Anda di halaman 1dari 7

MATERI PEMBELAJARAN

BERPAKAIAN SESUAI SYARIAT ISLAM

A. Tata Krama Berpakaian dan Berhias


1. Adab berpakaian
Al-Qur’an telah memberikan pedoman kepada manusia untuk mendayagunakan pakaian yang
dikaruniakan Allah SWT untuk menutup auratnya dan sebagai perhiasan, khususnya jika
hendak pergi ke masjid atau bertemu dengan orang lain. Allah SWT berfirman:
)31:‫َيا َبِني آَد َم ُخ ُذ وا ِزيَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ُك ُلوا َو اْش َر ُبوا َو ال ُتْس ِر ُفوا ِإَّنُه َال ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفيَن (االعرف‬
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al-A’raf (7): 31)
Pakaian (sandang) merupakan kebutuhan pokok, dan yang tidak kalah pentingnya adalah
papan dan pangan. Menurut agama Islam, pakaian (sandang) mempunyai tiga fungsi utama,
yaitu:
1. Sebagai penutup aurat
2. Sebagai perhiasan/keindahan.
3. Sebagai pelindung tubuh dari hal-hal yang merusak kulit
Perhatikan firman Allah SWT berikut:
: ‫َيا َبِنْي آَد َم َقْد َأْنَز ْلَنا َع َلْيُك ْم ِلَباًسا ُيَو اِر ي َس ْو آِتُك ْم َو ِرْيًش ا َو ِلَباُس الَّتْقَو ى َذ ِلَك َخْيٌر َذ ِلَك ِم ْن آَياِت ِهَّللا َلَع َّلُهْم َيَّذ َّك ُروَن ( االعراف‬
)26
Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa. Itulah yang paling
baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-
mudahan mereka selalu ingat” (QS. Al-A’raf (7): 26)
Berdasarkan ketiga fungsi tersebut, maka dalam berpakaian, kita harus memperhatikan hal-
hal berikut ini: Pilihlah pakaian yang sesuai untuk muslim dan muslimah, sesuai dengan
kebutuhan pelajar muslim dan muslimah, serta pakaian khusus untuk pria dan wanita, baik
bahan, motif, maupun potongannya. Pada waktu shalat, hendaknya selain suci dan bersih
tetapi juga sopan menurut ukuran sosial. Misalnya tidak mengenakan kaos oblong atau
bahkan kaos singlet (bagi laki-laki). Nabi SAW bersabda:
) ‫َال ُيَص ِّلَيَّن َأَح ُد ُك ْم ِفْي الَّثْو ِب اْلَو اِحِد َع َلى َعاِتِقِه ِم ْن َش ْي ٍء ( متفق عليه‬
Artinya : “Janganlah seseorang shalat dengan sehelai pakaian yang tidak sampai
menutupi pundaknya” (HR. Muttafaq ‘alaih)
Pada waktu shalat Jum’at atau shalat Id, sebaiknya mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki
(sebaiknya berwarna putih) dan memakai harum-haruman. Sedangkan untuk acara resepsi
wanita boleh mengenakan perhiasan asalkan tidak berlebihan. Demikian pula untuk laki-laki,
sesuai dengan suasana dan tidak melanggar kesopanan. Sedangkan untuk acara takziyah
hendaknya dikenakan pakaian yang sederhana dan berwarna tidak mencolok (sebaiknya
warna gelap), dan untuk wanita hendaknya tidak mengenakan perhiasan (untuk menunjukkan
sikap belasungkawa dan toleransi).

Dari ayat tersebut, jelas bahwa Islam tidak menetapkan model atau bentuk pakaian yang
harus dipakai seorang Muslim dan Muslimah, tetapi tidak boleh melanggar ketentuan berikut:
1. Menutup aurat, untuk wanita menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan,
sedangkan laki-laki harus menutup antara pusat dan lutut
2. Tidak terbuat dari kain yang tipis/tembus pandang
3. Tidak ketat/sempit sehingga membentuk lekuk tubuh
4. Tidak terbuat dari bahan yang dilarang (barang najis, atau sutra bagi laki-laki)
5. Bentuk pakaian perempuan tidak menyerupai pakaian laki-laki
6. Tidak berlebihan/bermewah-mewah
 Hikmah berpakaian yang baik bagi wanita adalah sebagai berikut:
1. Dapat dibedakan antara wanita mulia dan wanita berakhlak buruk
2. Terhindar dari gangguan laki-laki iseng
3. Memperoleh pahala dari Allah SWT karena mentaati perintah-Nya
4. Mencegah timbulnya nafsu birahi pada laki-laki yang melihatnya

2. Adab Berhias
1. Bagi laki-laki diharamkan memakai emas dan kain sutra.
Dasarnya hadits Nabi yang artinya: “ Nabi mengambil sutra ditangan kanan dan mengambil
emas ditangan kiri. Kemudia bersabda : dua mecam perhiasan ini haram bagi kaum laki-
laki” Emas sebagai perhiasan tersebut tidak mesti berupa cincin, kalung atau anting-anting,
tetapi dapat juga berupa alat yang digunakan sehari hari- seperti sendok, piring, gelas, jam,
pipa rokok, gigi emas dan sebagainya.
2. Islam menharamkan tato, pangur dan operasi plastic dasarnya sabda Nabi SAW:

)‫ َاْلَو ا ِش َم َة َو الْمُو ْ َتِش َم َة َو اْلَو ا ِش َر َة َو ْالُم ْسَتْو ِشَر َة (رواه مسلم‬: ‫َلَع َن َر ُسْو ُل ِهللا َص لَّى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
Artinya : “ Rasulullah SAW melaknat perempuan yang mentato, yang minta ditato,
yang memangur yang minta dipangur “(HR. Muslim)
Menghiasi tubuh dengan tato dan memendekkan gigi berarti merubah ciptaan
Allah. Disamping menyakitkan proses pembuatannya, juga hal yang demikian berarti lebih
mementingkan kehidupan jasmani bukan kehidupan rohani.
Operasi plastik adalah operasi untuk merubah bentuk pada bagian-bagian tubuh tertentu agar
sesuai yang dinginkan, seperti hidung tambah mancung, dagu bertambah baik, pipi bertambah
baik dan sebagainya. Hal ini jelas diharamkan karena mengubah ciptaan Allah tanpa alasan
yang dibenarkan. Kecuali terdapat hal yang mendesak seperti penyakit yang dapat
mengganggu baik fisik atau psickoligis.
3. Islam juga mengaharamkan menipiskan alis.
Diantara berhias yang berlebihan dan diharamkan adalah mencabut, mencukur atau
menipiskan alis apabila usaha menambah kecantikan tersebut bagi wanita-wanita yang tidak
berperangai baik (tuna susila) . Dasarnya Sabda Rasulullah SAW:
) ‫ َالَّنا ِمَص َة َو اْلُم َتَنِمَص َة ( رواه ابوداود‬: ‫َلَع َن َر ُسْو ُل ِهللا َص لَّى ُهللا َعلَيه َو َس َّلَم‬
Artinya: “Rasulullah SAW melaknat wanita yang membuang atau minta dibuangkan
rambut alisnya” (HR. Abu Dawud)
4. Islam Juga mengaramkan menyambung rambut, baik perempuan apalagi laki-
laki.
Islam mengharamkan seseorang menyambung rambutnya, baik rambut orang lain
ataupun rambut buatan. Nabi melarang keras pemalsuan bagi perempuan apalagi laki-laki,
walaupun rambutnya rontok karena penyakit, meskipun dia tengah jadi penganten. Sabda
Rasulullah SAW”
‫ َلَع َن ُهللا‬: ‫ِإَّن َج اِرَيَة ِم َن ْاَالْنَص اِرَتَز َّوَج ْت َو ِاَّنَهاَم ِر َض ْت َفَتَم َّع َط َشْع َر َها َفَاَر اُد ْو ا َاْن َيِص ُلْو َها َفَس َاُلْو ا الَّنِبِّي َص لَّى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
)‫الَو اِص َلَة َو اْلُم ْسَتْو ِص َلَة (روا ه البخا رى‬
Artinya: “Bahwa ada seorang gadis Anshor yang akan menikah. Rambutnya rontok karena
sakit. Lalu keluarganya hendak menyambung rambut itu. Merekapun bertanya kepada Nabi
SAW. Allah melaknat perempuan yang menyambung dan minta disambung rambutnya”
( H.R. Bukhori)
5. Menyemir rambut,
Menyemir rambut juga termasuk yang diharamkan kerena merubah ciptaan Allah Imam Al-
Khatabi mengatakan “ Ancaman yang keras pada masalah ini, karena mengandung penipuan
dan pemalsuan. Nabi bersabda yang diriwayatkan beberapa shahabat Nabi :
‫َم ْن َغ َّشنَا َفَلْيَس ِم َّنا‬
Artinya: “Barangsiapa menipu kami, ia bukan golongan kami”
6. Adab bepergian dan dalam kendaraan
Saat kita bepergian banyak hal yang harus diperhatikan, diantaranya keselamatan dan
keamanan kita sendiri, keselamatan yang ditinggal dirumah juga keselamatan dan keamanan
orang lain, agar sampai tujuan dengan selamat. Karena itu adab dalam bepergian a.l :
1. Harus jelas tujuan kita, kemana dan untuk apa.
2. Mohon pamit kepada orang tua, kemana kita pergi dan kapan akan kembali, sambil
memberi salam dan cium tangan.
3. Ketika keluar rumah melangkah dengan kaki kanan sambil berdo’a
‫ِبْس ِم ِهللا َتَو َك ْلُت َعلَى ِهللا َو َال َح ْو َل َو َال ُقَّو َة ِاَّال ِباِهلل‬
Artinya: “ Dengan nama Allah aku berserah diri kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan
melainkan dengan Allah
4. Berjalan dengan hati-hati, waspada dan jangan lengah sambil melamun
5. Taatilah peraturan lalu lintas.
6. Jika naik kendaraan umum, naiklah dengan kaki kanan sambil membaca basmalah dan
berdo’a:
‫ُسْبَح ا َن اَّلِذ ي َس َّخ َر َلَنا َهَذ ا َو َم ا ُك َنا َلُه ُم ْقِر ِنْيَن َو ِإَّنا ِاَلى َر ِّبَنا َلُم ْنَقِلُبْو َن‬
Artinya: “Maha suci Tuhan yang memindahkan kendaraan ini bagi kami, sedangkan
kami sendiri tidak dapat memindahkannya dan kepada Allah kami kembali “
7. Duduklah ditempat duduk yang tersedia.
8. Jangan meludah dalam kendaraan, jangan mengluarkan anggota badan lewat jendela.
9. Usahakan tidak bercakap-cakan dengan sopir.
10. Patuhilah peraturan pada kendaraan yang kita tumpangi.
11. Jaga baik-baik barang bawaan kita.
12. Hargailah penumpang lain.
13. Jangan merusak dan membuat corat-coret dalam kendaraan.
14. Aapabila telah sampai pada tujuan , turunlah sambil membaca Alhamdulillhi Rabbil
‘Alamiin.
7. Adab Bertamu dan Menerima Tamu Adab Bertamu
1. Mengucapkan salam sewajarnya dan bila perlu bisa mengetuk pintu dengan perlahan-
lahan (tidak menggedor-gedor)
2. Jangan berdiri tepat di depan pintu, tetapi agak menepi ke arah kiri ataupun kanan
3. Jangan mengintip lewat pintu dan jendela
4. Jika tiga kali salam dan mengetuk pintu tidak ada jawaban, sebaiknya pulang,
sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an Surat An Nuur ayat 28:
Artinya: “Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk
sebelum kamu mendapat izin. dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka
hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”( Q. S Nuur; 28)
5. Duduklah di tempat yang disediakan dengan sopan, jangan duduk kalau belum
dipersilakan
6. Jangan jelalatan/sibuk melihat kesana-kemari
7. Jika disuguhi terima apa adanya, jangan merepotkan atau membuat kecewa tuan rumah
8. Kalau dirasa cukup, pamitlah dengan sopan
9. Nyatakan penghargaan dan terima kasih atas sambutannya
10. Harapkan si tuan rumah suatu saat bisa balas berkunjung
11. Akhiri pertemuan dengan harapan dan doa
12. Hendaknya memberi kabar terlebih dahulu, apalagi jika akan berkunjung membawa
rombongan
13. Hendaklah memperhatikan jam/waktu bertamu, jangan bertamu pada jam istirahat
14. Apabila tempat pria dan wanita dipisah, jangan masuk tempat yang tidak disediakan
untuk
Bertamu adalah berkunjung ke tempat kediaman orang lain. Kunjungan itu biasanya karena
adanya suatu keperluan. Bertamu dengan maksud yang baik dan dilandasi dengan niat ikhlas
karena Allah SWT serta untuk memperoleh Ridho-Nya dan Rahmat-Nya termasuk ke dalam
silaturahmi. Silaturahmi dianjurkan oleh agama Islam. Rasulullah SAW bersabda :
‫َم ْن َس َّر ُه َاْن ُيْبَس َط َلُه ِفي ِر ْز ِقِه َو َاُيْنَس َأ َل ُه‬:‫َسِم ْع ُت َر ُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُقْو ُل‬: ‫َع ْن َاِبي ُهَر ْيَر َة َرِضَّي ُهللا َع ْنُه َاَّنُه َقاَل‬
‫ِفي َأَثِر ِه َفْلَيِص ْل َر ِح َم ُه(رواه البخري و مسلم) َو اَر َو ُه الِّتْر ِمِذ ُّي ِبَلْفٍظ ِاَّن ِص َلَة الَّرْح ِم َم َح َّبٌة ِفي ْاَآلْهِل َم ْثَر اٌة ِفي اْلَم اِل ُم ْنَس َأٌة ِفي‬
‫ْاَآلَثِر‬

Artinya : ”Dari Abu Hurairah ra bahwa dia berkata: "Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda: Barangsiapa ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka
hendaklah ia melakukan silaturahmi’ (H.R. Bukhari dan Muslim); dan diriwayatkan oleh
Tamidzi dengan kalimat: ”sungguh silaturahmi itu menimbulkan cinta kasih dikalangan
famili, merupakan sumber kekayaan dan menyebabkan umur panjang.”
Menurut ajaran Islam orang yang bertamu itu harus memperhatikan dan melaksanakan tata
krama, sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Adapun tata krama dalam
bertamu itu adalah:
a. Mempunyai maksud baik yang diridai Allah misalnya untuk mengurus masalah
perdagangan, membicarakan urusan ilmu pengetahuan, dan untuk bersilaturahmi.
b. Menggunakan pakaian yang dapat menutup aurat, sopan, dan berpenampilan islami.
c. Memperhatikan keadaan orang yang kita tamui, usahakan, bertamu itu ketika orang
yang ditamui dalam keadaan tenggang waktu. Janganlah bertamu apabila orang yang ditamui
itu dalam keadaan sibuk, sedang tidur, dan waktu makan, karena apabila bertamu dan orang
yang ditamuinya dalam keadaan seperti itu mungkin dapat mengganggunya dan maksud
bertamu tidak akan tercapai dengan baik.
d. Hendaknya bersikap dan bertutur kata yang sopan, sehingga orang yang dikunjungi
merasa senang serta menaruh rasa hormat pada tamunya. Jika yang dikunjungi menyajikan
makanan kepada tamunya, hendaknya dimakan dan jangan sekali-kali mencela makanan yang
disajikan, bahkan lebih baik memujinya. Hadis Nabi SAW menyebutkan:
)‫َم اَعاَب َر ُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َطَع اًم ا َقُّط ِاِّن اْش َتَهاُه َاَك َلُه َوِاْن َك ِرَهُه َتَر َك ُه (الحديث‬
Artinya: Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan. Jika Ia suka, dimakannya dan
jika tidak, maka ditinggalkannya.” (Al-Hadis)

Selain itu, sebagai tamu yang baik, janganlah berperilaku yang tidak pantas atau
menyulitkan tuan rumah, misalnya: memesan makanan yang disukai, minta dilayani dalam
memenuhi kebutuhan nya dan lain-lain lagi.
e. Dalam bertamu, kalau memang harus menginap, usahakan jangan sampai lebih dan tiga
hari. Karena hal ini dapat rnengganggu atau menyulitkan tuan rumah. Rasulullah SAW
bersabda:
)‫الِّض َيا َفُة َثَالَثُة َأّيَاٍم (رواه البخارى و مسلم‬
Artinya: “Bertamu itu selama tiga hari” (Al-Hadis)
Juga Rasulullah SAW bersabda
‫ َكْيَف ُيَؤ ِّثُم ُه ؟ َقاَل َأْن ُيِقْيَم ِع ْن َد ُه َو َال َش ْي َء َل ُه َيْقِرْي ِه ِب ِه (رواه‬:‫َو َال َيِح ُّل ِلُم ْس ِلِم َاْن ُيِقْيَم ِع ْنَد َأِخ ْيِه َح تَّى ُيَؤ ِّثَم ُه َقاُلْو اَياَر ُسْو َل ِهللا‬
)‫مسلم‬
Artinya: ”Tidak halal bagi seorang muslim dirumah saudaranya (bertamu) yang
menyebabkan ia (tuan rumah) berdosa. Sahabat bertanya: ’Bagaimana menyebabkan ia
berdosa? ’Nabi SAW menjawab: ’Tinggal di rumahnya padahal engkau mengetahui bahwa
ia tidak memiliki apa-apa yang akan dihidangkanya kepadamu.”(H.R. Muslim)
2. Adab Menerima Tamu
Menerima tamu dengan cara yang baik adalah salah satu ciri orang yang beriman. Kita harus
yakin bahwa setiap tamu membawa berkah, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga
tamu adalah “raja” di rumah kita yang harus diterima dan dilayani dengan baik. Sabda Nabi
Muhammad SAW:
) ‫َم ْن َك اَن ُيْؤ ِم ُن ِباِهلل َو اْلَيْو ِم اآلِخ ِر َفْلُيْك ِر ْم َض ْيَفُه (رواه البخا ري و مسلم‬
Artinya “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya menghormati
tamunya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ada empat cara menyambut tamu, yaitu:
a. ”Gupuh”, yaitu dengan menampakkan kegembiraan hati atas kedatangan tamu tersebut,
misalnya dengan:
1. Segera berdiri dari tempat duduk dan menjawab salamnya
2. Menyambut kedatangannya di depan pintu
3. Menjabat tangannya dengan erat, hangat, dan sopan
b. ”Aruh” (grapyak), yaitu menciptakan suasana akrab dan penuh persaudaraan,
dengan cara:
1. Menegur dengan ungkapan manis dan menarik hati
2. Mencari topik pembicaraan yang menyenangkan
3. Jangan bersikap kaku atau diam saja
c. ”Lungguh” (duduk pada tempat yang telah disediakan)
1. Jangan membiasakan berbicara dengan tamu sambil berdiri
2. Mengatur tempat duduk di ruang tamu dengan sebaik mungkin
d. ”Suguh” (memberi makanan atau minuman)
1. Jika perlu boleh ditanyakan kepada tamu minuman apa yang diinginkan
2. Suguhan tidak perlu mewah, apalagi sampai mubadzir
3. Persilakan tamu menikmati hidangan dengan cara sopan
4. Ajak tamu makan bersama-sama
5. Jangan menanyakan: perlu apa, bermalam di mana, berapa lama tinggal, kapan pulang,
karena itu dapat menyinggung perasaan tamu
6. Jika tamu pamitan nyatakan perasaan karena pertemuan yang singkat tersebut
7. Antarkan sampai depan pintu, lebih baik lagi sampai halaman atau jalan raya
8. Sampaikan terima kasih atas kunjungannya
9. Nyatakan harapan agar tamu tidak bosan berkunjung

Anda mungkin juga menyukai