Anda di halaman 1dari 80

BAB I

Hukum Berhias Bagi Muslimah


Muslimah tahukah engkau …

Berhias, satu kata ini biasanya amatlah identik dengan wanita. Bagaimana
tidak, wanita identik dengan kata cantik. Guna mendapatkan predikat cantik
inilah, seorang wanita pun berhias. Namun tahukah engkau wahai saudariku
muslimah, bahwa Islam telah mengajarkan pada kita bagaimana cara berhias yang
syar’i bagi seorang wanita? Sungguh Islam adalah agama yang sempurna. Islam
tidak sepenuhnya melarang seorang wanita ‘tuk berhias, justru ia mengajarkan
cara berhias yang baik tanpa harus merugikan, apalagi merendahkan martabat
wanita itu sendiri.

Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, sesungguhnya Allah ta‘ala berfirman

‫مسْجِد‬
ٍ ِ‫ُل‬
َ ِّ ‫د ك‬َْ ‫ُم‬
‫ْ ع‬
‫ِن‬ ‫َك‬
‫َت‬‫ِين‬ ُُ
‫ذوا ز‬ ‫َ خ‬‫دم‬َ‫ِي آ‬‫بن‬َ ‫يا‬ َ
ُّ
‫يحِب‬ُ ‫ه ال‬ َِّ
ُ‫ن‬ ‫ُوا إ‬‫ِف‬ ُ ‫َال‬
‫تسْر‬ ‫بوا و‬ ‫َاشْر‬
َُ ‫لوا و‬ ُُ‫َك‬
‫و‬
َ
‫ِين‬
‫ِف‬‫ُسْر‬ ْ
‫الم‬
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid.
Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A‘raaf, 7: 31).

Dari ayat di atas, tampaklah bahwa kebolehan untuk berhias ada pada laki-laki
dan wanita. Namun ketahuilah saudariku, ada sisi perbedaan pada hukum sesuatu
yang digunakan untuk berhias dan keadaan berhias antara kedua kaum tersebut.
Dalam bahasan ini, kita hanya mendiskusikan tentang kaidah berhias bagi wanita.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Larangan Tabarruj

Adapun kaidah pertama yang harus diperhatikan bagi wanita yang hendak
berhias adalah hendaknya ia menghindari perbuatan tabarruj. Tabarruj secara
bahasa diambil dari kata al-burj (bintang, sesuatu yang terang, dan tampak). Di
antara maknanya adalah berlebihan dalam menampakkan perhiasan dan kecantikan,
seperti: kepala, wajah, leher, dada, lengan, betis, dan anggota tubuh lainnya, atau
menampakkan perhiasan tambahan. Imam asy-Syaukani berkata, “At-Tabarruj
adalah dengan seorang wanita menampakkan sebagian dari perhiasan dan
kecantikannya yang (seharusnya) wajib untuk ditutupinya, yang mana dapat
memancing syahwat (hasrat) laki-laki” (Fathul Qadiir karya asy- Syaukani).

Special Guide For Muslimah 1


Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

‫َّة‬
ِ ‫ِي‬ ‫َاه‬
‫ِل‬ ْ َ
‫الج‬ ‫َر‬
‫ُّج‬ َ َ
‫تب‬ ‫ْن‬ ‫َر‬
‫َّج‬ ‫تب‬ ‫َّ و‬
َ ‫َال‬ ‫ُن‬ ‫ُوت‬
‫ِك‬ ‫بي‬ُ ‫ِي‬
‫ن ف‬ ‫َر‬
َْ ‫َق‬
‫و‬
َ
‫األولى‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzaab,
33: 33).

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata,
“Arti ayat ini: janganlah kalian (wahai para wanita) sering keluar rumah dengan
berhias atau memakai wewangian, sebagaimana kebiasaan wanita-wanita jahiliyah
yang dahulu, mereka tidak memiliki pengetahuan (agama) dan iman. Semua ini
dalam rangka mencegah keburukan (bagi kaum wanita) dan sebab-sebabnya”
(Taisiirul Kariimir Rahmaan karya Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di).

2. Memperhatikan Masalah Aurat

Kaidah kedua yang hendaknya engkau perhatikan wahai muslimah, seorang


wanita yang berhias hendaknya ia paham mana anggota tubuhnya yang termasuk
aurat dan mana yang bukan. Aurat sendiri adalah celah dan cela pada sesuatu, atau
setiap hal yang butuh ditutup, atau setiap apa yang dirasa memalukan apabila
nampak, atau apa yang ditutupi oleh manusia karena malu, atau ia juga berarti
kemaluan itu sendiri (al-Mu‘jamul Wasith).

Lalu, mana saja anggota tubuh wanita yang termasuk aurat? Pada asalnya secara
umum wanita itu adalah aurat, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
artinya,

‫ها‬ََ
‫َف‬‫َشْر‬‫اسْت‬ ‫َج‬
ِ‫َت‬ ‫َر‬
‫خ‬ ‫َا‬
‫إذ‬َِ
‫ف‬ ٌَ
،‫ة‬ ‫َو‬
‫ْر‬ ‫ع‬ َُ
‫ة‬ ‫َر‬
‫ْأ‬ ْ
‫الم‬
ُ‫َا‬
‫ن‬ ‫ْط‬‫الشَّي‬
“Wanita itu aurat, apabila ia keluar (dari rumahnya) setan senantiasa
mengintainya” (HR Tirmidzi, dinilai shahih oleh al-Albani).

Namun terdapat perincian terkait aurat wanita ketika ia di hadapan laki-laki yang
bukan mahramnya, di hadapan wanita lain, atau di hadapan mahramnya.

Special Guide For Muslimah 2


Adapun aurat wanita di hadapan laki-laki yang bukan mahram adalah seluruh
tubuhnya. Hal ini sudah merupakan ijma‘ (kesepakatan) para ulama. Hanya saja
terdapat perbedaan pendapat diantara ulama terkait apakah wajah dan kedua telapak
tangan termasuk aurat jika di hadapan laki-laki non mahram.

Sedangkan aurat wanita di hadapan wanita lain adalah anggota-anggota tubuh yang
biasa diberi perhiasan. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

َُ
‫ة‬‫ْأ‬‫َر‬ ْ َ‫َال‬
‫الم‬ ‫ُل‬
‫ِ و‬ ‫َّج‬ ‫َة‬
‫ِ الر‬ ‫َو‬
‫ْر‬ ‫َِلى ع‬
‫ُ إ‬ ‫َّج‬
‫ُل‬ ‫ُ الر‬‫ُر‬
‫ْظ‬ َ َ‫ال‬
‫ين‬
‫َة‬
ِ ‫َر‬
‫ْأ‬ ْ ِ
‫الم‬ ‫َة‬
‫ْر‬ ‫َِلى ع‬
‫َو‬ ‫إ‬

“Tidak boleh seorang pria melihat aurat pria lainnya, dan tidak boleh seorang
wanita melihat aurat wanita lainnya” (Hadits shahih Riwayat Muslim, dari Abu
Sa‘id al-Khudriy radhiyallaahu ‘anhu).

Syaikh al-Albani mengatakan, “Sedangkan perempuan muslimah di hadapan


sesama perempuan muslimah maka perempuan adalah aurat kecuali bagian
tubuhnya yang biasa diberi perhiasan. Yaitu kepala, telinga, leher, bagian atas dada
yang biasa diberi kalung, hasta dengan sedikit lengan atas yang biasa diberi hiasan
lengan, telapak kaki, dan bagian bawah betis yang biasa diberi gelang kaki.
Sedangkan bagian tubuh yang lain adalah aurat, tidak boleh bagi seorang muslimah
demikian pula mahram dari seorang perempuan untuk melihat bagian-bagian tubuh
di atas dan tidak boleh bagi perempuan tersebut untuk menampakkannya.”

Adapun tentang batasan aurat seorang wanita di hadapan mahramnya, secara garis
besar ada dua pendapat ulama yang masyhur (populer) tentang batasan ini. Pertama,
pendapat yang mengatakan bahwa aurat wanita di hadapan laki-laki mahramnya
adalah antara pusar hingga lutut. Sedangkan pendapat kedua mengatakan, bahwa
aurat wanita di hadapan laki-laki mahramnya adalah sama dengan aurat wanita di
hadapan wanita lain, yakni semua bagian tubuh kecuali yang biasa diberi perhiasan.

Penulis mencukupkan diri dengan pendapat yang lebih rajih (kuat) dari Syaikh al-
Albani bahwa aurat wanita di hadapan laki-laki mahramnya adalah sama
sebagaimana aurat wanita di hadapan wanita lain, yakni seluruh tubuhnya kecuali
bagian-bagian yang biasa diberi perhiasan.

Dalilnya adalah firman Allah ta‘ala yang artinya,

Special Guide For Muslimah 3


‫ْن‬
َ ‫َظ‬
‫ْف‬‫يح‬ ‫َّ و‬
ََ ‫ِن‬‫ِه‬‫َار‬ َْ
‫بص‬ ‫ْ أ‬‫ِن‬‫َ م‬ ‫ْن‬
‫ُض‬‫ْض‬‫يغ‬َ ِ‫َات‬ ‫ْم‬
‫ِن‬ ‫ُؤ‬ ْ‫ْ ل‬
‫ِلم‬ ‫ُل‬ ‫َق‬
‫و‬
‫ها‬ َْ
‫ِن‬‫َ م‬ ‫هر‬ََ‫ما ظ‬ ‫َّ إ‬
َ ‫ِال‬ ‫هن‬َُ‫َت‬‫ِين‬‫َ ز‬‫ِين‬ ‫ْد‬‫يب‬ ‫َّ و‬
ُ ‫َال‬ ‫هن‬َُ‫ُوج‬ ‫ُر‬
‫ف‬
َ
‫ِين‬ ‫ْد‬‫يب‬ ُ ‫َال‬ ‫َّ و‬‫ِن‬ ‫ُوب‬
‫ِه‬ ‫ُي‬‫لى ج‬ ََ‫َّ ع‬‫ِن‬‫ِه‬ ‫ِخُم‬
‫ُر‬ ‫َ ب‬ ‫بن‬ ‫ْر‬
ِْ ‫َْلي‬
‫َض‬ ‫و‬
ِ‫با‬
‫ء‬ َ‫ْ آ‬ َ
‫َّ أو‬ ‫ِن‬‫ِه‬
‫بائ‬َ‫ْ آ‬ َ
‫َّ أو‬ ‫ِن‬‫ِه‬ َ ُ
‫ولت‬ ‫ُع‬‫لب‬ِ ‫ِال‬‫َّ إ‬
‫هن‬َُ‫َت‬
‫ِين‬ ‫ز‬
َّ
‫ِن‬ ‫ِه‬
‫ولت‬َ ُ‫بع‬ُ ‫ء‬ ِ‫َا‬‫بن‬ َ
ْ‫ْ أ‬ َ
‫َّ أو‬ ‫ِن‬‫ِه‬‫َائ‬‫بن‬ َ
ْ‫ْ أ‬ َ
‫َّ أو‬ ‫ِه‬
‫ِن‬ َ ُ
‫ولت‬ ُ
‫بع‬
‫ِي‬ َ ْ
‫بن‬ َ
‫َّ أو‬ ‫ِه‬
‫ِن‬ ‫َان‬‫ْو‬
‫ِخ‬‫ِي إ‬ ‫بن‬َ ْ َ
‫َّ أو‬ ‫ِه‬
‫ِن‬ ‫َان‬‫ْو‬ ‫ْ إ‬
‫ِخ‬ َ
‫أو‬
َّ
‫هن‬ ُ َ
ُ‫ان‬ ‫يم‬ َ
ْ‫ْ أ‬ ‫َت‬ َ‫م‬
‫لك‬ َ ‫ما‬َ ْ َ
‫َّ أو‬ ‫ِه‬
‫ِن‬ ‫ِسَائ‬‫ْ ن‬ َ
‫َّ أو‬ ‫ِه‬
‫ِن‬ ‫َات‬‫َو‬ ‫َخ‬
‫أ‬
‫َال‬ ‫ِج‬‫َ الر‬
ِّ ‫ِن‬‫ِ م‬‫بة‬َْ
‫ِي اإلر‬ ُ
‫ِ أول‬ ‫َي‬
‫ْر‬ ‫َ غ‬ ‫ِين‬‫ِع‬‫َّاب‬
‫ِ الت‬ َ
‫أو‬
ِ
ِ‫َات‬ ‫ْر‬‫َو‬ ‫لى ع‬ ََ
‫ُوا ع‬ ‫هر‬َْ
‫يظ‬َ ْ ‫َ َلم‬‫ِين‬ َّ ِ
‫الذ‬ ‫ْل‬‫ِّف‬
ِ‫ِ الط‬ ‫َو‬
‫أ‬
‫ء‬ِ‫ِّسَا‬
ِ
‫الن‬
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakka
perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami
mereka atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-
saudara lelaki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau wanita-
wanita mereka, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-
laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita.’” (QS. An-Nuur, 24: 31).

Allahu a‘lam.

Adapun untuk aurat wanita (istri) di hadapan suaminya, maka ulama sepakat bahwa
tidak ada aurat antara seorang istri dan suami. Dalilnya adalah firman Allah ta‘ala

‫لى‬ََ
‫ع‬ ‫ِال‬
‫)إ‬٢٩( ‫ن‬ َ‫ُو‬
‫ِظ‬‫َاف‬‫ْ ح‬‫ِم‬ ‫ُر‬
‫ُوجِه‬ ِ ْ
‫لف‬ ُ َ
‫هم‬ ‫ِين‬‫َاَّلذ‬
‫و‬
‫ْر‬
ُ ‫َي‬
‫غ‬ ْ
‫هم‬ َّ‫إ‬
ُ‫ن‬ َِ‫ْ ف‬
‫هم‬ ُ َ
ُ‫ان‬ َْ
‫يم‬ ‫َت‬
‫ْ أ‬ َ‫م‬
‫لك‬ َ ‫ما‬َ ْ‫َو‬
‫ْ أ‬‫ِم‬ ‫ْو‬
‫َاجِه‬ ‫َز‬
‫أ‬
٣٠( َ
‫ِين‬‫لوم‬ُ‫م‬َ)
“Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri
mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam
hal ini tidak tercela.” (QS. Al-Ma‘aarij, 70: 29-30)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa seorang suami dihalalkan untuk melakukan


sesuatu yang lebih dari sekedar memandangi perhiasan istrinya, yaitu menyentuh
dan mendatangi istrinya. Jika seorang suami dihalalkan untuk menikmati perhiasan
dan keindahan istrinya, maka apalagi hanya sekedar melihat dan menyentuh tubuh
istrinya.

Special Guide For Muslimah 4


3. Cara Berhias yang Dilarang

Hendaknya seorang muslimah memperhatikan bagaimana ia berhias, karena ada


beberapa hal dalam berhias yang dilarang oleh islam, yaitu:

 Menyambung rambut (al-washl)Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Allah melaknat penyambung rambut dan orang yang minta
disambung rambutnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
 Menato tubuh (al-wasim), mencukur alis (an-namsh), dan mengikir gigi
(at-taflij)Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah
melaknat orang yang menato dan wanita yang minta ditato, wanita yang
menyambung rambutnya (dengan rambut palsu), yang mencukur alis dan
yang minta dicukur, serta wanita yang meregangkan (mengikir) giginya
untuk kecantikan, yang merubah ciptaan Allah.” (Riwayat Bukhari dan
Muslim)

 Mengenakan wewangian bukan untuk suaminya (ketika keluar


rumah)Baginda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap
wanita yang menggunakan wewangian, kemudian ia keluar dan melewati
sekelompok manusia agar mereka dapat mencium bau harumnya, maka ia
adalah seorang pezina, dan setiap mata itu adalah pezina.” (Riwayat
Ahmad, an-Nasa’i, dan al-Hakim dari jalan Abu Musa al-Asy‘ari
radhiyallahu ‘anhu)

 Memanjangkan kukuNabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Yang termasuk fitrah manusia itu ada lima (yaitu): khitan, mencukur bulu
kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim)

 Berhias menyerupai kaum lelaki“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam melaknat laki-laki yang menyerupakan diri seperti wanita dan
melaknat wanita yang menyerupakan diri seperti laki-laki.” (Riwayat
Bukhari). Hadits ini dinilai shahih oleh at-Tirmidzi.

Wahai Saudariku, sungguh Allah ta‘ala yang mensyari‘atkan hukum-hukum dalam


Islam lebih mengetahui segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi para
hamba-Nya dan Dia-lah yang mensyari‘atkan bagi mereka hukum-hukum agama
yang sangat sesuai dengan kondisi mereka di setiap zaman dan tempat. Maka, sudah
sepantasnya bagi kita wanita muslimah untuk taat lagi tunduk kepada syari‘at Allah,
termasuk di dalamnya aturan untuk berhias.

4 . menyemir rambut

Menyemir rambut pada masa sekarang sudah menjadi tren khususnya bagi
kaum laki-laki terlebih lagi kaum hawa. Lifestyle ini sebenarnya pun sudah ada
sebelum Islam datang. Masyarakat Arab sebelum Islam biasa menyemir rambutnya

Special Guide For Muslimah 5


dengan warna hitam untuk menutupi ubannya. Lalu bagaimanakah menurut Islam
hukumnya menyemir rambut?

Dalil-Dalil.

1. Hadist Nabi saw: Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari neneknya lelaki
r.a. dari Nabi saw., sabdanya: “Janganlah engkau semua mencabuti uban,
sebab uban itu adalah merupakan cahaya seorang Muslim pada hari
kiamat.” Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan
Tirmidzi serta Nasa’i dengan sanad-sanad yang bagus.
2. “Sesungguhnya Yahudi dan Nashrani tidak menyemir (rambutnya), maka
berbedalah dengan mereka” [HR. Al-Bukhari no. 3462, 5899 dan Muslim
no. 2103].
Abu Hurairah pernah ditanya : “Apakah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam menyemir rambutnya?” Ia menjawab : “Ya” [Asy-Syamaail Al-
Muhammadiyyah hal. 26-27 oleh At-Tirmidzi, Daar Ibn Hazm, Beirut 1418
H].
3. Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang mewarnakan rambutnya dengan
warna hitam, niscaya Allah akan menghitamkan wajahnya di akhirat kelak”
(Al-Haithami, bagaimanapun Ibn Hajar berkata seorang perawinya agak
lemah, bagaimanapun rawi tersebut diterima oleh Imam Yahya Mai’en dan
Imam Ahmad).

analisa.

Dari beberapa Hadist dan pendapat ulama di atas, maka hukum menyemir
rambut sangat tergantung dari warna semir dan tujuan dari semir itu sendiri.

1. Pada dasarnya menyemir rambut hukumnya adalah boleh, berdasarkan


hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim: “Sesungguhnya Yahudi
dan Nashrani tidak menyemir (rambutnya), maka berbedalah dengan
mereka”.
2. Warna semir yang diperbolehkan untuk digunakan adalah warna selain
hitam. Sebagaimana hadist Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
Sabda Nabi SAW : “Tukarlah ia (warna rambut, janggut misai) dan
jauhilah dari warna hitam” (Shohih Muslim).
3. Semir dengan warna hitam hanya diperbolehkan dalam keadaan dharurat,
seperti perang atau misalnya karena isteri lebih tua daripada suami dan
sudah beruban, jika ditakutkan suami akan melirik wanita lain karena
isterinya terlihat sudah tua, maka bagi isteri hukumnya adalah wajib.
Namun akan lebih baik lagi jika tidak menggunakan warna hitam untuk
ikhtiyat (hati-hati). Jadi gunakanlah warna seperti warna coklat tua.
4. Bagi kaum hawa jika tujuannya hanyalah untuk pamer kecantikan kepada
orang lain selain suami, maka hukumnya adalah haram, karena dengan
begitu pasti akan membuka auratnya.

Special Guide For Muslimah 6


5. mewarnai kuku
Pewarna kuku adalah bagian dari perhiasan wanita. Dengan ini para wania
berhias dan berharap untuk bisa tampil lebih cantik dan menarik. Hasrat untuk
tampil cantik dan menarik merupakan fitrah bagi wanita. Karena Allah SWT
memang telah menjadikan mereka suka keindahan dan kecantikan.

Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan
di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.

Apabila kecantikan dan dandanannya itu disalurkan sesuai dengan apa yang
dihalalkan oleh Allah SWT, maka semua itu justru akan menjadi ibadah dan
pendekatan diri kepada Allah SWT. Misalnya bila seorang wanita berusaha tampil
cantik dan menarik di depan suaminya dengan aneka make-up termasuk salah
satunya memakai pewarna kuku, sehingga dengan itu suaminya menjadi tertarik
dan senang kepadanya, maka bagi wanita itu ada pahala dan ganjaran dari Allah
SWT.

Sebaliknya bila kecantikan dan dandanannya itu digunakan untuk menjerat laki-
laki lain yang bukan mahramnya sehingga menimbulkan zina mata dan
terbangkitnya nafsu syahwat nya, maka bagi wanita itu ada dosa dan ancaman siksa
di neraka.

Jadi hukum memakai pewarna kuku itu bisa menjadi ibadah sunnah sekaligus
bisa juga menjadi dosa. Tergantung niat atau tujuan pemakainnya dan juga praktek
dari niatnya itu.

Sedangkan dari sisi wudhu’, umumnya pewarna kuku merupakan zat pewarna
yang membentuk lapisan kedap air. Sehingga air tidak bisa membasahi kuku-
kukunya ketika berwudhu’. Sehingga bila dia berwudhu; dalam keadaan memakain
kutek, jelaslah bahwa wudhu’nya itu tidak syah, karena di antara anggota tubuh
yang harus dibasuh adalah kedua tangan hingga siku.

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, …..

Tidak terbasahinya kuku seorang wanita mengakibatkan wudhu’nya tidak syah.


Padahal syarat syahnya shalat itu adalah berwudhu atau suci dari hadats. Dengan
demikian, maka tanpa wudhu’ yang syah, shalatnya pun tidak syah juga.

Special Guide For Muslimah 7


Untuk itu bila ingin memakainya, pastikan bahwa seorang wanita itu sudah
berwuhdu’ sebelumnya dan dia bisa menahan segala hal yang membatalkan
wudhu’. Dalam keadaan itu, dia boleh melakukan shalat dan shalatnya syah. Tapi
bila batal wudhu’nya, tentu saja dia harus berwudhu’ lagi dan untuk itu dia harus
menghapus dahulu kuteknya agar wudhu’nya syah.

HUKUM BERPAKAIAN
wanita adalah kaum yang menggoda untuk kaum laki-laki. Sebuah
penelitian mengatakan tindakan asusila terjadi disebabkan karena wanita terlalu
mengumbar aurat mereka. Oleh karena itu sebaiknya kaum wanita menutup aurat
mereka, hal ini bukan semata-mata untuk memenjarakan kalian dalam sebuah
pakaian yang tertutup sehingga kalian tidak bisa mengikuti tren tapi untuk
melindungi kalian dari kejahatan mata kaum laki-laki.

Islam adalah agama yang melindungi kaum wanita dan mengangkat derajat
kaum wanita, seharusnya sebagai wanita muslimah kita bisa menghargai sekaligus
mempraktikkan atau menjalankan apa yang diperintahkan agama kita karena agama
kita telah berusaha untuk melindungi kita sebagai kaum wanita. Berpakaian tertutup
secara syar’i itulah yang diajarkan agama kita untuk melindungi kaum wanita
seperti kita tapi apakah sahabat muslimah tahu bagaimana busana syar’i itu? Yang
dikatakan berpakaian syar’i itu bagaimana sih?

1. Menutup aurat kecuali yang memang biasa dilihat

Aurat disini dimulai dari seluruh tubuh sampai batas tumbuhnya rambut
pada bagian kepala kecuali wajah dan telapak tangan. Setiap tubuh wanita yang
terlihat akan membuat kaum laki-laki tergoda, sehingga dalam islam membuat
peraturan hanya boleh menampakkan wajah dan telapak tangan saja. Menutup aurat
juga tidak sembarangan, terkadang wanita hanya sekedar menutup aurat mereka
tanpa memperhatikan apakah lekuk tubuh maupun perhiasan mereka masih terlihat
atau tidak. Biasanya wanita memang tidak memperhatikan apakah mahkota mereka
terlihat atau tidak, bahkan ada yang sengaja memperlihatkannya. Sudah cantik
berjilbab tapi rambutnya yang panjang diperlihatkan, ini adalah cara berbusana
muslimah yang salah. Menjadi seorang wanita memang sulit karena banyak yang
harus dijaga dan dipertanggung jawabkan, namun jika kita sudah mengetahui dan

Special Guide For Muslimah 8


berniat dengan sungguh-sungguh maka akan mudah mempraktikkannya sahabat
muslimah.

2. Tidak menggunakan busana sebagai perhiasan

Wanita dilarang menghiasi busana yang dipakaiannya maksudnya adalah


busana yang dipakai wanita harus biasa saja, tidak perlu adanya warna yang
mencolok ataupun hiasan yang berkelip-kerlip sehingga bisa menarik pandangan
laki-laki. Namun tidak juga mereka harus berpakaian hitam semua karena
tergantung pada kondisi masyarakatnya, bisa saja orang yang berpakaian hitam
semua malah terlihat mencolok disuatu masyarakat tempat tersebut dibandingkan
masyarakat yang berpakaian warna-warni.

3. Bahan kain yang digunakan harus tebal

Bahan untuk pembuatan baju seharusnya tebal atau kainnya tidak tembus
pandang bahkan jika terkena cahaya bagian lekuk tubuh wanita tidak boleh terlihat.
Sekarang banyak kain yang dijual transparan apalagi kain untuk bahan jilbab, kain
yang digunakan memang mudah untuk dipakai sebagai jilbab tapi hal itu
bertentangan dengan islam yang memerintahkan untuk memakai kain yang tidak
tembus pandang. Ketika wanita memakai kain itu maka bisa dikatakan dia belum
menutup aurat karena aurat mereka masih terlihat, berarti diibaratkan mereka
(wanita) layaknya telanjang.

4. Busana yang dipakai tidak boleh ketat

Allah telah memerintahkan pada kaum wanita untuk berpakaian longgar


sehingga tidak menggambarkan lekuk tubuh mereka karena itu akan mengundang
syahwat laki-laki. Ini merupakan salah satu tanda akhir zaman, wanita berpakaian
tapi layaknya telanjang.

5. Busana wanita tidak boleh menyerupai laki-laki

Menurut pandangan islam tidak diperbolehkan seorang wanita memakai


pakaian laki-laki begitu pula sebaliknya. Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah ra “Rasulullah SAW akan melaknat pria yang memakai pakaian wanita
dan wanita yang memakai pakaian pria.” Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
kaum wanita harus berpakaian menutupi auratnya, tidak diperbolehkan

Special Guide For Muslimah 9


memperlihatkan lekuk tubuhnya. Sedangkan aurat antara kaum laki-laki dan wanita
berbeda jadi tidak mungkin ada kesamaan cara berpakaian kaum wanita dan laki-
laki karena batas aurat saja yang nampak sudah berbeda.

6. Tidak diperbolehkan memakai pakaian seperti orang kafir

Cara berpakaian orang kafir berbeda dengan kaum muslim. Orang kafir
cenderung berpakaian seenaknya, bahkan cewek bisa berpakaian layaknya cowok.
Kemajuan jaman membuat semua orang kurang memahami pakaian antara pakaian
orang muslim dan pakaian orang kafir. Sekarang banyak beredar pakaian kafir
dengan celana ketat, baju ketat bahkan tanpa lengan. Itu semua adalah ciri-ciri baju
yang dipakai orang kafir.

7. Berpakaian bukan untuk bergaya

Pakaian untuk orang muslim bukan untuk bergaya dan terlihat kekinian
namun tujuannya adalah menutupi aurat mereka terutama bagi wanita. Wanita
muslim boleh berpakaian sesuai jamannya tapi dilarang untuk melanggar syari’at
agama. Niatkan berpakaian untuk menutup aurat bukan untuk memerkan pakaian
yang dipakai pakaian mahal

Sebagai wanita muslimah kita memang harus pandai memilih busana


muslim yang sesuai dengan syari’at agama kita. Meskipun seorang wanita sudah
memakai busana muslim tapi busana yang dipakai apakah sudah sesuai dengan
syari’at atau belum? Yuk kita instropeksi diri sahabat muslimah..

PENGERTIAN AURAT dan BATASANNYA

Aurat secara bahasa berasal dari kata ‘araa , dari kata tersebut muncul kata
bentukan baru dan makna baru pula. Bentuk ‘awira (menjadikan buta sebelah mata),
‘awwara (menyimpangkan, membelokkan dan memalingkan), a’wara (tampak lahir
atau auratnya), al-‘awaar (cela atau aib), al-‘wwar (yang lemah, penakut), al-‘aura’
(kata-kata dan perbuatan buruk, keji dan kotor), sedangkan al-‘aurat adalah segala
perkara yang dirasa malu.
Pendapat senada juga dinyatakan bahwa aurat adalah sesuatu yang terbuka,
tidak tertutup, kemaluan, telanjang, aib dan cacat. Artinya aurat dipahami sebagai
sesuatu yang oleh seseorang ditutupi karena merasa malu atau rendah diri jika
sesuatu itu kelihatan atau diketahui orang lain.
makna kata aurat adalah yang berarti segala sesuatu yang dapat menjadikan
seseorang malu atau mendapatkan aib (cacat), entah perkataan, sikap ataupun
tindakan, aurat sebagai bentuk dari satu kekurangan maka sudah seharusnya
ditutupi dan tidak untuk dibuka atau dipertontonkan di muka umum.

Special Guide For Muslimah 10


‫َج‬
َ ‫َخ‬
‫ْر‬ ‫َا أ‬ ‫َم‬
‫ن ك‬ُ‫َا‬
‫ْط‬‫ُ الشَّي‬‫ُم‬ ‫َن‬
‫َّك‬ ‫ِن‬‫ْت‬‫يف‬َ ‫َ َال‬ َ‫ِي آ‬
‫دم‬ ‫بن‬َ ‫يا‬َ
‫َا‬ َُ‫َاس‬
‫هم‬ ‫لب‬ِ ‫َا‬ ُْ
‫هم‬‫َن‬‫ُ ع‬ ‫ِع‬‫ينز‬ َ ِ ‫َّة‬
‫َن‬ ْ َ
‫الج‬ ‫ِن‬ِّ ‫ُم‬
‫م‬ ‫يك‬َْ
‫بو‬ََ
‫أ‬
ُ ِ
ُ‫يل‬
‫ه‬ ‫َب‬
‫َق‬‫َ و‬‫هو‬ُ ْ‫ُم‬‫َاك‬ َ ‫ه‬
‫ير‬ ُ‫ن‬َِّ
‫َا إ‬ ‫ِه‬
‫ِم‬ ‫ْآت‬ ‫َا سَو‬ ‫هم‬ُ‫ي‬َِ
‫ُر‬ ِ
‫لي‬
َ
‫ِين‬‫َاط‬‫َا الشَّي‬ َْ
‫لن‬ ‫َع‬ ‫نا ج‬َِّ
‫ْ إ‬ ‫هم‬ُ‫ن‬َْ
‫َو‬‫تر‬َ ‫ُ َال‬ ‫ْث‬‫َي‬‫ْ ح‬ ‫ِن‬
‫م‬
]٧:٢٧[ ‫ن‬ َ‫ُو‬‫ِن‬‫ْم‬
‫يؤ‬ُ ‫َ َال‬‫ِين‬ َّ‫ء ل‬
‫ِلذ‬ َ‫َا‬‫لي‬ِْ َ
‫أو‬
(Hai anak Adam janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu) disesatkan (oleh
setan) janganlah kamu mengikuti setan sehingga akibatnya kamu akan tertipu
(sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu-bapakmu) dengan senjata tipu-dayanya
(dari surga, di mana ia menanggalkan) menjadi hal (daripada keduanya yaitu
pakaian mereka berdua untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat masing-
masing. Sesungguhnya ia) yakni setan itu (dan pengikut-pengikutnya melihat kamu)
yaitu bala tentaranya (dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka)
karena kehalusan jasad mereka atau karena mereka tidak berwarna.
(Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin)
artinya pendukung-pendukung dan teman-teman (bagi orang-orang yang tidak
beriman).

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:

"Tidak diterima shalat seorang perempuan yang sudah haidh (maksudnya sudah
baligh) kecuali dengan memakai khimar (kerudung yang menutup kepala)." (HR.
Hadits shahih, diriwayatkan oleh imam Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu
Majah)

Maka ayat dan hadits di atas menunjukkan wajibnya seorang muslim


maupun muslimah untuk menutup auratnya, dan bahwasanya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mengancam para wanita membuka auratnya dengan
ancaman neraka. Dan sebagaimana sudah kita ketahui bersama, bahwasanya tidak
syari'at ini memerintahkan sesuatu kecuali di sana ada maslahat, dan tidaklah
melarang dari sesuatu kecuali karena di sana ada mafsadat (bahaya).

A. BATASAN AURAT

Islam mengajarkan bahwa pakaian adalah penutup aurat, bukan sekedar


perhiasan. Islam mewajibkan setiap wanita dan pria untuk menutupi anggota
tubuhnya yang menarik perhatian lawan jenisnya. Bertelanjang adalah suatu
perbuatan yang tidak beradab dan tidak senonoh. Langkah pertama yang diambil
Islam dalam usaha mengokohkan bangunan masyarakatnya, adalah melarang
bertelanjang dan menentukan aurat laki-laki dan perempuan. Inilah mengapa fiqh

Special Guide For Muslimah 11


mengartikan bahwa aurat adalah bagian tubuh seseorang yang wajib ditutup atau
dilindungi dari pandangan.
1.) Aurat wanita sahaya

Aurat wanita sahaya atau hamba wanita ialah bagian antara pusar dan lutut.

2.) Aurat wanita merdeka

a. Aurat wanita yang merdeka di dalam shalat ialah bagian yang lain dari wajah dan
dua telapak tangannya yang dhahir dan batin hingga pergelangan tangannya, wajah
dan dua telapak tangannya, luar dalam, hingga pergelangan tangannya, bukanlah
aurat dalam shalat dan selebihnya adalah aurat yang harus tertutup.

b. Aurat wanita yang merdeka di luar shalat.

- Di hadapan laki-laki yang ajnabi atau yang bukan mahramnya, auratnya adalah
seluruh badan. Artinya termasuk wajah dan rambut serta kedua telapak tangannya,
lahir-batin dan termasuk kedua telapak kakinya, lahir- batin, sehingga seluruh
badannya wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan laki-laki yang ajnabi, wajah
dan kedua telapak tangannya tidak harus di buka ketika untuk menjadi saksi
sejenisnya, kecuali karena darurat.

- Di hadapan perempuan kafir, auratnya ialah anggota badan selain anggota badan
yang lahir ketika ia bekerja di rumah. Bagian yang lahir ketika ia aktif di rumah
ialah kepala, muka, leher, dua telapak tangan sampai kedua sikunya dan dua telapak
kakinya. Demikian juga auratnya ketika di hadapan perempuan yang tidak jelas
pribadi atau wataknya atau perempuan yang rusak akhlaknya.

- Di dalam khalwah, di hadapan muslimah, dan pada laki-laki yang menjadi


mahramnya, auratnya ialah anggota badan antara pusar dan lutut, seperti aurat laki-
laki dalam shalat.

bagaimanapun, untuk menjaga adab dan untuk memelihara timbulnya


fitnah, maka yang perlu ditutup tak hanya yang antara pusar dan kedua lutut.
Menutup aurat karena fitnah adalah suatu kewajiban. Hal inilah yang menjadi
perhatian Islam sebagai agama yang berusaha mengangkat martabat manusia di
hadapan manusia lainnya dengan mempertinggi akhlak dan menutup aurat adalah
salah satunya.

B. HIKMAH MENUTUP AURAT

Special Guide For Muslimah 12


Berikut ini adalah beberapa kegunaan, kelebihan, fungsi, kebaikan, manfaat
yang bisa didapatkan dari menutup aurat:

1. Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar aurat

Salah satu yang menyebabkan banyak wanita masuk neraka adalah karena
mereka tidak menutup aurat mereka di mata orang-orang yang bukan mahramnya.
Dari begitu besarnya mudharat yang bisa didapat dari membuka aurat, maka Tuhan
melarang kita membuka aurat.

2. Menghindari fitnah, tuduhan atau pandangan negative

Orang-orang yang gemar membuka auratnya secara terang-terangan bisa


saja dituduh sebagai wanita nakal, pelacur, cewek penggoda, wanita murahan,
tukang rebut suami orang, perempuan eksperimen, dan lain-lain. Untuk itu hindari
memakai pakaian minim yang memperlihatkan bagian tubuh yang dapat
merangsang lawan jenis untuk meredam berbagai fitnah.

3. Mencegah timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis

Secara umum laki-laki normal akan terangsang melihat wanita yang


memakai pakaian ketat, modis, celana pendek atau rok mini ketat, rambut disalon,
wajah dimakeup seksi, dan lain sebagainya. Banyak lelaki yang ingin menzinahi
perempuan yang seperti itu baik secara paksa maupun tanpa paksaan.

4. Menunjukkan diri bukan sebagai perempuan / laki-laki murahan

Menutup aurat adalah suatu identitas orang-orang yang baik. Ditambah lagi
dengan perilaku yang baik dan sopan maka tidak mungkin ada orang yang
mengatakan kita sebagai perempuan murahan atau pria murahan.

5. Melindungi tubuh dan kulit dari lingkungan

Dengan pakaian yang menutupi tubuh secara sempurna maka kita tidak akan
merasakan kepanasan saat mentari bersinar terik, tidak merasakan kedinginan saat
suhu sedang dingin. Begitu pun dengan debu dan kotoran akan terhalang mengenai
kulit kita langsung sehingga kebersihan tubuh dapat tetap terjaga dengan baik.

6. Mencegah rasa cemburu pasangan hidup kita

Jika suami atau istri suka tampil seksi maka pasangannya bisa saja merasa
cemburu jika ada orang yang menggoda atau bahkan hanya sekedar melihat dengan
pandangan penuh nafsu syahwat. Jangan biarkan rasa cemburu muncul dalam
kehidupan rumahtangga anda, karena hal itu merupakan awal dari kehancuran
sebuah keluarga yang bahagia.

Special Guide For Muslimah 13


7. Mencegah terkena penyakit dan gangguan kesehatan

Penyakit-penyakit yang dapat muncul jika kita tampil terbuka auratnya di


ruang terbuka adalah bisa seperti kanker kulit, kulit terbakar, kulit menjadi hitam,
noda flek di kulit, dan lain sebagainya. Cegah penyakit dan gangguan kesehatan
tersebut dengan memakai pakaian yang tertutup yang dapat melindungi tubuh dari
faktor-faktor penyebab penyakit atau gangguan kesehatan tersebut.

8. Melindungi diri kita dari berbagai tindak kejahatan

Biasanya wanita yang auratnya terbuka adalah yang paling sering menjadi
korban perkosaan maupun tindak kriminal lainnya seperti perampokan,
penjambretan, hipnotis, dan lain sebagainya. Bandingkan dengan wanita bercadar
yang tampil tidak menarik di mata penjahat karena penampilannya yang misterius
membuat pelaku kejahatan enggan menjahatinya.

9. Menutupi aib rahasia yang ada pada diri kita

Jika ada cacat pada tubuh maupun kulit kita bisa kita tutupi dengan
menggunakan pakaian yang tertutup sehingga tidak ada seorang pun yang tahu
kecacatan yang terjadi pada diri kita. Jika diumbar di depan orang banyak ya sudah
pasti orang-orang akan tahu cacat yang kita punya.

Dilahirkan sebagai seorang wanita adalah anugerah yang sangat indah dari
Allah Ta’ala. Sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh seorang pria.Terlebih
anugerah itu bertambah menjadi muslimah yang mukminah yaitu wanita muslimah
yang beriman kepada Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َُ
‫ة‬‫ْأ‬‫َر‬ ْ ‫َا‬
‫الم‬ ‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ ‫َاع‬
ِ ‫مت‬َ ُ
‫ْر‬‫َي‬
‫َخ‬ ‫َاع‬
‫ٌ و‬ ‫مت‬َ ‫َا‬‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ
َُ
‫ة‬ ِ‫َّا‬
‫لح‬ ‫الص‬
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang
shalihah.” (HR. Muslim)

Menjadi wanita muslimah yang beriman kepada Allah tentu tidak


mudah,karena banyak sekali godaan-godan dalam mencapainya.
Dikarenakan balasan yang Allah janjikan pun tidak terbandingkan dan semua
wanita pun menginginkannya. Godaan-godaan untuk menjadi wanita shalihah
sering kali datang dan menggebu-gebu saat kita menginjak usia remaja,di mana
masa puberitas seorang wanita ada di masa ini. Bukan hal yang mudah pula bagi
remaja muslim dalam melewati masa ini, namun sungguh sangat indah bagi para

Special Guide For Muslimah 14


remaja yang bisa dikatakan lulus dalam melewati masa pubertas yang penuh godaan
ini.

Salah satu godaan yang amat besar pada usia remaja adalah “rasa
ketertarikan terhadap lawan jenis”. Memang, rasa tertarik terhadap lawan jenis
adalah fitrah manusia, baik wanita atau lelaki. Namun kalau kita tidak bisa memenej
perasaan tersebut,maka akan menjadi mala petaka yang amat besar,baik untuk diri
sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. Sudah Allah tunjukkan dalam sebuah
hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫َا‬ ُ‫نا‬
‫هم‬ َِ
‫نانِ ز‬ َُ‫َاألُذ‬
‫ُ و‬ ‫َر‬
‫َّظ‬
‫َا الن‬ ‫هم‬ُ‫نا‬َِ‫َانِ ز‬‫ْن‬‫َي‬ ْ َ
‫الع‬ ‫ف‬
َُ
‫د‬ ْ َ
‫الي‬ ‫ُ و‬ ‫َالَم‬ ْ
‫الك‬ ُ‫نا‬
‫ه‬ َِ
‫ن ز‬ ُ‫ِسَا‬ِّ َ
‫الل‬ ‫ُ و‬ ‫َاع‬ ‫ِسْت‬
‫ِم‬ ‫اال‬
ُ
‫لب‬َْ ْ َ
‫الق‬ ‫َا و‬ ‫الخُط‬ْ ‫ها‬ َ‫نا‬ َِ‫ُ ز‬
‫ْل‬ ‫َالر‬
ِّ
‫ِج‬ ‫ْشُ و‬
‫َط‬ ْ ‫ها‬
‫الب‬ َ‫نا‬َِ‫ز‬
ُ‫ب‬
‫ه‬ َِّ
ُِ
‫ذ‬ ‫يك‬َُ
‫ُ و‬ ‫ْج‬‫َر‬ ْ َ‫ِك‬
‫الف‬ ‫َل‬‫ُ ذ‬
‫ِق‬َِّ
‫د‬ ‫يص‬ ‫َّى و‬
َُ ‫َن‬‫َم‬
‫يت‬ََ
‫َى و‬ ْ‫ي‬
‫هو‬ َ
”Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar.
Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba
(menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan
menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan
membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)

Sebagai wanita muslimah kita harus yakin bahwa kehormatan kita harus
dijaga dan dirawat, terlebih ketika berkomunikasi atau bergaul dengan lawan jenis
agar tidak ada mudhorot (bahaya) atau bahkan fitnah.

PENGERTIAN HAID, NIFAS, DAN ISTIHADHA


Pembahasan soal darah pada wanita yaitu haid, nifas, dan istihadhah adalah
pembahasan yang paling sering dipertanyakan oleh kaum wanita. Dan pembahasan
ini juga merupakan salah satu bahasan yang tersulit dalam masalah fiqih, sehingga
banyak yang keliru dalam memahaminya. Bahkan meski pembahasannya telah
berulang-ulang kali disampaikan, masih banyak wanita Muslimah yang belum
memahami kaidah dan perbedaan dari ketiga darah ini. Mungkin ini dikarenakan
darah tersebut keluar dari jalur yang sama namun pada setiap wanita tentulah
keadaannya tidak selalu sama, dan berbeda pula hukum dan penanganannya.

A. HAID

Haidh atau haid (dalam ejaan bahasa Indonesia) adalah darah yang keluar
dari rahim seorang wanita pada waktu-waktu tertentu yang bukan karena
disebabkan oleh suatu penyakit atau karena adanya proses persalinan, dimana
keluarnya darah itu merupakan sunnatullah yang telah ditetapkan oleh Allah kepada

Special Guide For Muslimah 15


seorang wanita. Sifat darah ini berwarna merah kehitaman yang kental, keluar
dalam jangka waktu tertentu, bersifat panas, dan memiliki bau yang khas atau tidak
sedap.

Haid adalah sesuatu yang normal terjadi pada seorang wanita, dan pada
setiap wanita kebiasaannya pun berbeda-beda. Ada yang ketika keluar haid ini
disertai dengan rasa sakit pada bagian pinggul, namun ada yang tidak merasakan
sakit. Ada yang lama haidnya 3 hari, ada pula yang lebih dari 10 hari. Ada yang
ketika keluar didahului dengan lendir kuning kecoklatan, ada pula yang langsung
berupa darah merah yang kental. Dan pada setiap kondisi inilah yang harus dikenali
oleh setiap wanita, karena dengan mengenali masa dan karakteristik darah haid
inilah akar dimana seorang wanita dapat membedakannya dengan darah-darah lain
yang keluar kemudian.

Wanita yang haid tidak dibolehkan untuk shalat, puasa, thawaf, menyentuh
mushaf, dan berhubungan intim dengan suami pada kemaluannya. Namun ia
diperbolehkan membaca Al-Qur’an dengan tanpa menyentuh mushaf langsung
(boleh dengan pembatas atau dengan menggunakan media elektronik seperti
komputer, ponsel, ipad, dll), berdzikir, dan boleh melayani atau bermesraan dengan
suaminya kecuali pada kemaluannya.

Allah Ta’ala berfirman:

ْ
‫ُِلوا‬‫َز‬
‫ْت‬ ‫ًى ف‬
‫َاع‬ ‫َذ‬ ‫َ أ‬
‫هو‬ ‫ُل‬
ُ ْ ‫ض ق‬ ِ‫َحِي‬ ْ ِ‫َن‬
‫الم‬ َ ‫َُل‬
‫ونكَ ع‬ ‫يسْأ‬ََ
‫و‬
َْ
‫ن‬ ُْ
‫هر‬ َ َ‫َّى‬
‫يط‬ ‫َت‬ ‫َّ ح‬
‫هن‬ َُ
ُ‫بو‬ ‫ْر‬
‫تق‬َ َ‫َال‬
‫ض و‬ِ‫َحِي‬ ْ ‫ِي‬
‫الم‬ ‫ِّسَاء ف‬
ِ
‫الن‬
َ ْ
ُ‫َأ‬ َْ ََّ َ ‫َا‬
ِّ ُ
ُ‫الل‬ ‫ُم‬
‫َك‬ َ‫ُ أ‬
‫مر‬ ‫ْث‬
‫َي‬ ‫ْ ح‬
‫ِن‬‫َّ م‬
‫هن‬ُ‫تو‬ ‫ن ف‬ ‫هر‬ ‫تط‬ ‫إذ‬َِ
‫ف‬
“Mereka bertanya kepadamu tentang (darah) haid. Katakanlah, “Dia itu
adalah suatu kotoran (najis)”. Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhkan diri
dari wanita di tempat haidnya (kemaluan). Dan janganlah kalian mendekati
mereka, sebelum mereka suci (dari haid). Apabila mereka telah bersuci (mandi
bersih), maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada
kalian.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

ََ
‫ال‬‫ِ و‬ ‫َّو‬
‫ْم‬ ‫ء الص‬ ‫َض‬
ِ‫َا‬ ‫ِق‬‫ُ ب‬ َْ
‫مر‬‫ُؤ‬‫َن‬ ‫َل‬
‫ِكَ ف‬‫َا ذ‬
‫ُن‬‫ِيب‬
‫يص‬ َ‫َا‬
ُ ‫ن‬ ‫ك‬
ِ
‫الة‬ََّ
‫ء الص‬ ‫َض‬
ِ‫َا‬ ‫ُ ب‬
‫ِق‬ ‫مر‬َْ
‫نؤ‬ُ
“Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk
mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat.” (HR. Al-
Bukhari No. 321 dan Muslim No. 335)

Special Guide For Muslimah 16


Batasan Haid :

 Menurut Ulama Syafi’iyyah batas minimal masa haid adalah sehari


semalam, dan batas maksimalnya adalah 15 hari. Jika lebih dari 15 hari
maka darah itu darah Istihadhah dan wajib bagi wanita tersebut untuk mandi
dan shalat.
 Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ Fatawa mengatakan
bahwa tidak ada batasan yang pasti mengenai minimal dan maksimal masa
haid itu. Dan pendapat inilah yang paling kuat dan paling masuk akal, dan
disepakati oleh sebagian besar ulama, termasuk juga Syaikh Ibnu Utsaimin
rahimahullah juga mengambil pendapat ini. Dalil tidak adanya batasan
minimal dan maksimal masa haid :

Firman Allah Ta’ala.

‫ُِلوا‬
‫َز‬ ‫َاع‬
‫ْت‬ ‫ًى ف‬ ‫َذ‬‫َ أ‬
‫هو‬ ‫ُل‬
ُ ْ ‫ض ق‬ ِ‫َحِي‬
ۖ ْ ِ‫َن‬
‫الم‬ َ ‫َُل‬
‫ونكَ ع‬ ‫يسْأ‬ََ
‫و‬
َْ
‫ن‬‫هر‬ُْ
‫يط‬َٰ‫َّى‬
‫َت‬ ‫َّ ح‬
‫هن‬ َُ
ُ‫بو‬ ‫ْر‬
‫تق‬َ ‫ََال‬
‫ض و‬ ِ‫َحِي‬
ۖ ْ ‫ِي‬
‫الم‬ َ‫ِّسَا‬
‫ء ف‬ ِ
‫الن‬
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah : “Haid itu adalah
suatu kotoran”. Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di
waktu haid, dan janganlah kamu mendekatkan mereka, sebelum mereka suci…”
[QS. Al-Baqarah : 222]

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan petunjuk tentang masa haid itu
berakhir setelah suci, yakni setelah kering dan terhentinya darah tersebut. Bukan
tergantung pada jumlah hari tertentu. Sehingga yang dijadikan dasar hukum atau
patokannya adalah keberadaan darah haid itu sendiri. Jika ada darah dan sifatnya
dalah darah haid, maka berlaku hukum haid. Namun jika tidak dijumpai darah, atau
sifatnya bukanlah darah haid, maka tidak berlaku hukum haid padanya. Syaikh Ibnu
Utsaimin rahimahullah menambahkan bahwa sekiranya memang ada batasan hari
tertentu dalam masa haid, tentulah ada nash syar’i dari Al-Qur’an dan Sunnah yang
menjelaskan tentang hal ini.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan : “Pada prinsipnya,


setiap darah yang keluar dari rahim adalah haid. Kecuali jika ada bukti yang
menunjukkan bahwa darah itu istihadhah.”

Berhentinya haid :

Indikator selesainya masa haid adalah dengan adanya gumpalan atau lendir
putih (seperti keputihan) yang keluar dari jalan rahim. Namun, bila tidak
menjumpai adanya lendir putih ini, maka bisa dengan mengeceknya menggunakan
kapas putih yang dimasukkan ke dalam vagina. Jika kapas itu tidak terdapat bercak
sedikit pun, dan benar-benar bersih, maka wajib mandi dan shalat.

Special Guide For Muslimah 17


Sebagaimana disebutkan bahwa dahulu para wanita mendatangi Aisyah
radhiyallahu ‘anha dengan menunjukkan kapas yang terdapat cairan kuning, dan
kemudian Aisyah mengatakan :

َ‫َا‬
‫ء‬ ‫ْض‬‫َي‬ ََّ
‫ة الب‬ ‫َص‬‫َ الق‬
‫ين‬َْ
‫تر‬َ ‫َّى‬
‫َت‬ ‫َ ح‬
‫لن‬َْ
‫ْج‬ َ َ
‫تع‬ ‫لا‬
“Janganlah kalian terburu-buru sampai kalian melihat gumpalan putih.”
(Atsar ini terdapat dalam Shahih Bukhari).

B. NIFAS

Nifas adalah darah yang keluar dari rahim wanita setelah seorang wanita
melahirkan. Darah ini tentu saja paling mudah untuk dikenali, karena penyebabnya
sudah pasti, yaitu karena adanya proses persalinan. Syaikh Ibnu Utsaimin
rahimahullah mengatakan bahwa darah nifas itu adalah darah yang keluar karena
persalinan, baik itu bersamaan dengan proses persalinan ataupun sebelum dan
sesudah persalinan tersebut yang umumnya disertai rasa sakit. Pendapat ini senada
dengan pendapat Imam Ibnu Taimiyah yang mengemukakan bahwa darah yang
keluar dengan rasa sakit dan disertai oleh proses persalinan adalah darah nifas,
sedangkan bila tidak ada proses persalinan, maka itu bukan nifas.

Batasan nifas :

Tidak ada batas minimal masa nifas, jika kurang dari 40 hari darah tersebut
berhenti maka seorang wanita wajib mandi dan bersuci, kemudian shalat dan
dihalalkan atasnya apa-apa yang dihalalkan bagi wanita yang suci. Adapun batasan
maksimalnya, para ulama berbeda pendapat tentangnya.

 Ulama Syafi’iyyah mayoritas berpendapat bahwa umumnya masa nifas


adalah 40 hari sesuai dengan kebiasaan wanita pada umumnya, namun batas
maksimalnya adalah 60 hari.
 Mayoritas Sahabat seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Ibnu
Abbas, Aisyah, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhum dan para Ulama
seperti Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Ahmad, At-Tirmizi, Ibnu
Taimiyah rahimahumullah bersepakat bahwa batas maksimal keluarnya
darah nifas adalah 40 hari, berdasarkan hadits Ummu Salamah dia
berkata, “Para wanita yang nifas di zaman Rasulullah -shallallahu alaihi
wasallam-, mereka duduk (tidak shalat) setelah nifas mereka selama 40 hari
atau 40 malam.” (HR. Abu Daud no. 307, At-Tirmizi no. 139 dan Ibnu
Majah no. 648). Hadits ini diperselisihkan derajat kehasanannya. Namun,
Syaikh Albani rahimahullah menilai hadits ini Hasan Shahih. Wallahu
a’lam.
 Ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa tidak ada batasan maksimal
masa nifas, bahkan jika lebih dari 50 atau 60 hari pun masih dihukumi nifas.
Namun, pendapat ini tidak masyhur dan tidak didasari oleh dalil yang shahih
dan jelas.

Special Guide For Muslimah 18


Wanita yang nifas juga tidak boleh melakukan hal-hal yang dilakukan oleh
wanita haid, yaitu tidak boleh shalat, puasa, thawaf, menyentuh mushaf*,berdzikir.

Tidak banyak catatan yang membahas perbedaan sifat darah nifas dengan darah
haid. Namun, berdasarkan pengalaman dan pengakuan beberapa responden,
umumnya darah nifas ini lebih banyak dan lebih deras keluarnya daripada darah
haid, warnanya tidak terlalu hitam, kekentalan hampir sama dengan darah haid,
namun baunya lebih kuat daripada darah haid.

*terdapat dua pendapat ulama yang berbeda antara boleh atau tidaknya
menyentuh mushaf.

C. ISTIHADHAH

Istihadhah adalah darah yang keluar di luar kebiasaan, yaitu tidak pada masa
haid dan bukan pula karena melahirkan, dan umumnya darah ini keluar ketika sakit,
sehingga sering disebut sebagai darah penyakit. Imam Nawawi rahimahullah dalam
Syarah Muslim mengatakan bahwa istihadhah adalah darah yang mengalir dari
kemaluan wanita yang bukan pada waktunya dan keluarnya dari urat.

Sifat darah istihadhah ini umumnya berwarna merah segar seperti darah
pada umumnya, encer, dan tidak berbau. Darah ini tidak diketahui batasannya, dan
ia hanya akan berhenti setelah keadaan normal atau darahnya mengering.

Wanita yang mengalami istihadhah ini dihukumi sama seperti wanita suci,
sehingga ia tetap harus shalat, puasa, dan boleh berhubungan intim dengan suami.

Imam Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu
‘anha :
‫لى‬ ََّ ‫َّب‬
‫ِيُّ ص‬ ‫ِلى الن‬ َ‫ْشٍ ا‬ ‫َي‬‫ُب‬
‫ِى ح‬‫َب‬‫ُ ا‬‫ْت‬ ‫ِن‬‫ة ب‬ َُ ‫َط‬
‫ِم‬ ‫َ فا‬ َ‫َا‬
‫ءت‬ ‫ج‬
‫َة‬
ٌ‫َا‬ ‫مر‬ ْ‫ِى ا‬ ِِّ
‫ن‬ ُْ
‫ل هللاِ ا‬ ‫َسُو‬‫َر‬‫ْ يا‬ ََ
‫لت‬ ‫َق‬‫َ و‬ ‫لم‬ََّ‫َس‬
‫ِ و‬ ‫ْه‬
‫لي‬ََ‫هللاُ ع‬
‫َال‬
َ ‫َق‬ ‫ة؟ ف‬ ََ‫َّال‬
‫ُ الص‬ ََ
‫دع‬ ‫َا‬‫َف‬
‫ ا‬،ُ ُْ
‫هر‬ ‫َط‬‫َالَ ا‬ ‫َاضُ ف‬ ‫ُسْت‬
‫َح‬ ‫ا‬
َ‫ِك‬‫َل‬‫َا ذ‬ َّ‫ ا‬،َ‫ ال‬:َ
‫ِنم‬ ََّ‫َس‬
‫لم‬ ‫ِ و‬ ‫ْه‬
‫لي‬ََ
‫لى هللاُ ع‬ ََّ ُْ
‫ل هللاِ ص‬ ‫َر‬
‫َسُو‬ ‫يا‬
َُ
‫ة‬ ‫ْض‬‫َي‬ ْ ِ‫لت‬
‫الح‬ ََ‫ْب‬ ‫َاا‬
‫َق‬ ‫ِذ‬ ‫َا‬‫ِ ف‬ ‫َة‬‫ْض‬
‫َي‬ ْ ‫ْسَ ب‬
‫ِالح‬ ‫ََلي‬‫ٌ و‬ ‫ْق‬‫ِر‬
‫ع‬
‫ِل‬
‫ِى‬ ‫ْس‬ ‫َغ‬‫ها فا‬ َُ ‫در‬َْ
‫َ ق‬ ‫هب‬ََ‫َا ذ‬ ‫ِذ‬‫َا‬
‫ ف‬،‫ة‬ ََ‫َّال‬
‫ِى الص‬ ‫ُك‬ ْ‫َا‬
‫تر‬ ‫ف‬
‫ِى‬ِّ
‫َل‬‫َص‬ ‫َ و‬ َّ
‫الدم‬ ‫ْك‬
ِ ‫َن‬
‫ع‬
Fatimah binti Abi Hubaisy telah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
lalu berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seorang wania yang
mengalami istihadhah, sehingga aku tidak bisa suci. Haruskah aku meninggalkan
shalat?” Maka jawab Rasulullah SAW: “Tidak, sesungguhnya itu (berasal dari)
sebuah otot, dan bukan haid. Jadi, apabila haid itu datang, maka tinggalkanlah

Special Guide For Muslimah 19


shalat. Lalu apabila ukuran waktunya telah habis, maka cucilah
darah dari tubuhmu lalu shalatlah.”

Perempuan Lebih Afdal Shalat di Rumah atau


Masjid?
Riwayat dari Aisyah RA, "Mereka wanita-wanita mukminah menghadiri
shalat Subuh bersama Rasulullah SAW. Mereka berselimut dengan kain-kain
mereka. Kemudian para wanita itu kembali ke rumah-rumah mereka seselesainya
dari shalat tanpa ada seorang pun yang mengenali mereka karena masih gelap." (HR
BukhariMuslim)

Hadis sahih ini juga didukung banyak hadis sahih lainnya. Ummu Salamah
RA juga menambahkan, "Di masa Rasulullah SAW, para
wanita ikut hadir dalam shalat berjamaah. Selesai salam segera bangkit
meninggalkan masjid pulang kembali ke rumah mereka."(HR.Bukhari).

Tak hanya kaum perempuan, bahkan di antara sahabiyah di masa Nabi SAW
ada yang membawa bayi untuk ikut shalat berjamaah. Hadis dari Abu Qatadah Al-
Anshari RA mengatakan, Rasulullah SAW pernah berniat ingin memanjangkan
shalatnya. Namun, tak lama Beliau SAW mendengar tangisan bayi.

Maka aku pun memendekkan shalatku karena aku tidak suka memberatkan
ibunya," sabda Nabi SAW (HR Bukhari).

Jadi, perbuatan melarang kaum wanita untuk ikut shalat berjamaah ke


masjid adalah tindakan keliru. Hal ini juga bertentangan dengan hadis Nabi SAW,
"Jangan kalian mencegah hamba-hamba perempuan Allah dari shalat di masjid-
masjid-Nya." (HR Bukhari Muslim).

Kendati demikian, hukum shalat berjamaah di masjid bagi kaum perempuan


tidaklah wajib sebagaimana pendapat masyhur yang diperuntukkan bagi laki-laki.

Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla (3/125) mengatakan, tak ada perselisihan di


kalangan ulama dalam hal tidak wajibnya kaum perempuan untuk hadir shalat
berjamaah di masjid. Menurut Imam Nawawi, hukumnya bukan fardhu ain, bukan
pula fardhu kifayah, melainkan hanya mustahab (sunah). Demikian menurut Imam
Nawawi dalam Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab (4/188).

Kaidah asal kaum perempuan dihukum sunah untuk ikut shalat berjamaah
ke masjid. Apalagi, selepas shalat juga ada wirid pengajian. Tentu hal inilah yang
lebih utama mengingat ada aspek ibadah dan tarbiyahnya.

Special Guide For Muslimah 20


Namun, jika shalatnya kaum perempuan di masjid mengundang fitnah,
rawan keamanan, serta uzur lainnya, kembali kepada hadis Nabi yang diriwayatkan
Imam Ahmad tadi. Shalat kaum perempuan lebih utama di makhda'-nya dalam
kondisi tersebut.

Fitnah yang dimaksudkan, jika mengundang ikhtilath (percampuran) antara


laki-laki dan perempuan walau mereka berada di masjid atau tidak tersedianya
tempat yang tertutup di ruangan masjid.

Imam Abu Hanifah, Syafi'i, dan Hanbali memakruhkan wanita berparas


cantik untuk shalat berjamaah ke masjid. Yang demikian jika kecantikannya
mengundang fitnah bagi jamaah laki-laki. Bahkan, Imam Malik secara tegas
melarang wanita cantik dan kaum perempuan yang ber-tabarruj (berhias secara
berlebihan) untuk shalat di masjid jika diyakini akan menimbulkan fitnah bagi
jamaah laki-laki.

Imam Malik berdalil dengan hadis Nabi SAW, "Setiap wanita Muslimah
dari golongan mana saja yang terkena atau memakai wangi-wangian maka
hendaklah tidak mengerjakan shalat Isya bersama kami." (HR Muslim). Tentu saja
larangan ini bukan hanya untuk shalat Isya, melainkan juga seluruh shalat fardhu
yang dilaksanakan.

Intinya, selama aman dari fitnah dan pengaruh-pengaruh negatif, wanita


disunahkan shalat berjamaah ke masjid. Adapun jika mereka ingin shalat di rumah,
mereka tetap mendapatkan ganjaran pahala shalat berjamaah. Wallahu a'lam.

BAB II
ADAB-ADAB BAGI SEORANG MUSLIMAH
1.Adab Bergaul dengan Lawan Jenis
Dilahirkan sebagai seorang wanita adalah anugerah yang sangat indah dari
Allah Ta’ala. Sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh seorang pria.Terlebih
anugerah itu bertambah menjadi muslimah yang mukminah yaitu wanita muslimah
yang beriman kepada Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Special Guide For Muslimah 21


َُ
‫ة‬‫ْأ‬‫َر‬ ْ ‫َا‬
‫الم‬ ‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ ‫َاع‬
ِ ‫مت‬َ ُ
‫ْر‬‫َي‬
‫َخ‬ ‫َاع‬
‫ٌ و‬ ‫مت‬َ ‫َا‬‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ
َُ
‫ة‬ ِ‫َّا‬
‫لح‬ ‫الص‬
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang
shalihah.” (HR. Muslim)

Menjadi wanita muslimah yang beriman kepada Allah tentu tidak


mudah,karena banyak sekali godaan-godan dalam mencapainya.
Dikarenakan balasan yang Allah janjikan pun tidak terbandingkan dan semua
wanita pun menginginkannya. Godaan-godaan untuk menjadi wanita shalihah
sering kali datang dan menggebu-gebu saat kita menginjak usia remaja,di mana
masa puberitas seorang wanita ada di masa ini. Bukan hal yang mudah pula bagi
remaja muslim dalam melewati masa ini, namun sungguh sangat indah bagi para
remaja yang bisa dikatakan lulus dalam melewati masa pubertas yang penuh godaan
ini.

Salah satu godaan yang amat besar pada usia remaja adalah “rasa
ketertarikan terhadap lawan jenis”. Memang, rasa tertarik terhadap lawan jenis
adalah fitrah manusia, baik wanita atau lelaki. Namun kalau kita tidak bisa memenej
perasaan tersebut,maka akan menjadi mala petaka yang amat besar,baik untuk diri
sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. Sudah Allah tunjukkan dalam sebuah
hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫َا‬ ُ‫نا‬
‫هم‬ َِ‫نانِ ز‬ َُ‫َاألُذ‬
‫ُ و‬ ‫َر‬
‫َّظ‬
‫َا الن‬ ‫هم‬ُ‫نا‬َِ‫َانِ ز‬‫ْن‬‫َي‬ ْ َ
‫الع‬ ‫ف‬
َُ
‫د‬ ْ َ
‫الي‬ ‫ُ و‬ ‫َالَم‬ ْ
‫الك‬ ُ‫نا‬
‫ه‬ َِ
‫ن ز‬ ُ‫ِسَا‬ِّ َ
‫الل‬ ‫ُ و‬ ‫َاع‬ ‫ِسْت‬
‫ِم‬ ‫اال‬
ُ
‫لب‬َْ ْ َ
‫الق‬ ‫َا و‬ ‫الخُط‬ْ ‫ها‬ َ‫نا‬ َِ‫ُ ز‬
‫ْل‬ ‫َالر‬
ِّ
‫ِج‬ ‫ْشُ و‬
‫َط‬ ْ ‫ها‬
‫الب‬ َ‫نا‬َِ‫ز‬
ُ‫ب‬
‫ه‬ َِّ
ُ‫ذ‬
ِ ‫يك‬َُ‫ُ و‬ ‫ْج‬‫َر‬ ْ َ‫ِك‬
‫الف‬ َ
‫ُ ذل‬‫دق‬َِّ
ِ ‫يص‬ ‫َّى و‬
َُ ‫َن‬‫َم‬
‫يت‬ََ
‫َى و‬ ْ‫ي‬
‫هو‬ َ
”Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar.
Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba
(menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan
menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan
membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)

Sebagai wanita muslimah kita harus yakin bahwa kehormatan kita harus
dijaga dan dirawat, terlebih ketika berkomunikasi atau bergaul dengan lawan jenis
agar tidak ada mudhorot (bahaya) atau bahkan fitnah. Di bawah ini akan kami
ungkapkan adab-adab bergaul dengan lawan jenis. Di antaranya:

Pertama: Dilarang untuk berkholwat (berdua-duan)

TTM, teman tapi mesra, kemana-mana bareng, ke kantin bareng, berangkat


sekolah bareng, pulang sekolah bareng. Hal ini merupakan gambaran remaja

Special Guide For Muslimah 22


umumnya saat ini,di mana batas-batas pergaulan di sekolah umum sudah sangat
tidak wajar dan melanggar prinsip Islam. Namun tidak mengapa kita sekolah di
sekolah umum jika tetap bisa menjaga adb-adab bergaul dengan lawan jenis. Jika
ada seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan maka yang ketiga
sebagai pendampingnya adalah setan.

Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu


perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam,

َ‫َا‬
‫ن‬ ‫ْط‬‫الشَّي‬ ‫ن‬ َِ
َّ‫إ‬‫ف‬ ‫َة‬
ٍ ‫َأ‬
‫مر‬ْ‫ِا‬
‫ب‬ ‫ُم‬
ْ َُ
‫دك‬ ‫َح‬
‫أ‬ ََّ
‫ن‬ ‫لو‬ُْ‫يخ‬
َ َ‫ال‬
‫َا‬‫هم‬ُُ
‫ِث‬ َ
‫ثال‬
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang
bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang
bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah
seorang yang mukmin.” (HR. Ahmad, sanad hadits ini shahih)

Daripada setan yang menemani kita lebih baik malaikat bukan?


Ngaji,membaca Al Quran dan memahami artinya serta menuntut ilmu agama
InsyaAllah malaikatlah yang akan mendampingi kita.Tentu sebagai wanita yang
cerdas, kita akan lebih memilih untuk didampingi oleh malaikat.

Kedua: Menundukkan pandangan

Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya adalah termasuk


panah-panah setan. Kalau cuma sekilas saja atau spontanitas atau tidak sengaja
maka tidak menjadi masalah pandangan mata tersebut, pandangan pertama yang
tidak sengaja diperbolehkan namun selanjutnya adalah haram.Ketika melihat lawan
jenis,maka cepatlah kita tundukkan pandangan itu, sebelum iblis memasuki atau
mempengaruhi pikiran dan hati kita. Segera mohon pertolongan kepada Allah agar
kita tidak mengulangi pandangan itu.

Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

‫َر‬
ِ َ ْ
‫نظ‬ ‫َن‬ َّ ‫ل‬
‫ ع‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫الل‬ َ‫َسُو‬ ‫َْلت‬
‫ُ ر‬ ‫سَأ‬
‫َر‬
.‫ِى‬ َ َ
‫بص‬ ‫ِف‬‫ْر‬ َ
‫ن أص‬ َ
ْ‫ِى أ‬
‫َن‬‫مر‬ َ
َ‫َأ‬‫ِ ف‬ ‫ُج‬
َ‫َا‬
‫ءة‬ ْ
‫الف‬
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai
pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya
memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim)

Special Guide For Muslimah 23


Ketiga: Jaga aurat terhadap lawan jenis

Jagalah aurat kita dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya.


Maksudnya mahram di sini adalah laki-laki yang haram untuk menikahi kita. Yang
tidak termasuk mahram seperti teman sekolah, teman bermain, teman pena bahkan
teman dekat pun kalau dia bukan mahram kita, maka kita wajib menutup aurat kita
dengan sempurna. Maksud sempurna di sini yaitu kita menggunakan jilbab yang
menjulur ke seluruh tubuh kita dan menutupi dada. Kain yang dimaksud pun adalah
kain yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh tipis, tidak boleh sempit, dan
tidak membentuk lekuk tubuh kita. Adapun yang bukan termasuk aurat dari seorang
wanita adalah kedua telapak tangan dan muka atau wajah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ََ
‫ها‬ ‫َشْر‬
‫َف‬ ‫اسْت‬ ‫َج‬
ِ‫َت‬ ‫َر‬
‫خ‬ ‫َا‬
‫إذ‬َِ
‫ف‬ ٌَ
‫ة‬‫ْر‬‫َو‬
‫ع‬ ‫ة‬َُ
‫ْأ‬‫َر‬
‫الم‬ْ
ُ‫َا‬
‫ن‬ ‫ْط‬‫الشَّي‬
“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di
mata laki-laki.” (HR. Tirmidzi, shahih)

Keempat: Tidak boleh ikhtilat (campur baur antara wanita dan pria)

Ikhtilat itu adalah campur baurnya seorang wanita dengan laki-laki di satu
tempat tanpa ada hijab. Di mana ketika tidak ada hijab atau kain pembatas masing-
masing wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah
dan sesuka hatinya. Tentu kita sebagai wanita muslimah tidak mau dijadikan obyek
pandangan oleh banyak laki-laki bukan? Oleh karena itu kita harus menundukkan
pandangan,demikian pun yang laki-laki mempunyai kewajiban yang sama untuk
menundukkan pandangannya terhadap wanita yang bukan mahramnya, karena ini
adalah perintah Allah dalam Al Qur’an dan akan menjadi berdosa bila kita tidak
mentaatinya.

Kelima: Menjaga kemaluan

Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah,karena dewasa ini banyak
sekali remaja yamng terjebak ke dalam pergaulan dan seks bebas. Sebagai muslim
kita wajib tahu bagaimana caranya menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan
tidak melihat gambar-gambar yang senonoh atau membangkitkan nafsu syahwat,
tidak terlalu sering membaca atau menonton kisah-kisah percintaan, tidak terlalu
sering berbicara atau berkomunikasi dengan lawan jenis, baik bicara langsung
(tatap muka) ataupun melalui telepon, SMS, chatting, YM dan media komunikasi
lainnya.

Special Guide For Muslimah 24


Sudah selayaknya sebagai seorang muslim-muslimah baik remaja atau
dewasa, kita mempunyai niat yang sungguh-sungguh untuk mematuhi adab-adab
bergaul dengan lawan jenis tersebut. Semoga Allah memudahkan usaha kita. Amin.

2. ADAB TERHADAP KEDUA ORANG TUA


Seorang Muslimah tentu mengetahui hak kedua orang tua atas dirinya dan
kewajiban berbakti, menaati dan berbuat baik terhadap keduanya. Bukan hanya
karena mereka berdua menjadi sebab keberadaannya, atau karena mereka telah
berbuat baik terhadapnya dan memenuhi kebutuhannya, atau karena mereka
adalah manusia paling berjasa dan utama bagi dirinya, akan tetapi lebih dari itu
karena Allah Ta’ala telah menetapkan kewajiban atas anak untuk berbakti dan
berbuat baik kepada kedua orang tuanya, bahkan perintah tersebut
penyebutannya disertakan dengan kewajiban hamba yang paling utama yaitu
kewajiban beribadah hanya kepada Allah Ta’ala dan tidak menyekutukanNya.
Firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra’: 23)

Hak kedua orang tua merupakan hak terbesar yang harus dilaksanakan
oleh setiap muslim, berikut ini adalah beberapa petunjuk Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dalam berbakti kepada kedua orang tua baik semasa hidup
keduanya atau sepeninggal mereka.

a. Hak-Hak yang Wajib Dilaksanakan Seorang Muslimah Semasa Hidup Orang


Tua.

 1. Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah Ta’ala.

Menaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap muslim,


sedang mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan,
kecuali jika mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah Ta’ala (berbuat
syirik) atau bermaksiat kepadaNya. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ….”
(QS.Luqman:15)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada


ketaatan untuk mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanya
dalam melakukan kebaikan”. (HR. Al-Bukhari)

 2. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orang tua

Special Guide For Muslimah 25


Allah Ta’ala berfirman, artinya, “…dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan «ah» dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’.” (QS. Al-Israa’: 23-24)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh merugi,


sungguh merugi, dan sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua
orang tuanya yang sudah renta atau salah seorang dari mereka kemudian
hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga.” (HR.Muslim)

Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan


ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti mereka, walaupun berupa
isyarat atau dengan ucapan ‘ah’, tidak mengeraskan suara melebihi suara
mereka. Rendahkanlah diri dihadapan keduanya dengan cara
mendahulukan segala urusan mereka.

 3. Berbicara dengan lemah lembut di hadapan mereka


 4. Menyediakan makanan untuk mereka

Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua,
terutama jika hal tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih
jika kondisi keduanya sudah renta. Sudah seyogyanya, mereka disediakan
makanan dan minuman yang terbaik dan lebih mendahulukan mereka
berdua dari pada dirinya, anaknya dan istrinya.

 5. Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan
lainnya

Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum


ditentukan (kewajibannya untuk dirinya-pent). Seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai
Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, ‘Apakah
kamu masih mempunyai kedua orang tua?’ Laki-laki tersebut menjawab,
‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada
keduanya’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim), dan masih banyak hadits yang
semakna dengan hadits tersebut.

 6. Memberikan harta kepada orang tua sebesar yang mereka inginkan.

Special Guide For Muslimah 26


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepada
seorang laki-laki ketika ia berkata, “Ayahku ingin mengambil hartaku”. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kamu dan hartamu adalah milik
ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir)


terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya
ketika kecil, serta telah berbuat baik kepadanya.

 7. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang


yang dicintainya.

Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan


berbuat baik kepada orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan
memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka,
menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka, dan lain sebagainya.

 8. Memenuhi sumpah / Nazar kedua orang tua

Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang
di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang
anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak
mereka.

 9. Tidak Mencaci maki kedua orang tua.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Termasuk dosa


besar adalah seseorang mencaci maki orang tuanya.” Para sahabat
bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa ada orang yang mencaci maki orang tuanya?’
Beliau menjawab, “ Ada. ia mencaci maki ayah orang lain kemudian orang
tersebut membalas mencaci maki orang tuanya. Ia mencaci maki ibu orang
lain lalu orang itu membalas mencaci maki ibunya.” (HR. al-Bukhari dan
Muslim)

Terkadang perbuatan tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak,


dan dilakukan dengan bergurau padahal hal ini merupakan perbuatan dosa
besar.

 10. Mendahulukan berbakti kepada ibu daripada ayah

Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallam, “Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?”
beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’
Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali bertanya,

Special Guide For Muslimah 27


“Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi?
Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu daripada ayah.


Sebab, menaati ayah lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada
waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu
sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.

Maksud ‘lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu’ dalam


hadits tersebut adalah bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu
daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata, “Hak ayah lebih besar dan
hak ibu patut untuk dipenuhi.”

Hak-Hak Orang Tua Setelah Mereka Meninggal Dunia

 1. Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya, karena hal ini


merupakan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya.
 2. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka
berdua, karena merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar
Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal baik
mereka.
 3. Menunaikan janji dan wasiat kedua orang tua yang belum terpenuhi
semasa hidup mereka, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah
mereka kerjakan selama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir
kepada mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
 4. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak
yang terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan
dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal”. (HR.
Muslim)
 5. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang ingin
menyambung silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka
sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia
meninggal”. (HR. Ibnu Hibban).

3.ADAB TERHADAP ISTRI


Orang Muslim meyakini adanya etika timbal balik antara suami dan istri,
dan etika tersebut adalah hak atas pasangannya yang la‫غ‬in berdasarkan dalil-dalil
berikut,

Special Guide For Muslimah 28


Firman Allah Ta ‘ala, “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang baik, akan tetapi para suami mempunyai satu
tingkatan kelebihan dari isterinya. Dan Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana.”
(Al-Baqarah: 228).

Ayat yang mulia di atas menegaskan, bahwa setiap suami-istri mempunyai


hak atas pasangannya, dan suami (laki-laki) diberi tambahan derajat atas wanita
(istri) karena alasan-alasan khusus.

Sabda Rasulullah saw. di Haji Wada’, “Ketahuilah, bahwa kalian mempunyai


hak-hak atas wanita-wanita (istri-istri) kalian, dan sesungguhnya wanita-wanita
(istri-istri) kalian mempunyai hak-hak atas kalian.” (Diriwayatkan para pemilik
Sunan dan At-Tirmidzi men-shahih-kan hadits ini).

Hak-hak ini, sebagian sama di antara suami-istri dan sebagiannya tidak sama.
Hak-hak yang sama di antara suarni-istri adalah sebagian berikut:

 Amanah

Masing-masing suami-istri harus bersikap amanah terhadap pasangannya, dan


tidak mengkhianatinya sedikit atau banyak, karena suami istri adalah laksana dua
mitra di mana pada keduanya harus ada sifat amanah, saling menasihati, jujur, dan
ikhlas dalam semua urusan pribadi keduanya, dan urusan umum keduanya.

 Cinta kasih

Artinya, masing-masing suami-istri harus memberikan cinta kasih yang tulus


kepada pasangannya sepanjang hidupnya karena firman Allah Ta‘ala, “Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri
dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (Ar-Ruum:
21). Dan karena sabda Rasulullah saw., “Barangsiapa tidak menyayangi ia tidak
akan disayangi.” (HR Ath-Thabrani dengan sanad yang baik).

 Saling percaya

Artinya masing-masing suami-istri harus mempercayai pasangannya, dan tidak


boleh meragukan kejujurannya, nasihatnya, dan keikhlasannya, karena firman
Allah Ta‘ala, “Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara.” (Al
Hujurat: 10). Dan karena sabda Rasulullah saw., “Salah seorang dan kalian tidak

Special Guide For Muslimah 29


beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri.” (HR Bukhari, Muslim, dan lain-lain).

Ikatan suami-istri itu memperkuat, dan mengokohkan ikatan (ukhuwwah)


iman. Dengan cara seperti itu, masing-masing suami-istri merasa, bahwa dirinya
adalah pribadi pasangannya. Oleh karena itu, bagaimana ia tidak mempercayai
dirinya sendiri, dan tidak menasihatinya? Atau bagaimana seseorang itu kok
menipu dirinya sendiri, dan memperdayainya?

 Etika umum, seperti lemah lembut dalam pergaulan sehari-hari, wajah


yang berseri-seri, ucapan yang baik, penghargaan, dan penghormatan.
Itulah pergaulan baik yang diperintahkan Allah Ta‘ala dalam firman-Nya,
“Dan bergaullah dengan mereka dengan cara yang baik.” (An-Nisa’: 19).
Itulah perlakuan baik yang diperintahkan Rasulullah saw. dalam sabdanya,
“Perlakukan wanita dengan baik.” (HR Muslim).

Inilah sebagian hak-hak bersama antar suami-istri, dan masing-masing dan


keduanya harus memberikan hak-hak tersebut kepada pasangannya untuk
merealisir perjanjian kuat yang diisyaratkan firman Allah Ta‘ala, “Bagaimana
kalian akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kalian telah bergaul
(bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri. Dan mereka (istri-istri) telah
mengambil dari kalian penjanjian yang kuat.” (An-Nisa’: 21).

Dan karena taat kepada Allah Ta‘ala yang berfirman, “Dan janganlah kalian
melupakan keutamaan di antara kalian, Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala
apa yang kalian kerjakan.” (A1-Baqarah: 237).

Etika Istri terhadap suami adalah sebagai berikut:


1. Taat kepadanya selama tidak dalam kemaksiatan kepada Allah Th ‘ala,
karena dalil-dalil berikut: Firman Allah Ta‘ala, “Kemudian jika mereka
mentaati kalian, maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk
menyusahkan mereka.” (An-Nisa’: 34). Sabda Rasulullah saw., “Jika
seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, kemudian istrinya tidak
datang kepadanya, dan suaminya pun marah kepadanya pada malam itu,
maka istrinya dilaknat para malaikat hingga pagi harinya.” (Muttafaq
Alaih). “Seandainya aku suruh seseorang untuk sujud kepada orang lain,
maka aku suruh seorang istri sujud kepada suaminya.” (HR Abu Daud dan
Al-Hakim. At-Tirmidzi meng-shahih-kan hadits ini).
2. Menjaga kehormatan suaminya, kemuliaanya, hartanya, anak-anaknya,
dan urusan rumah tangga lainnya, karena dalil-dalil berikut: Firman Allah

Special Guide For Muslimah 30


Ta’ala, “Maka wanita-wanita yang shalihah ialah wanita-wanita yang taat
kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena
Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa’: 34). Sabda Rasulullah saw.,
“Seoranq istri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan anaknya.”
(Muttafaq Alaih). Sabda Rasulullah saw., “Maka hak kalian atas istri-istri
kalian ialah hendaknya orang-orang yang kalian benci tidak boleh
menginjak ranjang-ranjang kalian, dan mereka tidak boleh memberi izin
masuk ke rumah kepada orang orang yang tidak kalian sukai.” (HR At-
Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Tetap berada di rumah suami, dalam arti, tidak keluar kecuali atas izin dan
keridhaannya, menahan pandangan dan merendahkan suaranya, menjaga
tangannya dari kejahatan, dan menjaga mulutnya dari perkataan kotor yang bisa
melukai kedua orang tua suaminya, atau sanak keluarganya, karena dalil-dalil
berikut: Firman Allah Ta‘ala, “Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang
dahulu.” (Al-Ahzab: 33). “Maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Al-Ahzab: 32). “Allah
tidak menyukai ucapan buruk.” (An-Nisa’: 148). “Katakanlah kepada wanita-
wanita beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan
memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya’.” (An-Nuur: 31). Sabda
Rasulullah saw., “Wanita (istri) terbaik ialah jika engkau melihat kepadanya, ia
menyenangkanmu. Jika engkau menyuruhnya, ia taat kepadamu. Jika engkau
pergi darinya, ia menjagamu dengan menjaga dirinya dan menjaga hartamu.” (HR
Muslim dan Ahmad). Sabda Rasulullah saw., “Kalian jangan melarang wanita-
wanita hamba-hamba Allah untuk pergi ke masjid-masjid Allah. Jika istri salah
seorang dari kalian meminta izin kepada kalian untuk pergi ke masjid, engkau
jangan melarangnya.” (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan At Tirmidzi). Sabda
Rasulullah saw., “Izinkan wanita-wanita pergi ke masjid pada malam hari.”

4.ADAB TERHADAP ANAK


Tidak diragukan lagi bahwa setiap orang tua mendambakan anaknya menjadi
anak yang saleh, anak yang berbakti kepada orang tua selama hidupnya dan
mendoakannya setelah wafat. Tidak ada cara lain untuk menggapai ke arahnya

Special Guide For Muslimah 31


kecuali dengan kembali kepada kitab Allah dan sunah Rasul-Nya dengan
mempraktikkannya dalam keseharian, mendidik anak-anak kita di atasnya,
menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya di hati mereka dan
membiasakan mereka tumbuh di atas ajaran Islam.

Usaha mendidik anak agar menjadi saleh memang tidak gampang, banyak liku-
liku yang harus dihadapi oleh orang tua untuk menuju ke arahnya, jika kita melihat
ajaran Islam akan nampak jelas rambu-rambu yang selayaknya dilalui oleh orang
tua yang menginginkan anaknya menjadi saleh. Rambu-rambu tersebut tidak
dimulai ketika anak sudah lahir, bahkan sebelum anak lahir dan sebelum seseorang
memasuki mahligai rumah tangga.

1. Memilih Pasangan

Selayaknya seseorang memilih istri yang mengenal kewajiban terhadap


Tuhannya, kewajiban terhadap suaminya dan kewajiban terhadap anaknya, inilah
istri yang salehah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

ِ
‫ِي ه‬‫َب‬
‫ْ أ‬‫ٍ عَن‬ ‫ِي سَعِي د‬ ‫َب‬‫ُ أ‬ ‫بن‬ْ ُ‫ِي سَعِي د‬ ‫ثن‬ََّ
‫حَد‬
‫َ ر‬ َ
ِّ‫ْ النَّبِي‬
ِ ‫ُ عَن‬ ‫ْه‬
‫اللُ عَن‬
َّ َ‫َضِي‬ ‫َة‬ َْ
‫ير‬ ‫ُر‬‫ِي ه‬ ‫ْ أب‬ ‫عَن‬
ُ َ
‫ْأ ة‬ ‫َر‬ ْ ُ
‫ال م‬ ‫ْكَح‬ ُ َ
‫تن‬ ‫َا ل‬ ‫َ ق‬‫َّ م‬
‫َسَل‬‫ِ و‬ ‫َي‬
‫ْه‬ َّ ‫َّ ى‬
‫اللُ عَل‬ ‫صَل‬
‫َا‬ ‫له‬ ِ‫َ ا‬‫َجَم‬
‫و‬ ‫َا‬
‫ِحَسَبِه‬ ‫َل‬
‫و‬ ‫َا‬ ِ‫َ ا‬
‫له‬ ‫لم‬ِ َْ
ٍ‫ب ع‬ ‫ألَر‬
ِ
ْ
‫بت‬ َ ِ‫ِين‬
َِ‫ت ر‬ ‫َ اتِ الد‬
ِّ ‫ْ ب‬
‫ِذ‬ ‫َاظْف‬
‫َر‬ ‫َا ف‬ ‫ِه‬‫ِي ن‬‫لد‬َِ‫و‬
٤٧ ٠٠ : ‫َ اك(صحيح البخاري‬ ‫يد‬َ
“Wanita itu dinikahi (orang) karena empat hal; karena hartanya, karena
keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya, pilihlah yang baik
agamanya, niscaya kamu selamat.” (HR. Bukhari-Muslim)

Istri sebagai ibu bagi anak sangat berpengaruh sekali terhadap pribadi anaknya,
jika istri seorang yang salehah, maka berpeluang besar anaknya menjadi anak yang
saleh. Sebaliknya jika istri tidak baik agamanya, maka dikhawatirkan anaknya akan
terbawa.

2. Doa

Doa memiliki peranan penting dalam mendidik anak menjadi saleh, betapa tidak
dengan doa sesuatu yang diharapkannya bisa terpenuhi, banyak bukti yang
menunjukkan demikian, tidakkah Anda memperhatikan Nabi Ibrahim
‘alaihissalam ketika ia berdoa,

Special Guide For Muslimah 32


“Yaa Rabbi, berikanlah kepadaku anak yang termasuk orang-orang yang saleh.”

Maka Allah mengabulkannya,

Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (QS.
Ash Shaaffaat: 101)

3. Membaca Dzikr ketika Hendak Jima’.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ‫َا‬
‫ل‬ ‫ه ق‬ ُ‫ل‬َ‫ه‬َْ ‫ْت‬
‫ِيَ أ‬ َ ‫ن‬
‫يأ‬ َْ‫د أ‬َ‫َا‬‫َر‬‫َا أ‬‫ِذ‬‫ْ إ‬ ‫هم‬ُ‫د‬ ‫َح‬
ََ ‫ن أ‬ََّ
‫ْ أ‬ ‫َلو‬
: ِ‫ِب‬ ِّ
‫َن‬ ‫َج‬ َ‫َا‬
‫ن و‬ ‫َلشَّي‬
‫ْط‬ ‫َا ا‬ ‫ِّب‬
‫ْن‬ ‫َن‬
ِ ‫َّ ج‬
‫هم‬ َّ َ
ُ‫لل‬ ‫ ا‬. ِ‫لل‬ََّ
‫ِ ا‬ ‫ِسْم‬
‫ب‬
‫َا‬ ‫ْت‬
‫َن‬ ‫َق‬‫َز‬‫ما ر‬ َ ‫ن‬ َ‫َا‬ ‫;الشَّي‬
‫ْط‬ ْ
‫در‬ََّ
‫يق‬ُ ‫ن‬ ِْ
‫ه إ‬ ُ‫ن‬َّ‫إ‬
َِ‫ف‬
ُ‫َا‬
‫ن‬ ‫ْط‬‫َلشَّي‬‫ه ا‬ ‫ُر‬
َُّ َ ْ
‫يض‬ ‫ َلم‬, َ‫ِك‬ ‫َل‬‫ِي ذ‬ ‫د ف‬ ٌ‫ََل‬
‫َا و‬ ‫هم‬َُ‫ْن‬‫بي‬َ
‫دا‬ً‫ب‬ َ
َ‫”أ‬.
“Kalau sekiranya salah seorang di antara mereka ketika hendak mendatangi istrinya
mengucapkan, “Bismillah…dst (Artinya: Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah
setan dari kami dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugrahkan kepada
kami), Sesungguhnya jika ditakdirkan mendapatkan anak, niscaya setan tidak akan
dapat membahayakannya selamanya.” (HR. Bukhari-Muslim)

4. Memenuhi Hak Anak Ketika Lahirnya

Hak-hak anak tersebut di antaranya adalah:

 Men-tahnik anak yang baru lahir

Dianjurkan men-tahnik anak yang baru lahir dan mendoakan keberkahan


untuknya sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tahnik
maksudnya mengunyah kurma, lalu mengoleskannya ke langit-langit mulut si bayi
dengan jari, kalau tidak ada kurma bisa dengan makananan manis lainnya. Dan
dianjurkan yang mengolesnya adalah orang yang saleh.Abu Musa berkata, “Aku
dikaruniakan seorang anak, lalu aku membawa kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, kemudian Beliau menamainya Ibrahim, men-tahnik-nya dengan kurma,
mendoakan keberkahan untuknya lalu menyerahkan kepadaku. Anak itu adalah
anak paling tua Abu Musa.” (HR. Bukhari)

 Memilih nama yang baik untuk anak


 Mencukur rambutnya pada hari ketujuh

Special Guide For Muslimah 33


Setelah dicukur rambutnya lalu ditimbang dan disedekahkan dalam bentuk
perak. Dalam mencukur dilarang mencukurnya dengan model qaza’ yaitu
mencukur sebagian rambut kepala dan meninggalkan sebagiannya yang lain.

 Mengaqiqahkan

Untuk anak laki-laki disembelihkan dua ekor kambing (sebaiknya yang sepadan
umurnya), sedangkan untuk anak perempuan seekor kambing. Hal ini dilakukan
pada hari ketujuhnya.

 Mengkhitannya

Khitan berlaku baik bagi laki-laki maupun perempuan pada hari ketujuh atau
setelahnya. Ibnul Qayyim pernah berkata, “Tidak boleh bagi wali membiarkan
anaknya tidak dikhitan sampai ia baligh.”

 Mendoakannya

Dianjurkan mendoakan keberkahan untuk anak sebagaimana yang dilakukan


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian juga dianjurkan mendoakan
perlindungan buatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendoakan
perlindungan untuk al-Hasan dan al-Husein dengan mengucapkan,

ٍ‫َان‬ ‫ْط‬‫ِّ شَي‬


‫ُل‬
ِ ‫ْ ك‬‫ِن‬
‫ِ م‬ َّ َّ
‫امة‬ ‫َاتِ هللاِ الت‬
‫ِم‬‫َل‬
‫ِك‬‫َ ب‬
‫ذك‬ُْ
‫ِي‬‫ُع‬
‫ا‬
ٍ
‫مة‬ َ ٍ‫ْن‬
َّ‫ال‬ ‫َي‬ ‫ُل‬
‫ِّ ع‬
ِ ‫ْ ك‬
‫ِن‬‫َم‬
‫ٍ و‬ َّ ‫ه‬
‫امة‬ ََ
‫و‬
“Aku meminta perlindungan dengan kalimat Allah yang sempurna untukmu, dari
setiap setan dan burung hantu serta dari pengaruh mata yang jahat.” (HR.
Bukhari)

 Menyusuinya

ِ‫ْن‬ ‫َْلي‬
‫َو‬‫ح‬ َّ
‫هن‬ ُ‫د‬ ‫َو‬
َ‫َْال‬ ‫أ‬ َ
‫ْن‬‫ِع‬‫ْض‬‫ير‬ُ ُ
‫دات‬َ‫ل‬ِ‫َا‬ ْ َ
‫الو‬ ‫و‬
ۖ ‫ة‬ ََ‫َاع‬‫َّض‬
‫َّ الر‬ ‫ِم‬‫يت‬ َ
ُ ‫د أن‬َ‫َا‬ َ
‫ْ أر‬ ‫َن‬ ِ ۖ ِ‫ْن‬
‫لم‬ َ‫َام‬
‫ِلي‬ ‫ك‬
َّ
‫هن‬ ُ‫ت‬َُ
‫ِسْو‬ ‫َّ و‬
‫َك‬ ُُ
‫هن‬ ‫ْق‬‫ِز‬‫ه ر‬ ُ‫ِ َل‬ ‫ُْلود‬‫َو‬ ْ
‫الم‬ ََ
‫لى‬ ‫َع‬
‫و‬
َ ۖ ‫ها‬
‫ال‬ ََ‫ُسْع‬
‫ال و‬َِّ
‫ْسٌ إ‬ َُ
‫نف‬ ‫لف‬ََّ
‫تك‬ُ ‫ُوفِ ۖ َال‬ ‫َع‬
‫ْر‬ ْ ‫ب‬
‫ِالم‬
ُ‫د َّل‬
‫ه‬ ٌ‫ُْلو‬ َ ‫ََال‬
‫مو‬ ‫ها و‬ ‫ََلد‬
َِ ‫ِو‬‫ة ب‬ ٌ‫د‬
َ‫ل‬ِ‫َا‬‫َّ و‬‫َار‬
‫تض‬ُ

Special Guide For Muslimah 34


ْ‫إ‬
‫ن‬ َِ
‫ِكَ ۖ ف‬ ‫ٰل‬
َ
‫ُ ذ‬ ‫ْل‬
‫ِث‬‫ِثِ م‬ ‫َار‬ ْ ‫لى‬
‫الو‬ ََ‫َع‬‫ِ ۖ و‬‫ِه‬‫ََلد‬‫ِو‬ ‫ب‬
ََ
‫ال‬‫ٍ ف‬‫ُر‬ ‫تشَاو‬ََ
‫َا و‬ ‫هم‬ُْ
‫ِن‬ِّ ‫ض‬
‫م‬ ٍ‫َا‬ ‫تر‬َ ‫َن‬ ً َ
‫اال ع‬ ‫ِص‬‫دا ف‬َ‫َا‬ ‫أر‬ َ
‫أن‬َ ْ ُّ َ
‫دتم‬ ‫أر‬َ ِْ
‫ن‬ ‫َإ‬‫و‬ ۖ ‫َا‬ ‫ِم‬‫ْه‬‫لي‬ََ
‫ع‬ ‫َاح‬
َ ‫ُن‬ ‫ج‬
‫َا‬‫ِذ‬‫ْ إ‬ ‫ُم‬
‫ْك‬‫لي‬ََ
‫َ ع‬ ‫َاح‬‫ُن‬‫ََال ج‬‫ْ ف‬ ‫ُم‬
‫دك‬َ‫َْال‬ َ
‫ُوا أو‬ ‫ْض‬
‫ِع‬ ‫َر‬‫تسْت‬ َ
‫ُوا‬ َّ َ
‫اتق‬ ‫ُوفِ ۖ و‬ ‫ْر‬‫َع‬ ْ ‫ُم ب‬
‫ِالم‬ ‫ْت‬‫تي‬َ‫ما آ‬ َّ ‫ُم‬‫ْت‬‫لم‬ََّ‫س‬
ٌ
‫ِير‬ ‫بص‬َ ‫ن‬َ‫لو‬ َُ
‫ْم‬‫تع‬َ ‫َا‬ ‫ِم‬‫اللَ ب‬
َّ ‫ن‬ ََّ
‫ُوا أ‬ َْ
‫لم‬ ‫َاع‬
‫اللَ و‬
َّ
]٢:٢٣٣[
“(Para ibu menyusukan), maksudnya hendaklah menyusukan (anak-anak mereka
selama dua tahun penuh) sifat yang memperkuat, (yaitu bagi orang yang ingin
menyempurnakan penyusuan) dan tidak perlu ditambah lagi. (Dan kewajiban yang
diberi anak), maksudnya bapak (memberi mereka (para ibu) sandang pangan)
sebagai imbalan menyusukan itu, yakni jika mereka diceraikan (secara makruf),
artinya menurut kesanggupannya. (Setiap diri itu tidak dibebani kecuali menurut
kadar kemampuannya, maksudnya kesanggupannya. (Tidak boleh seorang ibu itu
menderita kesengsaraan disebabkan anaknya) misalnya dipaksa menyusukan
padahal ia keberatan (dan tidak pula seorang ayah karena anaknya), misalnya diberi
beban di atas kemampuannya. Mengidhafatkan anak kepada masing-masing ibu
dan bapak pada kedua tempat tersebut ialah untuk mengimbau keprihatinan dan
kesantunan, (dan ahli waris pun) ahli waris dari bapaknya, yaitu anak yang masih
bayi dan di sini ditujukan kepada wali yang mengatur hartanya (berkewajiban
seperti demikian), artinya seperti kewajiban bapaknya memberi ibunya sandang
pangan. (Apabila keduanya ingin), maksudnya ibu bapaknya (menyapih) sebelum
masa dua tahun dan timbul (dari kerelaan) atau persetujuan (keduanya dan hasil
musyawarah) untuk mendapatkan kemaslahatan si bayi, (maka keduanya tidaklah
berdosa) atas demikian itu. (Dan jika kamu ingin) ditujukan kepada pihak bapak
(anakmu disusukan oleh orang lain) dan bukan oleh ibunya, (maka tidaklah kamu
berdosa) dalam hal itu (jika kamu menyerahkan) kepada orang yang menyusukan
(pembayaran upahnya) atau upah yang hendak kamu bayarkan (menurut yang
patut) secara baik-baik dan dengan kerelaan hati. (Dan bertakwalah kamu kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan) hingga
tiada satu pun yang tersembunyi bagi-Nya. “

 Memberikan makanan yang halal

5. Mendidiknya di Atas Pendidikan Islam.

Ini adalah hak anak yang paling besar, yang seharusnya dipenuhi oleh
seorang ayah yaitu mengajarkan anak Alquran dan sunah agar dia mengetahui
kewajibannya, tujuan hidupnya dan bisa beribadah dengan benar, Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman: (Q.S. At Tahrim (66) : 6)

Special Guide For Muslimah 35


‫ُم‬
ْ ‫ِيك‬ َْ
‫هل‬ ‫َأ‬
‫ْ و‬‫ُم‬
‫ُسَك‬‫َنف‬‫ُوا أ‬
‫ُوا ق‬ َ‫َ آ‬
‫من‬ ‫ِين‬ َّ ‫ها‬
‫الذ‬ َُّ
َ‫ي‬ ‫يا أ‬ َ
‫ها‬َْ
‫لي‬ََ
‫ة ع‬ َُ
‫َار‬ ْ َ
‫الحِج‬ ‫َّاسُ و‬
‫ها الن‬ ُ‫ُو‬
َ‫د‬ ‫َق‬
‫ًا و‬ ‫نار‬ َ
ْ
‫هم‬َُ
‫مر‬ََ
‫ما أ‬ َ َ‫الل‬
َّ ‫ن‬ َ‫ُو‬‫ْص‬
‫يع‬ َّ ‫د‬
َ ‫ال‬ َِ
ٌ‫دا‬ ‫ٌ ش‬ َ‫ة غ‬
‫ِالظ‬ ٌَ ‫مَالئ‬
‫ِك‬ َ
]٦٦:٦[ ‫ن‬َ‫ُو‬‫مر‬َْ
‫يؤ‬ُ ‫ما‬َ ‫ن‬ َُ
َ‫لو‬ ‫ْع‬
‫يف‬ََ‫و‬
“(Hai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri kalian dan keluarga kalian)
dengan mengarahkan mereka kepada jalan ketaatan kepada Allah (dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia) orang-orang kafir (dan batu) seperti berhala-
berhala yang mereka sembah adalah sebagian dari bahan bakar neraka itu. Atau
dengan kata lain api neraka itu sangat panas, sehingga hal-hal tersebut dapat
terbakar. Berbeda halnya dengan api di dunia, karena api di dunia dinyalakan
dengan kayu dan lain-lainnya (penjaganya malaikat-malaikat) yakni, juru kunci
neraka itu adalah malaikat-malaikat yang jumlahnya ada sembilan belas malaikat,
sebagaimana yang akan diterangkan nanti dalam surat Al-Muddatstsir (yang kasar)
lafal ghilaazhun ini diambil dari asal kata ghilazhul qalbi, yakni kasar hatinya (yang
keras) sangat keras hantamannya (mereka tidak pernah mendurhakai Allah terhadap
apa yang telah diperintahkan-Nya kepada mereka) lafal maa amarahum
berkedudukan sebagai badal dari lafal Allah. Atau dengan kata lain, malaikat-
malaikat penjaga neraka itu tidak pernah mendurhakai perintah Allah (dan mereka
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan) lafaz ayat ini berkedudukan menjadi
badal dari lafal yang sebelumnya. Dalam ayat ini terkandung ancaman bagi orang-
orang mukmin supaya jangan murtad; dan juga ayat ini merupakan ancaman pula
bagi orang-orang munafik yaitu, mereka yang mengaku beriman dengan lisannya
tetapi hati mereka masih tetap kafir. “
Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata, “Ajarilah ilmu (agama)
kepada mereka dan adab.”

Contoh pendidikan Islam adalah dengan mengajarkan anak seperti yang


diajarkan Luqman kepada anaknya berikut ini,

Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran


kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar” (13) Dan
Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada kedua orang orang
tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (14) Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (15)

Luqman melanjutkan kata-katanya lagi:

Special Guide For Muslimah 36


“Hai anakku, sesungguhnya jika ada seberat biji sawi, dan berada dalam batu
atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah
akan mendatangkannya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui. (16) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah mengerjakan
yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang mungkar serta bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-
hal yang diwajibkan .(17) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. (18) (QS. Luqman: 12-18).

6. Orang Tua Memiliki Akhlak yang Mulia

Seorang anak biasanya mengikuti prilaku orang tua, maka sudah seharusnya
orang tua memiliki akhlak yang mulia, janganlah ia tampakkan kepada anaknya
akhlak yang buruk karena anak akan menirunya. Hendaknya ia ingat sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

َُ
‫ها‬ ‫ْر‬‫َج‬ ُ‫ل‬
‫ه أ‬ ََ‫ة ف‬ ًَ‫َسَن‬‫ة ح‬ًَّ ‫ِسْالَم‬
‫ِ سُن‬ ‫ِى اإل‬‫َّ ف‬
‫ْ سَن‬‫من‬َ
َ‫ُص‬‫ْق‬
‫ين‬ َ ‫ن‬ َ
ْ‫ِ أ‬ ‫َي‬
‫ْر‬ ‫ْ غ‬ ‫ِن‬
‫ه م‬ َْ
ُ‫د‬ ‫بع‬َ ‫ها‬ ‫َ ب‬
َِ ‫ِل‬‫َم‬‫ْ ع‬‫من‬َ ُ َ
‫َأج‬
‫ْر‬ ‫و‬
ًَ
‫ة‬ ‫ة سَي‬
ِّ
‫ِئ‬ ًَّ ‫ِسْالَم‬
‫ِ سُن‬ ‫ِى اإل‬ ‫َّ ف‬
‫ْ سَن‬‫من‬ََ
‫ء و‬ٌْ‫ْ شَى‬ ‫ِم‬
‫ِه‬‫ُور‬ ُ
‫ْ أج‬ ‫ِن‬‫م‬
ِ
‫ِه‬‫ْد‬
‫بع‬ َْ‫ِن‬‫ها م‬َِ‫َ ب‬ ‫ِل‬ ‫ْ ع‬
‫َم‬ ‫من‬ ‫ْر‬
َ ُ ‫ِز‬‫َو‬‫ها و‬َُ ‫ْر‬ ‫ِ و‬
‫ِز‬ ‫ْه‬ ََ
‫لي‬ َ‫َا‬
‫ن ع‬ ‫ك‬
ٌ‫ْء‬‫ْ شَى‬
‫ِم‬‫ِه‬‫َار‬‫ْز‬ َ
‫ْ أو‬ ‫ُصَ م‬
‫ِن‬ ‫ْق‬
‫ين‬َ ‫ن‬ َ
ْ‫ِ أ‬‫ْر‬ ‫َي‬‫ْ غ‬‫ِن‬‫م‬
“Barang siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, maka dia akan
mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang ikut melakukannya
setelahnya tanpa dikurangi sedikit pun pahala mereka. Dan barang siapa yang
mencontohkan perbuatan yang buruk dalam Islam, maka dia akan memikul
dosanya dan dosa orang-orang yang ikut mengerjakannya setelahnya tanpa
dikurangi sedikit pun dari dosa mereka.” (HR. Muslim)

7. Mengajarkan Dasar-Dasar Islam

Yakni dengan mengenalkan tauhid kepada anak, mengenalkan pokok


aqidah islamiyyah (dasar-dasar aqidah Islam) seperti rukun iman yang enam, juga
mengenalkan maknanya Demikian juga mengajarkan rukun-rukun Islam kepada
anak seperti makna syahadat, tentang shalat, zakat, puasa, dan hajji.

8. Menanamkan Rasa Cinta Kepada Allah dan Rasul-Nya

Cara menanamkan rasa cinta kepada Allah adalah dengan mengajak anak
memperhatikan nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya, misalnya ketika
ayah dengan anaknya sedang menikmati makanan, lalu ayah bertanya, “Nak,
tahukah kamu siapa yang memberikan makanan ini?” Anak lalu berkata, “Siapa,

Special Guide For Muslimah 37


yah?” Ayah menjawab, “Allah, Dialah yang memberikan rezeki kepada kita dan
kepada semua manusia.”

Dengan cara seperti ini Insya Allah rasa cinta kepada Allah akan tertancap di hati
anak.

Sedangkan cara menanamkan rasa cinta kepada Rasul-Nya shallallahu


‘alaihi wa sallam adalah dengan menceritakan kepada anak sirah atau sejarah hidup
Beliau, akhlak Beliau dsb.

9. Menanamkan Rasa Muraaqabah (pengawasan ALLAH) di hati anak.

‫ه‬ ْ َ
َ‫ان‬ ‫ْر‬
‫ُوفِ و‬ ‫َع‬ ْ ‫ْ ب‬
‫ِالم‬ ُْ
‫مر‬ ‫َأ‬
‫ة و‬َ‫ََّال‬
‫ِ الص‬ ‫ِم‬‫َق‬‫َيَّ أ‬
‫بن‬ُ ‫يا‬َ
‫ٰل‬
َ‫ِك‬ َ
‫ن ذ‬َِّ
‫بكَ ۖ إ‬
َ‫َا‬‫َص‬ َ ٰ
‫ما أ‬ ‫لى‬ََ
‫ْ ع‬ ‫ِر‬ ‫َاص‬
‫ْب‬ ‫ِ و‬‫َر‬‫ُنك‬ ْ
‫الم‬ ِ‫َن‬‫ع‬
]٣١:١٧[ ِ ُُ‫األ‬
‫مور‬ ْ ِ ‫ْم‬
‫َز‬‫ع‬ ْ
‫ِن‬‫م‬
“(Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan
cegahlah mereka dari perbuatan mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu) disebabkan amar makruf dan nahi mungkarmu itu. (Sesungguhnya
yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (termasuk hal-hal yang ditekankan
untuk diamalkan) karena mengingat hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang wajib.

10. Membiasakan Anak Mendirikan Shalat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ
‫هم‬ُْ
‫بو‬ ‫ْر‬
ُِ ‫َاض‬
‫ٍ و‬ ‫ِسَب‬
‫ْع‬ ‫ِ ل‬‫ََّالة‬
‫ِالص‬ ‫ْ ب‬‫ُم‬ َ‫َا‬
‫ءك‬ ‫بن‬َْ
‫ْا أ‬
‫ُو‬‫مر‬ُ
‫َاجِع‬
ِ ‫َض‬‫ْلم‬‫ِي ا‬‫ْ ف‬
‫هم‬َُ
‫ْن‬ َ ‫ْا‬
‫بي‬ ‫ُو‬
‫ِق‬‫َر‬
ِّ ‫َف‬
‫ٍ و‬‫َشْر‬
‫لع‬ َْ
ِ ‫ها‬ ََ
‫لي‬ ‫ع‬
“Suruhlah anak-anakmu shalat ketika berumur tujuh tahun, pukullah mereka jika
meninggalkannya setelah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat
tidurnya.” (shahih, HR. Ahmad dan Abu Dawud)

11. Melatih Anak Berpuasa di Bulan Ramadhan

Rubayyi’ binti Mu’awwidz pernah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam mengirim seseorang pada pagi hari Asyura (10 Muharram) ke desa-desa
Anshar (untuk menyerukan): “Barang siapa yang sudah berniat puasa maka
sempurnakanlah puasanya dan barangsiapa yang pada pagi harinya tidak berniat
puasa maka hendaknya ia berpuasa”, maka setelah itu kami berpuasa dan menyuruh
anak-anak kami yang masih kecil berpuasa insya Allah, kami pergi ke masjid
setelah membuatkan mainan untuk mereka dari bulu domba, ketika salah seorang
di antara mereka menangis karena meminta makan, kami berikan mainan itu
kepadanya menjelang berbuka.” (HR. Muslim)

Special Guide For Muslimah 38


12. Mengajarkan Anak Meminta Izin Ketika Masuk ke Kamar Orang Tua

Islam menyuruh para orang tua mengajarkan anak meminta izin jika masuk
ke kamar orang tua, khususnya pada tiga waktu; sebelum shalat Subuh, pada siang
hari (pada saat tidur siang) dan setelah shalat Isya, lihat An Nuur: 58.

13. Mencarikan Teman atau Lingkungan yang Baik Bagi Anak

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من‬


‫يخالل‬
“Seseorang mengikuti agama kawannya, maka hendaknya salah seorang di antara
kamu melihat siapa yang menjadi kawannya.” (HR. Abu dawud dan Tirmizi,
Shahihul Jaami’ no. 3545)

14. Membiasakan Adab-Adab Islam Kepada Anak

Misalnya mengajarkan adab makan, adab mengucapkan salam, adab bersin,


adab di majlis, adab menguap, adab ketika tidur, adab berbicara, adab buang air
dsb.

15. Mencegah Anak Berprilaku Seperti Wanita atau Anak Wanita Berprilaku
Seperti Anak Laki-Laki.

16. Bersikap Adil Terhadap Anak-Anaknya

Contoh tidak bersikap adil terhadap anak-anak adalah seorang ayah


melebihkan sebagian anak dalam pemberian dengan meninggalkan yang lain,
perbuatan ini hukumnya adalah haram kecuali jika maksudnya membantu karena
anak tersebut tidak mampu dengan syarat orang tua memiliki niat di hatinya jika
anak yang lain tidak mampu juga maka akan diberikan hal yang sama. Terhadap
pemberian yang tidak adil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِّ
‫ِر‬
ِ ْ ِ‫ْكَ فى‬
‫الب‬ َ‫ْا ا‬
‫ِلي‬ ‫نو‬ُْ
‫ُو‬‫يك‬ َْ
َ ‫ن‬ ‫َ ا‬
‫ُّك‬
‫يسُر‬ ‫ََلي‬
َ َ‫ْس‬ ‫ا‬
ً‫َا‬
‫ء‬ ‫سَو‬
“Bukankah kamu suka, jika mereka sama-sama berbakti kepadamu?” (HR. Ahmad
dan Muslim)

17. Tanggap Terhadap Prilaku Buruk yang Terkadang Muncul Pada Anak

Special Guide For Muslimah 39


Yakni seorang bapak hendaknya tanggap dan tidak membiarkan prilaku
buruk muncul pada anak. Jika seorang bapak tidak tanggap terhadap prilaku buruk
pada anak maka anak akan terbiasa berprilaku buruk, dan jika sudah seperti ini
sangat sulit diarahkan.

Bab 3
Jika aku (wanita) menjadi..
A. pemimpin
ISLAM & KEKUASAAN

Pemilihan kepala negara sama artinya dengan memilih Khalifah pada masa
awal kematian Nabi dahulu, semuanya harus tetap mengacu pada aturan main yang
ditetapkan oleh Islam.

Di dalam Islam, tidak ada pemisahan antara agama dan negara, agama dan
politik atau agama dan kepemimpinan, semuanya satu kesatuan. Karena hidup kita
ini diatur oleh agama dari hal yang paling kecil sampai pada hal yang terbesar.
Hidup adalah tingkah laku, dan tingkah laku dibatasi oleh norma agama termasuk
tingkah laku dalam berpolitik.

.BOLEHKAH MEMILIH PEMIMPIN WANITA DI DALAM ISLAM ???

Special Guide For Muslimah 40


Seputar Ketentuan Pemimpin wanita :

 Tidak Ada Nabi dan Rasul Wanita

(Nabi dan Rasul adalah refleksi dari pemimpin, baik dalam skala besar maupun
dalam skala kecil, dan suka atau tidak suka, mereka adalah contoh, pedoman atau
acuan bagi manusia lainnya). Allah juga menegaskan dalam firman-Nya :

“Dan kalau Kami bermaksud menjadikan Rasul itu dari golongan malaikat,
tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki.” (QS. Al-An’aam: 9)

“Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang kami berikan
wahyu kepadanya di antara penduduk negeri.” (QS. Yusuf: 109)

“Kami tiada mengutus Rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan


beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. “ (QS. Al-
Anbiyaa’: 7)

Imam dalam sholat tidak boleh wanita, kecuali makmumnya juga wanita
(berdasarkan Imam Hanafi, Syafi’i, dan Hambali)

 Laki-laki Sudah Ditetapkan Sebagai Pemimpin Wanita


“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” (QS. An-Nisaa’: 34)

Ayat ini memang konteksnya berbicara seputar rumah tangga, akan tetapi secara
logikanya, seorang kepala rumah tangga saja haruslah laki-laki, apalagi seorang
kepala negara yang notabene sebagai kepala atau pemimpin dari banyak kepala
keluarga lain, maka tidak bisa lain, dia haruslah laki-laki.

 “Dan anak laki-laki tidaklah sama dengan anak wanita.” (QS. Ali
Imran: 36)
 Hadits :

)76 /10( ‫شرح السنة للبغوي‬

Special Guide For Muslimah 41


‫لى‬ََّ َّ ‫ل‬
‫اللِ ص‬ َ‫َسُو‬ ‫َ ر‬‫لغ‬َ‫ب‬ ‫ َلم‬:‫ل‬
َ ‫َّا‬ َ‫َا‬
‫ ق‬،‫ة‬ََ
‫ْر‬ ‫بك‬َ ‫ِي‬‫َب‬‫ْ أ‬
‫َن‬‫ع‬
ْ
‫ِم‬‫ْه‬‫لي‬ََ
‫ُوا ع‬‫لك‬ َّ‫م‬
َ ‫د‬َْ ‫َار‬
‫ِسَ ق‬ ‫َ ف‬
‫هل‬ َ
ْ‫ن أ‬ َ
َّ‫َ أ‬
‫لم‬ََّ‫َس‬
‫ِ و‬‫ْه‬
‫لي‬ََ
‫هللاُ ع‬
ُ
‫هم‬َُ‫مر‬ َ
ْ‫ْا أ‬‫ََّلو‬
‫ٌ و‬ ‫َو‬
‫ْم‬ ‫َ ق‬
‫ِح‬‫ْل‬
‫يف‬ ‫ «َلن‬:‫ل‬
ُ ْ َ‫َا‬
‫َى ق‬ ‫َ ك‬
‫ِسْر‬ ‫ْت‬
‫ِن‬‫ب‬
.»‫ة‬ َ
ً‫َأ‬‫مر‬ْ‫ا‬
“Diriwayatkan dari Abu Bakrah, katanya: Tatkala sampai berita kepada Rasulullah
bahwa orang-orang Persia mengangkat raja puteri Kaisar, Beliau bersabda: Tidak
akan pernah beruntung keadaan suatu kaum yang menyerahkan kepemimpinannya
pada seorang perempuan.” (HR. Bukhari, Turmudzi dan An-Nasa’i)

Hadits tersebut menjelaskan, bahwa suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka
kepada seorang wanita, tidak akan mendapatkan keberuntungan. Padahal, meraih
sebuah keberuntungan dan menghindarkan diri dari kesusahan adalah sebuah
anjuran. Dari sini, Ulama berkesimpulan bahwa wanita tidak diperkenankan
menduduki tampuk kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara. Ketentuan semacam
ini, menurut al-Qâdhi Abû Bakr ibn al-’Arabiy merupakan konsensus para ulama.

Sedangkan untuk kekuasaan yang cakupannya lebih terbatas, semisal pemimpin


daerah, keabsahan kepemimpinan wanita masih menjadi perdebatan para ulama.
Perbedaan ini, dilatarbelakangi adanya perbedaan sudut pandang dalam menilai
kepemimpinan semacam ini, apakah termasuk bagian dari kekuasaan, persaksian,
ataukah fatwa.

Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa wanita dapat menjadi penguasa dalam
urusan harta. Beliau berpandangan, ketika wanita diperbolehkan memberikan
kesaksian dalam urusan harta, berarti memberikan keputusan dalam wilayah
tersebut juga sudah semestinya

PERTANYAAN YANG TIMBUL…

1. Bagaimana dengan pemerintahan Ratu Saba’ yang dikenal bernama Balqis?

– Ratu Balqis menjadi kepala negara, jauh sebelum dia mengenal Islam dan
dipercaya menikah dengan Nabi Sulaiman. Setelah dia ditundukkan oleh Sulaiman
dan menjadi istrinya, otomatis yang menjadi kepala negara adalah Sulaiman, bukan
lagi Balqis.

2. Apakah Islam melakukan diskriminasi terhadap perempuan ?

Special Guide For Muslimah 42


Islam tidak melakukan diskriminasi.Untuk memimpin suatu negara, orang
harus benar-benar total, baik dalam waktu, pikiran maupun resiko dan tanggung
jawabnya bahkan terkadang harus rela disibukkan oleh aktifitasnya, menghadiri
rapat di berbagai kesempatan, melakukan perjalanan dinas dan seterusnya yang
tentu saja sulit dilakukan oleh seorang wanita, karena ia juga harus melayani suami
dan anak-anak sebagai tugas utamanya.

“Bagi para wanita, mereka punya hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang benar. Akan tetapi para suami memiliki satu tingkatan
kelebihan dari pada istrinya.” (QS. Al-Baqarah: 228)

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas
kepemimpinanmu. Laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan dia harus
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya itu. Perempuan adalah pemimpin
dlm rumah suaminya dan diapun bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya.”
(Hadits Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dari Ibnu Umar)

Dalam sejarah, Nabi SAW mengikutsertakan wanita dalam medan perang, namun
mereka bukan dijadikan umpan peluru, tetapi sebagai prajurit yang bertugas
memberikan pertolongan bagi mereka yg terluka seperti dicontohkan oleh Fatimah
Az-Zahrah puteri Beliau sendiri, kemudian wanita juga mempersiapkan konsumsi
seperti dilakukan oleh ‘Aisyah, istri Beliau. Bahkan Khadijah istri Nabi yang
pertama adalah seorang saudagar (pengusaha).

Sesudah Nabi wafat, Khalifah Umar, sahabatnya, mengangkat Ummu Asy-syifa’


Al-Anshariah sebagai pengawas dan pengontrol pasar Madinah.

3. Bagaimana bila kepala negaranya wanita dan wakilnya pria ?

– Ini terbalik, Al-Qur’an dan Hadits tidak membenarkan wanita memimpin


pria, istri memimpin suami, Imam wanita Makmum laki-laki.

4. Kapan kita boleh memilih wanita sebagai pemimpin ?

– Bila sudah tidak ada lagi laki-laki Islam yang mampu jadi pemimpin !

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, tanpa berniat untuk suatu kepentingan
politik atau mendiskriditkan jenis kelamin, bahwa mayoritas ulama telah melarang
perempuan jadi pemimpin/ulil amri public, baik sebagai bupati, gubernur, bahkan
presiden dan bahkan pula pemimpin dalam Sholat. Yang diperbolehkan dalam hal
rumah tangga atau urusan yang harus ditangani perempuan. Jika hukum perempuan
jadi pemimpin public, ternyata ulama lebih banyak melarangnya, maka begitu juga
memilih pemimpin perempuan juga ulama melarangnya. Jadi jangan jadikan
perempuan menjadi pemimpin apapun itu alasannya. Dan Haram pula Umat Islam
memilih Pemimpin Orang Kafir,

Special Guide For Muslimah 43


B.Pekerja

Persoalan wanita bekerja di luar rumah atau yang populer


disebut wanita karir memang masih ramai dibicarakan. Ada yang
menerima dan ada yang menolak. Bagaimana Islam memandang hal
ini?

Di zaman sekarang ini, semakin banyak wanita keluar dari rumahnya untuk
bekerja. Sebagian besar dari mereka bekerja dengan dalih menambah penghasilan
karena uang bulanan yang diberikan oleh suaminya tidak mencukupi. Persoalan
wanita bekerja di luar rumah atau yang populer disebut wanita karir memang masih
ramai dibicarakan. Ada yang menerima dan ada yang menolak. Bagaimana Islam
memandang hal ini?

Islam yang Universal

Islam mengatur semua hal, bahkan hal kecil sekalipun, apalagi soal harkat
dan martabat wanita. Dalam Islam, wanita sangat dimuliakan. Sebelum datangnya
Islam, wanita diperlakukan semena-mena. Pada masa jahiliyah, bayi perempuan
dikubur hidup-hidup karena diapandang bahwa wanita hanya akan menyusahkan.

( ۡ َ‫ُت‬
‫ِلت‬ ‫ٍٍ۬ ق‬
‫ۢب‬ ‫َن‬
‫ِّ ذ‬ َ ‫)ب‬٨( ۡ َ‫سُٮ‬ ُ‫د‬َ‫ء‬
ُۡ‫َۥ‬ ۡ ‫َا‬ ‫َإ‬
ِ‫ِأى‬ ‫لت‬ ِٕ ‫ة‬ ‫و‬‫ٱلم‬ ‫ِذ‬ ‫و‬
٩(
“Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa
apakah dia dibunuh.” [Q.s At-Takwir: 8-9]

Dalam masyarakat Yunani, wanita dipandang sebagai barang yang dapat diperjual-
belikan. Dalam masyarakat Hindu, bahkan wanita disamakan dengan makhluk
jelata yang setingkat dengan kasta hewan. Na’udzubillaahi min dzaalik.

Islam Memuliakan Wanita

Kemudian Islam datang untuk menempatkan kedudukan wanita pada posisi


yang layak, memberikan hak-haknya dengan sempurna tanpa dikurangi sedikitpun.
Islam memuliakan kedudukan kaum wanita, baik sebagai ibu, sebagai anak atau
saudara perempuan, juga sebagai istri. Pada poin yang terakhir ini, yaitu sebagai
istri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan seorang suami untuk
menafkahi istrinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik dari segi

Special Guide For Muslimah 44


makanan, pakaian, dan sebagainya. Seorang istri berhak mendapatkan apa-apa yang
ia butuhkan dengan cara meminta kepada suaminya dengan cara yang ma’ruf.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia menuturkan bahwa Hindun binti ‘Utbah
berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang suami yang
pelit. Ia tidak memberikan nafkah yang cukup untukku dan anakku, kecuali apa-apa
yang aku ambil darinya dengan sembunyi-sembunyi“ Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ambillah harta yang mencukupi dirimu dan anakmu dengan cara yang ma’ruf
(baik)” (HR. Al Bukhari dalam Shahih-nya (no. 5324), Kitab “an-Nafaqaat”, Bab
“Idzaa lam Yunfiqir Rajulu”; Muslim dalam Shahih-nya (no. 1714), Kitab “al-
Aqdhiyah”, Bab “Qadhiyah Hind”, dari ‘Aisyah)

Sayangnya, hak wanita di zaman sekarang ini seringkali “dipaksakan” oleh


sebagian kalangan. Beberapa di antaranya yang menamakan diri mereka sebagai
feminis (yang katanya memperjuangkan hak wanita), mereka berpendapat bahwa
wanita harus sejajar dengan laki-laki, wanita tidak boleh dikekang, dan sebagainya.
Padahal hal-hal tersebut malah membuat wanita kehilangan kemuliaannya.

Wanita berbeda dengan laki-laki dalam hal-hal tertentu, sehingga tidak akan
bisa seorang wanita bertindak seperti laki-laki, bebas keluar rumah dan eksis di
dunia publik. Sebagai contoh perbedaan laki-laki dan wanita (yang akan
berpengaruh dalam pekerjaan yang boleh untuk wanita dan yang tidak) adalah
perbedaan fisik. Ini. Sebagai contoh:

 Pertama, Laki-laki mempunyai fisik yang lebih kuat sehingga


mampu menerima tantangan yang keras untuk bekerja di luar rumah,
sedangkan wanita dengan kelemah lembutannya diciptakan untuk
tetap berada di rumah, mengurusi rumah dan anak-anak mereka.
 Kedua, perbedaan hormon.
 Ketiga, perbedaan kondisi fisik dan psikis, di antaranya keadaan
wanita yang mudah tersinggung, temperamental, apalagi ketika
masa haidh.
 Keempat, perbedaan susunan otak pria dan wanita. Otak laki-laki
jauh lebih unggul daripada otak wanita, sehingga lebih cocok bila
laki-laki lebih banyak berada di ranah publik.
Namun, Islam agama yang sempurna tidaklah mengungkung para wanita
dan sama sekali tidak membolehkannya keluar rumah. Adakalanya wanita
dibutuhkan kehadirannya di luar. Atau mungkin mereka membutuhkan sesuatu
yang harus didapat dengan cara keluar dari rumahnya.

Pekerjaan yang Cocok bagi Muslimah

Special Guide For Muslimah 45


Ketika syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, maka wanita pun boleh keluar
rumah bahkan untuk bekerja. Namun hendaknya dipahami lagi, jenis-jenis
pekerjaan seperti apa yang boleh dilakukan oleh wanita, sesuai dengan aturan Islam.

Beberapa pekerjaan yang diperbolehkan bagi wanita, selama syarat-syarat di atas


terpenuhi, diantaranya adalah:

 Dokter, perawat, bidan, dan pekerjaan di bidang pelayanan medis lainnya,


misalnya bekam, apoteker, pekerja laboratorium.
Dokter wanita menangani pasien wanita, anak-anak, dan juga lelaki dewasa.
Untuk menangani lelaki dewasa, maka syaratnya adalah dalam keadaan
darurat, misalnya saat peperangan, di mana laki-laki lain sibuk berperang,
dan juga ketika dokter spesialis laki-laki tidak ditemui di negeri
tersebut.Salah satu dalil yang membolehkannya adalah, dari ar-Rubayyi’
binti Mu’awwidz, dia berkata: “Dahulu, kami ikut bersama Nabi. Kami
memberi minum dan mengobati yang terluka, serta memulangkan jasad
(kaum muslimin) yang tewas ke Madinah.” [Al-Bukhari dalam Shahihnya
(no 2882), Kitab “al-Jihaad was Sair”, Bab “Mudaawatun Nisaa’ al-Jarhaa
fil Ghazwi”]Dalil lainnya adalah, dari Anas, dia berkata: “Dahulu, apabila
Rasulullah pergi berperang, beliau membawa Ummu Sulaim dan beberapa
orang wanita Anshar bersamanya. Mereka menuangkan air dan mengobati
yang terluka.” [Muslim, ash-Shahiih (no. 181), Kitab “al-Jihaad was Sair”,
Bab “Ghazwun Nisaa’ ma’ar Rijaal”]Imam Nawawi menjelaskan hadits di
atas, tentang kebolehan wanita memberikan pengobatan hanya kepada
mahram dan suami mereka saja. Adapun untuk orang lain, pengobatan
dilakukan dengan tidak menyentuh kulit, kecuali pada bagian yang
dibutuhkan saja.
 Di bidang ketentaraan dan kepolisian, hanya dibatasi pada pekerjaan yang
dikerjakan oleh kaum wanita, seperti memenjarakan wanita, petugas
penggeledah wanita misalnya di daerah perbatasan dan bandara.
 Di bidang pengajaran (ta’lim), dibolehkan bagi wanita mengajar wanita
dewasa dan remaja putri. Untuk mengajar kaum pria, boleh apabila
diperlukan, selama tetap menjaga adab-adab, seperti menggunakan hijab
dan menjaga suara.
 Menenun dan menjahit, tentu ini adalah perkerjaan yang dibolehkan dan
sangat sesuai dengan fitrah wanita.
 Di bidang pertanian, dibolehkan wanita menanam, menyemai benih,
membajak tanah, memanen, dsb.
 Di bidang perniagaan, dibolehkan wanita untuk melakukan jual beli. Dalam
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa
salah satu tanda kiamat adalah maraknya perniagaan hingga kaum wanita
membantu suaminya berdagang . Hadits ini tidaklah mengharamkan
aktivitas wanita dalam aktivitas perniagaan.
 Menyembelih dan memotong daging. Meskipun ada pendapat yang
membolehkan pekerjaan ini bagi wanita, namun hakikatnya tidak sesuai

Special Guide For Muslimah 46


dengan tabiat wanita karena membuat anggota tubuhnya tersingkap saat
bekerja, seperti lengan, dan kaki.
 Tata rias kecantikan. Tentu saja hal ini diperbolehkan dengan syarat tidak
melakukan hal-hal yang dilarang, seperti menyambung rambut, mengikir
gigi, menato badan, mencabut alis, juga dilarang pula melihat aurat wanita
yang diharamkan. Dilarang menggunakan benda-benda yang
membahayakan tubuh, serta haram menceritakan kecantikan wanita yang
diriasnya kepada laki-laki lain, termasuk suami si perias sendiri.

Sebaik-Baik Tempat Wanita Adalah Rumah

Dari ulasan di atas, tetaplah sebaik-baik tempat wanita adalah di rumahnya. Allah
Ta’ala berfirman,

‫َر‬
‫ُّج‬
َ َ َ
‫تب‬ ‫ْن‬ ‫َر‬
‫َّج‬ َ ‫ََال‬
‫تب‬ ‫َّ و‬
‫ُن‬ ‫ُوت‬
‫ِك‬ ‫بي‬ُ ‫ِي‬ ‫ن ف‬ ‫َر‬
َْ ‫َق‬
‫و‬
‫ولى‬َ ُ‫األ‬
ْ ِ ‫َّة‬
‫ِي‬ ‫َاه‬
‫ِل‬ ْ
‫الج‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab: 33).

Yang dimaksud dengan ayat ini adalah hendaklah wanita berdiam di rumahnya dan
tidak keluar kecuali jika ada kebutuhan.

Sehingga jika ada pekerjaan bagi wanita yang bisa dikerjakan di rumah, itu tentu
lebih layak dan lebih baik. Dan perlu ditekankan kewajiban mencari nafkah
bukanlah jadi tuntutan bagi wanita. Namun prialah yang diharuskan demikian.
Inilah yang Allah perintahkan,

Allah Ta’ala berfirman,

‫ْه‬
ِ ‫لي‬ََ
‫َ ع‬ ‫ِر‬‫ُد‬
‫ْ ق‬ ‫من‬ََ‫ِ و‬
‫ِه‬ ‫ْ سَع‬
‫َت‬ ‫ِن‬
‫ٍ م‬‫َة‬‫ُو سَع‬‫ْ ذ‬ ‫ْف‬
‫ِق‬ ‫ُن‬
‫لي‬ِ
َّ ُ
ُ‫الل‬ ‫ِف‬َِّ
‫ل‬ ‫يك‬ُ ‫اللُ َال‬
َّ ‫ه‬ُ‫تا‬ََ‫َّا آ‬
‫ِم‬‫ْ م‬‫ِق‬‫ْف‬
‫ُن‬ َْ
‫لي‬ ‫ه ف‬ُُ‫ْق‬
‫ِز‬‫ر‬
َ‫تا‬
‫ها‬ ََ
‫ما آ‬ َِّ
َ ‫ال‬ ‫ْسًا إ‬‫نف‬َ
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan
orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya” (QS. Ath Tholaq: 7).

BAB 4

Special Guide For Muslimah 47


TIPS -TIPS
A. Tips Merawat Rambut Wanita Berjilbab
Tips cara merawat rambut wanita berjilbab. Perawatan rambut untuk wanita
berjilbab tentunya berbeda dengan mereka yang tidak berjilbab. Karena kondisi
rambut yang tertutup jilbab biasanya lebih lembab kulit kepalanya. Jika tidak di
perhatikan bisa saja mengalami gangguan ketombe, rambut mudah patah, dan
gangguan rambut lainnya.Sehingga bagi wanita berjilbab membutuhkan perawatan
rambut yang ekstra. Sehingga rambut yang tertutup jilbab itu tetap sehat dan indah
meski tak tampak. Bisa kebayang jika gangguan rambut dialami oleh mereka yang
berjilbab, seumpama dilanda gatal pada kulit kepala maka akan sangat tersiksa
sekali karena susah di garuk. Hal itu tentu saja sangat mengganggu.Namun anda
tidak perlu terlalu khawatir karena kami akan memberikan beberapa tips perawatan
rambut bagi wanita yang mengenakan jilbab.

Rutin Mencuci Rambut dan Keramas

Masalah rambut bagi mereka yang berjibab sering juga disebabkan karena
mereka kurang rutin mencuci rambut mereka. Padahal ketika rambut tertutup jilbab
cenderung lebih asam karena terkena keringat. Sehingga endapan keringat ini jika
di acuhkan saja patilah akan menimbulkan kemunculan ketombe.

Pastikan Rambut Dalam Kering Lebih Dulu

Ini sangat penting, sebaiknya anda mengeringkan rambut lebih dulu hingga
benar-benar kering sebelum mengenakan jilbab. Karena jika anda memaksakan
memakai jilbab ketika keadaan rambut masih basah akan menimbulkan masalah.
Diantaranya adalah menimbulkan bau rambut yang tidak sedap, munculnya
ketombe karena kulit kepala lembab, dan bisa juga memicu gatal pada kulit kepala.
Maka setelah mengetahui info ini sebaiknay anda mengenakan jilbab ketika rambut
sudah kering.

Rawat Rambut Berjilbab Anda dengan Hair Tonic

Perawatan khusus memang diperlukan salah satunya adalah memberikan


hair tonic. Pastikan saat anda sehabis keramas memberi kesegaran pada rambut
dengan treatmen hair tonic. Sehingga rambut kembali mendapatkan kesegaran dan
kebutuhan nutrisinya terpenuhi.

Hindari Mengikat Rambut Berjilbab Terlalu Kencang dan Saat


Basah

Special Guide For Muslimah 48


Bagi anda yang memiliki rambut panjang dan menggunakan jilbab
sebaiknya hindari mengikat rambut terlalu kencang. Karena jika terlalu kencang
akan membuat rambut rusak dan mudah patah. Selain itu jangan pula mengikat
rambut saat masih basah. Ini akan menimbulkan kerusakan seperti rambut kusut
dan mudah patah.

Pilih Jilbab Yang Menyerap Keringat

Sebaiknya pilihlah dan pakai jilbab dengan bahan yang dapat menyerap
keringat, karena dengan mengenakan jilbab dapat menyebabkan kondisi kulit
kepala dan rambut menajadi keringat. Salah satu cara untuk mengurangi keringat
berlebih, sebaiknya sahabat memilih jenis jilbab yang dapat menyerap keringat,
seperti jilbab berbahan kaos atau katun.

Mengistirahatkan Rambut

Saat anda berada dikamar dan tidak mengenakan jilbab, sebaiknya


istirahatkan rambut dengan membiarkan tanpa mengikat rambut anda. Berilah
kesempatan rambut untuk bernapas, selain lebih menyegarkan dan mengurangi
kelembapan kulit kepala, akan terhindar dari kerontokan dan ketombe.

Memilih Jepit Rambut yang Tepat

Sebaiknya mulai sekarang, untuk menghindari penggunaan jepit rambut


dengan bahan metal. Karena ikat rambut berbahan metal akan membuat rambut
menjadi rapuh dan patah-patah. Pilihlah jepit ramput atau ikat rambut dari bahan
plastik atau karet berbahan lembut.

Konsumsi Makanan Rendah Lemak

Setelah perawatan dari luar di optimalkan, sebaiknya perhatikan juga


perlunya perawatan dari dalam. Cara merawat rambut wanita berjilbab dari dalam
bisa saja dengan mengkonsumsi makanan yang rendah lemak serta kaya dengan
protein, vitamin B-6, B-12, dan C, serta zat besi yang dapat membetikan nutrisi
secara alami bagi rambut. Kacang-kacangan, bayam dan pisang juga sangat
berguna.

B. Rahasia wudlu bagi kecantikan

Special Guide For Muslimah 49


“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kai, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dlm perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan tanah yg baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. ALLAH tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi DIA hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-NYA bagimu supaya kamu
bersyukur.”(QS. Al-Maidah: 6).

Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology
berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan tentang wudhu. Ia
mengemukakan bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka, yaitu sebelah dahi,
tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar.
Dari sini ia menghubungkan hikmah wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf
tersebut.

Ulama fiqih juga menjelaskan bahwa wudhu juga merupakan upaya untuk
memelihara kebersihan. Daerah yang dibasuh dengan air wudhu seperti tangan,
daerah muka, dan kaki merupakan bagian yang paling banyak bersentuhan dengan
benda-benda asing, termasuk kotoran. Oleh karena itu, daerah tersebut harus
dibasuh untuk menghindari penyakit kulit yang umumnya sering menyerang
permukaan kulit yang terbuka dan jarang dibersihkan seperti sela-sela jari tangan,
kaki, dan belakang telinga.

Republika pada 5/03/07 yang lampau, "dokter Ahmad Syauqy Ibrahim peneliti
hidung, penyakit dalam, dan penyakit jantung di London mengatakan : "Para
pakar sampai kepada kesimpulan: Pencelupan anggota tubuh ke air akan
mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan pada
syaraf dan otot, menormalkan detak jantung, kecemasan dan insomania (susah
tidur)". Nah dari laporan tersebut bisa kita tarik kesimpulan, bahwa air wudhu
mampu menjaga wajah wanita tetap cantik.

Mokhtar Salem dalam bukunya “Prayers a Sport for the Body and Soul”
menjelaskan bahwa wudhu dapat mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini banyak
disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh
kulit. Apabila dibersihkan dengan air (terutama saat berwudhu), maka bahan kimi
tersebut akan larut bersama air. Selain itu, wudhu juga dapat membuat seseorang
menjadi tampak lebih muda.

Di dalam buku Mukjizat Berwudhu karya Drs. Oan Hasanuddin, R.O, Akp, MA.
dijelaskan bahwa anggota badan yang dibasuh air wudhu memiliki titik
akupresure dan akupunktur yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seseorang.
Titik-titik tersebut merupakan bagian titik pijat dan akupunktur untuk mengobati

Special Guide For Muslimah 50


berbagai macam penyakit.

Catatan:
Memang terdapat penelitian dan terbukti bahwa wudhu dapat membuat Anda
lebih cantik, tetapi janganlah berwudhu karena hanya mengejar niat ini. Baiknya,
apa-apa yang Anda lakukan selalu arahkan untuk mencapai Ridha Allah SWT.

C. Manfaat celak mata bagi kesehatan


Celak mata selama ini dipakai oleh wanita-wanita untuk mempercantik diri,
khususnya pada bagian mata. Celak mata dapat menambahkan pesona yang berbeda
pada mata seorang wanita. Celak mata digunakan dengan cara dioleskan pada
bagian bawah mata, biasanya celak yang dipakai adalah berwarna hitam. Celak juga
memiliki efek mempertajam dan memperjelas sorotan mata seseorang. Dalam
agama islam menggunakan celak mata memang di anjurkan, Rasulullah S.A.W
pernah bersabda mengenai penggunaan celak.

Selama ini yang kita ketahui celak mata hanya dipakai oleh kaum wanita
untuk bersolek, akan tetapi sebenarnya celak mata tersebut juga boleh digunakan
oleh pria. Diketahui celak mata yang dianjurkan nabi memiliki manfaat yang
banyak untuk kesehatan manusia terutama pada organ mata. Banyak dari
masyarakat kita yang belum mengetahui tentang anjuran memakai celak mata, yang
di ungkapkan oleh Nabi Muhammad S.A.W.

Kandungan Celak Mata Asli

Apa kandungan dari celak mata yang baik dan diceritakan Nabi dalam
sabdanya? Celak mata yang asli yang digunakan oleh Rasulullah S.A.W ialah
berbahan itsmid yang berasal dari daerah persia. Itsmid adalah sejenis batu hitam
yang langsung berasal dari persia. Celak berbahan itsmid merupakan celak terbaik
dari belahan barat dunia, jenis ini sangat mudah melekat dan sangat halus serta tidak
mengandung kotoran dan bahan berbahaya. Celak ini yang sangat di anjurkan oleh
Nabi untuk dipakai. Biasanya saat ada anggota keluarga yang pergi melakukan
ibadah haji, mereka selalu membeli buah tangan berupa celak ini karena manfaat
yang kita peroleh dari celak tersebut.

Tidak hanya untuk kecantikan, tapi pemakaian celak berguna juga untuk
kesehatan tubuh. Berikut hadist yang menjelaskan tentang pemakaian celak mata.

Ibnu Abbas meriwayatkan dari Nabi Muhammad S.A.W, beliau bersabda :

“Celak yang terbaik untuk kamu adalah itsmid. Sesungguhnya ia bisa menjernihkan
penglihatan dan menumbuhkan bulu mata“.

Special Guide For Muslimah 51


Dikeluarkan HR. Ibnu Majah, bahwa Abu Hurairah r.a katanya: Sesungguhnya
Rasulullah telah bersabda:

“Barang siapa yang brcelak mata hendaklah ia melakukan dengan bilangan yang
ganjil. Sesiapa yang bercelak dia telah melakukan kebaikan (dapat pahala) dan
sesiapa yang tidak bercelak tiada kepayahan (dosa) baginya“.

Diriwayatkan oleh Abu Daud, bahwa Rasulullah bersabda :

“Barang siapa yang menggunakan celak, hendaknya menggunakannya dengan


hitungan ganjil“

Itulah beberapa dasar dari Nabi mengenai anjuran menggunakan celak. Celak
mata sudah digunakan pada zaman Nabi, celak sangat populer digunakan sebagai
obat penyembuh mata. Mungkin masih ada beberapa dari kita yang belum
mengetahui manfaat memakai celak mata bagi kesehatan. Selanjutnya kita akan
bahas manfaat menggunakan celak mata yang selama ini mungkin belum kita
ketahui. Berikut ini diantaranya :

1. Memberikan keindahan yang lebih pada mata.


2. Memperjelas cahaya penglihatan mata dan juga bisa menjernihkannya.
3. Dapat memperlembut materi-materi busuk yang terdapat dalam mata, serta
memaksanya keluar.
4. Menyelimuti kelopak mata, apabila dikenakan pada waktu tidur. Karena
pada saat tidur celak bisa melindungi kelopak mata dari cahaya-cahaya yang
mengganggu saat istirahat..
5. Dapat menenangkan mata, agar tidak melakukan gerakan berbahaya.
6. Menjaga kealamian mata.
7. Dapat mengobati sakit mata. Rasa sakit pada mata langsung berkurang dan
bengkak langsung hilang.
8. Bisa menghilangkan mata merah karena iritasi. Iritasi bisa terjadi karena
masuknya debu atau bakteri-bakteri kecil ke dalam mata, biasanya
menimbulkan efek gatal-gatal dan membuat mata merah.
9. Dapat menumbuhkan bulu mata.
10. Dapat menguatkan dan mengencangkan syaraf mata.
11. Menghilangkan daging tumbuh dalam bisul, menyembuhkan, dan
mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada didalamnya.
12. Menghilangkan pusing dan sakit kepala, jika di campurkan dengan madu
dan digunakan sebagai celak.
13. Mengobati orang tua yang penglihatannya sudah melemah. Caranya,
campurkan celak dengan sedikit misik.
14. Dapat menyembuhkan kerusakan kulit akibat luka bakar. Campurannya
yaitu haluskan celak menjadi bubuk, kemudian tambahkan sedikit lemak
segar dan oleskan pada kulit yang rusak.
15. Mata tidak mudah terkena infeksi.

Special Guide For Muslimah 52


Celak mata yang selama ini hanya kita ketahui sebagai hiasan untuk
mempercantik mata, ternyata memiliki berbagai macam khasiat dan manfaat
lainnya bagi kita. Tidak hanya bagi wanita saja, namun laki-laki juga bisa memakai
celak. Saat mata bengkak karena iritasi, celak mata juga bisa digunakan sebagai
penyembuh. Dalam sabda Nabi Muhammad S.A.W mengatakan sebaiknya gunakan
celak saat akan tidur dan lakukan dengan bilangan ganjil. Hal tersebut menjelaskan
bahwa gunakan celak sebanyak 3 kali dari kanan ke kiri pada mata. Khasiatnya
sangat bagus untuk membersihkan mata dan menenangkan mata saat tidur.

D. KEUTAMAAN MEMBACA SURAH AL-


KAHFI
Surat Al Kahfi atau juga disebut Ashabul Kahf merupakan surat golongan
Makkiyah atau yang diturunkan di Kota Mekkah. Surat Al-Kahfi merupakan salah
satu surat Al-Quran Al-Karim yang mempunyai keagungan dan keutamaan
dibanding beberapa surat yang lain. Akan tetapi tidak sedikit dari kaum muslimin
yang belum mengetahui keagungan dan keutamaannya, sehingga sebagian mereka
jarang atau bahkan hampir tidak pernah membaca dan menghafalnya.

Dr. Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al


Sunnah menyebutkan bahwa diantara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan
pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. (Al-Fiqhul Wadhih
minal Kitab was Sunnah).Kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak
terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada
hari Jum’at.

Imam Al-Syafi’i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa


membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum’at dan siangnya
berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi’i: 1/237).Terdapat
beberapa hadist yang mengungkapkan tentang manfaat dan keutamaan pada surat
ini, diantaranya:

Pertama, manusia yang membaca Al-Kahfi pada Hari Jumat akan terhindar
dari fitnah Dajjal. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa dengan rajin membaca
surat ini pada hari jumat maka akan terhindar dari fitnah tersebut.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallam bersabda,

‫َع‬
َ ‫ِ سَط‬
‫َة‬ ‫ْع‬
‫ُم‬ ْ ِ
‫الج‬ ‫ْم‬
‫يو‬َ ‫ِي‬ َْ
‫هفِ ف‬ ْ ‫ة‬
‫الك‬ ََ
‫ْر‬‫َ سُو‬
‫َأ‬‫َر‬
‫ْ ق‬
‫من‬َ
َ‫َا‬
‫ء‬ ‫َانِ السَّم‬
‫َن‬‫َِلى ع‬
‫ِ إ‬‫ِه‬ ََ
‫دم‬ ‫ْتِ ق‬
‫تح‬َ ْ‫ِن‬ ‫ْر‬
‫ٌ م‬ ‫نو‬ ُ‫َل‬
ُ ‫ه‬

Special Guide For Muslimah 53


َ
‫ْن‬ َ ‫ما‬
‫بي‬ ُ‫َ َل‬
َ ‫ه‬ ‫ِر‬‫ُف‬
‫َغ‬‫ِ و‬
‫مة‬َ‫َا‬
‫ِي‬ ْ َ
‫الق‬ ‫ْم‬
‫يو‬َ ‫ه‬ُ‫ء َل‬ُْ‫ِي‬
‫يض‬ُ
‫َي‬
ِ‫ْن‬ ‫َت‬
‫ْع‬‫ُم‬ ْ
‫الج‬
“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar
cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari
kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.” (HR. Abu Bakr bin Mardawaih
dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. Dari kitab at-Targhib wa al-
Tarhib: 1/298)

Kedua, membaca Al Kahfi pada hari Jumat adalah mendapat


pengampunan dosa diantara dua Jumat. Dalam riwayat lain dari Abu Sa’id al-
Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,

‫ء‬ ‫َض‬
َ‫َآ‬ ‫َة‬
‫ِ أ‬ ‫ْع‬
‫ُم‬ ْ ِ
‫الج‬ ‫ْم‬ َ ‫ِي‬
‫يو‬ ‫هفِ ف‬َْ ْ
‫الك‬ ََ
‫ة‬ ‫َ سُو‬
‫ْر‬ ‫َأ‬‫َر‬
‫ْ ق‬
‫من‬َ
‫َي‬
ِ‫ْن‬ ‫َت‬
‫ْع‬‫ُم‬ ْ َ
‫الج‬ ‫ْن‬
‫بي‬َ ‫ما‬َ ‫ْر‬
ِ ‫َ الن‬
‫ُّو‬ ‫ِن‬ ُ‫َل‬
‫ه م‬
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan
cahaya untuknya di antara dua Jum’at.” (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi:
3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits
hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat
Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

Ketiga, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-
Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari).
Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua
telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak
cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

َ
‫ِين‬‫ِن‬‫ْم‬
‫ُؤ‬ ْ ‫َى‬
‫الم‬ ‫تر‬َ َ
‫ْم‬‫ْو‬
‫ِم‬ ‫َان‬
‫ِه‬ َْ
‫يم‬‫ِأ‬‫َب‬‫ْ و‬‫ِم‬
‫يه‬َ
‫ِي‬
‫يد‬ َ
ْ‫َ أ‬‫ْن‬ َ ْ
‫بي‬ ُُ
‫هم‬‫نور‬ُ ‫َى‬ َ ِ‫َات‬
‫يسْع‬ ‫ْم‬
‫ِن‬ ‫ُؤ‬ ْ َ
‫الم‬ ‫و‬
“Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang
cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (Qs. Al-Hadid:
12)

Dari Abu Sa’id al-Khudri radliyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

َ‫َا‬
‫ء‬ ‫َض‬
‫ِ أ‬‫َة‬
‫ْع‬‫ُم‬ ْ ‫ة‬
‫الج‬ َ‫ل‬
َْ‫هفِ َلي‬
َْ ْ
‫الك‬ ََ
‫ة‬ ‫َ سُو‬
‫ْر‬ ‫َأ‬‫َر‬
‫ْ ق‬َ‫م‬
‫ن‬ َ
‫َي‬
ِ‫ْت‬ ْ َ
‫الب‬ ‫ْن‬ ََ
‫بي‬ َُ
‫ه و‬ ‫ْن‬
‫بي‬َ ‫َا‬ ‫ْم‬
‫ِي‬‫ف‬ ‫ْر‬
ِ ‫َ الن‬
‫ُّو‬ ‫ِن‬
‫ه م‬ُ‫َل‬
‫ْق‬
ِ ‫َت‬
‫ِي‬ ْ
‫الع‬

Special Guide For Muslimah 54


“Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan
cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘atiq.” (Sunan Ad-Darimi,
no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-
Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)

Surat Al-Kahfi Pelindung Fitnah Dajjal

Surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah
untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa
ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama,
sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang,
yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati
zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-
Kahfi.”

Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat
dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-
haranya.

Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan
Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah
al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93).

Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu
tedapat atau berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka
orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga
pada akhirnya, yaitu firman Allah:

ْ
‫ِن‬ ‫َاد‬
‫ِي م‬ ‫ِب‬ ُ‫َّخ‬
‫ِذوا ع‬ ‫يت‬ َْ
َ ‫ن‬ ‫َر‬
‫ُوا أ‬ ‫َف‬
‫َ ك‬
‫ِين‬ َّ َ
‫الذ‬ ‫َس‬
‫ِب‬ ‫َح‬
‫أف‬
َ‫َا‬
‫ء‬ ‫لي‬ِْ َ
‫ِي أو‬ ‫دون‬ُ
“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil
hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku?…” Qs. Al-Kahfi: 102. (Lihat
Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)

Oleh karena itu, Rasulallah Salallahu ‘alaihi waa Sallam selalu beristi’dzah
(meminta perlindunagn kepada Allah) dari empat perkara dalam shalat, yaitu:
Fitnah Agama (dalam kisah ashabul kahfi), Fitnah Harta (dalam kisah dua pemilik
kebun), dan Fitnah Kekuasaan (dalam kisah raja Zulkarnain).

Special Guide For Muslimah 55


Karena itu dalam sebuah riwayat di anjurkan membaca surah Al-Kahfi bagi orang
yang menemui masa-masa dajjal berkuasa.

“Barang siapa diantara kalian yang mendaoatinya (dajjal), hendaklah dia


membacakan ayat-ayat pembuka surah Al-Kahfi kepadanya, karena bacaan itu
melindungi kalian dari fitnahnya (dajjal tersebut).” (HR. Abu Daud). (anj/R02)

BA 5
Tanya-jawab muslimah..

1. Hukum Pasang Kawat Gigi Dalam Islam


Assalamualaikum..
Ana mau tanya.. Gigi taring ana tumbuhnya tidak normal, terlalu masuk kedalam,
jadi terlihat gak ada giginya, saran dokter untuk di behel, itu bagaimana Hukum
Pasang Kawat Gigi dalam Islam?

Jawaban:

Allah menciptakan manusia dalam keadaan sangat sempurna.

‫ْو‬
‫ِيم‬
ٍ ‫تق‬ ‫َح‬
َ ِ‫ْسَن‬ ‫ِي أ‬ َ‫ِنسَا‬
‫ن ف‬ ْ ‫َا‬
‫اإل‬ ‫ْن‬
‫لق‬ََ ْ َ‫لَق‬
‫د خ‬
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS. At-Tin: 4).

Al-Qurthubi mengatakan,

“ ‫في أحسن تقويم” وهو اعتداله واستواء‬


‫ كذا قال عامة المفسرين‬،‫شبابه‬

Makna: “bentuk yang sebaik-baiknya” kesempurnaan dan keseimbangan


fisik manusia ketika usia muda. Demikian keterangan umumnya ahli tafsir. (Tafsir
Al-Qurthubi, 20/114).

Special Guide For Muslimah 56


Demikianlah keadaan manusia dibanding makhluk lainnya, yang sama-
sama memiliki kemampuan bergerak. Bentuk manusia jauh lebih sempurna
dibanding lainnya.

Mengingat manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna, maka


mereka dilarang untuk mengubah ciptaan Allah dari bentuk yang sempurna itu.
Karena perbuatan semacam ini termasuk godaan setan. Sebagaimana yang Allah
tegaskan,

ً‫ُوضا‬ ‫ْر‬
‫مف‬َّ ً‫ِيبا‬ ‫نص‬َ َ‫ِك‬‫َاد‬ ‫ِب‬‫ْ ع‬ ‫ِن‬
‫ن م‬ َ‫تخ‬
َّ‫ِذ‬ ََّ‫ل َأل‬
َ‫َا‬‫َق‬‫و‬
َّ
‫ُن‬‫ِّك‬
‫َت‬
ِ ‫ُب‬
‫لي‬ََ‫ْ ف‬ ُ‫ن‬
‫هم‬ ََّ
‫مر‬ُ‫َآل‬
‫ْ و‬ ‫هم‬َُّ
‫َن‬ ‫ِّي‬
ِ
‫من‬ ُ
َ‫َأل‬
‫ْ و‬‫هم‬ َُّ‫ِلن‬ ُ
َّ‫َألض‬
‫و‬
ِّ َ
ِ‫الل‬ َْ
‫لق‬ ‫ن خ‬َُّ
‫ِر‬‫َي‬
ِّ ‫ُغ‬
‫لي‬ََ‫ْ ف‬‫هم‬ُ‫ن‬ََّ
‫مر‬ُ‫َآل‬‫ِ و‬ ‫َام‬‫نع‬ َ
ْ‫ن األ‬ َ‫َا‬‫آذ‬
Setan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba
Engkau bagian yang sudah ditentukan (untuk saya goda) Aku benar-benar akan
menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka
dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka
benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),
lalu benar-benar mereka mengubahnya.(QS. An-Nisa: 118 – 119)

Mengembalikan ke Bentuk Sempurna

Berdasarkan keterangan di atas, bahwa manusia diciptakan dalam bentuk


paling sempurna dan tidak boleh mengubah ciptaan Allah yang sempurna itu,
sebagian ulama kemudian menegaskan bahwa,

“mengembalikan bentuk anggota badan yang tidak sempurna (baca: cacat) pada
keadaan sesuai yang Allah ciptakan, tidak termasuk mengubah ciptaan Allah.”

Adapun masalah pemasangan kawat gigi atau behel memang sebenarnya


diperuntukkan bagi orang-orang yang bermasalah dengan penampilan giginya, atau
dalam bahasa medis disebut sebagai memiliki persoalan ortodontik seperti posisi
gigi yang tonggos, tidak rata, jarang-jarang dan sebagainya yang diakibatkan oleh
berbagai faktor penyebab.

Diantara dalil yang menunjukkan hal ini adalah:

hadis dari ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

،ِ‫َات‬
‫ِم‬ َ‫ُو‬
‫تش‬ ‫َالم‬‫َاتِ و‬ ‫َاش‬
‫ِم‬ ‫اللُ الو‬َّ َ ‫َن‬‫لع‬
ِ‫ُسْن‬ ْ‫ ل‬،ِ‫َات‬
‫ِلح‬ َِّ
‫ِج‬
‫ل‬ ‫َف‬‫ُت‬‫َالم‬ ‫َاتِ و‬ ‫َم‬
ِّ
‫ِص‬ ‫َن‬‫ُت‬ ‫َالم‬‫و‬
َّ َ
ِ‫الل‬ َْ
‫لق‬ ‫َاتِ خ‬ ‫ِر‬‫َي‬
ِّ ‫ُغ‬
‫الم‬

Special Guide For Muslimah 57


“Semoga Allah melaknat orang yang mentatao, yang minta ditato, yang mencabut
alis, yang minta dikerok alis, yang merenggangkan gigi, untuk memperindah
penampilan, yang mengubah ciptaan Allah. (HR. Bukhari 4886).

An-Nawawi mengatakan,

‫(المتفلجات للحسن) فمعناه‬:‫وأما قوله‬


ٌ‫ وفيه إشار‬،‫ً للحسن‬
‫ة إلى‬ ‫يفعلن ذلك طلبا‬
‫ أما‬،‫أن الحرام هو المفعول لطلب الحسن‬
‫ٍ أو عيبٍ في السن‬
‫لو احتاجت إليه لعالج‬
‫ونحوه فال بأس‬
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Yang merenggangkan gigi, untuk
memperindah penampilan” artinya, dia melakukan hal itu untuk mendapatkan
penampilan yang baik. Dalam hadis ini terdapat isyarat bahwa yang diharamkan
adalah melakukan perenggangan gigi untuk memperindah penampilan. Namun jika
dilakukan karena kebutuhan, baik untuk pengobatan atau karena cacat di gigi atau
semacamnya maka dibolehkan.” (Syarh Shahih Muslim, 14/107).

Keterangan An-Nawawi sangat jelas membedakan antara mengatur gigi


untuk tujuan memperbagus penampilan dan untuk tujuan menormalkan yang tidak
normal. Mengatur gigi yang sudah teratur dan sudah normal, termasuk bentuk tidak
ridha dengan ciptaan Allah, sementara merapikan gigi dalam rangka menormalkan
yang cacat, termasuk mengembalikan ciptaan Allah pada kondisi yang lebih
sempurna.

Tetapi ketika penggunaan kawat gigi menjadi semacam tren aksesoris


khususnya yang lebih banyak kaum perempuan, sebenarnya tidak perlu
memakainya dengan kondisi gigi yang normal. Hal tersebut merupakan perbuatan
yang berlebih-lebihan, tidak perlu, termasuk mubazir serta perbuatan dosa.

Semua itu jika di luar kebutuhan mendesak medis dikategorikan sebagai


perbuatan tabzir (kemubaziran) dan isrof (berlebihan) demi gengsi, gaya hidup (life
style) dan sekadar pamer yang tidak terpuji dalam Islam karena kawat tersebut tidak
akan membawa pengaruh apa-apa pada pertumbuhan gigi selanjutnya tetapi justru
membuang-buang uang untuk sesuatu yang tidak perlu dan cenderung berlebih-
lebihan (israf) dan bermewah-mewahan yang dibenci dan dikutuk Allah Swt (QS.
Al-Mukminun:64-65, QS. Al-Isra’:26-27). Akan lebih baik bila kelebihan rezki
tersebut digunakan untuk beramal shalih berupa sedekah terutama kepada korban
kondisi krisis ekonomi dan bencana yang justru secara spiritual akan mempercantik
kepribadian diri secara hakiki di samping akan membawa kebahagiaan dan
keberkahan dunia dan akhirat. Wallahu A’lam

Special Guide For Muslimah 58


2. Wanita Muslimah Menghadapi Tantangan Dunia Modern

Assalamu’alaikum ukhti..

Nama saya Amilatus Sholihah, ana mau nanya,,bagaimana sih cara seorang wanita
muslimah dalam menghadapi tantangan dunia modern ?

Jawaban:

Wanita merupakan pembahasan yang sangat penting terutama terkait


eksistensi wanita dalam dalam membangun bangsa ini. Seperti yang kita ketahui
selama ini wanita adalah setengah dari bangsa, karena memiliki pengaruh yang
sangat dominan bagi keberlangsungan sebuah bangsa, terlebih wanitalah yang akan
melahirkan dan mendidik para generasi yang akan datang sekaligus pemberi
pengaruh pertama kali bagi kehidupan generasi dan pemimpin bangsa. Dari sekian
tugas penting yang dimiliki oleh wanita, kita memahami bahwa wanita bukan
makhluk kelas dua setelah laki-laki, hal ini juga telah jelas diatur dalam Islam, yaitu
dengan cara membangun sistem, membuat kaidah dan rambu-rambu yang lebih
terperinci dalam pembahasan mengenai wanita.

Terkait dengan perhatian dan apa yang telah disumbangkan Islam terhadap
kaum wanita, hal ini sudah jelas sekali tertulis dalam Alquran dan Hadits,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam khutbah Haji Wada:

“Perlakukan kaum wanita dengan baik.” (Al-Hadits)

Wanita bukanlah “budak peradaban”, seperti anggapan orang jahiliyah


terdahulu dan perilaku budaya masyarakat sekarang yang merendahkan kaum
perempuan. Anggapan seperti ini telah ditepis sejak Islam datang ke muka bumi.
Bahkan Rasulullah SAW memuliakan kaum wanita dengan memperlakukan
mereka dengan sebaik-baiknya perlakuan dengan memperhatikan perasaan kaum
perempuan. Perhatikan kisah Rasulullah bersama istri-istrinya, anak-anak
perempuannya dan para shahabiyah.

Begitulah Islam memandang wanita, lantas mengapa di era globalisasi


sekarang ini kita masih saja mendengar teriakan seorang wanita yang menuntut hak-
haknya. Sehingga lahirlah wacana kesetaraan gender dan feminisme? Islam
memberikan kesetaraan hak antara kaum pria dan wanita, berbeda dengan cara
pandang feminisme yang dibawa oleh sekelompok aktivis wanita Barat dengan
berbagai definisi yang sangat relatif dengan makna yang paling mendasar, yaitu
keyakinan bahwa perempuan benar-benar bagian dari manusia, dan bukan jenis
yang terpisah. Allah menjelaskan tentang penciptaan manusia, sebagaimana
firman-Nya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari pada Allah menciptakan istrinya;
dan dari pada keduanya Allah mengembangbiakkan pria dan wanita yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (Mempergunakan) nama-Nya kamu

Special Guide For Muslimah 59


saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim,
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS An-Nisaa: 1)

Islam juga telah menyamakan hak-hak kaum pria dan wanita dalam firman-
Nya : “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan
kelebihan dapada istrinya” (QS Al-baqarah: 228)

Untuk para wanita, jangan merasa tidak percaya diri, walau dalam ayat ini
dinyatakan bahwa suami memiliki satu tingkat kelebihan daripada istrinya sehingga
kemudian muncul anggapan bahwa Islam bias gender. Wanita memiliki keunggulan
dibandingkan pria dalam hal mengurus rumah tangga dan mendidik anak. Kesemua
hal tersebut sudah diatur oleh Allah, sehingga keunggulan wanita tersebut sudah
sesuai dengan fitrah jasmani dan kejiwaannya yang penyayang, lemah lembut dan
keibuan.

Bahkan Islam juga menyamakan pria dan wanita dalam pelaksanaan


kewajiban syar’i dan ganjaran pahala yang didapatkannya. Firman Allah SWT:
“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik pria maupun wanita dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik. Dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS An-Nahl: 97)

Perlu dipahami secara mendalam bahwa success story kejayaan umat Islam
di masa lalu tidak terlepas dari sukses membangun sinergi antara wanita dengan
pria. Bangunan peradaban manusia yang sukses dan bermartabat hanya bisa
dibangun dengan kerjasama yang harmonis dan sinergis antara pria dan wanita.

Sebagaimana Allah berfirman: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki


dan perempuan, sebagaimana mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.
Mereka menyuruh yang makruf dan mencegah dari yang mungkar… “ (QS at-
Taubah: 71).

Dilema Muslimah: Keluaga atau Karier?


Assalamu’alaikum ukhti..

Nama saya Iis Adiliyah ingin bertanya seputar masalah pribadi yang sedang saya
hadapi.. perasaan saya sedang dilema ketika saya dihadapkan dengan dua
pertanyaan yaitu keluarga atau karier?lalu bagaimana solusinya ukhti?

Jawaban :

Sementara Alquran sudah dengan baik menjelaskan tetapi mengapa banyak


wanita masih berada di persimpangan jalan? Di satu sisi ingin maju mengikuti gaya
hidup bebas namun kehilangan jati dirinya sebagai wanita. Di sisi lain, tetap

Special Guide For Muslimah 60


bertahan dengan jati diri sebagai wanita namun tidak memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri. Menurut penulis perbedaan pandangan ini muncul
disebabkan:

Pertama, wanita ingin bebas menentukan nasibnya sendiri tanpa harus


bergantung dengan laki-laki karena laki-laki dianggap sebagai sumber masalah,
seperti pemikiran kebanyakan kelompok feminis modern sekarang ini. Pandangan
ini muncul dikarenakan wanita tidak mendapatkan keadilan gender yang umumnya
diyakini di negara-negara Barat.

Kedua, pandangan yang mengharuskan perempuan berada di rumah saja


sementara tugas bekerja di luar rumah menjadi tugas laki-laki. Akhirnya, wanita
tidak memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan yang layak yang
semestinya. Padahal pendidikan menjadi penting agar menjadikan perempuan itu
cerdas untuk menjalankan tugas utamanya sebagai istri dan ibu dalam keluarga.

Di zaman modern dengan teknologi canggih seperti sekarang ini, banyak


wanita di luar sana yang mendambakan bekerja untuk meningkatkan keahlian,
mengembangkan diri dan menambah penghasilan. Bagi sebagian wanita, sosok
wanita karir adalah sosok yang diidolakan dan dianggap berhasil. Wanita karir yang
dapat bebas pergi kemana saja sesuai kemauannya, mendapatkan penghasilan yang
banyak untuk menunjang penampilannya sesuai dengan standar fashion dan
kecantikan. Lantas apakah wanita memang tidak boleh bekerja, atau tidak boleh
memegang jabatan publik?

Jawabannya, Islam tetap memperbolehkan wanita bekerja atau memegang


jabatan-jabatan publik tetapi tetap dalam menjaga adab syar’i dan batas etika yang
wajar dalam Islam. Banyak pandangan yang keliru tentang wanita bekerja, salah
satunya adalah pandangan yang keliru menganggap wanita yang bekera di luar
untuk memperoleh nafkah penghasilan lebih baik daripada mengerjakan kewajiban
sebagai seorang istri yang berdiam di rumah dan hanya mengurus anak dan
keluarga.

Jika wanita keluar rumah dengan niat untuk mencari nafkah maka ia akan
mengeluarkan uang lebih banyak untuk keperluan merias diri seperti pakaian,
parfum, kosmetik dan perhiasan. Misalkan pegawai kantoran, yang mau tidak mau
harus merias diri dan berpenampilan menarik, dan kesemua hal tersebut
membutuhkan banyak uang untuk memenuhinya. Oleh sebab itu pilihlah lapangan
pekerjaan dan mitra kerja yang sesuai dikerjakan oleh wanita dan sesuai dengan
etika Islam.

Menurut pandangan penulis, bagi seorang muslimah tuntutan untuk


berdedikasi di luar rumah hanya cocok pada beberapa profesi. Misalnya menjadi
guru, dosen, dokter, perawat, bidan, penulis, bisnis online atau pekerjaan yang
serupa dengan hal tersebut dan kemudian dapat meminimalisir adanya kontak atau
interaksi dengan kaum pria.

Special Guide For Muslimah 61


Walaupun ada beberapa pilihan profesi pekerjaan yang cocok untuk diambil
oleh wanita, tapi tetap saja ada beberapa norma yang harus diperhatikan oleh wanita
yang bekerja: Pertama, adanya izin yang diberikan oleh suami (untuk istri) atau
ayah (untuk gadis). Kedua, menjauhi pergaulan yang bersifat campur baur antara
laki-laki dengan perempuan, apalagi hingga larut malam. Ketiga, jika keluar rumah
untuk bekerja menggunakan pakaian yang sopan, menutup aurat dan sesuai etika
Islam.

Terutama untuk jabatan publik, jika kita perhatikan dalam Alquran, kita
tidak akan menemukan ayat-ayat yang melarang wanita untuk memegang amanah
di jabatan publik. Selama jabatan tersebut relevan dengan fitrah wanita dan ia
mampu menunaikannya secara optimal dan maksimal. Beberapa contoh jabatan
publik tersebut misalnya adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan, atau anggota
DPR yang menangani isu-isu pendidikan, kesehatan, wanita dan anak.

Perlu diingat kembali bahwa:

(1) tugas-tugas wanita dalam konteks sosial bukanlah sekedar membuat tulisan,
makalah, atau laporan dokumentasi namun juga bekerja secara serius dan proaktif
dalam mengaktualisasi kemampuan diri,

(2) mampu untuk membimbing dan mendidik generasi penerus yang berkualitas,
(3) memiliki kepekaan terhadap kondisi masyarakat dan masalah sosial yang ada,
(4) memiliki kepekaan terhadap masalah yang dihadapi kaum wanita dan kelompok
marjinal, (5) memiliki kepribadian yang unggul dan prestatif, dimulai dari perihal
keagamaan, pemikiran, perilaku, cara berpakaian hingga etika dalam kehidupan
sehari-hari.

Special Guide For Muslimah 62


BAB 6
Lain-Lain

1. KEUTAMAAN SABAR MENGHADAPI COBAAN

"Artinya : Dari Ummu Al-Ala', dia berkata : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa


sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. 'Gembirakanlah
wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah
menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan
kotoran emas dan perak". (Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor
3092)

Wahai Ukhti Mukminah .!

Sudah barang tentu engkau akan menghadapi cobaan di dalam kehidupan dunia ini.
Boleh jadi cobaan itu menimpa langsung pada dirimu atau suamimu atau anakmu
ataupun anggota keluarga yang lain. Tetapi justru disitulah akan tampak kadar
imanmu. Allah menurunkan cobaan kepadamu, agar Dia bisa menguji imanmu,
apakah engkau akan sabar ataukah engkau akan marah-marah, dan adakah engkau
ridha terhadap takdir Allah ?

Wasiat yang ada dihadapanmu ini disampaikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa


sallam tatkala menasihati Ummu Al-Ala' Radhiyallahu anha, seraya menjelaskan

Special Guide For Muslimah 63


kepadanya bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus
kesalahan dan dosa-dosanya.

Selagi engkau memperhatikan kandungan Kitab Allah, tentu engkau akan


mendapatkan bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat dan mengambil
nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar, sebagaimana firman Allah.

"Artinya : Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang


berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan
menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi
setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur". (Asy-Syura : 32-33)

Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memuji orang-orang yang sabar dan
menyanjung mereka. Firman-Nya.

"Artinya : Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa". (Al-Baqarah : 177)

Engkau juga akan tahu bahwa orang yang sabar adalah orang-orang yang dicintai
Allah, sebagaimana firman-Nya.

"Artinya : Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar". (Ali Imran : 146).

Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-orang
yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan
melipatgandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya.

"Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang


yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan". (An-
Nahl : 96)

"Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan


pahala mereka tanpa batas". (Az-Zumar : 10)

Bahkan engkau akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat dan
keselamatan dari neraka akan mejadi milik orang-orang yang sabar. Firman Allah.

"Artinya : Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu,
(sambil mengucapkan): 'Salamun 'alaikum bima shabartum'. Maka alangkah
baiknya tempat kesudahan itu". (Ar-Ra'd : 23-24)

Special Guide For Muslimah 64


Benar. Semua ini merupakan balasan bagi orang-orang yang sabar dalam
menghadapi cobaan. Lalu kenapa tidak? Sedangkan orang mukmin selalu dalam
keadaan yang baik ?

Dari Shuhaib radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa


sallam bersabda.

"Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua


urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu
kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu
kebaikan baginya". (Ditakhrij Muslim, 8/125 dalam Az-Zuhud)

Engkau harus tahu bahwa Allah mengujimu menurut bobot iman yang engkau
miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih
keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, maka cobaan yang diberikan
kepadamu juga lebih ringan. Perhatikanlah riwayat ini.

"Artinya : Dari Sa'id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Aku pernah
bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ? Beliau
menjawab: Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka
seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama)
yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada
kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan
seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada
satu kesalahan pun pada dirinya". (Isnadnya shahih, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits
nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172)

"Artinya : Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Aku
memasuki tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau sedang
demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas
ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata. 'Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya
sakit ini pada dirimu'. Beliau berkata: 'Begitulah kami (para nabi). Cobaan
dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami'. Aku bertanya.
'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ? Beliau
menjawab: 'Para nabi. Aku bertanya. 'Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?
Beliau menjawab: 'Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara
mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka
tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah
seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah
seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan". (Ditakhrij Ibnu Majah,
hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, di shahihkan Adz-Dzahaby)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. "Rasulullah Shallallahu 'alaihi


wa sallam berkata :

Special Guide For Muslimah 65


"Artinya : Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak
dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu
kesalahanpun". (Isnadnya Hasan, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 2510. Dia
menyatakan, ini hadits hasan shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346, dishahihkan
Adz-Dzahaby)

Selagi engkau bertanya : "Mengapa orang mukmin tidak menjadi terbebas karena
keutamaannya di sisi Rabb?".

Dapat kami jawab : "Sebab Rabb kita hendak membersihkan orang Mukmin dari
segala maksiat dan dosa-dosanya. Kebaikan-kebaikannya tidak akan tercipta
kecuali dengan cara ini. Maka Dia mengujinya sehingga dapat membersihkannya.
Inilah yang diterangkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap Ummul 'Ala
dan Abdullah bin Mas'ud. Abdullah bin Mas'ud pernah berkata. "Aku memasuki
tempat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau sedang demam, lalu aku
berkata. 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sungguh menderita demam yang
sangat keras'.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata. "Benar. Sesungguhnya aku


demam layaknya dua orang diantara kamu yang sedang demam".

Abdullah bin Mas'ud berkata. "Dengan begitu berarti ada dua pahala bagi engkau
?"

Beliau menjawab. "Benar". Kemudian beliau berkata. "Tidaklah seorang muslim


menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah
menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon
yang menggugurkan daun-daunnya". (Ditakhrij Al-Bukhari, 7/149. Muslim 16/127)

Dari Abi Sa'id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya
pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata.

"Artinya : Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga
kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-
kesalahannya". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/148-149, Muslim 16/130)

Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi,


menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin
dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian
iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yang
tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala. Maka Umar
bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata. "Kehidupan yang paling baik ialah
apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran". Maka andaikata engkau
mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah
bagimu, tentu engkau bisa bersabar dalam menghadapi sakit. Perhatikanlah riwayat
berikut ini.

Special Guide For Muslimah 66


"Artinya : Dari Atha' bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah berkata
kepadaku. 'Maukah kutunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni sorga ? Aku
menjawab. 'Ya'. Dia (Ibnu Abbas) berkata. "Wanita berkulit hitam itu pernah
mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, seraya berkata. 'Sesungguhnya aku
sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata.
'Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah
sorga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo'a sendiri kepada Allah hingga
Dia memberimu fiat'. Lalu wanita itu berkata. 'Aku akan bersabar. Wanita itu
berkata lagi. 'Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo'alah kepada Allah bagi
diriku agar (auratku) tidak terbuka'. Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut".
(Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. Muslim 16/131)

Perhatikanlah, ternyata wanita itu memilih untuk bersabar menghadapi


penyakitnya dan dia pun masuk sorga. Begitulah yang mestinya engkau ketahui,
bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan sorga. Diantara jenis
kesabaran menghadapi cobaan ialah kesabaran wanita muslimah karena diuji
kebutaan oleh Rabb-nya. Disini pahalanya jauh lebih besar.

Dari Anas bin Malik, dia berkata. "Aku pernah mendengar Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata.

"Artinya : Sesungguhnya Allah berfirman. 'Apabila Aku menguji hamba-Ku


(dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku akan
mengganti kedua matanya itu dengan sorga". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/151 dalam
Ath-Thibb. Menurut Al-Hafidz di dalam Al-Fath, yang dimaksud habibatain adalah
dua hal yang dicintai. Sebab itu kedua mata merupakan anggota badan manusia
yang paling dicintai. Sebab dengan tidak adanya kedua mata, penglihatannya
menjadi hilang, sehingga dia tidak dapat melihat kebaikan sehingga membuatnya
senang, dan tidak dapat melihat keburukan sehingga dia bisa menghindarinya.)

Maka engkau harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan
cobaan yang menimpamu. Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang
mengadukan cobaan yang menimpanya. Maka dia berkata kepadanya. "Bagaimana
mungkin engkau mengadukan yang merahmatimu kepada orang yang tidak
memberikan rahmat kepadamu ?"

Sebagian orang Salaf yang shalih berkata : "Barangsiapa yang mengadukan


musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya".

Yang dimaksud mengadukan di sini bukan membeberkan penyakit kepada


dokter yang mengobatinya. Tetapi pengaduan itu merupakan gambaran penyesalan
dan penderitaan karena mendapat cobaan dari Allah, yang dilontarkan kepada orang
yang tidak mampu mengobati, seperti kepada teman atau tetangga.

Orang-orang Salaf yang shalih dari umat kita pernah berkata. "Empat hal
termasuk simpanan sorga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan

Special Guide For Muslimah 67


(merahasiakan) shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan
sakit".

Ukhti Muslimah !

Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy : "Asy-


Syaibany pernah berkata. 'Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya
berkata. 'Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang
teman. Maka dia memegang tanganku seraya berkata. 'Wahai anak saudaraku,
janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah. Karena orang yang engkau keluhi
itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan. Kalau dia seorang
teman, berarti dia berduka dan tidak bisa memberimu manfaat. Kalau dia seorang
lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu. Lihatlah salah satu mataku ini,
'sambil menunjuk ke arah matanya', demi Allah, dengan mata ini aku tidak pernah
bisa melihat seorangpun, tidak pula teman sejak lima tahun yang lalu. Namun aku
tidak pernah memberitahukannya kepada seseorang hingga detik ini. Tidakkah
engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih (Yusuf) : "Sesungguhnya
hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". Maka
jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang
menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan
yang paling dekat untuk dimintai do'a". (Al-Aqdud-Farid, 2/282)

Abud-Darda' Radhiyallahu anhu berkata. "Apabila Allah telah menetapkan suatu


takdir, maka yang paling dicintai-Nya adalah meridhai takdir-Nya". (Az-Zuhd,
Ibnul Mubarak, hal. 125)

Perbaharuilah imanmu dengan lafazh la ilaha illallah dan carilah pahala di sisi
Allah karena cobaan yang menimpamu. Janganlah sekali-kali engkau katakan :
"Andaikan saja hal ini tidak terjadi", tatkala menghadapi takdir Allah.
Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah.

2. WAHAI WANITA KETAUHILAH AGAMAMU

"Artinya : Dari Ummu Salamah, dia berkata. 'Ummu Sulaim pernah datang kepada
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata. 'Wahai Rasulullah
sesungguhnya Allah tidak merasa malu dari kebenaran. Lalu apakah seorang
wanita itu harus mandi jika dia bermimpi ?. Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab. 'Jika dia melihat air (mani)'. Lalu Ummu Salamah menutup
wajahnya, dan berkata. 'Wahai Rasulullah, apakah wanita itu juga bisa bermimpi
.? 'Beliau menjawab. 'Ya, bisa'. Maka sesuatu yang menyerupai dirinya adalah
anaknya".(Hadits shahih, ditakhrij Ahmad 6/306, Al-Bukhari 1/44, Muslim 3/223)

Wahai Ukhti Muslimah !

Special Guide For Muslimah 68


Diantara kebaikan ke-Islaman seorang wanita adalah jika dia mengetahui
agamanya. Maka Islam mewajibkan para wanita mencari ilmu sebagaimana yang
diwajibkan terhadap kaum laki-laki.

Firman Allah ini.

"Artinya : Katakanlah. Adakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-


orang yang tidak mengetahui ?". (Az-Zumar : 9)

Bahkan perhatikan pula firman Allah yang secara khusus ditujukan kepada
Ummahatul-Mukminin, yang menganjurkan mereka agar mempelajari kandungan
Al-Qur'an dan hadits Nabawi yang dibacakan di rumah-rumah mereka. Firman-
Nya.

"Artinya : Dan, ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan
hikmah". (Al-Ahzab : 34)

Karena perintah Allah inilah para wanita merasakan keutamaan ilmu. Maka
mereka pun pergi menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menuntut suatu
majlis bagi mereka dari beliau, agar di situ mereka bisa belajar.

Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Para wanita
berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. 'Kaum laki-laki telah
mengalahkan kami atas diri engkau. Maka buatlah bagi kami dari waktu engkau'.
Maka beliau menjanjikan suatu hari kepada mereka, yang pada saat itu beliau akan
menemui mereka dan memberi wasiat serta perintah kepada mereka. Di antara yang
beliau katakan kepada mereka adalah : 'Tidaklah ada di antara kamu sekalian
seorang wanita yang ditinggal mati oleh tiga anaknya, melainkan anak-anaknya itu
menjadi penghalang dari neraka baginya'. Lalu ada seorang wanita yang bertanya.
'Bagaimana dengan dua anak?' Maka beliau menjawab. 'Begitu pula dua anak'.
(Diriwayatkan Al-Bukhari, 1/36 dan Muslim 16/181)

Begitulah Islam menyeru agar para wanita diajari dan diberi bimbingan
tentang hal-hal yang harus mereka biasakan, untuk kebaikan di dunia dan akhirat.

Wahai Ukhti Muslimah !

Perhatikanlah di dalam wasiat Nabawi ini, bahwa Ummu Salamah datang


untuk mempelajari apa-apa yang tidak diketahuinya, sehingga akhirnya dia bisa
mengetahui secara komplit. Begitulah seharusnya yang dilakukan seorang wanita
muslimah. Dia bisa bertanya tentang hukum-hukum agamanya. Karena yang tahu
hukum-hukum tersebut diantara mereka hanya sedikit sekali. Marilah kita simak
wasiat ini.

Wahai Ukhti Muslimah !

Special Guide For Muslimah 69


Perhatikanlah bagaimana adab Ummu Sulaim yang memulai ucapannya
dengan berkata. "Sesungguhnya Allah tidak merasa malu dari kebenaran".
Maksudnya, tidak ada halangan untuk menjelaskan yang benar. Sehingga Allah
membuat perumpamaan dengan seekor nyamuk dan yang serupa lainnya
sebagaimana firman-Nya. "Sesungguhnya Allah tidak segan membuat
perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu". (Al-Baqarah : 26)

Begitu pula Ummu Sulaim. Tidak ada halangan baginya untuk bertanya
kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang apa-apa yang mestinya dia
ketahui dan dia pelajari, meskipun mungkin hal itu dianggap aneh. Sungguh benar
Ummul Mukminin, Aisyah yang berkata. "Sebaik-baik wanita adalah wanita
Anshar. Tidak ada rasa malu yang menghalangi mereka untuk memahami agama".
(Diriwayatkan Al-Bukhari 1/44)

Selagi engkau dikungkung rasa malu dan tidak mau mengetahui hukum-
hukum agamamu, maka ini merupakan kesalahan yang amat besar, bahkan bisa
berbahaya. Ada baiknya engkau membiasakan dirimu untuk tidak merasa malu
dalam mempelajari hukum-hukum agama, baik hukum itu kecil maupun besar.
Sebab jika seorang wanita lebih banyak dikungkung rasa malu, maka dia sama
sekali tidak akan mengetahui sesuatu pun. Perhatikanlah perkataan Mujahid
Rahimahullah. "Orang yang malu dan sombong tidak akan mau mempelajari
ilmu". Seakan-akan dia menganjurkan orang-orang yang mencari ilmu agar tidak
merasa lemah dan takabbur, sebab hal itu akan mempengaruhi usaha mereka dalam
mencari ilmu.

Ada suatu pertanyaan dari Ummu Sulaim, dia bertanya. "Apakah seorang
wanita itu harus mandi jika dia bermimpi?". Maksudnya, jika dia bermimpi bahwa
dia disetubuhi. Jawaban Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Jika dia melihat air".
Makna jawaban ini, bahwa jika seorang wanita benar-benar bermimpi dan ada
petunjuk atau bukti terjadinya hal itu, yaitu dia melihat adanya bekas air mani di
pakaian, maka ini merupakan syarat mandinya. Namun jika dia bermimpi dan tidak
melihat bekas air mani, maka dia tidak perlu mandi. Setelah diberi jawaban yang
singkat dan padat ini, Ummu Salamah langsung menutupi wajahnya seraya
bertanya. "Apakah wanita itu juga bermimpi?".

Wahai Ukhti Muslimah !

Rasa herannya Ummu Salamah itu bukanlah sesuatu yang aneh. Pernah
terjadi pada diri Aisyah, sementaranya ilmunya lebih komplit, sebagaimana yang
disebutkan dalam suatu riwayat, dia berkata. "Kecelakaan bagimu. Apakah wanita
akan mengalami seperti itu ?". Dia berkata seperti itu dengan maksud untuk
mengingkari bahwa wanita juga bisa bermimpi.

Jika permasalahan-permasalahannya yang hakiki tidaklah seperti yang


disangkakan bahwa setiap wanita bisa bermimpi. Mimpi itu hanya terjadi pada
sebagian wanita, sedangkan yang lain tidak. Maka inilah sebab pengingkaran dan

Special Guide For Muslimah 70


keheranan yang muncul dari Ummu Salamah dan Aisyah. Namun keheranan ini
bisa dituntaskan oleh jawaban Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : 'Na'am, taribat
yaminuki', maksudnya : Benar, seorang wanita bisa bermimpi. Perkataan beliau :
"Taribat yaminuki", maksudnya, dia menjadi rendah dan berada di atas tanah. Ini
merupakan lafazh yang diucapkan saat menghardik, dan tidak dimaksudkan
menurut zhahirnya.

Kemudian di akhir ucapan beliau ada salah satu bukti nubuwah, yaitu
perkataan beliau : "Sesuatu yang bisa menyerupai dirinya adalah anaknya".

Wahai Ukhti Muslimah !

Ilmu pengetahuan modern telah menetapkan bahwa laki-laki dan wanita


saling bersekutu dalam pembentukan janin. Sebab jenis hewan yang berkembang
biak, benih datang dari pasangan laki-laki ke indung telur yang ada di dalam tubuh
yang perempuan, lalu sperma yang satu bercampur dengan yang lain. Dengan
pengertian, bahwa separo sifat-sifat yang diwariskan kira-kira bersumber dari yang
laki-laki dan yang separonya lagi kira-kira berasal dari perempuan. Kemudian bisa
juga terjadi pertukaran dan kesesuaian, sehingga ada sifat-sifat yang lebih menonjol
daripada yang lain. Maka dari sinilah terjadi penyerupaan.

Jadi sebagaimana yang engkau ketahui wahai Ukhti Muslimah, seperti


apapun keadaannya, tidak mungkin bagi jenis hewan yang berkembang biak, yakni
hanya laki-laki saja yang bisa membuahi suatu mahluk hidup, tanpa bersekutu
dengan indung telur pada jenis perempuan.

Perhatikanlah bagaimana keindahan pengabaran Nabawi ini. Karena sejak


beliau di utus sebagai rasul, jauh sebelum masa Aristoteles, ada kepercayaan bahwa
wanita tidak mempunyai campur tangan dalam pembentukan dan keberadaan anak.
Hanya air mani sajalah yang terpenting. Mereka tidak yakin bahwa air mani seorang
laki-laki akan sampai ke rahim perempuan, lalu berkembang menjadi janin, sedikit
demi sedikit janin membesar sehingga menjadi bayi dan akhirnya benar-benar
sempurna menjadi sosok manusia di dalam rahim. Lalu Muhammad bin Abdullah
datang mengabarkan kepada kita tentang apa yang bakal disibak oleh ilmu
pengetahuan modern. Benar, ini merupakan wahyu yang diwahyukan, dan beliau
sama sekali tidak berkata dari kemauan dirinya sendiri, tetapi beliau berkata
menurut apa yang diajarkan Allah kepada beliau.

Begitulah wahai Ukhti Muslimah apa yang bisa kita pelajari dari wasiat
Nabawi ini, semoga Allah memberi manfaat kepada kita semua.

3. WASIAT SEBELUM TIDUR

"Ali berkata, Fathimah mengeluhkan bekas alat penggiling yang dialaminya.


Lalu pada saat itu ada seorang tawanan yang mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam. Maka Fathimah bertolak, namun tidak bertemu dengan beliau. Dia

Special Guide For Muslimah 71


mendapatkan Aisyah. Lalu dia mengabarkan kepadanya. Tatkala Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam tiba, Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau.
Lalu beliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendak berangkat tidur. Lalu aku
siap berdiri, namun beliau berkata. 'Tetaplah di tempatmu'. Lalu beliau duduk di
tengah kami, sehingga aku bisa merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di
dadaku. Beliau berkata. 'Ketahuilah, akan kuajarkan kepadamu sesuatu yang lebih
baik daripada apa yang engkau minta kepadaku. Apabila engkau hendak tidur,
maka bertakbirlah tiga puluh empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali,
dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali, maka itu lebih baik bagimu daripada
seorang pembantu". (Hadits Shahih, ditakhrij Al-Bukhari 4/102, Muslim 17/45)

Wahai Ukhti Muslimah !

Inilah wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi putrinya yang suci,
Fathimah, seorang pemuka para wanita penghuni sorga. Maka marilah kita
mempelajari apa yang bermanfa'at bagi kehidupan dunia dan akhirat kita dari wasiat
ini.

Fathimah merasa capai karena banyaknya pekerjaan yang harus


ditanganinya, berupa pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, terutama pengaruh alat
penggiling. Maka dia pun pergi menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
untuk meminta seorang pembantu, yakni seorang wanita yang bisa membantunya.

Tatkala Fathimah memasuki rumah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia


tidak mendapatkan beliau. Dia hanya mendapatkan Aisyah, Ummul Mukminin.
Lalu Fathimah menyebutkan keperluannya kepada Aisyah. Tatkala beliau tiba,
Aisyah mengabarkan urusan Fathimah.

Beliau mempertimbangkan permintaan Fathimah. Dan, memang beliau


mempunyai beberapa orang tawanan perang, ada pula dari kaum wanitanya. Tetapi
tawanan-tawanan ini akan dijual, dan hasilnya akan disalurkan kepada orang-orang
Muslim yang fakir, yang tidak mempunyai tempat tinggal dan makanan kecuali dari
apa yang diberikan Rasulullah. Lalu beliau pergi ke rumah Ali, suami Fathimah,
yang saat itu keduanya siap hendak tidur. Beliau masuk rumah Ali dan Fathimah
setelah meminta ijin dari keduanya. Tatkala beliau masuk, keduanya bermaksud
hendak berdiri, namun beliau berkata. "Tetaplah engkau di tempatmu". "Telah
dikabarkan kepadaku bahwa engkau datang untuk meminta. Lalu apakah
keperluanmu?".

Fathimah menjawab. "Ada kabar yang kudengar bahwa beberapa pembantu


telah datang kepada engkau. Maka aku ingin agar engkau memberiku seorang
pembantu untuk membantuku membuat roti dan adonannya. Karena hal ini sangat
berat bagiku".

Beliau berkata. "Mengapa engkau tidak datang meminta yang lebih engkau
sukai atau lebih baik dari hal itu ?". Kemudian beliau memberi isyarat kepada

Special Guide For Muslimah 72


keduanya, bahwa jika keduanya hendak tidur, hendaklah bertasbih kepada Allah,
bertakbir dan bertahmid dengan bilangan tertentu yang disebutkan kepada
keduanya. Lalu akhirnya beliau berkata. "Itu lebih baik bagimu daripada seorang
pembantu".

Ali tidak melupakan wasiat ini, hingga setelah istrinya meninggal. Hal ini
dikatakan Ibnu Abi Laila. "Ali berkata, 'Semenjak aku mendengar dari Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, aku tidak pernah meninggalkan wasiat itu".

Ada yang bertanya. "Tidak pula pada malam perang Shiffin ?".Ali
menjawab. "Tidak pula pada malam perang Shiffin". (Ditakhrij Muslim 17/46)

Yang dimaksud perang Shiffin di sini adalah perang antara pihak Ali dan
Mu'awiyah di Shiffin, suatu daerah antara Irak dan Syam. Kedua belah pihak
berada di sana beberapa bulan)

Boleh jadi engkau bertanya-tanya apa hubungan antara pembantu yang diminta
Fathimah dan dzikir ?

Hubungan keduanya sangat jelas bagi orang yang memiliki hati atau pikiran
yang benar-benar sadar. Sebab dzikir bisa memberikan kekuatan kepada orang yang
melakukannya. Bahkan kadang-kadang dia bisa melakukan sesuatu yang tidak
pernah dibayangkan. Di antara manfaat dzikir adalah :

1. Menghilangkan duka dan kekhawatiran dari hati.


2. Mendatangkan kegembiraan dan keceriaan bagi hati.
3. Memberikan rasa nyaman dan kehormatan.
4. Membersihkan hati dari karat, yaitu berupa lalai dan hawa nafsu.

Boleh jadi engkau juga bertanya-tanya, ada dzikir-dzikir lain yang bisa dibaca
sebelum tidur selain ini. Lalu mana yang lebih utama ? Pertanyaan ini dijawab oleh
Al-Qady Iyadh : "Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
beberapa dzikir sebelum berangkat tidur, yang bisa dipilih menurut kondisi, situasi
dan orang yang mengucapkannya. Dalam semua dzikir itu terdapat keutamaan".

Secara umum wasiat ini mempunyai faidah yang agung dan banyak manfaat
serta kebaikannya. Inilah yang disebutkan oleh sebagian ulama :

Pertama
Menurut Ibnu Baththal, di dalam hadits ini terkandung hujjah bagi keutamaan
kemiskinan daripada kekayaan. Andaikata kekayaan lebih utama daripada
kemiskinan, tentu beliau akan memberikan pembantu kepada Ali dan Fathimah.
Dzikir yang diajarkan beliau dan tidak memberikan pembantu kepada keduanya,
bisa diketahui bahwa beliau memilihkan yang lebih utama di sisi Allah bagi
keduanya.

Special Guide For Muslimah 73


Pendapat ini disanggah oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar. Menurutnya, hal ini bisa
berlaku jika beliau mempunyai lebihan pembantu. Sementara sudah disebutkan
dalam pengabaran di atas bahwa beliau merasa perlu untuk menjual para tawanan
itu untuk menafkahi orang-orang miskin. Maka menurut Iyadh, tidak ada sisi
pembuktian dengan hadits ini bahwa orang miskin lebih utama daripada orang kaya.

Ada perbedaan pendapat mengenai makna kebaikan dalam pengabaran ini.


Iyadh berkata. "Menurut zhahirnya, beliau hendak mengajarkan bahwa amal akhirat
lebih utama daripada urusan dunia, seperti apapun keadaannya. Beliau membatasi
pada hal itu, karena tidak memungkinkan bagi beliau untuk memberikan pembantu.
Kemudian beliau mengajarkan dzikir itu, yang bisa mendatangkan pahala yang
lebih utama daripada apa yang diminta keduanya".

Menurut Al-Qurthuby, beliau mengajarkan dzikir kepada keduanya, agar ia


menjadi pengganti dari do'a tatkala keduanya dikejar kebutuhan, atau karena itulah
yang lebih beliau sukai bagi putrinya, sebagaimana hal itu lebih beliau sukai bagi
dirinya, sehingga kesulitannya bisa tertanggulangi dengan kesabaran, dan yang
lebih penting lagi, karena berharap mendapat pahala.

Kedua
Disini dapat disimpulkan tentang upaya mendahulukan pencari ilmu daripada yang
lain terhadap hak seperlima harta rampasan perang.

Ketiga
Hendaklah seseorang menanggung sendiri beban keluarganya dan lebih
mementingkan akhirat daripada dunia kalau memang dia memiliki kemampuan
untuk itu.

Keempat
Di dalam hadits ini terkandung pujian yang nyata bagi Ali dan Fathimah.

Kelima
Seperti itu pula gambaran kehidupan orang-orang salaf yang shalih, mayoritas para
nabi dan walinya.

Keenam
Disini terkandung pelajaran sikap lemah lembut dan mengasihi anak putri dan
menantu, tanpa harus merepotkan keduanya dan membiarkan keduanya pada posisi
berbaring seperti semula. Bahkan beliau menyusupkan kakinya yang mulia di
antara keduanya, lalu beliau mengajarkan dzikir, sebagai ganti dari pembantu yang
diminta.

Ketujuh
Orang yang banyak dzikir sebelum berangkat tidur, tidak akan merasa letih. Sebab
Fathimah mengeluh letih karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikir itu.
Begitulah yang disimpulkan Ibnu Taimiyah. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata.

Special Guide For Muslimah 74


"Pendapat ini perlu diteliti lagi. Dzikir tidak menghilangkan letih. Tetapi hal ini
bisa ditakwil bahwa orang yang banyak berdzikir, tidak akan merasa mendapat
madharat karena kerjanya yang banyak dan tidak merasa sulit, meskipun rasa letih
itu tetap ada".

Begitulah wahai Ukhti Muslimah, wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang
disampaikan kepada salah seorang pemimpin penghuni sorga, Fathimah, yaitu
berupa kesabaran yang baik. Perhatikanlah bagaimana seorang putri Nabi dan istri
seorang shahabat yang mulia, harus menggiling, membuat adonan roti dan
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Maka mengapa engkau tidak
menirunya ?

4. PENGAJARAN BAGI WANITA

Dari Abu Bakar bin Sulaiman berkata:

"Sesungguhnya ada seorang laki-laki dalam kalangan Anshar yang mempunyai


bisul. Lalu ditunjukkan bahwa Asy-Syifa' binti Abdullah dapat mengobati bisul
dengan ruqyah. Maka laki-laki Anshar itu mendatanginya lalu meminta agar dia
mengobatinya lalu dengan ruqyah. Asy-Syifa' berkata. 'Demi Allah, aku tidak lagi
mengobati dengan ruqyah sejak aku masuk Islam'. Lalu laki-laki Anshar itu pergi
menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkan kepada beliau
tentang apa yang dikatakan Asy-Syifa'. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam memanggil Asy-Syifa, seraya berkata. 'Perlihatkanlah (ruqyah itu)
kepadaku !'. Maka dia pun memperlihatkannya. Lalu beliau berkata. 'Obatilah dia
dengan ruqyah, dan ajarkanlah ia kepada Hafshah sebagaimana engkau
mengajarkan Al-Kitab kepadanya'. Dalam suatu riwayat disebutkan : 'Mengajari
menulis". (Dikeluarkan Al-Hakim, hadits shahih menurut syarat Asy-
Syaikhani. juga ditakhrij dari jalan lain oleh Abu Dawud, Ahmad)

Wasiat Nabawi ini mencakup dua bagian.

 Pembahasan tentang pengobatan dengan menggunakan ruqyah.


 Pengajaran tentang pengobatan dan menulis bagi para wanita.

Wahai Ukhti Muslimah !

Special Guide For Muslimah 75


Islam adalah agama persamaan, yang mempersamakan antara laki-laki dan
wanita dalam masalah pahala dan siksa. Islam menganjurkan laki-laki dan wanita
agar memikirkan ciptaan Allah dan berusaha untuk mendapatkan keridhaan-Nya.
Firman Alloh Ta'ala:

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan. (QS. an Nahl
: 97)

Berangkat dari penjelasan ini, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam


mewasiatkan Asy-Syifa' agar mengajarkan ruqyah kepada Ummul Mukminin,
Hafshah, setelah dia mengajarinya cara menulis.

Jadi, wanita juga harus belajar, mendatangi majlis-majlis ilmu dan bertanya
kepada orang-orang yang berilmu tentang segala hal yang hendak diketahuinya,
berupa urusan-urusan agamanya, jika sang suami tidak memiliki pengetahuan
tentang hal itu. Tetapi yang dimaksudkan disini bukan sekedar ilmu yang diakhiri
dengan memperoleh ijazah agar bisa mendapatkan pekerjaan. Tetapi yang
dimaksudkan ilmu di sini adalah apa yang terkandung di dalam Kitab Allah dan
Sunnah Rasul-Nya.

Karena bagaimana mungkin engkau akan merasa puas jika engkau hanya
menguasai ilmu yang berkaitan dengan urusan dunia, tetapi engkau tidak tahu
urusan akhirat ? Atau bagaimana mungkin engkau berusaha untuk mendapatkan
ilmu dunia, sementara engkau juga melakukan hal-hal yang membuat Allah marah,
seperti ber-tabarruj, membuka aurat dan mementingkan hawa nafsu ?

Memang benar, para orang tua tidak bisa mencegah anak-anak putrinya
untuk mencari ilmu. Tetapi bagaimana mungkin seorang ayah membiarkan anak
putrinya pergi mencari ilmu, sedangkan dia tidak shalat, tidak pernah membaca Al-
Qur'an dan bahkan tidak tahu hukum-hukum yang mestinya diketahui oleh wanita
secara khusus dari urusan-urusan agamanya ? Islam telah mengajarkan kepada kita
bahwa mencari ilmu karena Allah, merupakan gambaran ketakutan, mencari ilmu
adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menganalisisnya adalah jihad,
mengajarkannya kepada orang-orang yang tidak tahu adalah shadaqah, membiayai
orang yang mencari ilmu adalah qurban, dan ilmu merupakan pendamping tatkala
sendirian, dalil atas agama, Allah mengangkat suatu kaum karenanya,
menjadikannya sebagai bukti dalam kebaikan dan dengan ilmu pula ibadah kepada
Allah bisa menjadi sempurna, yang halal dan yang haram pun bisa diketahui.

Begitulah agama kita mengangkat kedudukan ilmu dan orang yang berilmu,
menganjurkan laki-laki dan wanita untuk mencarinya. Tetapi bagaimana mungkin
engkau berusaha mati-matian mendalami ilmu yang bisa mendukung
kesuksesanmu di dunia, seperti ilmu arsitektur, kedokteran dan ilmu-ilmu lain,

Special Guide For Muslimah 76


namun engkau melalaikan hal-hal yang memasukkanmu ke sorga dan
menjauhkanmu dari neraka ?.

Firman Allah Ta'ala:

"Mereka Hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang
mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai". (QS. Ar Ruum/30:7)

Dengan cara melakukan instropeksi, engkau bisa bertanya kepada diri


sendiri : Sejauh mana hukum-hukum dan ilmu agama yang engkau ketahui. Jika
engkau mendapatkan kebaikan di sana, maka pujilah Allah, karena ini berasal dari
karunia dan taufiq-Nya kepadamu. Dan, jika engkau mendapatkan selain itu, maka
memohonlah ampun kepada Allah, kembalilah kepada-Nya dan carilah bekal
dengan ilmu agamamu. Karena hal yang paling baik ialah mendalami agamamu,
dan penderitaan adalah bagi orang-orang yang terpedaya oleh hal-hal yang tampak
gemerlap dari ilmu-ilmu dunia, namun dia tidak memperdulikan ilmu akhirat.
Firman Allah tentang hal ini.

"Dan, barangsiapa berpaling dari pengetahuanku, maka sesungguhnya baginya


kehidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpun-nya pada hari kiamat dalam
keadaan buta". (Thaha : 123)

Begitulah wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menganjurkan para


wanita agar berusaha mencari ilmu dan mendapatkannya.

5. yy
Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya telah memerintahkan kita untuk
menuntut ilmu yang telah ditetapkan syari'at yang kita butuhkan supaya kita dapat
beribadah kepada-Nya dengan benar sehingga benar-benar diridhai-Nya.
Dimana Dia berfirman.

"Artinya : Katakanlah, Adakah kesamaan antara orang-orang yang berilmu


dengan orang-orang yang tidak berilmu". [Al-Zumar : 9]

Dalam surah yang lain, Allah juga berfirman.

"Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian,


"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untuk kalian. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kalian,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

Special Guide For Muslimah 77


antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan". [Al-Mujadilah : 11]

Sedangkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda.

"Artinya : Barangsiapa yang menghendaki kebaikan dari Allah, maka Dia


memberikan pemahaman dalam agama". [Diriwayatkan oleh Muttafaqun 'alaih,
dari Mua'wiyah Radhiyallahu 'anhu]

"Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah". Ilmu
inilah yang diminta oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam do'anya.

"Artinya : Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan aku
berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat". [Hadits ini isnadnya Laa
Ba'sa Bihi. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (3843), juga Al-Ajiri dalam pembahasan
"Akhlaqu Al-Ulama" (108) melalui Usamah bin Yazid, dari Muhammad bin Al-
Munkadirm dari Jabir. Mengenai masalah ini saya telah menjelaskan secara rinci
dalam buku saya yang berjudul Akhlaqun Mahmudatun wa Akhlaqun Mazmuataun
Fii Thalabi Al'Ilmi (Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela Dalam Menuntut Ilmu) hal.
97]

Sama seperti orang laki-laki, wanita juga diberi tugas untuk menuntut
ilmu, yaitu belajar hal-hal yang berkenaan dengan agama, misalnya Thaharah,
Shalat, Zakat Haji dan lain-lainnya yang dibutuhkannya dalam memahami
masalah agama. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengetahui bahwa banyak dari
para suami yang tidak mengetahui dan memahami agama.
Beberapa dalil yang menunjukkan hal itu banyak sekali dalam hadits Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha sendiri pernah berkata : "Sebaik-baik


wanita adalah wanita Anshar, mereka tidak malu-malu untuk bertanya
mempelajari dan memahami agamanya". (Lihat Kitab Shahih Bukhari, kitabul
'ilmi. Dan juga kitab Shahih Muslim kitabul haid).

Sulaim bin Milhan, Ibunda Anas bin Malik pernah datang kepada Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya
Allah tidak malu pada kebenaran, maka aku pun tidak malu untuk bertanya :
"Apakah wanita wajib mandi bila bermimpi ?". Maka Rasulullah menjawab : "Ya,
apabila dia melihat adanya air mani !" Maka Ummu Sulaim pun menutup
wajahnya karena malu. Kemudian bertanya lagi : "Wahai Rasulullah, Apakah
wanita juga mimpi seperti itu ?" Beliau menjawab : "tentu, kalau tidak, mengapa
ada anak yang mirip dengan ibunya !" [Lihat kitab Shahih Bukhari, kitabul 'ilmi.
Dan juga kitab Shahih Muslim, kitabul haid]
Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Ummu Sulaim pernah datang kepada
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang sedang didampingi oleh Aisyah

Special Guide For Muslimah 78


Radhiyallahu 'anha. Ketika Ummu Sulaim bertanya kepada Nabi, Aisyah berkata
: "Wahai Ummu Sulaim, Mengapa engkau beberkan rahasia wanita ?" Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam pun berkata kepada Aisyah : "Biarkanlah, hendaklah
engkau mandi wahai Ummu Sulaim apabila melihat air mani itu".

Demikian itulah Ummu Sulaim pergi menemui Rasulullah Shallallahu


'alaihi wa sallam untuk menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan agama, yang
tidak menemukan jawabannya pada orang lain.

Dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak segan-segan menjawabnya


serta tidak memarahi kedatangan tersebut.
Hal yang sama juga diceritakan oleh Aisyah Radhiyallahu 'anha : Fatimah bin
Hubaisy pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Wahai Rasullulah, sesungguhnya aku dalam keadaan istihadhah dan tidak suci.
Apakah aku harus meninggalkan shalat selamanya ?".
Rasulullah menjawab. "Sesungguhnya yang demikian itu adalah darah yang
keluar dari pembuluh darah, tinggalkan shalat selama hari-hari engkau
menjalani haid, setelah itu bersihkanlah dirimu dan kerjakan shalat". [Hadits
Shahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim (1/262), Imam Tirmidzi (125), Imam
Nasa'i (1/181), Ibnu Majah (621) melalui Waki' dari Hisyamn bin Urwah dari
ayahnya dari Aisyah Radhiyallahu 'anha]
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu 'anha bahwa Asma' binti Yazid bin al
Sakan al-Anshariyyah (1), dia pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam mengenai mandi dari haid. Maka Rasulullah menjawab: "Hendaklah salah
seorang di antara kalian menyediakan air yang bercampur dengan daun sidra, lalu
bersucilah dengan sebaik-baiknya. Setelah itu tuangkanlah air dan gunakanlah
secarik kain atau kapas yang telah diberi wangi-wangian, untuk selanjutnya
bersihkanlah darah haid itu dengannya". Maka Asma binti Yazid pun bertanya:
"Bagaimana cara bersuci denganya ?" Rasulullah pun menjawab: "Subhanallah,
bersucilah dengannya !". Lalu Aisyah Radhiyallahu 'anha bertutur dengan sangat
merahasiakannya: "Usaplah dengannya bekas-bekas darah haid !". Selain itu,
Asma binti Yazid juga bertanya mengenai mandi janabat, maka beliau pun
menjawab : "Ambil air dan bersucilah dengannya secara baik. Kemudian
guyurkanlah air di atas kepalamu dan gosok-gosoklah kulit dan rambutmu hingga
rata. Setelah itu tuangkanlah air ke seluruh tubuhmu". [Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dalam kitabul haid persis dengan lafadz tersebut di atas]

Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, menceritakan :


Ada beberapa wanita yang bertutur kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Kami dikalahkan oleh kaum laki-laki untuk belajar kepadamu, karenanya
luangkanlah waktumu barang satu hari bagi kami. Beliau pun menjanjikan suatu
hari untuk mengadakan pertemuan dengan mereka, lalu beliau memberikan

Special Guide For Muslimah 79


nasehat dan mengajari mereka". [Hadits Riwayat Muttafaqun 'alaihi]

Seorang wanita mempunyai hak pergi belajar hal-hal yang berkenan


dengan agama yang dibutuhkannya guna memperbaiki ibadah yang dijalankannya.
Pada sisi lain, seorang wanita tidak diperbolehkan pergi belajar ilmu-ilmu yang
sifatnya fardhu kifayah, apabila suaminya memerintahkan untuk tinggal di rumah
saja, karena ketaatan kepada suami merupakan suatu hal yang wajib sedangkan
belajar ilmu-ilmu yang sifatnya fardhu kifayah adalah sunnah jika tidak
dikhawatirkan timbulnya fitnah, dan tidak diragukan lagi bahwa suatu hal yang
wajib harus didahulukan dari yang sunnah.
Tetapi apakah ada syarat-syarat yang harus dipegang teguh seorang wanita pada
saat keluar rumah untuk tujuan tersebut ?.
Jawabannya, "Ya". Ada beberapa syarat dan tata cara yang harus diperhatikan dan
dijalankan seorang wanita ketika pergi menuntut ilmu. Mengenai syarat-syarat
dan tata cara tersebut telah kami terangkan secara rinci dalam buku kami yang
berjudul Al-Adab Al-Syra'iyyah Li-Anisa Fii Thalabu Al-'Ilm. Oleh karena itu,
kami anjurkan supaya wanita muslimah membaca buku tersebut karena terdapat
keterangan dan penjelasan mengenai adab dan tata cara menuntut ilmu yang harus
diketahuinya.

Footnote:

1. Asma binti Yazid adalah seorang tokoh wanita muslimah. Seorang ahli ceramah
kondang yang ikut membaiat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan ikut
dalam perang Yarmuk. Dia inilah wanita membunuh sembilan tentara Romawi
dengan tiang-tiang tendanya.

Special Guide For Muslimah 80

Anda mungkin juga menyukai