Anda di halaman 1dari 10

MASALAH DAN SOLUSI AURAT DALAM HUKUM ISLAM

TUGAS MAKALAH FIQIH

Disusun oleh:

Farrel Bernadine Anindya Khalza (932218119)

Fuhairanala Unais (933206019)

Garnis Cyntia Febrianti (932204219)

Lailatus Sa’diyah (932221219)

Dosen Pengampu:

Husnul Khotimah, M.Pd.I

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN KEDIRI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
pertolongannya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesui waktu yang
ditentukan. Penulisan makalah ini dibuat adalah sebagai media pembelajaran di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri dalam rangka memenuhi tugas
diperguruan tinggi yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.

Dengan terselesaikan makalah ini, penulis dengan ikhlas menyampaikan


terima kasih banyak kepada sumber-sumber yang telah yang telah membantu
kami menyelesaikan tugas kami dengan tepat waktu. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari,
bahwa makalah ini masih banyak kelemahan,baik dari segi isi maupun penulisan.
Maka dari itu, dengan tulus dan kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini di masa
mendatang. Atas saran, kritik maupun bantuan kami ucapkan terimakasih.

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................... i

Daftar isi ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aurat................................................................................ 2
B. Masalah Aurat.................................................................................... 2
1. Berjilbab tetapi tidak menutupi dada atau seluruh tubuh...............2
2. Berjilbab tetapi menggunakan pakaian ketat ataupun tipis............3
C. Solusi................................................................................................. 5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ....................................................................................................6

Daftar Pustaka.................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Syariat islam mewajibkan muslimin memakai busana yang
menutup dan sopan, baik laki-laki maupun permpuan. Aurat laki-laki
cukup sederhana, berdasarkan ijma ulama, auratnya sebatas antara lutut
dan diatas pusat (bayn al-surrat wa al-ruqbatayn). Sedang aurat wanita
adalah seluruh tubuh kecuali muka, telapak tangan dan telapak kakinya.
Bahkna, ada juga yang mengatakan bahwa aurat wanita adalah seluruh
badan tanpa terkcuali.1
Dengan pakain itu –jilbab- wanita tetap dapat bergerak bebas
melakukan aktivitas sosialnya tanpa harus mengganggu ketenangan orang
lain maupun diri sendiri. Sebaliknya, ia justru akan mendatangkan
ketentraman dalam masyarakatnya.2
Namun, kini wanita cenderung berputar pada mode pakaian yang
terbuka, yang secara sengaja atau tidak sengaja memperlihatkan bagian-
bagian tubuh yang seharusnya dilarang untuk diperlihatkan.
Dari hal diatas, dapat diketahui bahwa dalam implementasinya kini
busana cenderung memperlihatkan auratnya secara sengaja ataupun tidak
disengaja, yang pada akhirnyaa menimnulkan masalah-masalah baru
dalam hal aurat dan memicu kita sebagai kaum muslim untuk berpikir
mengenasi solusinya. Hal tersebut akan dibahas sebagai berikut.
2. Rumusan Masalah

Apa saja masalah aurat dalam hukum islam ? dan Berikan solusi
untuk setiap masalah tersebut!

1
M. Quraish Shihab, Jilbab – Pakaian Wanita Muslimah (Pandangan Ulama masa lali
&Cendikiawan Kontemporer), (Jakarta, Lentera Hati, Cet. V: 2010), hlm. 69
2
M. Fajar Hidayanto, Al-Mawarid Journal of Islamic Law 5, 75-78, 1996

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aurat dalam Islam


Aurat menurut bahasa berasal dari kata ‫عار‬yang kemudian derivasi
menjadi kata baru yang memiliki makna baru. Bentuk ‘awira (menjadikan
buta sebelah mata), ‘awwara (menyimpangkan, membelokkan dan
memalingkan), a’wara (tampak lahir atau auratnya), al-‘awaar (cela atau
aib), al-‘awwar (yang lemah, penakut), al-‘aura’ (kata-kata dan perbuatan
buruk, keji dan kotor), sedangkan al-‘aurat adalah segala perkara yang
disara malu.3
Pendapat yang sama mengatakan bahwa aurat adalah sesuatu yang
terbuka, tidak tertutup, kemaluan, telanjang, aib dan cacat. Artinya aurat
dipahami sebagai sesuatu yang oleh seseorang ditutupi karena merasa
malu atau rendah diri jika sesuatu itu kelihatan atau diketahui orang lain.4
Menurut mayoritas ulama berpendapat bahwa wanita berkewajiban
menutup seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan telapan tanngan.
Sedangkan Abu Hanifah sedikkit lebih longgar karena menambahkan
bahwa selain muka dan telapak tangan, kaki wanita juga boleh terbuka.
B. Masalah dalam Hal Aurat
Terkait masalah dalam hal aurat, penulis membagi menjadi dua,
sebagai berikkut:
1. Berjilbab tetapi tidak menutupi dada atau seluruh tubuh
Sekarang ini, banyak wanita menggunakan jilbab yang tidak sesuai
aturan Islam. Mereka lebih cenderung mengikuti perkembangan
zaman. Dimana mereka cenderug menggunakan jilbab yang tidak
menuutupi dada ataupun menggunakan ciput atau menggulung
rambut sehingga saat dipakaikan jilbab akan terlihat mengembung
seperti punuk unta. Padahal dua hal tersebut tidak diperbolehkan
dalam Islam, sebagimana hadits berikut.

3
A.W. Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), hlm.
984-985
4
Muthmainnah Baso, Aurat Dan Busana, Vol 2, No 2, 2015

2
‫ا ٌء‬H‫اس َونِ َس‬ َ َّ‫ا الن‬HHَ‫ ِربُونَ بِه‬H‫ض‬ ِ Hَ‫ب ْالبَق‬
ْ َ‫ر ي‬H ِ ‫ار لَ ْم أَ َرهُ َما قَوْ ٌم َم َعهُ ْم ِسيَاطٌ َكأ َ ْذنَا‬
ِ َّ‫ص ْنفَا ِن ِم ْن أَ ْه ِل الن‬
ِ
‫ ْد ُخ ْلنَ ْال َجنَّةَ َواَل‬Hَ‫ ِة اَل ي‬Hَ‫ت ْال َمائِل‬
ِ ‫نِ َم ِة ْالب ُْخ‬H‫ه َُّن َكأ َ ْس‬H‫وس‬
ُ ‫ت ُر ُء‬ ٌ ‫ائِاَل‬HH‫ت َم‬ ٌ ‫ات ُم ِمياَل‬Hٌ Hَ‫َاري‬ِ ‫ات ع‬ ٌ َ‫ي‬H‫اس‬ ِ ‫َك‬
  ‫رواه مسلم‬-‫ير ِة َك َذا َو َك َذا‬ َ ‫يحهَا لَي‬
َ ‫ُوج ُد ِم ْن َم ِس‬ َ ‫يَ ِج ْدنَ ِري َحهَا َوإِ َّن ِر‬

Artinya: Ada dua golongan ahli neraka yang aku belum pernah
melihatnya. Pertama, golongan yang membawa cambuk yang
seperti ekor sapi di mana dengan cambuk tersebut mereka
mencambuki orang-orang. Kedua, golongan perempuan yang
berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung (tidak taat kepada
Allah) dan mengajarkan orang lain untuk meniru perbuatan
mereka. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang
miring, dan mereka tidak akan masuk surga dan tidak mencium
baunya. Padahal sungguh bau surga akan tercium dari jarak
perjalan seperti ini seperti ini (jarak yang jauh). (H.R. Muslim)

‫ َر‬Hَ‫ظه‬ Hَ ‫ ِد‬Hْ‫ظنَ فُرُو َجه َُّن َواَل يُب‬


َ ‫ا‬H‫ين ِزينَتَه َُّن إِاَّل َم‬ ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬ ِ ‫ص‬َ ‫ت يَ ْغضُضْ نَ ِم ْن أَ ْب‬ ِ ‫َوقُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬
Hَ ‫ِم ْنهَا ۖ َو ْليَضْ ِر ْبنَ بِ ُخ ُم ِر ِه َّن َعلَ ٰى جُ يُوبِ ِه َّن ۖ َواَل يُ ْب ِد‬
…  ‫ين ِزينَتَه َُّن إِاَّل لِبُعُولَتِ ِه َّن‬

Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka


menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka ….” (QS. An-Nuur: 31)

2. Berjilbab Tetapi Menggunakan Pakaian Ketat ataupun Tipis


Dewasa ini, banyak wanita yang mengenakan jilbab dengan
pakaian yang tipis ataupun ketat sehingga memperlihatkan lekuk
badannya. Hal ini dikarenakan mereka mengikuti perkembangan
zaman, dimana fashion saat ini cenderung berkiblat ke barat.
Padahal sudah jelas diterangkan didalam hadist berikut.

Dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata bahwa Rasulullah SAW


bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum

3
pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti
ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang
berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka
seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan
masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya
dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Adapun hadis lain yang menerangkan dilarangnya berpakaian


menggunakan pakaian yang tipis, sebagaimana berikut.

‫بي‬HH‫ةُ الكل‬H َ‫ه ِدحْ ي‬HH‫كساني رسول هللا – صلى هللا عليه وسلم – قبطية كثيفة كانت مما أهدى ل‬
‫ة؟‬HH‫ك ال تلبس القبطي‬HH‫ مال‬: – ‫لم‬HH‫ه وس‬HH‫لى هللا علي‬HH‫ول هللا – ص‬HH‫ال رس‬HH‫ فق‬،‫رأتي‬HH‫وتها ام‬HH‫فكس‬
‫اف أن‬H‫إني أخ‬H‫ة ف‬H‫ا غالل‬H‫ل تحته‬H‫ مرها أن تجع‬:‫ فقال‬،‫ يا رسول هللا! كسوتها امرأتي‬:‫فقلت‬
‫تصف حجم عظامها‬

“Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah memakaikanku


baju Quthbiyyah yang tebal. Baju tersebut dulu dihadiahkan oleh
Dihyah Al Kalbi kepada beliau. Lalu aku memakaikan baju itu
kepada istriku. Suatu kala Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
menanyakanku: ‘Kenapa baju Quthbiyyah-nya tidak engkau
pakai?’. Kujawab, ‘Baju tersebut kupakaikan pada istriku wahai
Rasulullah’. Beliau berkata, ‘Suruh ia memakai baju rangkap di
dalamnya karena aku khawatir Quthbiyyah itu menggambarkan
bentuk tulangnya’” (HR. Ahmad dengan sanad layyin, namun
punya penguat dalam riwayat Abi Daud. Ringkasnya, derajat hadits
ini hasan).
Oleh karena itu, para kaum perempuan hendaknya memperhatikan
pakaian yang mereka kenakan. Yaitu dengan tidak menggunakan
pakaian yang ketat dan tipis saat mengenakan jilbab. Sebab pakaian
yang demikian tidak dapat menutup aurat secara sempurna. Bahkan
pakaian yang demikian dapat membuat kaum perempuan menjadi
penghuni neraka.

4
Hadist diatas menegaskan bahwa kewajiban menutup aurat bukan
hanya sekedar berjilbab saja. Namun lebih kepada menutup seluruh
aurat menggunakan pakaian yang tebal. Penggunaan pakaian tebal
ini tentunya untuk menghindari timbulnya lekukan tubuh yang bisa
nampak sebagaimana hukum memandnag wanita dalam islam.

C. Solusi atas Masalah

Menutup aurat merupakan salah satu perintah Allah yang juga


tertuang dalam Al-Qur’an, bahkan banyak keutamaan menutup aurat bagi
wanita. Namun sering kali kita dapati saudara atau sahabat terdekat kita
justru sangat enggan untuk berjilbab atau menutup aurat. Adapun cara agar
wanita mau untuk menutup aurat:

1. Biarkan mereka tetap menggunakan jilbabnya dengan kita yang


menasehati, membimbing dan memberikan contoh bagaimana berjilbab
yang benar sesuai syariat Islam.
2. Nasehati dengan cara halus, jangan terlalu memaksa. Biarkan mereka
berproses untuk menjadi muslimah yang lebih baik dengan membenahi
cara berjilbab dan berpakaiannya menurut syariat agama.
3. Jangan menasehati dengan terlalu menganggap diri kita sebagai muslimah
yang baik karena cara berpakaian kita yang sudah sesuai dengan syariat
islam. Tetapi nasehati, ingatkan mereka karena memang itu kewajiban kita
sebagai sesama wanita muslimah.
4. Jika ingin mengikuti fashion bisa menggunakan pashmina yang panjang
dan lebar, sehingga saat dipakai bisa menutupi dada.

5
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kita simpulkan
bahwa, syariat islam telah mewajibkan wanita untuk selalu menitup aurat ,
seorang wanita diharamkan menampakkan anggota tubuhnya didepan
umum, dihadapan laki-laku yang bukan mahramnya atau ketika ia
melaksanakan ibadah-ibadah tertentu yang mengisyaratkan menutup aurat.
Aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak
tangan, seseorang yang baru menutup aurat, jika warna kulit tubuhnya
tidak tampak dari luar dengan kata lain tidak boleh transparan dan harus
mampu menutup warna kulit ,ancaman bagi yang tidak menutup aurat
adalah tidak bisa mencium bau surga karena tidak amanah dan tidak
tunduk perintah allah.

6
DAFTAR PUSTAKA

M. Quraish Shihab, Jilbab – Pakaian Wanita Muslimah (Pandangan Ulama


masa lali & Cendikiawan Kontemporer), (Jakarta, Lentera Hati, Cet. V:
2010), hlm. 69

M. Fajar Hidayanto, Al-Mawarid Journal of Islamic Law 5, 75-78, 1996

A.W. Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka


Progresif, 1997), hlm. 984-985

Muthmainnah Baso, Aurat Dan Busana, Vol 2, No 2, 2015

Anda mungkin juga menyukai