SYARAH HADITS
ARBAIN NAWAWI
2017
2 SYARAH HADITS ARBAIN NAWAWI
Dari Kitab
Fathul Qowî al-Matîn fî Syarhil Arba’îna
wa Tatimmah al-Khamsîn
Karya
al-‘Allâmah ‘Abdul Muhsin Hamad al-‘Abbâd al-Badr
Oleh :
Abû Salmâ Muhammad
بني ذكر اإلميان ابهلل واإلميان ابليوم اآلخر يف هذه مجع رسول هللا۱
ِّ األساس يف
،كل شيء جيب اإلميا ُن به ُ َّ األمور الثالثة؛
ألن اإلميا َن ابهلل هو
هذه،)) (( َمن كان يؤمن ابهلل واليوم اآلخر فليَ ُقل خرياً أو ليصمت: قوله٢
مقتضاها وجوب حفظ اللسان من، كلمةٌ جامعةٌ من جوامع َكلِّمه
: قال النووي يف شرح هذا احلديث،الكالم إالَّ يف خري
1. Sabda Nabi ﷺ: “Barangsiapa yang beriman kepada Allâh dan
hari akhir, maka hendaknya berkata baik atau diam.” Ini adalah
perkataan yang singkat namun padat, termasuk jawâmi’ al-
Kalim (perkataan Nabi ﷺyang singkat namun padat).
مجيع
ُ :وقال اإلمام اجلليل أبو حممد بن أيب زيد إمام املالكية ابملغرب يف زمنه
:تتفرع من أربعة أحاديث
َّ آداب اخلري
Imam yang mulia, Abu Muhammad bin Abi Zaid, salah
seorang imam madzhab Malikiyah di Maghrib (Maroko)
pada zamannya berkata : “Keseluruhan adab (etika) yang
baik, tercabang ke dalam 4 buah hadits, yaitu :
1. Sabda Nabi ﷺ:
من كان يؤمن ابهلل واليوم اآلخر فليقل خرياً أو ليصمت
“Barangsiapa beriman kepada Allâh dan hari akhir,
maka hendaknya ia berbicara yang baik atau diam.”
2. Sabda Nabi ﷺ:
من حسن إسالم املرء تركه ما ال يعنيه
(( لو كنتم تشرتون الكا َغد للحفظة لسكتُّم:ونقل النووي عن بعضهم أنَّه قال
.)) عن كثري من الكالم
Imam Nawawi membawakan ucapan salah seorang salaf
yang mengatakan : “Sekiranya kalian dapat membeli
lembar catatan amal dari Malaikat, niscaya kalian akan
banyak diam dari banyak bicara.”
: وحديث،)٢٦٢٤( ومسلم،)٦٠۱٤(
“Jibril senantiasa menasehatiku (memberiku wasiat
untuk berbuat baik) kepada tetangga, sampai-sampai
aku mengira bahwa tetangga dapat mewarisi.” [HR
Bukhari : 6014 dan Muslim : 2624].
Dan hadits :
الذي ال أيمن: َمن َي رسول هللا؟ قال:(( وهللا ال يؤمن! وهللا ال يؤمن! قالوا
.)٧٣( ومسلم،)٦٠۱٦( جاره بوائ َقه )) رواه البخاري
ُ
“Demi Allâh tidaklah beriman! Demi Allâh tidaklah
beriman!” sahabat bertanya, “siapa wahai Rasulullâh?”.
Rasulullâh ﷺmenjawab : “Yaitu mereka yang tidak
memberikan ketentraman kepada tetangganya dari
gangguannya.” [HR Bukhari : 6016 dan Muslim : 73].
ِّ وأن حتصل له السالمةُ من،وإكر ُامه يكون أبن يصل إليه ُّبره
واجلريان،شره
:ثالثة
Menghormati tetangga itu dengan cara berbuat baik dan
tidak berbuat buruk kepadanya. Tetangga itu ada 3
macam :
وحق، وحق القرابة، حق اجلوار: له ثالثة حقوق،جار مسلم ذو قرىب
ٌ
وجار ليس. له حق اإلسالم واجلوار،وجار مسلم ليس بذي قُرىب
ٌ .اإلسالم
.حق اجلوار فقط
ُّ له،مبسلم وال ذي قُرىب
1. Tetangga muslim yang masih kerabat dekat, maka ia
mempunyai 3 hak : (1) Hak tetangga, (2) hak
kekerabatan dan (3) hak Islam.
2. Tetangga muslim yang bukan kerabat, maka ia
mempunyai 2 hak : (1) Hak Islam dan (2) Hak
tetangga.
3. Tetangga Non Muslim yang bukan kerabat, maka ia
memiliki 1 hak, yaitu hak tetangga.
وأوىل اجلريان ابإلحسان َمن يكون أقرََبم ابابً؛ ملشاهدته ما يدخل يف بيت
. فيتطلَّع إىل إحسانه إليه،جاره
Tetangga yang paling utama untuk disikapi baik adalah
yang paling dekat pintu rumahnya. Karena ia dapat
melihat apa yang ada di dalam rumah tetangganya, karena
itu ia lebih utama berbuat baik kepada tetangga
dekatnnya ini.
ِّ القتلة و
وإحداد الشفرة وإراحة،الذحبة ِّ إبحسان مثَّ أمر الرسول٢
ِّ
املستحق وهذا مثال من أمثلة إيقاع اإلحسان عند قتل اإلنسان،الذبيحة
وذلك بسلوك أسهل الطرق اليت يكون َبا إزهاق النفس،للقتل وذبح احليوان
.من غري تعذيب
2. Kemudian Rasulullâh ﷺmemerintahkan untuk
berbuat baik ketika membunuh dan menyembelih, yaitu
dengan cara menajamkan pisaunya dan menyenangkan
hewan sembelihannya. Hal ini merupakan salah satu
contoh di dalam berbuat ihsân saat membunuh manusia
yang memang berhak dibunuh dan menyembelih hewan,
yaitu dengan cara yang paling mudah ketika berusaha
melenyapkan jiwa tanpa harus menyiksanya terlebih
dahulu.
،اجب
ٌ القدر من اإلحسان فيها و
ُ فهذا
“Dan tinggalkanlah perbuatan disa yang lahir (tampak)
maupun yang batin (tersembunyi)…” [QS al-An’âm (6) : 120].
Maka tingkatan ihsân yang seperti ini wajib hukumnya.
فأن أييت ابلصرب عليها على،و َّأما اإلحسا ُن يف الصرب على املقدورات
واإلحسا ُن الواجب يف معاملة اخلَلق، من غري تَ َس ُّخط وال َجَزٍع،وجهه
واإلحسان الواجب يف،القيام مبا أوجب هللا من حقوق ذلك كلِّه
ُ ،ومعاشرهتم
القدر الزائد علىو ،هاِّ القيام بواجبات الوالية كل،والية اخللق وسياستهم
ُ ُ َ
،الواجب يف ذلك كلِّه إحسا ٌن ليس بواجب
Adapun perbuatan ihsân di dalam bersabar terhadap
segala hal yang ditentukan, maka hendaknya bersabar
atasnya tanpa disertai rasa jengkel (tidak ridha) dan
resah. Berbuat ihsân yang wajib di dalam bermuamalah
dan berinteraksi dengan makhluk lainnya, adalah dengan
cara menunaikan semua hal yang diwajibkan oleh Allâh
untuk dipenuhi. Berbuat ihsân yang wajib di dalam
kepemimpinan dan kekuasaan seseorang, adalah dengan
cara menegakkan seluruh kewajiban kekuasaan. Adapun
selebihnya dari yang wajib dari ini semua, maka termasuk
perbuatan ihsân yang tidak wajib.
إزهاق نفسه على
ُ ،الدواب َّ واإلحسان يف قتل ما َجيوز قتله من الناس و
،أسرع الوجوه وأسهلِّها وأوحاها يعين أسرعها من غري زَيدة يف التعذيب
يف هذا َِّب
ُّ النوع هو الذي ذكره الن
ُ وهذا،إيالم ال حاجة إليه ٌ فإنَّه
، أو حلاجته إىل بيانه يف تلك احلال، ولعلَّه ذ َكره على سبيل املثال،احلديث
:فقال
Perbuatan ihsân di dalam membunuh yang memang
diperbolehkan membunuhnya, baik dari kalangan
manusia atau hewan adalah dengan cara melenyapkan
nyawanya secara segera, mudah dan cepat. Yaitu bergegas
ِّ (( ولي:
،حد أح ُدكم شفرته َّ تفقد آلة٤
الذبح قبل مباشرته؛ لقوله
ُ
.)) ذبيحتَه
َ و ُلريح
4. Menyembunyikan alat sembelihannya sebelum
menyembelihnya secara langsung, sebagaimana sabda ﷺ:
“Hendaknya kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan
sembelihannya.”