Islam

1. Batas Aurat laki laki

Batas Aurat Laki-Laki Menurut Imam Nawawi, mengenai aurat laki-laki terdapat lima pendapat
dalam mazhab, namun yang tertulis dan dinilah shohih kebenarannya sesuai dengan kitab yang
ditulis oleh Imam Syafii, aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut, namun pusar dan lutut
bukanlah aurat laki-laki. Kemudian lebih lanjut dijelaskan bahwa apabila seorang laki-laki
sedang shalat dan lututnya terlihat, maka shalat laki-laki tersebut masih sah dan tidak batal.

Terdapat hadist yang menjelaskan mengenai aurat laki-laki, Abu Darda berkata bahwa, “Saya
duduk dekat Nabi Muhammad SAW. Kemudian Abu Bakar menghadap sambil mengangkat
pakaiannya sampai terlihat lututnya.” Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sahabatmu ini
sedang dalam pertikaian.” Kemudian Abu Bakar mengucapkan salam. (Hadis Riwayat Bukhari
Muslim).

Dari hadist tersebut dapat diketahui lebih jelas bahwa lutut seorang laki-laki bukanlah aurat.
Walaupun begitu Rasul selalu menutup bagian lututnya, hal ini dijelaskan pula pada hadis
riwayat Bukhari, berikut hadisnya.Dari Abu Musa Al-Asy’ari, Nabi Muhammad SAW duduk
pada suatu tempat yang ada airnya dalam keadaan pakaiannya tersingkap hingga sampai kedua
lutut atau salah satu lutut beliau, tatkala Utsman sudah datang, beliau menutupnya. (HR.
Bukhari).

2. Batas Aurat Perempuan

Batas Aurat Perempuan Berbeda dengan laki-laki batasan aurat perempuan lebih luas, beberapa
berpendapat bahwa muka dan telapak tangan adalah aurat perempuan, sehingga harus ditutupi
beberapa berpendapat pula bahwa muka dan telapak tangan bukan aurat dan tidak wajib ditutupi.
Hal tersebut bergantung pada mazhab apa yang dianut oleh seorang muslim, sehingga tidak
bingung dalam menerapkannya

Menurut Imam Nawawi, aurat wanita adalah seluruh badan selain wajah dan kedua telapak
tangan. Beliau mengatakan pula bahwa perempuan boleh menunjukkan wajah serta kedua
telapak tangan sampai pergelangan tangannya, begitu pula ketika shalat. Hal tersebut dijelaskan
lebih lanjut oleh Ibnu Hajar Al Haitami, beliau mengatakan bahwa batas wajah yang menjadi
aurat perempuan dimulai dari tempat tumbuhnya rambut sampai tempat bertemunya dua rahang
atau dagu yang menghadap ke depan, sedangkan bagian bawah wajah atau dagu dan janggut
bukanlah termasuk dalam batasan aurat.

Dijelaskan pula batas wajah secara horizontal yaitu apa yang muncul atau terlihat (dhohir) di
antara dua telinga. Makna terlihat berarti yang berbentuk fisik seperti hidung. Dari penjelasan
tersebut, maka menurut Ibnu Hajar wajah adalah sesuatu yang tampak serta muncul di
permukaan wajah dan tidak termasuk dalam aurat yang wajib ditutupi.

1.3 Tujuan Menutup Aurat Dalam islam

1.Terlihat berbeda dari makhluk lain

Tujuan pertama ini dijelaskan dalam Al-Quran yaitu pada surat Al-A’raf ayat 26 yang berbunyi :
“Wahai anak Adam, telah kami turunkan buat kamu pakaian yang boleh menutup aurat-aurat
kamu dan untuk perhiasan”. Dari surat Al- A’raf tersebut Allah telah memberi perintah kepada
anak Adam atau manusia untuk menutup aurat, dalam ayat tersebut tidak disebutkan makhluk
ciptaan Allah lain yang diperintahkan untuk menutup aurat. Oleh karena itu, menutup aurat dapat
membedakan manusia dari makhluk lain.

2. Agama Islam adalah agama yang sempurna

Tujuan kedua menutup aurat adalah untuk menunjukan bahwa agama Islam merupakan agama
yang sempurna, karena setiap aspek kehidupan telah diatur secara jelas dalam Al-Quran dan
Allah sebagai pencipta maha mengetahui setiap kebutuhan makhluknya.

3. Terhindar dari dosa-dosa

Menutup aurat merupakan perintah Allah yang wajib ditaati, oleh karena itu apabila seorang
hamba melakukan perintah dan menjauhi larangan Allah maka hamba itu akan terhindar dari
dosa-dosa.

1.4 Dalil Dalil mengenai Aurat Dalam Islam

Perintah menutup aurat telah diatur dalam Al-Qur’an serta hadis, berikut adalah dalil-dalil
tentang menutup aurat. Perintah menutup aurat turun melalui surat Al Mu’minun ayat 5-6, ayat
tersebut berbunyi, “(Orang beriman) adalah orang yang menjaga kemaluan mereka. Kecuali
kepada istri-istri mereka atau budak-budak wanita mereka, jika demikian maka mereka tidak
tercela.” (QS. Al Mu’minun: 5-6).

Ketika ayat tersebut turun, orang-orang mukmin berlomba-lomba menarik kain yang ada di
sekitar mereka serta mencari kain atau benda yang dapat menutupi auratnya. Surat tersebut juga
turun untuk memberikan perintah kepada umat muslim agar segera menutup serta menjaga aurat
agar tidak terlihat oleh seseorang yang bukan mahram atau tidak memiliki hak untuk melihat
aurat tersebut.

Perintah menutup aurat disebutkan dalam Al Qur'an. Allah SWT berfirman:

‫َيا َبِني آَد َم َقْد َأْنَز ْلَنا َع َلْيُك ْم ِلَباًسا ُيَو اِر ي َس ْو آِتُك ْم َو ِر يًش ا‬

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan (QS. Al-A’raf : 26)

Dalil tentang aurat lainnya juga disebutkan dalam Surat Al Ahzab.

‫َيا َأُّيَها الَّنِبُّي ُقْل َأِلْز َو اِج َك َو َبَناِتَك َو ِنَس اِء اْلُم ْؤ ِمِنيَن ُيْد ِنيَن َع َلْيِهَّن ِم ْن َج اَل ِبيِبِهَّن‬
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (QS Al-Ahzab :
59).

Sedangkan dalil tentang aurat dalam hadits di antaranya:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫اْح َفْظ َعْو َر َتَك ِإاَّل ِم ْن َز ْو َجِتَك َأْو َم ا َم َلَك ْت َيِم يُنَك‬

Artinya: Tutuplah auratmu kecuali dari istrimu atau budak perempuanmu . ( HR. At-Tirmidzi).

Hadits tentang perintah menutup aurat lainnya disebutkan dalam riwayat berikut:

‫َيا َأْس َم اُء ِإَّن اْلَم ْر َأَة ِإَذ ا َبَلَغ ِت اْلَم ِح يَض َلْم َتْص ُلْح َأْن ُيَر ى ِم ْنَها ِإَّال َهَذ ا َو َهَذ ا َو َأَش اَر ِإَلى َو ْج ِهِه َو َك َّفْي‬

Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig (mengalami haid), tidak layak
tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak tangannya). (HR
Abu Dawud

QS. An-Nur Ayat 31


‫ُقْل ِّلْلُم ْؤ ِم ٰن ِت َيْغ ُضْض َن ِم ْن َاْبَص ا ِهَّن َيْح َفْظَن ُفُرْو َج ُهَّن اَل ُيْبِد ْيَن ْيَنَتُهَّن ِااَّل ا َظَهَر ِم ْنَه ا ْلَيْض ْبَن ُخ ُم ِهَّن َع ٰل ى ُجُي ْو َّۖن‬
‫ِبِه‬ ‫ِر ِب ِر‬ ‫َو‬ ‫َم‬ ‫ِز‬ ‫َو‬ ‫ِر َو‬ ‫َو‬
‫َا‬ ‫َا‬ ‫ْخ‬ ‫َا‬ ‫ْخ‬ ‫َا‬ ‫َل‬ ‫ۤا‬ ‫َا‬ ‫َا‬ ‫ۤا‬ ‫َا‬ ‫َا‬ ‫َل‬ ‫ۤا‬ ‫ٰا‬ ‫َا‬ ‫ۤا‬ ‫ٰا‬ ‫َا‬ ‫َل‬ ‫اَّل‬
‫َو اَل ُيْبِد ْيَن ِز ْيَنَتُهَّن ِا ِلُبُعْو ِتِهَّن ْو َب ِٕىِهَّن ْو َب ِء ُبُعْو ِتِهَّن ْو ْبَن ِٕىِهَّن ْو ْبَن ِء ُبُعْو ِتِهَّن ْو ِا َو اِنِهَّن ْو َبِنْٓي ِا َو اِنِهَّن ْو َبِنْٓي َخٰو ِتِهَّن‬
‫َاْو ِنَس ۤا ِٕىِهَّن َاْو َم ا َم َلَك ْت َاْيَم اُنُهَّن َاِو الَّت اِبِع ْيَن َغْي ِر ُاوِلى اِاْل ْر َب ِة ِم َن الِّر َج اِل َاِو الِّطْف ِل اَّل ِذ ْيَن َلْم َيْظَه ُرْو ا َع ٰل ى َع ْو ٰر ِت الِّنَس ۤا ِء ۖ َو اَل‬
‫َيْض ِرْبَن ِبَاْر ُج ِلِهَّن ِلُيْع َلَم َم ا ُيْخ ِفْيَن ِم ْن ِزْيَنِتِهَّۗن َو ُتْو ُبْٓو ا ِاَلى ِهّٰللا َجِم ْيًعا َاُّيَه اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬

31. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya,
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali
yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra
saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya
yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah
mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

َ
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Jadi aurat merupakan kewajiban bagi setiap muslim baik itu perempuan maupun laki-laki,
adapun batasan aurat dalam Islam yang membedakan antara aurat laki laki dan aurat perempuan
yang telah di tetapkan dalam Al Qur'an dan hadits.

3.2 saran

Tentunya terhadap penulisan dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan
serta jauh dari kata sempurna.Maka dari itu saya harap masukan dan kritik mengenai makalah
yang telah penulis buat
DAFTAR PUSTAKA

Http:/www.gramedia.com

media.teleti.com

Anda mungkin juga menyukai