Amalan yang paling berat di dalam timbangan pada hari kiamat adalah dua kalimat syahadah. Dari
Abdullah ibnu ‘Amr ibnul Ash radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata Rasulullah ﷺbersabda,
Sesungguhnya Allah akan memilih seseorang dari umatku di hadapan makhluk-makhluk yang lain pada
hari kiamat. Maka dibukalah di hadapannya 99 sijil.
Makna sijil adalah kitab besar. Dan maksud beliau ﷺadalah kitab yang berisi dosa-dosa
hamba tersebut. Kemudian beliau ﷺmengatakan setiap sijil besarnya sejauh mata
memandang. Kemudian Allah bertanya kepada hamba tersebut,
Apakah ada di antara isi kitab tersebut yang engkau ingkari? Apakah para malaikat penulis telah
menzolimimu?
Maka Allah pun berkata, Sesungguhnya engkau memiliki hasanah di sisi kami. Dan sesungguhnya engkau
tidak akan didzolimi pada hari ini.
Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan “Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna
muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh”.
Hamba tersebut mengatakan, Wahai Rabb-ku apa arti sebuah kartu ini dibandingkan dengan sijjil yang
begitu banyak?
Diletakkanlah sijjil yang banyak tersebut, di satu piringan timbangan dan diletakkan kartu di satu
piringan timbangan yang lain. Maka ringanlah sijjil yang banyak dan beratlah kartu tersebut.
Kemudian beliau ﷺmengatakan, Tidak ada sesuatu yang mengalahkan beratnya nama
Allah (Hadits Shahih Riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlak yang baik.
Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan dari pada akhlak yang baik (Hadits Shahih
Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi).
Di antara akhlak yang baik adalah menyambung orang yang memutus kita, memberi kepada orang yang
tidak mau memberi kepada kita dan memaafkan orang yang menzolimi kita. Di antara amalan yang
berat adalah ucapan “Subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil ‘azhim” sebagaimana didalam hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Di antara amalan yang memenuhi timbangan adalah ucapan Alhamdulillah, sebagaimana dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim senantiasa memperbaiki dua kalimat syahadat yang dia
ucapkan. Berusaha untuk memahami maknanya dan mengamalkan isinya dan istiqomah di atas
keduanya sampai meninggal dunia. Di samping itu hendaknya dia memperbaiki ibadahnya kepada Allah
dan akhlaknya kepada manusia. Melakukan itu semua karena Allah dan untuk memperberat
timbangannya di hari kiamat.
Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada kejelekannya.
Dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan kebaikannya dari pada kejelekannya.
Sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Surat Al-Qaariah.
Orang kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka. Karena amalan mereka batal
dengan kesyirikan dan kekufuran. Lihat Surat Al-Kahfi : 103-106.
Sesungguhnya akan datang seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat akan tetapi beratnya di
sisi Allah tidak lebih dari berat satu sayap dari seekor nyamuk (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwasanya ada tiga perkara yang akan ditimbang pada hari kiamat.
Amalan, orang yang mengamalkan dan kitab catatan amalan.
Di antara beriman kepada hari akhir adalah Beriman tentang Adanya Telaga Rasulullah ﷺ
pada hari kiamat. Hadits-hadits yang datang di dalam masalah ini mencapai derajat mutawatir.
Diantaranya adalah sabda beliau ﷺ
ظ َمأ ُ أَبَدًا
ْ َب ِم ْنهَا فَاَل ي
َ َر ِ ْك َو ِكيزَ انُهُ َكنُج
ِ ء َم ْن ش:ِ ُوم ال َّس َما ْ َيرةُ َشه ٍْر َما ُؤهُ أَ ْبيَضُ ِم ْن اللَّبَ ِن َو ِري ُحهُ أ
ِ طيَبُ ِم ْن ْال ِمس َ ضي َم ِس
ِ َْحو
Telagaku sepanjang 1 bulan perjalanan, airnya lebih putih dari pada susu dan baunya lebih wangi
daripada minyak kesturi dan kiizaan-nya yaitu sejenis teko sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang
meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya (HR Bukhari dan Muslim).
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka setelah itu karena
dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan diazab dengan rasa haus. Umat beliau ﷺakan
mendatangi telaga beliau ﷺdan meminum darinya. Beliau ﷺmengatakan
yang artinya,
Dan aku akan menolak manusia dari telagaku sebagaimana seseorang menolak unta orang lain dari
telaganya. Maka para sahabat bertanya kepada beliau, Wahai Rasulullah, apakah engkau mengenal kami
pada hari tersebut? Beliau menjawab, Iya. Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain.
Kalian akan mendatangi telagaku dalam keadaan putih wajah, tangan dan kaki kalian dari bekas
berwudhu (HR. Muslim).
Orang yang beriman ketika Rasulullah ﷺmasih hidup kemudian dia murtad sepeninggal
beliau maka akan dijauhkan dari telaga beliau ﷺdi dalam sebuah hadits, beliau
ﷺmengatakan yang artinya,
Aku akan mendahului kalian diatas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang diantara kalian
kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku Akupun bertanya, Wahai Rabb-ku, Bukankah mereka adalah para
sahabatku? Maka dikatakan kepada beliau, Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka
lakukan setelah dirimu (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhum).
Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka rubah setelahmu (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid’ah di dalam agama termasuk merubah yang
dimaksud di dalam hadits ini. Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari telaga Nabi ﷺ
Namun, bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka dia kekal di dalamnya. Karena yang kekal di
neraka hanyalah orang-orang kafir.
Dua hadits terakhir menunjukkan bahwasanya setelah meninggal dunia, beliau ﷺtidak
mengetahui apa yang dilakukan umatnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang
bisa meminum dari telaga Rasulullah ﷺpada hari dimana kita sangat membutuhkannya.
Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara para pembesar orang-orang kafir dan
para pengikutnya. Allah menyebutkan di dalam Surat Saba’ 31-33 bahwasanya orang-orang kafir akan
dihadapkan kepada Allah. Berkatalah orang-orang yang dianggap lemah kepada pembesar-pembesar
mereka, Kalau bukan karena kalian tentulah kami dahulu menjadi orang-orang yang beriman.
Pembesar-pembesar tersebut membantah dan mengatakan, Apakah kami yang telah menghalangi
kalian dari petunjuk, sesudah petunjuk itu datang kepada kalian? Tidak! Sebenarnya kalian sendirilah
orang-orang yang berdosa (maksudnya kalian sendirilah yang menginginkan kesesatan dan kami hanya
mengajak).
Orang-orang yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan, Tidak! Sebenarnya tipu daya
kalian malam dan siang itulah yang menghalangi kami, ketika kalian menyuruh kami untuk kafir kepada
Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.
Akhirnya semuanya menyesal tatkala melihat adzab. Demikianlah keadaan para pembesar dan tokoh
masyarakat yang mengajak kepada kesyirikan dan menghalangi manusia dari tauhid. Mereka berlepas
diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka sedikitpun. Para pengikut akan celaka
sebagaimana para tokoh tersebut dan para pembesar juga celaka.
Oleh karena itu seorang muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka. Jadilah seorang tokoh
masyarakat yang mengajak kepada tauhid. Dan apabila dia adalah orang yang lemah maka janganlah dia
mengikuti kemauan para pembesar maupun orang banyak apabila dia menghalangi manusia dari tauhid
dan mengajak kepada kesyirikan.
Semoga Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىmemberikan hidayah kepada kita dan juga mereka. Menghilangkan rasa cinta
dunia yang berlebihan dalam diri kita dan menghilangkan kesombongan dari dalam kita dan menjadikan
rasa takut kita hanya kepada Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى
Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada orang-orang
musyrikin tentang sesembahan selain Allah yang mereka sembah di dunia. Dimanakah mereka pada hari
tersebut. Dan Allah akan bertanya kepada mereka tentang bagaimana sikap mereka terhadap ajakan
para Rasul ‘Alaihimussalam.
Di dalam Surat Al-Qashas : 62-66 Allah akan memanggil orang-orang musyrikin dan menghina mereka
dengan bertanya, Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian sangka mereka adalah sekutu-
sekutu-Ku? Kemudian Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىakan berkata kepada orang-orang musyrikin, Berdoalah kalian
kepada sekutu-sekutu kalian.
Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang-orang yang berdoa kepada selain Allah yang tidak bisa
mengabulkan sampai hari kiamat. Dan mereka lalai dari doa orang yang berdoa kepada mereka. Dan
apabila manusia dikumpulkan, mereka akan menjadi musuh bagi orang-orang yang menyembah mereka.
Dan mereka akan mengingkari ibadah yang dilakukan orang-orang musyrikin terhadap mereka. (Surat Al-
Ahqaf : 5-6)
Adapun orang yang bertauhid, maka Allah akan menolong mereka di dunia maupun di akhirat.
Di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada para Malaikat dan Nabi
Isa ‘Alaihissalam, Allah menyebutkan di dalam Surat Saba : 40-42 bahwasanya di Padang Mahsyar Allah
akan bertanya kepada para Malaikat yang disembah oleh sebagian manusia. Sebagai penghinaan
terhadap orang-orang musyrikin yang dahulu menyembah mereka.
Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?
Para Malaikat menjawab, Maha Suci Engkau. Engkau-lah pelindung kami, bukan mereka. Akan tetapi
sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jin. Kebanyakan mereka beriman kepada jin tersebut.
Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah, baik orang yang shaleh,
benda mati dan lain-lain, maka pada hakikatnya mereka menyembah jin, karena yang menyuruh mereka
untuk menyekutukan Allah adalah jin. Apabila mereka menaati, berarti mereka telah menyembah jin
tersebut. Para Malaikat pun tidak berkuasa untuk memberikan manfaat, dan tidak pula mudharat
kepada orang-orang yang telah menyembah mereka. Para penyembah malaikat itu pun akan diadzab
oleh Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى
Di dalam Surat Al-Maidah : 116-117 Allah menyebutkan bahwasanya Allah akan bertanya kepada Nabi
‘Isa ‘Alaihissalam sebagai penghinaan dari Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىterhadap orang-orang nasrani yang
menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai Tuhan.
Wahai ‘Isa putra Maryam, Apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia, “Jadikanlah aku
dan ibuku dua Tuhan selain Allah?
‘Isa menjawab, Maha Suci Engkau tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku untuk
mengatakannya. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau
mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada
mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu “Sembahlah Allah
Rabb-ku dan Rabb kalian”. Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama mereka, maka
setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau Maha Menyaksikan
segala sesuatu.
Demikianlah keadaan para Malaikat dan Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam. Mereka adalah mahluk yang taat
beribadah kepada Allah. Senang apabila manusia hanya menyembah kepada Allah dan mereka tidak
pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka.
Demikian pula orang-orang yang shaleh dan wali-wali Allah. Manusialah yang terlalu berlebih-lebihan
kepada mereka membuat patung mereka, memajang gambar mereka, membangun dan menghias
kuburan mereka, meyakini bahwasanya mereka mengetahui yang ghaib, berdoa kepada mereka,
bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka, beri’tikaf di kuburan mereka, menyerahkan sebagian
ibadah kepada mereka, membangun masjid di atas kuburan mereka atau memasukkan kuburan mereka
di dalam masjid, bertawassul dengan doa mereka setelah mereka meninggal dunia atau menganggap
orang-orang shaleh tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah, ini semua termasuk
berlebihan.
Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan kaum Nabi Nuh ‘Alaihissalam yang berlebihan
terhadap lima orang shaleh yang disebutkan dalam Surat Nuh : 23 atau seperti keadaan sebagian orang
yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan, Husain dan sebagian keturunan beliau
Radhiyallahu ‘anhum kemudian berlebih-lebihan terhadap mereka.
HSI 05 – 55 Dikumpulkannya Orang-orang Kafir di Dalam Neraka
Setelah hisab di Padang Mahsyar selesai, maka mulailah dipisah antara penduduk Surga dan penduduk
Neraka secara bertahap. Al-Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam kedua shahihnya dari Abu
Said Al-Khudry Radhiyallahu’anhu dari Rasulullah ﷺbahwasanya kelak di hari kiamat akan
ada yang memanggil dan memerintahkan setiap umat untuk mengikuti Tuhan yang dia sembah di dunia.
Maka tidaklah ada manusia yang menyembah selain Allah seperti patung dan batu, kecuali dia akan
berjatuhan ke dalam neraka. Sehingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang beriman baik yang shaleh
maupun yang fasik dan sebagian kecil atau sisa ahlul kitab yaitu orang Yahudi dan Nasrani.
Dikatakan kepada mereka, Kalian telah berdusta. Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang
kalian inginkan?
Karena saat itu Allah memperlihatkan kepada mereka Jahannam yang dari jauh seperti air. Maka
ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air tersebut, dan dikatakan kepada mereka, Apakah
kalian tidak mau mendatanginya?
Maka mereka pun dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya. Kemudian dikatakan kepada
orang-orang Nasrani, Apakah yang kalian sembah?
Dikatakan kepada mereka, Kalian telah berdusta. Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang
kalian inginkan?
Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air dan dikatakan kepada mereka, Apakah kalian
tidak mendatanginya?
Akhirnya mereka pun juga dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya. Dan di dalam hadits
Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu yang juga dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim disebutkan
bahwasanya Allah akan berkata kepada manusia, Barang siapa yang menyembah sesuatu maka
hendaklah mengikutinya
Maka penyembah matahari akan mengikuti matahari, penyembah bulan akan mengikuti bulan,
penyembah thaghut akan mengikuti thaghut. Dan thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain
Allah. Kemudian tersisalah umat islam dan bersama mereka orang-orang munafik.
Di dalam hadits Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallahu’anhu disebutkan bahwasanya orang-orang yang
dahulu menyembah Nabi Isa ‘Alaihissalam, maka mereka akan mengikuti setan Nabi Isa yang
diserupakan dengan beliau.
Dan yang dahulu menyembah Uzair, maka akan mengikuti setan Uzair yang diserupakan dengan beliau
(Hadits Shahih Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul Kabir).
Demikianlah keadaan orang-orang yang menyembah kepada selain Allah baik orang-orang musyrikin
maupun ahlul kitab, orang Yahudi dan Nasrani. Mereka akan dipisahkan dari orang-orang yang
menyembah Allah saja. Yang mencakup orang-orang yang benar-benar menyembah Allah, mereka lah
orang-orang yang beriman maupun orang-orang yang pura-pura menyembah Allah. Dan mereka lah
orang-orang munafik.
Pertama,
١٤( َ) هَ ٰـ ِذ ِه ٱلنَّا ُر ٱلَّتِى ُكنتُم بِہَا تُ َك ِّذبُون١٣( َار َجهَنَّ َم َد ًّعا
ِ يَ ۡو َم يُ َد ُّعونَ إِلَ ٰى ن
Pada hari mereka akan didorong ke neraka jahannam dengan keras. Dikatakan kepada mereka, “Inilah
neraka yang dahulu kalian dustakan”. (Ath-Thuťur : 13-14)
Yang kedua,
mereka akan digiring secara berkelompok dan akan disambut oleh para malaikat penjaga neraka, di
ambang pintu neraka dengan penuh penghinaan. Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىberfirman yang artinya,
“Orang-orang kafir akan digiring ke neraka jahannam secara berkelompok-kelompok, sehingga apabila
mereka telah sampai ke ambang neraka dibukalah pintu-pintunya. Dan berkatalah para penjaga neraka
pada mereka, “Bukankah telah datang kepada kalian, Rasul-rasul yang berasal dari kalian yang
membacakan kepada kalian ayat-ayat Rabb kalian, dan mengingatkan kalian pertemuan dengan hari
ini?”. Mereka menjawab, “Benar telah datang. Namun telah tetap adzab bagi orang-orang kafir.”
Dikatakan kepada mereka, “Masuklah kalian melalui pintu-pintu neraka jahannam tersebut, sedangkan
kalian kekal di dalamnya. Maka neraka jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang
menyombongkan diri”. (Az-Zumar : 71-72)
Yang ketiga,
mereka akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajah-wajah mereka. Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى
berfirman
ًضلُّ َسبِي ۬ال ۬ ۬
َ َكَ شَرٌّ َّمكَانًا َوأ:ِٱلَّ ِذينَ ي ُۡح َشرُونَ َعلَ ٰى ُوجُو ِه ِهمۡ إِلَ ٰى َجهَنَّ َم أُوْ لَ ٰـٓ ِٕٕٮ
“Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka jahanam dengan berjalan di atas wajah-wajah mereka,
mereka itulah orang-orang yang paling jelek kedudukan mereka dan paling sesat jalan mereka.” (Al-
Furqan : 34)
Wahai Nabi Allah, bagaimana orang kafir dikumpulkan di atas wajahnya pada hari kiamat? Beliau
ﷺmenjawab, Bukankah yang telah menjadikan dia berjalan di atas kedua kakinya di dunia
mampu untuk menjadikan dia berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat? (HR. Bukhari dan Muslim)
Keempat,
mereka akan dikumpulkan dalam keadaan buta, bisu dan tuli. Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىberfirman
ص ۬ ًّم ۖا
ُ َون َۡح ُش ُرهُمۡ يَ ۡو َم ۡٱلقِيَ ٰـ َم ِة َعلَ ٰى ُوجُو ِه ِهمۡ عُمۡ ۬يًا َوب ُۡك ۬ ًما َو
“Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat di atas wajah-wajah mereka dalam keadaan
buta, bisu dan tuli.” (Al-Israa: 97)
Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya mereka buta, bisu dan tuli tidak dalam semua
keadaan.
Kelima,
mereka akan dikumpulkan bersama teman-teman mereka dan sesembahan-sesembahan mereka. Dan
akan saling menyalahkan di antara mereka, sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam neraka. Lihat
Surat Ash-Shaaffat : 22-32
Keenam,
sebelum mereka sampai ke neraka, mereka akan mendengar suara neraka. Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىberfirman
ً ۬ ُُّوا َلهَا تَ َغي
ظا َو َزفِي ۬ ًرا ِ ۭ إِ َذا َرأَ ۡتهُم ِّمن َّمك
ْ َان بَ ِعي ۬ ٍد َس ِمع
“Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suara neraka yang
bergemuruh karena marah.” (Al-Furqan : 12)
Semoga Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىmenjauhkan kita dan keluarga kita dari neraka jahanam dan memasukkan kita
ke dalam surgaNya.
Di dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim disebutkan
bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke neraka, maka tidak
tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah, yang shaleh maupun yang faajir.
Dikatakan kepada mereka, Apa yang menghalangi kalian untuk pergi, sedangkan manusia sudah pergi?
Dalam riwayat Muslim, Apa yang kalian tunggu? Mereka berkata, Kami berbeda dengan mereka di
dunia. Padahal kami dahulu butuh dengan mereka.
Maksudnya dahulu mereka bertauhid tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.
Meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir tersebut dalam beberapa hal.
Mereka berkata, Sungguh kami telah mendengar penyeru menyeru supaya setiap kaum mengikuti apa
yang dia sembah. Dan kami sekarang sedang menunggu Rabb kami.
Maka datanglah Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىdi dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang mereka lihat
pertama kali. Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman akan melihat Allah di Padang
Mahsyar. Kemudian Rasulullah ﷺbersabda, Maka Allah berkata, “Aku adalah Rabb kalian.”
Mereka berkata, “Kami berlindung kepada Allah darimu. Kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun.”
Maksudnya Allah akan menguji mereka dengan memperlihatkan diri-Nya kepada mereka dalam bentuk
yang lain. Ketika mereka melihat Allah dalam bentuk yang lain, maka mereka berlindung kepada Allah,
supaya tidak terfitnah di dalam ujian ini. Dan ucapan mereka, “Kami tidak menyekutukan Allah
sedikitpun”, menunjukkan tentang keutamaan tauhid.
Beliau ﷺbersabda,
Maka tidak berbicara kepada Allah saat itu kecuali para Nabi. Maka Allah berkata, Apakah kalian
memiliki tanda sehingga kalian mengetahui bahwa Dia adalah Rabb kalian? Mereka berkata, Betis. Maka
disingkaplah betis Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى
Para ulama mangatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadits yang berisi sifat Allah. Kewajiban kita
beriman bahwasanya Allah memiliki betis sesuai dengan keagungan-Nya. Tidak boleh kita ingkari, tidak
boleh kita serupakan dengan makhluk, tidak boleh kita takwil, dan tidak boleh kita bertanya tentang
bagaimana-Nya.
Dan dalam riwayat Muslim disebutkan, Tidak tersisa orang yang dahulu sujud untuk Allah, ikhlas dari
dirinya kecuali Allah akan mengijinkan dia bersujud. Kemudian tidaklah tersisa orang yang dahulu sujud
karena hanya ingin melindungi diri dan riya’ kecuali Allah akan menjadikan punggungnya menjadi rata.
Setiap akan sujud dia jatuh tersungkur di atas tengkuknya.
Maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa ruas tulang yang
memudahkan dia untuk membungkuk, menjadi hanya memiliki satu ruas tulang yang rata. Demikianlah
keadaan orang-orang yang dahulu menipu Allah dan orang-orang yang beriman di dunia. Maka Allah
menipu mereka. Mereka mengira bahwasanya mereka akan selamat dengan tinggalnya mereka saat itu
bersama orang-orang yang beriman. Namun ternyata perkiraan mereka adalah perkiraan yang salah.
Kemudian orang-orang yang beriman mengangkat kepala mereka dan Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىtelah kembali
kepada bentuk-Nya yang semula.
Kemudian Allah berkata, Aku adalah Rabb kalian. Mereka pun berkata, Engkau adalah Rabb kami.
Setelah bangkit dari sujud, maka orang-orang yang beriman akan mengikuti Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىDan akan
dibentangkan Ash-shirath (jembatan) di atas neraka.
Sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Keadaan saat itu gelap gulita. Seorang yahudi pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ, Di
manakah manusia pada hari di mana bumi dan langit diganti? Beliau ﷺmengatakan, Di
tempat yang gelap sebelum jembatan (Hadits Shahih Riwayat Muslim)
Kemudian orang-orang yang beriman akan diberikan cahaya. Di dalam hadits yang shahih yang
diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, di dalam Al-Mu’jamul Kabir, dari Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, bahwasanya Rasulullah ﷺbersabda,
Maka Allah memberikan kepada mereka cahaya sesuai dengan amalan mereka. Ada di antara mereka
yang diberi cahaya sebesar gunung yang besar yang berjalan di depannya. Dan ada yang diberi lebih
kecil dari itu. Dan ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya.
Dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. Sehingga ada orang yang diberi cahaya di jempol kakinya, kadang
menyala dan kadang padam. Apabila menyala, maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan. Dan
apabila padam, dia berdiri.
Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang muslim. Semakin
banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia, maka akan semakin banyak cahaya yang akan dia
dapatkan di hari kiamat.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwasanya orang-orang munafik
juga akan diberikan cahaya dan akan mengikuti Allah. Namun cahaya mereka padam sebelum sampai
jembatan. Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىmenceritakan dalam Surat Al-Hadid : 12-15 yang artinya,
“Pada hari ketika kamu melihat orang-orang yang beriman, laki-laki dan wanita, cahaya mereka bersinar
di hadapan dan di sebelah kanan mereka. Dikatakan kepada mereka, “Pada hari ini ada berita gembira
untuk kalian. Yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kalian akan kekal di dalamnya.
Itulah keberuntungan yang besar.” Pada hari ketika orang-orang munafik, laki-laki dan wanita, berkata
kepada orang-orang yang beriman, “Tunggulah kami, supaya kami dapat mengambil sebagian cahaya
dari kalian.” Dikatakan kepada orang-orang munafik, “Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri
cahaya untuk kalian.” Lalu dibuatlah di antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang munafik
sebuah dinding yang memiliki pintu. Di sebelah dalamnya, yaitu di sisi orang-orang yang beriman ada
rahmat. Dan di sebelah luarnya, yaitu sisi orang-orang munafik ada siksa. Orang-orang munafik
memanggil orang-orang yang beriman dan berkata, “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan
kalian di dunia?” (Maksudnya bersama-sama dengan orang-orang yang beriman secara zhahir. Orang-
orang beriman menjawab, “Benar. Akan tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri, yaitu dengan
kenifaqan kalian. Dan kalian dahulu menunggu-nunggu kehancuran kami. Dan kalian ragu-ragu serta
ditipu oleh angan-angan kosong. Sehingga datanglah ketetapan Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىDan penipu yaitu
setan, telah memperdaya kalian tentang Allah. Maka pada hari ini tidak akan diterima tebusan dari
kalian maupun dari orang-orang kafir. Tempat kalian adalah neraka, itulah tempat berlindung kalian, dan
itulah seburuk-buruk tempat kembali.”
Demikianlah orang-orang munafik kembali tertipu. Mereka mendapat cahaya di awal dan menyangka
bahwasanya mereka akan selamat bersama dengan orang-orang yang beriman. Namun ternyata
persangkaan mereka salah. Orang-orang yang beriman ketika melihat cahaya orang-orang munafik
padam mereka berdoa kepada Allah
“Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu.” (At-Tahrim : 8)
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan juga Tirmidzi, Rasulullah
ﷺbersabda
bahwasanya orang yang berjalan ke masjid di dalam kegelapan malam, yaitu untuk melakukan shalat
berjamaah, maka dia akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.
Di antara usaha seorang muslim untuk menghilangkan kenifaqan adalah menjaga shalat lima waktu
secara berjamaah. Rasulullah ﷺbersabda,
Barang siapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjamaah mendapatkan takbiratul uwla
(yaitu takbiratul ihram), maka dia akan terlepas dari dua perkara. Terlepas dari neraka dan terlepas dari
kenifaqan (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).
HSI 05 – 59 As-Shirath
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya ash-shirath yaitu jembatan yang
dipasang di atas neraka jahanam untuk lewat orang-orang yang beriman menuju surga. Setelah berpisah
dengan orang-orang munafik maka tinggallah orang-orang yang beriman dengan berbagai tingkatan
keimanan mereka. Mulai dari para Nabi ‘alaihimussalam sampai para pelaku dosa besar. Mereka semua
akan menuju surga dengan melewati sebuah jembatan yang berada di atas neraka. Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى
berfirman
Didalam hadits Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Rasulullah ﷺmengabarkan
bahwa jembatan tersebut sangat menggelincirkan. Di atasnya ada besi-besi pengait dan duri yang keras
yang bentuknya seperti duri Sa’dan.
Berkata Abu Sa’id Al Khudri, sahabat yang meriwayatkannya di sini, di dalam riwayat Muslim,
Telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan ini lebih lembut dari pada rambut dan lebih tajam dari
pada pedang.
Di dalam hadits ini disebutkan bahwasanya ada orang yang beriman yang melewati jembatan tersebut
dengan sangat cepat seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang secepat angin, ada yang
secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang secepat larinya onta dan ada yang sangat
lambat sehingga dia lewat jembatan tersebut dalam keadaan menyeret dirinya, dialah orang yang
terakhir melewati jembatan.
Rasulullah ﷺjuga menyebutkan di dalam hadits ini bahwanya manusia akan terbagi
menjadi 3 :
Orang benar-benar selamat melewati neraka yaitu tanpa terkena sambaran, dan
Orang yang selamat melewati neraka akan tetapi terkoyak tubuhnya, dan
Di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ
bersabda,
Maka aku dan umatku lah yang pertama kali akan melewati dan tidak berbicara saat itu kecuali para
Rasul. Doa mereka saat itu, Ya Allah, selamatkan, selamatkan. Di atas jembatan tersebut ada besi besi
pengait seperti duri Sa’dan, Tahukah kalian duri sa’dan, mereka menjawab, Iya yaa Rasulullah,
Beliau berkata, Besi pengait tersebut seperti duri Sa’dan. Namun tidak mengetahui besarnya kecuali
Allah. Dia akan menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka, yaitu dosanya. Ada diantara mereka
yang binasa karena amalannya dan ada diantara mereka yang terkoyak dari belakang kemudian selamat.
Di antara yang selamat adalah 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Wajah wajah mereka
seperti bulan di malam bulan purnama. Menyusul setelah mereka rombongan yang wajah mereka
seperti bintang yang paling terang. (Hadits Riwayat Muslim).
Rasulullah ﷺbersabda,
Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan, maka keduanya berdiri di samping kanan dan kiri
jembatan (HR Muslim).
Ini menunjukkan bahwa melaksanakan amanah dan menyambung silaturrahim atau hubungan
kekerabatan perkaranya besar di dalam agama islam, keduanya akan menuntut orang-orang yang tidak
memenuhi hak keduanya. Sebagian orang yang beriman akan jatuh ke dalam neraka karena sebab
ucapan yang dia ucapkan di dunia.
Rasulullah ﷺbersabda,
Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang membuat marah Allah dan hamba tersebut
tidak menganggap penting kalimat itu, dia jatuh dengan sebab ucapan tadi ke dalam jahanam (HR
Bukhari).
Sebuah batu yang dilempar ke dalam akan sampai ke dasar neraka 70 tahun kemudian. Sebagaimana di
dalam hadits Riwayat Muslim. Sebuah peristiwa yang pasti akan kita alami dan sangat mendebarkan,
berjalan di atas jembatan yang sangat kecil, sangat panjang di bawahnya ada neraka yang sangat dalam
dan berisi azab yang sangat pedih dan di samping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap
mengenai orang yang berhak. Ketegaran kita di atas jembatan saat itu sesuai dengan ketegaran kita di
dunia di dalam berpegang teguh dengan agama islam. Semoga Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىmerahmati kita dan
menyelamatkan kita semua. Aamiin
HSI 05 – 60 Beberapa Contoh Dosa Penyebab Seseorang Masuk Neraka Bagian 1
Dosa yang dilakukan oleh seorang muslim, apabila Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىtidak mengampuninya akan
menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka. Di antara dosa tersebut adalah dosa bid’ah.
Rasulullah ﷺbersabda,
َ َو ُك َّل، ٌضاللَة
َ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة، ٌ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة، ور ُمحْ َدثَاتُهَا ُ
ِ َّضاللَ ٍة فِي الن
ار ِ َو َش َّر األ ُم
Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Dan setiap yang diada-adakan adalah
bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan di dalam neraka (Hadits Shahih Riwayat
Nasa’i).
Bid’ah inilah yang sebenarnya telah memecah-belah umat islam. Umat yang dahulu bersatu, satu di atas
Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan satu pemahaman, yaitu pemahaman para sahabat Nabi ﷺ
generasi terbaik umat islam, menjadi berbagai aliran yang banyak. Golongan yang selamat adalah
golongan yang tetap berpegang dengan islam yang murni yang dipahami oleh para sahabat radhiyallahu
‘anhum. Rasulullah ﷺbersabda,
َما أَنَا َعلَ ْي ِه َوأَصْ َحابِ ْي: َو َم ْن ِه َي يَا َرسُوْ َل هللاِ؟ قَا َل: قَالُوْ ا،ًاح َدة
ِ ار إِالَّ ِملَّةً َو ٍ َق أُ َّمتِ ْي َعلَى ثَال
ِ َّث َو َسب ِْع ْينَ ِملَّةً ُكلُّهُ ْم فِي الن ُ َوتَ ْفت َِر
Dan akan berpecah-belah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu
golongan. Mereka berkata, “Siapakah golongan tersebut Yaa Rasulullah?” Beliau menjawab, “Golongan
yang berada di atas jalanku dan jalan para sahabatku”. (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).
Ucapan beliau ﷺ, ummati yaitu umatku, menunjukkan bahwasanya aliran-aliran tersebut
tidaklah kafir dengan bid’ah yang mereka lakukan. Dan ucapan beliau ﷺsemuanya masuk
neraka, menunjukkan bahwasanya bid’ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan
masuk neraka.
Kalau Allah menghendaki, maka Allah mengampuni tanpa diadzab dan kalau Allah menghendaki maka
Allah akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allah kehendaki.
Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang di antara ciri-cirinya:
1. Mereka Tidak kembali kepada pemahaman para sahabat di dalam memahami Al-Qur’an dan Al-
Hadits.
3. Mendahulukan akal di atas dalil Bersembunyi-sembunyi di dalam beragama, Dan ada di antara
mereka yang memiliki baiat khusus kepada pemimpin aliran.
Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid’ah meskipun dianggap baik atau hasanah oleh sebagian
manusia. Meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu dengan pakaian atau banyaknya
jumlah mereka. Karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tersebut, tapi diukur
kesesuaiannya dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Menasehati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran dengan
cara yang hikmah merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara seislam. Dan upaya menyatukan
umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka dari ancaman neraka.
Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan berarti seseorang
hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama. Kemudian mengikuti syahwat dan hawa
nafsunya. Karena seorang muslim di dunia ini dituntut untuk menjauhi fitnah syubhat yaitu kerancuan
berpikir dan menjauhi fitnah syahwat. Semoga Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىmemberikan hidayah kepada kita
semua.
Di antara dosa yang membahayakan seseorang yang beriman dan bisa menjadi penyebab jatuhnya
seseorang ke dalam neraka ketika melewati shirath adalah berdusta atas nama Nabi ﷺ,
Beliau ﷺ,
ْ
ِ َّي فَ ْليَتَبَوَّأ َم ْق َع َدهُ ِم ْن الن
ار َّ َب َعل
َ َم ْن َك َذ
Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia menyiapkan tempatnya
di dalam neraka (HR.Bukhari dan Muslim)
Di antara dosa tersebut adalah dosa lisan dan kemaluan. Nabi Muhammad ﷺpernah
ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia di dalam neraka. Maka beliau
ﷺmengatakan
Mulut dan kemaluan (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dosa yang dilakukan mulut seperti dusta, membicarakan kejelekan orang lain, mengadu domba,
berfatwa tanpa ilmu, menuduh tanpa hak, makan dan minum yang haram dan lain-lain. Dosa yang
dilakukan kemaluan seperti berzina, liwath, dan lain-lain.
Dan di antara dosa tersebut adalah SOMBONG. Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat zarroh-pun dari kesombongan.
Seorang laki-laki bertanya, Sesungguhnya seseorang senang apabila bajunya bagus dan sandalnya bagus.
Maka beliau ﷺberkata, Sesungguhnya Allah adalah indah dan mencintai keindahan. Yang
dimaksud dengan kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia (HR. Muslim)
Ucapan beliau ﷺtidak akan masuk surga adalah ancaman bagi pelakunya, bahwasanya dia
bukan termasuk orang-orang yang pertama-tama masuk surga. Dan balasan kesombongan dia adalah
masuk neraka terlebih dahulu. Marilah kita belajar menerima kebenaran dari manapun datangnya.
Karena pada hakikatnya kebenaran adalah dari Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىDan janganlah kita meremehkan orang
lain, karena ilmu, harta, jabatan atau gelar yang kita miliki. Karena Allah الَى:: ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعyang telah
memberikan kepada kita kenikmatan-kenikmatan tersebut, mampu untuk memberikan kepada orang
lain yang semisal atau yang lebih baik kapan Allah kehendaki. Semakin seseorang rendah hati karena
Allah, maka Allah akan semakin mengangkat derajatnya.
Di antara dosa tersebut adalah memakan makanan yang haram. Rasulullah ﷺbersabda,
Sesungguhnya tidaklah tumbuh daging dari makanan yang haram, kecuali neraka lebih pantas bagi
daging tersebut (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
Seorang muslim hendaknya sangat berhati-hati di dalam mencari rezeki untuk diri-sendiri dan keluarga.
Tidak memakan dan memberi makan, kecuali setelah yakin itu halal. Hendaknya ia menjauhi riba,
memakan harta orang lain tanpa hak, menjauhi uang suap, menjauhi kurang di dalam menimbang dan
segala jenis harta haram lainnya.
Dan di antara dosa yang bisa menjadi sebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka adalah tidak ikhlas di
dalam menuntut ilmu, maksudnya ilmu agama. Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Barang siapa yang menuntut ilmu, yang sebenarnya digunakan untuk mencari ridha Allah. Dia tidak
menuntut ilmu tersebut kecuali untuk mencari dunia, maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari
kiamat (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).
Di dalam hadits yang lain beliau ﷺmengatakan bahwasanya barangsiapa saja yang
menuntut ilmu hanya untuk menyombongkan diri di hadapan para ulama atau untuk berdebat dengan
orang-orang bodoh, maka ancamannya adalah neraka (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)
Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah dosa bunuh diri.
Rasulullah ﷺbersabda,
Barangsiapa yang melempar dirinya dari gunung untuk membunuh dirinya, maka dia berada di dalam
neraka jahannam. Dilempar di dalamnya kekal selamanya. Dan barang siapa yang meneguk racun untuk
membunuh dirinya, maka di dalam neraka jahannam akan meletakkan racun di tangannya, dia akan
meneguknya selamanya di neraka. Dan barang siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi
tersebut di tangannya dia menusuk dengan besi tersebut perutnya di neraka jahannam kekal selamanya
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bunuh diri bukanlah cara untuk lepas dari masalah, namun justru akan mendatangkan masalah yang
lebih besar. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, maka Allah akan memberikan hidayah kepada
hatinya. Di antara dosa tersebut adalah membunuh tanpa hak. Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىberfirman
۬
ب ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي ِه َولَ َعنَهُ ۥ َوأَ َع َّد لَهُ ۥ َع َذابًا َع ِظي ۬ ًما ِ َو َمن يَ ۡقتُ ۡل ُم ۡؤ ِمنًا ُّمتَ َع ِّم ۬ ًدا فَ َجزَ ٓا ُؤهُ ۥ َجهَنَّ ُم خَ ٰـلِ ۬ ًدا فِيہَا َوغ
َ َض
“Dan barangsiapa yang membunuh orang yang beriman karena sengaja, maka balasannya adalah
jahannam dia akan kekal di dalamnya. Allah akan marah kepadanya dan melaknatnya, dan Allah akan
siapkan untuknya adzab yang besar.” (An-Nisa : 93)
Para ulama menjelaskan bahwasanya maksud dari kekal di dalam neraka bagi orang yang membunuh
orang yang beriman tanpa hak atau bunuh diri yaitu pada asalnya inilah balasan bagi orang tersebut.
Namun dalil lain menerangkan bahwasanya orang yang beriman, sekecil apapun imannya dan sebesar
apapun dosanya dia akan keluar dari neraka baik dengan ampunan Allah atau dengan syafa’at.
Dan di antara dosa tersebut adalah memakan riba. Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىberfirman
١٣١( َوا ٱلنَّا َر ٱلَّتِ ٓى أُ ِع َّد ۡت لِ ۡل َك ٰـفِ ِرين ْ ُض ٰـ َعفَ ۬ۖةً َوٱتَّق
ْ ُ) َوٱتَّق١٣٠( َوا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡفلِحُون ۬ ۡ َوا ٱل ِّرب ٰ ٓو ْا أ
َ ض َع ٰـفًا ُّم َ ْ ُ ڪل ُ وا اَل ت َۡأ
ْ ُيَ ٰـٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda. Dan
bertakwalah kalian kepada Allah, supaya kalian beruntung. Dan takutlah dengan api neraka yang
disediakan untuk orang-orang kafir.” (Ali-Imran : 130-131)
Dan betapa banyak praktek riba di zaman sekarang, seseorang yang akan melakukan sebuah transaksi
hendaknya mengetahui ilmunya. Dan janganlah dia menganggap mudah perkara riba ini. Dan
barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.
Dan di antara dosa yang berbahaya adalah menggambar makhluk yang bernyawa. Rasulullah
ﷺbersabda,
Dan maksud dari para penggambar di sini adalah penggambar makhluk bernyawa, masuk di dalamnya
orang yang membuat patung makhluk bernyawa dan orang yang melukis makhluk bernyawa. Banyak
para ulama yang memasukkan gambar fotografi dalam larangan ini. Tidak diperbolehkan kecuali karena
darurat seperti untuk surat -surat penting dan lain-lain. Perbedaan pendapat di antara para ulama dan
banyaknya manusia yang melakukan, janganlah menjadi alasan bagi seseorang untuk bermudah-
mudahan di dalam gambar fotografi ini.
Dan di antara dosa tersebut adalah dosa wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Rasulullah
ﷺbersabda,
Dua golongan dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihat mereka, sebuah kaum yang
memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka gunakan untuk memukul manusia. Dan wanita-wanita yang
berpakaian tetapi telanjang. Berjalan lenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring.
Mereka tidak akan masuk ke dalam surga dan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga bisa
dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.
Dan makna berpakaian tapi telanjang ada yang mengatakan menutupi sebagian aurat dan membuka
sebagian yang lain untuk menampakkan keindahan. Atau memakai pakaian tetapi tidak sempurna
seperti memakai pakaian yang tipis atau membentuk badan. Seorang muslimah hendaknya bersungguh-
sungguh di dalam menjaga hijabnya dan ikhlas karena Allah. Semoga kesabaran seorang muslimah atas
rasa gerah, risih dan ribet yang mungkin dirasakan oleh sebagian. Dan juga kesabaran menghadapi
gunjingan orang lain, menjadi sebab selamatnya dia dari ancaman neraka.
Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah dosa wanita yang
tidak bersyukur kepada suaminya. Rasulullah ﷺbersabda,
Diperlihatkan kepadaku bahwa sebagian besar penduduk neraka adalah wanita. Mereka telah ingkar.
Dikatakan kepada beliau, Apakah mereka ingkar kepada Allah? Beliau bersabda, Mereka ingkar kepada
suami-suami mereka. Mengingkari kebaikan-kebaikan mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada
salah seorang di antara mereka sekian lama, kemudian dia melihat darimu sesuatu yang tidak membuat
dia senang, maka wanita tersebut akan berkata, “Aku tidak melihat kebaikan sedikitpun darimu (HR.
Bukhari dan Muslim)
Seorang wanita yang shalihah hendaklah bersyukur kepada Allah, kemudian bersyukur kepada
suaminya, karena dengan sebabnya Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَىmenjaga dia sebagai seorang istri, menutupi
kekurangannya, menunaikan hajatnya dan lain-lain.
Dan secara umum, bersyukur kepada orang lain yang pernah berbuat baik kepada kita diperintahkan
didalam agama islam. Apabila seseorang tidak bisa membalas maka hendaknya dia mendoakan dengan
kebaikan, baik di hadapan orang tersebut maupun tidak di hadapannya. Rasulullah ﷺ
bersabda,
Barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah. Kalau kalian tidak menemukan sesuatu
untuk membalasnya, maka doakanlah dengan kebaikan sampai kalian merasa bahwasanya kalian telah
membalas kebaikannya (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan An-Nasa’i)
Dan di antara dosa yang membahayakan kehidupan seorang hamba di akhirat adalah tiga dosa yang
tercantum dalam sabda Nabi ﷺTiga orang yang Allah haramkan masuk surga, pecandu
khomr (minuman keras), anak yang durhaka dan dayyuuts (yaitu laki-laki yang membiarkan kejelekan di
dalam keluarganya) (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad di dalam Musnadnya).
Seorang kepala keluarga yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya dan memfasilitasi,
dikhawatirkan terkena ancaman ini. Seorang kepala keluarga dituntut untuk tegas dan lembut dengan
keluarganya. Rasa sayang bukan berarti harus memberi segala yang diminta. Dan mendidik mereka
untuk taat tidak identik dengan kekerasan. Istri dan anak adalah ujian dan titipan Allah. Kewajiban kita
adalah mengerahkan tenaga semaksimal mungkin untuk menjaga diri dan keluarga kita dari neraka. dan
hidayah di tangan Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى
Dan di antara dosa yang membahayakan adalah durhaka terhadap kedua orang tua.
Dan di antara bentuk durhaka adalah menyakiti orang tua dengan lisan, dengan sikap ataupun dengan
tangan. Seorang muslim dan muslimah diperintah untuk berlemah-lembut kepada orang tua.
Merendahkan diri di hadapan mereka, dan menaati perintah mereka selama tidak bertentangan dengan
syariat. Dan di antara bentuk bakti yang paling berharga kepada orang tua kita adalah mengeluarkan
mereka dari kegelapan, kesyirikan, kebid’ahan dan kemaksiatan menuju cahaya tauhid, sunnah dan
ketaatan kepada Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى
Dan di antara dosa yang membahayakan adalah dosa seorang pejabat yang menipu bawahan atau
rakyatnya. Rasulullah ﷺbersabda,
Tidaklah seorang hamba, Allah berikan jabatan kemudian dia mati dalam keadaan menipu bawahan atau
rakyatnya kecuali Allah akan mengharamkan dia masuk ke dalam surga (HR. Bukhari dan Muslim)
Di antara bentuk menipu kepada rakyat adalah tidak menasehati mereka demi keselamatan dunia dan
akhirat mereka, tidak memenuhi hak-hak mereka, tidak berbuat adil di antara mereka dan lain-lain.
Maksud diharamkan masuk surga di sini bahwasanya pelakunya tidak bisa masuk surga secara langsung,
namun dia berhak untuk di adzab di dalam neraka terlebih dahulu apabila Allah menghendaki.
Ini adalah beberapa contoh dosa-dosa besar dan para ulama telah mengarang buku khusus tentang
dosa-dosa besar, kita pelajari supaya kita bisa menjauhi.
Kalau Allah menghendaki, maka Allah akan mengampuni, dan kalau Allah menghendaki, maka Allah akan
mengadzabnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam surga. Dan adzab neraka bagi pelaku dosa
besar, meski tidak selamanya namun bukan sesuatu yang ringan. Satu menit dibakar dengan api dunia
adalah perkara yang berat. Maka bagaimana dibakar dalam waktu yang lama dengan api akhirat yang
jauh lebih panas.
Rasulullah ﷺbersabda,
Api kalian adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka jahanam (HR. Bukhari dan Muslim).
Kesabaran di dalam menahan hawa nafsu di dunia, bagi seorang muslim jauh lebih ringan dan lebih
mudah dari pada kesabaran di dalam menghadapi adzab neraka di akhirat.
Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla
akan memberikan izin kepada mereka untuk memberikan syafaat kepada saudara-saudara mereka dan
orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam neraka.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri Radhiallāhu anhu
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
“Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-
Nya, tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allāh, hak saudara-saudara mereka yang
jatuh ke dalam neraka dari pada orang-orang yang beriman di hari kiamat.
Mereka berkata,
‘Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami dahulu mereka sholat bersama kami, berpuasa bersama kami
dan haji bersama kami’.”
Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang shaleh dan melakukan ibadah-
ibadah tersebut bersama mereka.
‘Keluarkanlah oleh kalian orang-orang yang kalian kenal. Maka diharamkanlah wajah-wajah mereka atas
neraka’.”
Maksudnya, orang-orang yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam neraka akan
dilindungi wajah-wajah mereka dari api neraka, sehingga bisa dikenal.
Ada di antaranya yang api neraka sudah membakar sampai pertengahan kedua betisnya. Dan ada yang
sampai kedua lututnya.
‘Wahai Rabb kami, tidak tersisa seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.’
Allāh berkata,
‘Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat satu dinar,
maka keluarkanlah.’
‘Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.’
‘Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat setengah
dinar, maka keluarkanlah.’
‘Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.’
‘Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat satu
dzarrāh, maka keluarkanlah.’
“Mereka berkata,
‘Wahai Rabb kami, tidak tersisakan di dalam neraka seorangpun yang memiliki kebaikan.’
Allāh berkata,
‘Para malaikat telah memberikan syafaat, para nabi telah memberikan syafaat dan orang-orang yang
beriman telah memberikan syafaat. Dan tidak tersisa, kecuali Dzat Yang Paling Penyayang.’
Kemudian Allāh menggenggam satu genggaman dari neraka, dan mengeluarkan kaum yang tidak pernah
beramal sedikitpun. Keadaan mereka telah menjadi arang.
Kemudian mereka dilempar ke dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga. Yang dinamakan dengan
sungai kehidupan. Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di dalam lumpur sisa banjir.”
Maksudnya akan dengan cepat tumbuh, karena benih yang berada di dalam lumpur sisa banjir akan
lebih cepat tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang mendukung, seperti tanah yang lembut, air yang
memadai dan adanya unsur-unsur yang bermanfaat.
“Apakah kalian pernah melihat benih yang tumbuh, ketika dekat dengan batu atau pohon, bagian yang
dekat dengan matahari akan berwarna kuning dan hijau. Dan yang lebih dekat dengan bayangan maka
akan berwarna putih.”
Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan yang terbakar yang lebih dekat dengan
surga akan lebih cepat sempurna dari pada bagian badan yang lebih dekat kepada neraka.
“Kemudian mereka akan keluar seperti mutiara. Dan di leher-leher mereka ada khāwatim, yang dikenal
oleh para penduduk surga.”
Sebagian mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan khowātim adalah beberapa barang yang
terbuat dari emas yang dikalungkan di leher mereka.
Mereka adalah orang-orang yang Allāh bebaskan. Allāh telah memasukkan mereka ke dalam surga tanpa
sebab amalan yang mereka amalkan dan tanpa sebab kebaikan yang mereka lakukan.
HSI 05 – 65 Syafaat Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian 2
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memberikan syafa’at untuk umatnya, para pelaku dosa
besar yang disiksa di dalam neraka.
Di dalam sebuah hadits Anas bin Malik Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
bahwasanya Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan meminta izin kepada Allah untuk memberi syafa’at
dan beliau diizinkan.
Maka Allah akan mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian yang sebelumnya tidak pernah diajarkan
kepada beliau di dunia.
“Wahai Muhammad angkatlah kepalamu. Berkatalah, engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah,
maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima syafa’atmu.”
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar biji
gandum.”
Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sujud kepada-Nya,
maka dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka akan didengar perkataanmu. Mintalah,
maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima syafa’atmu.”
“Pergilah engkau dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar dzarrah
atau qardalah yaitu biji sawi.”
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah,
niscaya akan diberi permintaanmu. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima syafa’atmu.”
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman yang lebih kecil dan
lebih kecil dari sebuah biji sawi.”
Kemudian keempat kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada Allah, maka dikatakan
kepada beliau,
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah,
maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, niscaya akan diterima syafa’atmu.”
“Wahai Rabb-ku, izinkan aku untuk memberikan syafa’at kepada setiap orang yang mengatakan Laa
ilaaha illallah’.”
“Demi Keperkasaan-Ku, Kebesaran-Ku, Keagungan-Ku, dan Kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan keluarkan
dari neraka orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah.”
Maksudnya adalah orang yang mengatakan ‘Laa ilaaha illallah’ ikhlas dari hatinya dan tidak
membatalkannya dengan kesyirikan.
Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwasanya diantara amalan yang bisa menjadi sebab kita
mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam di akhirat adalah membaca do’a
setelah mendengar azan, yaitu:
ُضيلَةَ َوا ْب َع ْثهُ َمقَا ًما َمحْ ُمودًا الَّ ِذي َو َع ْدتَه
ِ َت ُم َح َّمدًا ْال َو ِسيلَةَ َو ْالف
ِ صالَ ِة ْالقَائِ َم ِة آ
َّ للَّهُ َّم َربَّ هَ ِذ ِه ال َّد ْع َو ِة التَّا َّمة َوال
Dan diantara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madinah,
kemudian meninggal di dalamnya.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madinah kemudian dia
meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafaat untuknya atau pemberi saksi untuknya di hari
kiamat, apabila dia adalah orang Islam.” (HR Muslim)
Ada dua golongan dari umat Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang tidak akan mendapatkan syafa’at
beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
ُ
ق ِ َو ُك ُل غَا ٍل َم، إِ َما ٌم ظَلُو ٌم: ان ِم ْن أ َّمتِي لَ ْن تَنَالَهُ َما َشفَا َعتِي
ٍ ار ِ َص ْنف
ِ
“Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafa’atku, pemimpin yang zhalim dan setiap
orang yang berlebih-lebihan di dalam agama.” (Hadits Hasan Riwayat At-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul
Kabir).
Kita memohon kepada Allah, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima syafa’at Nabi Muhammad
Shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk kita semua.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada di antara umat beliau shallallāhu
‘alayhi wa sallam yang akan memberikan syafa’at bagi dua dan tiga orang.
إِ َّن ال َّر ُج َل لَيَ ْشفَ ُع لِل َّر ُجلَي ِْن َوالثَّاَل ثَ ِة
“Sesungguhnya seseorang sungguh akan memberikan syafa’at bagi dua orang dan tiga orang.”(Hadits
Shahih Riwayat Al Bazzar)
Para syuhada akan Allah berikan kesempatan untuk memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Orang yang mati syahid akan memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.” (Hadits Shahih Riwayat
Abu Daud)
Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, seseorang memberi syafa’at untuk orang tua, anak-anak, istri, dan
saudara-saudaranya di saat mereka sangat membutuhkan.
Ada diantara umat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan memberi syafa’at untuk orang banyak.
اى
َ ال ” ِس َو َ قِي َل َيا َرسُو َل هَّللا ِ ِس َوا. ” ” يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ بِ َشفَا َع ِة َر ُج ٍل ِم ْن أُ َّمتِي أَ ْكثَ ُر ِم ْن بَنِي تَ ِم ٍيم
َ َك ق
“Akan masuk surga lebih dari jumlah Bani Tamim dengan sebab syafa’at satu orang dari umatku.”
Beliau menjawab:
Bani Tamim adalah qabilah yang terkenal besar di zaman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Semakin besar iman seseorang, maka akan semakin besar harapan untuk bisa memberi syafa’at kepada
orang lain.
Orang yang banyak melaknat orang lain di dunia tidak bisa memberi syafa’at di hari kiamat.
ء يَوْ َم القِيَا َم ِة:َ إِ َّن الّلَ َعانِ ْينَ اَل َي ُكوْ نُوْ نَ ُشهَدَا َء َواَل ُشفَ َعا
“Orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak akan memberi syafa’at di hari
kiamat.” (HR Muslim)
Anak-anak orang-orang yang beriman yang meninggal sebelum dewasa akan memberikan syafa’at bagi
kedua orang tuanya.
“Salah seorang di antara mereka menemui ayahnya atau kedua orang tuanya kemudian memegang
pakaian atau memegang tangannya seperti aku mengambil ujung pakaianmu ini. Maka dia tidak akan
melepaskan pegangannya sampai Allah memasukkan dia dan kedua orang tuanya ke dalam surga.” (HR
Muslim)
Ini adalah kabar gembira bagi setiap orang tua yang bersabar ketika diuji oleh Allah dengan
meninggalnya anak yang belum dewasa.
“Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa’at pada hari kiamat untuk seorang hamba.
Puasa berkata:
Wahai Rabb-ku aku telah menahannya dari makan dan syahwatnya di siang hari. Maka terimalah
syafa’atku untuknya.
Al Qur’an berkata:
Wahai Rabb-ku sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari. Maka terimalah
syafa’atku untuknya.
Ini adalah dorongan bagi seseorang untuk berpuasa karena Allah dan menjaga adab-adabnya.
Dan dorongan untuk membaca Al Quran karena Allah dan menunaikan hak-haknya.
Demikianlah mereka akan memberikan syafa’at setelah diizinkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada mereka.
Adapun orang-orang musyrik, orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka mereka tidak akan
mendapatkan syafa’at.
Orang-orang yang berdoa kepada Nabi atau Malaikat atau orang-orang yang shalih dengan alasan ingin
mendapatkan syafa’at mereka, justru tidak mendapatkan syafa’at, karena mereka telah membatalkan
iman mereka dengan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam beribadah.
Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al-Qantharah adalah jembatan lain setelah sirath yang
terletak antara neraka dan surga, tempat berkumpulnya orang-orang yang beriman setelah melewati
neraka sebelum masuk ke dalam surga.
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Qantharah ini. Tempat akan
dibersihkan hati-hati orang-orang yang beriman dengan di-qishash diantara mereka.
َت بَ ْينَهُ ْم فِي ال ُّد ْنيَا َحتَّى ِإ َذا هُ ِّذبُوا َونُقُّوا ْ ْض َمظَالِ ُم كَان ٍ ْض ِه ْم ِم ْن بَع ِ ار فَيُقَصُّ لِبَع ِ َّط َر ٍة بَ ْينَ ْال َجنَّ ِة َوالن ِ َّيخلُصُ ْال ُم ْؤ ِمنُونَ ِمنَ الن
َ ار فَيُحْ بَسُونَ َعلَى قَ ْن
أَل َ َح ُدهُ ْم أَ ْهدَى بِ َم ْن ِزلِ ِه فِي ْال َجنَّ ِة ِم ْنهُ بِ َم ْن ِزلِ ِه َكانَ فِي ال ُّد ْنيَا، فَ َوالَّ ِذي نَ ْفسُ ُم َح َّم ٍد بِيَ ِد ِه،ول ْال َجنَّ ِة
ِ ُ
خ ُ
د ي ف م هَ ل
ِ ْ ُ َِ نذُ أ
“Orang-orang yang beriman yang selamat dari neraka, mereka akan ditahan di Qantharah antara surga
dan neraka.
Sehingga apabila sudah dibersihkan dan disucikan, mereka akan diizinkan untuk masuk surga. Dan demi
Zat Yang Jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh salah seorang dari mereka lebih mengetahui
rumahnya di surga daripada rumahnya di dunia.” (HR Bukhari)
Yang akan dibersihkan di sini adalah ghill yang ada di dalam hati-hati orang-orang yang beriman, seperti
hasad, dendam, kebencian, dan lain-lain yang kadang terjadi di antara mereka.
Semakin bersih hati seseorang di dunia dari ghill maka akan semakin sebentar qishash-nya dan akan
semakin cepat dia masuk ke dalam surga.
Sebaliknya, semakin banyak ghill, hasad, dendam dan kebencian kepada sesama orang yang beriman,
maka akan semakin lama qishash-nya dan semakin lama dia masuk ke dalam surga.
Qishash di Qantharah ini terjadi diantara orang-orang yang beriman saja, dengan maksud pembersihan
hati.
Adapun qishash di Padang Mahsyar, maka untuk semua mahluk yang kafir maupun yang mukmin, yang
mencakup Qishash karena kedzaliman harta, fisik, maupun kehormatan.
Apabila sudah bersih dari ghill barulah mereka bisa masuk surga. Karena tidak masuk surga kecuali orang
yang sudah benar-benar bersih dan baik keadaannya.
“Dan Kami akan hilangkan ghill dari dalam dada-dada mereka…” ( QS Al Hijr: 47 )
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membersihkan hati kita dan saudara-saudara kita dari hasad,
dendam, dan kebencian yang tidak dibenarkan dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kita
hamba-hamba-Nya yang mudah untuk memaafkan orang lain.
Setelah dibersihkan hatinya, maka orang-orang yang beriman akan digiring menuju surga dengan
terhormat dan dimuliakan.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan diizinkan untuk memberi syafa’at bagi calon penduduk surga,
supaya dibukakan pintu surga.
Syafa’at ini juga termasuk syafa’at khusus bagi beliau (Shallallāhu ‘alayhi wa sallam)
Beliaulah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.
“Dan akulah yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.” (Hadīts riwayat Muslim)
“Aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat, Kemudian aku minta untuk dibuka. Berkatalah
penjaga surga, ‘Siapa kamu?’ Aku menjawab, ‘Muhammad’
‘Denganmulah aku diperintah, aku tidak membukanya untuk seorang pun sebelummu’.”(Hadits riwayat
Muslim)
Dibukalah pintu-pintu surga dan masuklah penduduk surga dengan disambut oleh para malaikat.
“Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjinya untuk kami dan telah memberi kami tempat ini.
Kami diperkenankan menempati tempat di dalam surga di mana saja kami kehendaki. Maka surga itulah
sebaik-baiknya balasan bagi orang-orang yang beramal”. (QS. Az-Zumar: 73-74)
Umat Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam, merekalah yang pertama kali akan masuk surga sebelum umat
yang lain.
َنَحْ نُ اآْل ِخرُونَ اأْل َ َّولُونَ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َونَحْ نُ أَ َّو ُل َم ْن يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّة
“Kita adalah umat terakhir tapi akan menjadi yang pertama di hari kiamat. Dan kita yang pertama kali
akan masuk surga.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Rombongan pertama dari umat Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan masuk surga,
wajah-wajah mereka terang seperti bulan di malam bulan purnama. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim
dari Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu)
Di dalam hadits Sahl Ibnu Sa’ad Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Akan masuk surga dari umatku 70.000 atau 700.000 (keraguan dari perawi hadits), Mereka saling
bergandengan tangan di antara mereka sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam
surga. Wajah-wajah mereka seperti cahaya bulan di malam bulan purnama (ada yang mengatakan)
merekalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab”.
→ Sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga (maksudnya) mereka akan masuk
ke dalam surga dalam keadaan satu shaf secara serentak. Dan ini menunjukkan sangat besarnya pintu
surga.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya orang-orang fakir muhajirin akan
lebih dulu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya muhajirin. (Hadits riwayat Muslim)
Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah menyebutkan di dalam hadits Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang orang yang terakhir masuk ke
dalam surga.
“Sesungguhnya aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan paling terakhir masuk
ke dalam surga.
Seorang laki-laki keluar dari neraka dalam keadaan merayap, maka Allah berkata kepadanya, “Pergilah
dan masuklah ke dalam surga!”
Dia pun mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh, Diapun
kembali dan berkata, “Wahai Rabb-ku aku mendapatkan surga sudah penuh.”
Maka dia mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh.
Dia pun kembali dan berkata, “Wahai Rabb-ku, aku mendapatkan surga sudah penuh.”
Maka sungguh untukmu semisal dengan dunia dan sepuluh kali lipat dari dunia (atau) bagimu sepuluh
kali lipat dari dunia.
Maka hamba tersebut berkata, “Apakah Engkau mengejekku? Atau menertawakanku, sedangkan
Engkau adalah Raja?”
Sungguh aku melihat Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam tertawa sampai kelihatan gigi geraham
beliau.
Dikatakan bahwa orang ini adalah penduduk surga yang paling rendah tingkatannya.
√ Barangsiapa yang menginfakkan dua pasang unta di jalan Allah, maka akan dipanggil dari pintu-pintu
surga. Wahai Abdullah ini adalah baik.
√ Barang siapa yang termasuk ahli shalat ,dia akan dipanggil dari pintu shalat.
√ Dan barangsiapa yang termasuk ahli Jihad, maka akan dipanggil dari pintu Jihad.
√ Dan Barangsiapa yang termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan.
√ Dan barangsiapa yang termasuk ahli shadaqah, maka akan dipanggil dari pintu shadaqah.
Tebusanku bapak dan ibuku, Ya Rasulullah. Tidak ada yang rugi dipanggil dari pintu manapun.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, ‘Iya’, dan aku berharap engkau termasuk mereka. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Orang yang memperbaiki wudhunya kemudian membaca dua kalimat syahadat, maka akan dibuka
baginya 8 pintu surga.
“Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudhu kemudian memperbaiki wudhunya kemudian berkata,
ُ َو أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُد هللا َو َرسُوْ لُه،ُ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا
kecuali akan dibuka baginya 8 pintu surga, silahkan dia memasuki dari mana saja dia kehendaki.” (HR
Muslim)
Ada diantara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepi pintunya seperti jarak antara kota Mekkah
dan kota Busra atau kota Mekkah dan kota Hajar. (HR Bukhari dan Muslim )
Apabila diukur maka jarak antara kota Mekkah ke kedua kota tersebut kurang lebih 1200 km.
Di dalam hadits yang lain,
“Bahwasanya ada diantara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepinya 40 tahun perjalanan.” (HR
Muslim )
Al-Jannah memiliki derajat yang banyak dan para penduduknya memiliki derajat yang berbeda, sesuai
dengan kadar iman dan taqwa mereka.
↝Dan yang paling tinggi derajatnya adalah Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
“Apabila kalian mendengar muadzin, maka hendaklah kalian mengatakan seperti yang dia katakan,
kemudian bershalawatlah untukku, karena barangsiapa yang bershalawat untukku sekali, maka Allah
Subhānahu wa Ta’āla akan bershalawat untuknya sepuluh kali.
Kemudian mintalah kepada Allah untukku Al-Wasilah, karena sesungguhnya Al-Wasilah adalah sebuah
kedudukan di surga yang tidak pantas kecuali untuk seorang hamba diantara hamba-hamba Allah. Dan
aku berharap akulah hamba tersebut.
Maka barangsiapa yang memintakan untukku Al-Wasilah, dia berhak untuk mendapatkan syafa’at.”
(Hadits riwayat Muslim)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan bagaimana ketinggian derajat sebagian
orang-orang yang beriman, dibandingkan penduduk surga yang lain.
“Sesungguhnya penduduk surga akan melihat Ahlul Ghurf yaitu penduduk surga yang memiliki
kedudukan paling tinggi, yang ada di atas mereka seperti kalian melihat bintang yang masih tersisa di
ufuk timur maupun barat.”
“Iya, demi Dzat Yang Jiwaku ada di tangan-Nya mereka adalah orang-orang yang beriman dan
membenarkan para Rasul.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Diantara orang-orang yang beriman yang akan mendapatkan kedudukan yang paling tinggi adalah:
”Sesungguhnya orang-orang yang memiliki derajat (kedudukan) yang paling tinggi akan dilihat oleh
orang-orang yang ada di bawah mereka seperti kalian melihat bintang yang baru terbit di ufuk langit.
Dan sesungguhnya Abu Bakar dan Umar termasuk mereka dan mereka berdua akan mendapatkan
nikmat.” (Hadits riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah).
Para mujahidin fii sabilillah, mereka termasuk orang-orang yang akan memiliki kedudukan yang tinggi di
dalam surga.
“Sesungguhnya di dalam surga ada seratus derajat yang Allah sediakan bagi orang-orang yang berjihad
di jalan Allah. Setiap dua derajat seperti antara langit dan bumi, Maka apabila kalian meminta kepada
Allah mintalah Al-Firdaus, keren sesungguhnya
↝ Al-Firdaus adalah surga yang paling afdhal dan surga yang paling tinggi
↝Di atasnya ada arsyurrahman dan dari sanalah terpancar sungai-sungai surga.” (Hadits riwayat
Bukhari)
Orang yang memberikan nafkah kepada janda dan orang miskin, maka dia:
⑵ Seperti orang yang berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari
“Orang yang menanggung anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia di surga seperti dua jari
ini.” (Hadits riwayat Muslim)
Karena yang dimaksud dengan dua jari di sini adalah jari telunjuk dan jari tengah.
Dan di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bersabda,
“Sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintai diantara kalian dan paling dekat denganku
majelisnya di hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”
Orang tua bisa ditinggikan derajatnya di dalam surga karena sebab istighfar anaknya.
“Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya di surga, maka dia berkata, ‘Dari mana ini?’
Dikatakan kepadanya, ‘Ini semua karena istighfar anakmu untukmu’.” (Hadits shahih riwayat Ibnu
Majah)
↝Ini adalah dorongan bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik.
Dan penghuni surga yang paling rendah derajatnya telah kita sebutkan di dalam halaqah sebelumnya.
Dan secara syari’at, Al Jannah adalah negeri di akhirat yang penuh dengan kenikmatan yang Allah
sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Kenikmatan yang tidak pernah terbetik di hati manusia. Bagaimanapun besar kenikmatan di dunia, maka
tidak akan menyamai kenikmatan di dalam surga. Dan bagaimanapun kita berusaha mengkhayal sebuah
kenikmatan, maka tidak akan setara dengan kenikmatan di dalam surga.
“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang tersimpan untuknya, berupa kenikmatan yang
menyejukkan mata. Sebagai balasan atas apa yang sudah mereka amalkan.” (QS As-Sajdah: 17)
َر
ٍ ب بَش ْ َوالَ أُ ُذنَ َس ِم َع، ت
ِ َوالَ خَ طَ َر َعلَى قَ ْل، ت ْ َت لِ ِعبَا ِدى الصَّالِ ِحينَ َما الَ َع ْينَ َرأ
ُ قَا َل هَّللا ُ تعالى أَ ْع َد ْد
“Allah ta’ala berkata, Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh, kenikmatan yang tidak pernah
dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik di dalam hati
manusia.” (HR Bukhari dan Muslim)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengabarkan kepada kita sebagian dari kenikmatan surga. Nama-
nama kenikmatan di dalam surga yang Allah kabarkan kepada kita sama dengan nama-nama kenikmatan
yang ada di dunia. Namun memiliki sifat yang berbeda.
Rumah di surga lain dengan rumah di dunia, meskipun namanya sama-sama rumah.
Demikian pula buah-buahan di surga jauh lebih nikmat dari pada buah-buahan di dunia, meski sama
namanya.
Orang yang masuk ke dalam surga dan merasakan sedikit kenikmatan surga akan merasa bahwa dia
tidak pernah susah di dunia.
“Dan akan didatangkan seorang penduduk surga yang paling susah di dunia. Kemudian dicelupkan sekali
celupan di dalam surga. Kemudian ditanya, ‘Wahai anak Adam, pernahkah engkau merasakan
kesengsaraan? Apakah pernah engkau tertimpa kesusahan?’ Dia menjawab,
‘Tidak pernah demi Allah. Wahai Rabb-ku tidak pernah aku sengsara dan tidak pernah aku melihat
kesusahan.’ ” (HR Muslim)
Dan diantara kesempurnaan kenikmatan surga, bahwa apa yang kita inginkan akan diberi oleh Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
1. Jannatun Na’īm
2. Darussalam
Yang artinya negeri yang selamat. Maksudnya selamat dari semua kekurangan dan kejelekan, lihat QS
Al-An’am: 127
3. Maqam Amin
Yang artinya tempat tinggal yang aman. Yaitu aman dari segala musibah dan kejelekan, lihat QS Ad-
Dukhan: 51
4. Darul Muqamah
Demikianlah kesempurnaan kenikmatan di dalam surga, negeri yang penuh dengan kenikmatan, selamat
dari semua kekurangan, aman dari segala musibah, dan kekal selama-lamanya.
“Dan hendaklah kalian berlomba-lomba untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian, dan berlomba
untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (Ali Imran: 133)
ف َم ْبنِيَّةٌ تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا اأْل َ ْنهَا ُر ٌ ۖ ٰلَ ِك ِن الَّ ِذينَ اتَّقَوْ ا َربَّهُ ْم لَهُ ْم ُغ َر
ٌ ف ِم ْن فَوْ قِهَا ُغ َر
“Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, bagi mereka kamar-kamar di dalam surga yang
diatasnya ada kamar-kamar yang dibangun, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.” (QS Az-Zumar:
20)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan tentang bangunan dan tanah di surga ketika
beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh para sahabat tentang bangunan surga.
“Batu bata dari perak dan batu bata dari emas, lumpurnya berbau wangi kasturi yang sangat harum,
kerikilnya mutiara dan batu mulia, tanahnya elok seperti warna za’faran.” (Hadits shahih riwayat
Tirmidzi)
Di dalam sebuah hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya, “Orang yang
sholat 12 raka’at setiap hari maka akan dibangunkan rumah di dalam surga.” (HR Muslim)
Dan maksud dari 12 raka’at adalah shalat rawatib yang terdiri dari:
“Kemah di dalam surga terbuat dari mutiara-mutiara yang berongga dalamnya, tinggi kemah tersebut 30
mil ke atas.” (HR Bukhari)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan di dalam surat Al-Baqarah: 25 dan juga ayat-ayat yang lain
bahwasanya surga mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan di dalam ayat yang lain bahwa di dalam surga:
~ ada sungai-sungai dari khamr yang lezat bagi orang-orang yang meminumnya, dan
Dan diantara sungai-sungai surga adalah Al-Kautsar, sungai yang Allah berikan untuk Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam kebun-kebun dan mata air-mata air yang
mengalir.” (QS Adz-Dzariyat: 15)
Dan diantara nama mata air surga adalah Salsabil. (Lihat QS Al-Insan: 18)
Di dalam surga juga ada pohon-pohon. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan di dalam
sebuah hadits,
“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang apabila seorang pengendara berjalan menuruti
bayangannya, yaitu bayangan pohon tersebut, niscaya 100 tahun dia tidak akan selesai.” (HR Bukhari)
Dan diantara pohon surga adalah Sidratul Muntaha, yang Allah sebutkan di dalam surat An-Najm: 14.
Adapun bau wanginya, maka Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan di dalam hadits
yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah,
Mereka akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pening kepala.
)٢٠( َ ٍة ِّم َّما يَتَ َخيَّرُون:۬ َ) َوفَ ٰـ ِكه١٩( َُنزفُون ۡ َ ب وأَبَاري ٌ ۬ يَطُوفُ َعلَ ۡي ِہمۡ ِو ۡلد
ِ ص َّد ُعونَ ع َۡنہَا َواَل ي
َ ُ) اَّل ي١٨( س ِّمن َّم ِعي ۬ ٍن
ٍ ۬ ق َوكَأ ِ َ ٍ ۬ ) بِأ َ ۡك َوا١٧( ََٲن ُّمخَ لَّ ُدون
)٢١( ََولَ ۡح ِم طَ ۡي ۬ ٍر ِّم َّما يَ ۡشتَہُون
“Mereka akan dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek, dan
sloki (piala) yang berisi arak yang diambil dari mata air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya
dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang
mereka inginkan.” (QS Al Waqi’ah: 17-21)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Di dalam surga ada burung yang lehernya seperti leher unta.”
“Yang memakannya lebih baik dari padanya.” (Hadits hasan riwayat Tirmidzi)
(HR Bukhari)
Maksudnya adalah sepotong daging yang menggantung pada hati ikan paus dan dia adalah bagian yang
paling lezat dari hati ikan paus.
Di dalam hadits Tsauban radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau shallallāhu
‘alayhi wa sallam ditanya oleh seorang ulama Yahudi,
“Akan disembelih bagi mereka sapi jantan dari surga yang akan dimakan oleh semua penduduk surga.”
“Mereka meminum dari mata air di dalam surga yang dinamakan Salsabil.”
Para penduduk surga makan bukan karena lapar dan minum bukan karena haus.
“Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum. Dan tidak meludah, tidak buang air kecil, tidak
buang air besar, dan tidak membuang ingus.”
“Menjadi sendawa dan keringat, seperti keringat minyak kasturi.” (Hadits riwayat Muslim)
Bejana-bejana mereka seperti piring, cangkir, gelas, dan teko terbuat dari emas dan perak.
“Dua surga terbuat dari perak, bejana-bejana keduanya, dan apa-apa yang ada di dalam keduanya. Dan
dua surga terbuat dari emas, bejana-bejana keduanya, dan apa-apa yang ada di dalam keduanya.”
(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, memakai perhiasan dari emas, perak, dan mutiara.
ب َولُ ۡؤلُ ۬ ًؤ ۖا َولِبَا ُسهُمۡ فِيهَا َح ِري ۬ ٌر ِ ي َُحلَّ ۡونَ فِيهَا ِم ۡن أَ َس
ٍ ۬ َاو َر ِمن َذه
“Mereka diberi perhiasan gelang dari emas dan perhiasan mutiara, dan pakaian mereka dari sutra.” (QS
Al Hajj: 23)
ۖ
ض ۬ ٍة َو َسقَ ٰٮهُمۡ َربُّہُمۡ ش ََرا ۬بًا طَهُورًا
َّ ِاو َر ِمن ف ٌ ۬ ض ۬ ٌر َوإِ ۡست َۡب َر
ِ ق َو ُحلُّ ٓو ْا أَ َس ۡ س ُخ
ٍ َع ٰـلِيَہُمۡ ثِيَابُ سُن ُد
“Mereka akan memakai pakaian dalam dari sutra halus yang berwarna hijau dan memakai pakaian luar
dari sutra tebal dan dihiasi dengan gelang dari perak dan Rabb mereka memberi minum kepada mereka
dengan air yang sangat bersih.” (QS Al Insan: 21)
Mereka akan bersandar di atas permadani yang dalamnya terbuat dari sutra tebal. (Lihat Ar Rahman: 54)
Dan akan bersandar di atas sofa yang tersusun. (Lihat QS At Thur: 20)
Para penduduk surga akan saling bertemu dan bertegur sapa.
ڪنَّا ِمن
ُ ) إِنَّا٢٧( وم ِ اب ٱل َّس ُم َ ) فَ َم َّن ٱهَّلل ُ َعلَ ۡينَا َو َوقَ ٰٮنَا َع َذ٢٦( َڪنَّا قَ ۡب ُل فِ ٓى أَ ۡهلِنَا ُم ۡشفِقِين
ُ ) قَالُ ٓو ْا إِنَّا٢٥( َض يَتَ َسآ َءلُون ُ َوأَ ۡقبَ َل بَ ۡع
ٍ ۬ ضہُمۡ َعلَ ٰى بَ ۡع
ۡ ۖ
)٢٨( قَ ۡب ُل ن َۡدعُو هُ إِنَّهُ ۥ هُ َو ٱلبَرُّ ٱل َّر ِحي ُم
“Dan mereka akan saling berhadapan dan saling bertanya. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya kita dahulu
di dunia sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kita, kita merasa takut dengan adzab. Maka Allah
memberikan karunia kepada kita. Dan memelihara kita dari azab neraka. Sesungguhnya kita dahulu
menyembahnya sejak dahulu dan Dia-lah yang Maha Melimpahkan Kebaikan dan Maha Penyayang.’ ”
(QS At Thur: 25-28)
Para penduduk surga akan masuk ke dalam surga seperti manusia yang berumur 33 tahun.
ٍ يَ ْد ُخ ُل أَ ْه ُل ْال َجنَّ ِة ْال َجنَّةَ جُرْ دًا ُمرْ دًا ُم َك َّحلِينَ أَ ْبنَا َء ثَاَل ثِينَ أوْ ثَاَل
ًث َوثَاَل ثِينَ َسنَة
“Penduduk surga akan masuk ke dalam surga dalam keadaan kulit tidak berambut, tidak berjenggot,
bercelak matanya, seperti manusia yang berumur 30 atau 33 tahun.” (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi)
Tiga puluh atau tiga puluh tiga adalah keraguan dari rawi.
Dan di dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu
disebutkan bahwasanya mereka akan masuk surga dalam keadaan:
√ Berumur 33 tahun
√ Dengan tinggi 60 hasta (satu hasta adalah dari satu siku ke ujung jari)
√ Allah akan menikahkan para laki-laki penduduk surga dengan bidadari yang sempurna kecantikannya.
“Dan Kami akan menikahkan mereka dengan bidadari-bidadari.” (QS At-Thur : 20)
Dan yang dimaksud dengan Hur adalah wanita-wanita yang putih matanya sangat putih. Dan bagian
hitam matanya sangat hitam.
Allah menyebutkan bahwasanya bidadari-bidadari tersebut besar payudaranya dan sebaya umurnya.
(QS An-Naba’: 33)
▪ Mereka diciptakan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla secara langsung dalam keadaan perawan dan
penuh rasa cinta kepada suaminya (QS Al-Waqi’ah: 35-37)
▪ Sangat cantik seperti mutiara yang tersimpan, yang tidak berubah warnanya (QS Al-Waqi’ah: 23)
▪ Dan ada yang seperti batu mulia dan mereka menjaga pandangan mereka hanya untuk suaminya (QS
Ar-Rahman: 56-58)
▪ Para bidadari tersebut tidak pernah haidh dan mereka bersih dari segala kotoran (QS Al-Baqarah: 25)
“Seandainya salah seorang bidadari muncul dan melihat ke bumi, niscaya dia akan menyinari apa yang
ada di antara surga dan bumi. Dan niscaya akan memenuhi antara surga dan bumi dengan bau wangi.
Dan sungguh khimar atau kerudung seorang bidadari lebih baik daripada dunia dan seisinya. (Hadits
Riwayat Bukhari)
Para bidadari tersebut akan cemburu bila suaminya yang sedang di dunia disakiti oleh istrinya di dunia
(sebagaimana tersebut di dalam hadits yang shahih riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
“Lelaki penduduk surga akan diberi kekuatan 100 kali lipat dalam makan, minum, syahwat, dan
mendatangi istrinya.” (Hadits shahih Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul Kabiir)
Istri di dunia akan menjadi istri di akhirat apabila istri tersebut beriman.
ۡصلَ َح ِم ۡن َءابَآ ٕٮِ ِہمۡ َوأَ ۡز َوٲ ِج ِهمۡ َو ُذرِّ يَّ ٰـتِ ِہ ۖم
َ ت ع َۡد ۬ ٍن يَ ۡد ُخلُونَہَا َو َمن
ُ َجنَّ ٰـ
“Surga-surga yang mereka akan masuk ke dalamnya dan juga orang-orang yang shalih dari bapak-bapak
mereka, istri-istri mereka, dan keturunan-keturunan mereka.” (QS Ar-Ra’ad: 23)
Para penduduk surga akan dilayani oleh anak-anak muda yang Allah ciptakan di dalam surga, mereka
sangat indah dipandang dan banyak seperti mutiara-mutiara yang bertebaran → (Lihat Al-Waqi’ah: 17
dan Al-Insan: 19)
“Maka sebagian besar orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin.” (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam telah mengabarkan beberapa nama penduduk surga, diantaranya
Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali Radhiyallāhuanhum. Sebagaimana di dalam hadits yang shahih yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Kenikmatan paling besar bagi penduduk surga di atas segala kenikmatan surga yang mereka rasakan
adalah memandang wajah Allah yang mulia.
“Apabila penduduk surga masuk ke dalam surga maka Allah Tabaraka wa ta’ala akan berkata,
‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke
dalam surga? Dan menyelamatkan kami dari neraka?’
Allah pun menyingkap hijab, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka cintai daripada
melihat kepada Rabb mereka ‘Azza wa jalla.” (HR Muslim)
ۖ
ٌوا ۡٱلح ُۡسن َٰى َو ِزيَا َد ۬ة
ْ ُلِّلَّ ِذينَ أَ ۡح َسن
“Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah surga dan tambahan”. (QS Yunus: 26)
“Tambahan” di dalam ayat di atas adalah memandang wajah Allah. Sebagaimana datang tafsirnya dari
para sahabat seperti Abu Bakr, Abu Musa Al-Asyari, dan Hudzaifah Radhiyallāhuanhum.
Para penduduk surga akan sangat berbahagia dan wajah mereka berseri-seri ketika melihat Allah ‘Azza
wa jalla, Dzat yang selama di dunia mereka imani dan mereka sembah, padahal mereka tidak pernah
melihat-Nya.
Mereka taati perintah-Nya, mereka jauhi larangan-Nya, mereka benarkan kabar-kabar-Nya, bersabar
atas ujian-Nya, mereka baca dan dengarkan firman-Nya, mereka ikuti Nabi-Nya, menyeru kepada jalan-
Nya, dan merindukan pertemuan dengan-Nya. Meskipun dengan segala kekurangan yang mereka miliki.
“Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Rabb mereka.” (QS Al-Qiyamah: 22-23)
Saudaraku, jalan ke surga adalah jalan yang penuh dengan rintangan. Tidak sampai ke sana kecuali orang
yang bersabar. Ada perintah yang harus dikerjakan, ada larangan yang harus dijauhi, dan ada ujian yang
harus kita sabar menghadapinya.
Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam bersabda,
“Surga dikelilingi perkara-perkara yang dibenci dan neraka dikelilingi perkara-perkara yang
menyenangkan”. (HR Muslim)
Kesenangan dunia adalah kesenangan yang sedikit, sebentar, dan banyak kekurangan.
Sedangkan kesenangan akhirat adalah kesenangan yang sangat banyak, kekal selamanya, dan tanpa ada
kekurangan sedikit pun.
)١٧( ) َوٱأۡل َ ِخ َرةُ َخ ۡي ۬ ٌر َوأَ ۡبقَ ٰ ٓى١٦( بَ ۡل تُ ۡؤثِرُونَ ۡٱل َحيَ ٰوةَ ٱل ُّد ۡنيَا
“Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal.” (QS Al-
A’la: 16-17)
“Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan,
saling berbangga di antara kalian, saling memperbanyak harta, dan juga anak-anak.
Seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering, dan
kalian melihat warnanya menjadi kuning kemudian hancur.
Dan di akhirat ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia
tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al-Hadid: 20)
Untuk mendapatkan surga bukan berarti seseorang harus meninggalkan seluruh kesenangan dunia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan dunia dan kenikmatannya supaya kita manfaatkan dengan baik
untuk mencari ridho Allah dan surga-Nya.
Orang yang tercela adalah orang yang menjadikan kebahagiaan di dunia sebagai tujuan dan melupakan
kebahagiaan akhirat.
An-Naar secara bahasa adalah api. Secara syari’at, An-Naar adalah negeri di akhirat yang penuh dengan
adzab yang Allah sediakan bagi orang-orang kafir.
Adzab yang sangat pedih dan menghinakan. Bagaimanapun pedih manusia menyiksa manusia yang lain
di dunia, maka adzab Allah di neraka lebih pedih.
Allah berfirman,
“Maka pada hari itu tidak ada yang mengadzab seperti adzab Allah”. (QS Al-Fajr: 25)
Orang yang masuk ke dalam neraka akan lupa dengan segala kenikmatan dunia.
“Akan didatangkan seorang penghuni neraka yang paling banyak mendapat kenikmatan di dunia pada
hari kiamat. Kemudian dicelupkan sekali celupan di dalam neraka, kemudian ditanya,
‘Wahai anak Adam, pernahkah engkau melihat kebaikan? Apakah pernah engkau mendapatkan
kenikmatan?’
Dia menjawab, ‘Tidak demi Allah, wahai Rabb-ku’”. (Hadits riwayat Muslim)
Karena sangat pedihnya mereka ingin menebus adzab di neraka dengan orang-orang yang sangat
mereka cintai di dunia dan seluruh manusia.
“Orang kafir berangan-angan seandainya bisa menebus adzab saat itu dengan anak-anak laki-lakinya,
istrinya dan saudara laki-lakinya, dan keluarganya yang menaunginya, dan semua yang ada di
permukaan bumi kemudian tebusan itu bisa menyelamatkan dia.” (QS Al-Ma’arij: 11-14)
Di dunia, seseorang rela berkorban demi keselamatan orang-orang yang dia cintai. Namun di neraka
justru dia akan mengorbankan orang-orang yang dia cintai demi keselamatan dirinya.
Penjaga neraka adalah 19 malaikat yang keras dan kejam, yang mereka menyiksa sesuai dengan
perintah Allah (QS At-Tahrim: 6 dan Al-Muddatsir: 30).
Penduduk neraka sangat banyak jumlahnya. Setiap 1000 orang, 1 orang akan masuk surga, 999 akan
masuk ke dalam neraka.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari, Allah Subhānahu wa Ta’āla berkata kepada
Nabi Adam, “Keluarkanlah dari setiap 1000, 999 orang”.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits ini, “Bergembiralah kalian,
sesungguhnya dari kalian 1 orang dan dari Ya’juj dan Ma’juj 1000 orang”.
Orang-orang kafir yang jumlahnya sangat banyak tersebut, badannya akan dibuat besar, 1 gigi geraham
akan sebesar gunung Uhud dan jarak antara 2 ujung pundak salah seorang mereka, sejauh 3 hari
perjalanan bagi pengendara cepat.
“Antara 2 ujung pundak orang kafir di dalam neraka, perjalanan orang yang naik kendaraan dengan
cepat, selama 3 hari”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
Dan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya tebal kulit orang kafir 42 hasta
dan 1 gigi geraham dia seperti gunung Uhud. Dan sesungguhnya tempat duduk dia di jahannam seperti
antara Mekkah dan Madinah”. (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
Jumlah penghuni neraka yang sangat banyak dengan ukuran tubuh masing-masing yang sangat besar
menunjukkan tentang sangat besarnya neraka.
Meskipun demikian masih ada tempat yang tersisa di dalam neraka. Dan neraka masih terus bertanya
‘Apakah masih ada tambahan?’
“Senantiasa jahannam berkata ‘Apakah masih ada tambahan? Sampai Rabbul ‘Izzah (yaitu Allah)
meletakkan telapak kakinya di neraka kemudian barulah neraka berkata: ‘Cukup, cukup, demi
keperkasaan-Mu’. Maka neraka pun saling melipat sebagian ke sebagian yang lain’”. (Hadits riwayat
Bukhari)
Diantara yang menunjukkan besarnya neraka, suatu hari para sahabat Radhiyallāhu ‘anhum sedang
bersama Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam, tiba-tiba mereka mendengar suara sesuatu yang jatuh.
Maka nabi bertanya: “Tahukah kalian apa ini?”.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Ini adalah batu yang telah dilempar ke dalam neraka
semenjak 70 tahun yang lalu. Maka dia jatuh melesat ke dalam neraka sehingga sekarang sampai di
dasarnya”. (Hadits riwayat Muslim)
Dan diantara yang menunjukkan besarnya neraka, bahwa 4,9 milyar malaikat akan menyeret neraka
Jahannam pada hari kiamat. Sebagaimana telah berlalu haditsnya.
Neraka akan dinyalakan di hari kiamat dan apabila sudah menyala dia tidak akan padam.
“Setiap kali neraka akan padam, maka Kami akan menambah nyala apinya.” (QS Al-Isra’: 97)
“Akan keluar potongan dari neraka yang berbentuk leher pada hari kiamat. Dia memiliki dua mata yang
melihat, dua telinga yang mendengar, dan lisan yang berbicara.
Dia berkata,
‘Aku diberi tugas untuk mengadzab tiga golongan. Setiap orang yang sombong dan keras kepala
(maksudnya dalam menentang kebenaran). Orang yang berdoa kepada selain Allah bersama Allah. Dan
orang-orang yang menggambar (yaitu menggambar mahluk hidup yang bernyawa).’” (Hadits shahih
riwayat Tirmidzi).
Maksudnya, akan dimasuki penghuni neraka sesuai dengan amalannya. Pintu-pintu tersebut akan
dibuka langsung ketika penduduk neraka sampai di depan pintu neraka tanpa adanya syafa’at (Lihat QS
Az-Zumar: 71).
Di bulan Ramadhan, tujuh pintu ini akan ditutup (HR Bukhari dan Muslim).
Setelah masuk orang-orang kafir ke dalam neraka, maka pintu-pintu tersebut tidak akan dibuka untuk
mereka.
“Sesungguhnya orang-orang munafik berada di tingkat paling bawah dari neraka.” (QS An-Nisa: 145)
Dan orang yang paling ringan adzabnya adalah yang disebutkan oleh Rasulullah shāllallāhu ‘alayhi wa
sallam,
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan adzabnya adalah orang yang memakai dua sandal
dan dua tali sandal dari api. Akan mendidih otaknya dengan sebab keduanya. Seperti mendidihnya
periuk. Dia tidak melihat ada orang yang lebih keras adzabnya daripada dia. Padahal sesungguhnya
dialah orang yang paling ringan adzabnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Bahan bakar neraka adalah orang-orang kafir, batu, dan segala sesuatu yang disembah selain Allah dan
dia ridha.
Api neraka adalah api yang sangat panas. Dan telah berlalu bahwasanya api di dunia adalah satu dari
tujuh puluh bagian api neraka.
Tidak ada kesejukan sama sekali di dalam neraka. Benda-benda sekitar yang diharapkan memiliki
kesejukan, ternyata merupakan adzab tersendiri bagi penghuninya.
Angin yang sangat panas, air yang mendidih dan teduhan atau naungan dari asap yang hitam.
Allah berfirman,
۬ ۡ َال َمآ أ ۡ ََوأ
ِ ار ۬ ٍد َواَل ك
)٤٤( َر ٍيم ِ َ) اَّل ب٤٣( وم ٍ ۬ ) فِى َس ُم٤١( ص َح ٰـبُ ٱل ِّش َما ِل
ٍ ۬ ) َو ِظلٍّ ِّمن يَ ۡح ُم٤٢( وم َو َح ِم ۬ ٍيم ِ ص َح ٰـبُ ٱل ِّش َم
“Dan golongan kiri, betapa sengsaranya golongan kiri. Di dalam siksaan angin yang sangat panas, air
yang mendidih, dan teduhan asap yang hitam. Teduhan yang tidak dingin dan tidak menyenangkan
untuk dipandang.” (QS Al-Waqiah: 41-44)
“Pergilah kalian kepada teduhan yang memiliki tiga cabang. Yang tidak menaungi dan tidak melindungi
dari api neraka. Sungguh neraka akan melemparkan percikan api sebesar istana (maksudnya tinggi dan
besar). Percikan api tersebut seperti unta-unta hitam yang condong ke warna kuning.” (QS Al-Mursalat:
30-33)
Penghuni neraka adalah orang-orang kafir yang terdiri dari orang-orang musyrik, ahlul kitab yaitu Yahudi
dan Nashrani, dan orang-orang munafik.
Allah berfirman,
َار َجهَنَّ َم َخ ٰـلِ ِدينَ فِيہَ ۚآ ۡ ِ ُوا ِم ۡن أَ ۡه ِل ۡٱل ِكتَ ٰـ
ِ ب َوٱل ُم ۡش ِر ِكينَ فِى ن ْ إِ َّن ٱلَّ ِذينَ َكفَر
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahlul kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam neraka
jahannam, kekal di dalamnya.” (QS Al-Bayyinah: 6)
إِ َّن ٱهَّلل َ َجا ِم ُع ۡٱل ُمنَ ٰـفِقِينَ َو ۡٱل َك ٰـفِ ِرينَ فِى َجهَنَّ َم َج ِميعًا
“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
jahannam semuanya.” (QS An-Nisa: 140)
(وم * طَ َعا ُم اأْل َثِ ِيم * ك َْال ُمه ِْل يَ ْغلِي فِي ْالبُطُو ِن * َكغ َْل ِي ْال َح ِم ِيم
ِ ُّ)إِ َّن ش ََج َرتَ ال َّزق
“Sesungguhnya pohon zaqqum adalah makanan orang yang sangat berdosa. Dia seperti cairan logam
yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas.” (Ad-Dukhan: 43-46)
Dalam ayat yang lain Allah mengabarkan bahwasanya zaqqum adalah pohon yang keluar dari dasar
neraka. Mayangnya seperti kepala-kepala setan dan para penghuni neraka akan memakannya dan
memenuhi perutnya dengan buah tersebut (As-Shaffaat: 62-66).
Allah juga menyebutkan bahwasanya setelah penuh perut mereka dengan buah zaqqum, maka mereka
akan meminum dari air yang mendidih seperti unta yang sangat kehausan (Lihat Al-Waqi’ah: 51-55).
Di dalam surat Al-Kahfi: 29, disebutkan bahwasanya setiap kali mereka meminta air minum, maka
mereka akan diberi air minum seperti cairan logam yang mendidih yang akan menghanguskan wajah-
wajah mereka.
Dan ketika meminumnya, maka air panas tersebut akan memotong-motong usus mereka.
“Dan mereka akan diberi air minum yang sangat panas, maka air panas tersebut akan memotong-
motong usus-usus mereka.” (Muhammad: 15)
Dan diantara makanan penghuni neraka adalah ghislin,yaitu nanah penduduk neraka yang sangat busuk
baunya dan sangat tidak enak rasanya.
“Maka tidak ada baginya pada hari ini teman dekat di sini. Dan tidak ada makanan bagi mereka kecuali
dari ghislin. Tidak memakannya kecuali orang-orang yang Berdosa.” (Al-Haqqah: 35-37)
۬
ٍ َُّوا قُطِّ َع ۡت لَهُمۡ ثِيَابٌ ِّمن ن
ار ْ ڪفَر
َ َفَٱلَّ ِذين
“Maka orang-orang kafir akan dipotongkan bagi mereka pakaian-pakaian dari api.” (Al-Hajj :19)
َس َرابِيلُهُم ِّمن قَ ِط َرا ۬ ٍن َوت َۡغش َٰى ُوجُوهَهُ ُم ٱلنَّا ُر
“Pakaian mereka dari tembaga panas dan api akan menutupi wajah-wajah mereka.” (Ibrahim: 50)
Kulit penghuni neraka yang begitu tebal akan matang. Namun setiap matang Allah akan mengembalikan
seperti semula, supaya dia merasakan adzab kembali (Lihat An-Nisa: 56).
Isi perut mereka akan meleleh dan kulit mereka akan hancur setelah disiram dengan air panas. Dan
mereka akan dipukul dengan palu-palu dari besi setiap kali mereka berusaha untuk keluar dari siksa (Al-
Hajj: 19-22).
Leher mereka akan dibelenggu dan kaki mereka akan dirantai kemudian diseret di dalam air yang
mendidih dan dibakar dengan api (Lihat Ghafir: 71-72).
Demikianlah pedihnya adzab bagi penghuni neraka. Mereka berteriak meminta kepada Allah supaya
dikeluarkan dari neraka dan beramal shaleh.
“Dan mereka berteriak di dalam neraka, Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami maka kami akan beramal
shaleh, amalan yang lain dari apa yang sudah kami amalkan.” (Faathir: 37)
Namun permintaan mereka tidak berarti. Mereka juga meminta kepada para penjaga neraka supaya
mereka berdoa kepada Allah agar meringankan adzab bagi mereka, meskipun hanya satu hari, supaya
mereka bisa istirahat (Ghafir: 49).
Namun permintaan mereka tidak membawa hasil. Mereka juga berkata kepada Malaikat Malik, malaikat
penjaga neraka, supaya Allah mematikan mereka saja.
َض َعلَ ۡينَا َرب ُّۖكَ قَا َل إِنَّ ُكم َّم ٰـ ِكثُون ۡ ُ َِونَاد َۡو ْا يَ ٰـ َم ٰـل
ِ ك لِيَق
“Dan mereka memanggil, Wahai Malik hendaklah Rabb-mu mematikan kami. Malik berkata,
‘Sesungguhnya kalian akan terus tinggal di neraka.” (Az-Zukhruf: 77)
Mereka tidak akan keluar dari neraka, tidak akan diringankan adzabnya dan tidak akan dimatikan.
Balasan bagi orang-orang yang kafir kepada Allah Rabbul ‘Alamiin.
Akan terjadi percakapan antara penghuni surga, penghuni neraka, dan Ashabul A’raf. Mereka adalah
orang-orang yang berada di sebuah tempat yang tinggi antara surga dan neraka yang dinamakan dengan
Al A’raf.
Dan mereka adalah orang-orang yang timbangan kebaikan dan kejelekannya sama.
“Dan para penghuni surga memanggil para penghuni neraka dengan mengatakan,
‘Sesungguhnya kami telah memperoleh apa yang Rabb kami janjikan kepada kami dengan haq. Apakah
kalian telah memperoleh apa yang Rabb kalian janjikan kepada kalian dengan Haq?’
Kemudian seorang penyeru menyeru diantara kedua golongan itu seraya mengatakan,
‘Laknat Allah atas orang-orang yang zhalim, yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari
jalan Allah dan menginginkan agar jalan tersebut menjadi bengkok. Dan mereka mengingkari kehidupan
akhirat.’
Dan diantara keduanya yaitu antara penghuni surga dan penghuni neraka ada batas dan di atas Al A’raf
ada orang-orang yang mereka mengenal masing-masing dari dua golongan tersebut dengan tanda-tanda
mereka.
Maksudnya mengenal penghuni surga dan penghuni neraka dengan tanda-tanda mereka. Dan para
Ashabul A’raf menyeru penghuni surga, seraya mengatakan,
Mereka belum memasuki surga sedang mereka ingin segera memasukinya. Dan apabila pandangan
mereka dipalingkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata,
‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama-sama dengan orang-orang yang zhalim.’
Kemudian Ashabul A’raf memanggil beberapa pemuka orang kafir yang mereka kenal dengan tanda-
tanda mereka, seraya mengatakan,
‘Harta yang kalian kumpulkan dan apa yang kalian sombongkan, tidaklah bermanfa’at bagi kalian.
Apakah mereka ini (yaitu para penghuni surga) adalah orang-orang yang kalian telah bersumpah
bahwasanya mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?.’
Maka dikatakan kepada Ashabul A’raf, ‘Masuklah kalian ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas kalian
dan kalian tidak akan bersedih.’
Kemudian penghuni neraka menyeru penghuni surga, ‘Limpahkanlah kepada kami air atau makanan
yang telah Allah berikan kepada kalian.’
‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya atas orang-orang kafir, (yaitu) orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai permainan dan senda gurau.’
Dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari ini, kami melupakan mereka sebagaimana
mereka dahulu telah melupakan pertemuan mereka dengan hari ini. Dan dahulu mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS Al-A’Raf: 44-51)
“Akan didatangkan kematian atau Al Maut dalam bentuk domba jantan yang amlah, maksudnya yang
berwarna putih dan hitam. Dan warna putihnya lebih banyak.
Maka menyerulah penyeru, ‘Wahai para penghuni surga!’ Para penghuni surga pun menjulurkan leher-
leher mereka dan melihat.
Dan mereka semuanya sebelumnya sudah pernah melihat kematian. Kemudian penyeru berkata, ‘Wahai
penghuni neraka!’
Maka para penghuni neraka menjulurkan leher-leher mereka dan melihat, kemudian penyeru berkata,
‘Apakah kalian mengenal ini?’
Dan mereka semua sebelumnya sudah pernah melihat kematian tersebut. Maka disembelihlah
kematian. Berkatalah penyeru tersebut,
‘Wahai penghuni surga, kekekalan dan tidak ada kematian, dan wahai penghuni neraka, kekekalan dan
tidak ada kematian.’ (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)
Para penghuni surga akan bergembira karena mereka akan kekal di dalam kenikmatan dan tidak akan
meninggal dunia.
Adapun para penghuni neraka, maka mereka akan bersedih karena mereka akan kekal di dalam adzab
dan tidak akan meninggal dunia.
Ketika penghuni surga telah masuk ke dalam surga dan penghuni neraka telah masuk ke dalam neraka,
maka syaitan yang telah menyesatkan para penghuni neraka akan berlepas diri dari mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya,
‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku telah menjanjikan
kepada kalian, akan tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali aku tidak memiliki kekuasaan atas kalian,
melainkan sekedar aku mengajak kalian, lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian
mencelaku aku akan tetapi celalah diri kalian sendiri.
Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku mengingkari perbuatan kalian, ketika sebelumnya kalian mempersekutukan aku
dengan Allah.’
Sesungguhnya orang-orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.” (QS Ibrahim: 22)
Demikianlah akhir yang buruk bagi syaitan dan para pengikut mereka, mereka akan kekal di dalam
neraka selama-lamanya.
Dan demikianlah akhir yang baik bagi orang-orang yang bertakwa, mereka akan kekal selama-lamanya di
dalam surga.
Beriman kepada hari akhir memiliki manfaat yang banyak dan pengaruh yang baik bagi seorang muslim,
di antaranya:
1. Mengingatkan seorang muslim bahwa dunia hanyalah sebentar dan bahwasanya hari kiamat dan
hisab mereka sudah dekat.
“Telah dekat bagi manusia hisab mereka, sedang mereka dalam kelalaian berpaling.” (QS Al-Anbiya: 1)
2. Mengingatkan seorang muslim supaya tidak tertipu dengan kenikmatan dunia dan kenikmatan yang
Allah berikan kepada orang-orang kafir di dunia.
“Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kafir di negeri-negeri. Kesenangan
yang sedikit, kemudian tempat kembali mereka adalah Jahannam. Dan Jahannam adalah sejelek-jelek
alas.” (QS Ali Imran: 196-197)
3. Mengingatkan seorang muslim bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan di akhirat.
ُور ُ ار َوأُ ْد ِخ َل ْال َجنَّةَ فَقَ ْد فَازَ ۗ َو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا إِاَّل َمتَا
ِ ع ْال ُغر ِ َّفَ َم ْن ُزحْ ِز َح ع َِن الن
“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah
beruntung. Dan tidaklah kehidupan dunia, kecuali kesenangan yang menipu.” (QS Ali Imran: 185)
4. Mengingatkan seorang muslim bahwa kehinaan dan kerugian yang sebenarnya adalah apabila
seseorang masuk ke dalam neraka.
ار
ٍ صَ َربَّنَا إِنَّكَ َم ْن تُ ْد ِخ ِل النَّا َر فَقَ ْد أَ ْخ َز ْيتَهُ ۖ َو َما لِلظَّالِ ِمينَ ِم ْن أَ ْن
“Wahai Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh
Engkau telah menghinakannya dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zhalim.” (QS Ali Imran:
192)
6. Beriman kepada hari akhir mendidik seorang muslim supaya senantiasa ikhlas dalam beramal karena
dia menyadari bahwasanya amalan yang ikhlaslah yang akan bermanfaat di hari kiamat.
7. Mengingatkan seorang muslim tentang pentingnya bersegera dalam bertaubat dan beristighfar dari
dosa. Karena dosa adalah sebab semua bencana di akhirat.
8. Beriman kepada hari akhir mengingatkan seorang muslim untuk senantiasa bersabar di atas ketaatan
kepada Allah dan bersabar dalam menjauhi kemaksiatan. Dan semua itu jauh lebih ringan daripada
adzab di akhirat.
9. Mengingatkan seorang muslim akan besarnya nikmat Islam dan Iman yang Allah berikan kepadanya.
Karena dengan sebab itulah Allah Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan kebahagiaan kepadanya di
dunia dan di akhirat.
10. Mengingatkan seorang muslim akan bahayanya kekafiran, kesyirikan, dan kemunafikan. Di mana
ketiganya adalah penyebab kekekalan di dalam neraka.
11. Beriman kepada hari akhir akan mendorong seorang muslim untuk semangat berdakwah di jalan
Allah, mengajak saudara se-Islam untuk berpegang teguh dengan agamanya dan mengajak orang kafir
untuk masuk Islam supaya terhindar dari adzab yang kekal.
12. Beriman kepada hari akhir mengingatkan kita tentang pentingnya berdoa kepada Allah meminta
kebahagiaan akhirat.
َ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ
ِ َّاب الن
ار
“Wahai Rabb kami, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari
adzab neraka.” (QS Al-Baqarah: 201)
َّب إِلَ ْيهَا ِم ْن قَوْ ٍل أَوْ َع َم ٍل ِ ََّّب إِلَ ْيهَا ِم ْن قَوْ ٍل أَوْ َع َم ٍل َوأَعُو ُذ ِبكَ ِم ْن الن
َ ار َو َما قَر َ اللَّهُ َّم إِنِّي أَسْأَلُكَ ْال َجنَّةَ َو َما قَر
“Ya Allah aku meminta kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepada surga baik ucapan ataupun
perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepada neraka baik
ucapan ataupun perbuatan.” (Hadist Shahih Riwayat Ibnu Majah)
Akhirnya kita berdo’a kepada Allah, Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menetapkan hati kita di atas
agamanya, mengumpulkan kita semua di dalam surga dan menjaga kita semua dari api neraka.