Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ADAB BERPAKAIAN
DALAM ISLAM

Guru Mata Pelajaran :


Ilham Abdul Ganie S.Pd

Oleh :
Qonita Qurrota Qolbi
IX-A

PONDOK PESANTREN DARUL ARQAM MUHAMMADIYAH


DAERAH GARUT
2023

1
Daftar Isi

1. PENDAHULUAN …………………………………………………………. 3
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………. 3
1.2 Tujuan dan Manfaat …………………………………………………… 3

2. PEMBAHASAN …………………………………………………………… 3
2.1 Definisi Adab Berpakaian …………………………………………….. 3
2.2 Adab Berpakaian Menurut Qur’an dan Hadist ……………………….. 4
2.3 Kesimpulan ……………………………………………………………. 5

3. PENUTUP …………………………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 9

2
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sesungguhnya agama Islam telah mengatur kehidupan umat manusia dengan sebaik-
baiknya. Dalam era modern ini terkadang individu cenderung memaksakan
kehendaknya, tak terkecuali dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan bermunculan
perspektif bahwa esensi agama islam harus dipaksa mengikuti zaman yang maju ini.
Dalam cara berpakaian juga demikian, banyak generasi muda saat ini memaksakan
pakaian mereka disesuaikan dengan mode yang berkembang atau tren. Padahal belum
tentu cara bepakaian itu sesuai dengan ajaran Islam. Di dalam QS Al-‘Araf 7: 26. dapat
dimengerti fungsi dari berpakaian adalah menutup aurat dan untuk memperindah
jasmani manusia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan zaman membawa konsekuensi budaya,
termasuk pakaian. Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim, Indonesia
semestinya dapat sebagai leader dalam memberikan wahana pembaharuan berpakaian
yang anggun tanpa meninggalkan nila nilai syariat.
B. Tujuan dan Manfaat
Fungsi pakaian menurut islam secara umum yakni untuk mengangkat derajat, harta, dan
martabat seorang manusia, baik di mata Allah maupun manusia lainnya. Dalam ilmu
islam juga mengajarkan bahwa pakaian memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai penutup
aurat dan sebagai sesuatu untuk memperindah diri.

II. PEMBAHASAN

A. Definisi Adab dan Pakaian


Adab berasal dari bahasa arab yang secara bahasa memiliki arti kesopanan, kehalusan,
dan kebaikan budi pekerti, akhlak. Sedangkan secara istilah adab adalah suatu ibarat
tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. Dari
pengertian adab tersebut maka bisa disimpulkan bahwa adab dalam Islam adalah
mencerminkan baik buruknya seseorang, mulia atau hinanya seseorang, terhormat atau
tercelanya nilai seseorang.
Pakaian yaitu sesuatu yang digunakan manusia untuk menutupi dan melindungi seluruh
atau sebagaian tubuhnya dari panas dan dingin. Pakaian juga didefinisikan sebagai
setiap sesuatu yang menutupi tubuh. Pakaian dipahami sebagai alat untuk melindungi
tubuh atau fasilitas untuk memperindah penampilan.

3
Adab berpakaian dalam Islam adalah menutup aurat. menutup aurat, di sini tidak hanya
menutup aurat, melainkan juga tidak membentuk lekuk tubuh. “Berhati-hatilah dalam
berpakaian, sebab itu menunjukan kepribadianmu dan dapat menurunkan nilai jati diri,”

B. Adab Berpakaian Menurut Qur’an dan Hadist

• Pakaian dalam Perspektif Al-Qur’an


Kata pakaian tidak banyak di sebutkan dalam al-Qur’an. Akan tetapi hal ini tedapat
ayat yang menyatakan pakaian adalah penutup aurat, yakni dalam QS. Al-A’raf : 27
‫سو ٰاتِ ِه َما ِإ َّنه يَ ٰر ُكم ه َُو‬
َ ‫س ُه َما ِلي ُِريَ ُه َما‬ َ ُ‫شي ٰط ُن َك َما أَخ َر َج أَبَ َوي ُكم ِ ِّمنَ ال َجنَّ ِة يَن ِزع‬
َ ‫عن ُه َما ِلبَا‬ َّ ‫ٰيبَنِي ٰادَ َم َل يَفتِنَنَّ ُك ُم ال‬
٢٧ َ‫ش ٰيطِ ينَ أَو ِليَا َء ِللَّذِينَ َل يُؤمِ نُون‬ َّ ‫ث َل ت ََرونَ ُهم ِإنَّا َج َعلنَا ال‬ُ ‫َوقَ ِبيلُه مِ ن َحي‬

Artinya: “Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu


pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian
takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
Ayat di atas memiliki tiga makna sekaligus yaitu pakaian sebagai penutup aurat dan
perhiasan juga pakaian yang disebutkan Allah sebagai pakaian Libas al-taqwa. Libas
adalah segala sesuatu yang dipakai, baik penutup badan, kepala, atau yang dipakai
di jari dan lengan berupa perhiasan cincin, gelang, kalung dan sebagainya.
Sedangkan kata Risy pada mulanya berarti bulu, dan karena bulu binatang
merupakan hiasan –bahkan hingga kini masih dipakai sebagai hiasan maka kata Risy
dipahami dalam arti pakaian yang berfungsi sebagai hiasan.
Libas al-aqwa tidak bisa langsung kita maknai, karena menggabungkan dua kata dan
mempunyai pengertian tersendiri. Para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan
libas al-taqwa, pendapat- 91 menyatakan libas al-taqwa adalah iman, malu, amal
saleh serta ada pula yang mengatakan al-Samt al-Hasan atau menetapi jalan yang
baik. Sedangkan al-Zamakhsyari mengartikan dengan al-Wara’ wal al-Khasyyah
min Allah (wira’i dan takut kepada Allah). Di sisi lain al-Razi juga mengatakan
pendapat yang mengatakan bahwa libas al-taqwa merupakan majaz yang berarti
iman, amal saleh, perilaku baik dan berarti juga al-afaf wa al-Tauhid. Dan pendapat
inilah yang paling kuat serta dipakai oleh mayoritas ulama.
Seorang mukmin auratnya (aibnya) tak akan nampak meski ia tidak berpakaian, dan
sebaliknya seorang yang suka berbuat maksiat akan selalu telihat aibnya meski ia
berpakaian. Dari beberapa pendapat di atas tampaklah bahwa mayoritas ulama
memaknai libas al-taqwa; secara majazi yang berarti pakaian batiniyah yang bernilai
agamis, yaitu penjagaan diri serta amal saleh adalah ‚pakaian terpenting yang harus
dikenakan seseorang dalam kehidupannya.
Dalam ayat ini pula Allah mengisahkan tentang dikeluarkannya Adam dan istrinya
dari surga akibat godaan syetan.

4
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa sejak semula Adam dan istrinya sama-sama
tidak terlihat auratnya. Kemudian syetan merayu mereka agar memakan buah dari
pohon terlarang, akibatnya adalah terbukanya aurat mereka yang semula tertutup.
Ketika mereka menyadari keterbukaan aurat tersebut, mereka berusaha untuk
menutupnya kembali. Usaha ini menunjukkan bahwa secara naluriah manusia
merasa aurat harus ditutup.

• Pakaian dalam Perspektif Hadis Nabi saw.


Islam tidak menentukan pakaian tertentu untuk dipakai oleh umat Islam dan
mengakui semua jenis pakaian selama masih memenuhi standar tujuan bepakaian
dalam Islam, tanpa berlebihan dan melampaui batas. Rasulullah sendiri memakai
pakaian yang sama dengan yang di pakai oleh umat pada masanya. Beliau tidak
pernah menganjurkan untuk berpakaian dengan pakaian tertentu juga tidak pernah
melarang pakaian tertentu. Beliau hanya memberikan karakter dan ciri-ciri pakaian
yang dilarang. Maka hukum dasar muamalah termasuk berpakaian adalah mubah
dan tidak ada larangan, kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Hal itu berbeda
dengan ibadah-ibadah yang hukum dasarnya adalah haram, kecuali yang
diperbolehkan oleh Islam. Salah satunya adalah perintah Rasulullah untuk menutup
seluruh bagian tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan.
Dari Aisyah ra bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk dan bertemu Rasulullah
saw dan dia menggunakan baju yang tipis kemudian Rasulullah saw memalingkan
muka darinya dan bersabda, “Wahai Asma, sesungguhnya seorang perempuan jika
ia telah haid, maka tidak layak baginya untuk terlihat kecuali bagian ini dan ini, dan
beliau mengisyaratkan kepada wajah dan kedua telapak tangannya. (H.R. Abu Daud)
Dalam konteks ini Ibnu Taimiyah berkata bahwa ketetapan menyangkut aurat wanita
melalui dua tahap. Pada tahap pertama, agama masih mengizinkan wanita membuka
wajah dan telapak tangannya, lalu pada tahap kedua, izin tersebut dibatalkan dengan
ketetapan kewajiban seluruh badan.

C. Kesimpulan
Berdasarkan Qur’an dan Hadist, adab berpakaian yang baik menurut ajaran islam sebagai
berikut :
1. Dianjurkan untuk menutup aurat yang diperintahkan Allah
Aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat hingga ke lutut. Aurat wanita
pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, dan tapak tangan. Rasulullah
SAW bersabda bermaksud: "Paha itu adalah aurat." (HR.Bukhari).
2. Ketika memasukkan baju dimulai dengan sebelah kanan dan ketika membuka baju
dimulai dengan sebelah kiri
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha, ia berkata:

5
‫ور ِه فِي شَأنِ ِه ُك ِِّل ِه‬ ُ ‫سلَّ َم َكانَ يُع ِجبُهُ الت َّ َي ُّم ُن فِي تَنَ ُّع ِل ِه َوت ََر ُّج ِل ِه َو‬
ِ ‫ط ُه‬ َ ‫علَي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َللا‬ َّ ‫أ َ َّن النَّ ِب‬
َ ‫ي‬
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam membiasakan diri mendahulukan yang kanan
dalam memakai sandal, menyisir, bersuci dan dalam setiap urusannya” (HR. Bukhari
no. 168).
3. Apabila memakai baju baru, maka sedehkahkanlah baju lama
Nabi saw bersabda : “barang siapa memakai baju baru, lalu mengucapkan: segala puji
bagi allah yang memberikan pakaian untuk menutupi auratku dan supaya aku berhias
denganya dalam hidupku, kamu di-an ia mengambil baju yang sudah usang dan
menyedekahkannya, maka iapun dalam pemeliharaan dan lindungan allah azza wa
jalla dan berada dijalan allah dalam keadaan hidup dan mati.”
4. Memakai pakaian yang kuat dan sesuai dengan kedudukanmu dan tahan lama tanpa
ada hiasan
Janganlah menyediakan keinginanmu untuk mengkoleksi pakaian dan bervariasi
dalam membentuk dan mengaturnya serta memilihnya dari aneka warna yang
cemerlang dan menarik, karena hal itu merupakan urusan perempuan dan tidak sesuai
dengan kejantanan laki-laki.seseorang itu dinilai dengan adabnya, bukan dengan
mode dan bajunya. Dalam hadits : “ barangsiapa memakai baju untuk ketenaran
didunia, maka allah memakaikan padanya baju kehinaan dihari kiamat kemudian
menyalakan api padanya.”
Penyair berkata : “Jika seseorang tidak ternoda kehormatannya oleh kehinaan, maka
setiap baju yang dipakainya adalah bagus.”
Penyair lain berkata : “Bukanlah keindahan itu karena baju yang menghiasi kita,
sesungguhnya keindahan itu adalah keindahan ilmu dan adab
5. Hendaklah membaguskan penampilan dan membersihkan bajumu
Karena manusia yang berpenampilan bagus dan berbaju bersih akan menjadi baik
perasaanya dan menyukai ketertiban serta peraturan. Adapun orang yang
mengabaikan semua urusannya dan tidak mempunyai perasaan. Dalam hadits :
“sesungguhnya Allah itu maha indah dan menyukai keindahan, yaitu baik
perbuatannya dan sempurna sifat sifatnya.”
Nabi saw berwasiat kepada sekelompok orang, maka beliau berkata : “Kalian akan
pergi kepada saudara-saudaramu. Maka perbaikilah kendaraanmu dan baguskanlah
bajumu sehingga kamu tampak beradat kebiasaan yang baik di antara orang banyak.”
Dari aisyah ra : bahwa rasulullah saw ingin keluar pada suatu hari menuju para
sahabat. Maka beliau merapikan surbannya dan rambutnya. Kemudian aisyah berkata
: “mengapa engkau lakukan itu ya rasulullah?” Beliau menjawab “Ya, sesungguhnya
Allah swt suka hambaNya berhias bagi saudara-saudaranya apabila ia keluar kepada
mereka.”

6
Perhatikanlah kebersihan pakaianmu dan peliharalah pakaianmu agar tidak dikotori
oleh sesuatu apapun, terutama oleh benda-benda yang sulit dihilangkan seperti tinta
atau minyak. Peliharalah pula pakaianmu agar supaya tidak robek atau cepat usang
atau rusak. Apabila basah oleh keringat, biarkan pakaianmu terkena udara. Bila sudah
kering lipatlah pakaian itu pelan-pelan dan letakkan ditempatnya yang khusus sambil
menyebut nama Allah swt. Dalam hadits : “Apabila kamu melipat bajumu, maka
sebutlah nama Allah swt untuk baju itu supaya tidak dipakai jin pada waktu malam
sementara kamu memakai disiang hari sehingga cepat usang.”
6. Jangan memasang kopiahmu miring ke depan, dan jangan pula ulurkan sarungmu atau
bajumu
Karena itu adalah kebiasaan orang orang sombong dan membanggakan diri mereka.
Dan perbuatan itu merusak kesehatan dengan adanya kotoran yang melekat padanya
dijalan serta menyebabkan ia cepat robek. Hal itu juga menunjukkan kesombongan.
Dalam hadist : “Sarung menjulur melewati kedua tumit, tempatnya dalam neraka.
Barangsiapa menyeret bajunya dengan sombong, allah tidak memandang kepadanya
(yakni tidak memberinya rahmat) dihari kiamat”. Hindarilah pula keserupaan dengan
perempuan dalam pakaianmu.
Dalam hadits : “Rasulullah saw melaknat orang laki-laki yang memakai pakaian
wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.”
Janganlah engkau memakai sutra dan emas. Dalam hadits : “Barangsiapa memakai
sutra didunia, maka iapun tidak memakainya diakhirat.”
Dalam hadits lain pula : “Diharamkan memakai sutera dan emas bagi umatku yang
laki-laki dan di halalkan bagi wanita mereka.”
7. Janganlah menyerupai orang-orang kafir dan fasik dalam pakaianmu dalam pakaianmu
Dalam hadits : “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk golongan
mereka.”
Disunahkan pula bagimu memakai baju putih. Dalam hadits : “Pakailah baju yang
berwarna putih, karena ia adalah bajumu yang terbaik.”
Jangan memakai baju yang terbalik atau kotor atau robek atau putus kancingnya,
karena hal itu tidak pantas bagimu. Janganpula memakai baju yang basah, kemudian
engkau keluar terkena angin, karena hal itu mambahayakan kesehatan. Pilihlah
pakaian yang sedang dalam keluasaan dan kesempitannya, karena pakaian yang sangat
longgar buruk pemandangannya dan yang sempit mengganggu tubuh, karena dapat
menekan anggota tubuh dan menhentikan jalannya darah. Pakailah baju yang baik
pada waktu shalat dan jangan shalat tanpa memakai penutup kepala, karena hal itu
melanggar kesopanan. Allah swt berfirman : “Hai anak adam pakailah pakaianmu
yang indah disetiap (memasuki) masjid” (Al-A’raaf : 31). Yakni pada waktu shalat
dan thawaf.

7
III. PENUTUP
Berpakaian muslimah dapat diartikan sebagai pakain islam yang dapat menutup aurat yang
diwajibkan agama untuk menutupinya, guna kemaslahatan dan kebaikan orang itu sendiri
serta masyarakat di mana pun dia berada. Pakaian merupakan suatu nikmat dari Allah swt
yang berguna untuk dua hal, yang pertama menutup aurat dan yang kedua berhias dan
memperbagus penampilan. Pakaian paling agung yang menjaga kemulian manusia sebagai
anak Adam dan mengangkat derajatnya sebagai orang beragama, adalah ketakwaan kepada
Allah swt. Pakaian Muslimah dalam hukum Islam berdasarkan perspektif hadis Nabi adalah,
pakaian tersebut menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, tidak ketat dan
tipis, tidak menyerupai pakaian laki-laki, dan hendaknya pakaian tersebut tidak berlebih-
lebihan sehingga mengundang perhatian dan menimbulkan kesombongan.

8
Daftar Pustaka

1. Gramedia.com,”Pengertian Adab dan Contoh Adab dalam Kehidupan Sehari-hari”,10


Juli 2022, https://www.gramedia.com/literasi/adab/, [diakses pada 3 Maret 2023]
2. Assajidin.com,”Amalan Mengenakan Baju Baru dan Menyumbangkan Baju Lama”,31
Mei 2021, https://assajidin.com/amalan-mengenakan-baju-baru-dan-menyumbangkan-
baju-lama/, [diakses pada 3 Maret 2023]
3. Adab berpakaian menurut Islam. (n.d.). www.sumbarprov.go.id :: Situs Portal Resmi
Pemerit... https://sumbarprov.go.id/home/news/16736-adab-berpakaian-menurut-islam
4. Amanah, N. (2022, May 31). Amalan Mengenakan baju Baru Dan Menyumbangkan
baju lama. AsSajidin.com.
5. Pakaian Menutup Aurat dalam Perspektif al-qur’an. (2022, October 3). Tanwir.ID.
https://tanwir.id/pakaian-menutup-aurat-dalam-perspektif-al-quran/
6. Humas. (2020, July 21). Adab Berpakaian Dalam Islam. Universitas Islam Indonesia.
https://www.uii.ac.id/adab-berpakaian-dalam-islam/
7. Purnama, Y., & S.Kom. (2021, August 27). Adab-adab Berpakaian Bagi Muslim Dan
Muslimah.Muslim.or.id.https://muslim.or.id/47057-adab-adab-berpakaian-bagi-
muslim-dan-muslimah.html
8. Hijup.com,”Fungsi Pakaian Menurut Islam”,12 Mei
2021,https://www.hijup.com/magazine/fupakaian-menurut-islam, [diakses pada 4
Maret 2023]

Anda mungkin juga menyukai