Anda di halaman 1dari 12

‫بسم ا الرحمن الرحيم‬

‫‪Hati-hati dengan Lidah‬‬

‫إ &ن الم د ل نم ده ونس تعي نه ونس ت غفره ون ع وذ ب ال م ن ش رور أن فس نا وس يئات‬


‫أعمالن ا م ن ي ه ده ال فل مض &ل ل ه وم ن يض لل فل ه ادي ل ه وأش هد أن ل إل ه‬
‫إل& ال وحده ل شريك له وأشهد أ &ن م &مدا‪ 9‬عبده ورسوله‪.‬‬
‫“يا أي>ها ال&ذين آمنوا ات&قوا الل‪D‬ه ح &ق ت قاته ول توت &ن إل& وأنتم >مسلمون”‪.‬‬
‫س واح د ‪K‬ة وخل ق من ه ا زوجه ا‬ ‫“ي ا أي>ه ا الن&اس ات&ق وا رب&ك م ال&ذي خلقك م م ن ن&ف ‪K‬‬
‫ث من هم ا رج ال‪ 9‬كثيا‪ 9‬ونس اء وات&ق وا الل‪ D‬ه ال& ذي تس اءلون ب ه والرح ام إ &ن الل‪ D‬ه‬
‫وب &‬
‫كان عليكم رقيبا‪.”9‬‬
‫“يا أي>ها ال&ذين آمنوا ات&قوا الل&ه وقولوا ق ول‪ 9‬سديدا‪ . 9‬يصلح لكم أعم الكم وي غف ر‬
‫لكم ذنوبكم ومن يطع الل&ه ورسوله ف قد فاز ف وزا‪ 9‬عظيما‪”9‬‬
‫أما بعد‬
‫‪Jamaah Jumat rahimakumullah‬‬
‫‪Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang‬‬
‫‪sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan‬‬
‫‪Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-‬‬
‫‪Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.‬‬
‫‪1|Disalin dari www.khotbahjumat.com‬‬
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudia keluarga, sahabat-sahabatnya, serta
pengikutnya sampai akhir zaman.

Jamaah Jumat sekalian


Berbicara merupakan nikmat di antara sekian banyak nikmat Allah yang telah
dilimpahkan kepada kita, alatnya adalah lisan. Nikmat ini bisa dipakai untuk
kebaikan atau keburukan.
Barangsiapa yang mampu mengendalikannya dengan baik yaitu dengan
menggunakannya untuk kebaikan atau diam, maka dia akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫من يضمن ل ما ب ي لي يه وما ب ي رجليه أضمن له الن&ة‬


“Barangsiapa yang mau berjanji kepadaku untuk menjaga sesuatu yang berada
di antara kedua rambut (kumis dan janggut, yakni mulut), serta yang berada di
antara kedua kakinya (yakni farjinya), maka saya menjamin surga untuknya.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Sebaliknya, barangsiapa yang menggunakannya untuk keburukan, maka
ketahuilah, bahwa lisannya itu dapat menyebabkannya binasa di dunia dan
akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Mu’adz
bin Jabal radhiallahu ‘anhu,

: ‫ فأخ ذ بلس انه وق ال‬. ‫ بلى يا رسول ال‬: ‫أل أخبك بلك ذلك كله ؟ ف قلت‬
: ‫ وإن&ا لمؤاخ ذون ب ا ن تكل& م ب ه ؟ ف ق ال‬، ‫ب ال‬
& ‫ ي ا ن‬: ‫ ق ل ت‬.‫ف علي ك ه ذا‬
& ‫ك‬
‫ عل ى‬: ‫ب الن اس ف الن& ار عل ى وج وههم –أو ق ال‬ & ‫ وه ل يك‬،‫ثكلت ك أ >م ك‬
. ‫مناخرهم – إل& حصائد ألسنتهم‬
“Maukah kamu aku beritahukan penopang semua itu?” Mu’adz menjawab,
“Mau, wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda,
2|Disalin dari www.khotbahjumat.com
“Jagalah ini.” Aku (Mu’adz) pun berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan
disiksa karena ucapan yang kita keluarkan?” Beliau menjawab, “Bagaimana
kamu ini, bukankah yang menyebabkan orang-orang terjungkil balik di atas
wajahnya di neraka -atau Beliau bersabda- di atas hidungnya, melainkan karena
ulah lisan mereka.” (HR. Tirmidzi, ia katakan, “Hadits hasan shahih")
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita agar
menjaga lisan. Beliau bersabda:

‫ أو ليصمت‬9‫ومن كان ي ؤمن بالل&ه والي وم الخر ف لي قل خيا‬


“Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah serta hari akhir, maka berkata-
katalah yang baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim)
‘Amr bin ‘Ash radhiallahu ‘anhu pernah berkata, “Berbicara itu seperti obat, jika
sedikit bisa bermanfaat. Namun jika banyak (dikonsumsi) bisa mematikan.”
Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, “Jika hendak berbicara, maka
berpikirlah dahulu sebelum bicara. Jika ada maslahatnya barulah bicara. Namun
jika ragu-ragu, maka tunggulah dengan tidak berbicara sampai jelas
(maslahatnya).”
Umar bin Abdul ‘Aziz pernah berceramah sampai membuat orang-orang
tersentuh hatinya dan menangis. Ia pun menghentikan ceramahnya, lalu ada orang
yang berkata kepadanya, “Kalau sekiranya anda mau melanjutkan kata-kata anda,
kami berharap Allah memberikan manfaat dengannya”, lalu Umar mengatakan,
“Sesungguhnya kata-kata ini fitnah (cobaan), perbuatan itu lebih layak dilakukan
oleh seorang mukmin daripada berkata-kata.”

Contoh Maksiat Lisan


Memang, di antara anggota badan yang paling ringan digerakkan adalah lisan.
Tetapi ingat, lisan adalah anggota yang paling berbahaya baginya. Banyak sekali
maksiat yang dilakukan oleh lisan yang mengakibatkan seseorang terjatuh ke
jurang neraka. Di antaranya adalah sbb:
1. Kadzib (Dusta)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

3|Disalin dari www.khotbahjumat.com


‫وإي&اكم والك ذب ف إ &ن الك ذب ي ه دي إل الفج ور وإ &ن الفج ور ي ه دي إل الن&ار‬
‫ا‬9‫وما ي زال ال&رجل يكذب وي تح&رى الكذب ح &ت يكتب عند الل&ه ك &ذاب‬
“Dan jauhilah oleh kalian berdusta, karena berdusta membawa seseorang
kepada perbuatan jahat dan perbuatan jahat membawanya ke neraka. Jika
seseorang selalu berdusta dan lebih memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi
Allah sebagai Kazzab (pendusta).” (HR. Bukhari-Muslim)
Al Mawardi berkata, “Dusta adalah penghimpun seluruh kejahatan dan pangkal
setiap perbuatan tercela. Hal itu disebabkan akibatnya yang buruk dan hasilnya
yang jelek; karena bisa melahirkan namimah (adu domba), sedangkan namimah
melahirkan kebencian, dan kebencian akan membawa kepada permusuhan. Dan
kalau sudah bermusuhan, sudah tentu tidak dirasakan lagi rasa aman dan tentram.
Oleh karena itulah dikatakan, “Barangsiapa yang sedikit kejujurannya, maka
sedikit pula temannya.”
Seseorang dibolehkan berdusta hanyalah dalam tiga kondisi saja; dalam
peperangan, mendamaikan dua pihak yang bertengkar, dan pada pembicaraan
antara suami dengan istrinya, demikian sebaliknya. Ibnu Syihab mengatakan,
“Aku tidak mendengar adanya keringanan berdusta pada kata-kata manusia
kecuali dalam tiga hal; perang, mendamaikan orang yang bertengkar, dan pada
pembicaraan antara suami dengan istrinya atau istri dengan suaminya.”
(Diriwayatkan oleh Muslim)
Di antara ulama ada yang berpendapat bahwa dusta di sini adalah dusta
sebenarnya, dan ada juga yang berpendapat bahwa dusta di riwayat ini adalah
tauriyah, misalnya dalam peperangan seseorang mengatakan, “Pemimpin besar
kalian telah tewas” agar pasukan musuh menjadi gentar, yakni ia maksudkan
dalam hatinya “Pemimpin besar mereka yang dahulu pernah tewas.”
Adapun maksud “pada pembicaraan antara suami dengan istrinya atau istri
dengan suaminya” adalah bukan untuk menipu istri, dalam arti mencegah haknya
yang seharusnya diberikan, hal ini jelas haram.
2. Ghibah
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ghibah adalah membicarakan seseorang
tentang hal yang tidak disukainya (jika dibicarakan), baik berkaitan dengan badan

4|Disalin dari www.khotbahjumat.com


orang itu, ibadahnya, keduniaannya, kepribadiannya, fisiknya, akhlaknya,
hartanya, anaknya, istrinya, pembantunya, pakaiannya, gerakannya, raut
mukanya, masam mukanya dan hal-hal lain yang berkaitan dengan dirinya, baik
menyebutkan secara langsung dengan kata-kata maupun dengan isyarat dan
kedipan mata.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman melarang ghibah,

‫ي ا م ن الظ& ن إ &ن ب ع ض الظ& ن إث~ ولت &سس وا‬9 ‫ياأي>ه ا ال& ذين ءامن وا اجتنب وا كث‬
‫ا فكرهتموه وات&ق وا‬9‫ب أحدكم أن يأكل لم أخيه ميت‬ > ‫ضا أي‬ 9 ‫ولي غتب ب&عضكم ب ع‬
‫يم‬ ~ ‫ال إ &ن ال ت &و‬
~ ‫اب &رح‬
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang lain dan janganlah menggunjingkan (ghibah)
antara satu sama lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya, dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang. (QS. Al Hujurat: 12)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫أت درون م ا الغيب ة ق الوا الل& ه ورس وله أعل م ق ال ذك رك أخ اك ب ا يك ره قيل أف رأي ت‬
‫إن كان ف أخي ما أقول قال إن كان فيه م ا ت ق ول ف ق د اغتبت ه وإن ل يك ن فيه‬
* ‫ف قد ب هت&ه‬
“Tahukah kamu apa ghibah itu?” Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-
Nya lebih mengetahui”, Beliau menjawab, “Kamu sebutkan tentang saudaramu
hal yang tidak disukainya.”, Beliau pun ditanya, “Bagaimana jika demikian
keadaan saudaraku, yakni sesuai yang aku katakan?” Beliau menjawab, “Jika
sesuai yang kamu katakan berarti kamu telah mengghibahnya. Namun jika tidak
demikian keadaan saudaramu maka kamu telah berdusta.” (Diriwayatkan oleh
Muslim)
5|Disalin dari www.khotbahjumat.com
Imam Nawawi berkata, “Ketahuilah, sepatutnya bagi seseorang yang mendengar
ghibah untuk membantahnya, melarang orangnya. Jika dengan kata-kata tetap
tidak berhenti, maka dengan tangannya. Namun jika ia tidak mampu
(mencegahnya) dengan lisan maupun dengan tangan, maka dengan menyingkir
dari majlis itu. Namun, jika ia mendengar syaikhnya atau orang yang memiliki
hak terhadapnya dighibahi, atau yang dighibahi adalah orang yang memiliki
keutamaan atau keshalihan, maka melakukan yang kami sebutkan di atas lebih
didahulukan.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang keutamaan membela
kehormatan saudaranya ketika dihinakan,

‫من ر&د عن عرض أخيه ر&د ال عن وجهه الن&ار ي وم القيامة‬


“Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya, maka Allah akan
menjauhkan wajahnya dari neraka pada hari kiamat.” (HR. Ahmad dan
Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ 5:160)
Sebaliknya, bagi yang membiarkan kehormatan saudaranya diinjak-injak,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ع ت نت ه ك في ه حرمت ه وي نت ق ص في ه م ن‬K ‫ ف موض‬9‫ مس لما‬9‫ئ ي ذل ام رءا‬K ‫ما م ن ام ر‬


‫ ف‬9‫ئ ي نص ر مس لما‬K ‫ وم ا م ن ام ر‬.‫ب في ه نص رته‬
> ‫ن ي‬K ‫عرضه إل& خذله ال ف م وط‬
‫ن‬K ‫ع ي نت ق ص في ه م ن عرض ه وي نت ه ك في ه م ن حرمت ه إل نص ره ال ف م وط‬K ‫موض‬
‫ب فيه نصرته‬ >‫ي‬
“Tidak ada seorang pun yang membiarkan seorang muslim di tempat
kehormatannya diinjak-injak dan dihinakan, kecuali Allah akan membiarkannya
di tempat yang ia membutuhkan pertolongan-Nya. Dan tidak ada seorang pun
yang membela seorang muslim di tempat yang diinjak-injak dan dihinakan
kehormatannya, kecuali Allah akan membelanya di tempat yang ia membutuhkan
pertolongan-Nya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, Syaikh Al Albani
menghasankannya dalam Shahihul Jami’ 5:160)

6|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Ghibah hanyalah dibolehkan jika ada tujuan syar’i. Berikut ini, kesimpulan
ghibah yang dibolehkan berdasarkan kandungan beberapa hadits, antara lain:
 Tazhallum, yakni mengeluhkan kezaliman yang menimpanya agar
kezalimannya hilang. Misalnya seseorang mendatangi pemerintah atau hakim
dan mengatakan, “Si fulan telah menzhalimi saya.”
 Meminta bantuan kepada orang yang berkuasa untuk merubah kemungkaran.
Misalnya mengatakan, “Si fulan melakukan perbuatan ini, tolong cegahlah
dia.”
 Meminta fatwa. Seperti pada kata-kata Hind (istri Abu Sufyan) kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya Abu Sufyan seorang yang bakhil, lantas bolehkah saya
mengambil hartanya secara sembunyi-sembunyi (untuk kebutuhan sehari-
hari)?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

‫خذي أنت وب ن وك ما يكفيك بالمعروف‬


“Ambillah olehmu dan anakmu secukupnya secara ma’ruf.” (HR. Bukhari)
 Tahdzir (mengingatkan saudaranya agar tidak tertipu), seperti menjarh
(mencacatkan) perawi dan saksi.
 Terhadap orang yang jelas-jelas menampakkan kemaksiatan atau kebid’ahan.
 Ta’rif (mengenalkan). Misalnya agar orang lain tahu ketika ditanya, yakni
dengan menyebutkan cirinya, “Orangnya kurus, pendek dsb,” dengan tidak
bermaksud menjelekkanya.

‫ ولمي ع الس لمي م ن ك ل‬،‫ وأس ت غفره العظي م اللي ل ل ولك م‬،‫أق ول ق ول ه ذا‬
‫ فاست غفروه؛ إن&ه هو الغفور الرحيم‬،‫ب‬K ‫ذن‬
Khutbah Kedua

7|Disalin dari www.khotbahjumat.com


،‫ أح ده ت ع ال عل ى فض له ال درار‬،‫ الرحي م الغ &ف ار‬،‫ ه الواح د الق &ه ار‬D‫الم د لل‬
‫ وأش هد أن &ل إل ه إ&ل ال وح ده ل ش ريك ل ه العزي ز‬،‫وأش كره عل ى نعم ه الغ زار‬
‫ ص ل&ى ال علي ه‬،‫ عب ده ورس وله الص طفى الخت ار‬9‫ وأش هد أ &ن نبي& ن ا م &م دا‬،‫الب& ار‬
‫ وم ن تبعه م‬،‫ وأص حابه الخي ار‬،‫ وإخ ونه الب رار‬،‫وعل ى آل ه الطيبي الطه ار‬
‫ان ما ت عاقب الليل والن&هار‬ K ‫بإحس‬

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah, dosa yang ditimbulkan oleh lisan


yang berikutnya adalah
3. Namiimah (Mengadu Domba)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ل يدخل الن&ة ن& ~ام‬


“Tidak masuk surga orang yang mengadu domba.” (HR. Muslim)
Kata-kata “Tidak masuk surga” bukanlah berarti kekal di neraka, tetapi
maksudnya di awal-awalnya dia tidak masuk surga sebagaimana diterangkan
dalam Fat-hul Bariy.
Namimah termasuk dosa besar berdasarkan hadits Ibnu Abbas berikut:
Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati dua buah kubur, lalu
bersabda,

‫ ب ل ى أ &م ا أح دها فك ان‬- ‫ ث& ق ال‬- ‫ي‬K ‫ وم ا ي ع &ذبان م ن كب‬، ‫» إن&هم ا لي ع &ذبان‬
« ‫ وأ &ما أحدها فكان ل يستت من ب وله‬، ‫يسعى بالن&ميمة‬
“Keduanya sedang disiksa, keduanya disiksa karena mengira bukan dosa besar”,
Beliau melanjutkan sabdanya, “Padahal sebenarnya (dosa besar). Adapaun

8|Disalin dari www.khotbahjumat.com


salah satunya, ia pergi ke sana kemari mengadu domba, sedangkan yang satu
lagi tidak menjaga diri dari kencingnya.”
Ibnu Abbas berkata, “Beliau pun mengambil dahan basah dan mematahkannya
menjadi dua bagian, lalu menancapkan masing-masing ke atas kuburan, Beliau
bersabda, “Mudah-mudahan hal ini dapat meringankan siksanya selama belum
kering.” (HR. Bukhari)
Perbuatan Beliau menancapkan dahan ke masing-masing kubur adalah hanya
khusus untuk Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak selainnya.
Contoh Menggunakan Lisan Untuk Kebaikan
Di antara contoh menggunakan lisan untuk kebaikan adalah berdzikr, membaca
Alquran, memberi nasihat kepada orang lain, beramar ma’ruf (menyuruh
mengerjakan perintah Allah) dan bernahy munkar (melarang orang lain
mengerjakan maksiat), bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam, berdakwah, berdoa kepada Allah dsb.
Khitaaman (Penutup)
‘Uqbah bin ‘Amir radhiallahu ‘anhu pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, di
manakah letak keselamatan?” Beliau menjawab,

‫ وابك على خطيئتك‬،‫أمسك عليك لسانك وليسعك ب يتك‬


“Jagalah lisanmu, sempatkanlah berada di rumahmu dan tangisilah dosa-
dosamu.” (HR. Tirmidzi, Shahihul Jami’ no. 1388)

Marwan bin Musa


Maraaji’: Daliilus Saa’iliin (Anas Ismaa’il), Aafatul lisan (Dr. Sa’id Al
Qahthaniy), Al Kidzb Mazhaahiruh-‘ilaajuh (M. bin Ibrahim Al Hamd), Al
Adzkar dll.

‫إ &ن ال وملئكت ه يص ل>ون عل ى الن&ب يآأي>ه ا ال& ذين ءامن وا ص ل>وا علي ه وس لموا‬
‫يما‬
9 ‫تسل‬
9|Disalin dari www.khotbahjumat.com
‫اللهم ص ل عل ى م &م ‪K‬د‪ ،‬وعل ى آل م &م ‪K‬د‪ ،‬كم ا ص ل&يت عل ى إب راهي م‪ ،‬وعل ى آل‬
‫إب راهيم‪ ،‬إن&ك حي ~د مي ~د‬
‫اللهم ب ارك عل ى م &م ‪K‬د‪ ،‬وعل ى آل م &م ‪K‬د‪ ،‬كم ا ب اركت عل ى إب راهي م‪ ،‬وعل ى آل‬
‫إب راهيم‪ ،‬إن&ك حي ~د مي ~د‬
‫اللهم اغ ف ر للمسلمي والمسلمات‪ ،‬رب&نا ظلمنا أن فسنا وإن ل ت غ ف ر لن ا وت رحن ا‬
‫لنكون &ن من الاسرين‬
‫رب&نا آتنا ف الد>ن يا حسنة‪ 9‬وف الخرة حسنة‪ 9‬وقن ا ع ذاب الن&ار‪ .‬اللهم إن&ا نس ألك‬
‫ال دى والت>ق ى والعف اف والغن ‪ .‬الله م إن& ا ن ع وذ ب ك م ن زوال نعمت ك وت >ول‬
‫عافيتك وفجاءة نقمتك وجيع سخطك‪ .‬وآخر دعوانا‬
‫أن الم د ل رب الع المي‪ .‬وص لى ال عل ى نبي ن ا م &م ‪K‬د وعل ى آل ه وص حبه‬
‫وسل&م‪.‬‬

‫‪10 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m‬‬
Aplikasi Yufid:

Kumpulan Tanya Jawab Pendidikan Islam dan Keluarga

Telah tersedia aplikasi Tanya Ustadz


untuk iPhone!

Developed by: Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org


Aplikasi Yufid:

iPhone and iPad Ready

Developed by: Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org

Anda mungkin juga menyukai