Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhamad Haris Fadillah

Kelas : TI19C
NIM : 19416226201134

Sopan dalam Berpakaian 

 Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup


pokok dasar sehari-hari di samping kebutuhan akan tempat tinggal (papan) dan
makanan (pangan). Pakaian dapat memberikan keindahan, proteksi dari penyakit,
kenyamanan, dan lain sebagainya. Tanpa baju/pakaian dapat mengakibatkan
seseorang dikatakan gila. Etiket Dalam Berpakaian

Menutup Aurat Bagian Tubuh Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang
tidak menutup aurat dengan bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan
kepada kaum laki-laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan pakaian yang tertutup
dan sopan yang bisa digunakan tanpa mengurangi kecantikan perempuan.
Seharusnya pemerintah memberikan teguran dan hukuman bagi orang-orang yang
mengumbar tubuhnya.

Sesuai Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan Jika ingin sekolah
gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan pakaian untuk tidur (piyama),
renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu di luar rumah sangat dingin, gunakanlah
jaket yang tebal, bukan memakai pakaian tipis.

Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas Pakaian yang dipakai
sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih, disetrika rapi dan jika dipakai tidak
kebesaran maupun kekecilan. Pakaian yang kotor merupakan sarang penyakit bagi
kita diri sendiri maupun kepada oang lain yang ada di sekitarnya.

Tidak Mengganggu Orang Lain Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak
mengganggu akivitas maupun kenyamanan orang lain. Misalnya menggunakan
gaun wanita dengan ekor puluhan meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di
tempat seperti di bus umum.

Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama Sebelum memakai pakaian
ada baiknya diingat-ingat dulu hukum di dalam maupun di luar negeri. Hindari
memakai pakaian yang bertentangan dengan adat istiadat, hukum budaya yang
berlaku di tempat tersebut. Di mana bumi di pajak, di situ langit di junjung.

Islam tidak menentukan model pakaian tertentu bagi umatnya. Agama


menyerahkan sepenuhnya pada manusia untuk berkreasi dalam berpakaian
asalkan mengikuti aturan Islam. Artinya, meskipun Islam tidak menjelaskan
secara detil model pakaian Islami, tetapi Islam menjelaskan aturan umum dan
etika berpakaian yang mesti dipahami dan diamalkan.

Dalam Islam fungsi utama pakaian adalah menutup aurat sebagaimana tercantum
dalam surah al-A’raf [7]: 26
‫س ْوآتِ ُك ْم َو ِريشًا‬ ً ‫يَا بَنِي آ َد َم قَ ْد أَ ْن َز ْلنَا َعلَ ْي ُك ْم لِبَا‬
َ ‫سا يُ َوا ِري‬

“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian


untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dalam pandangan KH Ali Mustafa Yaqub, walaupun Islam tidak
merekomendasikan satu model pakaian tertentu, tetapi Islam memiliki aturan
umum berpakaian. Aturan umum ini diistilahkan oleh almarhum dengan 4T, yaitu
tidak terbuka (tutup aurat), tidak transparan, tidak ketat, dan tidak menyerupai
lawan jenis.

1.Tutup Aurat
Menutup aurat merupakan prinsip pertama yang menjadi dasar agar pakaian
tersebut dapat dikatakan sesuai dengan hukum Islam. Sebagaimana
telah mafhum bahwa aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut dan aurat
perempuan adalah seluruh badan kecuali dua telapak tangan dan wajah.
Syariat untuk menutup aurat telah ada sejak zaman nabi Adam dan Hawa ketika
mereka berdua mendakati pohon yang dilarang oleh Allah swt untuk
mendekatinya. Hal ini terdapat dalam surah al-A’raf [7]: 22,

‫ق ا ْل َجنَّ ِة‬
ِ ‫صفَا ِن َعلَ ْي ِه َما ِمنْ َو َر‬ َ ‫فَلَ َّما َذاقَا الش ََّج َرةَ بَدَتْ لَ ُه َما‬
ِ ‫س ْوآتُ ُه َما َوطَفِقَا يَ ْخ‬

“(Yakni serta-merta dan dengan cepat) tatkala keduanya telah merasakan buah
pohon itu, tampaklah bagi keduanya, aurat masing-masing dan mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun surga secara berlapis-lapir,”

2. Tidak Transparan
Pakaian yang tembus pandang, yang memperlihatkan bentuk tubuh yang harusnya
ditutup secara samar-samar bukan merupakan pakaian yang Islami. Sebab, secara
tidak langsung pakaian yang transparan berarti tidak menutup aurat. Memilih
warna dan bahan pakaian menentukan pakaian tersebut transparan atau tidak
khususnya dalam keadaan keringatan atau kehujanan. Sehingga ketika membeli
pakaian sangat dianjurkan untuk memilih bahan yang baik agar tidak transparan.

Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim dalam kitabnya
Shohih Muslim/2128 sebagai berikut,

ْ َ‫ ق‬،‫ا‬M‫ ِل النَّا ِر لَ ْم أَ َر ُه َم‬Mْ‫ ْنفَا ِن ِمنْ أَه‬M‫«ص‬


‫و ٌم َم َع ُه ْم‬M ِ :‫لَّ َم‬M‫س‬
َ ‫ ِه َو‬M‫لَّى هللاُ َعلَ ْي‬M‫ص‬ َ ِ‫و ُل هللا‬M‫س‬ُ ‫ا َل َر‬Mَ‫ ق‬:‫ا َل‬Mَ‫ ق‬،َ‫ َرة‬M‫عَنْ أَبِي ُه َر ْي‬
ِ ‫سنِ َم ِة ا ْلبُ ْخ‬
‫ت‬ ْ َ ‫س ُهنَّ َكأ‬
ُ ‫ ُر ُءو‬، ٌ‫سيَاتٌ عَا ِريَاتٌ ُم ِمياَل تٌ َمائِاَل ت‬ ِ ‫سا ٌء َكا‬ َ ِ‫ َون‬،‫اس‬َ َّ‫ض ِربُونَ بِ َها الن‬ ِ ‫سيَاطٌ َكأ َ ْذنَا‬
ْ َ‫ب ا ْلبَقَ ِر ي‬ ِ
َ‫سي َر ِة َك َذا َو َكذا‬ ِ ‫وج ُد ِمنْ َم‬ َ ُ‫يح َها لَي‬ َ ْ ْ ْ
َ ‫ َواَل يَ ِجدْنَ ِر‬،‫ اَل يَد ُْخلنَ ال َجنَّة‬،‫»ال َمائِلَ ِة‬
َ ‫ َوإِنَّ ِر‬،‫يح َها‬

Artinya:

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: ”Dua (jenis manusia) dari ahli neraka yang
aku belum melihatnya sekarang yaitu; kaum yang membawa cemeti-cemeti
seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang
berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok, kepala mereka seperti
punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan
mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga itu telah tercium dari jarak
perjalanan sekian dan sekian.

3. Tidak Ketat
Pakaian yang digunakan oleh umat Islam mesti longgar dan tidak ketat. Pakaian
yang baik ialah pakaian yang tidak memperlihatkan lekukan tubuh supaya orang
yang melihat kita tidak terpancing untuk melakukan perbuatan negatif.

4. Tidak Menyerupai Lawan Jenis


Dalam sebuah Hadis yang terdapat dalam Shohih Bukhari/159, sebagai berikut:

َ ِّ‫ال ِبالن‬
،‫ا ِء‬M‫س‬ ِ M‫بِّ ِهينَ ِمنَ ال ِّر َج‬M‫َش‬َ ‫سلَّ َم ال ُمت‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ لَ َعنَ َر‬:‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما قَا َل‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ِ ‫س َر‬
ٍ ‫َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬
‫ال‬
ِ ‫الر َج‬ َ ِّ‫ت ِمنَ الن‬
ِّ ِ‫سا ِء ب‬ َ َ‫َوال ُمت‬
ِ ‫شبِّ َها‬
 

Diriwayatkan Ibn ‘Abbas Ra., berkata: “Rasulullah saw melaknat laki-laki yang


menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.
Hadis di atas tidak secara eksplisit menjelaskan bahwa laki-laki tidak boleh
menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. Secara umum hadis di atas
menjelaskan bahwa Nabi saw melarang umatnya untuk menyerupai lawan
jenisnya, termasuk dalam dalam hal berpakaian.

Di samping itu etika berpakaian yang perlu diperhatikan adalah kesederhanaan.


Karena kesederhanaan dalam segala hal termasuk dalam berpakaian adalah bagian
dari iman. Dalam sebuah Hadis Rasulullah saw., sebagaimana terdapat dalam
Sunan Ibn Majah/1379 sebagai berikut:

ِ ‫ «ا ْلبَ َذا َذةُ ِمنَ اإْل ِ ي َم‬:‫سلَّ َم‬


‫ان‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬

Rasulullah saw., bersabda kesederhanaan adalah bagian dari iman.


Keempat kriteria ini perlu diperhatikan ketika memilih, membeli, dan
menggunakan pakaian. Perempuan yang menggunakan “hijab” tidak akan ada
gunanya kalau pakaian yang mereka gunakan transparan dan ketat. Begitu pula
laki-laki, tidak ada gunanya memakai jubah, kalau tembus pandang dan auratnya
terlihat oleh orang lain.

Cara untuk mendapatkan citra berpakaian yang baik dapat dilakukan


upaya sebagai berikut:

1. Memakai pakaian dengan ukuran yang pas.


2. Usahakan pakaian rapi dan tidak kedodoran.
3. Usahakan model pakaian yang sopan (pakaian atasan menutup bagaian
atas sampai ke pinggang, berkerah, lengan tertutup sampai ke bahu, pakaian
bagian bawah harus longgar, menutup bagian tubuh sampai ke pinggang, dan
semuanya baik atasan maupun bawahan longgar)
4. Pilih warna yang tidak menyolok dan bertabrakan.
5. Pilih model pakaian yang tidak terlalu kuno.

https://www.madaninews.id/2956/cara-berpakaian-yang-baik-menurut-islam.html

https://adoc.tips/etika-dalam-memakai-pakaian-berpakaian-yang-baik-dan-
sopan.html

Anda mungkin juga menyukai