Anda di halaman 1dari 3

Meneladani akhlak Rasulullah

“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung…” (QS Al Qolam:4)
Hadits dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah –shallallâhu „alayhi wa sallam- bersabda:
ُ ُ ‫إ َّن َما ُبع ِْث‬
ِ ‫ار َم األَ ْخ‬
‫الق‬ ِ ‫ت أل َت ِّم َم َم َك‬
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Al-Bayhaqi)
Outline:
1. Pengertian akhlak
Akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik
tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
2. Kedudukan akhlak dalam islam
Islam-iman-ihsan
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
Shallallahu‟alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju
yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh
dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan
Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu‟alaihi
wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan
yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan
shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “
anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman
kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia
berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia
melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”.
Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku
tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika
engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba,
(kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku
berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”.
aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang
datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (HR Muslim)
Akhlak adalah cabang dari ihsan (perbuatan yang baik, mulia)

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat timbangannya dari akhlak mulia ketika diletakkan di atas
mizan (timbangan amal) dan sungguh pemilik akhlak mulia akan mencapai derajat orang yang
mengerjakan puasa dan shalat.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)

Imam al-Ghazali di dalam kitab Ihya‟ Ulumiddin menyatakan bahwa budi pekerti yang baik (akhlakul
karimah) bisa terbentuk dari tiga faktor, yaitu:
 Watak (thob‟an)
Watak manusia asal mulanya terbentuk dari bawaan sejak lahir (fitrah) atau turunan kedua orang
tuanya. Dalam hal ini, orang tua sangat berperan dalam pembentukan karakter seorang anak.
Pepatah mengatakan,”buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Maksudnya, watak seorang anak tidak
akan berbeda jauh dari orang tuanya.
 Kebiasaan (i‟tiyadan)
Ketika seseorang melakukan kebiasaan yang baik, maka orang tersebut akan mempunyai akhlak
yang baik juga. Sebaliknya, jika melakukan kebiasaan yang tidak baik, akhlak orang tersebut juga
tidak baik. Sebuah pepatah mengatakan:“Kebiasaan yang dilakukan terus menerus akan menjadi
sebuah watak (karakter).”
 Pembelajaran (ta‟alluman)
Akhlak seseorang dapat terbentuk dengan siapa dia berteman dan berinteraksi. Apabila ia
berinteraksi dengan orang yang baik, ia akan menjadi baik. Begitu juga sebaliknya, karena ia akan
mendapat pembelajaran dari orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada karakeristik orang tersebut.

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau
bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum
darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak
engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
3. Beberapa contoh Hadits Nabi tentang akhlak

Hadist riwayat Anas bin Malik R.a, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah S.a.w bersabda:
"Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka
hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi)". (Shahih Muslim 4638).

Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang
mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa
dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Dari Ibnu Umar R.a, bahwa Rasulullah S.a.w bersabda: "Apabila seseorang di antara kalian makan
hendaknya ia makan dengan tangan kanan dan minum hendaknya ia minum dengan tangan kanan,
karena sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.".
(Riwayat Muslim).

Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat
kedudukannya dengan majelisku pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Sebaliknya, orang yang aku benci dan paling jauh dari diriku adalah orang yang terlalu banyak bicara
(yang tidak bermanfaat, pen.) dan sombong." HR at-Tirmidzi).

An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radiyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah
sallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan keburukan, dan Rasulullah menjawab:
Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu
(hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya. [Sahih Muslim]

Dari Abu Umamah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar, dan
sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan
rumah di atas surga bagi orang yang mulia akhlaknya. [Sunan Abi Daud: Hasan]

Dari Jabir bin Samurah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya. [Musnad
Ahmad: Sahih]

"Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang ahli beribadah. Relalah dengan
pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang
baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal
yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak
tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

"Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah pembicaraan paling dusta. (HR.
Bukhari)

"Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu
tidak suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)

Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasulNya lebih
mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang)
yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah
mencaci-maki orang dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu, lalu
dia menanti orang ini menuntut d,.an mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu
mengambil pula pahalanya. Bila pahala- pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan
atas dosa-dosanya maka dosa orang- orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia
dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)

"Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat
dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan
bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling
bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui
batas). (HR. Al Hakim)
"Janganlah engkau menyepelekan kebaikan sedikitpun meski sekadar menuangkan air dari ember
timbamu ke bejana orang yang meminta air, dan meski sekadar berbicara dengan saudaramu dengan
wajah yang berseri-seri." [HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa'i]

Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia
berkata baik atau diam." [Hadits riwayat Mutafaq 'alaih]

Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada
sabar. (HR. Al Hakim)

Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan
cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera
memperbaikinya. (HR. Bukhari)

Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, kami
memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang." Rasulullah kemudian berkata, "Kalau memang
harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya." Mereka bertanya, "Apa haknya jalanan itu, ya
Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Memalingkan pandangan (bila wanita lewat), menghindari
gangguan, menjawab ucapan salam (dari orang yang lewat), dan beramar ma'ruf nahi mungkar."
(Mutafaq'alaih)

Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-Baihaqi)

Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan
kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)

Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga
malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah
yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)

“Sesungguhnya kelembutan itu tidak berada pada sesuatu kecuali menghiasinya dan tidak dicabut
dari sesuatu kecuali memperburuknya.” (HR. Muslim)

“Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (surga) bagi seseorang yang meninggalkan
perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta
walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di surga paling atas bagi orang yang
memiliki husnul khuluq.” (HR. Abu Dawud)

Dari Jabir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara orang
yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang
yang akhlaknya paling bagus. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat
duduknya dariku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak bicara (kata-kata tidak bermanfaat
dan memperolok manusia)." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling
banyak bicara itu?" Nabi menjawab: "Yaitu orang-orang yang sombong." (Hr Tirmidzi)

4. Khatimah

Doa Agar Diberi Akhlak Mulia


Dari Ziyad bin „Ilaqoh dari pamannya, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam membaca do‟a,
ِ ‫ال َواألَهْ َو‬
‫اء‬ ِ ‫ت األَ ْخالَ ِق َواألَعْ َم‬
ِ ‫ك مِنْ ُم ْن َك َرا‬ ُ ‫اللَّ ُه َّم إِ ِّنى أَع‬
َ ‫ُوذ ِب‬
“Allahumma inni a‟udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a‟maali wal ahwaa‟ [artinya: Ya Allah, aku
berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar].” (HR. Tirmidzi no. 3591)

Doa Nabi shallallahu „alaihi wa sallam yang lainnya,


َ ‫اللَّ ُه َّم اهْ ِدنِى ألَحْ َس ِن األَ ْخالَ ِق الَ َي ْهدِى ألَحْ َس ِن َها إِالَّ أَ ْن‬
َ ‫ت َواصْ ِرفْ َع ِّنى َس ِّي َئ َها الَ َيصْ ِرفُ َع ِّنى َس ِّي َئ َها إِالَّ أَ ْن‬
‫ت‬
“Allahummahdinii li ahsanil akhlaaqi laa yahdi li-ahsanihaa illa anta, washrif „anni sayyi-ahaa, laa
yashrif „anni sayyi-ahaa illa anta [artinya: Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang
dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang
memalinggkannya kecuali Engkau].” (HR. Muslim no. 771, dari „Ali bin Abi Tholib)

Anda mungkin juga menyukai