• Islam adalah agama yang indah dan mencintai keindahan
“ِإَّن َهَّللا َجِم يٌل ُيِح ُّب اْلَج َم اَل Sesungguhnya Allah Maha indah dan mencintai keindahan” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ûd radhiyallahu’anhu • Dalam Islam wanita muslimah diibaratkan sebagai perhiasan dunia. Sebaik baik perhiasan dunia adalah wanita solihah َالُّد ْنَيا َم َتاٌع َو َخ ْيُر َم َتاِع الُّد ْنَيا اْلَم ْر َأُة الَّصاِلَح ُة. “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang shalihah.” (HR Muslim dari Abdullah bin Amr). KEPRIBADIAN DAN INNER BEAUTY
Inner beauty di tampilkan dalam bbrp hal:
1. Dengan akhlak yang baik. 2. Dengan akidah yang utama, menjalankan kewajiban, menjauhi larangan dan menjalankan yg Sunnah 3. Mempunyai ilmu, karena melakukan amal itu harus ada ilmunya. 4. Cantik dengan memperhatikan kesehatan dan kebersihan 5. Cantik dengan hijab/menutup aurat. KAIDAH BERHIAS
• Islam memberi rambu-rambu agar dandanan atau perhiasan yang dipakai
muslimah tidak berdampak pada murkanya Allah. • Berhias dan berdandan bagi seorang wanita muslimah tidak dilarang dalam Islam. Karena sesuai fitrahnya, setiap wanita pasti menginginkan tampil anggun dan cantik. Salah satunya adalah menggunakan perhiasan. • Allah ta‘ala berfirman. “َيا َبِني آَد َم ُخ ُذ وا ِزيَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ُك ُلوا َو اْش َر ُبوا َو ال ُتْس ِرُفوا ِإَّنُه ال ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفيَن Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A‘raaf, 7: 31). KAIDAH BERHIAS
Kaidah yang harus diperhatikan bagi wanita yang hendak berhias :
1. Hendaklah mereka menghindari perbuatan tabarruj Tabarruj secara bahasa diambil dari kata al-burj (bintang, sesuatu yang terang, dan tampak). Di antara maknanya adalah berlebihan dalam menampakkan perhiasan dan kecantikan, seperti: kepala, wajah, leher, dada, lengan, betis, dan anggota tubuh lainnya, atau menampakkan perhiasan tambahan. KAIDAH BERHIAS
• Imam asy-Syaukani berkata, “At-Tabarruj adalah dengan seorang wanita
menampakkan sebagian dari perhiasan dan kecantikannya yang (seharusnya) wajib untuk ditutupinya, yang mana dapat memancing syahwat (hasrat) laki-laki” (Fathul Qadiir karya asy- Syaukani). • Allah ta‘ala berfirman (yang artinya), “َو َقْر َن ِفي ُبُيوِتُك َّن َو ال َتَبَّرْج َن َتَبُّر َج اْلَج اِهِلَّيِة األوَلى Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzaab, 33: 33). KAIDAH BERHIAS
• Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di ketika menafsirkan ayat di atas,
beliau berkata, “Arti ayat ini: janganlah kalian (wahai para wanita) sering keluar rumah dengan berhias atau memakai wewangian, sebagaimana kebiasaan wanita-wanita jahiliyah yang dahulu, mereka tidak memiliki pengetahuan (agama) dan iman. Semua ini dalam rangka mencegah keburukan (bagi kaum wanita) dan sebab-sebabnya” (Taisiirul Kariimir Rahmaan karya Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di). KAIDAH BERHIAS
2. Seorang wanita yang berhias hendaklah paham mana anggota tubuhnya
yang termasuk aurat dan mana yang bukan. Aurat sendiri adalah celah dan cela pada sesuatu, atau setiap hal yang perlu ditutup, atau setiap apa yang dirasa memalukan apabila nampak, atau apa yang ditutupi oleh manusia kerana malu, atau ia juga berarti kemaluan itu sendiri (al-Mu‘jamul Wasith). Lalu, mana saja anggota tubuh wanita yang termasuk aurat? Pada asalnya secara umum wanita itu adalah aurat, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang artinya, َفِإَذ ا َخ َرَجِت اْس َتْش َر َفَها الَّش ْيَطاُن،“اْلَم ْر َأُة َعْو َر ٌة Wanita itu aurat, apabila ia keluar (dari rumahnya) setan senantiasa mengintainya” (HR Tirmidzi, dinilai shahih oleh al-Albani). KAIDAH BERHIAS • Dalilnya adalah firman Allah ta‘ala yang artinya, َو ُقْل ِلْلُم ْؤ ِم َناِت َيْغ ُض ْض َن ِم ْن َأْبَص اِر ِهَّن َو َيْح َفْظ َن ُفُروَج ُهَّن َو ال ُيْبِد يَن ِزيَنَتُهَّن ِإال َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو ْلَيْض ِر ْبَن ِبُخ ُم ِر ِهَّن َع َلى ُجُيوِبِهَّن َو ال ُيْبِد يَن ِزيَنَتُهَّن ِإال ِلُبُعوَلِتِهَّن َأْو آَباِئِهَّن َأْو آَباِء ُبُعوَلِتِهَّن َأْو َأْبَناِئِهَّن َأْو َأْبَناِء ُبُعوَلِتِهَّن َأْو ِإْخ َو اِنِهَّن َأْو َبِني ِإْخ َو اِنِهَّن َأْو َبِني َأَخ َو اِتِهَّن َأْو ِنَس اِئِهَّن َأْو َم ا َم َلَك ْت َأْيَم اُنُهَّن َأِو الَّتاِبِع يَن َغ ْيِر ُأوِلي اإلْر َبِة ِم َن “الِّر َج اِل َأِو الِّطْفِل اَّلِذ يَن َلْم َيْظَهُروا َع َلى َعْو َر اِت الِّنَس اِء Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakka perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara- saudara lelaki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau wanita- wanita mereka, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki- laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.’” (QS. An-Nuur, 24: 31) LARANGAN DALAM BERHIAS
1. Menyambung rambut (al-washl)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat penyambung rambut dan orang yang minta disambung rambutnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim) 2. Bertato tubuh (al-wasim), mencukur alis (an-namsh), dan mengikir gigi (at-taflij) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat orang yang bertato dan wanita yang minta ditato, wanita yang menyambung rambutnya (dengan rambut palsu), yang mencukur alis dan yang minta dicukur, serta wanita yang meregangkan (mengikir) giginya untuk kecantikan, yang merubah ciptaan Allah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim) LARANGAN DALAM BERHIAS
3. Mengenakan wewangian bukan untuk suaminya (ketika keluar rumah)
Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setiap wanita yang menggunakan wewangian, kemudian ia keluar dan melewati sekelompok manusia agar mereka dapat mencium bau harumnya, maka ia adalah seorang pezina, dan setiap mata itu adalah pezina.” (Riwayat Ahmad, an-Nasa’i, dan al-Hakim dari jalan Abu Musa al-Asy‘ari radhiyallahu ‘anhu) 4. Memanjangkan kuku Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang termasuk fitrah manusia itu ada lima (yaitu): khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (Riwayat Bukhari dan Muslim) LARANGAN DALAM BERHIAS
5. Berhias menyerupai kaum lelaki
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai diri seperti wanita dan melaknat wanita yang menyerupai diri seperti laki- laki.” (Riwayat Bukhari).Hadits ini dinilai shahih oleh at-Tirmidzi.