Anda di halaman 1dari 10

OBSERVASI

Lokasi Observasi : Lingkungan sekitar (Kampus,Pasar,Jalan Raya,dll)

Objek yang di Observasi : Cara Berpakaian dan Model Pakaian Kaum Wanita

Waktu : 30 November – 5 Desember 2016

Hasil Observasi

Untuk tugas mata kuliah agama islam ini, saya mengamati tata cara wanita muslim
berpakaian. Apakah wanita – wanita tersebut sudah berpakaian sesuai syari’at islam atau
belum. Setelah kurang lebih sepuluh hari saya melakukan observasi di tempat-tempat
keramaian yang ada di Bukittinggi ini, seperti di Lapangan Kantin,Kampus,Pasar,Jam
Gadang,Panorama,Ngarai, dan lain sebagainya. Saya melihat bahwasanya kaum hawa
tersebut,terutama para remaja pada umumnya memakai celana jeans, hanya beberapa orang
saja dari mereka yang mengenakkan rok. Saya lihat yang memakai rok dan baju muslim iu
kebanyakan adalah ibu-ibu. Dan tidak semua ibu-ibu pun memakai pakaian yang pantas
untuk dilihat, bahkan ada sebagian ibu yang memakai celana ketat plus dengan kaos
ketatnya,lalu rambut digerai, seperti kaum muda kebanyakan.

Dari observasi ini, memang saya lebih mengkhususkan pada cara berpakaian para
remaja.Disamping mengamati gadis – gadis cantik, saya juga sekalian melihat ibu – ibu
disana, seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi. Pakaian – pakaian remaja muslim ini agak
menyimpang dari aturannya dalam syari’at islam, Meskipun ada sebagian remaja muslim
yang sudah berpakaian menurut syari’at agama islam.

Hasil observasi ini akan saya jelaskan lebih lanjut pada bab pembahasan, sebagai
perbandingannya antara teori berpakaian menurut agama islam dengan kenyataan yang ada di
lapangan.

1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Arti pakaian dalam Al-Qur’an adalah libas (penutup),tsiyab (pakaian


lahir),dan sarabil (pakaian).Menurut syari’at islam, berpakaian tertutup itu adalah
berpakaian sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan dalam syari’at agama islam.
Adapun fungsi pakaian adalah sebagai penutup aurat, perhiasan,perlindungan,dan
penunjuk identitas.Jika kita umat muslim tentu kita tunjukkan identitas islam kita
salah satunya dengan cara berpakaian kita yang islami.
Namun, pada saat sekarang ini, nampaknya sudah banyak wanita muslim yang
menyalah artikan tentang berpakaian tertutup. Mereka sudah banyak yang lupa dan
tergiur akan keindahan dan kemewahan duniawi, sehingga meninggalkan dan
melanggar norma – norma agama melalui pakaian yang salah.
Maka dari itulah, saya memilih judul ini untuk saya bahas, karena sudah
banyaknya saudara-saudara kita yang menyimpang dari agama perihal berpakaian,
terkhusus pada kaum wanita.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana model berpakaian kaum hawa zaman sekarang ?


2. Apa faktor – faktor yang menyebabkan penyimpangan cara berpakaian pada kaum
wanita ?
3. Bagaimana cara berpakaian yang baik menurut ajaran islam ?
4. Apa kiat – kiat yang harus dilakukan untuk menyadarkan diri agar berpakaian
dengan wajar dan sesuai dengan syari’at islam ?
5. Apa saja manfaat yang dapat kita peroleh apabila kita sudah berpakaian secara
islami ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui atau lebih
mendalami bagaimana cara berpakaian yang sesuai dengan ajaran agama islam, agar
kita tidak menyimpang lagi dari syari’at islamiah.

BAB II. PEMBAHASAN


2
A. Teori Berpakaian Dalam Islam

1. Pakaian Dalam Al-Qur’an

Dalam AL-Qur’an terdapat 3 istilah yang memiliki makna pakaian, yaitu libas,
tsiyab, dan sarabil. Kata libas ditemukan sebanyak sepuluh kali dalam AL-Qur’an,
kata tsiyab sebanyak delapan kali,sedangkan serabil sebanyak tiga kali.

Libas berarti penutup, apapun yang ditutup. Namun tidak harus berarti menutup
aurat karena cincin yang menutup sebagian jari juga disebut dengan libas.Libas
digunakan oleh Al-Qur’an untuk menunjukkan pakaian lahir maupun bathin.

Tsiyab digunakan untuk menunjukkan pakaian lahir,tsiyab berasal dari asal kata
tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula. Ar-
Raghib Al-Isfahani menyatakan pakaian dinamai tsiyab atau tsaub karena ide dasar
adanya bahan – bahan pakaian adalah untuk dipakai. Ide dasar itu juga dapat
dikembalikan pada apa yang terdapat dalam benak manusia (Adam) dalam dirinya
(QS Al – A’raf : 20 ).Selanjutnya dijelaskan dalam QS.Al-A’raf :22. Pada ayat itu
terlihat jelas bahwa ide dasar yang terdapat dalam diri manusia adalah tertutupnya
aurat, namun godaan syetan membuat aurat manusia trbuka.Dengan demikian, aurat
yang ditutup dengan pakaian akan dikembalikan pada ide dasarnya yaitu tertutup.

Kata ketiga yang digunakan Al – Qur’an untuk menjelaskan perihal pakaian


adalah serabil.Kamus-kamus bahasa mengartikan hal itu sebagai pakaian,apapun jenis
bahannya.

2. Fungsi Pakaian

Allah SWT membagi empat fungsi pakaian dalam islam, yaitu :

a. Penutup Aurat

Aurat dalam islam disebua sau’at yang terambil dari kata


sa’a,yasu’u,yang berarti buruk tidak menyenangkan. Kata itu sama maknanya
dengan aurat yang berasal dari kata ‘ar yang berarti onar,aib, tercela.
Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam arti sesuatu yang pada dirinya
buruk,tetapi bisa juga karena adanya faktor lain yang mengakibatkannya
buruk. Tidak satupun dari bagian tubuh yang buruk,karena semuanya baik dan
bermanfaat termasuk aurat. Tetapi bila dilihat orang maka keterlihatan itulah
yang buruk. Firman Allah dalam QS Al-A’raf ayat 26 sebagai berikut :
“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan padamu
pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.Yang demikian itu adalah

3
sebahagian dari tanda – tanda kekuasaan Allah, mudah – mudahan
mereka selalu ingat”.

dalam fungsinya sebagai penutup, tentunya pakaian dapat menutupi


segala yang enggan diperlihatkan oleh pemakai, sekalipun seluruh badannya.
Tetapi dalam konteks pembicaraan tuntunan atau hukum agama, aurat
dipahami sebagai anggota badan tertentu yang tidak boleh dilihat kecuali oleh
orang-orang tertentu.

b. Perhiasan,

Perhiasan merupakan sesuatu yang dipakai untuk memperelok atau


memperindah. Al-Quran tidak menjelaskan apalagi merinci apa yang disebut
sebagai perhiasan, atau sesuatu yang “elok”. Sebagian pakar menjelaskan
bahwa sesuatu yang elok adalah yang menghasilkan kebebasan dan keserasian.
Kebebasan haruslah disertai tanggung jawab karena keindahan harus
menghasilkan kebebasan yang bertanggung jawab.

c. Perlindungan (takwa),

Dengan berpakaian, dapat melindungi seseorang baik secara fisik maupun


psikologis. Secara fisik yaitu melindungi seseorang dari sengatan dingin dan
panas. Secara psikologis sangat memberi pengaruh dalam kehidupan sehari-
hari seperti menimbulkan rasanya nyaman dan meningkatkan rasa percaya diri
terhadap pemakainya.

d. Penunjuk Identitas,

Dengan berpakaian, bisa menunjukkan eksistensi seseorang sekaligus


bisa menjadi pembeda antara yang satu dengan yang lain. Rasul menekankan
pentingnya nenampilkan kepribadian tersendiri yang berbeda dengan yang
lain, sabdanya: ”Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk
kelompok kaum itu”.

3. Batasan Aurat Laki-laki dan Perempuan

Aurat adalah semua bagian tubuh yang tidak boleh dinampakkan.


Menutup aurat adalah fitrah manusia yang diaktualkan pada saat ia memiliki
kesadaran. Sejak dini Allah swt telah mengilhami manusia dengan dorongan
untuk berpakaian, bahkan kebutuhan untuk berpakaian sebagaimana diisyaratkan
dalam surah Tha-ha: 117-118. Larangan melihat aurat sangat tegas baik antara

4
laki-laki dengan laki-laki maupun antara perempuan dengan perempuan baik
dengan syahwat ataupun tidak.

Sabda Rasullulah SAW :


“seseorang laki-laki tidak boleh melihat aurat laki-laki lain, dan begitu
juga perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan lain, dan tidak boleh
seorang laki-laki bercampur dengan laki-laki lain dalam satu pakaian, dan begitu
juga perempuan dengan perempuan lain bercampur dalam satu pakaian’’.
(Riwayat Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tarmizi).

Jika dalam keadaan terpaksa seperti untuk mengobati, maka dibolehkan


dengan syarat tidak akan menimbulkan fitnah dan tidak ada syahwat.

a. Aurat Laki-Laki

Aurat laki-laki yang tidak boleh dilihat adalah antara pusar dan lutut
sebagaimana yang diterangkan dalam Hadis Nabi.
Rasulullah S.A.W bersabda :
“Aurat laki-laki ialah antara pusar sampai dua lutut”. [HR. Ad-Daruquthni dan Al-
Baihaqi].

b. Aurat Wanita

Aurat perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki lain atau perempuan


adalah yang tidak seagama, yaitu seluruh badannya, kecuali muka dan dua tapak
tangan. Demikian menurut pendapat yang dianggap lebih kuat.

Pembagian aurat perempuan :

a) Di hadapan Muhrim dan yang bukan muhrim

Dijelaskan dalam surat An-Nur ayat 31 yang artinya :


“Katakanlah kepada wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-

5
putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka pilih, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung”.

Dijelaskan bahwa aurat perempuan dalam hubungannya dengan dua


belas orang yang disebut dalam ayat An-Nur itu, terbatas pada perhiasan yang
tidak tersembunyi, yaitu telinga, leher, rambut, dada, tangan, dan betis.
Menampakkan anggota-anggota ini kepada dua belas orang tersebut
diperkenankan oleh islam. Selain itu, punggung, kemaluan, dan paha tidak
boleh diperlihat baik kepada perempuan atau laki-laki kecuali terhadap suami.

b) Aurat perempuan yang sudah monopause

Firman Allah dalam surat An-Nur ayat 60 yang terjemahannya :


“Dan perempuan-perempuan yang sudah putus haidnya dan tidak ada
harapan untuk kawin lagi, maka tidak berdosa baginya untuk melepas
pakaiannya, asalkan tidak menampak-nampakkan perhiasannya. Tetapi kalau
mereka menjaga diri .akan lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui”.

Bagi wanita yang sudah monopause, Allah memberikan kelonggaran dan


tidak menganggap suatu perbuatan dosa, jika mereka itu menanggalkan
sebagian pakaian luar yang biasa tampak, seperti baju kurung, kebaya,
kudung, dan sebagainya (Al-Qaradhawi, 2010:115). Al-Quran memberikan
batas rukhsah ini dengan kata tidak menampak-nampakkan perhiasannya,
yakni tidak bermaksud menanggalkan pakaiannya itu untuk menunjuk-
nunjukkan. Akan tetapi, kelonggaran ini diberikan jika memang mereka itu
memerlukan.

B. Kenyataan Yang Terjadi di Lapangan

Setelah penguraian teori tentang berpakaian menurut agama islam, dan telah
di observasi pula cara berpakaian umat muslim (kaum wanita) sekarang,ternyata
banyak terjadi penyimpangan – penyimpangan. Diantara penyimpangan –
penyimpangan tersebut antara lain :

1. Di dalam teori atau ajaran agama islam sebenarnya, berjilbab itu menutupi dada
dan jilbab itu tidak boleh seperti punuk unta di belakangnya. Yang terjadi atau
yang dilihat pada kenyataan sekarang, wanita muslim gaya berjilbabnya masih
banyak yang hanya sekedar jilbab saja, bukan jilbab syar’i yang dipakai
6
melainkan jilbab untuk bergaya yang sama sekali tidak menutupi dada, lilit sana
lilit sini sudah seperti mayat tergantung saja.

2. Pakaian yang digunakan wanita muslim hendaklah pakaian muslim, yaitu yang
membungkus badan kita bukan yang menutupi lekuk tubuh.Contohnya pakaian
yang longgar dan dalam, pokoknya aurat jangan kelihatan. Yang terjadi sekarang
di kehidupan sehari – hari, wanita muslim kebanyakan berpakaian hanya
menutupi lekuk tubuh saja, pakaiannya itu berlebih tetapi tidak cukup atau aurat
tidak tertutup.Ada pula pakaian itu sudah berlebihan, dari modelnya, bentuknya,
bahannya yang mahal, dan lain sebagainya. Segala sesuatu yang berlebihan itu
tidak baik, jadi cukuplah penampilan itu sesederhana mungkin, sesuai dengan
ajaran agama islam.

3. Untuk rok, sekarang wanita muslim hanya sebagian saja yang memakainya,
kebanyakan kaum hawa menggunakan celana. Celana yang digunakan itupun
jeans yang ketat, sehingga lagi – lagi lekuk tubuh itu kelihatan.

4. Untuk masalah penampilan atau riasan pada wajah, juga banyak sekarang ini umat
muslim khususnya para wanita muda yang seperti hantu. Make up yang digunakan
itu tidak cocok dengan umur dan terkesan berlebihan. Bibir merah merekah,mata
hitam-hitam sampai ke alis, pipi warna pink dan lain sebagainya. Ber make up itu
cukup seerhana saja.Karena cantik itu bukanlah dengan memakai make up,tetapi
cantik yang sejati itu datangnya dari hati dan tingkah laku serta akhlak diri sendiri.
Kalau kita sholat nya tidak bolong – bolong dan beribadah itu untuk meraih
ridhanya ALLAH, percayalah, wajah kita akan kelihatan berseri dan tenang serta
suci.

5. Meskipun banyak kaum wanita muslim sekarang yang sudah menyimpang cara
berpakaiannya menurut ajaran agama islam, namun alhamdulillah saya masih
melihat wanita muslim yang benar – benar cara berpakaiannya itu menuruti atau
menta’ati ajaran agama islam. Subhanallah, betapa cantiknya mereka, betapa
anggunnya mereka, dan betapa tenangnya hati mereka.Setelah saya bandingkan
rupa mereka, antara wanita yang benar – benar menta’ati agama dengan yang
melakukan penyimpngan tadi. Terdapat perbedaan yang jauh sekali, wanita
muslim yang sebenarnya itu, mereka terlihat seperti bidadari yang memancarkan
sinar di wajahnya, sedangkan wanita yang menyimpang dari agama, tampak
bahwasanya bahasa tubuh mereka itu gelisah dan tidak mendapatkan kenyamanan.

Adapun faktor yang mempengaruhi cara berpakaian kaum hawa sekarang


adalah sebagai berikut :

1. Karena perkembangan teknologi yang semakin tinggi


2. Banyaknya budaya luar yang masuk yang menyimpang dari ajaran islam.

7
3. Kurangya keimanan dan keyakinan kepada Allah swt.
4. Pengaruh lingkungan yang tidk sesuai dengan norma – norma agama islam

Adapun kiat – kiat untuk mrnyadarkan diri dari penyimpangan yang telah
terlanjur diperbuat hanyalah dengan memperkuat dan memperkokoh benteng diri
yaitu iman,ilmu,dan akhlak.

Cara berpakaian yang baik menurut agama islam adalah berpakaian menurut
aturan yang telah ada dalam agama islam.Cara menutup aurat itu sudah kita
bahas pada uraian diatas tadi.

Manfaat yang kita perolaeh dari berpakaian yang islami, antara lain :

1. Kita terhindar dari nafsu laki – laki


2. Diri kita terjaga dan aman dari pengaruh luar
3. Pergaulan kita juga terjaga
4. Hati kita menjadi tenang dan hidup pun terasa nyaman dan tentram

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan

8
Dari penulisan laporan ini, saya dapat menyimpulkan bahwa akhlak umat
muslim khususnya kaum hawa pada zaman sekarang sudah mulai berkurang.Sudah
banyak norma – norma dalam berpakaian itu yang dilanggar.Mereka berpakaian
sesuai model dan sesuka hati sehingga melupakan bagaimana cara berpakaian
menurut agama islam.Yang lebih menyedihkan lagi, penyimpangan yang mereka
perbuat itu dijadikan ajang untuk berlomba – lomba dan mereka senang dengan
penyimpangan tersebut, sehingga sudah menjadi kebiasaan dan untuk mengubahnya
pun sudah sulit.Tidak ada yang bisa merubahnya kecuali mereka sendiri atas izin
Allah Swt.

Tugas akhir yang diberikan oleh dosen saya ini, sangat memberi manfaat
bagi saya sendiri. Saya menyadari betapa pentingnya menjaga aurat tersebut, betapa
berharganya tubuh seorang wanita dan betapa mulianya jika kita bisa menjaga
pemberian Sang Pencipta yang maha sempurna ini.Saya sadar, saya bukanlah orang
yang memiliki akhlak sempurna, masih banyak kekurangan – kekurangan pada diri
saya, bahkan saya sendiri termasuk kedalam orang – orang yang menyimpang dari
cara berpakaian menurut agama islam.

Dari yang saya amati itu, hati saya tergerak untuk berubah menjadi lebih
baik, memperbaiki akhlak dan tentunya memperbaiki cara berpakaian dengan
berpegang teguh pada agama islam.Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada
dosen yang memberikan tugas ini, karena sudah banyak menyadarkan saya pribadi,
dan mudah – mudahan orang lain juga tersadar dan tergerak hatinya untuk merubah
dirinya menjadi lebih baik agar selamat dunia dan akhirat. Aamiin Ya Robbal
‘Alamiin. Saya rasa rumusan masalah pada Bab Pendahuluan di ats sudah terjawab
semuanya di dalam uraian ini.

B. Saran

Tidak banyak yang ingin saya sarankan.Jika hatimu masih berkata bahwa
yang kamu kerjakan itu buruk, maka pasti hatimu juga masih berkata bahwa yang
benarnya itu ada dan kembalilah kepada ajaran yang benar.Ingin masuk syurga atau
nerakanya Allah, maka itu semua tergantung pada apa yang kita kerjakan sekarang.
Mulailah menata diri kembali dan perbaikilah akhlak diri sehingga nantinya tercermin
manusia yang taqwa pada diri kita yang akan menghuni syurganya Allah tempat yang
abadi untuk kita tinggali.

DAFTAR PUSTAKA

9
Abdussalam,Thawilah,Abdul Wahab.2010.Fiqh al-Ath’imah.Kairo : Dar al-Salam.

Hawari, Dadang.1987.Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.Yogyakarta :


PT.Dhana Bhakti Prima Yasa.

Sabiq,Sayyid.1987.Fikih Sunnah Jld 9. Bandung : PT Al – Ma’arif

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al – Qur’an. Bandung : Penerbit Mizan.

10

Anda mungkin juga menyukai