Anda di halaman 1dari 34

Adab Muslimah

berpakaian, berhias
dan bergaul

by Erika Suryani Dewi,


Lc.MA
• Sabda Rasulullah SAW :
“Dunia adalah perhiasan
dan sebaik-baik perhiasan
adalah wanita shalihah”
[HR. Muslim]
TUNTUNAN
MUSLIMAH

BERGAUL
• Tidak berduaan (berkhalwat) dengan
yang bukan mahram
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : “Saya
mendengar Rasulullah SAW berkhuthbah
di atas mimbarnya : “Janganlah sekali-
kali seorang perempuan pergi, kecuali
bersama mahramnya dan janganlah sekali-
kali seorang laki-laki berduaan dengan
seorang perempuan, kecuali bersama
perempuan itu ada mahramnya” [HR.
Ibnu Hibban dan Muslim]
Definisi Mahram
• Mahram Faktor Garis Keturunan
- Orang-tua kandung (ayah/ibu)
- Anak kandung (lk/pr)
- Saudara kandung (lk/pr)
- Saudara kandung ayah (paman/bibi)
- Saudara kandung ibu (paman/bibi)
- Anak dari saudara kandung lk/pr
(keponakan lk/pr)
• Mahram Faktor Perbesanan
- Mertua kandung (lk/pr)
- Anak istri/suami yang sudah dicampuri
(lk/pr, dari pernikahan yang terdahulu)
- Suami/istri dari anak kandung (menantu)
- Ayah/ibu tiri (yang dinikahi oleh orang-
tua kandung
• Tidak melihat aurat orang lain
Dari Sa’ad bin Malik ra, sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda : “Seorang laki-
laki tidak boleh melihat aurat laki-laki lain
dan seorang perempuan tidak boleh melihat
aurat perempuan lain dan seorang laki-laki
tidak boleh berada dalam satu kain dengan
laki-laki lain dan seorang perempuan tidak
boleh berada dalam satu kain dengan
perempuan lain”
[HR. Muslim]
• Ibnu Qasim Al Ghozzi berkata, “Aurat
itu wajib ditutupi dari pandangan
manusia ketika berada bukan hanya di
dalam Shalat, namun juga di luar
Shalat. Juga aurat tersebut ditutup
ketika bersendirian kecuali jika dalam
keadaan mandi (ditempat tertutup).”
(Fathul Qorib)
• Menundukkan pandangan dihadapan yang
bukan mahram
“Dan katakanlah (Muhammad) kepada
wanita-wanita yang beriman supaya
mereka menundukkan pandangan mereka,
memelihara kemaluan mereka…”
[QS. An-Nuur : 31]

• Berbicara baik dan lugas dengan yang bukan


mahram sebagaimana firman Allah SWT :
“Wahai istri-istri Nabi, kalian tidak
sama dengan siapapun perempuan lain
jika kalian benar-benar bertaqwa. Oleh
karena itu, janganlah kalian
merendahkan suara kalian sehingga
orang-orang yang hatinya berpenyakit
punya hasrat tidak baik (kepada
kalian), tetapi katakanlah (kepada laki-
laki) perkataan yang lugas ”
[QS. Al-Ahzab : 32]
• Menjaga adab bergaul, tidak menghina sesama
muslim, berbuat baik dan tidak mencari-cari
aib saudaranya seiman
“Wahai orang-orang beriman, janganlah suatu
kaum merendahkan kaum lainnya karena
boleh jadi mereka (yang direndahkan) itu lebih
baik daripada mereka (yang merendahkannya)
dan jangan pula perempuan merendahkan
perempuan lain karena boleh jadi mereka
(yang merendahkan) lebih baik daripada
mereka (yang merendahkannya)…”
[QS. Al-Hujuraat : 11]
Akhlaq dan Adab Muslimah di Luar
Rumah
• Keluar rumah untuk tujuan yang syar’i
• Meminta izin wali atau suami
• Tidak ikhtilath (berbaur dengan laki-laki)
kecuali dalam kondisi darurat
• Menjaga adab berbicara, berjalan dan
berpenampilan
• Memakai hijab (jilbab atau kerudung) yang
sesuai dengan tuntunan syari’at
(QS. An-Nuur : 31
dan QS. Al-Ahzab : 59)
TUNTUNAN
MUSLIMAH

BERPAKAIAN
• Menutup seluruh badan, kecuali wajah
dan telapak tangan sebagaimana firman
Allah SWT : “Dan
katakanlah (Muhammad) kepada wanita-
wanita yang beriman supaya mereka
menundukkan pandangan, memelihara
kemaluan dan janganlah mereka
menampakkan perhiasan mereka kecuali
yang biasa tampak dan supaya mereka
mengulurkan kerudung mereka menutup
dada mereka…” (QS. An-Nuur : 31)
• Berjilbab/berkerudung agar mudah dikenali
(sebagai identitas muslimah) sehingga tidak
diganggu, sebagaimana firman Allah SWT :
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu, dan istri-istri
orang mu’min supaya mereka mengulurkan
jilbabnya ke tubuh mereka. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah dikenal
sehingga mereka tidak diganggu. Allah SWT
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
[QS. Al-Ahzab : 59]
• Dalam ajaran Islam, pelajaran pertama
mengenai peradaban dimulai dengan
mengajari manusia tentang berpakaian
”Hai anak-anak Adam sesungguhnya Kami
telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian Taqwa, itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah.
Mudah-mudahan mereka selalu ingat”
(QS. Al-A’raf : 26)
Syarat Hijab (jilbab/kerudung)
Syar’i
• Pertama : Menutup seluruh tubuh
kecuali muka dan telapak tangan dan jika
berbentuk kerudung, maka harus dijulurkan
ke dada
• Kedua : Tidak bertabarruj (bersolek)
yang menyebabkan pandangan mata tertuju
kepadanya kecuali bertabarruj untuk suami
(QS. Al-Ahzab : 33)
• Ketiga : Tidak diberi wewangian atau parfum
yang tajam aromanya
”Wanita mana saja yang memakai wewangian,
lalu ia lewat di muka orang banyak agar mereka
mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina”
[HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi]
• Keempat : Bahannya terbuat dari kain yang
tebal tidak tipis dan tidak tembus pandang
(transparan)
• Kelima : Pakaiannya longgar tidak ketat dan
tidak membentuk lekuk tubuh
• Berpakaian panjang longgar dan tebal (tidak
tembus pandang). Sebagaimana hadits dari
Aisyah RA, bahwa sesungguhnya Asma’ binti
Abu Bakr RA datang ke tempat Rasulullah
SAW dan dia memakai kain tipis, lalu
Rasulullah SAW memalingkan muka darinya
dan bersabda : “Wahai Asma’, sungguh
seorang wanita apabila telah mengalami haid
(baligh), dia tidak patut terlihat bagian
tubuhnya, kecuali ini dan ini, seraya Beliau
menunjuk ke muka dan kedua telapak
tangannya sendiri” [HR. Abu Dawud]
• Keenam : Tidak menyerupai pakaian laki-
laki. Sebab Rasulullah melaknat laki-laki
yang memakai pakaian wanita dan wanita
yang memakai pakaian laki-laki
[HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad]
• Ketujuh : Tidak menyerupai pakaian orang-
orang kafir yang memiliki trend tertentu
”Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka
dia termasuk bagian dari mereka”
[HR. Ahmad dan Abu Dawud]
• Kedelapan : Bukan pakaian untuk
mencari popularitas
”Barang siapa mengenakan pakaian
untuk mencari popularitas di dunia,
niscaya ALLAH akan mengenakan
pakaian kehinaan kepadanya pada hari
kiamat, kemudian membakarnya
dengan api neraka”
[HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah]
• Kedelapan aturan syari’at berhijab ini
bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi. Sebab
syari’at Islam selalu sesuai dengan fitrah
manusia yang lurus
”ALLAH menghendaki kemudahan bagimu dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu”
(QS. Al-Baqarah : 185)
Dalam firman-Nya yang lain :
”Dan Dia (ALLAH) sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama ini suatu kesempitan”
(QS. Al-Hajj : 78)
TUNTUNAN
MUSLIMAH

BERHIAS
• Tidak memakai wangi-wangian
yang tajam baunya sebagaimana
hadits Rasulullah SAW : “Siapapun
perempuan yang memakai wewangian,
lalu melewati sekelompok laki-laki agar
mereka dapat mencium bau wanginya,
maka dia laksana perempuan yang
berzina” [HR. Nasa’i]
َ‫اآلخ َرة‬
ِ ‫العشا َء‬ ْ َ‫• َأ ُّيما ا ْم َرَأ ٍة أصابَتْ بَ ُخو ًرا فال ت‬
ِ ‫ش َه ْد معنا‬
“Siapa saja wanita yang memakai ratus (mandi asap
rempah), maka jangan menghadiri shalat Isya’
terakhir berjama’ah” [HR. Muslim, Abu Daud,
Nasa’i dan Ahmad]
‫لونه وطيب النساء ما‬ ‫ريحه وخفي‬ ‫ما ظهر‬ ‫الرجال‬ ‫• طيب‬
‫وخفي ريحه‬ ‫ظهر لونه‬
Parfume laki-laki adalah yang tajam harumnya dan“
lembut warnanya (transparan). Dan parfume
wanita adalah yang nampak warnanya dan lembut
harumnya (tidak tajam menyengat)” [HR. At-
Turmudzi]
• Tidak mencabut alis, bulu-mata dan
bulu-muka sebagaimana hadits dari Ibnu
Mas’ud : “Allah SWT melaknat perempuan
yang mentato, yang minta ditato, yang
mencabut bulu-muka, yang minta dicabut
bulu-mukanya, yang minta dicabut alis atau
bulu-matanya dan perempuan yang
memasukkan susuk ke dalam tubuhnya supaya
terlihat cantik, dengan mengubah ciptaan
Allah SWT”
[HR. Bukhari-Muslim]
• Tidak menyambung rambut
sebagaimana Hadits dari Aisyah RA,
sesungguhnya seorang gadis Anshar
hendak menikah dan dia sebelumnya sakit
sehingga rambutnya rontok. Oleh karena
itu mereka ingin menyambung rambutnya.
Merekapun bertanya kepada Nabi SAW,
maka Beliau bersabda : “Allah SWT
melaknat orang yang menyambung rambut
dan yang meminta disambungkan” .
[HR. Bukhari-Muslim]
• Sunnah mencelak mata, menggunting
kuku dan membersihkan bulu pada
tempat tertentu serta memakai henna
di kuku, telapak tangan dan rambut
Dari Ibnu Abbas RA, sesungguhnya
Nabi SAW bersabda : “Celakilah
matamu dengan serbuk batu itsmid,
karena serbuk itu membuat penglihatan
menjadi terang dan menyuburkan bulu-
mata” [HR. Tirmidzi]
• Dari Abu Hurairah RA, (ia berkata): “saya
mendengar Nabi SAW bersabda”: “Kebersihan
itu ada lima yaitu, berkhitan, mencukur bulu
kemaluan, menggunting kumis, memotong kuku
dan mencabut bulu ketiak”
[HR. Bukhari]
• Dari Aisyah RA, diceritakan bahwa Rasul SAW
pernah berkata kepada Hindun binti Utbah :
“Aku tidak mau membaiat kamu sehingga kamu
mengubah (mewarnai dengan henna) kedua
telapak tanganmu karena keduanya seperti telapak
binatang buas”
[HR. Abu Dawud]
• Tidaklah penting dan bermanfaat jika
kecantikan itu hanya fisik semata.
Seharusnya jiwalah yang harus cantik dan
tenang yang bersumber pada keshalehahan
yang akan selalu memancarkan aura yang
mempesona. Sehingga siapapun yang
melihat atau berdekatan dengannya, juga
akan merasakan ketenangannya.
Perindahlah inner beauty dan jangan
terfokus pada outer beauty
• Dengan begitu, seorang Muslimah
diharapkan mampu menghadirkan
kecantikan bathin dalam
kehidupannya. Sabda Rasulullah
SAW ; ''Sesungguhnya Allah tidak
melihat pada bentuk fisik dan harta
kalian, tetapi pada hati dan perbuatan
kalian.‘’
[HR Muslim]
• Jadi, tidak perlu berkecil hati jika pun fisik
kurang cantik, karena kecantikan batin akan
mempercantik lahiriahnya. Siapapun yang
melihatnya pasti bakal menyukai dan
mengaguminya, demikian ungkap Ibnu al
Qayyim.
• Dan bagi ulama ini, kecantikan lahir adalah
'bonus' dari Allah SWT kepada sebagian orang
yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu, Nabi
SAW mengingatkan mereka yang dikaruniai
kecantikan oleh Allah SWT, agar lebih
mempercantiknya dengan Akhlaq yang bagus.

Anda mungkin juga menyukai