Oleh :
Ustadz DR. Firanda Andirja, MA
Hampir setiap orang tidak selamat dari dosa ghibah, yaitu menceritakan kejelekan saudaranya, yaitu hal-
hal yang tidak ingin diketahui orang lain. Terutama dengan ramai medsos saat ini..
Dan tidak sedikit yang mengghibahi orang-orang terdekat (suami, istri, orang tua dst)
Kebanyakan dosa anak-anak adam itu ada pada lisannya”. [HR ath-Thabraniy]
Rasulullah ﷺjuga ditanya tentang (dosa) yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam neraka.
Ketika Muadz bertanya, Wahai Nabi Allah, apakah sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan
yang kita ucapkan?”
Beliau menjawab,
Celakalah engkau Wahai Muadz !Tidaklah manusia itu disungkurkan ke dalam neraka di atas muka dan
hidung mereka, melainkan disebabkan ucapan lisan mereka.” (HR. Tirmidzi, shahih)
Abu Bakar radhiyallahu anhu pernah memegang lisannya dan berkata, ‘inilah yang membuat aku
terjerumus dalam banyak hal.”
Lisan ini bisa jadi malapetaka.. Dan di sisi lain banyak pahala bisa diperoleh.
Lisan itu bergerak sangat cepat dan jangkauan yang sangat luas…
Nabi ﷺbersabda,’
Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan
tangannya.'(HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40).
Di sini Rasulullah ﷺlebih mendahulukan lisan dari pada tangan.. Karena bahaya lisan yang sangat cepat
dan luas jangkauannya.
DEFINISI GHIBAH
Secara bahasa dari ghaib, tidak hadir, karena orang yang digibahi tidak hadir di depan kita.
قِي َل.» ُك بِ َما يَ ْك َره َ ك َأخَا َ قَا َل « ِذ ْك ُر. قَالُوا هَّللا ُ َو َرسُولُهُ َأ ْعلَ ُم.» ُال « َأتَ ْدرُونَ َما ْال ِغيبَة
َ َ ق-صلى هللا عليه وسلم- ِ ع َْن َأبِى هُ َري َْرةَ َأ َّن َرسُو َل هَّللا
َُأفَ َرَأيْتَ ِإ ْن َكانَ فِى ِخى َما قُو ُل قَا َل « ِإ ْن َكانَ فِي ِه َما تَقُو ُل فَقَ ِد ا ْغتَ ْبتَهُ وَِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن فِي ِه فَقَ ْد بَهَتَّه
َأ َأ
Dari Abu Hurairah, Rasulullah s ﷺpernah bertanya, Tahukah kamu, apa itu ghibah?Para sahabat
menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah ﷺbersabda, Ghibah adalah kamu
membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan
yang saya ucapkan?” Rasulullah ﷺberkata, Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya,
maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak
ada padanya, maka berarti kamu telah menfitnahnya (menuduh tanpa bukti).'(HR. Muslim)
Lantas apa boleh orang kafir dighibahi? Jawabannya tidak boleh karena mendzalimi orang lain. Namun
tingkatan hukumnya tidak sama ketika membicarakan saudara kita sesama muslim dengan non-muslim
Aturannya, kalau mau menaseti hendaknya dia datang langsung kepada yang bersangkutan.
Yang dimaksud saudaramu dalam hadis diatas adalah dia juga dikenali oleh anggota majelis, kelompok
masyarakat dst. Jadi meskipun tidak sebut nama namun bahasa dan isyarat bisa dipahami oleh anggota
majelis, maka menjadi ghibah.
Jika yang bersangkutan berkenan dan suka-suka saja maka tidak termasuk ghibah. Namun dilarang
menggelari seseorang dengan gelaran-gelaran buruk.
Sabda Nabi ُ بِ َما يَ ْك َرهDengan apa yang ia benci, maksudnya adalah segala perkara yang berkaitan dengan
agama, fisik, keluarga, pekerjaan dll.
Ghibah, membicarakan keburukan di belakang (tidak hadir). Adapun membicarakan di depan orangnya
namanya mencela..
Nabi ﷺbersabda,
Ghibah adalah kabar yang benar (bukan dusta) yang merupakan aib dari korban, namun ketika kabar itu
bohong maka itu termasuk FITNAH.
HUKUM GHIBAH
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum ghibah ini;
Dosa kecil , karena ghibah adalah dosa yang sulit dihindari. Diantara argumen aqli jika ghibah dosa besar,
maka sebagian besar manusia termasuk fasik. (dalil logika)
Dosa besar, inilah pendapat terkuat karena berdalil dengan nash Alquran dan Hadis,
Firman Allah Ta’ala.
ْأ
ِ ض ُك ْم بَ ْعضًا َأي ُِحبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأ ْن يَ ُك َل لَحْ َم َأ ِخي ِه َم ْيتًا فَك
َر ْهتُ ُموهُ َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ تَوَّابٌ َر ِحي ٌم ُ َواَل َي ْغتَبْ َب ْع
Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging
bangkai saudaranya? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)
Ghibah disamakan dengan makan daging bangkai saudaranya, ini termasuk dosa besar.
Ketika aku dibawa naik, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga yang dengannya
mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka. Aku bertanya, Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril
menjawab, ‘Mereka adalah kaum yang telah memakan daging orang lain dan menginjak-injak
kehormatan mereka’.(HR. Abu Dawud )
Dalam sebagian riwayat, diantara sebab siksa kubur adalah namimah dan ghibah,
Dari Abu Bakrah radliyallahu anhu berkata, Nabi ﷺpernah melewati dua buah kuburan. Beliau berkata,
Sesungguhnya kedua (penghuni kubur) ini sedang diadzab. Keduanya tidaklah diadzab karena suatu
perkara besar. Yang pertama diadzab lantaran air kencing, dan yang kedua diadzab karena ghibah”. [HR
Ibnu Majah: 349. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan shahih].
Bahkan diantara hukuman bagi pengghibah adalah ketika puasa, maka amalan puasanya tidak diterima
oleh Allah ﷻ
Dan inilah pendapat mayoritas ulama’ bahwa ghibah termasuk dosa besar. Wallahu a’lam.
Rasulullah ﷺbersabda, Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat nanti
dengan membawa (amal) shalat, puasa, dan zakat, (namun) ia telah mencerca ini (seseorang), menuduh
orang, memakan harta orang, menumpahkan darah orang, dan memukul orang. (Orang) ini diberi (amal)
kebaikannya dan yang ini diberi dari kebaikannya. Apabila amal kebaikannya habis sebelum terbayar
(semua) tanggungannya, dosa-dosa mereka (yang dizalimi) diambil lalu ditimpakan kepadanya, kemudian
dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Maka dari itu kalau kita pernah berbuat dzalim maka segeralah bertaubat dan mintalah kehalalan dirinya.
Ghibah itu transfer pahala untuk orang lain bahkan bisa jadi kita menanggung dosa-dosanya kelas di
akhirat.
GHIBAH YANG DIBOLEHKAN
1. Untuk mengadukan kondisi telah dizalimi oleh seseorang dengan langsung menyebutkan nama orang
zalimnya.
2. Untuk identifikasi, ciri khas seseorang agar memudahkan orang mencari info.
3. Dalam rangka memperingatkan dari orang zalim, ahlul bid’ah, orang munafik, dan orang-orang yang
tidak amanah. Karena jika didiamkan maka orang-orang tidak tahu mana yang baik dan yang buruk.
5. Meminta fatwa
7. Dll
Wallahu a’lam