Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak sedikit kaum Muslimin bangsa Indonesia, yang meyakini bahwa


pakaian hanyalah sekedar budaya, yang seluruh perancangan dan pemakaiannya
terserah selera, keinginan atau budaya mode yang datang dari sana dan dari sini.
Sehingga bisa jadi pakaian manusia yang pada dasarnya Muslim atau Muslimah,
dia seolah orang primitif atau orang yang katanya “modern” karena dianggapnya
yang datang dari Barat atau Timur itu adalah “modern”.

Berpakaian bukan saja merupakan budaya, tetapi justru merupakan


ungkapan ibadah dan pengabdian terhadap Pencipta alam semesta yang telah
memberinya berbagai anugerah, termasuk didalamnya finansial berupa pakaian.
Berpakaian sesuai syariat islam hukumnya wajib bagi seluruh umat muslim di
dunia. Namun budaya berpakaian sesuai syariat islam pun saat ini sudah
memudar, anak muda mulai terpengaruh oleh budaya pakaian dari barat. Ironisnya
mereka (perempuan) seakan bangga memamerkan lekuk tubuh serta bentuk
tubuhnya. Mereka(perempuan) sering kali memamerkan bagian tertentu pada
tubuh mereka dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dari orang lain akan
indahnya tubuh mereka. Perbuatan tersebut sudah tentu diharamkan oleh agama
islam. Tentunya kita sebagai umat manusia dan sebagai umat muslim, kita patut
menjauhi apa saja yang diharamkan dalam agama islam. Budaya yang bukan
termasuk budaya kita seharusnya kita buang jauh-jauh dari hadapan kita.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dan untuk membatasi pembahasan agar tidak
terlalu melebar, maka rumusan masalah untuk pembahasan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :

1
1. Apa pengertian berbusana menurut Islam ?

2. Bagaimana ketentuan busana lelaki sesuai syariat islam ?

3. Bagaimana ketentuan busana perempuan sesuai syariat Islam ?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian berbusana menurut Islam.


2. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan busana lelaki yang sesuai syariat
Islam.
3. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan busana perempuan yang sesuai syariat
Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbusana Dalam Islam

Pakaian merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang untuk menutup dan
melindungi tubuh. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan
kepada pemeluknya tentang bagaimana tata cara berpakaian. Berbusana
menurut Islam tidak sekadar sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi atau
sebagai sarana memperindah diri, melainkan tercatat sebagai amal ibadah
untuk mendapat keridaan Allah swt. Oleh karena itu, tiap Muslim wajib
berbusana sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh agama. Nilai
positif berbusana dalam Agama islam mengajarkan kepada pemeluknya agar
berbusana yang baik dan bagus sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dalam pengertian bahwa pakaian tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
tujuan berpakaian, yaitu menutupi aurat melindungi tubuh dan keindahan.
Terutama apabila kita akan melakukan ibadah shalat, maka seyogyanya
pakaian yang kita pakai itu adalah pakaian yang baik dan bersih (bukan berarti
mewah). Berhias dan memperhatikan penampilam menurut batas yang wajar
adalah suatu yang baik. Karena Allah itu indah mencintai keindahan. Yang
dilarang oleh ajaran Islam adalah berlebihan dalam berhias dan berdandan, dan
mempercantik diri untuk mencari perhatian manusia.

Surah An-Nur ayat 31 :

‫َوالَ يَضْ ِر ْبنَ بَِأرْ ُجلِ ِه َّن لِيُ ْعلَ َم َماي ُْخفِينَ ِمن ِزينَتِ ِه َّن‬

“Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan


yang mereka sembunyikan.”

3
Islam menganjurkan kita berhias bukan untuk menyombongkn diri atau
ingin diperhatikan orang lain tapi untuk memperindah diri karena Allah Swt
suka dengan keindahan.

Surah Al- A’raf ayat 26 :

ِ ‫اس التَّ ْق َوى َذلِ َك َخ ْي ٌر َذلِ َك ِمنْ آ َيا‬


‫ت هَّللا ِ لَ َعلَّ ُه ْم‬ ُ َ‫س ْوآتِ ُك ْم َو ِريشًا َولِب‬ ً ‫يَا بَنِي آ َد َم قَ ْد َأنز ْلنَا َعلَ ْي ُك ْم لِبَا‬
َ ‫سا يُ َوا ِري‬
َ‫يَ َّذ َّكرُون‬

”Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian


pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
ingat”.

Ayat tersebut sebagai perumpamaan dan anjuran bahwa kita harus


memakai pakaian yang selalu bersih dan menutup aurat. Ada batas-batas antara
aurat lelaki dan aurat wanita. Namun yang dianjurkan Islam adalah bersih,
menutupi seluruh auratnya, longgar dan tidak transparan tubuh-tubuhnya.

Prinsip-prinsip umum berpakaian adalah untuk :

1. Membedakan diri dalam berpakaian dengan bangsa-bangsa lain atau orang-


orang dari agama lain.
2. Membedakan antara pakaian lelaki dan wanita
3. Berpakaian itu untuk mencari ridho Allah bukan untuk tujuan membanggakan
diri dan kesombongan
4. Pakaian itu harus bersih dan suci. Disini persoalan pakaian baru dan pakaian
tua tidak menjadi masalah akan tetapi yang paling ditekankan adalah
kebersihannya dan kesuciannya
5. Tidak ada warna khusus dalam berpakaian, namun warna putih adalah lebih
baik menurut prespektif umat islam

4
6. Pakaian lelaki dan wanita tidak boleh transparan atau tipis yang menyebabkan
semua yang tersembunyi bisa terlihat
7. Ketika memakai pakaian, maka dianjurkan memakai sebelah kanan lebih dulu,
dan ketika meninggalkannya maka mulailah dari yang kiri, dengan menyebut
nama Allah.

B. Ketentuan Busana Laki-laki

Dalam berpakaian, lelaki muslim harus menghindari memakai sutera, gaun


dan celana panjang yang ketat, dan baju luar yang panjangnya melebihi mata
kaki. Lebih baik memakai pakain warna putih, tidak boleh memakai emas, dan
tidak memakai pakaian perempuan dan pakaian non-muslim. Sebenarnya kalau
kita lihat dalam peraturan Islam, tidak memberatkan manusia dalam berpakaian
akan tetapi dalam berpakaian secara Islami semakin memperelok penampilan
dan kewibawaanya. Namun manusia sedikit sekali yang mau memahami kenapa
harus berpakaian dan menutup aurat. Berikut ini ada beberapa hal tentang
berpakaian untuk lelaki menurut prespektif Islam :

1. Dilarang memakai sutera, brokat.


2. Diarang meniru pakaian non-muslim.
3. Pakaian olahraga boleh saja dipakai akan tetapi harus disesuaikan, artinya
harus menutup aurat dan tidak transparan atau ketat.
4. Pakaian tidak boleh sama dengan perempuan.
5. Tidak menggunakan pakaian yang panjangnya melebihi mata kaki.

Ada sebagian manusia merasa sombong dengan pakaian dan seragam


yang mereka kenakan, dan inilah yang sangat bertentangan dengan anjuran
Rasulullah. Esensi pakaian adalah menutup aurat dan membedakan antara
manusia beradab dan manusia primitif dan membedakan manusia dengan
hewan. Kalau dengan berpakaian kita menjadi sombong itu maka lebih baik
bertelanjang seperti anak-anak yang belum baligh (sampai umur) atau orang
gila. Sebenarnya seorang lelaki mudah saja bagaimana berpakaian asalkan

5
sopan. Tidak menyerupai kaum kafir, tidak ketat, tidak menyolok mata, dan
tidak menyebabkan pakaian itu melanggar syar’i sehingga terlalu panjang
sehingga terinjak sepatu atau sandal yang mengkibatkan kotor atau bernajis.
Pakaian yang lebih baik adalah pakaian takwa. Dengan berpakaian maka kita
semakin dekat dengan Allah, patuh dan taat . Siapa yang berpakaian dengan
sopan maka semakin tampaklah kepatuahan dan ketundukkan hamba kepada
sang khaliknya.

Memakai sutera dan emas bagi kaum lelaki adalah dilarang keras dan ini
didasarkan kepada hadist Rasulullah Saw. Pada suatu hari Rasulullah
mengambil sutera dan memegangya dengan tangan kanannya dan emas
ditangan kirinya kemudian bersabda :

‫ث ُأ َّميِ ْي َُو ِّر َم لِ ُّذ ُكوْ ِرهَا‬


ِ ‫ُأ ِح َّل ال َّذهَبُ َو ْال َح ِر ْي ُر ِإِل نَا‬

“Emas dan sutera dihalalkan bagi kaum wanita umatku dan diharamkan
bagi kaum laki-lakinya.” ( An-Nasa’i)

Tidak boleh bagi kaum lelaki memanjangkan pakaian atau celana panjang
atau jubah yang sampai melebihi mata kaki. Ini sejalan dengan apa yang
disabdakan oleh baginda Nabi Saw., yaitu :

‫ رواه البخاري و مسلم عن‬. ‫من َج َّر ثوبه خيالء لم ينظر هللا إليه يوم القيامة‬
‫ إبن عمر رضي هللا عنهما‬.

“Barang siapa yang meanjangkan bajunya (kainnya melewati mata kaki)


karena keangkuhan, Allah Swt tidak akan melihat kepadanya kelak pada hari
kiamat” (HR. Bukhari dan Muslim bersumber dari Ibnu Umar).

6
C. Ketentuan Busana Perempuan

Tujuan berpakaian bagi wanita adalah bukan untuk pamer dan


kesombongan yang akan mengkibatkan buruk kepada dirinya sendiri. Banyak
wanita yang berpakaian tidak sesuai dengan tuntutan syariah akan menjadikan
fitnah dan membangkitkan gairah nafsu syahwat. Inilah yang menyebabkan
perzinaan dan pemerkosaan, abortus, lahir anak tanpa nikah, membuang dan
menjual bayi, dan sejenisnya. Nafsu bangkit karena melihat tubuh wanita yang
menggiurkan. Adapun secara umum berbusana yang baik untuk wanita adalah
sebagai berikut :

1. Pakaian perempuan harus menutup aurat atau menyembunyikan seluruh tubuh


kecuali muka dan jari tangan.
2. Pakaian tidak boleh tipis dan transparan sehingga menampakkan seluruh
tubuhnya .
3. Pakaian harus longgar.
4. Pakaian tidak boleh meniru pakaian orang non-Muslim.
5. Pakaian tidak boleh sama dengan dengan pakaian lelaki.
6. Pakaian tidak boleh menarik perhatian orang.
7. Memakai wangi-wangian diluar rumah adalah dilarang.

Islam memuliakan dengan cara menjadikan perempuan sebagai pendidik


utama generasi muda. Pendidikan yang paling awal diterima seseorang adalah
pendidikan keluarga. Dan yang paling utama mendidik dan mengajar adalah
ibu. Maka wajarlah kalau Rasulullah memuliakan kaum ibu karena tugasnya
yang mulia yaitu mendidik dan membesarkan anak.

Islam mewajibkan kepada kaum wanita untuk menutup auratnya untuk


menyelamatkan mereka dari tangan-tangan jahil dan menghindarkan mereka
dari hal-hal negatif. Pakaian yang berfungsi menutup aurat perempuan dikenal
dengan istilah jilbab (gamis) atau kerudung, yang dalam bahasa sehari-hari

7
menyangkut sehelai kain yang menutupi kepala (kecuali muka), leher,
punggung dan dada perempuan. Dengan pengertian seperti itu kain yang masih
memperlihatkan sebagian rambut atau leher bukanlah kerudung. Memakai
kerudung atau jilbab adalah wajib bagi kaum wanita karena kerudung atau
jilbab dianggap sudah bisa menutupi aurat mereka. Mereka harus
memanjangkan pakainnya hingga dapat menutupi kedua mata kakinya dan juga
menjulurkan jilbabnya dari kepala hingga menutupi leher dan dadanya.

Anna bizan, seorang tokoh wanita internasional berkata : ”wanita dalam


Islam lebih merdeka dari pada dalam agama-agama lain. Islam lebih menjaga
hak-hak wanita jika dibandingkan dengan agama lain yang melarang poligami.
Demikian pula wanita dalam Islam lebih adil dan lebih terjamin kebebasanya.
Omong kosong jika dikatakan Islam menganggap wanita sebagai orang yang
tidak bernyawa’’. Bila kita memikirkan dan menimbang secara adil maka
poligami dalam islam adalah lebih baik dari pada prostitusi ala barat. Karena
suami dalam Islam memiliki tanggung jawab untuk menjaga, melindungi,
memberi makan, pakaian, dan perhatian kepada wanita. Tetapi dibarat wanita
dijadikan sebagai pemuas nafsu dan setelah melampiaskan hawa nafsunya,
kemudian wanita itu dibuang dipinggir jalanan tanpa memikirkan akibatnya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa adab berpakaian sangatlah


di perhatikan, khususnya bagi kaum muslim dan muslimah. Karena itu
semua dapat mencerminkan sikap, sifat,dan tingkah laku orang yang
mengenakannya. Pakaian yang sesuai dengan syariat islam adalah pakaian yang
dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, ada baiknya sebagai kaum muslimin kita
mengikuti anjuran dari nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Jauhilah
larangan Allah SWT tentang membuka aurat (bagi wanita) jika tidak ingin
merasakan azab pedih dari-Nya. Naudzubillah min dzalik,semoga kita tidak
termasuk golongan seperti itu.

Demikian makalah ini kami sampaikan. Semoga apa yang disampaikan


pada makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf bila ada salah
kata maupun salah penyampaian bahasa,karena kesalahan datangnya dari kami
dan kebenaran selalu datang dari Allah SWT. 

B. Saran

Kepada setiap wanita agar mengenakan busana yang sesuai kreativitas,


dan  mode yang kita senangi tetapi tidak menyimpang dari syari’at islam sesuai
yang kita kaji di atas. Dalam berpakaian juga kita harus melihat dari segi
kesehatan, ataupun dampak yang ditimbulkan dari pakaian yang dikenakan,
seperti pakaian ketat yang berdampak menyiksa kebebasan tubuh dan berbahaya
bagi kesehatan, menghambat jaringan gerak, organ-organ tubuh, terutama sistem

9
saluran kencing, sistem reproduksi, dan sistem sirkulasi darah. Yang terpenting,
kita harus selalu menghadirkan Allah Azza wa Jalla dalam fikiran, hati, tubuh dan
ke seluruh pribadi kita sehingga wanita mampu membedakan mana yang berguna
dan mana yang berbahaya. Serta wanita harus mampu mana yang menjadikannya
mulia dan mana yang menjadikannya hina.   

Dengan mengetahui adab berpakaian yang baik diharapkan kita tidak lagi
menampakan aurat dan kita dapat memperaktekannya.

10

Anda mungkin juga menyukai