Anda di halaman 1dari 2

Keutamaan bagi orang yang menjaga silaturahim adalah sebagai berikut:

1. Terkait erat dengan keimanan seseorang


Al-Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis
Syarif (Beirut, Darul Fikr, 1998 M/1418 H: juz III, halaman 267-268) menyebutkan hadits riwayat
Bukhari dan Muslim yang menunjukkan keutamaan silaturahim. Pada hadits ini, Rasulullah
mengaitkan keimanan terhadap Allah serta hari akhir dan hubungan baik melalui silaturahim,
pemuliaan tamu, dan perkataan baik. Demikian kami kutip hadits riwayat Bukhari dan Muslim
sebagai berikut:

‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال من كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر‬
‫فليصل رحمه ومن كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليقل خيرا أو ليصمت‬

Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW ia bersabda, ‘Siapa saja yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan
kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang
baik atau diam,’” (HR Bukhari dan Muslim).
2. Mendatangkan Rahmat Allah
‫ِإَّنَم ا اْلُمْؤ ِم ُنوَن ِإْخ َو ٌة َف َأْص ِلُحوا َب ْي َن َأَخ َو ْي ُك ْم ۚ َو اَّتُقوا َهَّللا َلَع َّلُك ْم ُتْر َح ُموَن‬

3. Membuat bahagia kerabat atau idkhalus surur.


‫َأْل‬ ‫َأ‬
‫َو َقْد َو َر َد ِفي اْلَخ َب ِر‬ ‫إَّن ْف َض َل ا ْع َم اِل إْد َخ اُل الُّسُروِر‬
‫َع َلى اْلُمْؤ ِم ِن‬
Artinya, “Telah tersebut dalam sebuah hadits, ‘Salah satu amal paling utama adalah idkhalus surur atau
memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang yang beriman.’”
4. Memperoleh cintanya Allah SWT. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

: ‫ قاَل‬، ‫ أريُد أًخ ا لي في هِذِه القريِة‬: ‫ أيَن تريُد ؟ قاَل‬: ‫ قاَل‬، ‫ فأرصَد ُهَّللا َلُه على َم درَج ِتِه مَلًك ا فلَّم ا أتى عليِه‬، ‫أَّن رجاًل زاَر أًخ ا َلُه في قريٍة أخرى‬
‫ بأَّن َهَّللا قد أحَّب َك كما أحببَت ُه فيِه‬، ‫ فإِّن ي رسوُل ِهَّللا إليَك‬: ‫ قاَل‬، ‫ غيَر أِّن ي أحببُتُه في ِهَّللا عَّز وجَّل‬، ‫ ال‬: ‫هل َلَك عليِه من نعمٍة ترُّب ها ؟ قاَل‬

“Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus
Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya :
“Engkau mau kemana ? ”. Ia menjawab : “ Aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini.” Malaikat
bertanya : “Apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya ? Orang tadi
mengatakan : “Tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla.” Maka malaikat
mengatakan : “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah
mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya. “ (HR Muslim no.2567)
5. Diluaskan Rizkinya dan di panjangkan Umurnya.

– ‫َمْن َأَح َّب َأْن ُيْبَس َط َلُه ِفي ِر ْز ِقِه َو ُيْن َس َأ َلُه ِفي َأَث ِر ِه َفْلَي ِص ْل َر ِحَم ُه‬:‫َع ن اْب ن شهاب َأْخ َبَر ٍنْي َأَن س ْب ن َم اِلك َأَّن َر ُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َقاَل‬
‫َر َو اُه اْلُبَخ اِر ُّي‬
Diriwayatkan dari Ibnu Sihab (dimana) telah menginformasikan padaku Anas bin Malik ra., bahwa
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa)
umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya. (HR. Bukhari)
6. Mendapat naungan pada hari kiamat
: ‫ َقاَل َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى‬: ‫َو َعْن َأَن ِس ْب ِن َم اِلٍك َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُه َقاَل‬
‫ َو اِص ُل الَّر ِحِم َو اْمَر َأٌة َم اَت َز ْو ُجَه ا َو َت َر َك َأْي َت اًم ا َفَت ُقوُم َع َلْي ِهْم َح َّت ى ُيْغ ِنَيُهْم ُهَّللا َأْو َيُم وُتوا َو َر ُج ٌل‬: ‫ َث اَل َثٌة ِفي ِظ ِّل اْل َعْر ِش َيْو َم اْلِقَي اَم ِة‬: ‫ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬
‫اَّتَخ َذ َط َع اًم ا َو َد َع ا إَلْي ِه اْلَي َت اَم ى َو اْل َمَس اِكيَن‬
Artinya, “Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Ada tiga orang yang mendapat naungan
Arasy pada hari kiamat: orang yang menjaga silaturahim, seorang istri yang ditinggal mati suaminya
kemudian membesarkan anak-anak yatimnya sampai Allah mencukupi mereka atau sampai mereka
wafat, dan orang yang membuat makanan kemudian mengajak anak yatim dan orang miskin untuk
makan.’”

Anda mungkin juga menyukai