Anda di halaman 1dari 64

Halaqah yang ke-51 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang

“Mizan dan Penimbangan Amal (Bagian 2)”.


Amalan yang paling berat di dalam timbangan pada hari kiamat adalah dua kalimat syahadah.
Dari ‘Abdullah Ibnu ‘Amr Ibnul ‘Ash Radhiyallāhu ‘anhumā, beliau berkata: Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan memilih seseorang dari umatku di hadapan makhluk-makhluk yang
lain pada hari kiamat, maka dibukalah di hadapannya 99 sijjil.”
Makna “sijjil” adalah kitab besar dan maksud Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah kitab
yang berisi dosa-dosa hamba tersebut.
Kemudian Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
“Setiap sijjil besarnya sejauh mata memandang.”
Kemudian Allah bertanya kepada hamba tersebut:
“Apakah ada di antara isi kitab tersebut yang engkau ingkari? Apakah para malaikat penulis telah
menzhalimimu?”
Hamba tersebut menjawab: “Tidak, wahai Rabb-ku.”
Allah bertanya:“Apakah kamu memiliki alasan?”
Dia kembali menjawab: “Tidak, wahai Rabb-ku.”
Maka Allah pun berkata: “Sesungguhnya engkau memiliki hasanah di sisi Kami dan sesungguhnya
engkau tidak akan dizhalimi pada hari ini.”
Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan “asyhadualaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna
Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh”.
Allah pun berkata: “Lihatlah timbanganmu.”
Hamba tersebut mengatakan: “Wahai Rabb-ku, apa arti sebuah kartu ini dibandingkan dengan sijjil
yang begitu banyak?”
Maka Allah berkata:“Sesungguhnya engkau tidak akan dizhalimi.”
Diletakkanlah sijjil yang banyak tersebut di satu piringan timbangan dan diletakkan kartu di satu
piringan
timbangan yang lain. Maka ringanlah sijjil yang banyak dan beratlah kartu tersebut.
Kemudian Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan: “Tidak ada sesuatu yang
mengalahkan beratnya nama Allah”. (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)

◆ Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlak yang
baik. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya: “Tidak ada sesuatu yang
lebih berat di dalam timbangan dari pada akhlak yang baik.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud
dan Tirmidzi)
Di antara akhlak yang baik adalah:
1. Menyambung orang yang memutus kita.
2. Memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita.
3. Memaafkan orang yang menzhalimi kita.

◆ Di antara amalan yang berat adalah ucapan “Subhānallāhi wa bihamdih, subhānallāhil ‘azhīm”.
⇒ Sebagaimana di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

◆ Di antara amalan yang memenuhi timbangan adalah ucapan “Alhamdulillāh”. ⇒ Sebagaimana


di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Oleh karena itu, hendaknya seorang Muslim senantiasa:
1. Memperbaiki dua kalimat syahadat yang dia ucapkan.
2. Berusaha untuk memahami maknanya dan mengamalkan isinya.
3. Istiqamah di atas keduanya sampai meninggal dunia. Di samping itu hendaknya dia,
4. Memperbaiki ibadahnya kepada Allah dan akhlaknya kepada manusia.
⇒ Melakukan itu semua karena Allah dan untuk memperberat timbangannya di hari
kiamat.

 Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada
kejelekannya.
 Dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan kebaikannya dari pada
kejelekannya.
⇒ Sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Surat Al Qari’ah.

◆ Orang kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka karena amalan
mereka batal dengan kesyirikan dan kekufuran. (Lihat Surat Al Kahfi: 103-106)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya: “Sesungguhnya akan datang
seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat akan tetapi beratnya di sisi Allah tidak lebih
dari berat satu sayap dari seekor nyamuk.” (HR Bukhari dan Muslim)
⇒ Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwasanya ada tiga perkara yang akan ditimbang pada hari
kiamat.
1. Amalan
2. Orang yang mengamalkan
3. Kitab catatan amalan
Halaqah yang ke-52 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang ”
Telaga Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam”.
Di antara beriman kepada Hari Akhir adalah beriman tentang adanya telaga Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam pada Hari Kiamat.
Hadits-hadits yang datang di dalam masalah ini mencapai derajat mutawatir, diantaranya adalah
sabda beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
ََّ ‫ن أَ ْر ُجو َو ِإنِي َو ِاردََّة ً أ َ ْكثَ َُّر أَيُّ ُه َّْم َيت َ َباه َْو‬
َِّ ‫ن َو ِإن ُه َّْم َح ْوضًا نَ ِبيَّ ِل ُك‬
َّ‫ل ِإن‬ َّْ َ ‫ون أ‬
ََّ ‫َو ِاردََّة ً أ َ ْكث َ َر ُه َّْم أ َ ُك‬
“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga. Dan sesungguhnya mereka akan saling berbangga
siapa diantara mereka yang telaganya paling banyak didatangi. Dan aku berharap akulah yang
telaganya akan paling banyak didatangi.” (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:

ِ ‫ِيرَّة ُ َح ْو‬
‫ضي‬ َ ‫ش ْهرَّ َمس‬ َُّ َ‫ن أ َ ْبي‬
َ ُ‫ض َماؤُ َّه‬ َّْ ‫ن ِم‬
َِّ َ‫ب َو ِري ُح َّهُ اللب‬ ْ َ‫ن أ‬
َُّ َ‫طي‬ َِّ ‫وم َو ِكيزَ انُ َّهُ ْال َِّمس‬
َّْ ‫ْك ِم‬ َِّ ‫اء َكنُ ُج‬ َّْ ‫ب َم‬
َِّ ‫ن الس َم‬ َّ َ َ‫ظ َمَّأ ُ ف‬
ََّ ‫ل ِم ْن َها ش َِر‬ ْ َ‫أَبَدًا ي‬

“Telagaku sepanjang satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu dan baunya lebih
wangi daripada minyak kasturi dan qizannya (yaitu sejenis teko) sebanyak bintang di langit.
Barangsiapa yang meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya.” (HR Bukhari
dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka setelah itu karena
dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan diadzab dengan rasa haus.
Umat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan mendatangi telaga beliau dan meminum darinya.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan yang artinya: “Dan aku akan menolak manusia
dari telagaku sebagaimana seseorang menolak onta orang lain dari telaganya.”
Maka para sahabat bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah, apakah engkau mengenal kami
pada hari tersebut ?” Beliau menjawab: “Ya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki umat-umat
yang lain. Kalian akan mendatangi telagaku dalam keadaan putih wajah, tangan, dan kaki kalian
dari bekas berwudhu.” (HR Muslim)
Orang yang beriman ketika Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam masih hidup kemudian dia
murtad sepeninggal beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka akan dijauhkan dari telaga beliau
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Di dalam sebuah hadits, beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan yang artinya: “Aku akan
mendahului kalian di atas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang di antara kalian kemudian
tiba-tiba dijauhkan dariku. Aku pun bertanya: ‘Wahai Robbku, bukankah mereka adalah para
sahabatku?’ Maka dikatakan kepada beliau, ‘Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang
mereka lakukan setelah dirimu’.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abdullah Bin Mas’ud
radhiyallāhu ‘anhu)
Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada beliau: “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa
yang mereka rubah setelahmu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid’ah di dalam agama termasuk merubah
yang dimaksud dalam hadits ini. Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari telaga Nabi
Shallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Namun bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka, dia kekal di dalamnya. Karena yang
kekal di dalam neraka hanyalah orang-orang kafir.
Dua hadits terakhir menunjukkan bahwasanya setelah meninggal dunia, Beliau shallallāhu ‘alayhi
wa sallam tidak mengetahui apa yang dilakukan umatnya.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa meminum
dari telaga Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pada hari di mana kita sangat
membutuhkannya.
Halaqah yang ke-53 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Beberapa Kejadian di Padang Mahsyar (Bagian 1)”.
Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara para pembesar orang-orang kafir
dan para pengikutnya.
Allah menyebutkan di dalam Surat Sabaa: 31-33 bahwasanya orang-orang kafir akan dihadapkan
kepada Allah.
Berkatalah orang-orang yang dianggap lemah kepada pembesar-pembesar mereka: “Kalau bukan
karena kalian tentulah kami dahulu menjadi orang-orang yang beriman.”
Pembesar-pembesar tersebut membantah dan mengatakan: “Apakah kami yang telah menghalangi
kalian dari petunjuk, sesudah petunjuk itu datang kepada kalian? Tidak! Sebenarnya kalian
sendirilah orang-orang yang berdosa.”
⇒ Maksudnya: kalian sendirilah yang menginginkan kesesatan dan kami hanya mengajak.
Orang-orang yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan: “Tidak! Sebenarnya tipu
daya kalian malam dan siang itulah yang menghalangi kami, ketika kalian menyuruh kami untuk
kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.”
Akhirnya semuanya menyesal tatkala melihat adzab. Demikianlah keadaan para pembesar dan
tokoh masyarakat yang mengajak kepada kesyirikan dan menghalangi manusia dari tauhid.
Mereka berlepas diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka sedikit pun.
Para pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh tersebut dan para pembesar juga celaka.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka. Jadilah seorang
tokoh masyarakat yang mengajak kepada tauhid.
Dan apabila dia adalah orang yang lemah maka janganlah dia mengikuti kemauan para pembesar
ataupun orang banyak, apabila dia menghalangi manusia dari tauhid dan mengajak kepada
kesyirikan.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka.
Menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita. Dan menghilangkan
kesombongan dari dalam diri kita. Dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allah Subhānahu
wa Ta’āla.
Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada orang-orang
musyrikin tentang sesembahan selain Allah yang mereka sembah di dunia, di manakah mereka
pada hari tersebut.
Dan Allah akan bertanya kepada mereka tentang bagaimana sikap mereka terhadap ajakan para
Rasul ‘Alaihimussalam.
Di dalam Surat Al-Qashash ayat 62-66, Allah akan memanggil orang-orang musyrikin dan
menghina mereka dengan bertanya: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian sangka
mereka adalah sekutu-sekutu-Ku?”
Kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla akan berkata kepada orang-orang musyrikin: “Berdoalah
kalian kepada sekutu-sekutu kalian!” Maka merekapun berdoa kepada sesembahan-sesembahan
mereka di dunia, meminta pertolongan kepada mereka dalam keadaan genting tersebut
sebagaimana mereka dahulu meminta di dunia. Maka sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa
berbuat apapun dan tidak menjawab seruan mereka. Barulah mereka mengetahui bahwasanya
sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa menolong mereka sedikit pun.
Allah juga akan bertanya kepada mereka: “Apakah jawaban kalian terhadap ajakan para Rasul?
Yaitu apakah kalian membenarkan mereka dan mengikuti ajakan mereka untuk bertauhid?”
 Demikianlah keadaan orang-orang musyrikin, sesembahan-sesembahan mereka di dunia;
Tidak bisa mengabulkan do’a mereka ketika sangat dibutuhkan.
 Tidak bisa menolong mereka di hadapan Allah, bahkan mereka berlepas diri.
Allah berfirman:
َّ‫ل َو َم ْن‬ َ َ‫ن أ‬
َُّّ ‫ض‬ َّْ ‫ن َيدْعُو ِمم‬
َّْ ‫ُون ِم‬
َِّ ‫ّللاِ د‬
َّ ‫ن‬ َّْ ‫ل َم‬ َُّ ‫ن َو ُه َّْم ْال ِق َيا َم َِّة َي ْو َِّم ِإلَىَّ لََّ َّهُ َي ْست َِج‬
َّ َ ‫يب‬ ََّ ُ‫غَا ِفل‬
َّْ ‫ون د ُ َعا ِئ ِه َّْم َع‬
‫ِر َو ِإذَا‬ َُّ ‫ين ِب ِعبَادَ ِت ِه َّْم َوكَانُوا أَ ْعدَا ًَّء لَ ُه َّْم كَانُوا الن‬
ََّ ‫اس ُحش‬ ََّ ‫كَافِ ِر‬
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang berdo’a kepada selain Allah yang tidak
bisa mengabulkan sampai hari kiamat? Dan mereka lalai dari doa orang yang berdo’a kepada
mereka.
Dan apabila manusia dikumpulkan, mereka akan menjadi musuh bagi orang-orang yang
menyembah mereka. Dan mereka akan mengingkari ibadah yang dilakukan orang-orang musyrikin
terhadap mereka.” (QS Al Ahqaaf: 5-6)
Adapun orang yang bertauhid, maka Allah akan menolong mereka di dunia maupun di akhirat.
Halaqah yang ke-54 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar (Bagian 2)”.
Di antara kejadian di Padang Mashyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada para Malaikat dan
Nabi Isa ‘alayhissalām.
Allah menyebutkan di dalam Surat Sabaa 40-42 bahwasanya di Padang Mahsyar, Allah akan
bertanya kepada para Malaikat yang disembah oleh sebagian manusia sebagai penghinaan terhadap
orang-orang musyrikin yang dahulu menyembah mereka: “Apakah mereka ini dahulu menyembah
kalian?”.
Para malaikat menjawab: “Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami bukan mereka. Akan
tetapi sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin
tersebut.”
⇒ Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah baik orang
yang shalih, benda mati dan yang lain-lain maka pada hakekatnya mereka menyembah jin karena
yang menyuruh mereka untuk menyekutukan Allah adalah jin.
Apabila mereka menaati berarti mereka telah menyembah jin tersebut. Para malaikat pun tidak
berkuasa untuk memberikan manfaat dan tidak pula mudharat kepada orang-orang yang telah
menyembah mereka. Para penyembah malaikat itu pun akan diadzab oleh Allah Subhānahu wa
Ta’āla.
Di dalam Surat Al Maidah 116-117 Allah menyebutkan bahwasanya Allah akan bertanya kepada
Nabi Isa ‘alayhissalām, sebagai penghinaan dari Allah Subhānahu wa Ta’āla terhadap orang-orang
Nashrani, yang menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai Tuhan.
“Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia:
‘Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allah?’ Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah
patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku untuk mengatakannya. Jika aku pernah
mengatakannya maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada
diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang
Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu: ‘Sembahlah Allah Rabb-ku dan Rabb
kalian.’ Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama mereka. Maka setelah
Engkau wafatkan aku, Engkau lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau Maha Menyaksikan
segala sesuatu.”
Demikianlah keadaan para malaikat dan Nabi Isa ‘alayhissalām.
 Mereka adalah makhluk yang taat beribadah kepada Allah.
 Senang apabila manusia hanya menyembah kepada Allah
 Dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka.
Demikian pula orang-orang yang shalih dan wali-wali Allah, manusialah yang terlalu berlebih
lebihan terhadap mereka;
 Membuat patung mereka.
 Memajang gambar mereka.
 Membangun dan menghias kuburan mereka.
 Meyakini bahwasanya mereka mengetahui yang ghaib.
 Berdo’a kepada mereka.
 Bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka.
 Beri’tikaf di kuburan mereka.
 Menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.
 Membangun masjid di atas kuburan mereka atau memasukkan kuburan mereka di dalam
masjid.
 Bertawassul dengan do’a mereka setelah mereka meninggal dunia atau menganggap orang
orang shalih tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah. Ini semua termasuk
berlebihan.
Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan:
1. Kaum Nabi Nuh ‘alayhissalām yang berlebihan terhadap 5 orang shalih yang disebutkan
di dalam surat Nuh ayat yang ke-23. Atau seperti keadaan,
2. Sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan, Husain,
dan sebagian keturunan Beliau radhiyallāhu ‘anhum kemudian berlebih-lebihan terhadap
mereka.
Halaqah yang ke-55 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang
“Dikumpulkannya Orang-orang Kafir ke Dalam Neraka”.
Setelah hisab di Padang Mahsyar selesai, maka mulailah dipisah antara penduduk Surga dan
penduduk Neraka secara bertahap.
■ HADITS 1
Al Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam kedua Shahihnya: Dari Abu Said Al Khudriy
Radhiyallāhu ‘anhu dari Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
“Bahwasanya kelak di hari kiamat akan ada yang memanggil dan memerintahkan setiap umat
untuk mengikuti Tuhan yang dia sembah di dunia. Maka tidaklah ada manusia yang menyembah
selain Allah (seperti patung dan batu), kecuali dia akan berjatuhan ke dalam neraka. Sehingga tidak
tersisa kecuali orang-orang yang beriman, baik yang shalih maupun yang fasik, dan sebagian kecil
atau sisa Ahlul Kitab yaitu orang Yahudi dan Nashrani.
Dikatakan kepada orang Yahudi: ‘Apakah yang kalian sembah?’ Mereka berkata: ‘Kami dahulu
menyembah ‘Uzair, anak Allah.’ Dikatakan kepada mereka: ‘Kalian telah berdusta. Allah tidak
memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang kalian inginkan?’ Mereka berkata: ‘Kami haus, maka
berilah kami air minum.’
⇒ Karena saat itu Allah memperlihatkan kepada mereka Jahannam yang dari jauh seperti air.
Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air tersebut dan dikatakan kepada mereka:
‘Apakah kalian tidak mau mendatanginya?’ Maka mereka pun dikumpulkan ke Jahannam dan
berjatuhan di dalamnya.
Kemudian dikatakan kepada orang-orang Nasrani: ‘Apakah yang kalian sembah?’ Mereka berkata:
‘Kami dahulu menyembah Isa anak Allah.’ Dikatakan kepada mereka: ‘Kalian telah berdusta,
Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang kalian inginkan?’ Mereka berkata: ‘Kami
haus, maka berilah kami air minum.’ Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air
dan dikatakan kepada mereka: ‘Apakah kalian tidak mendatanginya?’ Akhirnya mereka pun juga
dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya.”

■ HADITS 2
Dan di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu yang juga dikeluarkan oleh Al Bukhari dan
Muslim disebutkan:
“Bahwasanya Allah akan berkata kepada manusia: ‘Barangsiapa yang menyembah sesuatu maka
hendaklah mengikutinya.’ Maka penyembah matahari akan mengikuti matahari, penyembah bulan
akan mengikuti bulan, penyembah thaghut akan mengikuti thaghut.
⇒ Dan thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah. Kemudian tersisalah umat Islam
dan bersama mereka orang-orang munafik.”
■ HADITS 3
Di dalam hadits Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu disebutkan bahwasanya:
“Orang-orang yang dahulu menyembah Nabi Isa ‘alayhissalām maka akan mengikuti syaithan
Nabi Isa yang diserupakan dengan beliau. Dan yang dahulu menyembah ‘Uzair, maka akan
mengikuti syaithan ‘Uzair yang diserupakan dengan beliau.” (Hadits Shahih riwayat Ath Thabrani
di dalam Al Mu’jamul Kabir).
Demikianlah keadaan orang-orang yang menyembah kepada selain Allah, baik orang-orang
musyrikin maupun Ahlul Kitab, orang Yahudi dan Nasrani. Mereka akan dipisahkan dari:
1. Orang-orang yang menyembah Allah saja, yang mencakup orang-orang yang benar-benar
menyembah Allah.⇒ Merekalah orang-orang yang beriman.
2. Maupun orang-orang yang pura-pura menyembah Allah. ⇒ Dan merekalah orang-orang
munafik.
Halaqah yang ke-56 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Keadaan Orang-orang Kafir Ketika Digiring Dan Dikumpulkan ke Dalam
Neraka”.
■ Pertama| Mereka akan digiring dengan kasar.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ََّ ‫َار ِإلَىَّ يُدَع‬
َّ‫ُّون َي ۡو َم‬ َُّ ‫ُون ِب َہا ُكنتُم ٱل ِتى ٱلن‬
َِّ ‫( دَعًّا َج َهن ََّم ن‬١٣) ‫ار هَـ ِذ َِّه‬ ََّ ‫( تُك َِذب‬١٤)
“Pada hari mereka akan didorong ke neraka Jahannam dengan keras. Dikatakan kepada mereka:
‘Inilah neraka yang dahulu kalian dustakan’.”
(QS Ath Thuur: 13-14)
■ Ke Dua | Mereka akan digiring secara berkelompok dan akan disambut oleh para malaikat
penjaga neraka di ambang pintu neraka dengan penuh penghinaan.
Allah Subhānahu wa Ta’ālā berfirman yang artinya:
“Orang-orang kafir akan digiring ke neraka Jahannam secara berkelompok-berkelompok, sehingga
apabila mereka telah sampai di ambang neraka, dibukalah pintu-pintunya. Dan berkatalah penjaga-
penjaga neraka kepada mereka: ‘Bukankah telah datang kepada kalian Rasul-Rasul yang berasal
dari kalian yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Rabb kalian dan mengingatkan kalian
pertemuan dengan hari ini?’ Mereka menjawab: ‘Benar telah datang.’ Namun telah tetap adzab
bagi orang-orang kafir. Dikatakan kepada mereka: ‘Masuklah kalian melewati pintu-pintu neraka
jahanam tersebut, sedangkan kalian kekal di dalamnya.’ Maka neraka Jahannam itulah seburuk-
buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS Az Zumar: 71-72)
■ Ke Tiga | Mereka akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajah-wajah
mereka.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َّ‫ِين‬
َ ‫ون ٱلذ‬ ََّ ‫ل مكَانًا شَرَّ أ ُ ْولَـٰٓ ِٕٮ‬
ََّ ‫ك َج َهن ََّم ِإلَىَّ ُو ُجو ِه ِه َّۡم َعلَىَّ ي ُۡحش َُر‬ َ َ ‫لً َوأ‬
َُّّ ‫ض‬ َّ ‫س ِبي‬
َ
“Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka Jahannam dengan berjalan di atas wajah-wajah
mereka. Mereka itulah orang-orang yang paling jelek kedudukan mereka dan paling sesat jalan
mereka.” (QS Al Furqan: 34)
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam: “Wahai Nabi Allah,
bagaimana orang kafir dikumpulkan di atas wajahnya pada hari kiamat?” Beliau Shallallāhu
‘alayhi wa sallam menjawab: “Bukankah yang telah menjadikan dia berjalan di atas kedua kakinya
di dunia mampu untuk menjadikan dia berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat?”(HR Bukhari
dan Muslim)
■ Ke Empat | Mereka akan dikumpulkan dalam keadaan buta, bisu dan tuli.
Allah Subhānahu wa Ta’ālā berfirman:
ُ ‫ص ًّماَّ َوب ُۡك ًما عُمۡ يًا ُو ُجو ِه ِه َّۡم َعلَىَّ ۡٱل ِقيَـ َم َِّة يَ ۡو ََّم َون َۡح‬
َّ‫ش ُره ُۡم‬ ُ ‫َو‬
“Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat di atas wajah-wajah mereka dalam
keadaan buta, bisu dan tuli.”(QS Al Isra: 97)
⇒ Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya mereka buta, bisu dan tuli tidak dalam
semua keadaan.
■ Ke Lima | Mereka akan dikumpulkan bersama teman-teman mereka dan sesembahan
sesembahan mereka dan akan saling menyalahkan di antara mereka sebelum akhirnya
mereka masuk ke dalam neraka.
⇒ Lihat surat Ash Shaffat ayat 22-32.
■ Ke Enam | Sebelum mereka sampai ke neraka mereka akan mendengar suara neraka.
Allah Subhānahu wa Ta’ālā berfirman :
‫َان ِمن َرأَ ۡت ُهم ِإذَا‬
َِّ ‫س ِمعُوَّاْ بَ ِعيدَّ مك‬ ً ُّ‫يرا تَغَي‬
َ ‫ظا لَ َها‬ ً ِ‫َوزَ ف‬
“Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suara neraka yang
bergemuruh karena marah.” (QS Al Furqan: 12)
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjauhkan kita dan keluarga kita dari neraka Jahannam dan
memasukkan kita ke dalam surga-Nya.
Halaqah yang ke-57 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang
“Tinggalnya Orang-Orang Beriman dan Orang-Orang Munafik”.
Di dalam hadits Abu Said Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim
disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke
neraka, maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah, yang shalih maupun yang
fajir.
Dikatakan kepada mereka, “Apa yang menghalangi kalian untuk pergi, sedangkan manusia sudah
pergi?
Dalam riwayat Muslim,
“Apa yang kalian tunggu? Mereka berkata, “Kami berbeda dengan mereka di dunia. Padahal kami
dahulu butuh dengan mereka”.
• Maksudnya mereka dahulu bertauhid tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang
kafir.
Meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir tersebut dalam beberapa hal.
Mereka berkata, “Sungguh kami telah mendengar penyeru, menyeru supaya setiap kaum
mengikuti apa yang dia sembah. Dan kami sekarang sedang menunggu Rabb kami”.
Maka datanglah Allah Subhānahu wa Ta’āla di dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang
mereka lihat pertama kali.
• Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman akan melihat Allah di Padang Mahsyar.
Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka Allah berkata, “Aku adalah
Rabb kalian”. Mereka berkata, “Kami berlindung kepada Allah darimu. Kami tidak menyekutukan
Allah sedikit pun”. Mereka mengatakan perkataan ini dua atau tiga kali.
• Maksudnya Allah akan menguji mereka dengan memperlihatkan diri-Nya kepada mereka dalam
bentuk yang lain. Ketika mereka melihat Allah dalam bentuk yang lain, maka mereka berlindung
kepada Allah, supaya tidak terfitnah di dalam ujian ini.
Dan ucapan mereka, “Kami tidak menyekutukan Allah sedikit pun” menunjukkan tentang
keutamaan tauhid.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka tidak berbicara kepada Allah saat itu kecuali
para Nabi.” Maka Allah berkata, “Apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian mengetahui
bahwa Dia adalah Rabb kalian?”. Mereka berkata, “Betis” Maka disingkaplah betis Allah
Subhānahu wa Ta’āla.
Para ulama mengatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadits yang berisi sifat Allah. Kewajibah
kita beriman bahwasanya Allah memiliki betis sesuai dengan keagungan-Nya. Tidak boleh kita
ingkari, tidak boleh kita serupakan dengan makhluk, tidak boleh kita takwil, dan tidak boleh kita
bertanya tentang bagaimananya.
Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka sujudlah setiap mukmin”.
Dan dalam riwayat Muslim disebutkan, “Tidak tersisa orang yang dahulu sujud untuk Allah, ikhlas
dari dirinya kecuali Allah akan mengijinkan dia bersujud. Kemudian tidaklah tersisa orang yang
dahulu sujud karena hanya ingin melindungi diri dan riya’ kecuali Allah akan menjadikan
punggungnya menjadi rata.” Setiap akan sujud dia jatuh tersungkur di atas tengkuknya.
• Maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa ruas tulang
yang memudahkan dia untuk membungkuk, menjadi hanya memiliki satu ruas tulang yang rata.
Demikianlah keadaan orang-orang yang dahulu menipu Allah dan orang-orang yang beriman di
dunia. Maka Allah menipu mereka. Mereka mengira bahwasanya mereka akan selamat dengan
tinggalnya mereka saat itu bersama orang-orang yang beriman. Namun ternyata perkiraan mereka
adalah perkiraan yang salah.
Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Kemudian orang-orang yang beriman mengangkat kepala mereka dan Allah Subhānahu wa
Ta’āla telah kembali kepada bentuk-Nya yang semula. Kemudian Allah berkata, “Aku adalah
Rabb kalian”. Mereka pun berkata, “Engkau adalah Rabb kami”.
Halaqah yang ke-58 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Perpisahan Orang-Orang yang Beriman dengan Orang-Orang Munafik”.
Setelah bangkit dari sujud, maka orang-orang yang beriman akan mengikuti Allah Subhānahu wa
Ta’ālā dan akan dibentangkan Ash Shirath (jembatan) di atas neraka. Sebagaimana di dalam hadits
Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Keadaan saat itu gelap gulita. Seorang Yahudi pernah bertanya kepada Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam: “Di manakah manusia pada hari di mana bumi dan langit
diganti?” Beliau Shalallahu ‘alayhi wassallam mengatakan: “Di tempat yang gelap
sebelum jembatan.” (Hadits shahih riwayat Muslim)
Kemudian, orang-orang yang beriman akan diberikan cahaya. Di dalam hadits yang shahih
yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani di dalam Al Mu’jamul Kabir dari Abdullah Ibnu
Mas’ud radhiyallāhu ‘anhu bahwasanya Rasulullah h shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bersabda: “Maka Allah memberikan kepada mereka cahaya sesuai dengan amalan mereka.

 Ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar gunung yang besar yang berjalan di
depannya, dan ada yang diberi lebih kecil dari itu.
 Dan ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya, dan
ada yang diberi lebih kecil dari itu.
 Sehingga ada orang yang diberi cahaya di jempol kakinya, kadang menyala dan kadang padam.
Apabila menyala maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan. Dan apabila padam dia
berdiri.”
⇒ Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang Muslim.
Semakin banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia maka akan semakin banyak cahaya yang
akan dia dapatkan di hari kiamat.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwasanya:

◆ Orang-orang munafik juga akan diberi cahaya dan akan mengikuti Allah, namun cahaya mereka
padam sebelum sampai jembatan.
Allah Subhānahu wa Ta’ālā menceritakan di dalam surat Al Hadid 12-15, yang artinya:
“Pada hari ketika kamu melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan wanita, cahaya mereka
bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. Dikatakan kepada mereka: ‘Pada hari ini ada
berita gembira untuk kalian yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kalian
akan kekal di dalamnya, itulah keberuntungan yang besar.’ Pada hari ketika orang-orang munafik
laki-laki dan wanita berkata kepada orang-orang yang beriman: ‘Tunggulah kami supaya kami
dapat mengambil sebagian dari cahaya kalian.’ Dikatakan kepada orang-orang munafik:
‘Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya untuk kalian.’ Lalu dibuatlah diantara
orang-orang yang beriman dengan orang-orang munafik sebuah dinding yang memiliki pintu, di
sebelah dalamnya (yaitu sisi orang-orang yang beriman) ada rahmat dan di sebelah luarnya (yaitu
sisi orang-orang munafik) ada siksa. Orang-orang munafik memanggil orang-orang yang beriman
seraya berkata: ‘Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian di dunia?’
⇒ Maksudnya: bersama orang-orang yang beriman secara zhahir. Orang-orang yang beriman
menjawab: ‘Benar, akan tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri (yaitu dengan kenifakan
kalian) dan kalian dahulu menunggu-nunggu kehancuran kami dan kalian ragu-ragu serta ditipu
oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah Subhānahu wa Ta’ālā dan penipu
(yaitu syaithan) telah datang memperdaya kalian tentang Allah.
Maka pada hari ini tidak akan diterima tebusan dari kalian maupun dari orang-orang kafir. Tempat
kalian adalah neraka, itulah tempat berlindung kalian dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
” Demikianlah orang-orang munafik kembali tertipu; mereka mendapat cahaya di awal dan
menyangka bahwasanya mereka akan selamat bersama orang-orang yang beriman namun ternyata
persangkaan mereka salah.

◆ Orang-orang yang beriman ketika melihat cahaya orang-orang munafik padam, mereka berdo’a
kepada Allah:
ٰٓ ‫ورنَا لَنَا أَ ۡت ِم َّۡم َربنََّا‬ ۡ ‫ك لَنََّا ٰٓ َو‬
َ ُ‫ٱغ ِفرَّۡ ن‬ ََّ ‫ُل َعلَىَّ إِن‬
َِّ ‫قَدِيرَّ ش َۡىءَّ ڪ‬
“Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu.” (QS At Tahrim: 8)
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan juga Tirmidzi, Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya:
“Orang yang berjalan ke masjid di dalam kegelapan malam (yaitu untuk melakukan shalat
berjama’ah) maka dia akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.”

◆ Di antara usaha seorang Muslim untuk menghilangkan kenifakan adalah menjaga shalat lima
waktu secara berjamaah.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah mendapatkan takbiratul
‘ula (yaitu takbiratul ihram) maka dia akan terlepas dari dua perkara; terlepas dari neraka dan
terlepas dari kenifakan.” (Hadits hasan riwayat Tirmidzi).
Halaqah yang ke-59 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang
“Ash Shirath”
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Ash Shirath yaitu jembatan
yang dipasang di atas neraka Jahannam untuk lewat orang-orang yang beriman menuju surga.
Setelah berpisah dengan orang-orang munafik maka tinggallah orang-orang yang beriman dengan
berbagai tingkatan keimanan mereka. Mulai dari para Nabi ‘alayhimussalām sampai para pelaku
dosa besar. Mereka semua akan menuju surga dengan melewati sebuah jembatan yang berada di
atas neraka.
Allah Subhānahu wa Ta’āla ta’ala berfirman:
ََّ ‫ك َعلَىَّ ك‬
َّ‫َان َّۚ َو ِاردُهَا ِإلَّ ِم ْن ُك َّْم َو ِإ ْن‬ ِ ‫( َم ْق‬٧١) َّ‫ِين نُن َِجي ثُم‬
ََّ ‫ضيًّا َحتْ ًما َر ِب‬ ََّ ‫ين َونَذَ َُّر اتقَ ْوا الذ‬
ََّ ‫( ِجثِيًّا فِي َها الظا ِل ِم‬٧٢)
“Dan tidak ada seorang pun dari kalian kecuali akan melewati neraka, yang demikian adalah
ketentuan Allah yang sudah ditetapkan. Kemudian kami akan selamatkan orang-orang yang
bertaqwa dan kami akan biarkan orang-orang yang zhalim masuk ke dalam neraka dalam keadaan
berlutut.” (QS Maryam: 71-72)
Di dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwa jembatan tersebut sangat
menggelincirkan.
Di atasnya ada besi-besi pengait dan duri yang keras yang bentuknya seperti duri Sa’dan.
Berkata Abu Sa’id Al Khudri, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, di dalam riwayat Muslim,
“Telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan ini lebih lembut daripada rambut dan lebih tajam
daripada pedang.”
Di dalam hadits ini disebutkan bahwasanya ada orang yang beriman yang melewati jembatan
tersebut dengan sangat cepat seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang secepat angin,
ada yang secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang secepat larinya unta dan ada
yang sangat lambat sehingga dia lewat jembatan tersebut dalam keadaan menyeret dirinya, dialah
orang yang terakhir melewati jembatan.”
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga menyebutkan di dalam hadist ini bahwasanya
manusia akan terbagi menjadi 3.
1. Orang yang benar-benar selamat melewati neraka yaitu tanpa terkena sambaran.
2. Orang yang selamat melewati neraka akan tetapi terkoyak tubuhnya.
3. Orang yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.
Di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam bersabda:
“Maka aku dan umatku-lah yang pertama kali akan melewati dan tidak berbicara saat itu kecuali
para Rasul.” Doa mereka saat itu, ‘Ya Allah, selamatkan, selamatkan’. ”

Di atas jembatan tersebut ada besi-besi pengait seperti duri Sa’dan.


“Tahukah kalian duri Sa’dan?” Mereka menjawab: “Iya….. Ya Rasulullah”. Beliau berkata: “Besi
pengait tersebut seperti duri Sa’dan. Namun tidak mengetahui besarnya kecuali Allah, Dia akan
menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka, yaitu dosanya.”
Ada diantara mereka yang binasa karena amalannya dan ada diantara mereka yang terkoyak dari
belakang kemudian selamat.
Di antara yang selamat adalah 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Wajah-wajah
mereka seperti bulan di malam bulan purnama. Menyusul setelah mereka rombongan yang wajah
mereka seperti bintang yang paling terang. (Hadits riwayat Muslim)
Dari Jabir ibnu ‘Abdillah Al Anshari Radhiyallāhu ‘anhummā,
“Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan.”
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan, maka keduanya berdiri di samping kanan
dan kiri jembatan.” (HR Muslim)
Ini menunjukkan bahwasanya melaksanakan amanah dan menyambung silaturrahim atau
hubungan kekerabatan perkaranya besar di dalam agama Islam. Keduanya akan menuntut orang
orang yang tidak memenuhi hak keduanya.
Sebagian orang yang beriman akan jatuh ke dalam neraka karena sebab ucapan yang dia ucapkan
di dunia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang membuat marah Allah dan hamba
tersebut tidak menganggap penting kalimat itu, dia jatuh dengan sebab ucapan tadi ke dalam
jahanam.” (HR Bukhari)
Sebuah batu yang dilempar ke dalam neraka akan sampai ke dasar neraka 70 tahun kemudian.
Sebagaimana di dalam hadits riwayat Muslim.
Sebuah peristiwa yang pasti akan kita alami dan sangat mendebarkan, berjalan di atas jembatan
yang sangat kecil, sangat panjang di bawahnya ada neraka yang sangat dalam dan berisi azab yang
sangat pedih dan di samping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap mengenai orang yang
berhak.

Ketegaran kita di atas jembatan saat itu sesuai dengan ketegaran kita di dunia di dalam berpegang
teguh dengan agama Islam.

Halaqah yang ke-60 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka
Bagian Pertama.”
Dosa yang dilakukan oleh seorang muslim, apabila Allah Subhānahu wa Ta’āla tidak
mengampuninya akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka.
Di antara dosa tersebut adalah:
 Dosa Bid’ah
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
َِّ ‫ ُمحْ دَثَات ُ َها األ ُ ُم‬، َّ‫ ِبدْ َعةَّ ُمحْ دَثَةَّ َو ُكل‬، َّ‫عةَّ َو ُكل‬
َّ‫ور َوشَر‬ َ ْ‫ضللَةَّ ِبد‬
َ ، َّ‫ضللَةَّ َو ُكل‬
َ ‫ار فِي‬
َِّ ‫الن‬
“Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Dan setiap yang diada-adakan
adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan di dalam neraka. ” (Hadits
Shahih Riwayat Nasa’i)
Bid’ah inilah yang sebenarnya telah memecah-belah umat Islam. Umat yang dahulunya bersatu,
satu di atas Al Quran dan Al Hadits dengan satu pemahaman, yaitu pemahaman para sahabat Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam generasi terbaik umat Islam, menjadi berbagai aliran yang banyak.
Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang dengan Islam yang murni yang
dipahami oleh para sahabat Radhiyallāhu ‘anhum.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
َّ‫ين ثَلَثَّ َعلَى أُمتِى َوتَ ْفت َِر ُق‬ َ ‫ار فِى ُكلُّ ُه َّْم ِمل َّةً َو‬
ََّ ‫س ْب ِع‬ َِّ ‫احدََّة ً ِمل َّةً ِإلَّ الن‬
ِ ‫ن قَالُوا َو‬
َّْ ‫ِى َو َم‬
ََّ ‫ل َيا ه‬
ََّ ‫سو‬
ُ ‫ّللاِ َر‬
َّ ‫ل‬ ََّ ‫ص َحا ِبى َعلَ ْي َِّه أَنَا َما قَا‬
ْ َ ‫َوأ‬
“Dan akan berpecah-belah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka
kecuali satu golongan. Mereka berkata, ‘Siapakah golongan tersebut ya Rasulullah?’ Beliau
menjawab, ‘Golongan yang berada di atas jalanku dan jalan para sahabatku’.” (Hadits Hasan
Riwayat Tirmidzi).
Ucapan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam “ummati” yaitu umatku, menunjukkan bahwasanya
aliran-aliran tersebut tidaklah kafir dengan bid’ah yang mereka lakukan.
Dan ucapan beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam semuanya masuk neraka, menunjukkan
bahwasanya bid’ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan masuk neraka.
Kalau Allah menghendaki, maka Allah mengampuni tanpa diadzab dan kalau Allah menghendaki
maka Allah akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allah kehendaki.

Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang di antara ciri-cirinya:
- Mereka tidak kembali kepada pemahaman para sahabat di dalam memahami Al Quran dan Al
Hadits.
- Tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan tauhid.
- Mendahulukan akal di atas dalil.
- Bersembunyi-sembunyi di dalam beragama.
- Dan ada di antara mereka yang memiliki bai’at khusus kepada pemimpin aliran,
Dan diantara cirinya:
- Mencela dan membicarakan kejelekan penguasa.
- Tidak berhati-hati di dalam berdalil dengan hadits-hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa
sallam.
- Mencukupkan diri dengan Al Quran tanpa hadits di dalam berdalil.
- Dan diantara cirinya mereka mudah mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan
mereka.
Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid’ah meskipun dianggap baik atau hasanah oleh
sebagian manusia.
Meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu dengan pakaian atau banyaknya
jumlah mereka. Karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tersebut, tapi diukur
dengan kesesuaiannya dengan Al Quran dan Al Hadits.
Menasehati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran
dengan cara yang hikmah, merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara se-Islam dan upaya
menyatukan umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka dari ancaman neraka.
Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan berarti seseorang
hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama kemudian mengikuti syahwat dan hawa
nafsunya.
Karena seorang muslim di dunia ini dituntut untuk menjauhi fitnah syubhat (kerancuan berpikir)
dan menjauhi fitnah syahwat.
Halaqah yang ke 61 dari Silsilah ‘Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir’ adalah tentang
“Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian 2”.
Diantara dosa yang membahayakan seseorang yang beriman dan bisa menjadi penyebab jatuhnya seseorang
ke dalam neraka ketika melewati sirath adalah,
 Berdusta Atas Nama Rasulullah Shallallāhu ‘Alayhi Wa Sallam
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
…،‫ن‬ َ ‫ن َم ْقعَدََّهُ فَ ْليَتَبَوَّأْ ُمتَعَمِ دًا‬
ََّ َ‫علَىَّ َكذ‬
َّْ ‫ب َم‬ ََّ ِ‫ار م‬
َِّ ‫الن‬
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia menyiapkan tempatnya di
dalam neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hendaknya seseorang berhati-hati di dalam menyampaikan hadits dari Nabi shalallahu ‘alayhi wassalam,
menjauhi hadits-hadits dhaif dan palsu, baik dalam masalah aqidah, fadhail amal, maupun masalah yang
lain. Dan bagi yang tidak mampu menghukumi sendiri sebuah hadits, maka hendaknya dia taqlid dengan
ulama atau ustadz yang dia anggap paling ahli di dalam hadits.
Di antara dosa tersebut adalah:
 Dosa Lisan dan Kemaluan
Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak
memasukkan manusia di dalam neraka.
Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan :
… ‫ج ََّو اْلفَ َُّم‬
َُّ ‫اْلف ََر‬
“Mulut dan kemaluan.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dosa yang dilakukan mulut, seperti:
- Dusta, - Menuduh tanpa hak,
- Membicarakan kejelekan orang lain, - Makan dan minum yang haram,
- Mengadu domba, - Dan lain-lain.
- Berfatwa tanpa ilmu,
Dosa yang dilakukan kemaluan, seperti:
- Berzina, - Liwath, - Dan lain-lain.
Dan di antara dosa tersebut adalah:
 Sombong
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya :
“Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya ada seberat zarrah-pun dari kesombongan.”
“Seorang laki-laki bertanya: Sesungguhnya seseorang senang apabila bajunya bagus dan sandalnya bagus.
Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata : Sesungguhnya Allah adalah indah dan mencintai
keindahan. Yang dimaksud dengan kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”
(HR. Muslim)
Ucapan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak akan masuk surga adalah ancaman bagi pelakunya,
bahwasanya dia bukan termasuk orang-orang yang pertama-tama masuk surga. Dan balasan kesombongan
dia adalah masuk neraka terlebih dahulu.
Marilah kita belajar menerima kebenaran dari manapun datangnya. Karena pada hakikatnya kebenaran
adalah dari Allah Subhānahu wa Ta’āla. Dan janganlah kita meremehkan orang lain, karena ilmu, harta,
jabatan atau gelar yang kita miliki. Karena Allah Subhānahu wa Ta’āla yang telah memberikan kepada kita
kenikmatan-kenikmatan tersebut, mampu untuk memberikan kepada orang lain yang semisal atau yang
lebih baik kapan Allah kehendaki.
Semakin seseorang rendah hati karena Allah maka Allah akan semakin mengangkat derajatnya.
Di antara dosa tersebut adalah
 Dosa Memakan Makanan yang Haram
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya tidaklah tumbuh daging dari makanan yang haram, kecuali neraka lebih pantas bagi daging
tersebut.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
Seorang muslim hendaknya sangat berhati-hati di dalam mencari rezeki untuk diri-sendiri dan keluarga.
Tidak memakan dan memberi makan, kecuali setelah yakin itu halal.
 Hendaknya dia menjauhi:
 Riba, - Kurang di dalam menimbang
 Memakan harta orang lain tanpa hak, - dan segala jenis harta haram lainnya.
 Uang suap,
Dan di antara dosa yang dapat menjadi sebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka adalah,
 Tidak Ikhlas di Dalam Menuntut Ilmu –> maksudnya ilmu agama.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Barangsiapa yang menuntut ilmu, yang sebenarnya digunakan untuk mencari ridha Allah, dia tidak
menuntut ilmu tersebut kecuali untuk mencari dunia, maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari
kiamat.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).
Di dalam hadits yang lain Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan:
“Bahwasanya barangsiapa yang menuntut ilmu hanya untuk menyombongkan diri di hadapan para ulama
atau berdebat dengan orang-orang bodoh, maka ancamannya adalah neraka.” (Hadits Shahih Riwayat Ibnu
Majah).

Halaqah yang ke-62 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang ” Beberapa
Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke dalam Neraka Bagian 3”.
Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah:
 Dosa Bunuh Diri
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang melempar dirinya dari gunung untuk membunuh dirinya, maka dia berada di dalam
neraka jahannam, dilempar di dalamnya kekal selamanya.
Dan barang siapa meneguk racun untuk membunuh dirinya, maka di dalam neraka jahannam dia akan
meletakan racun di tangannya, dia meneguknya selamanya di neraka,
Dan barang siapa membunuh dirinya dengan besi, maka besi tersebut di tangannya, dia menusuk dengan
besi tersebut perutnya di neraka jahannam kekal selamanya. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Bunuh diri bukanlah cara untuk lepas dari masalah, namun justru akan mendatangkan masalah yang jauh
lebih besar.
Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, maka Allah akan memberikan hidayah kepada hatinya.
Di antara dosa tersebut adalah:
 Membunuh Tanpa Hak
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َّۡ ُ ‫ب فِي َہا خَـ ِلدًا َج َهن َُّم ۥ فَ َجزَ آ ُؤ َّهُ ُّمت َ َعمِ دًا ُم ۡؤمِ نًا َي ۡقت‬
‫ل َو َمن‬ ََّ ‫َض‬ َّ ‫علَ ۡي َِّه‬
ِ ‫ٱَللُ َوغ‬ َ َ ‫عذَابًا ۥ لَ َّهُ َوأ‬
َ ُ‫عدَّ ۥ َولَ َعنَ َّه‬ َ ‫عظِ ي ًما‬
َ
“Dan barangsiapa yang membunuh orang yang beriman karena sengaja, maka balasannya adalah jahannam
dia kekal di dalamnya. Allah akan marah kepadanya dan melaknatnya, dan Allah akan siapkan untuknya
adzab yang besar.” (Qs. An-Nisa: 93)
⇨Para ulama menjelaskan bahwasanya maksud kekal di neraka bagi orang yang membunuh orang yang
beriman tanpa hak atau bunuh diri yaitu pada asalnya inilah balasan bagi orang tersebut.
⇨Namun dalil lain menerangkan, bahwasanya orang yang beriman, sekecil apapun imannya dan sebesar
apapun dosanya dia akan keluar dari neraka baik dengan ampunan Allah atau dengan syafaat.
Dan diantara dosa tersebut, adalah:
 Memakan Riba
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
‫ِين أَيُّ َها يَا‬ َّ َ ‫الربَا ت َأ ْ ُكلُوا‬
ََّ ‫ل آ َمنُوا الذ‬ ْ َ ‫عفَ َّةً أ‬
ِ ‫ضعَافًا‬ َ ‫ّللاَ َواتقُوا َّۚ ُم‬
َ ‫ضا‬ ََّ ‫ار َواتقُوا ت ُ ْف ِل ُح‬
َّ ‫ون لَعَل ُك َّْم‬ َّْ ‫ين أُعِد‬
ََّ ‫ت التِي الن‬ ََّ ‫ل ِْلكَاف ِِر‬
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda. Dan
bertakwalah kalian kepada Allah, supaya kalian beruntung. Dan takutlah dengan api neraka yang disediakan
untuk orang-orang kafir.” (QS. Al-Imran: 130-131)
Dan betapa banyak praktek riba di zaman sekarang, seseorang yang akan melakukan sebuah transaksi
hendaknya mengetahui ilmunya. Dan janganlah dia menganggap mudah perkara riba ini.
Dan barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.
Dan di antara dosa yang berbahaya adalah:
 Menggambar Makhluk yang Bernyawa
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
َّ‫اس أَشَدَّ إِن‬
َّ ِ ‫عذَابًا الن‬ َّ ‫ون ْال ِقيَا َم َِّة يَ ْو ََّم‬
َ َ‫ّللاِ ِع ْن َّد‬ َ ‫ْال ُم‬
ََّ ‫ص ِو ُر‬
“Sesungguhnya orang yang paling keras adzabnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.”
(HR Bukhari dan Muslim)
⇨Dan maksud dari penggambar di sini adalah
 Penggambar makhluk bernyawa Masuk di dalamnya:
 Orang yang membuat patung mahluk bernyawa, dan
 Orang yang melukis mahluk bernyawa
Banyak para ulama yang memasukkan gambar fotografi di dalam larangan ini. Tidak diperbolehkan kecuali
karena darurat seperti untuk surat-surat penting dan lain-lain.
Perbedaan pendapat di antara para ulama dan banyaknya manusia yang melakukan, janganlah menjadi
alasan bagi seseorang untuk bermudah-mudahan di dalam gambar fotografi ini.
Dan diantara dosa tersebut, adalah:
 Dosa Wanita yang Berpakaian Tetapi Telanjang
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Dua golongan dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihat mereka:
 Sebuah kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka gunakan untuk memukul manusia.
 Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Berjalan lenggak-lenggok, kepala mereka
seperti punuk unta yang miring.
Mereka tidak akan masuk ke dalam surga dan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga bisa
dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.”

Dan makna berpakaian tapi telanjang:


⇨ Ada yang mengatakan menutupi sebagian aurat dan membuka sebagian yang lain untuk
menampakkan keindahan.
⇨Atau memakai pakaian tetapi tidak sempurna seperti memakai pakaian yang tipis atau membentuk
badan.
Seorang muslimah hendaknya bersungguh-sungguh di dalam menjaga hijabnya dan ikhlas karena Allah.

Halaqah yang ke 63 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Beberapa
Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian 4”.
Diantara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah:
 Dosa Wanita yang Tidak Bersyukur Kepada Suaminya
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
“Diperlihatkan kepadaku bahwa sebagian besar penduduk neraka adalah wanita. Mereka telah
ingkar. Dikatakan kepada beliau, “Apakah mereka ingkar kepada Allah?” Beliau bersabda,
“Mereka ingkar kepada suami-suami mereka. Mengingkari kebaikan-kebaikan mereka.
Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka sekian lama, kemudian dia
melihat darimu sesuatu yang tidak membuat dia senang, maka wanita tersebut akan berkata, “Aku
tidak melihat kebaikan sedikit pun darimu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Seorang wanita yang sholihah hendaklah bersyukur kepada Allah, kemudian bersyukur kepada
suaminya, karena dengan sebabnya Allah Subhānahu wa Ta’āla menjaga dia sebagai seorang istri,
menutupi kekurangannya, menunaikan hajatnya, dan lain-lain.
Dan secara umum, bersyukur kepada orang lain yang pernah berbuat baik kepada kita
diperintahkan di dalam agama Islam. Apabila seseorang tidak bisa membalas maka hendaknya dia
mendoakan dengan kebaikan, baik di hadapan orang tersebut maupun tidak di hadapannya.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah. Kalau kalian tidak menemukan
sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah dengan kebaikan sampai kalian merasa bahwasanya
kalian telah membalas kebaikannya.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan An-Nasa’i)
Dan diantara dosa yang membahayakan kehidupan seorang hamba di akhirat adalah:
Tiga Dosa yang Tercantum di Dalam Sabda Nabi Shallallāhu ‘Alayhi Wa Sallam
“Tiga orang yang Allah haramkan masuk surga:
 Pecandu khomr (minuman keras),
 Anak yang durhaka, dan
 Dayyuts (yaitu laki-laki yang membiarkan kejelekan di dalam keluarganya).”
(Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad di dalam Musnadnya)
Seorang kepala keluarga yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya dan
memfasilitasi, dikhawatirkan terkena ancaman ini.
Seorang kepala keluarga dituntut untuk tegas dan lembut dengan keluarganya. Rasa sayang
bukan berarti harus memberi segala yang diminta. Dan mendidik mereka untuk taat tidak
identik dengan kekerasan.
Istri dan anak adalah ujian dan titipan Allah. Kewajiban kita adalah mengerahkan tenaga
semaksimal mungkin untuk menjaga diri dan keluarga kita dari neraka. Dan hidayah di
tangan Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Dan diantara dosa yang membahayakan adalah:
 Durhaka Kepada Kedua Orang Tua
Dan diantara bentuk durhaka adalah menyakiti orang tua dengan lisan, dengan sikap, ataupun
dengan tangan. Seorang muslim dan muslimah diperintah untuk berlemah-lembut kepada orang
tua, merendahkan diri di hadapan mereka, dan menaati perintah mereka selama tidak bertentangan
dengan syari’at.
Dan diantara bentuk bakti yang paling berharga kepada orang tua kita adalah mengeluarkan
mereka dari kegelapan, kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan, menuju cahaya tauhid, sunnah,
dan ketaatan kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Dan diantara dosa yang membahayakan adalah:
 Dosa Seorang Pejabat yang Menipu Bawahan atau Rakyatnya
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
“Tidaklah seorang hamba, Allah berikan jabatan kemudian dia mati dalam keadaan menipu
bawahan atau rakyatnya kecuali Allah akan mengharamkan dia masuk ke dalam surga.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Diantara bentuk menipu kepada rakyat adalah:
- tidak menasehati mereka demi keselamatan dunia dan akhirat mereka,
- tidak memenuhi hak-hak mereka,
- tidak berbuat adil di antara mereka, dan lain-lain.
Maksud diharamkan masuk surga di sini bahwasanya pelakunya tidak bisa masuk surga secara
langsung, namun dia berhak untuk diadzab di dalam neraka terlebih dahulu apabila Allah
menghendaki.
Ini adalah beberapa contoh dosa-dosa besar dan para ulama telah mengarang buku khusus tentang
dosa-dosa besar, kita pelajari supaya kita bisa menjauhi.
Keyakinan ahlusunnah bahwasanya pelaku dosa besar di bawah kehendak Allah. Kalau Allah
menghendaki, maka Allah akan mengampuni, dan kalau Allah menghendaki, maka Allah akan
mengadzabnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam surga.
Dan adzab neraka bagi para pelaku dosa besar, meski tidak selamanya namun bukan sesuatu yang
ringan. Satu menit dibakar dengan api dunia adalah perkara yang berat. Maka bagaimana dibakar
dalam waktu yang lama dengan api akhirat yang jauh lebih panas?
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Api kalian adalah satu bagian dari tujuh puluh
bagian dari neraka jahanam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesabaran di dalam menahan hawa nafsu di dunia, bagi seorang muslim jauh lebih ringan dan
lebih mudah daripada kesabaran di dalam menghadapi adzab neraka di akhirat.

Halaqah yang ke 64 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar (Bagian 1)”.
Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka Allah Subhānahu wa
Ta’āla akan memberikan izin kepada mereka untuk memberikan syafa’at kepada saudara-saudara
mereka, orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam neraka.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri
Radhiallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
“Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allah, hak saudara-saudara
mereka yang jatuh ke dalam neraka daripada orang-orang yang beriman di hari kiamat.
Mereka berkata, “Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami, dahulu mereka sholat bersama kami,
berpuasa bersama kami, dan haji bersama kami.”
Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang shaleh dan melakukan ibadah-
ibadah tersebut bersama mereka.
Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, Maka Allah berkata, “Keluarkanlah
oleh kalian orang-orang yang kalian kenal. Maka diharamkanlah wajah-wajah mereka atas
neraka.”
Maksudnya orang-orang yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam neraka
akan dilindungi wajah-wajah mereka dari api neraka, sehingga bisa dikenal.
Mereka pun mengeluarkan banyak orang. Ada diantaranya yang api neraka sudah membakar
sampai pertengahan kedua betisnya. Dan ada yang sampai kedua lututnya. Kemudian mereka
berkata, “Wahai Rabb kami, tidak tersisa seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami
keluarkan.”
Allah berkata, “Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada
kebaikan seberat satu dinar, maka keluarkanlah.” Maka mereka pun kembali mengeluarkan banyak
orang. Kemudian mereka berkata, “Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorang pun yang
Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.” Maka Allah berkata, “Kembalilah kalian. Barangsiapa
yang kalian dapatkan memiliki kebaikan seberat setengah dinar di dalam hatinya, maka
keluarkanlah.”
Maka mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata, Wahai Rabb
kami, kami tidak sisakan seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan. Allah
berkata, Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan memiliki kebaikan seberat satu
dzarrah, maka keluarkanlah. Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang.”
Yang dimaksud dengan dzarrah adalah atom, yaitu bagian terkecil dari satu unsur, yang tidak bisa
dibelah lagi.

Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Mereka berkata, Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan di dalam neraka seorang pun yang
memiliki kebaikan. Allah berkata, Para malaikat telah memberikan syafa’at, para nabi telah
memberikan syafa’at, dan orang-orang yang beriman telah memberikan syafaat. Dan tidak tersisa,
kecuali Dzat Yang Paling Penyayang.
Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari neraka, dan mengeluarkan kaum yang tidak
pernah beramal sedikit pun. Keadaan mereka telah menjadi arang. Kemudian mereka dilempar ke
dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga, yang dinamakan dengan sungai kehidupan.
Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di dalam lumpur sisa banjir.” Maksudnya akan
dengan cepat tumbuh, karena benih yang berada di dalam lumpur sisa banjir akan lebih cepat
tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang mendukung, seperti tanah yang lembut, air yang
memadai, dan adanya unsur-unsur yang bermanfaat. Sebagaimana hal ini diketahui oleh para ahli.
Kemudian Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Apakah kalian pernah melihat benih yang tumbuh, ketika dekat dengan batu atau dekat dengan
pohon, bagian yang dekat dengan matahari akan berwarna kuning dan hijau. Dan yang lebih dekat
dengan bayangan maka akan berwarna putih.”
Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan yang terbakar yang lebih dekat
kepada surga akan lebih cepat sempurna daripada bagian badan yang lebih dekat kepada neraka.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Kemudian mereka akan keluar seperti mutiara. Dan di leher-leher mereka ada khawatim, yang
dikenal oleh para penduduk surga.”
Sebagian mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan khawatim adalah beberapa barang yang
terbuat dari emas yang dikalungkan di leher mereka.
Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Maka berkatalah penduduk surga, Mereka adalah orang-orang yang Allah bebaskan. Allah telah
memasukkan mereka ke dalam surga tanpa sebab amalan yang mereka amalkan dan tanpa sebab
kebaikan yang mereka lakukan.
Halaqah yang ke-65 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar (Bagian 2)”.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memberikan syafa’at untuk umatnya, para pelaku
dosa besar yang disiksa di dalam neraka.
Di dalam sebuah hadits Anas bin Malik Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, bahwasanya Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan meminta izin kepada Allah untuk
memberi syafa’at dan beliau diizinkan.
Maka Allah akan mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian yang sebelumnya tidak pernah
diajarkan kepada beliau di dunia.
Dan beliau bersujud, maka dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad angkatlah kepalamu. Berkatalah, engkau akan didengar perkataanmu.
Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata: “Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau, “Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam
hatinya ada iman sebesar biji gandum.” Maka beliau pergi dan melakukannya.
Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sujud kepada
Nya, maka dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka akan didengar perkataanmu.
Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata: “Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau: “Pergilah engkau dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam
hatinya ada iman sebesar dzarrah atau qardalah yaitu biji sawi.” Maka beliau Shallallāhu ‘alayhi
wa sallam pergi dan melakukannya.
Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah dan sujud kepada-Nya, dikatakan kepada
beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu.
Mintalah, niscaya akan diberi permintaanmu. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima
syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata: “Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau, “Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam
hatinya ada iman yang lebih kecil dan lebih kecil dari sebuah biji sawi.” Maka beliau pergi dan
melakukannya.

Kemudian keempat kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada Allah, maka
dikatakan kepada beliau,
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu.
Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, niscaya akan diterima syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Wahai Rabb-ku, izinkan aku untuk memberikan
syafa’at kepada setiap orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah’.” Maka Allah berkata:
“Demi Keperkasaan-Ku, Kebesaran-Ku, Keagungan-Ku, dan Kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan
keluarkan dari neraka orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah.”
Maksudnya adalah orang yang mengatakan ‘Laa ilaaha illallah’ ikhlas dari hatinya dan tidak
membatalkannya dengan kesyirikan.
Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwasanya diantara amalan yang bisa menjadi sebab kita
mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam di akhirat adalah membaca
do’a setelah mendengar azan, yaitu:
َّ‫ت ْالقَائِ َم َِّة َوالصلَةَِّ التامة الدع َْوةَِّ َه ِذَِّه َربَّ لل ُهم‬
َِّ ‫ضيلَ َّةَ ْال َو ِسيلَ َّةَ ُم َحمدًا آ‬
ِ َ‫َو َعدْت َ َّه ُ الذِي َمحْ ُمودًا َمقَا ًما َوا ْب َعثْ َّهُ َو ْالف‬
Dan diantara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota
Madinah, kemudian meninggal di dalamnya.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
ْ َ‫ت ِإلَّ فَيَ ُموت َأل ْ َوائِ َها َعلَى أَ َحدَّ ي‬
َّ‫صبِ َُّر َل‬ َُّ ‫ش ِفيعًا لَ َّهُ ُك ْن‬ َ ‫َان ِإذَا ْال ِقيَا َم َِّة َي ْو ََّم‬
َ ‫ش ِهيدًا أ َ َّْو‬ ََّ ‫ُم ْس ِل ًما ك‬
“Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madinah kemudian
dia meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafaat untuknya atau pemberi saksi untuknya
di hari kiamat, apabila dia adalah orang Islam.” (HR Muslim)
Ada dua golongan dari umat Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang tidak akan mendapatkan
syafa’at beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ِ َ‫ص ْنف‬
َّ‫ان‬ َّْ ‫ن أُمتِي ِم‬
ِ ‫ن‬ َ : َّ‫ظلُومَّ إِ َمام‬
َّْ َ‫شفَا َع ِتي تَنَالَ ُه َما ل‬ َ ،‫ل‬
َُّ ‫ارقَّ غَالَّ َو ُك‬
ِ ‫َم‬
“Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafa’atku, pemimpin yang zhalim dan
setiap orang yang berlebih-lebihan di dalam agama.” (Hadits Hasan Riwayat At-Thabrani di dalam
Al-Mu’jamul Kabir).
Kita memohon kepada Allah, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima syafa’at Nabi
Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk kita semua.
Halaqah yang ke-66 dari sisilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar (Bagian 3)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada di antara umat beliau shallallāhu
‘alayhi wa sallam yang akan memberikan syafa’at bagi dua dan tiga orang.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
ََّ ‫ْن لَيَ ْشفَ َُّع الر ُج‬
َّ‫ل ِإن‬ َِّ ‫َوالث َلث َ َِّة لِلر ُجلَي‬
“Sesungguhnya seseorang sungguh akan memberikan syafa’at bagi dua orang dan tiga orang.”(Hadits
Shahih Riwayat Al Bazzar)
Para syuhada akan Allah berikan kesempatan untuk memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
َّ‫ِين فِي الش ِهي َّدُ يَ ْش َف ُع‬
ََّ ‫س ْبع‬ َِّ ‫بَ ْيتِ َِّه أ َ ْه‬
َّْ ِ‫ل م‬
َ ‫ن‬
“Orang yang mati syahid akan memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.” (Hadits Shahih Riwayat
Abu Daud)
Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, seseorang memberi syafa’at untuk orang tua, anak-anak, istri, dan
saudara-saudaranya di saat mereka sangat membutuhkan.
Ada diantara umat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan memberi syafa’at untuk orang banyak.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
َّ‫ع َِّة ْال َجن َّةَ يَ ْد ُخ ُل‬
َ ‫شفَا‬ َّْ ِ‫ن أ َ ْكث َ َُّر أُمتِي م‬
َ ِ‫ن َر ُجلَّ ب‬ َّْ ِ‫ ” تَمِ يمَّ بَنِي م‬. ‫ل‬
ََّ ‫ل يَا قِي‬
ََّ ‫سو‬
ُ ‫ّللاِ َر‬
َّ ‫اك‬ ََّ ‫اى ” قَا‬
ََّ ‫ل س َِو‬ ََّ ‫” س َِو‬
“Akan masuk surga lebih dari jumlah Bani Tamim dengan sebab syafa’at satu orang dari umatku.”
Dikatakan kepada beliau:
“Ya Rasulullah, apakah orang itu adalah selain dirimu?” Beliau menjawab: “Ya, dia adalah orang lain selain
diriku.” (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
Bani Tamim adalah qabilah yang terkenal besar di zaman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Semakin besar iman seseorang, maka akan semakin besar harapan untuk bisa memberi syafa’at kepada
orang lain.
Orang yang banyak melaknat orang lain di dunia tidak bisa memberi syafa’at di hari kiamat.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
‫ش َهدَا َء يَ ُك ْونُ ْونَ َل الّلَعَانِيْنَ إِن‬
ُ ‫شفَعَا َء َو َل‬
ُ ‫ال ِقيَا َم ِة يَ ْو َم‬

“Orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak akan memberi syafa’at di hari
kiamat.” (HR Muslim)
Anak-anak orang-orang yang beriman yang meninggal sebelum dewasa akan memberikan syafa’at bagi
kedua orang tuanya.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Anak-anak kecil orang-orang yang beriman akan
menjadi da’amish surga.”
Arti da’amish adalah jentik-jentik nyamuk yang senantiasa ada di kolam.
Maksud beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwasanya anak-anak kecil tersebut pasti akan masuk surga
dan tidak akan meninggalkannya.
Kemudian beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan,

“Salah seorang di antara mereka menemui ayahnya atau kedua orang tuanya kemudian memegang
pakaian atau memegang tangannya seperti aku mengambil ujung pakaianmu ini. Maka dia tidak
akan melepaskan pegangannya sampai Allah memasukkan dia dan kedua orang tuanya ke dalam
surga.” (HR Muslim)
Ini adalah kabar gembira bagi setiap orang tua yang bersabar ketika diuji oleh Allah dengan
meninggalnya anak yang belum dewasa.
Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa’at. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa’at pada hari kiamat untuk seorang hamba.
Puasa berkata: Wahai Rabb-ku aku telah menahannya dari makan dan syahwatnya di siang hari. Maka
terimalah syafa’atku untuknya.
Al Qur’an berkata:

Wahai Rabb-ku sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari. Maka terimalah
syafa’atku untuknya. Maka diterimalah syafa’at keduanya.” (Hadits Shahih Riwayat Ahmad di
dalam Musnad beliau)
Ini adalah dorongan bagi seseorang untuk berpuasa karena Allah dan menjaga adab-adabnya. Dan
dorongan untuk membaca Al Quran karena Allah dan menunaikan hak-haknya.
Demikianlah mereka akan memberikan syafa’at setelah diizinkan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala, sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada mereka.
Orang-orang yang bertauhid sajalah yang akan mendapatkan syafa’at. Adapun orang-orang
musyrik, orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka mereka tidak akan mendapatkan
syafa’at.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
‫شفَـعَ َّةُ تَن َفعُ ُه َّۡم فَ َما‬
َ ‫ين‬
ََّ ‫ٱلشـ ِف ِع‬

“Maka tidak akan bermanfaat bagi mereka syafa’at orang-orang yang memberikan syafa’at.” (QS
Al Mudatsir : 48)
Orang-orang yang berdoa kepada Nabi atau Malaikat atau orang-orang yang shalih dengan alasan
ingin mendapatkan syafa’at mereka, justru tidak mendapatkan syafa’at, karena mereka telah
membatalkan iman mereka dengan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam beribadah.

Halaqah yang ke-67 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Al-Qantharah dan Qishash Antara Orang-Orang Yang Beriman”.
Al-Qantharah secara bahasa adalah jembatan. Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al-
Qantharah adalah jembatan lain setelah sirath yang terletak antara neraka dan surga, tempat
berkumpulnya orang-orang yang beriman setelah melewati neraka sebelum masuk ke dalam surga.
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Qantharah ini. Tempat akan
dibersihkan hati-hati orang-orang yang beriman dengan di-qishash diantara mereka.
Dan ini menunjukkan keadilan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa
sallam bersabda,
ُ ُ‫ون يخل‬
َّ‫ص‬ ََّ ُ‫ن ْال ُمؤْ ِمن‬ ََّ ‫ار ِم‬
َِّ ‫ون الن‬
ََّ ‫س‬ُ َ‫ط َرةَّ َعلَى فَيُحْ ب‬ ََّ ‫ار ْال َجن َِّة بَي‬
َ ‫ْن قَ ْن‬ َِّ ‫ص َوالن‬ َُّّ َ‫ض ِه َّْم فَيُق‬
ِ ‫ن ِلبَ ْع‬ َّْ ‫ظا ِل َُّم بَ ْعضَّ ِم‬ َ ‫َت َم‬ َّْ ‫إِذَا َحتى الدُّ ْنيَا فِي بَ ْينَ ُه َّْم كَان‬
‫ِن َوَّنُقُّوا ُه ِذبُوا‬ ُ
ََّ ‫ل فِي لَ ُه َّْم أذ‬ َِّ ‫ دُ ُخو‬،‫س فَ َوالذِي ْال َجن ِة‬َُّ ‫ ُم َحمدَّ نَ ْف‬،ِ‫َان ِب َم ْن ِز ِل َِّه ِم ْن َّهُ ْال َجن َِّة فِي ِب َم ْن ِز ِل َِّه أ َ ْهدَى َأل َ َحد ُ ُه َّْم ِبيَ ِده‬
ََّ ‫الدُّ ْنيَا فِي ك‬
“Orang-orang yang beriman yang selamat dari neraka, mereka akan ditahan di Qantharah antara
surga dan neraka. Kemudian di-qishash kedzaliman-kedzaliman yang terjadi diantara mereka di
dunia. Sehingga apabila sudah dibersihkan dan disucikan, mereka akan diizinkan untuk masuk
surga. Dan demi Zat Yang Jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh salah seorang dari
mereka lebih mengetahui rumahnya di surga daripada rumahnya di dunia.” (HR Bukhari)
Yang akan dibersihkan di sini adalah ghill yang ada di dalam hati-hati orang-orang yang beriman,
seperti hasad, dendam, kebencian, dan lain-lain yang kadang terjadi di antara mereka. Semakin
bersih hati seseorang di dunia dari ghill maka akan semakin sebentar qishash-nya dan akan
semakin cepat dia masuk ke dalam surga. Sebaliknya, semakin banyak ghill, hasad, dendam dan
kebencian kepada sesama orang yang beriman, maka akan semakin lama qishash-nya dan semakin
lama dia masuk ke dalam surga.
Qishash di Qantharah ini terjadi diantara orang-orang yang beriman saja, dengan maksud
pembersihan hati.
Adapun qishash di Padang Mahsyar, maka untuk semua mahluk yang kafir maupun yang mukmin,
yang mencakup Qishash karena kedzaliman harta, fisik, maupun kehormatan.
Apabila sudah bersih dari ghill barulah mereka bisa masuk surga. Karena tidak masuk surge
kecuali orang yang sudah benar-benar bersih dan baik keadaannya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
‫ُورهِم فِى َما َونَزَ ۡعنَا‬
ِ ‫صد‬ َّۡ ‫ِغلَّ ِم‬
ُ ‫ن‬
“Dan Kami akan hilangkan ghill dari dalam dada-dada mereka…” ( QS Al Hijr: 47 )
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membersihkan hati kita dan saudara-saudara kita dari hasad,
dendam, dan kebencian yang tidak dibenarkan dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala
menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang mudah untuk memaafkan orang lain.

Halaqah yang ke-68 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang
“Masuknya Orang-Orang Yang Beriman ke Dalam Surga (Bagian 1)”.
Setelah dibersihkan hatinya, maka orang-orang yang beriman akan digiring menuju surga dengan
terhormat dan dimuliakan. Allah akan kembali memuliakan Nabi-Nya di hadapan orang-orang
yang beriman.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan diizinkan untuk memberi syafa’at bagi calon penduduk
surga, supaya dibukakan pintu surga. Syafa’at ini juga termasuk syafa’at khusus bagi beliau
(Shallallāhu ‘alayhi wa sallam)
Beliaulah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang pertama kali akan mengetuk pintu surga. Beliau
Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
‫ل َوأَنَا‬
َُّ ‫ن أَو‬ ََّ َ‫ْال َجن َِّة ب‬
َُّ ‫اب يَ ْق َر‬
َّْ ‫ع َم‬
“Dan akulah yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.” (Hadīts riwayat Muslim)
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda,
“Aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat, Kemudian aku minta untuk dibuka.
Berkatalah penjaga surga, ‘Siapa kamu?’ Aku menjawab, ‘Muhammad’ Berkatalah penjaga surga,
‘Denganmulah aku diperintah, aku tidak membukanya untuk seorang pun sebelummu’.”(Hadits
riwayat Muslim)
Dibukalah pintu-pintu surga dan masuklah penduduk surga dengan disambut oleh para malaikat.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman yang artinya,
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka akan digiring ke surga secara
berombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga, dan pintu-pintunya telah dibuka, dan
berkatalah penjaga-penjaga surga kepada mereka, ‘Salam atas kalian. Kalian telah baik, maka
masuklah kalian ke dalam surga, sedang kalian kekal di dalamnya’.” Dan mereka mengucapkan,
“Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjinya untuk kami dan telah memberi kami tempat
ini. Kami diperkenankan menempati tempat di dalam surga di mana saja kami kehendaki. Maka
surga itulah sebaik-baiknya balasan bagi orang-orang yang beramal”. (QS. Az-Zumar: 73-74)
Umat Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam, merekalah yang pertama kali akan masuk surga sebelum
umat yang lain. ·Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
ََّ ُ‫ن ْال ِق َيا َم َِّة َي ْو ََّم ْاألَول‬
ََّ ‫ون ْاْل ِخ ُر‬
َّ‫ون نَحْ ُن‬ َُّ ‫ن أَو‬
َُّ ْ‫ل َونَح‬ َُّ ‫ْال َجن َّةَ َيدْ ُخ‬
َّْ ‫ل َم‬
“Kita adalah umat terakhir tapi akan menjadi yang pertama di hari kiamat. Dan kita yang pertama
kali akan masuk surga.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Rombongan pertama dari umat Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan masuk
surga, wajah-wajah mereka terang seperti bulan di malam bulan purnama. (Hadits riwayat Bukhari
dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu)
Di dalam hadits Sahl Ibnu Sa’ad Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Akan masuk surga dari umatku 70.000 atau 700.000 (keraguan dari perawi hadits), Mereka saling
bergandengan tangan di antara mereka sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam
surga. Wajah-wajah mereka seperti cahaya bulan di malam bulan purnama (ada yang mengatakan)
merekalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab”.
Dan sabda beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam, → Sehingga masuklah awal mereka dan akhir
mereka ke dalam surga (maksudnya) mereka akan masuk ke dalam surga dalam keadaan satu shaf
secara serentak. Dan ini menunjukkan sangat besarnya pintu surga.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya orang-orang fakir muhajirin
akan lebih dulu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya muhajirin. (Hadits
riwayat Muslim)
Halaqah yang ke-69 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang
“Masuknya Orang-Orang yang Beriman Ke Dalam Surga (Bagian 2)”.
Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah menyebutkan di dalam hadits Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang orang yang terakhir
masuk ke dalam surga.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan paling terakhir
masuk ke dalam surga. Seorang laki-laki keluar dari neraka dalam keadaan merayap, maka Allah
berkata kepadanya, “Pergilah dan masuklah ke dalam surga!” Dia pun mendatangi surga kemudian
dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh, Diapun kembali dan berkata, “Wahai Rabb-ku
aku mendapatkan surga sudah penuh.”
Allah berkata, “Pergilah dan masuklah!” Maka dia mendatangi surga kemudian dibuat terbayang
baginya bahwa surga telah penuh. Dia pun kembali dan berkata, “Wahai Rabb-ku, aku
mendapatkan surga sudah penuh.” Allah berkata, “Pergilah dan masuklah!” Maka sungguh
untukmu semisal dengan dunia dan sepuluh kali lipat dari dunia (atau) bagimu sepuluh kali lipat
dari dunia. Maka hamba tersebut berkata, “Apakah Engkau mengejekku? Atau menertawakanku,
sedangkan Engkau adalah Raja?”

➢Berkata Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu,


Sungguh aku melihat Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam tertawa sampai kelihatan gigi
geraham beliau.
Dikatakan bahwa orang ini adalah penduduk surga yang paling rendah tingkatannya. Pintu-pintu
surga ada 8 (delapan)
Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
‫ ث َ َمانِيَ َّةُ ال َجن َِّة فِي‬،‫سمى بَابَّ فِي َها أَب َْواب‬ َّ ُ‫ون ِإلَّ يَدْ ُخلُ َّه‬
َ ُ‫ ي‬، َ‫لَ الريان‬ ََّ ‫الصائِ ُم‬
“Di dalam surga ada delapan pintu, di antaranya sebuah pintu yang bernama Ar-Rayyan, tidak
memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa.” (HR Bukhari dari Sahl Ibnu Sa’ad
Radhiyallāhu ‘anhu )

➢Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan beberapa nama dari pintu-pintu
surga.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
- Barangsiapa yang menginfakkan dua pasang unta di jalan Allah, maka akan dipanggil dari
pintu-pintu surga. Wahai Abdullah ini adalah baik
- Barang siapa yang termasuk ahli shalat ,dia akan dipanggil dari pintu shalat.
- Dan barangsiapa yang termasuk ahli Jihad, maka akan dipanggil dari pintu Jihad.
- Dan Barangsiapa yang termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan.
- Dan barangsiapa yang termasuk ahli shadaqah, maka akan dipanggil dari pintu shadaqah.

➢Berkata Abu Bakr Radhiyallāhu ‘anhu,


Tebusanku bapak dan ibuku, Ya Rasulullah. Tidak ada yang rugi dipanggil dari pintu manapun.
Apakah ada yang dipanggil dari semua pintu? Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, ‘Iya’,
dan aku berharap engkau termasuk mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang yang memperbaiki wudhunya kemudian membaca dua kalimat syahadat, maka akan dibuka
baginya 8 pintu surga.
Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian
berwudhu kemudian memperbaiki wudhunya kemudian berkata,
ُ‫ن أَ ْش َه َّد‬
َّْ َ‫لَ أ‬
َّ َ‫ ِإلَّ َِّإلَ َّه‬،ُ‫س ْولُ َّه ُ هللا َع ْب َّد ُ ُم َحمدًا أَنَّ ََّو ّللا‬
ُ ‫َو َر‬
kecuali akan dibuka baginya 8 pintu surga, silahkan dia memasuki dari mana saja dia kehendaki.”
(HR Muslim)
Delapan pintu surga ini dibuka setiap tahun di bulan Ramadhan.
Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
‫ل إِذَا‬ َُّ ‫ض‬
ََّ ‫ان دَ َخ‬ َ ‫ت َر َم‬ َُّ ‫ أَب َْو‬،‫ت ال َجن ِة‬
َّْ ‫اب فُتِ َح‬ َّْ َ‫غ ِلق‬
ُ ‫اب َو‬ َِّ ‫س ْل ِس َل‬
َُّ ‫ أَب َْو‬،‫ت َج َهن َم‬ َُّ ‫اط‬
ُ ‫ين َو‬ ِ َ‫الشي‬
“Apabila masuk bulan Ramadhan, maka akan dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu
jahannam dan akan dibelenggu syaithan-syaithan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ada diantara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepi pintunya seperti jarak antara kota
Mekkah dan kota Busra atau kota Mekkah dan kota Hajar. (HR Bukhari dan Muslim )
↝Hajar adalah kota masyhur di Bahrain
↝Busra adalah kota masyhur di Suriah
Apabila diukur maka jarak antara kota Mekkah ke kedua kota tersebut kurang lebih 1200 km.
Di dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan, “Bahwasanya
ada diantara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepinya 40 tahun perjalanan.” (HR Muslim)
Halaqah yang ke-70 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Derajat-derajat Al Jannah atau Surga”
Al-Jannah memiliki derajat yang banyak dan para penduduknya memiliki derajat yang berbeda,
sesuai dengan kadar iman dan taqwa mereka.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
‫ل قَ َّۡد ُم ۡؤ ِمنًا يَ ۡأتِِۦه َو َمن‬
ََّ ‫ت َع ِم‬ َُّ ‫ۡٱلعُلَىَّ ٱلد َر َجـ‬
ََّ ‫ت لَ ُه َُّم فَأ ُ ْولَـٰٓ ِٕٮ‬
َِّ ‫ك ٱلصـ ِل َحـ‬
“Dan barangsiapa yang datang kepada Allah dalam keadaan beriman dan telah mengamalkan amal-amal
yang shalih, maka merekalah yang akan mendapatkan derajat-derajat yang paling tinggi.” (QS Thaha: 75)

↝Dan yang paling tinggi derajatnya adalah Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Apabila kalian mendengar muadzin, maka hendaklah kalian mengatakan seperti yang dia katakan,
kemudian bershalawatlah untukku, karena barangsiapa yang bershalawat untukku sekali, maka Allah
Subhānahu wa Ta’āla akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Allah untukku
Al-Wasilah, karena sesungguhnya Al-Wasilah adalah sebuah kedudukan di surge yang tidak pantas kecuali
untuk seorang hamba diantara hamba-hamba Allah. Dan aku berharap akulah hamba tersebut.
Maka barangsiapa yang memintakan untukku Al-Wasilah, dia berhak untuk mendapatkan syafa’at.” (Hadits
riwayat Muslim)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan bagaimana ketinggian derajat


sebagian orang-orang yang beriman, dibandingkan penduduk surga yang lain.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya penduduk surga akan melihat Ahlul
Ghurf yaitu penduduk surga yang memiliki kedudukan paling tinggi, yang ada di atas mereka seperti kalian
melihat bintang yang masih tersisa di ufuk timur maupun barat.”

↝Yang demikian karena jauhnya perbedaan kedudukan diantara mereka.


Mereka berkata, Ya Rasulullah, bukankah itu adalah kedudukan para Nabi yang tidak dicapai oleh
yang lain?
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Iya, demi Dzat Yang Jiwaku ada di tangan-Nya mereka adalah orang-orang yang beriman dan
membenarkan para Rasul.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Diantara orang-orang yang beriman yang akan mendapatkan kedudukan yang paling tinggi adalah:
⑴Abu Bakar Radhiyallāhu ‘anhu

⑵ Umar Radhiyallāhu ‘anhu

”Sesungguhnya orang-orang yang memiliki derajat (kedudukan) yang paling tinggi akan dilihat oleh orang-
orang yang ada di bawah mereka seperti kalian melihat bintang yang baru terbit di ufuk langit. Dan
sesungguhnya Abu Bakar dan Umar termasuk mereka dan mereka berdua akan mendapatkan nikmat.”
(Hadits riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani Rahimahullah).

Para mujahidin fii sabilillah, mereka termasuk orang-orang yang akan memiliki kedudukan yang
tinggi di dalam surga.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga ada seratus derajat
yang Allah sediakan bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Setiap dua derajat seperti antara langit
dan bumi, Maka apabila kalian meminta kepada Allah mintalah Al-Firdaus, keren sesungguhnya

↝Al-Firdaus adalah surga yang paling afdhal dan surga yang paling tinggi
↝Di atasnya ada arsyurrahman dan dari sanalah terpancar sungai-sungai surga.” (Hadits riwayat
Bukhari)
Orang yang memberikan nafkah kepada janda dan orang miskin, maka dia:
⑴ Akan mendapatkan pahala orang yang berjihad di jalan Allah, atau

⑵ Seperti orang yang berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari

Sebagaimana di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim


Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang memberi nafkah dua orang anak wanita sampai dia baligh, maka dia akan
datang pada hari kiamat, aku dan dia. Kemudian beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam
menggenggam jari-jari beliau.” (Hadits riwayat Muslim)
↝Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Orang yang menanggung anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia di surga seperti
dua jari ini.” (Hadits riwayat Muslim)
↝Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut.
Karena yang dimaksud dengan dua jari di sini adalah jari telunjuk dan jari tengah.
Dan di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi
wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintai diantara kalian dan paling dekat denganku
majelisnya di hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”
Orang tua bisa ditinggikan derajatnya di dalam surga karena sebab istighfar anaknya.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya
di surga, maka dia berkata, ‘Dari mana ini?’ Dikatakan kepadanya, ‘Ini semua karena istighfar
anakmu untukmu’.” (Hadits shahih riwayat Ibnu Majah)
↝Ini adalah dorongan bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik.
Dan penghuni surga yang paling rendah derajatnya telah kita sebutkan di dalam halaqah
sebelumnya.

Halaqah yang ke-71 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang
“Al-Jannah dan Kenikmatannya (Bagian 1)”.
Al-Jannah, secara bahasa adalah kebun. Dan secara syari’at, Al Jannah adalah negeri di akhirat
yang penuh dengan kenikmatan yang Allah sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Kenikmatan yang tidak pernah terbetik di hati manusia. Bagaimanapun besar kenikmatan di dunia,
maka tidak akan menyamai kenikmatan di dalam surga. Dan bagaimanapun kita berusaha
mengkhayal sebuah kenikmatan, maka tidak akan setara dengan kenikmatan di dalam surga.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ََّ ‫ون كَانُوَّاْ ِب َما َجزَ آ ََّء أَ ۡعيُنَّ قُر َِّة ِمن لَ ُهم أ ُ ۡخ ِف‬
َّ‫ى مآ ن َۡفسَّ تَعۡ لَ َُّم َف َل‬ ََّ ُ‫َيعۡ َمل‬
“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang tersimpan untuknya, berupa kenikmatan yang
menyejukkan mata. Sebagai balasan atas apa yang sudah mereka amalkan.” (QS As-Sajdah: 17)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
َّ‫ّللاُ قَا َل‬ َُّ ‫ين ِل ِع َبادِى أ َ ْعدَد‬
َّ ‫ْت تعالى‬ ََّ ‫لَ َما الصا ِل ِح‬
َّ ‫ْن‬ َّْ َ‫ َرأ‬، َ‫ل‬
ََّ ‫ت َعي‬ ََّ ُ ‫ت أُذ‬
َّ ‫ن َو‬ َ ، َ‫ل‬
َّْ ‫س ِم َع‬ َّ ‫ط ََّر َو‬ َِّ ‫َبشَرَّ قَ ْل‬
َ ‫ب َعلَى َخ‬

“Allah ta’ala berkata, Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh, kenikmatan yang tidak
pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik di dalam
hati manusia.” (HR Bukhari dan Muslim)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengabarkan kepada kita sebagian dari kenikmatan surga.
Nama-nama kenikmatan di dalam surga yang Allah kabarkan kepada kita sama dengan nama-nama
kenikmatan yang ada di dunia. Namun memiliki sifat yang berbeda. Rumah di surga lain dengan
rumah di dunia, meskipun namanya sama-sama rumah. Demikian pula buah-buahan di surga jauh
lebih nikmat dari pada buah-buahan di dunia, meski sama namanya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
َُّ ‫ُمتَشَـ ِب ًهاَّ ِبِۦه َوأ َُّت ُوَّاْ قَ ۡب‬
‫ل ِمن ُر ِز ۡقنَا ٱلذِى هَـذَا قَالُوَّاْ ِر ۡزقًاَّ ثَ َم َرةَّ ِمن ِم ۡن َہا ُر ِزقُوَّاْ ڪُل َما‬
“Setiap kali mereka diberi buah-buahan dari surga mereka berkata, ‘Inilah rezeki yang telah
diberikan kepada kami dahulu di dunia.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa.” (QS Al-
Baqarah: 25)
Ada yang mengatakan serupa warna, bentuk, dan namanya. Namun berbeda rasa dan kelezatannya.
Orang yang masuk ke dalam surga dan merasakan sedikit kenikmatan surga akan merasa bahwa
dia tidak pernah susah di dunia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Dan akan didatangkan seorang penduduk surga yang paling susah di dunia. Kemudian dicelupkan
sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanya, ‘Wahai anak Adam, pernahkah engkau
merasakan kesengsaraan? Apakah pernah engkau tertimpa kesusahan?’ Dia menjawab, ‘Tidak
pernah demi Allah. Wahai Rabb-ku tidak pernah aku sengsara dan tidak pernah aku melihat
kesusahan.’ ” (HR Muslim)
Dan diantara kesempurnaan kenikmatan surga, bahwa apa yang kita inginkan akan diberi oleh
Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
َّ‫ون َما فِي َها ل ُه ۡم‬
ََّ ‫خَـ ِلدِينََّ يَشَآ ُء‬
“Bagi merekalah apa yang mereka inginkan di dalam surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-
Furqan : 16)
Oleh karena itu, diantara nama-nama surga adalah:
1. Jannatun Na’īm Yaitu jannah yang penuh dengan kenikmatan, lihat QS Luqman: 8
2. Darussalam Yang artinya negeri yang selamat. Maksudnya selamat dari semua kekurangan
dan kejelekan, lihat QS Al-An’am: 127
3. Maqam Amin Yang artinya tempat tinggal yang aman. Yaitu aman dari segala musibah
dan kejelekan, lihat QS Ad-Dukhan: 51
4. Darul Muqamah Yang artinya negeri yang terus menerus ditempati, lihat QS Fathir: 35
Demikianlah kesempurnaan kenikmatan di dalam surga, negeri yang penuh dengan kenikmatan,
selamat dari semua kekurangan, aman dari segala musibah, dan kekal selama-lamanya.
Halaqah yang ke-72 dari silsilah beriman kepada hari akhir adalah tentang Al
Jannah dan kenikmatannya bagian yang k-2

Luas surga adalah seluas langit dan bumi. Allāh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
‫ارعُوا‬
ِ ‫س‬َ ‫ن َم ْغ ِف َرةَّ ِإلَىَّ َو‬
َّْ ‫ض َها َو َجنةَّ َر ِب ُك َّْم ِم‬ َُّ ‫َو ْاأل َ ْر‬
َُّ ‫ض الس َم َاو‬
ُ ‫ات َع ْر‬
“Dan hendaklah kalian berlomba-lomba untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian, dan
berlomba untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (Ali Imrān: 133)
Para penduduk surga akan mendapatkan rumah-rumah yang mewah. Allāh Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman:
َّ‫ِين لَ ِك ِن‬
ََّ ‫غ َرفَّ لَ ُه َّْم َرب ُه َّْم اتقَ ْوا الذ‬
ُ ‫ن‬
َّْ ‫غ َرفَّ فَ ْو ِق َها ِم‬
ُ َّ‫ن تَجْ ِري َم ْب ِنية‬ َُّ ‫َّۚ ْاأل َ ْن َه‬
َّْ ‫ار تَحْ ِت َها ِم‬
“Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Allāh, bagi mereka kamar-kamar di dalam surge
yang diatasnya ada kamar-kamar yang dibangun, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.” (QS
Az-Zumar: 20)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan tentang bangunan dan tanah di surga
ketika beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh para sahabat tentang bangunan surga.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Batu bata dari perak dan batu bata dari emas, lumpurnya berbau wangi kasturi yang sangat harum,
kerikilnya mutiara dan batu mulia, tanahnya elok seperti warna za’faron.”
(Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
Di dalam sebuah hadits Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan:
“Bahwasanya orang yang sholat 12 raka’at setiap hari akan dibangunkan rumah di dalam surga.”
(HR Muslim)
Dan maksud dari 12 raka’at adalah shalat rawatib yang terdiri dari:
~ 4 raka’at sebelum dzuhur,
~ 2 raka’at setelah dzuhur,
~ 2 raka’at setelah magrib,
~ 2 raka’at setelah isya dan
~ 2 raka’at sebelum subuh.
Di dalam surga juga ada kemah. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Kemah di dalam surga terbuat dari mutiara-mutiara yang berongga dalamnya, tinggi kemah
tersebut 30 mil ke atas.” (HR Bukhari)
Allāh Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan di dalam surat Al-Baqarah ayat 25 dan juga ayat-ayat
yang lain bahwasanya surga mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan Allāh Subhanahu Wa
Ta’ala mengabarkan di dalam ayat yang lain bahwa di dalam surga:
~ ada sungai dari air yang tidak akan payau,
~ ada sungai-sungai dari susu yang tidak akan berubah rasanya,
~ ada sungai-sungai dari khamer yang lezat bagi orang-orang yang meminumnya, dan
~ ada sungai-sungai dari madu yang tersaring lagi bersih.
(Lihat surat Muhammad ayat 15).
Dan diantara sungai-sungai surga adalah Al-Kautsar, sungai yang Allāh berikan untuk Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ ‫ْالك َْوثَ َر أَ ْع‬
‫ط ْينَاكَ إِنا‬
“Sungguh kami telah memberimu wahai Muhammad Al-Kauwstar” (QS Al-Kauwstar: 1)
Di dalam surga juga ada mata air-mata air yang mengalir. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
‫عيُون َجنات فِي ْال ُمتقِينَ إِن‬
ُ ‫َو‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam kebun-kebun (surga) dan mata air-mata
air yang mengalir.” (QS Adh-Dhriyat: 15)
Dan diantara nama mata air surga adalah Salsabil. (Lihat QS Al-Insan: 18)
Di dalam surga juga ada pohon-pohon. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan di
dalam sebuah hadits:
“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang apabila seorang pengendara berjalan
menuruti bayangannya, yaitu bayangan pohon tersebut, niscaya 100 tahun dia tidak akan selesai.”
(HR Bukhari)
Dan diantara pohon surga adalah Sidratul Muntaha, yang Allah sebutkan di dalam surat An-Najm
ayat yang ke 14. Adapun bau wanginya maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah
mengabarkan di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah:
‫ِير ِة ِم ْن لَيُو َجدُ ِري َح َها َو ِإن‬
َ ‫خ َِريف َس ْبعِينَ َمس‬
“Sungguh bau wangi surga tercium dari jarak perjalanan 70 tahun.”
Halaqah yang ke-73 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Al Jannah dan Kenikmatannya Bagian 3”.
Diantara makanan penduduk surga adalah daging burung dan buah-buahan.
Mereka akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pening
kepala.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
ُ ‫ُون ِو ۡلدَٲنَّ َع َل ۡي ِہ َّۡم َي‬
ََّ ‫( ُّمخَلد‬١٧) َّ‫يق ِبأ َ ۡك َواب‬ ۡ
َّ‫وف‬
ُ ‫ط‬ ِ ‫( م ِعينَّ ِمن َوكَأسَّ َوأ َ َب‬١٨) َّ‫ُونَّ ل‬
ََّ ‫ار‬ َ ُ‫ونَّ َو َلَّ َع ۡن َہا ي‬
َ ‫صد ع‬ َ ُ‫ُنزف‬
ِ ‫( ي‬١٩) َّ‫ِمما َوفَـ ِك َهة‬
َ َ
ََّ ‫( يَتَخَي ُر‬٢٠) ‫ون ِمما ط ۡيرَّ َول ۡح َِّم‬
‫ون‬ ۡ
ََّ ‫( َيشت َ ُہ‬٢١)
“Mereka akan dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek,
dan sloki (piala) yang berisi arak yang diambil dari mata air yang mengalir. Mereka tidak pening
karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung
dari apa yang mereka inginkan.” (QS Al Waqi’ah: 17-21)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Di dalam surga ada burung yang lehernya seperti leher unta.” Kemudian beliau shallallāhu ‘alayhi
wa sallam mengatakan, “Yang memakannya lebih baik dari padanya.” (Hadits hasan riwayat
Tirmidzi)
“Makanan pertama penduduk surga adalah tambahan hati ikan paus.” (HR Bukhari)
Maksudnya adalah sepotong daging yang menggantung pada hati ikan paus dan dia adalah bagian
yang paling lezat dari hati ikan paus.
Di dalam hadits Tsauban radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau
shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh seorang ulama Yahudi,
“Apa yang mereka makan setelah itu?” Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata: “Akan
disembelih bagi mereka sapi jantan dari surga yang akan dimakan oleh semua penduduk surga.”
Ulama Yahudi tersebut berkata, “Apa yang mereka minum setelahnya?” Beliau shallallāhu ‘alayhi
wa sallam berkata: “Mereka meminum dari mata air di dalam surga yang dinamakan Salsabil.”
Para penduduk surga makan bukan karena lapar dan minum bukan karena haus. Dan mereka tidak
mengeluarkan kotoran.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum. Dan tidak meludah, tidak buang air kecil,
tidak buang air besar, dan tidak membuang ingus.” Mereka bertanya: “Lalu ke mana
makanannya?”
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Menjadi sendawa dan keringat, seperti keringat
minyak kasturi.” (Hadits riwayat Muslim)

Bejana-bejana mereka seperti piring, cangkir, gelas, dan teko terbuat dari emas dan perak.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Dua surga terbuat dari perak, bejana-bejana keduanya, dan apa-apa yang ada di dalam keduanya.
Dan dua surga terbuat dari emas, bejana-bejana keduanya, dan apa-apa yang ada di dalam
keduanya.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, memakai perhiasan dari emas, perak, dan mutiara.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َّ‫ن ِفي َها يُ َحل ۡو َن‬ َ َ‫س ُه َّۡم َولُ ۡؤلُؤً اَّ ذَهَبَّ ِمن أ‬
َّۡ ‫سا ِو ََّر ِم‬ ُ ‫َح ِريرَّ ِفي َها َو ِل َبا‬
“Mereka diberi perhiasan gelang dari emas dan perhiasan mutiara, dan pakaian mereka dari sutra.”
(QS Al Hajj: 23)
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َّ‫اب َعـ ِل َي ُہ ۡم‬
َُّ ‫سندُسَّ ثِ َي‬ ۡ ‫سا ِو ََّر َو ُحلُّ ٰٓوَّاْ َو ِإ ۡست َۡب َرقَّۚ ُخ‬
ُ َّ‫ضر‬ َ َ ‫سقَٮ ُه َّۡم فِضةَّ ِمن أ‬
َ ‫ورا ش ََرابًا َربُّ ُہ َّۡم َو‬ َ
ً ‫ط ُه‬
“Mereka akan memakai pakaian dalam dari sutra halus yang berwarna hijau dan memakai pakaian
luar dari sutra tebal dan dihiasi dengan gelang dari perak dan Rabb mereka memberi minum kepada
mereka dengan air yang sangat bersih.” (QS Al Insan: 21)
Mereka akan bersandar di atas permadani yang dalamnya terbuat dari sutra tebal.
(Lihat Ar Rahman: 54)
Dan akan bersandar di atas sofa yang tersusun. (Lihat QS At Thur: 20)
Para penduduk surga akan saling bertemu dan bertegur sapa.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َّ‫ض ُہ َّۡم َوأَ ۡقبَ َل‬
ُ ۡ‫ون بَعۡ ضَّ َعلَىَّ بَع‬ ََّ ُ‫سآ َءل‬ َ َ ‫( يَت‬٢٥) ْ‫ل ڪُنا إِنا قَالُ ٰٓوَّا‬ َّٰٓ ِ‫ين أ َ ۡه ِلنَا ف‬
َُّ ‫ى قَ ۡب‬ ََّ ‫( ُم ۡش ِف ِق‬٢٦) َّ‫ٱَللُ فَ َمن‬
َّ ‫اب َو َوقَٮنَا َعلَ ۡينَا‬
ََّ َ‫وم َعذ‬
َِّ ‫( ٱلس ُم‬٢٧) ‫إِنا‬
‫ل ِمن ڪُنا‬ ۡ
َُّ ‫( ٱلر ِحي َُّم ٱل َب َُّّر ه ََُّو ۥ ِإن َّهُ نَ ۡدعُوهَُّ قَ ۡب‬٢٨)
“Dan mereka akan saling berhadapan dan saling bertanya. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya kita
dahulu di dunia sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kita, kita merasa takut dengan adzab.
Maka Allah memberikan karunia kepada kita. Dan memelihara kita dari azab neraka.
Sesungguhnya kita dahulu menyembahnya sejak dahulu dan Dia-lah yang Maha Melimpahkan
Kebaikan dan Maha Penyayang.’ ” (QS At Thur: 25-28)
Halaqah yang ke-74 dari silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 4”.
Para penduduk surga akan masuk ke dalam surga seperti manusia yang berumur 33 tahun.
Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
َُّ ‫ين ُم ْردًا ُج ْردًا ْال َجن َّةَ ْال َجن َِّة أَ ْه‬
َّ‫ل يَدْ ُخ ُل‬ ََّ ‫ين أَ ْبنَا ََّء ُمكَح ِل‬
ََّ ‫أو ث َ َل ِث‬ ََّ ِ‫سنَ َّةً َوثَ َلث‬
َّْ َّ‫ين ثَ َلث‬ َ
“Penduduk surga akan masuk ke dalam surga dalam keadaan kulit tidak berambut, tidak
berjenggot, bercelak matanya, seperti manusia yang berumur 30 atau 33 tahun.”
(Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi)
Tiga puluh atau tiga puluh tiga adalah keraguan dari rawi. Dan di dalam hadits hasan yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu disebutkan bahwasanya
mereka akan masuk surga dalam keadaan:
- Kulit berwarna putih
- Berumur 33 tahun
- Dengan tinggi 60 hasta (satu hasta adalah dari satu siku ke ujung jari)
- Allah akan menikahkan para laki-laki penduduk surga dengan bidadari yang sempurna
kecantikannya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
‫ِعينَّ ِب ُحورَّ َوزَ و ۡجنَـ ُهم‬
“Dan Kami akan menikahkan mereka dengan bidadari-bidadari.” (QS At-Thur : 20)
Dan yang dimaksud dengan Hur adalah wanita-wanita yang putih matanya sangat putih. Dan
bagian hitam matanya sangat hitam. Dan ‘īn adalah wanita-wanita yang lebar matanya. Allah
menyebutkan bahwasanya bidadari-bidadari tersebut besar payudaranya dan sebaya umurnya.
(QS An-Naba’: 33)
Mereka diciptakan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla secara langsung dalam keadaan perawan dan
penuh rasa cinta kepada suaminya (QS Al-Waqi’ah: 35-37)
Sangat cantik seperti mutiara yang tersimpan, yang tidak berubah warnanya (QS Al-Waqi’ah: 23)
Dan ada yang seperti batu mulia dan mereka menjaga pandangan mereka hanya untuk suaminya
(QS Ar-Rahman: 56-58)
Para bidadari tersebut tidak pernah haidh dan mereka bersih dari segala kotoran
(QS Al-Baqarah: 25)
Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwasanya,
“Seandainya salah seorang bidadari muncul dan melihat ke bumi, niscaya dia akan menyinari apa
yang ada di antara surga dan bumi. Dan niscaya akan memenuhi antara surga dan bumi dengan
bau wangi. Dan sungguh khimar atau kerudung seorang bidadari lebih baik daripada dunia dan
seisinya. (Hadits Riwayat Bukhari)
Para bidadari tersebut akan cemburu bila suaminya yang sedang di dunia disakiti oleh istrinya di
dunia (sebagaimana tersebut di dalam hadits yang shahih riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
“Lelaki penduduk surga akan diberi kekuatan 100 kali lipat dalam makan, minum, syahwat, dan
mendatangi istrinya.” (Hadits shahih Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul Kabiir)
Istri di dunia akan menjadi istri di akhirat apabila istri tersebut beriman. Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman,
ُ ‫ح َو َمن يَ ۡد ُخلُونَ ََّہا َع ۡدنَّ َجنـ‬
َّ‫ت‬ ََّ َ‫صل‬
َ ‫ن‬ ِ ‫َوذُ ِريـتِ ِہ ۡمَّ َوأ َ ۡز َو‬
َّۡ ‫ٲج ِه َّۡم َءابَآ ِٕٮ ِہ َّۡم ِم‬
“Surga-surga yang mereka akan masuk ke dalamnya dan juga orang-orang yang shalih dari bapak
bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan-keturunan mereka.” (QS Ar-Ra’ad: 23)
Para penduduk surga akan dilayani oleh anak-anak muda yang Allah ciptakan di dalam surga,
mereka sangat indah dipandang dan banyak seperti mutiara-mutiara yang bertebaran
→ (Lihat Al-Waqi’ah: 17 dan Al-Insan: 19)
Halaqah yang ke-75 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Al Jannah dan Kenikmatannya Bagian 5”.
Sebagian besar penduduk surga adalah orang-orang lemah. Rasulullah Shāllallāhu Alaihi
Wasallam bersabda,
َ ‫ن َعام َّةُ فَك‬
َّ‫َان‬ َّْ ‫ين دَ َخلَ َها َم‬ َ ‫ْال َم‬
ََّ ‫سا ِك‬
“Maka sebagian besar orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam telah mengabarkan beberapa nama penduduk surga,
diantaranya Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali Radhiyallāhuanhum. Sebagaimana di dalam hadits
yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Kenikmatan paling besar bagi penduduk surga di atas segala kenikmatan surga yang mereka
rasakan adalah memandang wajah Allah yang mulia. Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam
bersabda,
“Apabila penduduk surga masuk ke dalam surga maka Allah Tabaraka wa ta’ala akan berkata,
‘Apakah kalian menginginkan aku tambah kenikmatan kepada kalian?’ Mereka berkata,
‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan
kami ke dalam surga? Dan menyelamatkan kami dari neraka?’ Allah pun menyingkap hijab, maka
mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka cintai daripada melihat kepada Rabb mereka ‘Azza
wa jalla.” (HR Muslim)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

َ ‫َو ِزيَادَةَّۚ ۡٱل ُح ۡسنَىَّ أَ ۡح‬


َ ‫سنُوَّاْ ِللذ‬
َّ‫ِين‬
“Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah surga dan tambahan”. (QS Yunus: 26)
“Tambahan” di dalam ayat di atas adalah memandang wajah Allah. Sebagaimana datang tafsirnya
dari para sahabat seperti Abu Bakr, Abu Musa Al-Asyari, dan Hudzaifah Radhiyallāhuanhum.
Para penduduk surga akan sangat berbahagia dan wajah mereka berseri-seri ketika melihat Allah
‘Azza wa jalla, Dzat yang selama di dunia mereka imani dan mereka sembah, padahal mereka
tidak pernah melihat-Nya. Mereka taati perintah-Nya, mereka jauhi larangan-Nya, mereka
benarkan kabar-kabar-Nya, bersabar atas ujian-Nya, mereka baca dan dengarkan firman-Nya,
mereka ikuti Nabi-Nya, menyeru kepada jalan-Nya, dan merindukan pertemuan dengan-Nya.
Meskipun dengan segala kekurangan yang mereka miliki.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

ِ ‫( ن‬٢٢) َّ‫َاظ َرةَّ َر ِب َہا ِإلَى‬


َّ‫اض َرةَّ َي ۡو َم ِٕٮذَّ ُو ُجوه‬ ِ ‫( ن‬٢٣)
“Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Rabb mereka.” (QS Al-Qiyamah: 22-23)
Saudaraku, jalan ke surga adalah jalan yang penuh dengan rintangan. Tidak sampai ke sana kecuali
orang yang bersabar. Ada perintah yang harus dikerjakan, ada larangan yang harus dijauhi, dan
ada ujian yang harus kita sabar menghadapinya.
Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam bersabda,
ِ ‫َارَِّه ْال َجن َّةُ ُحف‬
َّ‫ت‬ ِ ‫ت ِب ْال َمك‬
َِّ ‫ار َو ُحف‬
َُّ ‫ت الن‬
َِّ ‫ِبالش َه َوا‬
“Surga dikelilingi perkara-perkara yang dibenci dan neraka dikelilingi perkara-perkara yang
menyenangkan”. (HR Muslim)
Kesenangan dunia adalah kesenangan yang sedikit, sebentar, dan banyak kekurangan. Sedangkan
kesenangan akhirat adalah kesenangan yang sangat banyak, kekal selamanya, dan tanpa ada
kekurangan sedikit pun.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
ََّ ‫( ٱلد ُّۡنيَا ۡٱل َحيَوَّةَ ت ُ ۡؤثِ ُر‬١٦) ُ ‫ى خ َۡيرَّ َو ۡٱأل َ ِخ َر َّة‬
َّ‫ون بَ ۡل‬ َّٰٓ َ‫( َوأ َ ۡبق‬١٧)
“Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal.”
(QS Al-A’la: 16-17)
Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan,
perhiasan, saling berbangga di antara kalian, saling memperbanyak harta, dan juga anak-anak.
Seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering,
dan kalian melihat warnanya menjadi kuning kemudian hancur. Dan di akhirat ada adzab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.” (QS Al-Hadid: 20)
Untuk mendapatkan surga bukan berarti seseorang harus meninggalkan seluruh kesenangan dunia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan dunia dan kenikmatannya supaya kita manfaatkan
dengan baik untuk mencari ridho Allah dan surga-Nya.
Orang yang tercela adalah orang yang menjadikan kebahagiaan di dunia sebagai tujuan dan
melupakan kebahagiaan akhirat.
Halaqah yang ke-76 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian 1”.
An-Naar secara bahasa adalah api. Secara syari’at, An-Naar adalah negeri di akhirat yang penuh
dengan adzab yang Allah sediakan bagi orang-orang kafir.
Adzab yang sangat pedih dan menghinakan. Bagaimanapun pedih manusia menyiksa manusia
yang lain di dunia, maka adzab Allah di neraka lebih pedih.
Allah berfirman,
َ ُ َ ِّ َ َ
‫ف َي ْو َم ِئ ٍذ َل ُي َعذ ُب َعذ َابه أ َحد‬

“Maka pada hari itu tidak ada yang mengadzab seperti adzab Allah”. (QS Al-Fajr: 25)

Orang yang masuk ke dalam neraka akan lupa dengan segala kenikmatan dunia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Akan didatangkan seorang penghuni neraka yang paling banyak mendapat kenikmatan di dunia pada hari
kiamat. Kemudian dicelupkan sekali celupan di dalam neraka, kemudian ditanya, ‘Wahai anak Adam,
pernahkah engkau melihat kebaikan? Apakah pernah engkau mendapatkan kenikmatan?’ Dia menjawab,
‘Tidak demi Allah, wahai Rabb-ku’”. (Hadits riwayat Muslim)

Karena sangat pedihnya mereka ingin menebus adzab di neraka dengan orang-orang yang sangat
mereka cintai di dunia dan seluruh manusia.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
ُ ۡ ِ َّ َ ۡ َ َ
﴾70:13﴿ ‫ت ت ْٔـ ِو ۡي ِه‬ ۡ َ َ َ ‫﴾ َو َص‬70:11﴿ ‫َّص ۡو َن ُه ۡمّ َي َو ُّد ۡال ُم ۡجر ُم َل ۡو َي ۡف َتد ۡى م ۡن َع َذاب َي ۡومـئ ٍۢذ ب َبن ۡيه‬
ُ ‫ّ ُّ َب ر‬
ِ ‫﴾ وف ِصيل ِت ِه ال‬70:12﴿ ‫احب ِت ٖه وا ِخي ِه‬
ِ ِ ِ ِ ٍِ ِ ِ ِ ِ ِ
ۡ ُ َ ۡ ِ ۡ َ َ
﴾70:14﴿ ‫ض َج ِم ۡي ًعا ث رم ُين ِج ۡي ِه‬ ۡ
ِ ‫ومن ِف اَلر‬
“Orang kafir berangan-angan seandainya bisa menebus adzab saat itu dengan anak-anak laki lakinya,
istrinya dan saudara laki-lakinya, dan keluarganya yang menaunginya, dan semua yang ada di permukaan
bumi kemudian tebusan itu bisa menyelamatkan dia.” (QS Al-Ma’arij: 11-14)

Di dunia, seseorang rela berkorban demi keselamatan orang-orang yang dia cintai. Namun di
neraka justru dia akan mengorbankan orang-orang yang dia cintai demi keselamatan dirinya.
Di antara nama-nama neraka adalah:
- Hawiyah yang artinya jurang yang dalam (QS Al-Qari’ah: 9)
- Al-Huthamah yang artinya yang menghancurkan apa yang ada di dalamnya (QS Al-Humazah:4)
- Jahim yaitu api yang menyala-nyala (QS Al-Infithar: 14)
- Saqar yang artinya yang menghanguskan (QS Al-Muddatsir: 26)

Penjaga neraka adalah 19 malaikat yang keras dan kejam, yang mereka menyiksa sesuai dengan
perintah Allah (QS At-Tahrim: 6 dan Al-Muddatsir: 30).
Penduduk neraka sangat banyak jumlahnya. Setiap 1000 orang, 1 orang akan masuk surga, 999
akan masuk ke dalam neraka.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari, Allah Subhānahu wa Ta’āla berkata kepada
Nabi Adam, “Keluarkanlah dari setiap 1000, 999 orang”.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits ini, “Bergembiralah kalian,
sesungguhnya dari kalian 1 orang dan dari Ya’juj dan Ma’juj 1000 orang”.
Orang-orang kafir yang jumlahnya sangat banyak tersebut, badannya akan dibuat besar, 1 gigi geraham
akan sebesar gunung Uhud dan jarak antara 2 ujung pundak salah seorang mereka, sejauh 3 hari perjalanan
bagi pengendara cepat.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Antara 2 ujung pundak orang kafir di dalam neraka, perjalanan orang yang naik kendaraan dengan cepat,
selama 3 hari”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
Dan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya tebal kulit orang kafir 42 hasta
dan 1 gigi geraham dia seperti gunung Uhud. Dan sesungguhnya tempat duduk dia di jahannam seperti
antara Mekkah dan Madinah”. (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
 42 hasta kurang lebih 19 meter
 Tinggi gunung Uhud kurang lebih 128 meter
 Jarak Mekah – Madinah kurang lebih 450 kilometer
Jumlah penghuni neraka yang sangat banyak dengan ukuran tubuh masing-masing yang sangat besar
menunjukkan tentang sangat besarnya neraka.
Meskipun demikian masih ada tempat yang tersisa di dalam neraka. Dan neraka masih terus bertanya
‘Apakah masih ada tambahan?’
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

َ ‫يَ ْو َمَّنَقُولَُّ ِل َج َهن َمَّ َه ِلَّا ْمت َََلْت‬


َّ‫َِّوتَقُولَُّه َْلَّمِ ْنَّ َم ِزيد‬
“Pada hari dimana Kami berkata kepada Jahannam, ‘Apakah kamu sudah penuh?’. Dan jahannam berkata,
‘Apakah masih ada tambahan?’”. (QS Qaf: 30)
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Senantiasa jahannam berkata ‘Apakah masih ada tambahan? Sampai Rabbul ‘Izzah (yaitu Allah)
meletakkan telapak kakinya di neraka kemudian barulah neraka berkata: ‘Cukup, cukup, demi keperkasaan-
Mu’. Maka neraka pun saling melipat sebagian ke sebagian yang lain’”.
(Hadits riwayat Bukhari)
Diantara yang menunjukkan besarnya neraka, suatu hari para sahabat Radhiyallāhu ‘anhum sedang bersama
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam, tiba-tiba mereka mendengar suara sesuatu yang jatuh.
Maka nabi bertanya: “Tahukah kalian apa ini?”. Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Ini adalah batu yang telah dilempar ke dalam neraka
semenjak 70 tahun yang lalu. Maka dia jatuh melesat ke dalam neraka sehingga sekarang sampai di
dasarnya”. (Hadits riwayat Muslim)
Dan diantara yang menunjukkan besarnya neraka, bahwa 4,9 milyar malaikat akan menyeret neraka
Jahannam pada hari kiamat. Sebagaimana telah berlalu haditsnya.
Halaqah yang ke-77 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian 2”.
Neraka akan dinyalakan di hari kiamat dan apabila sudah menyala dia tidak akan padam.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
ْ ‫سع َِر‬
َّ‫ت‬ ْ َ‫َو ِإذ‬
ُ َّ‫اَّال َجحِ ي ُم‬

“Dan apabila neraka dinyalakan.”


(QS At-Takwir: 12)
Dan Allah berfirman,
ََّّ‫ص ًّماََّّ َمأ ْ َوا ُه ْمَّ َج َهن ُم‬ َ ‫ًاَّوبُ ْك ًم‬
ُ ‫اَّو‬ َ ‫ع ْمي‬ ُ ‫علَى‬
ُ َّ‫َّو ُجو ِه ِه ْم‬ ْ ‫ش ُر ُه ْمَّ َي َّْو َم‬
َ َِّ‫َّال ِق َيا َمة‬ َ َِّ‫ضل ِْلَّفَلَ ْنَّت َِجدََّلَ ُه ْمَّأ َ ْو ِل َيا َءَّمِ ْنَّدُو ِنه‬
ُ ْ‫َّونَح‬ ْ ُ‫َّو َم ْنَّي‬ ْ ‫َو َم ْنَّ َي ْهدَِّّللاَُّفَ ُه َو‬
َ َِّ‫َّال ُم ْهتَد‬
‫ِيرا‬ً ‫سع‬ َ َّ‫َّز ْدنَا ُه ْم‬ِ ْ‫ُكل َماَّ َخبَت‬

“Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan
maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami
akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan
pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan
padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya”

(QS Al-Isra’: 97)


Neraka bisa melihat, mendengar, dan berbicara.
Rasulullah shāllallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Akan keluar potongan dari neraka yang berbentuk leher pada hari kiamat. Dia memiliki dua mata
yang melihat, dua telinga yang mendengar, dan lisan yang berbicara. Dia berkata, ‘Aku diberi
tugas untuk mengadzab tiga golongan. Setiap orang yang sombong dan keras kepala (maksudnya
dalam menentang kebenaran). Orang yang berdoa kepada selain Allah bersama Allah. Dan orang
orang yang menggambar (yaitu menggambar mahluk hidup yang bernyawa).’’
(Hadits shahih riwayat Tirmidzi).
Pintu-pintu neraka ada tujuh.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
‫س ۡب َع َّةُ لَ َها‬
َ َّ‫ل أَ ۡب َوٲب‬ ُ ‫م ۡق‬
َِّ ‫سومَّ ُج ۡزءَّ ِم ۡن ُہ َّۡم َبابَّ ِل ُك‬
“Neraka memiliki tujuh pintu. Setiap pintu ada bagiannya.” (QS Al-Hijr: 44)
Maksudnya, akan dimasuki penghuni neraka sesuai dengan amalannya. Pintu-pintu tersebut akan
dibuka langsung ketika penduduk neraka sampai di depan pintu neraka tanpa adanya syafa’at
(Lihat QS Az-Zumar: 71).
Di bulan Ramadhan, tujuh pintu ini akan ditutup (HR Bukhari dan Muslim).
Setelah masuk orang-orang kafir ke dalam neraka, maka pintu-pintu tersebut tidak akan dibuka
untuk mereka.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َّ‫صدََّة ُ نَارَّ َعلَ ۡي ِہ ۡم‬
َ ‫ُّم ۡؤ‬
“Bagi mereka neraka yang tertutup.” (QS Al-Balad: 20)
Neraka memiliki tingkatan-tingkatan sesuai dengan kedahsyatan adzabnya. Orang-orang munafik
berada di tingkat paling bawah.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
ََّ ‫ك فِى ۡٱل ُمنَـ ِف ِق‬
َّ‫ين إِن‬ َِّ َ‫ن ۡٱأل َ ۡسف‬
َِّ ‫ل ٱلد ۡر‬ ََّ ‫ار ِم‬
َِّ ‫ٱلن‬
“Sesungguhnya orang-orang munafik berada di tingkat paling bawah dari neraka.”
(QS An-Nisa: 145)
Dan orang yang paling ringan adzabnya adalah yang disebutkan oleh Rasulullah shāllallāhu ‘alayhi
wa sallam,
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan adzabnya adalah orang yang memakai dua
sandal dan dua tali sandal dari api. Akan mendidih otaknya dengan sebab keduanya. Seperti
mendidihnya periuk. Dia tidak melihat ada orang yang lebih keras adzabnya daripada dia. Padahal
sesungguhnya dialah orang yang paling ringan adzabnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Bahan bakar neraka adalah orang-orang kafir, batu, dan segala sesuatu yang disembah selain Allah
dan dia ridha.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
ْ‫ار فَٱتقُوَّا‬
ََّ ‫اس َوقُودُهَا ٱل ِتى ٱلن‬ َ ‫ت َو ۡٱل ِح َج‬
َُّ ‫ارَّة ُ ٱلن‬ ََّ ‫ِل ۡلكَـ ِف ِر‬
َّۡ ‫ين أ ُ ِعد‬
“Maka hendaklah kalian takut dengan neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan untuk orang-orang kafir.” (QS Al-Baqarah: 24)
Dan Allah berfirman,
ََّ ‫ُون ِمن ت َعۡ بُد‬
َّ‫ُون َو َما ِإنڪ ُۡم‬ َِّ ‫ٱَللِ د‬
َّ ‫ب‬ َ ‫ُون لَ َها أَنت ُ َّۡم َج َهن ََّم َح‬
َُّ ‫ص‬ ََّ ‫َو ِٲرد‬
“Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah bahan bakar jahannam.
Kalian akan memasukinya.” (QS Al-Anbiya: 98)
Api neraka adalah api yang sangat panas. Dan telah berlalu bahwasanya api di dunia adalah satu
dari tujuh puluh bagian api neraka.
Tidak ada kesejukan sama sekali di dalam neraka. Benda-benda sekitar yang diharapkan memiliki
kesejukan, ternyata merupakan adzab tersendiri bagi penghuninya.
Angin yang sangat panas, air yang mendidih dan teduhan atau naungan dari asap yang hitam.
Allah berfirman,
ُ ‫ل َوأَصۡ َحـ‬
َّ‫ب‬ َُّ ‫ل أَصۡ َحـ‬
َِّ ‫ب َمآ ٱل ِش َما‬ َ َّ‫( َو َح ِميم‬٤٢) َّ‫( َي ۡح ُمومَّ ِمن َو ِظل‬٤٣) َّ‫اردَّ ل‬
َِّ ‫( ٱل ِش َما‬٤١) ‫س ُمومَّ فِى‬ َّ َ ‫( ك َِريمَّ َو‬٤٤)
ِ ‫ل َب‬

“Dan golongan kiri, betapa sengsaranya golongan kiri. Di dalam siksaan angin yang sangat panas,
air yang mendidih, dan teduhan asap yang hitam. Teduhan yang tidak dingin dan tidak
menyenangkan untuk dipandang.” (QS Al-Waqiah: 41-44)
Dan Allah berfirman yang artinya,
“Pergilah kalian kepada teduhan yang memiliki tiga cabang. Yang tidak menaungi dan tidak
melindungi dari api neraka. Sungguh neraka akan melemparkan percikan api sebesar istana
(maksudnya tinggi dan besar). Percikan api tersebut seperti unta-unta hitam yang condong ke
warna kuning.” (QS Al-Mursalat: 30-33)
Penghuni neraka adalah orang-orang kafir yang terdiri dari orang-orang musyrik, ahlul kitab yaitu
Yahudi dan Nashrani, dan orang-orang munafik.
Allah berfirman,
ََّ ‫ن َكفَ ُروَّاْ ٱلذ‬
َّ‫ِين إِن‬ َّۡ ‫ل ِم‬ َِّ ‫ين ۡٱل ِكتَـ‬
َِّ ‫ب َّأ َ ۡه‬ ََّ ‫َار فِى َو ۡٱل ُم ۡش ِر ِك‬
َِّ ‫ِين َج َهن ََّم ن‬
ََّ ‫فِي َہآَّ خَـ ِلد‬
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahlul kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam
neraka jahannam, kekal di dalamnya.” (QS Al-Bayyinah: 6)
Dan Allah berfirman,
َّ‫ٱَللَ ِإن‬
َّ ‫ام َُّع‬ ََّ ‫ين ۡٱل ُمنَـ ِف ِق‬
ِ ‫ين َج‬ ََّ ‫َج ِمي ًعا َج َهن ََّم ِفى َو ۡٱلكَـ ِف ِر‬
“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
jahannam semuanya.” (QS An-Nisa: 140)
Diantara penghuni neraka adalah:
- Fir’aun yang ada di zaman Nabi Musa (Lihat QS Hud: 98)
- Istri Nabi Nuh dan Nabi Luth (QS At-Tahrim: 10)
- Serta Abu Lahab dan istrinya (Lihat QS Al-Massad: 1-5).
Halaqah yang ke-78 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian 3”
Diantara makanan penduduk neraka adalah dlori’.
Allah ‫س ْب َحانَ َّهُ َوَّتَعَالَى‬
ُ berfirman,

َ ‫ط َعامَّ لَ ُه َّْم لَي‬


(َّ‫ْس‬ َ َّ‫ن ِإل‬
َّْ ‫ض ِريعَّ ِم‬ َّ َ ‫ن‬
َ *‫ل‬ َّ َ ‫ن يُ ْغنِي َو‬
َُّ ‫ل يُس ِْم‬ َّْ ‫) ُجوعَّ ِم‬
“Tidak ada makanan bagi mereka kecuali dlori’ yang tidak menggemukkan dan tidak
menghilangkan lapar.”
(Al Ghasyiyah: 6-7)
Ada yang mengatakan dlori’ adalah nama tumbuhan berduri.
Dan diantara makanan mereka adalah buah dari pohon zaqqum.
Allah ‫س ْب َحانَ َّهُ َوَّتَعَالَى‬
ُ berfirman,
(َّ‫ت ِإن‬
ََّ ‫ش َج َر‬ َِّ ُّ‫ط َعا َُّم * الزق‬
َ ‫وم‬ َ ‫يم‬ َِّ ‫ون فِي َي ْغ ِلي ك َْال ُم ْه‬
َِّ ِ‫ل * ْاألَث‬ ُ ُ‫ي ِ * ْالب‬
َِّ ‫ط‬ َّ ‫يم َكغ َْل‬ ْ
َِّ ‫)ال َح ِم‬
“Sesungguhnya pohon zaqqum adalah makanan orang yang sangat berdosa. Dia seperti cairan
logam yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas.”
(Ad-Dukhan: 43-46)
Dalam ayat yang lain Allah mengabarkan bahwasanya zaqqum adalah pohon yang keluar dari
dasar neraka. Mayangnya seperti kepala-kepala setan dan para penghuni neraka akan memakannya
dan memenuhi perutnya dengan buah tersebut (As-Shaffaat: 62-66).
Allah juga menyebutkan bahwasanya setelah penuh perut mereka dengan buah zaqqum, maka
mereka akan meminum dari air yang mendidih seperti unta yang sangat kehausan (Lihat Al-
Waqi’ah: 51-55).
Di dalam surat Al-Kahfi: 29, disebutkan bahwasanya setiap kali mereka meminta air minum, maka
mereka akan diberi air minum seperti cairan logam yang mendidih yang akan menghanguskan
wajah-wajah mereka.
Maksudnya ketika air tersebut mendekat ke mulut mereka.
Dan ketika meminumnya, maka air panas tersebut akan memotong-motong usus mereka.
Allah ‫س ْب َحانَ َّهُ َوَّتَعَالَى‬
ُ berfirman,
ُ ‫أَمۡ عَا ٰٓ َءه َُّۡم فَقَط ََّع َح ِمي ًما َما ٰٓ ًَّء َو‬
ْ‫سقُوَّا‬

“Dan mereka akan diberi air minum yang sangat panas, maka air panas tersebut akan memotong-
motong usus-usus mereka.” (Muhammad: 15)
Dan diantara makanan penghuni neraka adalah ghislin,yaitu nanah penduduk neraka yang sangat
busuk baunya dan sangat tidak enak rasanya.
Allah ‫س ْب َحانَ َّهُ َوَّتَ َعالَى‬
ُ berfirman,

َ ‫ل * َح ِميمَّ هَا ُهنَا ْاليَ ْو ََّم لَ َّهُ فَلَي‬


(َّ‫ْس‬ َ َّ‫ن إِل‬
َّ َ ‫طعَامَّ َو‬ َّ َ ُ‫ون إِلَّ يَأ ْ ُكلُ َّه‬
َّْ ‫ل * ِغ ْس ِلينَّ ِم‬ ََّ ُ ‫َاطئ‬ ْ
ِ ‫)الخ‬
“Maka tidak ada baginya pada hari ini teman dekat di sini. Dan tidak ada makanan bagi mereka
kecuali dari ghislin. Tidak memakannya kecuali orang-orang yang Berdosa.” (Al-Haqqah: 35-37)
Pakaian mereka dari api dan tembaga panas.
Allah ‫س ْب َحانَ َّهُ َوَّتَعَالَى‬
ُ berfirman,
َ ‫ڪفَ ُروَّاْ فَٱلذ‬
َّ‫ِين‬ َّۡ ‫نارَّ ِمن ِث َيابَّ لَ ُه َّۡم قُ ِط َع‬
َ ‫ت‬
“Maka orang-orang kafir akan dipotongkan bagi mereka pakaian-pakaian dari api.” (Al-Hajj :19)
Dan Allah ‫س ْب َحانَ َّهُ َوَّتَعَالَى‬
ُ berfirman,
‫س َرابِيلُ ُهم‬
َ ‫ار ُو ُجو َه ُه َُّم َوت َۡغشَىَّ قَ ِط َرانَّ ِمن‬
َُّ ‫ٱلن‬
“Pakaian mereka dari tembaga panas dan api akan menutupi wajah-wajah mereka.” (Ibrahim: 50)
Kulit penghuni neraka yang begitu tebal akan matang. Namun setiap matang Allah akan
mengembalikan seperti semula, supaya dia merasakan adzab kembali (Lihat An-Nisa: 56).
Isi perut mereka akan meleleh dan kulit mereka akan hancur setelah disiram dengan air panas. Dan
mereka akan dipukul dengan palu-palu dari besi setiap kali mereka berusaha untuk keluar dari
siksa (Al-Hajj: 19-22).
Di dalam neraka mereka akan diseret di atas wajah-wajah mereka.
Allah ‫س ْب َحانَ َّهُ َوَّتَ َعالَى‬
ُ berfirman,

َِّ ‫ُو ُجو ِه ِه َّۡم َعلَىَّ ٱلن‬


ََّ ‫ار فِى ي ُۡس َحب‬
َّ‫ُون يَ ۡو َم‬
“Pada hari di mana mereka akan diseret di dalam neraka di atas wajah-wajah mereka.” (Al-Qamar:
48)
Wajah mereka akan menjadi hitam (Ali-Imran: 106).
Leher mereka akan dibelenggu dan kaki mereka akan dirantai kemudian diseret di dalam air yang
mendidih dan dibakar dengan api (Lihat Ghafir: 71-72).
Demikianlah pedihnya adzab bagi penghuni neraka. Mereka berteriak meminta kepada Allah
supaya dikeluarkan dari neraka dan beramal shaleh.
Allah ‫س ْب َحانَ َّهُ َوَّتَ َعالَى‬
ُ berfirman,
َّ‫ون َوه ُۡم‬ َ ۡ‫ل أَ ۡخ ِر ۡجنَا َربنََّا ٰٓ فِي َہا يَص‬
ََّ ‫ط ِر ُخ‬ َّۡ ‫حا نَعۡ َم‬ َ ‫ل ڪُنا ٱلذِى غ َۡي ََّر‬
ًَّ ‫صـ ِل‬ َُّ ‫نَعۡ َم‬
“Dan mereka berteriak di dalam neraka, Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami maka kami akan
beramal shaleh, amalan yang lain dari apa yang sudah kami amalkan.” (Faathir: 37)
Namun permintaan mereka tidak berarti. Mereka juga meminta kepada para penjaga neraka supaya
mereka berdoa kepada Allah agar meringankan adzab bagi mereka, meskipun hanya satu hari,
supaya mereka bisa istirahat (Ghafir: 49).
Namun permintaan mereka tidak membawa hasil. Mereka juga berkata kepada Malaikat Malik,
malaikat penjaga neraka, supaya Allah mematikan mereka saja.
Allah ‫س ْب َحانَ َّهُ َوَّتَعَالَى‬
ُ berfirman,
ْ‫ك َونَادَ ۡوَّا‬ َّ ِ ‫ل َرب َُّكَّ َعلَ ۡينَا ِليَ ۡق‬
َُّ ‫ض يَـ َمـ ِل‬ ََّ ُ ‫مـ ِكث‬
ََّ ‫ون إِن ُكم قَا‬
“Dan mereka memanggil, Wahai Malik hendaklah Rabb-mu mematikan kami. Malik berkata,
‘Sesungguhnya kalian akan terus tinggal di neraka.” (Az-Zukhruf: 77)
Mereka tidak akan keluar dari neraka, tidak akan diringankan adzabnya dan tidak akan dimatikan.
Balasan bagi orang-orang yang kafir kepada Allah Rabbul ‘Alamiin.
Halaqah yang ke-79 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Percakapan Penghuni Surga Dan Penghuni Neraka”.
Akan terjadi percakapan antara penghuni surga, penghuni neraka, dan Ashabul A’raf. Mereka
adalah orang-orang yang berada di sebuah tempat yang tinggi antara surga dan neraka yang
dinamakan dengan Al A’raf.
Dan mereka adalah orang-orang yang timbangan kebaikan dan kejelekannya sama.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Dan para penghuni surga memanggil para penghuni neraka dengan mengatakan, ‘Sesungguhnya
kami telah memperoleh apa yang Rabb kami janjikan kepada kami dengan haq. Apakah kalian
telah memperoleh apa yang Rabb kalian janjikan kepada kalian dengan Haq?’ Maka para penghuni
neraka menjawab, ‘Betul.’ Kemudian seorang penyeru menyeru diantara kedua golongan itu
seraya mengatakan, ‘Laknat Allah atas orang-orang yang zhalim,
yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan
tersebut menjadi bengkok. Dan mereka mengingkari kehidupan akhirat.’
Dan diantara keduanya yaitu antara penghuni surga dan penghuni neraka ada batas dan di atas Al
A’raf ada orang-orang yang mereka mengenal masing-masing dari dua golongan tersebut dengan
tanda-tanda mereka. Maksudnya mengenal penghuni surga dan penghuni neraka dengan tanda-
tanda mereka. Dan para Ashabul A’raf menyeru penghuni surga, seraya mengatakan, ‘Salamun
‘Alaikum (keselamatan atas kalian).’ Mereka belum memasuki surga sedang mereka ingin segera
memasukinya.
Dan apabila pandangan mereka dipalingkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, ‘Ya Rabb
kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama-sama dengan orang-orang yang zhalim.’
Kemudian Ashabul A’raf memanggil beberapa pemuka orang kafir yang mereka kenal dengan
tanda-tanda mereka, seraya mengatakan, ‘Harta yang kalian kumpulkan dan apa yang kalian
sombongkan, tidaklah bermanfa’at bagi kalian.
Apakah mereka ini (yaitu para penghuni surga) adalah orang-orang yang kalian telah bersumpah
bahwasanya mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?.’ Maka dikatakan kepada Ashabul A’raf,
‘Masuklah kalian ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas kalian dan kalian tidak akan bersedih.’
Kemudian penghuni neraka menyeru penghuni surga, ‘Limpahkanlah kepada kami air atau
makanan yang telah Allah berikan kepada kalian.’ Para penghuni surga menjawab, ‘Sesungguhnya
Allah telah mengharamkan keduanya atas orang-orang kafir,
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan senda gurau.’ Dan
kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari ini, kami melupakan mereka sebagaimana
mereka dahulu telah melupakan pertemuan mereka dengan hari ini. Dan dahulu mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS Al-A’Raf: 44-51)
Dan akan didatangkan Al Maut (kematian). Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Akan didatangkan kematian atau Al Maut dalam bentuk domba jantan yang amlah, maksudnya
yang berwarna putih dan hitam. Dan warna putihnya lebih banyak.
Maka menyerulah penyeru, ‘Wahai para penghuni surga!’ Para penghuni surga pun menjulurkan
leher-leher mereka dan melihat.
Kemudian penyeru tersebut berkata, ‘Apakah kalian mengenal ini?’ Mereka berkata, ‘Ya, ini
adalah kematian.’
Dan mereka semuanya sebelumnya sudah pernah melihat kematian. Kemudian penyeru berkata,
‘Wahai penghuni neraka!’
Maka para penghuni neraka menjulurkan leher-leher mereka dan melihat, kemudian penyeru
berkata, ‘Apakah kalian mengenal ini?’ Mereka menjawab, ‘Ya, ini adalah kematian.’
Dan mereka semua sebelumnya sudah pernah melihat kematian tersebut. Maka disembelihlah
kematian. Berkatalah penyeru tersebut,
‘Wahai penghuni surga, kekekalan dan tidak ada kematian, dan wahai penghuni neraka, kekekalan
dan tidak ada kematian.’ (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)
Para penghuni surga akan bergembira karena mereka akan kekal di dalam kenikmatan dan tidak
akan meninggal dunia. Adapun para penghuni neraka, maka mereka akan bersedih karena mereka
akan kekal di dalam adzab dan tidak akan meninggal dunia.
Ketika penghuni surga telah masuk ke dalam surga dan penghuni neraka telah masuk ke dalam
neraka, maka syaitan yang telah menyesatkan para penghuni neraka akan berlepas diri dari mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara telah diselesaikan, ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan
kepada kalian janji yang benar, dan aku telah menjanjikan kepada kalian, akan tetapi aku
menyalahinya. Sekali-kali aku tidak memiliki kekuasaan atas kalian, melainkan sekedar aku
mengajak kalian, lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencelaku aku
akan tetapi celalah diri kalian sendiri.
Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku mengingkari perbuatan kalian, ketika sebelumnya kalian mempersekutukan
aku dengan Allah.’ Sesungguhnya orang-orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.”
(QS Ibrahim: 22)
Demikianlah akhir yang buruk bagi syaitan dan para pengikut mereka, mereka akan kekal di dalam
neraka selama-lamanya. Dan demikianlah akhir yang baik bagi orang-orang yang bertakwa,
mereka akan kekal selama-lamanya di dalam surga.
Halaqah yang ke-80 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Manfaat Mempelajari Iman Kepada Hari Akhir”.
Beriman kepada hari akhir memiliki manfaat yang banyak dan pengaruh yang baik bagi seorang
muslim, di antaranya:
1. Mengingatkan seorang muslim bahwa dunia hanyalah sebentar dan bahwasanya hari kiamat
dan hisab mereka sudah dekat.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

َ ‫اس ا ْقت ََر‬


َّ‫ب‬ َ ‫ُون َغ ْفلَةَّ فِي َو ُه َّْم ِح‬
َّ ِ ‫سابُ ُه َّْم ِللن‬ ََّ ‫ُم ْع ِرض‬
“Telah dekat bagi manusia hisab mereka, sedang mereka dalam kelalaian berpaling.” (QS Al
Anbiya: 1)
2. Mengingatkan seorang muslim supaya tidak tertipu dengan kenikmatan dunia dan kenikmatan
yang Allah berikan kepada orang-orang kafir di dunia. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َّ‫ك َل‬ ََّ ‫س َّۚ َج َهن َُّم َمأ ْ َوا ُه َّْم ثُمَّ قَ ِليلَّ َمت َاعَّ ْالبِ َلد فِي َكفَ ُروا الذ‬
َُّ ُّ‫ِين تَقَل‬
ََّ ‫ب يَغُرن‬ ََّ ْ‫ْال ِم َها َِّد َوبِئ‬
“Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kafir di negeri-negeri.
Kesenangan yang sedikit, kemudian tempat kembali mereka adalah Jahannam. Dan Jahannam
adalah sejelek-jelek alas.” (QS Ali Imran: 196-197)
3. Mengingatkan seorang muslim bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan di
akhirat. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َّ‫ح فَ َم ْن‬
ََّ ‫ن ُزحْ ِز‬
َِّ ‫ار َع‬ ََّ ‫از فَقَ َّدْ ْال َجن َّةَ َوأُد ِْخ‬
َِّ ‫ل الن‬ ََّ َ‫ع إِلَّ الدُّ ْنيَا ْال َحيَا َّة ُ َو َما َّۚ ف‬ َِّ ‫ْالغُ ُر‬
َُّ ‫ور َمت َا‬
“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah
beruntung. Dan tidaklah kehidupan dunia, kecuali kesenangan yang menipu.” (QS Ali Imran: 185)
4. Mengingatkan seorang muslim bahwa kehinaan dan kerugian yang sebenarnya adalah apabila
seseorang masuk ke dalam neraka. Allah berfirman menceritakan ucapan orang-orang yang
beriman,
‫ك َربنَا‬
ََّ ‫ن إِن‬ ََّ ‫ين َو َما َّۚ أ َ ْخزَ ْيت َ َّهُ فَقَ َّدْ الن‬
َِّ ‫ار تُد ِْخ‬
َّْ ‫ل َم‬ َ ‫أ َ ْن‬
َّْ ‫صارَّ ِم‬
ََّ ‫ن ِللظا ِل ِم‬
“Wahai Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka
sungguh Engkau telah menghinakannya dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zhalim.”
(QS Ali Imran: 192)
5. Menguatkan kesabaran seorang muslim di dalam menghadapi musibah-musibah dunia yang
menimpanya. Dia menyadari bahwasanya dirinya dan apa yang dia miliki adalah milik Allah
dan akan kembali kepada Allah.
6. Beriman kepada hari akhir mendidik seorang muslim supaya senantiasa ikhlas dalam beramal
karena dia menyadari bahwasanya amalan yang ikhlaslah yang akan bermanfaat di hari kiamat.
7. Mengingatkan seorang muslim tentang pentingnya bersegera dalam bertaubat dan beristighfar
dari dosa. Karena dosa adalah sebab semua bencana di akhirat.
8. Beriman kepada hari akhir mengingatkan seorang muslim untuk senantiasa bersabar di atas
ketaatan kepada Allah dan bersabar dalam menjauhi kemaksiatan. Dan semua itu jauh lebih
ringan daripada adzab di akhirat.
9. Mengingatkan seorang muslim akan besarnya nikmat Islam dan Iman yang Allah berikan
kepadanya. Karena dengan sebab itulah Allah Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan
kebahagiaan kepadanya di dunia dan di akhirat.
10. Mengingatkan seorang muslim akan bahayanya kekafiran, kesyirikan, dan kemunafikan. Di
mana ketiganya adalah penyebab kekekalan di dalam neraka.
11. Beriman kepada hari akhir akan mendorong seorang muslim untuk semangat berdakwah di
jalan Allah, mengajak saudara se-Islam untuk berpegang teguh dengan agamanya dan
mengajak orang kafir untuk masuk Islam supaya terhindar dari adzab yang kekal.
12. Beriman kepada hari akhir mengingatkan kita tentang pentingnya berdoa kepada Allah
meminta kebahagiaan akhirat. Diantara do’a di dalam Al-Qur’an adalah,
‫سنَ َّةً الدُّ ْن َيا ِفي آ ِتنَا َربنَا‬
َ ‫سنَ َّةً ْاْل ِخ َر َِّة َو ِفي َح‬ ََّ َ‫ار َعذ‬
َ ‫اب َو ِقنَا َح‬ َِّ ‫الن‬
“Wahai Rabb kami, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah
kami dari adzab neraka.” (QS Al-Baqarah: 201)
Rasulullah Shālallāhu ‘Alayhi Wasallam pernah Berdo’a,
ََّ ُ‫ب َو َما ْال َجن َّةَ أَ ْسأَل‬
َّ‫ك ِإنِي الل ُهم‬ َّْ ‫ك َوأَعُو َّذ ُ َع َملَّ أَ َّْو قَ ْولَّ ِم‬
ََّ ‫ن ِإلَ ْي َها قَر‬ َّْ ‫ار ِم‬
ََّ ‫ن ِب‬ َّْ ‫َع َملَّ أ َ َّْو قَ ْولَّ ِم‬
ََّ ‫ن ِإلَ ْي َها قَر‬
َِّ ‫ب َو َما الن‬
“Ya Allah aku meminta kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepada surga baik ucapan
ataupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepada
neraka baik ucapan ataupun perbuatan.”
(Hadist Shahih Riwayat Ibnu Majah)
Akhirnya kita berdo’a kepada Allah, Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menetapkan hati kita di
atas agamanya, mengumpulkan kita semua di dalam surga dan menjaga kita semua dari api neraka.

Anda mungkin juga menyukai