Anda di halaman 1dari 100

PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM

(TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG EKONOMI)

Dr. LISTIAWATI. M.H.I

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)


RADEN FATAH PALEMBANG

1
berkaitan langsung dengan masalah-masalah ekonomi khususnya
BAB I ekonomi Islam.

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Tentang Penafsiran

Dalam suasana ilmu pengetahuan dan tehnologi dewasa ini,


masalah hakikat manusia dan kehidupan akan terus semakin santer
dibahas. Masalah ini memang cukup penting, karena hal ini
merupakan titik tolak dalam memberikan batasan menyangkut
fungsi manusia dalam kehidupan ini. Dari hasil pembatasan itu,
kemudian disusun prinsip-prinsip dasar yang menyangkut segala
aspek kehidupan manusia, politik, ekonomi, sosial, bahkan etika dan
lain sebagainya. Urgensi pemabatasan ini lebih terasa setelah
disadari bahwa ilmu peangetahuan dan tehnologi belum dapat
menjamin kebahagiaan kehidupan manusia selama nilai-nilainya
tidak tunduk di bawah nilai-nilai spiritual.1
Dalam hal ini al-Qur’an berbicara tentang pokok-pokok
ajaran tentang Tuhan, Rasul, kejadian dan sikap manusia, alam
jagad raya, akhirat, akal dan nafsu, ilmu pengetahuan, amar ma’ruf
nahi munkar, perekonomian, pembinaan generasi muda dan lain
sebagainya. Untuk dapat memahami ajaran al-Qur’an tentang
berbagai masalah tersebut tentunya seseorang memerlukan seorang
mufasir yang dapat menjelaskan semua ini.

1M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung; Mizan,


1994, hal 224

2 199
RIWAYAT HIDUP PENULIS Bahwa untuk keperluan penafsiran al-Qur’an yang
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan moral,
maka usaha para ulama telah banyak menyusun Ulumul Qur’an
yang termasuk Ulumul Qur’an tersebut Ilmu Asbab an-Nuzul, Ilmu
Penulis dilahirkan di kota Muaradua OKU, Baturaja Sumatera Nasikh al-Mansukh, Ilmu Qira’at dan lain sebagainya2. Selain itu
Selatan pada tanggal 12 Oktober. Menamatkan sekolah Ibtidaiyah di Sri juga seseorang yang ingin menafsirkan al-Qur’an juga perlu
Bandung selama empat tahun, kemudian penulis melanjutkan sekolah mengetahui Ilmu Bahasa Arab dengan berbagai cabangnya, Ilmu
SP. IAIN di Yogyakarta dan melanjutkan ke IAIN Sunan Kali Jaga Istinbath al-Hukum, Ilmu Ushul Fiqh dan ilmu-ilmu bantu lainnya.
Yogyakarta pada Fakultas Syariah dengan jurusan Pidana Perdata Islam Hingga saat ini sudah banyak kitab tafsir yang membahas tentang
(PPI). Titel Magister penulis peroleh dari Pascasarjana IAIN Raden berbagai aspek dalam kehidupan dari yang paling klasik seperti
Fatah Palembang dengan Konsenterasi Ekonomi Islam. Penulis Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibnu ‘Abbas, sampai yang modern
melanjutkan program Doktor pada Pascasarjana Universitas Islam seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Manar karangan Muhammad
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN) dengan mengambil Abduh dan Tafsir fi Dzilal al-Qur’an dan kitab tafsir lainnya.
Konsnterasi Ekonomi Islam. Pada tahun 2006 penulis mulai Pembahasan tentang masalah mu’amalah atau ekonomi
bergabung pada fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang, yang dalam Islam tidaklah dapat dipisahkan dengan masalah akhlak,
sebelumnya penulis juga menjadi dosen luar biasa pada fakultas
seperti jujur, amanah, adil, ihsan, berbuat kebajikan dan silaturrahmi
Tarbiyah, Syariah, Ushuluddin pada IAIN tersebut. Juga aktif mengajar
dan sayang menyayangi, akhlak juga tidak akan bisa dilepaskan
pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAISS). Penulis selagi menjadi
dengan semua aspek kehidupan. Tidak ada pemisahan antara ilmu
mahasiswi strata satu pada IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta aktif
dan akhlak, antara politik dengan akhlak, antara ekonomi dengan
dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menjabat
akhlak. Dengan demikian akhlak menjadi daging dan urat dalam
sebagai bendahara, juga aktif pada organisasi IRMA (Ikatan Remaja
kehidupan Islam3.
Masjid), serta aktif pada organisasi daerah yakni Ikatan Mahasiswa
Perbedaan yang sangat menonjol antara ekonomi Islam dan
Sumatera Selatan.
ekonomi konvensional, hasil teori manusia. Bahwa ekonomi Islam
Buku ini bertujuan untuk memenuhi kekurangan referensi
adalah ekonomi nilai dan akhlak. Pembahasan tentang ekonomi
yang berkaitan dengan pembahasan ekonomi Islam yang disertai
Islam didasarkan pada ayat-ayat al-Qur’an dan as-Sunnah.
dengan tafsiran ayat-ayat yang berkenaan dengan ekonomi Islam
tersebut. Agar dapat memudahkan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi
2Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Islam dan Perbankan untuk dapat memahami tentang ayat-ayat yang Grafindo Persada, 2002,hal, 2-3
3Yusuf Qardhawi, Dawr al-Qiyam fi Iqtishad al-Islam, Kairo:
Muassasah al-Risalah, 2002, hal 4-5

198 3
Karenanya diperlukan kajian tentang penafsiran ayat-ayat
perekonomian yang telah banyak dibahas oleh para ulama Islam
seperti Muhammad Musthafa al-Maraghi, Ibnu Katsir, Quraish
Shihab dan yang lainnya.
Dengan demikian diperlukan untuk mengetahui tentang
pengertian dari kata tafsir itu sendiri. Adapun kata tafsir berasal dari
bahasa Arab fassara yufassiru tafsiaran yang berarti penjelasan,
pemahaman, dan perincian. Selain itu tafsir juga dapat berarti al-
idlah wa al-tabyin yaitu penjelasan dan keterangan.
Menurut Al-Jurjani kata tafsir adalah menjelaskan makna
ayat-ayat al-Qu’an dari berbagai seginya, baik konteks historisnya
maupun sabab al-nuzulnya, dengan manggunakan ungkapan atau
keterangan yang dapat menunjuk kepada makna yang dikehendaki
secara terang dan jelas. Imam Al-Zarkani, mengungkapkan tafsir
adalah suatu ilmu yang membahas kandungan yang tercakup dalam
al-Qur’an baik itu dari segi pemahaman makna ataupun arti yang
sesuai dengan yang kehendaki Allah, yang menurut kadar
kesanggupan manusia.
Dalam hal ini Al-Suyuti memberikan pengertian bahwa
tafsir adalah ilmu yang didalamnya terdapat pembahasan cara
pelafazan ayat-ayat al-Qur’an disertai makna dan hukum-hukum
yang terkandung di dalamnya4. Sedangkan As-Siddiqi, mengatakan
bahwa tujuan tafsir itu tak lain untuk memahamkan makna-makna
al-Qur’an, hukum-hukum yang terkandung didalamnya, himah-

4Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada. 2011, h209-210

4 197
___________, Tafsir al-Mizan al- Qur’an, jilid XVIII. hikmah, akhlak-akhlak, serta petunjuk yang lain agar memperoleh
Thomson, Arthur and Jhon Formby, Economics of the Firm: kebahagiaan di dunia dan akhirat.5
Theory and Practice New Jersey: Prentice Holl, 1993. Dengan demikian jelaslah bahwa tafsir adalah yang
menjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan al-Qur’an baik itu
Tariqi, al, Abdullah ‘Abd al-Husain, al-Iqtishad al-Islami, Kuwait: mengenai makna-makna yang terkandung dalam al-Qur’an
Dar al-Nafais, 1999.
maupun, maupun hukum-hukum yang terkait dengan tingkah laku
Taimiyah, Ibnu, Majmu’ al-Fatawa, 166, Lihat juga, Mihajus al- manusia yang tak lain agar manusia bisa memahami serta
Sunnah (1986), Vol 5. mengamalkannya dalam kehidupan yang tujuannya untuk mencapai
_____________, Majmu’ al-Fatawa (1960), 165, Vol 18 falah di dunia maupun di akhir.
Pengembangan kaidah-kaidah tafsir ini telah dilakukan oleh
Isma’il Raji al-Faruqi, Tauhid, terj. Rahmani Astuti Bandung: para ulama sejak awal munculnya ulum al-Qur’an, diantaranya
Pustaka, 1988. usaha yang dilakukan oleh Abdur ar-Rahman ibnu Nasir al-Sa’adi
____________________, al-Hisbah fi al-Islam (1967), (terj) oleh dalam kitabnya al-Qawa’id al- Hisan li Tafsir al-Qur’an.
Mukhtar Khalan, Public Duties in Islam (Institution Pemahaman tentang kaidah-kaidah tafsir juga telah dikaji secara
of Hisbah, 1982), 95 mendalam dalam kitab-kitab ulum al-Qur’an yang lainnya seperti
‘Umar ibnu, Yahya, al-Ahkam al-Suq, Tunis: al-Sharikah al- Manna al-Qattan dalam kitab Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an dan lain-
Tunisiyah li al-Tawzi: 1975. lain.6
Ada satu pandangan teologis dalam Islam yang
Wahab Khallaf, Abdul, as-Siyasah as-Shar’iyyah (Kairo: Dar Fikr, menyatakan bahwa al-Qur’an shalihun li kulli zaman wa al-makan.
1978), 199, cet ke 12. Maka sebagian umat Islam memandang keyakinan tersebut sebagai
Zarqa, M. Anas, Capital allocatioan, Efficiency and Growth in an doktrin kebenaran yang bersifat pasti. Akibatnya muncul respon
Interst Free Islamic Economy, 1982, 49. Dan Islamic reaktif terhadap setiap perkembangan situasi yang terjadi dalam
Economics: An Approach to Human Welfare, in K. peradaban sejarah manusia. Misalnya dengan pernyataan bahwa
Ahmad, Studies in Islamic Economics (1980), 3-18.
Juga lihat Benjamin Word, What is Wrong With
Economics, 1972.
5Hasbi ash-Siddiqi, Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Semarang PT

Pustaka Zikri Putra. 2009, 153-154


6Abdur -Rahman Dahlan. Kaidah-Kaidah Penafsiran al-Qur’an,

Bandung: Mizan. 1998, h

196 5
semua ilmu pengetahuan yang adasekarang ini sekaligus di masa _____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid
yang akan datang semuanya sudah tercakup di dalam al-Qur’an.7 XIV. 2004.
Respon tersebut tentunya tidak produktif. Sebab jika ada _____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid
penemuan baru berdasarkan metodologi ilmu pengetahuan yang XV. 2004.
kontemporer yang kontradiktif dengan al-Qur’an maka akan muncul
_____________, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu
respon defensive yang seringkali menempatkan informasi-informasi
dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1999.
dalam teks al-Qur’an pada dataran mistik. Seolah ada pemaksaan
teologis dalam rangka menyelamatkan keshahihan al-Qur’an _____________, Membumikan Al-Qur’an, Bandung; Mizan, 1994.
tersebut. Padahal tanpa disadari upaya semacam ini justru akan Saleh Ahmad Syukri, Metodelogi Tafsir al-Qur’an Kontemporer Dalam
memposisikan al-qur’an secara sempit. Karena pemahaman al- Pandangan Fazlur Rahman Jakarta: Gaung Persada Press
Qur’an hanya sebatas pada ruang dan waktu ketika al-Qur’an itu 2007.
diturunkan atau paling tidak sampai pada waktu ulama-ulama klasik
ash-Siddiqi, Hasbi, Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Semarang PT
saja. Karenanya dalam hal ini diperlukan upaya-upaya yang lebih
Pustaka Zikri Putra. 2009.
produktif yang tak lain dalam rangka mempertahankan pandangan
teologis diatas. Maka salah satu upaya tersebut adalah dengan cara as-Syathibi, Abu Ishaq, al-Muwafaqat fi usul al-Shar’iah (Beirut:
mengembangkan tafsir kontemporer dengan menggunakan metode Dar al- Kutub al-‘Ilmiyah, 2000), cet II.
baru yang selaras dengan perkembangan situasi sosial, budaya, ilmu Swasono, Sri Edi, Kembali Ke Pasal 33 UUD 1945, Menolak
pengetahuan serta perkembangan peradaban manusia. Neoliberlisme. Jakarta: Yayasan Hatta, 2010.
Persoalannya adalah bagaimana merumuskan sebuah metode
as-Sadr, Muhammad Baqir, Iqtishaduna, Beirut: Dar al-Fikr,
tafsir yang mampu menjadi alat untuk menfsirkan al-Qur’an secara
1991.
baik, dialektis, reformatif, komunikatif serta mampu menjawab
semua perubahan dan perkembangan problem kontemporer yang Syaifuddin, Muhammad Ahmad, Ekonomi dan Masyarakat dalam
dihadapi seluruh umat manusia termasuk juga masalah Perspektif Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1987.
perekonomian umat. Maka untuk mencapai tujuan tersebut perlu at-Tirmizi, Imam, Riyadus Shalihin, jilid I tt, 486
adanya penelusuran sejarah tentang berbagai upaya ulama dalam
Thabathaba’i, Tafsir al-Mizan fi al-Tafsir al-Qur’an, II Beirut:
Makatabah al-Alami Librari, 1973, Jilid, II.
7
Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum Al-Din. Kairo Al-Tsqafah Al- Islamiah
1356 H Jilid II h 87
___________, Tafsir al-Mizan al-Qur’an, jilid, XVI.

6 195
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid mengembangkan kaidah-kaidah penafsiran. Tujuannya yang tak lain
II. 2004. adalah untuk mengetahui prosedur kerja para Ulama tafsir dalam
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid menafsirkan al-Qur’an, sehingga peanfsiran tersebut dapat
III. 2004. digunakan secara fungsional oleh semua masyarakat Islam dala
menghadapi berbagai persolan kehidupan. Kaidah-kaidah ini
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid
kemudian dapat digunakan sebagai refensi bagi pemikir-pemikir
IV. 2004.
Islam kontemporer untuk mengembangkan kaidah penafsiran yang
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid sesuai dengan perkembangan zaman. Namun kaidah-kaidah
V. 2004. penafsiran disini bukanlah berperan sebagai alat justifikasi benar-
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid salah terhadap suatu penafsiran al-Qur’an. Kaidah-kaidah ini lebih
VI. 2004. berfungsi sebagai penagwal metodologis agar tafsir yang dihasilkan
bersifat obyektif dan ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan.
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid
Sebab produk tafsir pada dasarnya adalah produk pemikiran
VII. 2004.
manusia yang dibatasi oleh ruang dan waktu8
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid Qawa’id al-tafsir. Qawa’id adalah merupakan bentuk jamak
VIII. 2004. dari qaidah yang berarti undang-undang, peraturan dan asas. Secara
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid istilah didefinisikan dengan undang-undang, sumber, dasar yang
IX. 2004. digunakan secara umum yang mencakup semua yang particular.
Adapun kata tafsir secara bahasa berasal dari kata fassara yufassiru
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid tafsiran yang berarti mengungkapkan, sedangkan secara istilah tafsir
X. 2004.
dapat diartikan sebagai alat atau ilmu pengetahuan dalam
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid memahami petunjuk-petunjuk al-Qur’an9.
XI. 2004. Berdasarkan penjelasan diatas jelas bahwa kaidah-kaidah
_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid tafsir dapat diartikan sebagai pedoman dasar yang berfungsi secara
XII. 2004. umum guna mendapatkan pemahaman atas petunjuk-petunjuk al-

_____________, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid


XIII. 2004. 8Ahmad Syukri Saleh. Metodelogi Tafsir al-Qur’an Kontemporer Dalam
Pandangan Fazlur Rahman Jakarta: Gaung Persada Press 2007 hal 176
9Rosihan Anwar. Ilmu Tafsir. Bandung: Pustaka Setia, 2005, h 312

194 7
Qur’an. Kaidah-kaidah tafsir yang berkembang dalam sejarah Qutb, Sayyid, al-‘Adalah al- Ijtima’iyyah fi al- Islam (ed.6, 1964), 34,
penafsiran al-Qur’an sangat beragam adanya. (terj) oleh John B. Hardie, Social Justice in Islam
Maka jika dipetakan kaidah-kaidah tafsir tersebut dapat (1970), 29. Lihat juga Adnan M. Musallam, Sayyid
dikelompokkan menjadi kaidah-kaidah 1) dasar, 2) umum 3) dan Qutb and Social Justice (1945-1948).
kaidah khusus. Rawls, A John, Theory of Justice, Cambridge: Harvard University
Press Masschusetts, 1995.

B. Kaidah Penafsiran Rahman, Afzalur, Economic Doctrines of Islam, London; Gillespie


Road, 1992, jilid I.
1. Kaidah Dasar Tafsir
Rashid Rida, Sayyid, Tafsir al-Manar, 1954, Vol 4.
Penafsiran kaidah dasar yakni berkaitan langsung dengan
penggunaan sumber pokok dalam menafsirkan al-Qur’an yang juga Razi, ar, Tafsir al-Fakhr, jilid, XX
meliputi tafsiran hadits, penjelasan sahabat dan tabii’n. Maka dalam Syaifuddin, Ahmad, Ekonomi Dan Masyarakat Dalam Perspektif
kaidah inipara mufassir harus kembali pada al-Qur’an sebagai Islam (Jakarta: Rajawali, 1987), 59
sumber pokok yakni dengan cara meneliti secara cermat dalam
Siddiqi, Nejatullah, The Economic Enterprise in Islam, Lahore:
rangka mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an tentang sesuatu yang
Islamic Publication Ltd, 1979
menjadi pokok persolan.
Kemudian seorang mufassir berusaha menghubungkan ________________, Economics an Islamic Approach Michigan:
serta membandingkan kandungan ayat-ayat yang mengandung Justice for Policy Studies, 2001.
pengertian yang mujmal yang kemudian diperinci oleh ayat yang Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: Raja Grafindo,
lain. Atau jika dalam suatu ayat yang masalahnya disebut secara 1986.
singkat, maka akan diperluas dengan ayat yang lainnya.10
Sukmadinata, Saodih Nana, Metode Penelitian Pendidikan,
Selanjutnya seorang mufassir juga harus memperhatikan
Bandung: Rosdakarya, 2005.
hadits-hadits Nabi. Maka jika mendapatkan hadits shahih, seorang
mufassir juga harus menafsirkan ayat dengan hadits shahih tersebut. Syamsudin, Syahiron, Metode Intratektualitas Muhammad Syahrur
Dengan kata lain seorang mufassir tidak dibenarkan untuk dalam Penafsiran Al-Qur’an dalam Studi Al-Qur’an
menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan pendapatnya sendiri, Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002.
Syihab Quraish, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, jilid I.
10Amir Abdul Aziz. Dirasat fi ‘Ulum al-Qur’an. Beirut: Muassasah 2004.
al-Risalah, 1983, h 84

8 193
M.A.Mannan, Islamic Economics Theory and Practice. New Delhi: dengan cara meninggalkan hadits tersebut. Selanjutnya apabila ada
SH.M. Ashraf Publisher, 1995. pejelasan sahabat Nabi untuk menafsirkan ayat al-Qur’an, maka
---------, The Making of Islamic Economics Society. Kairo: Muassasah seorang mufassir ia harus menggunakan penjelasan tersebut sebagai
al-Risalah, 1984. dasar dari tafsirnya. Namun seorang mufassir haruslah berhati-hati
dalam menyeleksi penggunaan penjelasan tersebut dikarenakan
Masyhuri, Ekonomi Mikro, Malang: UIN Malang, 2007.
banyak sekali riwayat-riwayat yang tidak benar (palsu). Demikian
Majid Nurcholis, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Yayasan juga dengan perkataan dari para tabi’in. Namun perkataan dari para
Wakaf Paramadina, 1992. tabi’in tersebut dalam menafsirkan al-Qur’an masih diperselisihkan.
Nasution, Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Ada sebagian yang mengatakan bahwa perkataan para tabi’in
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. tersebut termasuk dalam tafsir bi al-ma’sur, dengan bahwa
penjelasan ini didapat dari para sahabat Nabi. Namun sebagian
Nov, Deliar, Ilmu Ekonomi, Jakarta: Rajawali Press, 1995. memasukkannya kedalam tafsir bi al-ra’yi, sebagaimana tafsir yang
Naqvi, Haidar, Etics and Economics: and Islamic Synthesis London lainnya setelah tabi’in.
Laicester: The Islamic Foundation, 1981.
2. Kaidah Umum Tafsir
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Kaidah umum tafsir adalah seperangkat ilmu pengetahuan
Persada. 2011.
yang dibutuhkan oleh seorang mufassir dalam menafsirkan al-
_____________, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: Raja Qur’an. Ilmu-ilmu tersebut yang meliputi ilmu bahasa Arab, nahwu,
Grafindo Persada, 2002. sharaf, isytiqaq, balaghah (ma’ani, bayan dan badi’), ilmu ushul
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), fiqih, dan ilmu qiraat. Ilmu bahasa (linguistic) berfungsi untuk
Ekonomi Islam (Jakarta: 2002), 203. menetahui kosa kata, konotasi, bahwa sebuah makna akan berubah
seiring dengan adanya perubahan i’rab. Dengan ilmu sharah
Qattan, Manna, al, Mabahits fi Ulum al-Qur’an. Beirut: Muassasah
(konyugasi), maka seorang mufassir ia akan dapat melihat bentuk,
al-Risalah. 1993.
asal dan pola (shighat) sebuah kata. Sementara itu kaidah syiqaq
Qardhawi, Yusuf. Dawr al-Qiyam fi Iqtishad al-Islam, Kairo: (derivasi kata, etimologi) adalah berfungsi untuk mengetahui akar
Muassasah al-Risalah, 2002. atau kata dasar dari suatu kata. Sebab jika diambil dari kata yang
Qurtubiy, al, al-Jami’li Ahkam al-Qur’an, jilid XV. berbeda, maka sebuah kata akan memiliki makna yang berbeda
pula. Sedangkan ilmu balaghah sangatlah berperan dalam
Qayyim, Ibnul, al-Jauziyyah, I’lam al-Muwaaqi’in, 1955, Vol 3.
membimbing seorang mufassir untuk mengetahui karakteristik

192 9
susunan sebuah ungkapan yang dilihat dari makna yang __________, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, Beirut: Makatabah, ar-
dihasilkannya atau retorika (ma’ani), perbedaan-perbedaan Risalah. 1983, Jilid II.
maksudnya (bayan) dan sisi-sisi keindahan sebuah ungkapan (badi’). __________, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, Beirut: Makatabah, ar-
Adapun ilmu ushul fiqih berfungsi untuk membantu seorang Risalah. 1983, Jilid III.
mufassir dalam mempelajari cara pengambilan dan perumusan dalil-
__________, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, Beirut: Makatabah, ar-
dalil yang berkenaan dengan hukum. Sedangkan dengan ilmu qira’at
Risalah. 1983, Jilid IV.
yang berfungsi untuk membantu seorang mufassir untuk
mengetahui cara-cara melafalkan al-Qur’an. __________, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, Beirut: Makatabah, ar-
Risalah. 1983, Jilid VI.
3. Kaidah Khusus Tafsir
Kahlf, Monzer, Theory of Production, dalam Reading Microeconomic
Kaidah khusus dalam penafsiran yakni merupakan kaidah
an Islamic Perspective; Sayyid Tahir eds. Longman
yang dibangun berdasarkan perspektif dan wordview yang dianut
Malaysia: Sdn, Bhd, 1992.
oleh berbagai aliran dalam pemikiran Islam. Dalam hal ini warna
warna tafsir menjadi sangat beragam sesuai dengan perspektif Khaldun, Ibnu, Muqaddimah, Kairo: al-Makatabah al-Dhahirah,
keilmuannya masing-masing. Beberapa perspektif keilmuan yang 1930/ Beirut: Dar al-Kutub al’Ilmiah 1993.
berpengaruh dalam penafsiran al-Qur’an diantaranya adalah ilmu Koilu, Mustafa, Islam and Its Quest for Peace, lihat, Justice and
kalam, fiqh, taSawuf, filsafat dan ilmu pengetahuan modern. Dalam Education Washington DC: The Council for Research
hal ini terdapat juga berbagai aliran yang bermacam-macam. in Values and Philosophy, 2003.
Sebagai contoh adanya perbedaan kaidah antara tafsir yang
Karim, Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: III/T
dikembangkan kelompok Asy’ariyah dan aliran Mu’tazilah dalam
Indonesia. 2003, Edisi 2.
perspektif theology. Atau dalam perspektif fiqh yakni antara tafsir
Syafi’iyah dan tafsir Hanafiyah, dan dalam perspektif filsafat yakni Laila dan Muhammad Thohir, (Beirut: Dar al-Qur’an al-Karim,
antara tafsir Ghazalian dan Rusydian. Dengan demikian jelas bahwa 1404H/ 1984M.
setiap aliran memilki perspektif keilmuan tersendiri dengan Maraghiy, al-Mushthafa, Tafsir al-Maraghi, jilid XIII.
berdasarkan paradigmanya masing-masing.
Maududi, al Economic Ploblem of Man and its Islamic Solution, 1955.
Dalam hal ini dengan munculnya ilmu pengetahuan
modern juga tentu akan sangat mempengaruhi akan corak dari tafsir _______, Tafhimul Qur’an, tafsir dari ayat 25 surat 57, al-Hadid,
umat Islam. Ini tentu diakibatkan dengan adanya perubahan sosial, Vol 5.
perkembangan ilmu pengetahuan dan bahasa melahirkan adanya

10 191
‘Arabiy, al, Muhammad ‘Abdullah, Al-Iqtisad al-Islami, Beirut; tafsir modern, dan arus perkembangan dan perubahan ini berjalan
Dar al-Fkr, tt. sedemikian cepat secara global, akibat ini semua tentunya
Ali, Zinuddin, Hukum Ekonomi Syari’ah, Jakarta: Sinar Grafika, pandangan umat Islam pun berubah terhadap realitas yang ada. Hal
2008. ini pun mempengaruhi terhadap informasi yang bersumber dari al-
Qur’an pun otomatis mengalami perubahan pula11. Semisal ketika
Chapra, Umer, Islam and The Economic Challenge, Herendon: The
ilmu pengetahuan dapat mendeteksi jenis janin bayi ketika masih
Islamic Foundation and The International Institute of
dalam kandungan ibunya, maka pemahaman terhadap teks yang
IslamicThought, 1995.
bunyinya “ Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap
____________, The Future of Economics: An Islamic Persepektive, perempuan (hamil) sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an
UK. Islamic Foundation, 1420H/2000 M. surat 13 ayat 8, dalam hal ini tidak perlu lagi ditafsirkan dengan
____________, Towards a Just Monetary System, London: The mengetahui jenis kelamin laki-laki dan perempuan, melainkan
Islamic Foundation, 1985. dalam persepektif yang lain, seperti masa depan, jiwa, bakat dan
perincian yang lainnya12.
____________, Islam and Economic Development Intenational Institut
Dengan demikian jelaslah bahwa rasionalitas modern
of Islamic Thought and Islamic Research I, 1989.
seperti inilah yang menjadi ciri khusus dari tafsir modern. Para
Dahlan, Abdur-Rahman. Kaidah-Kaidah Penafsiran al-Qur’an, mufasir modern ini dalam penafsirannya mereka menggunakan
Bandung: Mizan. 1998. kacamata yang mungkin dapat dikonsumsi oleh masyarakat saintifik
Djazuli, A, Lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: Raja Grafindo yakni dengan ciri adanya demitologisasi terhadap berbagai
Persada, 2002. pemikiran yang tidak rasional yang dilakukan oleh para mufasir
sebelumnya. Beberapa kaidah khusus yang terkait dengan tafsir
Daud, Abu, Imam, Riyadus Shalihin, jilid I tt, 489.
modern ini diantaranya sebagai berikut: a). Dengan cara memetakan
Ghazali, Al. Ihya ‘Ulum al-Din. Kairo Al-Tsaqafah Al- Islamiah masalah-masalah yang ada dalam al-Qur’an menjadi bukan wilayah
1356 II . nalar dan wilayah nalar. Adapun wilayah bukan nalar yakni yang
Khairuman Badri. Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an. meliputi masalah-masalah metafisika dan perincian ibadah.
Bandung: Pustaka Setia. 2004. Sedangkan yang masuk dalam wilayah nalar yakni yang meliputi

Katsir, Ibnu, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, Beirut: Makatabah, ar- 11Manna al-Qattan Mabahits fi Ulum al-Qur’an. Beirut: Muassasah

Risalah. 1983, Jilid I. al-Risalah. 1993, h 267


12Badri Khairuman. Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an.
Bandung: Pustaka Setia. 2004, 92.

190 11
wilayah kemasyarakatan. Dalam wilayah bukan nalar, maka apabila
nilai riwayatnya shahih, ini diterima apa adanya tanpa adanya
pengembangan, karena sifatnya yang berada di wilayah luar
jangkauan akal manusia. Ada pun wilayah nalar maka ini
menempatkan penafsirannya terhadap teks yang ada disesuaikan
dengan proporsinya yang tepat13. Maka dalam hal ini wilayah ini
menjadi lahan garapan bagi para mufassir untuk melakukan tafsir
ulang terhadap teks al-Qur’an. b). Melakukan pemetaan ulang
terhadap wilayah qath’i dan dzanni. Dalam pemikiran modernis
menuntut pemetaan ulang terhadap wilayah qath’i dan dzanni al-
Qur’an. Tentunya hal ini sangat terkait dengan perkembangan ilmu
pengetahuan yang banyak memberikan realitas baru. Sebagai contoh REFERENSI
angka kematian yang dapat ditekan dan rata-rata umur manusia yang
meningkat dalam tahun-tahun berikutnya dengan menggunakan Al-Qur’an, Lajnah Pentashhih al-Qur’an, Departemen Agama,
ilmu kedokteran. Karenya pandangan yang selama ini menyatakan Jakarta, jilid X.
bahwa umur manusia merupakan mafatih al-ghaib yang tidak Anwar, Rosihan, Ilmu Tafsir. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
diketahui kecuali oleh Allah sudah seharusnya diubah14 c).
Penggunaan takwil dan metafora dalam penafsiran. Dengan adanya Nadwiy, al, Abu al-Hasan Aliy al-Husainiy, Madza Khasira al-
perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai penemuan ‘Alam bi Inbibath al-Muslimin (Kerugian Apa yang Diderita
ilmiahnya, maka ini akan memungkinkan usangnya makna al- Akibat Kemerosotan Kaum Muslimin), (terj) Abu.
Qur’an yang ditafsirkan jauh sebelum penemuan tersebut. Misalnya Alfatih Suryadilaga, Muhammad, dkk. Metodologi Ilmu Tafsir,
adanya keyakinan bahwa sesungguhnya yang menurunkan hujan Yogyakarta: Teras, 2005.
adalah Allah. Dalam hal ini para ulama klasik mereka enggan untuk
Ahmad, Kurshid, Studies in Islamic Economics, Leicester. U.K: The
mengatakan bahwa langitlah yang menurunkan hujan. Maka di era Islamic Foundation, 1980.
modern dengan berpacu pada bukti empirik tentang peroses
terjadinya hujan, maka teks tersebut haruslah diposisikan sebagai ______________,Economic Development The Concept and Its Goals
in Muslim, The Muslim, Desember–March 1997. Lihat
13M.Alfatih Suryadilaga, dkk. Metodologi Ilmu Tafsir, Yogyakarta: juga Surahman Kastin Hasan, Ekonomi Islam,
Teras, 2005, 55 Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi, 1990.
14M.Alfatih Suryadilaga, dkk, Metodologi Ilmu Tafsir. 2005, 76

12 189
lain yang memiliki kesamaan dalam perintah maupun yang suatu metafora. Dengan demikian jelas bahwa peluang penggunaan
berkenaan dengan larangan. takwil dalam penafsiran akan menjadi lebih terbuka.
5. Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an Ibnu Katsir menafsirkan
ayat dengan cata mujmal secara umum dengan memasukkan 4. Kaidah Penafsiran Kontemporer.
hadits-hadits Nabi sebagai landasan pemikirannya.
Tafsir kontemporer dapat dikatakan sebagai konsep
6. Penafsiran ayat-ayat tentang ekonomi menurut pandangan ulama
kontemporer antara lain: Quraish Shihab dengan metode penafsiran yang dikembangkan oleh para pemikir muslim neo-
penafsirannya yang banyak merujuk kepada penafsiran modernisme atau post-modernisme. Modernisme dalam Islam yang
Thabathaba’i dan Abdullah Ibnu ‘Ashur tumbuh dan berkembang pada abad ke 19, terlihat memang mampu
7. Ada banyak hadits Rasulullah saw. yang berkenaan dengan masalah melahirkan pembaharuan pemikiran menuju masyarakat muslim
ekonomi seperti anjurannya tentang usaha apapun yang dikerjakan modern. Akan tetapi di sisi lain modernism masih memiliki celah
adalah merupkann amal ibadah sekalipun sekedar memikul kayu
konservatisme dalam konsep pemurnian ajaran Islam. Pendekatan
bakar untuk dijual adalah lebih baik dari pada hidup hanya cuma
meminta-minta. konservatif terhadap konsep ini kembali menarik Islam kearah
pemikiran tradisional yang dikenal dengan istilah puritanisme.15
Dengan munculnya puritanisme maka umat Islam terjebak
B. Saran pada hal ini karenanya banyaklah bermunculan pembaru-pembaru
Sesuai dengan hasil yang telah ditemukan oleh penulis, maka Islam abad ini. Maka mereka inilah yang dikenal dengan pemikir-
ada beberapa hal yang perlu yang merupakan saran sebagai berikut: pemikir Islam kontemporer. Dalam hal penafsiran al-Qur’an
Kebutuhan masyarakat Indonesia tentang sistem terdapat banyaknya variasi tafsir yang ditawarkan. Dengan kata lain
perekonomian yang memang secara Islami. Karena itu masih sangat
para penafsir/ pemikir ini mampu memberikan alternatif penafsiran
diperlukan kajian-kajian lain yang lebih memadai, baik itu kajian
kepustakaan maupun kajian lapangan, yang sekaligus menunjukkan yang unik. Diantara para pemikir tersebut adalah Muhammad
bahwa Islam mampu untuk menjawab segala persoalan yang Syahrur, dan Fazlurrahman. Kaidah-kaidah khusus yang
menyangkut kemanusiaan terutama yang menyangkut masalah dikembangkan oleh keduanya adalah sebagai berikut: a).
perekonomian umat. Muhammad Syahrur. Dalam hal ini Muhammad Syahrur metode
yang dikembangkannya dalam penafsiran disebut dengan
intrtektualitas dan paradigma-sintagmatis. Kaidah yang digunakan
dalam metode ini adalah sebenarnya kaidah dasar tafsir yang juga
digunakan dalam penafsiran-penafsiran yang lain, yakni dengan
15M. Quraisy Syihab. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran
Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 1999, 82

188 13
menafsirkan sebagian ayat al-Qur’an dengan ayat yang lainnya.
Namun yang membedakan adalah analisis yang digunakan. Dengan
kata lain analisis pemahaman terhadap sebuah konsep dari teks-teks
lain yang mendekati atau yang berlawanan (paradigmatik).
Selain metode dan kaidah tadi Muhammad Syahrur juga
mengembangkan kaidah yang lain yang berhubungan dengan
bahasa Arab, dengan mengatakan bahwa dalam bahasa Arab
tidaklah terdapat sinonim, setiap kata memiliki kekhususan makna
bahkan satu kata bisa memiliki lebih dari satu potensi makna. Maka
salah satu faktor yang bisa menentukan makna mana yang lebih
tepat dari potensi-potensi makna yang ada yakni konteks logis dalam PENUTUP
suatu teks di mana kata itu disebutkan. Maka inilah yang disebut
dengan analisis sintagmatis yang memandang bahwa makna setiap
A. Kesimpulan
kata pasti dipengaruhi oleh hubungannya secara linear dengan kata-
Dari pemabahasan yang telah dipaparkan dalam penelitian ini
kata yang ada di sekelilingnya b). Fazlurrahman, termasuk juga salah maka dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:
seorang mufasir kontemporer yang mengembangkan metode tafsir
1. Bahwa ekonomi Islam memiliki prinsip dasar yang sangat
yang dikenal dengan dengan metode gerakan ganda (double fundamental antara lain: Pertama prinsip tauhid, kedua prinsip
movements). Dalam metode ini sangat terkait dengan kaidah khusus keadilan, ketiga prinsip kebajikan, keempat prinsip kemanusiaan,
yang dikembangkannya dalam memaknai al-Qur’an. Menurutnya dan kelima prinsip tanggung jawab, dan keenam prinsip kebebasan.
esensi al-Qur’an adalah berkaitan dengan moral yang menekankan 2. Penafsiran ayat-ayat tentang ekonomi dalam al-Qur’an dalam
pada monoteisme dan keadilan sosial. Dengan kata berawal dari pandangan Ibnu Katsir, metode penafsirannya dengan merujuk
kepada riwayat-riwayat para shahabat Rasulullah saw. seperti riwayat
kaidah inilah dikembangkan metode gerakan ganda. Metode ini
Abdullah Ibnu ‘Abbas juga merujuk kepada mazhab yang empat
dikembangkan dengan menarik situasi kontemporer menuju era al- seperti Imam Syafi’i, Hanafi, Maliki dan Hambali.
Qur’an pada awal diturunkan lalu ditarik ke masa sekarang. 3. Bahwa tafsir Ibnu Katsir adalah merupakan salah satu tafsir neo
Elaborasi definitif dari metode ini adalah sebagai berikut: Pertama) modern yang banyak dijadikan referensi dalam melihat tafsir ayat al-
dengan memahami arti atau makna dari suatu teks dengan cara Qur’an khususnya yang berkenaan dengan ekonomi Islam
mengkaji situasi atau problem historis pada saat ini. Maka dari kajian 4. Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an khususnya ayat tentang
ekonomi maka Ibnu Katsir banyak menggunakan metode atau
ini ditarik suatu kesimpulan kearah nilai-nilai moral, prinsip-prinsip dengan cara mengqiyaskan ayat yang ditafsirkan dengan ayat-ayat
umum dan tujuan jangka panjang. Kedua) dengan nilai-nilai tersebut
14 187
kebutuhan hidupnya, bahkan Islam sangat mengecam seseorang yang kemudian ditarik dalam konteks sosio-historis pada saat sekarang ini
bermalas-malasan walaupun dia selalu dalam beribadah kepada Allah, dan digunakan untuk mengkaji dan menilai berbagai persoalan
sebab mencari nafkah dengan bekerja itu sendiri juga adalah merupakan kontemporer yang sedang berlangsung.16
satu ibadah kepada Allah yaitu dengan memenuhi kewajiban untuk diri Dengan demikian jelas bahwa diantara kedua pemikir
dan keluarganya. kontemporer diatas dalam pandangan mereka sangatlah berbeda
Nash al-Qur’an dan hadist Rasulullah banyak yang membahas yakni masing-masing memiliki ciri serta metode yang khusus dalam
masalah ekonomi Islam yang berkenaan dengan masalah konsumsi, kaidah penafsir al-Qur’an, yang mana Syahrur lebih menekankan
sebab belanja dan konsumsi adalah tindakan yang mendorong pada intelektual dan analisis sintagmatis sedangkan Fazlurrahman
masyarakat berproduksi, hingga terpenuhi segala kebutuhan hidupnya. lebih melihat pada penfasiran melalui historis awal al-Qur’an
Dalam ayat al-Qur’an dan hadits diatas menerangkan bahwa seseorang diturunkan dengan menariknya kemasa sekarang.
dalam menggunakan hartanya haruslah dengan secukupnya saja dan Kini tingkat pengetahuan dan daya kritis masyarakat
juga perintah wajib membelanjakan harta baik untuk fisabilillah semakin berkembang. demikian pula ilmu pengetahuan dan
maupun untuk diri dan keluarga, juga Islam memerangi tindakan tehnologi semakin berkembang. Semua ini tentunya memerlukan
mubazir dan pemborosan, kikir dan bakhil. Dalam hal yang berkenaan pertimbangan dalam menafsirkan al-Qur’an. Dengan kata lain al-
dengan distribusi baik ayat al-Quran dan Hadits Rasulullah Qur’an harus bisa merespon berbagai masalah kehidupan. Syaikh al-
menerangkan tentang sendi kebebasan dalam ekonomi Islam, namun
Nadvi mengatakan bahwa pada saat al-Qur’an diturunkan keadaan
kebebasan ini bukanlah mutlak yang terlepas dari ikatan, kebebasan itu
dunia tak ubahnya seperti baru saja dilanda gempa yang sangat
adalah kebebasan yang terbatas, terkendali dan terikat dengan aturan
dahsyat. Di sana sini terdapat bangunan yang rubuh rata dengan
yang diwajibkan oleh Allah. Dalam distribusi dijelaskan juga tentang
tanah, tiang rubuh dan bergeser, genteng dan kaca-kaca yang hancur,
keadilan bahwa keadilan adalah pilar utama dalam ekonomi Islam sebab
dan korban harta dan jiwa. Hal yang demikian melanda di berbagai
kesenjangan pendapatan dan kekayaan alam dalam masyarakat
aspek kehidupan seperti masalah ekonomi, politik, sosial, hukum,
berlawanan dengan semangat serta komitmen Islam terhadap
pendidikan dan lain sebagainya17.
persaudaraan dan keadilan sosial – ekonomi.

16 Syahiron Syamsudin. Metode Intratektualitas Muhammad Syahrur


dalam Penafsiran Al-Qur’an dalam Studi Al-Qur’an Kontemporer. Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2002, 186
17Abu al-Hasan Aliy al-Husainiy al-Nadwiy, MadzaKhasira al-

‘Alam bi Inbibath al-Muslimin (Kerugian Apa Yang Diderita Akibat Kemerosotan


Kaum Muslimin, (terj)Abu Laila dan Muhammad Thohir, ( Beirut: Dar al-
Qur’an al-Karim, 1404 H / 1984 M, hal 145

186 15
Kehancuran dalam bidang ekonomi yang ditandai adanya ‫ﺍﻴﻬﺎﺍﻠﻧﺎﺲﺍﺘﻘﻮﺍ ﺍﻠﻈﻠﻡ ﻔﺈﻧﻪ‬: ‫ﻘﺎﻞ ﺮﺳﻮﻞ ﷲ ﺼﻠﻰﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻮﺳﻠﻡ‬
praktik riba, monopoli yang menghalalkan segala cara untuk ﴾‫ﻇﻟﻤﺎﺖﻴﻮﻢﺍ ﻟﻗﻴﺎﻤﺔ﴿ﺮﻮﺍﻩ ﻤﺴﻠﻡ‬
mendapatkan keuntungan. Dalam bidang politik yang ditandai
adanya kekuasaan yang absolut, kejam dzalim dan otoriter. Artinya :” Wahai manusia, takutlah akan kezaliman (ketidak adilan) sebab
Kemudian dalam bidang sosial yang ditandai dengan adanya sesungguhnya dia akan menjadi kegelapan pada hari pembalasan
nanti”.399
pelapisan antara kaum yang mampu dengan kaum yang tidak
mampu dengan menindas mereka, diskriminasi yang didasarkan Dalam hadits di atas menjelaskan tentang peringatan ketidak
pada perbedaan warna kulit, jenis kelamin dan, keturunan dan adilan dan eksploitasi ini dimaksudkan untuk melindungi hak-hak
kedudukan, sehingga menimbulkan eksploitasi manusia atas individu dalam masyarakat, juga untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia lainnya. Sedangkan dalam bidang hukum ditandai dengan umum sebagai tujuan utama Islam.
adanya diskriminasif, praktik ketidakadilan, dan sebagainya. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa
Sementara itu dalam bidang pendidikan ditandai dengan adanya Rasulullah saw. bersabda:
penguasaan ilmu pengetahuan hanya oleh segelintir orang, ﴾‫ﺍﻥﺍﷲ ﻴﺤﺐﺍﻠﻌﺑﺪ ﺍﻠﺘﻗﻲ ﺍﻟﻐﻧﻲﺍﻠﺨﻔﻲ ﴿ﺮﻮﺍﻩ ﻤﺴﻠﻡ‬
sedangkan orang bodoh dibiarkan dengan bertambah bodoh, dengan
demikian mereka dengan leluasa dapat ditindas dan diperbudak Artinya:” Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, kaya, lagi
oleh kaum yang kuat. menyembunyikan simbol-simbol kekayaan”.400
Selain itu sebagai akibat pandangan hidup yang Dari hadits di atas menerangkan bahwa Allah sangatlah
materialistik, masyarakat semakin rusak akidah dan akhlaknya. mencintai hamba-hamba-Nya yang selalu bertakwa, kaya, akan tetapi ia
Mereka tidak ingin lagi mengetahui siapa pencipta dirinya. Mereka menyembunyikan simbol kekayaannya dengan kata lain di atidak
memuja benda-benda yang menurutnya akan dapat mendatangkan menyombongkan dirinya.
keuntungan. Seperti matahari, bulan, air, binatang, bahkan benda- Dari uraian tentang sumber dan dasar hukum tentang
benda tetentu seperti patung berhala, dan sebagainya18. ekonomi Islam di atas baik dari nash al-Qur’an maupun dari hadits-
Sehubungan dengan inilah maka al-Qur’an menjelaskan hadits Rasulullah Saw. maka jelaslah bahwa nash al-Qur’an dan hadits
kepada manusia tentang pokok-pokok ajaran yang terkandung di banyak yang menerangkan tentang aspek produksi bahwa al-Qur’an
dalamnya, semua ini penting diketahui sebagai langkah awal untuk dan as-Sunnah mewajibkan seorang muslim untuk berusaha, berupaya
memudahkan dalam memahami al-Qur’an serta kearah mana semaksimal mungkin dalam mencari pekerjaan demi memenuhi

18Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: PT 399 Imam Muslim. Riyadus Shalihin, jilid I, 530
RajaGrafindo Persada, 2002, hal 8 400 Imam Muslim. Riyadus Shalihin, jilid I, 564

16 185
yang dikemukakan Thabathaba’i sebagaimana dikutif Quraish ini lebih perhatian seorang mufassir harus diarahkan. Berkaitan dengan
sesuai dengan konteks-konteks ayat-ayat ini yang menguraikan keadaan masalah ekonomi ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang
manusia dari segi kekhusuan dan kekerasan hati mereka serta menerangkan tentang hal ini, baik itu yang menyangkut tugas
kesungguhan dan kelesuan mereka.397 manusia sebagai khalifah di muka bumi dalam rangka mewujudkan
Sementara itu kata anzalnaa/turunkan digunakan juga oleh al- kemakmuran dan kesejahtraan hidup mereka, perintah agar manusia
Qur’an dalam arti menciptakan atau menampakkan sesuatu yang tadinya mampu dan mau mengelola apa yang ada di bumi ini, masalah
tidak tampak. Kata diturunkan al-Qur’an juga banyak dipahami oleh konsumsi apa yang harus dimakan dan diminum sekaligus yang
kebanyakan ulama dalam arti ditampakkannya kalam Ilahi itu dalam dilarang, larangan pemborosan, kikir dan lainnya. Juga membahas
alam nyata.398 Dengan demikian jelas bahwa ayat ini juga mengaitkan masalah distribusi, kemana harta yang dimiliki kita manfaatkan dan
serta menjelaskan tentang besi yang disebabkan besi adalah mempunyai kita keluarkan.
kekuatan yang dapat membahayakan, namun dapat juga
menguntungkan manusia. Hal ini dapat dilihat adanya lempengan besi
akan dapat menahan panas,tarikan, kekaratan, dan kerusakan,
disamping itu juga lentur hingga dapat menampung daya magnet. Besi
juga dapat masuk dalam proses pembentukan klorofil yang merupakan
zat penghijau tumbuh-tumbuhan yang terpenting dalam fotosintesis
yang membuat tumbuh-tumbuhabn dapat bernafas. Dari sinilah zat
besi kemudian masuk ke dalam tubuh manusia dan hewan.
Demikianlah ayat-ayat yang menjelaskan tentang kebebasan
ekonomi yang disyariatkan Islam, yakni bukanlah kebebasan mutlak
yang terlepas dari aturan-aturan agama, kebebasan itu adalah kebebasan
yang terbatas dan yang terikat yang didalam harta yang dipunyai ada
hak-hak orang lain di dalamnya yang harus dikeluarkan.

- Hadits-hadits yang berkenaan dengan distribusi, antara lain :


Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang
menerangkan:

397 Quraish Shihab, jilid XIII, 453


398 Quraish Shihab, jilid XIII, 454

184 17
BAB II Dalam penggalan ayat: Sungguh Kami bersumpah bahwa Kami
telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang
GAMBARAN UMUM TENTANG EKONOMI ISLAM nyata sehingga semestinya tidak ada dalih untuk mendustakan mereka
dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab, yakni wahyu yang
mengandung hukum-hukum dan hikmah, yang dapat ditulis dalam
sejumlah kitab suci dan Kami juga menganugerahkan manusia akal dan
A. Pengertian Ekonomi Islam
nurani yang mengantar mereka menegakkan neraca keadilan supaya
Sebelum menguraikan tentang makna ekonomi Islam, yang manusia dapat melaksanakan secara sempurna dan berinteraksi antar
harus dilihat terlebih dahulu pengertian ekonomi itu sendiri. Kata mereka atas dasar keadilan. Dan Kami turunkan, yakni ciptakan, juga besi
ekonomi merpakan kata penggabungan dua suku kata oikos dan yang padanya terdapat kekuatan yang hebat, antara lain dapat dijadikan alat
nomos yang berasal dari bahasa Yunani. Secara harfiah, oikos berarti untuk melawan kezaliman, dan berbgai manfaat lain bagi kebutuhan dan
rumah tangga, sedangkan nomos berarti aturan, kaedah atau kenyamanan hidup manusia. Kami melakukan semua itu supaya
pengelolaan.19 dipergunakan dengan baik dan pada tempatnya dan supaya Allah
Sedangkan pengertian ekonomi Islam, menurut mengetahui dalam kenyataan setelah mengetahui dalam ilmu-Nya yang
gaib siapa yang membangkang perintah-Nya dan siapa yang senantiasa
Muhammad Abdullah al-Farabi, bahwa ekonomi Islam adalah
menolong agama-Nya dan rasul-rasul-Nya, dengan jiwa raga, lisan atau paling
kumpulan prinsip-prinsip umum tentang ekonomi yang diambil dari
tidak dengan hati dan doanya padahal Allah tidak dilihatnya. Kata
al-Qur’an dan as-Sunnah, dan pondasi ekonomi yang
sesunguhnya Allah Mahakuat Artinya dapat mengalahkan seagala sesuatu
dibangun atas dasar pokok-pokok itu dengan mem-
dan tidak dapat dikalahkan oleh apa dan siapa pun, lagi Mahaperkasa
pertimbangkan kondisi lingkungan dan waktu.20
sehingga tidak terkandung oleh kehendak-Nya oleh apa dan siapa
Dalam hal ini Muhammad al-Fanjariy, menyatakan bahwa
pun.396
ekonomi Islam merupakan segala sesuatu yang mengendalikan dan
Sedangkan kata mizaan/ neraca ada yang menafsirkan dengan
mengatur aktivitas ekonomi sesuai dengan pokok-pokok Islam dan
neraca yang digunakan untuk menimbang sesuatu. Ini karena
politik ekonominya. Dengan posisinya yang merupakan cabang dari
keharmonisan hubungan ditandai dengan kejujuran yang menggunakan
ilmu fikih, dan Abdullah ‘Abd al-Husain at-Tariqi, mengatakan
neraca sebagai timbangan dalam berinteraksi dalam jual beli. Bisa juga
bahwa ekonomi Islam merupakan suatu ilmu tentang hokum- diartikan dengan agama, sebab dengan agamalah dapat mengukur
hukum syari’at aplikatif yang diambil dari dalil-dalilnya yang keyakinan dan amal-amal manusia. Agamalah yang merupakan sendi
19 Deliar Nov, Ilmu Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), 6-7 kebahagiaan hidup manusia secara individu dan kolektif. Makna ini juga
20 Muhammad ‘Abdullah al-‘Arabiy, Al-Iqtisad al-Islami, (Beirut;
Dar al-Fkr, tt) 40 396 Quraish Shihab, jilid XIII, 452

18 183
telah menyadari bahwa keduanya adalah milik Allah dan berada dalam terperinci tentang persoalan yang terkait dengan mencari,
genggaman tangan-Nya.394 membelanjakanan, dan cara-cara mengem-bangkan harta.21
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam ayat ini kita Dari beragam definisi di atas jelas bahwa ekonomi Islam
diperintahkan untuk beribadah hanya mengharap keridhaan Allah pada dasarnya mengandung makna yang sama, pada intinya
semata, dengan penuh keikhlasan. Namun walaupun dalam ayat ini merupakan suatu cabang ilmu prngetahuan yang berupaya untuk
penyebutan shalat diutamakan sebelum penyebutan ibadah, sebab memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan
memang shalat itu memang merupakan bagian terpenting dari ibadah, permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang islami
ini dimaksudkan untuk menunjukkan betapa pentingnya rukun Islam artinya cara-cara yang didasarkan atas ajaran agama Islamyang
yang kedua ini,. Ini dikarekan ibadah shalat adalah satu-satunya bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan sebanyak lima kali sehari, yang Menurut Ahmad Syaifuddin22 bahwa tingkah laku
berbeda dengan kewajiban-kewajiban yang lain. ekonomi itu merupakan bagian dari manusia, maka ilmu dan
Al-Qur’an surah al-Hadid, (57): 25 aktivitas ekonomi haruslah berada di dalam Islam, yangmana
keunikan pendekatan Islam terletak pada sistem nilai yang
ِ ِ ِ ِ
‫ﻮم‬
َ ‫ب َواﻟْﻤ َﻴﺰا َن ﻟﻴَـ ُﻘ‬ َ ‫ﻟََﻘ ْﺪ أ َْر َﺳ ْﻠﻨَﺎ ُر ُﺳﻠَﻨَﺎ ِ ﻟْﺒَﻴِّﻨَﺎت َوأَﻧْـَﺰﻟْﻨَﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ ُﻢ اﻟْﻜﺘَﺎ‬ mewarnai tingkah laku ekonomi. Ilmu ekonomi merupakan satu
bagian saja dari ilmu agama Islam. Sistem ekonomi dengan
‫ﺎس َوﻟِﻴَـ ْﻌﻠَ َﻢ‬
ِ ‫س َﺷ ِﺪﻳ ٌﺪ َوَﻣﻨَﺎﻓِ ُﻊ ﻟِﻠﻨﱠ‬ ِ ِ َ ‫اﳊ ِﺪ‬
ٌ ْ&َ ‫ﻳﺪ ﻓﻴﻪ‬
ِ ِ
َْ ‫اس ِ ﻟْﻘ ْﺴﻂ َوأَﻧْـَﺰﻟْﻨَﺎ‬ ُ ◌َ ◌ّ ‫اﻟﻦ‬ sendirinya tidak mungkin dapat dipisahkan dari supra sistemnya
‫ي َﻋ ِﺰ ٌﻳﺰ‬ ‫ﺐ إِ ﱠن ﷲ ﻗَ ِﻮ ﱞ‬ ِ ‫ﺼﺮﻩُ ور ُﺳﻠَﻪُ ِ ﻟْﻐَْﻴ‬
ُ َ ُ ُ ‫ﷲ َﻣ ْﻦ ﻳـَْﻨ‬
yaitu Islam, karena pemikiran Islam berdasarkan konsep segi tiga
(triangle arrangement) yaitu Allah Swt disudut puncak, manusia
Artinya: “Sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti dan kekayaan ada masing-masing di dua sudut bawahnya, yang
yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan keduanya tunduk taat kepada-Nya. Islam untuk ekonomi, atau
neraca supaya manusia melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan ekonomi dalam Islam dapat digali dengan al-Qur’an dan as-Sunnah
besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat yang berkaitan dengan ketentuan mengenai tingkah laku ekonomi
bagi manusia. Dan supaya Allah mengetahui siapa menolong-Nya dan dari manusia dan masyarakat, dalam kegiatan-kegiatan produksi,
rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah konsumsi dan distribusi barang dan jasa.23
Mahakuat lagi Maha Perkasa.”395
21 Abdullah ‘Abd al-Husain al-Tariqi, al-Iqtis{ad al-Islami, 50
22Muhammad Ahmad Syaifuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), 55
23
394 Quraish Shihab, jilid IV, 360 Hukum-hukum dan prinsip-prinsip ekonomi merupakan
395 QS, al-Hadid (57): 25 kategori peraturan manusia di muka bumi ini sudah pasti tidak

182 19
Sistem ekonomi Islam, bersumber pada al-Qur’an dan as- lakukan itu, juga merupakan lillahi ta’aala, tidak mengharapkan imbalan
Sunnah yang dikembangkan oleh pemikiran manusia yang dari manusia.393
memenuhi syarat ahli dalam bidangnya, motif ekonomi Islam di Sedangkan kata awwalu al-muslimin yang dipahami dalam arti
batasi oleh syarat-syarat moral, social dan pembatasan diri. yang pertama dari segi waktu dan kedudukan selaku pemeluk agama
Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi24 bahwa ekonomi Islam di antara kelompok umat beliau, dan yang pertama dari segi
Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan, sistem ini kedudukan di antara seluruh makhluk yang berserah diri kepada Allah
bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan Swt.
menggunakan yang tidak lepas dari syari’at Allah. Aktivits ekonomi Dalam ayat ini menjelaskan tentang bukti ajakan Nabi
seperti produksi, konsumsi, distribusi dan lainnya tidak lepas dari Muhammad kepada ummat agar meninggalkan kesesatan dan
titik tolak ketuhanan dan bertujuan akhir pada Tuhan, artinya kalau memeluk Islam, tidaklah beliau maksudkan untuk meraih keuntungan
seorang muslim bekerja dalam bidang produksi, maka itu tidak lain pribadi dari mereka, karena seluruh aktiviats beliau hanya demi Allah
karena ingin memenuhi perintah Allah. semata-mata. Yang mana melalui ayat ini Nabi Muhammad disuruh
Bahwa ekonomi dalam pandangan Islam bukan tujuan menyebut empat hal yang berkaitan dengan wujud dan aktivitas beliau,
akhir kehidupan, ia merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang yitu ibadah dan shalat,, sreta hidup dan mati. Dua yang pertama masuk
lebih tinggi, penunjang dan pelayanan bagi akidah dan bagi misi dalam aktivitas yang berada dalam pilihan manusia. Ini berbeda dengan
hidup dam mati, keduanya ditangan Allah swt, artinya manusia tidak
yang diembannya. Ekonomi merupakan bagian dari kehidupan dan
mempunyai pilihan diantara keduanya. Menurut Ash-Sha’rawi
tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Manusia bukanlah pondasi
sebagaimana dikutif Quraish Shihab, sebenarnya shalat dan ibadah pun
bangunannya dan bukan tujuan dari risalah Islam, ekonomi juga
adalah di bawah kekuaasaan Allah swt. Karena Dialah yang
bukan lubang peradaban suatu umat.
menganugerahkan manusia kekuatan dan kemmpuan untuk
melaksanakannya. Anggota badan ketika melaksanakan mengikuti
perintah kita, namun dengan menggunkan kekuatan yang Allah
anugerahkan kepada jasmani untuk melaksanakannya. Disisi lain,
bertentangan dengan ajaran Islam, karena Islam adalah ajaran yang seorang tidak akan melaksankan shalat, kecuali jika ia sadar bahwa
mengatur hidup manusia di dunia dan di akhirat. Karena ajaran Islam itu
Allahlah yang memerintahkannya shalat, jika demikian, semuanya di
bersifat universal dan bahkan banyak ayat al-Qur’an dan as-Sunnah
mengandung pengertian, petunjuk dan isyarat mengenai cara bagaimana tangan Allah swt. karena itu sangat wajar jika shalat dan semua ibadah
manusia itu dapat mengatur tata penghidupan dan tata perekonomian dijadikan demi karena Allah swt. Adapun mengenai hidup dan mati,
dunia.Lihat Muhammad Ahmad Syaifuddin, Ekonomi dan Masyarakat
dalam Perspektif Islam, 60 maka keduanya memang sudah jelas, karena memang sejak semula kita
24Yusuf Qardhawi, Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi Iqtis{adi al-

Islami, (Cairo: Muassasah al-Risalah, 2002 ), 31 393 Quraish Shihab, jilid IV, 359

20 181
hidupku, bersama segala yang terkait dengannya, baik tempat, waktu, Abdullah ‘Abd al-Husain al-Tariqi25 mensinyalir bahwa,
maupun aktivitas dan matiku, yakni iman dan amal saleh akan kubawa sistem ekonomi Islam mempunyai beberapa kelebihan dengan
mati, kesemuanya kulakukan dengan secara ikhlas dan murni hanyalah ekonomi lainnya sebab: a)ekonomi Islam bersumber dari Allah yang
semata-mata untuk Allah, Tuhan pemelihara semesta alam, tiada sekutu bagi- dihasilkan dari agama Allah dan sekaligus mengikat semua manusia
Nya; dalam zat , sifat dan perbuatan-Nya, yang antara lain penciptaan tanpa terkecuali, b) ekonomi pertengahan dan berimbang, c)
alam raya ini serta kewajaran untuk disembah dan demikian itulah ekonomi berkecukupan dan berkeadilan, d) ekonomi pertumbuhan
tuntunan yang sangat tinggi kedudukan-Nya lagi luhur yang diperintahkan dan berkah.
kepadaku oleh nalar yang sehat dan juga oleh Allah Swt. dan aku adalah Sedangkan Zainuddin Ali mengatakan26 bahwa
orang yang pertama dalam kelompok orang-orang muslim, yakni orang-orang ekonomi Islam mempunyai tiga karakteristik. Pertama,
muslim yang paling sempurna kepatuhan dan penyerahan dirinya inspirasi dan petunjuk pelaksanaan ekonomi bersumber dari al-
kepada Allah swt.392 Qur’an dan as-Sunnah, oleh karena itu, tidak boleh ada satu aktivitas
Bahwa kata nusuk biasa juga diartikan dengan sembelihan, perekonomian baik produksi, konsumsi dan distribusi yang
namun yang dimaksud dalam ayat ini adalah ibadah, termasuk shalat bertentangan dengan norma-norma tersebut. Kedua, perspektif dan
dan sembelihan itu. Pada mulanya kata ini digunakan untuk melukiskan pandangan-pandangan ekonomi Islam mempertimbangkan
sepotong perak yang sedang dibakar, agar kotoran dan bahan-bahan peradaban Islam sebagai sumber. Ketiga, ekonomi Islam bertujuan
lain yang menyerati potongan perak itu terlepas darinya, sehingga yang
untuk menemukan dan menghidupkan kembali nilai-nilai, perioritas,
tersisa adalah perak yang murni. Ibadah dinamai nusuk untuk
dan etika ekonomi komunitas warga masyarakat Islam pada periode
menggambarkan bahwa ia adalah suci, murni dilaksanakan dengan
awal perkembangan Islam.
penuh keikhlasan demi karena Allah, tidak tercampur sedikitpun, selain
Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa landasan filosofis
demi karena Allah itu. Kata mamaati (matiku) ada juga yang
dari ekonomi Islam yaitu ada 4 hal sebagai berikut: Pertama prinsip
memahaminya dalam arti doa-doa yang dilakukan Rasul Saw. Setelah
tauhid, yaitu manusia wajib meyakini kemahaesaan dan
kematian beliau, seperti diketahui para shuhada, apalagi Rasul hidup di
kemahakuasaan Allah swt. di dalam mengatur segala sesuatunya,
alam yang tidak kita ketahui hakikatnya. Beliau melihat dan mendoakan
termasuk mekanisme perolehan rezeki, seluruh aktivitas ekonomi,
ummatnya, bahkan dinyatakan dalam beberapa hadith barang siapa
harus dilaksanakan sebagai bentuk penghambaan kepada Allah Swt.
yang mengucapkan salamkepada Rasul Saw. maka beliau akan
menjawab salam itu. : Allah akan mengembalikan rohku supaya aku
menjawab salamnya. “ Demikian sabda Beliau. Nah, apa yang beliau
25 Abdullah ‘Abd al-Husain al-Tariqi, al-Iqtisad al-Islami, 60
26 Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Sinar
392 Quraish Shihab, jilid III,764 Grafika, 2008), 89

180 21
Kedua prinsip keadilan dan keseimbangan,27 yang menjadi dasar Hayyan dan al-Alusi, berpendapat ancaman bagi manusia yang
kesejahteraan manusia. Ketiga, kebebasan, hal ini berarti bahwa melampaui batas.390
setiap manusia mempunyai kebebasan untuk melakukan berbagai Sedangkan kata la yathghaa terambil dari kata thaghaa yang
aktivitas ekonomi, sepanjang tidak ada ketentuan yang melarangnya. dirangkaikan dengan laam dan berfungsi mengukuhkan. Kata thagha
Keempat, pertanggungjawaban, ini berarti bahwa manusia harus pada mulanya diartikan meluapnya air sehingga mencapai tingkat kritis
memikul seluruh tanggung- jawab atas semua yang dikerjakannya. atau membahayakan. Kemudian makna ini berkemabng dengan
pengertian yang lebih umum, yakni segala sesuatu yang melampai batas,
B. Tujuan Ekonomi Islam seperti kekufuran, pelanggaran, kesewenang-wenangan terhadap
Sebelum berbicara tentang tujuan ekonomi Islam, maka manusia.
terlebih dahulu perlu dilihat pernyataan dari Sri Edi Swasono, yang
mengatakan bahwa ekonomi Islam itu ada pada pasal 33 UUD
1945, pada pasal ini ayat 1) yang berbunyi: Perekonomian disusun Al- Qur’an surah al-An’am (6): 162.
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, 2) Cabang-
ِ ِِ ِ
cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat ‫ﲔ‬ ِّ ‫ َر‬D‫ﺎي َوﳑََ ِﺎﰐ ﱠ‬
َ ‫ب اﻟْ َﻌﺎﻟَﻤ‬ ِ َ ‫ﻗُﻞ إِ ﱠن‬
َ َ‫ﺻﻼﰐ َوﻧُ ُﺴﻜﻲ َوَْﳏﻴ‬ ْ
hidup orang banyak, dikuasai oleh Negara, 3) Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara Artinya:”Katakanlah sesungguhnya shalatku, dan ibadahku dan hidupku, serta
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, semua pasal diatas sejalan Nya; dan demikian itulah yan g diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama dalam kelompok orang-orang muslim.”391
27
Keadilan (‘adl), terminology keadilan dalam al-Qur’an
disebutkan dalam berbagai istilah, antara lain;’Adl, qisth, mizan, hiss, qasd
atau variasi ekspresi tidak langsung, sementara untuk terminology Ayat ini dapat dipahami sebagai penjelasan tentang agama
ketidakadilan adalah zulim, itsm, dhalal, dan lainnya.) merupakan nilai Nabi Ibrahim as yang disinggung di atas sekaligus juga merupakan
paling asasi dalam ajaran Islam, yaitu menegakkan keadilan dan
memberantas kezaliman adalah tujuan utama dari risalah para Rasul-Nya gambaran tentang sikap Nabi Muhammad saw. yang menagjak
(Q.S, 57:25. Keadilan sering kali diletakkan sederajat denga kebajikan dan kaumnya untuk beriman. Ayat ini memerintahkan : Katakanlah, wahai
ketakwaan (Q.S. 5:8). Ibn Taimiyah mnyebutkan bahwa, keadilan adalah Nabi Muhammad saw, bahwa sesunguhnya shalatku,dan semua ibadahku
sebagai nilai utama dari tauhid. Selanjutnya Muhammad Abduh
menganggap bahwa kezaliman (zulim), sebagai kejahatan yang paling termasuk korban dan penyembelihan binatang yang ku lakukan dan
buruk (aqbah al-munkar) dalam kerangka nilai-nilai Islam. Lain halnya
dengan Sayid Quthb yang menyebut keadilan sebagai unsur pokok
terpenting yang konprehensif dan terpenting dalam semua aspek 390 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid 15, 403
kehidupan (Jakarta: P3E, 2002),59 391 QS, al-An’am (6): 162

22 179
demikian penggalan ayat ini sejalan pula dengan perintah mentaati dengan al-Qur’an surah al-Hasyr ayat 7 dan hadits Nabi yang
Rasulullah dalam segala hal.388 bunyinya: .....Manusia itu berserikat dalam tiga hal air, api, dan
Dari pembahasan tentang ayat di atas maka jelaslah bahwa ayat rumput.28
ini menerangkan tentang harta ramapasan perang (fai) yakni harta yang Sementara itu Zainuddin Ali29 bahwa ekonomi Islam
diperoleh kaum muslimin dari musuh mereka, harta tersebut adalah kumpulan norma hukum yang bersumber dari al-Qur’an dan
diserahkan Allah kepada Rasulullah Saw, dan harta ini pada dasarnya as-Sunnah yang mengatur urusan perekonomian umat manusia. Dan
dimilikkan kepada Rasul sendiri, beliaulah yang membagikannya sesuai tujuan ekonomi Islam menggunakan pendekatan antara lain: a)
dengan kebijaksanaan beliau sendiri. konsumsi manuasia yang dibatasi smpai pada tingkat yang
dibutuhkan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, b) alat pemuas
kebutuhan manusia seimbang dengan tingkat kualitas manusia, agar
ia mampu meningkatkan kecerdasan dan kemampuan tehnologi
Al-Qur’an, surah: al-‘Alaq ( 96): 6
manusia, guna menggali sumber-sumber alam yang masih
‫َﻛﻼ إِ ﱠن اﻹﻧْ َﺴﺎ َن ﻟَﻴَﻄْﻐَﻰ‬ terpendam, c) dalam peraturan distribusi dan sirkulasi barang dan
jasa, nilai-nilai moral harus diterapkan, d) pemerataan pendapatan
Artinya:”Hati- hatilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampau batas dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang
apabila ia melihat dirinya mampu.”389 diperoleh dari usaha halal, maka zakat sebagai sarana distribusi
Lima ayat sebelumnya adalah merupakan wahyu pertama pendapatan merupakan sarana yang ampuh.
yang diterima oleh Rasulullah saw. Sedangkan ayat yang ke enam ini Tujuan ekonomi secara umum, adalah pencapaian hasil
dan seterusnya turun jauh sesudah itu. Ayat-ayat di atas menguraikan tertentu yang memiliki nilai yang ditetapkan dan ini bergantung pada
salah satu potensi manusia setelah sebelumnya menjelaskan tentang prioritas masyarakat, atau Negara penganut dari sistem ekonomi
kodrati yang lain, yakni sebagai makhluk sosial, dan menjelaskan asal tersebut, ingin mencapai pertumbuhan ekonomi atau keadilan
kejadiannya. Kemudian Allah melanjutkan dengan firman: Hati- distributive, kebebasan persaingan individual atau saling
hatilah/ sesungguhnya manusia secara umum dan khususnya yang kebergantungan masyarakat dan Negara.30
tidak beriman, benar-benar melampaui batas dan berlaku sewenang-
wenang, apabila ia melihat yakni merasa dan menganggap dirinya 28Sri Edi Swasono, Kembali ke pasal 33 UUD 1945, Menolak
mampu yakni tidak membutuhkan pihak lain. Kata kalla menurut Abu Neoliberaisme, 43.
29Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2008), 4-5
388 Quraish Shihab, jilid XIII, 533 30Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,
389 QS, al-‘Alaq (96): 6 (Jakarta: Kencana, 2007), 13

178 23
Menurut Yusuf Qardhawi31 bahwa tujuan ekonomi Islam Penggalan ayat ini bukan saja membatalkan tradisi jahiliah, dimana
adalah menciptakan kehidupan manusia yang aman sejahtera. Yang kepala suku mengambil seperempat dari perolehan harta, lalu
dimaksud manusia disini adalah semua golongan manusia, baik mengambilnya sesuka hati, bukan saja membatalkan hal itu, tapi juga ia
manusia yang sehat maupun yang sakit, kuat dan lemah, susah dan telah menjadi prinsip dasar Islam dalam bidang ekonomi, dan
senang, serta manusia sebagai individu maupun sebagai masyarakat. keseimbangan peredaran harta bagi segenap anggota masyarakat, walau
Jika sistem ekonomi Islam itu berdasarkan pada nash al- pun tidak berarti menghapuskan kepemilikan pribadi atau
Qur’an dan as-Sunnah, yang berarti nash ketuhanan, maka manusia pembagiannnya harus selalu sama.387 Dengan kata lain bahwa dengan
berperan sebagai yang diserukan oleh nash itu. Maka manusialah penggalan ayat ini, Islam menolak segala macam bentuk monopoli
yang memahami nash, menafsirkan, menyimpulkan, dan karena sejak semula al-Qur’an menetapkan bahwa harta memiliki
memindahkannya dari teori untuk diaplikasikannya dalam praktek fungsi sosial.
dan dalam ekonomi, sebab manusia adalah merupakan tujuan dan Sedangkan firman Allah yang berbunyi: wa maa aataakum ar-
sarana. Rasuul fa khudzuuh wa maa nahaakum ‘anhu fantahuu/ dan apa yang diberikan
Umar Chapra32 mensinyalir bahwa, tujuan ekonomi yang Rasul bagi kamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagi kamu maka
diberikan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok tinggalkanlah, walaupun pada awalanya turun dalam konteks pembagian
umat manusia dan memberikan kepada mereka kondisi kehidupan harta, penggalan ayat ini pun telah menjadi kaidah umum yang
yang lebih baik, Islam menganggap kekayaan adalah modal dari mengharuskan setiap muslim tunduk dan patuh kepada kebijaksaan
dan ketetapan Rasul dalam bidang apa pun, baik yang secara tegas
Allah, dan pembuatannya secara benar adalah merupakan ujian dari
disebutkan dalam al-Qur’an maupun dalam hadits-hadits shahih.
keimanan. Kekayaan yang sebenarnya bukanlah milik manusia, ia
Memang kata aataakum dari bahsa hanya berarti member
adalah milik Allah, dan apa yang dimiliki manusia merupakan suatu
kamu, namun para ulama memperluas kandungan pesannya sehingga
titpan, yang dipercayakan padanya untuk dipergunakan dalam
menjadi amarakum/ dia perintahkan kamu. Hal tersebut karena kalimat
merealisasikan tujuan-tujuan yang harus dilakukan umat manusia
sesudahnya menyatakan nahaakum/ yang dia larang kamu sehingga
umum yang berkeadilan sosio-ekonomi, karena pemenuhan
dipahami bahwa yang dia berikan termasuk di dalamnya yang dia
kebutuhan-kebutuhan ini penting bagi kesejahteraan umum, wajib
perintahkan, dan yang dia larang termasuk harta benda yang dia larang
bagi masyarakat Islam untuk memanfaatkan semua cara yang
mengambilnya. Kesemuanya itu tidak boleh diperotes atau pun
tersedia dalam rangka memenuhi kebutuhan ini.
diabaikan. Di sisi lain, bukankah bukankah petunjuk atau nasihat dan
tuntunan termasuk hal-hal yang wajar dinamai pemberian? Dengan
31Yusuf Qardhawi, Dawr al-Qiyam wa al- Akhlaq fi al-Iqtisadi al-
Islami, 57 387Quraish Shihab, jilid XIII, 532, lihat juga Quraish Shihab,
32 Umer Chapra, Towards a Just Monetary System, 26 jilid II,417

24 177
Dengan demikian jelaslah bahwa ayat di atas menyatakan Islam menganjurkan sejumlah referensi moral33, sosial,
bahwa orang-orang yang kerjanya hanya menumpuk-numpuk harta ekonomi, dan institusional, untuk merealisasikan tujuan-tujuannya,
serta tidak mau menafkaknya di jalan Allah, bagi mereka akan antara lain, kesejahteraan umum dan keadilan sosio-ekonomi, yang
mendapat siksaan yang sangat pedih yang siksa itu akan menyakiti semuanya ini dimasukkan dalam sistem ekonomi Islam sebagai
anggota tubuh dahi yang terletak diwajah mereka, lambung, dan bagian integral. Penghapusan bunga, adalah salah satu dari reformasi
punggung mereka dikarenakan di ketiga anggota tubuh inlah ini. Penghapusan riba meskipun suatu keharusan, bukanlah suatu hal
mempunyai peranan dalam perbuatan kekikiran, yang memadai, karena bukanlah satu-satunya ukuran yang
Al-Qur’an surah al-Hasyr: (59): 7 diperlukan untuk merealisasikan tujuan-tujuan Islam.
‫ﻮل َوﻟِ ِﺬي اﻟْ ُﻘ ْﺮَﰉ‬ ِ ‫ َﻋﻠَﻰ رﺳﻮﻟِِﻪ ِﻣﻦ أ َْﻫ ِﻞ اﻟْ ُﻘﺮى ﻓَﻠِﻠﱠ ِﻪ وﻟِﻠﱠﺮﺳ‬D‫ا‬
ُ َ َ ْ َُ ُ‫َﻣﺎ أَﻓَﺎءَ ﱠ‬ Karena itu Umer Chapra34 menegaskan bahwa, tujuan-
tujuan syari’ah adalah merupakan komitmen Islam yang demikian
‫ﲔ اﻷ ْﻏﻨِﻴَ ِﺎء ِﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ‬
َ َْ‫ﲔ َواﺑْ ِﻦ اﻟ ﱠﺴﺒِ ِﻴﻞ َﻛ ْﻲ ﻻ ﻳَ ُﻜﻮ َن ُدوﻟَﺔً ﺑ‬ ِ ِ‫واﻟْﻴَـﺘَ َﺎﻣﻰ واﻟْﻤﺴﺎﻛ‬
ََ َ َ mendalam terhadap persaudaraan dan keadilan yang menyebabkan
konsep kesejahteraan (falah) bagi semua umat manusia sebagai
َD‫ا‬‫َ إِ ﱠن ﱠ‬D‫ا‬ ‫َﺎ ُﻛ ْﻢ َﻋْﻨﻪُ ﻓَﺎﻧْـﺘَـ ُﻬﻮا َواﺗﱠـ ُﻘﻮا ﱠ‬Wَ ‫ﻮل ﻓَ ُﺨ ُﺬوﻩُ َوَﻣﺎ‬
ُ ‫ ُﻛ ُﻢ اﻟﱠﺮ ُﺳ‬Y‫آ‬
َ ‫َوَﻣﺎ‬ suatu tujuan pokok Islam. Kesejahteraan ini, meliputi kepuasan fisik

ُ ‫َﺷ ِﺪ‬
ِ ‫ﻳﺪ اﻟْﻌِ َﻘ‬
‫ﺎب‬ sebab kedamaian mental dan kebahagiaan hanya dapat dicapai
melalui realiasasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan
Artinya:”Apa saja yang dikembalikan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk ruhani dari personalitas manusia. Karena itu memaksimumkan out
negeri-negeri maka adalah milik Allah, Rasul, para kerabat, anak yatim, put total semata-semata tidak dapat menjadi tujuan masyarakat
orang-orang miskin dan ibnu as-Sabil supaya ia tidak hanya beredar di muslim. Memaksimumkan ini haruslah dibarengi dengan menjamin
antara orang-orang kaya diantara kamu. Dan apa yang diberikan Rasul usaha-usaha yang ditunjukkan pada kesehatan ruhani yang terletak
bagi kamu maka terimalah ia dan apa yang dia larang kamu maka
pada bathin manusia, keadilan serta permainan yang fair pada
tinggalkanlah;dan bertakwalah kepada Allah
sesungguhnya Allah sangat keras pembalasan-Nya.386 33Moral dalam ekonomi, menurut Emitai Etzioni, dalam

Dalam potongan ayat ini kata dulah adalah sesuatu yang bukunya, The Moral Dimention: Towards a New Economic, (1988), ia
mengemukakan …Apakah manusia itu sama dengan kalkulator yang
beredar dan diperoleh secara silih berganti, dan selanjutnya ini dingin dan tak peduli, yang masing-masing berusaha memaksimumkan
bermaksud menegaskan bahwa, harta benda itu hendaknya jangan kesejahteraannya sendiri… Andai kata manusia memandang diri sendiri,
baik sebagai komunitas maupun sebagai individu yang mencari dirinya,
hanya menjadi milik dan kekuasaan sekelompok manusia, akan tetapi ia bagaimana garis-garis ditarik diantara komitmen kepada orang banyak
harus beredar sehingga bisa dinikmati oleh semua anggota masyarakat. dan kepada dirinya….Kita sekarang berada di tengah-tengah pertarungan
paradigm.
34Umer Chapra, Islam and Economic Development Intenational
386 QS, al-Hasyr, (59): 7 Institut of Islamic Thought and Islamic Research I , 1989, 7

176 25
peringkat interaksi manusia, hanya pembangunan semacam inilah ayat ini kanz. Atas dasar itu, mereka yang telah menginfakkan hartanya
yang selaras dengan tujuan-tujuan syari’ah (maqasid asy-syari’ah) dan menabung sisanya tidaklah dinamai taknizuun.
Dalam melaksanakan tugas kekhalifahan, mewujudkan Menurut asy-Sya’rawi sebagaimana dikutif Quraish ia
kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan35 dan menerangkan siksa yang dilukiskan dalam ayat ini yakni tiga bagian dari
tugas pengabdian atau ibadah secara luas36 manusia diberi dua bekal tubuh penghimpun, yaitu dahi yang terletak diwajah mereka, lambung,
utama yaitu manhaj al-hayah dan wasilah al-hayah.37 Manhaj al- dan punggung mereka. Ia menyatakan bahwa masing-masing bagian
hayah adalah merupakan seluruh atuaran kehidupan dalam Islam tubuh dari manusia yang disebut oleh ayat ini mempunyai peranan
yang merupakan aturan-aturan yang harus dilakukan atau aturan kekikiran mereka. Dahi yang merupakan bagian dari wajah dari manusia
yang seharusnya ditinggalkan. Manhaj al-hayah ini terangkum adalah yang pertama berperan ketika seseorang datang meminta
dalam hukum fikih yang mencakup hukum-hukumnya, diantaranya bantuan.Ketika itu yang enggan bernafkah memalingkan wajahnya dan
wajib (harus dikakukan) mandub (boleh dilakukan atau mengerutkan dahinya saat mengetahui kedatangan si peminta. Maka
ditinggalkan), haram (yang harus) ditinggalkan, mubah (boleh), saat itu juga sipeminta merasa terhina, tetapi boleh jadi dia belum
makruh (yang dibenci), ketetapan tersebut dimaksudkan agar hidup mengurungkan niatnya dan berlanjut dalam usahanya maka ketika itu si
manusia menjadi terjamin keselamatan agamanya, keselamatan kikir memalingkan badannya, menghadap kearah lain, tetapi kalau si
hidupnya, keselaman akalnya, keselamatan hartanya, keselamatan peminta masih berkeras meminta maka si kikir mengambil sikap yang
lebih tegas, kali ini dengan meninggalkan si peminta dan
nasabnya atau keturunannya, yang dikenal dengan al-hayah ad-
membelakanginya. Demikian ketiga anggota tubuh manusia yang kikir
daruriyah (kebutuhan pokok/primer).38
berperanan agar harta yang dihimpunnya tidak dinafkannya di jalan
Pelaksanaan manhaj al-hayah secara konsisten dalam
Allah. Dengan kata lain sangatlah wajar ayat ini menyebut secara khusus
semua aktivitas kehidupan, akan melahirkan tatanan kehidupan yang
ketiga anggota tubuh manusia dengan penyebuatan yang berrurut itu.384
baik, adil dan sejahtera yang disebut dengan al-hayah al-tayyibah39,
Sedangkan kata basyiir / gembirakanlah terambil dari kata basyarah
35Lihat al-Qur’an surah al-Baqarah: 185, tentang al-Qur’an
yakni kulit. Suatu berita apalagi yang penting biasanya terlihat bekasnya
merupakan pedoman bagi manusia untuk memilih jalan kebenaran atau pada air muka. Ini lebih-lebih jika berita tersebut menggembirakan.
kesesatan, lihat juga surah an-Nahl: 97, dan surah al-An’am: 165 Karenanya disini kata basyiir diartikan dengan gembirakanlah.385 Dengan
36 Lihat al-Qur’an surah al-Dhariyat: 56
37Dalam al-Qur’an disebutkan ‘Tidakkah kamu perhatikan
demikian ayat di atas memang sangat teliti serta objektif. Ia tidak
sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentinganmu) apa yang mengatakan bahwa seluruh pemimpin agama Yahudi dan Nasrani
ada dan yang dibumi, dan menyempurnakan nikmatny lahir batin, lihat bermoral bejat, tetapi hanya sebagian besar dari mereka.
surah Luqman: 20
38Lihat Abu Ishaq as-Shatibiy, al-Muwafaqat fi Usul as-Sari’ah,

(Riyadh: al-Maktabah al-Riyad al-Hadithah: tt) 8-11 384 Quraish Shihab, jilid V, 83
39 Lihat al-Qur’an surah al-Nahl: 97 385 Quraish Shihab, jilid V, 16

26 175
disamping itu mereka juga menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan hasanah baik didunia dan akhirat, baik secara individu maupun
dengan berbagai uraian dan ajaran yang mereka ajarkan.381 kolektif.40
Selanjutnya ia mengatakan harta benda yang mereka peroleh Sebaiknya penolakan terhadap aturan tersebut, atau tidak
dari yang batil itu dan yang mereka simpan dan timbun itu kelak akan mempunyai keinginan untuk mengapklikasikannya dalam aktivitas
menyiksa mereka. Dan orang-orang yang menghimpun dan menyimpan emas dan kehidupan, akan menimbulkan kekacauan, ma’isah dank
perak lagi tidak menafkahkannya pada jalan Allah, yakni sesuai ketentuan (kehidupan yang sempit) dan kenistaan dimasa yang akan datang.41
dan tuntunan-Nya. Maka gembirakanlah mereka, bahwa mereka akan Sementara itu pemenuhan kebutuhan spiritual
disiksa dengan siksa yang pedih. 382 menghendaki pembangunan moral, pemuasan kebutuhan materi
Kata taknizuun, menurut Quraish bahwa kata ini dipahami dalam menghadapi pembangunan umat manusia, dan sumber-
menghimpun sesuatu dalam satu wadah, baik wadah itu berada dalam sumber daya materi dalam suatu pokok yang merata sehingga
tanah maupun dipermukaan bumi. Dalam ayat ini hanya menyebut dua semua kebutuhan umat manusia dapat terpenuhi secara utuh dan
macam yang dihimpun, yaitu emas dan perak, karena biasa kedua hal terwujud suatu distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil.
itulah yang menjadi ukuran nilai atau yang umumnya disimpan. Dengan demikian Islam sebagai agama samawi, yang
Semenatara itu asy-Sya’rawi sebagaimana dikutif oleh Quraish merupakan agama terakhir, adalah diperuntukkan untuk
mengemukakan bahwa kemu’jizatan al-Qur’an adalah uraian ayat ini di memberikan ajaran dan aturan semua tentang masyarakat yang tak
mana Allah Swt menguraikan tentang emas dan perak, dua jenis lain bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup baik material,
tambang yang dijadikan Allah sebagai dasar penetapan nilai uang dan
spiritual, kemakmuran ekonomi, kesejahteraan politik dan
alat tukar dalam perdagangan, kendati ada barang tambang lainnya yang
ketinggian budaya, ilmu dan kultur, yang sesuai dengan ajaran al-
lebih mahal dan berharga. Tetapi, demikianlah keadaannya hingga kini
Qur’an dan as-Sunnah.
di seluruh dunia kedua barang tambang itu masih tetap menjadi dasar
Kepercayaan seoarang muslim, menurut Syed Nawab
bagi perdagangan dan nilai uang disetiap Negara.383
Haidar Naqvi42 terhadap kehadiran Tuhan ‘beramallah, Tuhan akan
Dengan kata lain ayat ini tidak mengecam semua yang
melihat tingkah laku kamu’ dan tindakan kepercayaan tersebut
mengumpulkan harta apalagi yang menabungnya untuk masa depan.
merupakan kunci memahami pengaruh kuat etika dalam prilaku
Kecaman ditujukan terhadap mereka yang menghimpun tanpa
ekonomi, karena kesadaran inilah maka seorang muslim dalam
menafkahkannya di jalan Allah, yakni tidak melaksanakan fungsi sosial
dari harta antara lain tidak mengeluarkan zakat, dan itulah yang dinamai
40 Lihat al-Qur’an surah Luqman: 201
381Quraish Shihab, jilid V, 80 41 Lihat al-Qur’an surah -thaha: 124-126, dan lihat surah al-Hajj,
382 Quraish Shihab, jilid V, 81 31
383 Quraish Shihab, jilid V, 82 42 Syed Nawab Haidar Naqvi, Ethic and Economic, 20

174 27
segala usahanya senantiasa meminta bantuan pada Tuhan, dan setiap Sedangkan al-Qur’an surah al-Taubah: 34
merencanakan usaha barunya.
ِ ‫ي◌ا أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا إِ ﱠن َﻛﺜِﲑا ِﻣﻦ اﻷﺣﺒﺎ ِر واﻟﱡﺮْﻫﺒ‬
‫ﺎن ﻟَﻴَﺄْ ُﻛﻠُﻮ َن أ َْﻣ َﻮ َال‬
Pentingnya konsep kehadiran Tuhan, untuk analisis ilmu َ َ َْ َ ً َ َ َ َ
ekonomi Islam, sekarang harus jelas. Pertama, penggabungan
َ‫ﻀﺔ‬ ‫ﺐ َواﻟْ ِﻔ ﱠ‬ ِ
َ ‫ﻳﻦ ﻳَﻜْﻨ ُﺰو َن اﻟ ﱠﺬ َﻫ‬
ِ ‫ﺎﻃ ِﻞ وﻳﺼﺪﱡو َن ﻋﻦ ﺳﺒِ ِﻴﻞ ﱠِ ﱠ‬
َ ‫ َواﻟﺬ‬D‫ا‬ َ َْ
ِ
ُ َ َ َ‫ﱠﺎس ِ ﻟْﺒ‬ ِ ‫اﻟﻨ‬
perintah-perintah etik dengan ketentauan-ketentuan ekonomi terjadi
pada tingkat motivasi dasar orang Islam yang harus berlangsung ‫اب أَﻟِﻴ ٍﻢ‬ ِ ِ
ٍ ‫ ﻓَـﺒ ِّﺸﺮُﻫﻢ ﺑِ َﻌ َﺬ‬D‫ا‬
ْ ْ َ ‫َﺎ ِﰲ َﺳﺒ ِﻴﻞ ﱠ‬W‫ﻮ‬ َ ‫َوﻻ ﻳـُْﻨ ِﻔ ُﻘ‬
terus menerus. Kedua campuran etika dan ilmu ekonomi tersebut,
merupakan fakta secara empiris, bisa diverifikasi, atau setidaknya Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya banyak dari ahbar dan
bisa dibuktikan salah, sesuatu yang harus penting ada tidak hanya rahib- rahib yang benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang
pada tingkat wacana filosofis, melainkan juga pada tingkat batil dan mereka menghalang-halangi dari jalan Allah. Dan orang-orang
kehidupan sehari-hari orang Islam representative. Ketiga, ketika yang menyimpan emas dan perak lagi tidak meanfkahkannya pada jalan
pertimbangan-pertimbangan seperti pemikiran tentang akhirat Allah, maka Beritahulah kepada mereka dengan siksa yang sangat
berperan secara signifikan dalam kehidupan sehari-hari maka pedih, pada hari dipanaskan dalam neraka jahanam, lalu diseterika
hitung-hitungan tentang tindakan apa yang menguntungkan. dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka:’Inilah apa yang
Keempat titik tolak nilai edial bisa dilakukan berulangkali, sistematis, kamu simpan untuk diri kamu sendiri, maka rasakanlah apa yang
norma sebagai rujukan.43 kamu simpan itu.380
Keberhasilan sistem ekonomi Islam terletak pada Bahwa dalam ayat ini dijelaskan tentang keburukan kaum
sejauhmana keselarasan atau keseimbangan dapat dilakukan di musyrikin dan Ahl al-Kitab yang menyangkut kehidupan duniawi, yakni
antara kebutuhan material dan kebutuhan etika manusia. Sistem loba dan tamak serta menumpuk harta benda. Kaum muslimin diajak
ekonomi Islam tersebut, tidak melupakan ciri pokok kemajuan ayat ini untuk menghindari keburukan itu dengan berpesan :Hai orang-
manusia yang bergantung pada sejauh mana lancarnya koordinasi orang yang beriman, sesungguhnya banyak sekali dari al-ahbar, yakni orang-
dan keharmonisan di antara aspek moral dan material dalam orang alim Yahudi, dan rahib-rahib, yakni ulama-ulama Nasrani, yang
kehidupan manusia, apabila aspek moral dipisahkan dari benar-benar memakan, yakni mengambil dan menggunakan harta orang lain
perkembangan ekonomi, maka ia akan kehilangan control yang dengan jalan yang batil, antara lain dengan menerima sogok, memanipulasi
ajaran untuk memeroleh keuntungan materi. Mereka menampakkan
43 Dalam bukunya Syed Nawab Haidar Naqvi, Ethic and
agamawan yang dekat kepada Tuhan dan mementingkan kehidupan
Economic, ia menyatakan bahwa sistem ekonomi Islam, pada taraf logika akhirat tetaopi hakikat yang sebenarnya tidaklah demikian, dan
saja, dalam melakukan ini ia mengikuti praktik para ekonom dan pemikir
kenamaan yang menulis tentang hal tersebut, yang menolak masyarakat
muslim modern sebagai konterpat ilmu ekonomi Islam yang rill-hidup. 380QS, at-Taubah, 34

28 173
pikiran manusia dengan jalan banyak hal agar manusia melakukan berfungsi menjaga kestabilan dan keseimbangan dalam sistem
kedurhakaan kepada Allah377 sosial.44
Dari tafsiran di atas jelas bahwasanya syetan selalu Afzalurrahman mengatakan bahwa, anggapan dalam
membisikkan kepada manusia agar manusia itu tenggelam dalam masyarakat yang menyatakan Islam hanya mengajarkan nilai moral
perbuatan kedurhakaan kepada Allah. Selanjutnya perbuatan dosa semata-mata dan menentang kemajuan ekonomi dalam kehidupan,
tersebut juga dijelaskan dalam surah al-Qashash ayat 8. hal ini tidak benar sebab apa yang dilakukan oleh Islam adalah
Al-Qur’an surah al-Qashahs 77: 8 menciptakan keadaan yang harmonis di antara aspek moral dan
ِ ِ ِ ُ ‫ﻓَﺎﻟْﺘـ َﻘﻄَﻪ‬ aspek ekonomi.45 Diantara konsep yang benar yakni mendorong
َ ُ‫ إِ ﱠن ﻓ ْﺮ َﻋ ْﻮ َن َوَﻫ َﺎﻣﺎ َن َو ُﺟﻨ‬iً‫وا َو َﺣَﺰ‬j ‫آل ﻓ ْﺮ َﻋ ْﻮ َن ﻟﻴَ ُﻜﻮ َن َﳍُْﻢ َﻋ ُﺪ‬
‫ﻮد ُﳘَﺎ‬ ُ َ manusia untuk mencapai ketinggian moral dan ekonomi konsep
‫ﲔ‬ ِِ yang benar dikenal sebagai jalan yang lurus.46
َ ‫َﻛﺎﻧُﻮا َﺧﺎﻃﺌ‬ Sedangkan Yusuf Qardhawi mengatakan47 bahwa hal
Artinya:”Maka dipungutlah dia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi yang membedakan antara ekonomi Islam dan ekonomi
musuh Dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman konvensional adalah bahwa antara ekonomi dan akhlaq tidak pernah
beserta tentara Tentara mereka berdua adalah orang pendosa-pendosa.”378 terpisahkan, seperti tidak pernah terpisahkan antara ilmu dan akhlaq,
Allah menetapkan bahwa apa yang dikhawatirkan oleh Fir’aun antara politik dan akhlaq, dan antara perang dan akhlaq, sebab
menyangkut kepunahan kerajaannya pasti akan terjadi melalui seseorang akhlaq merupakan daging dan urat nadi kehidupan , karena risalah
yang dipersiapkan oleh Allah untuk maksud tersebut. Dia adalah Musa Islam adalah risalah akhlaq.48
as. Dia lahir tanpa diketahui oleh Fir’aun, namun ibunya sangat
khawatir. Disini Allah menguraikan keadaan ibu dan anak, sekaligus
menjelaskan langkah pertama yang dilakukan-Nya guna memenangkan 44 Afzalur Rahman, Economic Docterines of Islam, 14
orang-orang yang tertindas dan mengalahkan Fir’aun dan rezimnya. 45 Afzalur Rahman, Economic Docterines of Islam, 17
46 Lihat al-Qur’an surah al-Baqarah: 201, yang menjamin
Allah berfirman: Kami menetapkan segala sesuatu sesuai kehendak
keberhasilan dan kemakmuran dalam hidup. Konsep hidup tersebut
Kami, dan untuk itu Kami wahyukan, yakni bisikan berupa ilham, kepada mewujudkan keseimbangan sesungguhnya antara aturan-aturan material
ibu Musa yang anaknya akan berperan dalam kebinasaan Fir’aun dan d(kebendaan) , dengan nilai-nilai spiritual (kerohanian) yang sangat
kekuasaannya.379 mutlak untuk kejaan hidup di dunia, al-Qur’an memerintahkan umat
manusia untuk memohon kepada Allah supaya member petunjuk kearah
yang seimbang.
47 Yusuf Qardhawi, Dawr al-Qiyam wa Akhlaq fi Iqtisadi Islammi,
377 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid 7, 692 56
378 QS, al-Qashash, (77): 8 48 Dalam hadits dijelaskan bahwa Rasulullah diutus tidak lain
379 Quraish Shihab, jilid XI, Quraish Shihab, jilid XI, 553 adalah untuk menyempurnakan akhlaq. (Hadits Rasulullah)

172 29
Islam mengajarkan umatnya untuk mendahulukan berupa kekayaan, pastilah ia akan menahan hartanya itu dan menjadikan
kepentingan ekonomi dan akhlaq, yang berkaitan dengan produksi, dia kikir.374
pemeliharaan nilai dan keutamaan yang diajarkan agama. Kesatuan
antara ekonomi dan akhlaq, akan semakin jelas pada langkah- Dalam al-Qur’an surah Thaha, (20): 120-121
langkah ekonomi, baik yang berkaitan dengan produksi, konsumsi
‫ﻚﻻ‬ ٍ ‫ﻚ َﻋﻠَﻰ َﺷﺠﺮِة ا ْﳋُْﻠ ِﺪ وﻣ ْﻠ‬ َ ‫آد ُم َﻫ ْﻞ أ َُدﻟﱡ‬
َ rَ ‫ﺎل‬ َ َ‫س إِﻟَْﻴ ِﻪ اﻟﺸْﱠﻴﻄَﺎ ُن ﻗ‬
dan distribusi. Seoarang muslim baik secara bersama-sama maupun َُ ََ َ ‫ﻓَـ َﻮ ْﺳ َﻮ‬
secara pribadi, tidak bebas mengerjakan apa saja yang
‫ﺎن َﻋﻠَْﻴ ِﻬ َﻤﺎ ِﻣ ْﻦ‬
ِ ‫ﺼ َﻔ‬ِ ْ‫ُﻤﺎ وﻃَِﻔ َﻘﺎ َﳜ‬tُ ‫ت َﳍﻤﺎ ﺳﻮآ‬ ِ
diinginkannya, atau apa saja yang menguntungkannya, sebab َ َ ْ َ َُ ْ ‫( ﻓَﺄَ َﻛﻼ ﻣْﻨـ َﻬﺎ ﻓَـﺒَ َﺪ‬,)‫ﻳـَْﺒـﻠَﻰ‬
setiap muslim terikat dengan keimanan dan akhlaq pada setiap
‫آد ُم َرﺑﱠﻪُ ﻓَـﻐَ َﻮى‬ ِ ِ
aktivitas ekonomi yang dilakukannya, baik dalam melakukan َ ‫ﺼﻰ‬ َ ‫َوَرق ا ْﳉَﻨﱠﺔ َو َﻋ‬
usaha, mengem-bangkannya dan menginfaqkan hartanya.49 Artinya: Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan
Umer Chafra menyatakan bahwa efisiensi dan pemerataan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon
tidak dapat didefinisikan tanpa adanya suatu filter moral,50 dan suatu khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa. Maka keduanya
ukuran diperlukan untuk mengukur efisiensi. Imam Ghazali memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-
meletakkan harta benda dalam urutan terakhir, karena harta auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang
bukanlah tujuan itu sendiri. Ia hanyalah merupakan suatu perantara ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.375
(alat) meskipun sangat penting, untuk merealisasikan kebahagiaan
Dalam menafsirkan ayat ini Ibnu Katsir mengatakan bahwa
kehidupan manusia. Harta benda tidak dapat mengantarkan tujuan
Allah memerintahkan kepada Nabi Adam dan Siti Hawa untuk
ini kecuali bila dialokasikan dan didistribusikan secara merata. Hal
memakan semua makanan yang ada di surga sekaligus Allah juga
ini menuntut penyertaan kriteria moral tertentu dalam menikmati mengingatkan kepada Nabi Adam dan Siti Hawa untuk tidak
harta benda, operasi pasar, dan politbiro. Sebab kalau harta menjadi menghampiri pohon khuldi pohon yang dilarang untuk memakannya
tujuan itu sendiri, maka akan mengakibatkan ketidakmerataan, yang ada di surga itu.376
ketidakseim-bangan, dan perusakan lingkungan yang pada akhirnya Semernatara itu menurut Quraish Shihab ayat ini
49
mengisyaratkan bahwasanya syetan melakukan rayuannya ke hati dan
Yusuf Qardhawi, Dawr al-Qiyam wa Akhlaq fi Iqtisadi Islammi,
59
50 Lihat M. Anas Zarqa, Capital allocatioan, Efficiency and

Growth in an Interst Free Islamic Economy, 1982, 49. Dan Islamic


Economics: An Approach to Human Welfare, in K. Ahmad, Studies in 374 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid 7, 201
Islamic Economics( 1980), 3-18. Juga lihat Benjamin Word, What is 375 Al-Qur’an surah Thaha, (20): 120-121
Wrong With Economics ( 1972), 211 376 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid V, 187

30 171
Dalam menafsirkan ayat di atas Ibnu Katsir menitik-beratkan akan mengurangi kebahagiaan anggota masyarakat di masa
bahwa firman Allah ini adalah berkenaan dengan pemberitaan hukum sekarang maupun di masa yang akan datang.51
syara’ mengenai hak serta kewajiban bagi suami dan istri.. Ayat ini Lebih lanjut Umer Chapra mengatakan bahwa, sayangnya
menjelaskan tentang usaha mengadakan perdamaian yang dilakukan karena sejumlah factor sejarah, dua diantaranya adalah dekadensi
oleh istri bukanlah berarti istri itu harus bersedia merelakan sebagian kaum muslimin dan penguasaan oleh kekuatan-kekuatan imperialis,
haknya yang tidak dipenuhi371. kapitalis, sosialis, terdapat jurang menganga antara syari’at dan
Dalam al-Qur’an surah al-Isra’ Allah berfirman : praktek aktual di negara-negara muslim. Masyarakat muslim tidak
lagi mencerminkan cahaya spiritual Islam, bahkan pada
ِ ‫ﻗُﻞ ﻟَﻮ أَﻧْـﺘُﻢ ﲤَْﻠِ ُﻜﻮ َن ﺧﺰاﺋِﻦ ر ْﲪ ِﺔ رِﰊ إِذًا ﻷﻣﺴﻜْﺘُﻢ ﺧ ْﺸﻴﺔَ اﻹﻧْـ َﻔ‬
‫ﺎق َوَﻛﺎ َن‬ َ َ ْ َْ ّ َ َ َ َ ََ ْ ْ ْ kenyataannya dikalangan mayoritas masyarakat tidak terlihat adanya
kesadaran.
‫ﻮرا‬
ً ُ‫اﻹﻧْ َﺴﺎ ُن ﻗَـﺘ‬ Dalam tindakan yang berhubungan dengan manusia, yakni
mengandung bahwa suatu perbuatan itu benar atau salah.
Artinya: Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-
perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu Kesadaran moral akan memberikan penilaian (jugdement) jika
tahan, karena takut membelanjakannya". dan adalah manusia itu sangat seseorang melakukan perbuatan salah maka ia akan mengatakan itu
kikir.372 adalah salah, dan juga sebaliknya, sebab segala perbuatan akan
dipertanggungjawabkan atas dirinya sendiri.
Ayat ini adalah lanjutan dari jawaban terhadap tuntutan mereka Agar hidup manusia bisa ada nilainya, terutama dalam
Yahudi kepada Nabi Muhammad yang diceritakan ayat 90-93 sekaligus kegiatan produksi tidak terlepas dari emapat pilihan, 1) yang
mengecam mereka yang enggan bersyukur atas nikmat Allah dan berkaitan dengan hal-hal yang berpengaruh pada kebaikan manusia,
enggan membenjakan harta mereka disebabkan kekikiran yang melekat
2) validitasnya tidak tergantung pada legitimasi lembaga tapi pada
pada diri mereka. Menurut Ibnu Katsir dalam ayat ini menerangkan
rasionalitas aksiomanya, 3) mampu mengatasi kepentingan segelintir
bahwa manusia itu akan selalu menahan nikmat yang telah diberikan
orang, 4) bertumpu pada pandangan yang tidak memihak. Dasar
Allah untuk tidak mau menafkahkannya kejalan Allah dengan sebab
nilai moral dan spiritual dalam Islam tidak bisa dipisahkan, ini
kekikiran mereka itu.373
terletak pada penerimaannya akan hidup dan perkembangannya
Dari tafsiran ayat di atas jelaslah bahwa Allah sendiri
yang tepat52 hidup yang layak, menggunakan pancaindra masing-
meragukan sifat manusia yang andaikan dia menguasai rahmat Allah
masing karunia yang diberikan Tuhan, secara tepat dan seimbang ,
371Ibnu Katsir, jilid II, 208-209 51Umer Chapra, Islam and Economic Challenge, (USA: The Islamic
372 Al-Qur’an surah al-Isra, (17): 100 Foundation and The International Institute of Islamic Tought, 1991), 9
373 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid V, 76 52M.A.Mannan , The Making of Islamic Economics Society, 158

170 31
itulah aturan hidup.53 Dalam konsep al-Qur’an telah memerinci Artinya: Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta368.
petunjuk untuk memupuk nilai-nilai moral dan spiritual, yang Dalam ayat ini Allah menyatakan karena cintanya, sayangnya
tujuannya untuk mengembangkan semua kecakapan secara manusia kepada harta yang dimilikinya, serta keinginannya untuk selalu
terkoordinasi dan bermanfaat.54 mengumpulkan harta dan menyimpan harta itu menyebabkan
Sebelum membahas masalah moral yang kaitannya dengan manusia sangat kikir dan tamak.369
ekonomi, yang tidak terlepas dari produksi, maka terlebih dahulu
perlu diliahat pengertian dari moral itu sendiri. Kata moral yang
berasal dari kata moralitas, yang berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari kata mos yang berarti, kebiasaan, tingkah laku.
Sebagaimana sudah diuraikan pada bab sebelumnya secara
mendetail.
Pemikiran model tatanan sosial Islam, didasarkan pada Dalam al-Qur’an surah an-Nisa’ 128, Allah berfirman :
nilai-nilai moral adalah bahwa merupakan fakta keimanan,
ِ ِ َ‫وإِ ِن اﻣﺮأَةٌ ﺧﺎﻓ‬
merupakan satu kesatuan, hal ini tidak terlepas dari ibadah dan kerja, ‫َﻋﻠَْﻴ ِﻬ َﻤﺎ أَ ْن‬ ‫ﺎح‬ ً ‫ﺖ ﻣ ْﻦ ﺑَـ ْﻌﻠ َﻬﺎ ﻧُ ُﺸ ًﻮزا أ َْو إِ ْﻋَﺮ‬
َ َ‫اﺿﺎ ﻓَﻼ ُﺟﻨ‬ ْ َ َْ َ
ini merupakan keyakinan teologis bagi umat Isalm. Jadi kewajiban
‫اﻟ ﱡﺸ ﱠﺢ َوإِ ْن‬ ‫ﺲ‬ ِ ِ ‫ﺼ ْﻠﺢ ﺧﲑ وأ‬ ِ ‫ﻳ‬
sholat, yang merupakan komitmen yang terbesar bagi umat Islam ُ ‫ُﺣﻀَﺮت اﻷﻧْـ ُﻔ‬ْ َ ٌْ َ ُ ‫ﺻ ْﻠ ًﺤﺎ َواﻟ ﱡ‬ ُ ‫ﺼﻠ َﺤﺎ ﺑـَْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ‬ ُْ
terhadap Allah, telah disamakan dengan kewajiban membayar zakat ‫ُْﲢ ِﺴﻨُﻮا َوﺗَـﺘﱠـ ُﻘﻮا ﻓَﺈِ ﱠن ﱠ‬
‫َ َﻛﺎ َن ِﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن َﺧﺒِ ًﲑا‬D‫ا‬
(pajak) kepada orang miskin.55
Titik sentral etika Islam adalah menentukan kebebasan Artinya: Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh
manusia untuk bertindak dan bertanggung jawab karena dari suaminya, Maka tidak Mengapa bagi keduanya mengadakan
kepercayaannya terhadap kemahakuasaan Tuhan, jika manusia perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi
diberi kebebasan secara mutlak, maka kemahakuasaan Tuhan akan mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu
tercemar. Sebaliknya jika kepercayaan secara eksklusip didasarkan bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz
pada kemahakuasaan Tuhan, maka tanggung jawab manusia atas dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha
tindakannya, atau atas dasar eskatologis agama, menjadi tak mengetahui apa yang kamu kerjakan370.

53Lihat al- Qur’an surah, Saba’, ( 33): 51, dan al- Qur’an surah,

al-A’raf (7): 32 368Al-Qur’an surah al-‘Adiyat, 100: 8


54M.A.Mannan , Islamic Economic Theory and Practice,159 369Lajnah Pentashih al-Qur’an . Jakarta, jilid 10, 783
55M.A.Mannan, The Making of Islamics Economics Society, 107 370Al-Qur’an surah an-Nisa, 4: 128

32 169
Allah, kendati ibadah mereka sudah sedemikian banyak. Dan ketiga bermakna.56 Dalam skema etik Islam, manusia adalah pusat ciptaan
adalah mewajibkan atas mereka sendiri pengeluaran harta di mana Tuhan, manusia merupakan wakil Tuhan (khalifatullah di bumi).57
orang biasanya kikir mengeluarkan apa yang diwajibkan atasnya.365 Karena itu, seluruh tujuan hidup manusia adalah untuk
Sebagaimana dalam al-Qur’an surah Hud Allah berfirman : mewujudkan kebajikan kekhalifahannya sebagai pelaku bebas
karena dibekali oleh kehendak bebas.58 disisi lain, ketika al-Qur’an
‫ أ َْو أَ ْن ﻧـَ ْﻔ َﻌ َﻞ ِﰲ‬iَ ‫ُْﻣ ُﺮَك أَ ْن ﻧَْﱰُ َك َﻣﺎ ﻳـَ ْﻌﺒُ ُﺪ آ َ ُؤ‬‰َ ‫ﻚ‬َ ُ‫َﺻﻼﺗ‬
َ‫ﺐأ‬ ُ ‫ ُﺷ َﻌْﻴ‬rَ ‫ﻗَﺎﻟُﻮا‬ berbicara tentang tanggung jawab dan kebebasan manusia, Ia
memberikan kebebasan bertindak kepada manusia, tiap-tiap diri
ُ ‫ﻴﻢ اﻟﱠﺮِﺷ‬ ِ ِ
‫ﻴﺪ‬ ُ ‫ﺖ ا ْﳊَﻠ‬ َ ‫أ َْﻣ َﻮاﻟﻨَﺎ َﻣﺎ ﻧَ َﺸﺎءُ إِﻧ‬
َ ْ‫ﱠﻚ ﻷﻧ‬ bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.) mampu untuk
memilih mana yang baik dan mana yang jahat, antara yang benar
Artinya:” Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh
dan yang salah. Bahwa setiap orang mampu menggambungkan
kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak
pada dirinya, baik sebagai manusia individual maupun manusia
kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki
kolektif.59
tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat
Penyantun lagi berakal.366 Dan terdapat pertukaran yang mendasar antara dua segi
personalitas manusia ini. Individualitasnya menekan kebebasannya,
Menurut Ibnu Katsir dalam menerangkan ayat ini bahwa akan tetapi keberadaannya sebagai kolektivitas, pada saat yang sama
kaum Syu’aib menentang apa yang diperintahkan oleh Nabi Syu’aib menuntutnya harus bertanggung jawab pada masyarakat di
untuk meninggalkan apa yang disembah oleh mereka yakni sekitarnya.
menyembah patung dan berhala sebagaimana yang disembah oleh Sementara itu Syed Naqvi mengatakan bahwa pandangan
bapak-bapak mereka serta berbuat sekehendak hati mereka dengan Islam tentang manusia dalam hubungan dengan dirinya sendiri dan
harta yang mereka miliki, mereka diperintahkan untuk mengeluarkan
zakat yang merupakan suatu kewajiban.367
56Syed Nawab Haidar Naqvi, Ethic and Economics, 35
Dalam al-Qur’an surah al-‘Adiyat 8, berkenaan sifat bakhil 57Lihat al-Qur’an surah, 6: Lihat keterangan Mannan bahwa,
seseorang, Allah berfirman menerangkan: istilah ini digunakan untuk kekuasaan pemerintahan atau politik dalam
‫ﺐ ا ْﳋَِْﲑ ﻟَ َﺸ ِﺪﻳ ٌﺪ‬
ِ ِ ِ
ّ ُ‫َوإﻧﱠﻪُ ﳊ‬
Islam yaitu Khilafah atau wakil Tuhan, dalam Islamic Economics Theory and
Practice, 361
58Tehnik al-Qur’an dalam kaitan ini adalah bahwa ketika

berbicara tentang Tuhan itu sendiri, selalu memberi tekanan pada


kemahakuasaanNya, al-Qur’an, surah, al-Hajj, 22: 14, al-Qur’an, surah, ar-
Rum, 24: 45, al-Qur’an, surah, al-Sajadah, 41: 53
365 Quraish Shihab, jilid XIII, 333 59 Perbedaan manusia individual dengan manusia kolektif telah
366 Al-Qur’an surah Hud, 11: 87 dicatat oleh Schoun 1963, pp 26-. Lihat juga Ahmad, 1926, Ch 1. Dan
367 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhim, jilid IV, 200 Boisard, 1997, pp, 99-111

168 33
lingkungan sosialnya, dapat direpresentasikan dengan empat ketundukan akibat kekalahan di mana saja mereka berada, kecuali jika
aksioma moral, yaitu: 1) kesatuan (Tauhid), 2) Keadilan/ mereka berpegang kepada Allah, yakni ajaran agama-Nya, atau tunduk
Keseimbangan (equiliburium ), 3) kehendak bebas (free will ), serta membayar jizyah (pajak) sebagai warga Negara yang berhak memroleh
4) tanggung jawab (responsibility), yang sama-sama membentuk keamanan setelah tunduk pada pemerintah Islam dan tali dengan manusia,
perangkat yang tak dapat dikurangi. Meskipun masing-masing yakni pembelaan dari kelompok manusia, dan bersamaan dengan
aksioma ini dijabarkan secara beragam dalam sejarah manusia, tapi kenistaan itu, mereka juga kemabali mendapat kemurkaan dari Allah, bukan
suatu konsensus yang luas telah berkembang pada masa kita sendiri hanya itu tetapi ditambah lagi bahwa mereka diliputi sehingga tidak dapat
tentang makna komulatifnya bagi perspektif sosial ekonomi keluar dari kerendahan. Yang demikian itu, yakni sanksi-sanksi yang
muslim. mereka alami ini karena mereka terus menerus mengkufuri kepada ayat-ayat
Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang memang tidak dibenarkan.
C. Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Islam Yang demikian itu, yakni kekufuran dan pembunuhan, disebabkan mereka
Dalam hal ini ekonomi Islam memiliki prinsip-prinsip dasar durhaka dan melampaui batas, yakni akibat telah mendarah dagingnya sifat
yang antara lain sebagai berikut: melampaui batas dan kedurhakaan dalam diri mereka.363
Dalam al- Qur’an surah adz-Dzariat (51): 19. Yang berkenaan
1. Prinsip Tauhid
dengan dalam harta yang dimiliki ada hak orang lain dengan bunyinya:
Berbicara tentang prinsip tauhid, dalam hal ini Syed   
60
Naqvi mensinyalir bahwa, sumber utama etik Islam adalah 
kepercayaan penuh dan murni terhadap keesaan Tuhan dan ini  
secara khusus menunjukkan dimensi vertikal Islam, hubungan ini
Artinya:”Dan pada harta-harta mereka ada haq untuk yang meminta dan yang
dipengaruhi penyerahan manusia tanpa syarat di hadapan-Nya.61 tidak mendapat bagian.”364
Ketundukan manusia pada Tuhan membantu manusia
merealisasikan potensi teomorfiknya.62 Dalam hal ini Qardawi, Ayat ini mengisyaratkan tiga keistimewaan siapa yang
menekankan bahwa nilai ketuhanan ini beranjak dari filosop dasar dilukiskan sifatnya disini. Pertama mereka yang hanya tidur sedikit di
waktu malam pada saat orang yang biasanya tidur. Ini mereka isi dengan
60 Syed Nawab Haidar Naqvi, Ethic and Economics, 37 beribadah kepada Allah yakni dengan shalat tahajud. Yang kedua,
61Lihat al- Qur’an surah, al-An’am, 6: 162
62Tetapi teomorfisme manusia tidak dimaksudkan untuk
setelah malam akan berakhir yakni menjelang subuh mereka
menetapkan kesejajaran manusia dengan Tuhan ini hanya penegasan beristihgfar., ini menunjukkan betapa besar rasa takut mereka kepada
relativitas manusiadalam kaitannya dengan Tuhan tetapi relativitas ini
menjadikan manusia sebagai juru bicara makhluk perwakilan ganda
karena dia mewakili Tuhan dalam wilayah dunia, maka dia juga mewakili 363 Quraish Shihab, jilid II, 225
dunia di hadapan Tuhan. Lihat, Eaton, 1967,p. 376 364 QS, adz-Dzariat (51): 19

34 167
Dalam al-Qur’an surah Ali-Imran 112. yang tak lain bersumber dari Allah, dan tujuannya pun untuk
  mencari keridaan Allah, sementara dalam segala perosesnya pun
   senantiasa dalam bimbingan shari’at-Nya.63 Dari berbagai
   pandangan ekonom muslim menegaskan bahwa, inti dari nilai ajaran
    Islam dalam berbagai aspek kehidupan adalah nilai tauhid, yaitu
  bahwa segala aktivitas manusia di dunia ini termasuk ekonomi, tak
   lain hanya dalam rangka ditujukan mengikuti satu kaidah hukum,
  yaitu hukum Allah.64 Dalam hal ini Manan menerangkan, al-
   Qur’an telah menjelaskan bahwa cinta yang terbesar dari orang-
  orang yang berimaan adalah cinta kepada Allah, ini mengandung
  arti bahwa cinta kepada Allah harus lebih utama dari segala apapun
  juga.65 Dengan demikian terdapat gradasi yang sangat jelas dalam
  hal kewajiban yang didapat dari rasa cinta dan kasih itu.66 Yaitu
    tauhid kepada Allah dan tidak menyekutukan dengan yang lain.67
  Yang berkaitan dengan tugas manusia menurut Mannan bahwa,
  manusia bukan penguasa mutlak, ia adalah seorang wakil yang
Artinya:”Mereka diliputi kenistaan di mana saja mereka berada, kecuali jika bekerja dengan kekuasaan yang dilimpahkan padanya.
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan Konsep tauhid yang menjelaskan tentang Keesaan Allah,
manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Allah serta hubungan
mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka manusia dengan sesame dan alam sekitarnya, yang kesemuanya
mengkufuri ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan mesti serasi dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan Allah, oleh
yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka (selalu) durhaka dan sebab itu sudah semestinyalah manusia ber-iltizam sekaligus
melampaui batas.”362 mempunyai keyakinan bahwa, segala sesuatu mesti tunduk pada
Dalam ayat ini dijelaskan keadaan orang-orang Yahudi setiap 63 Yusuf Qardawi, Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al- Iqtisad al-
waktu dan saat yang telah mendarah daging, membudaya, dan melekat Islam, 23
64Pusat Pengembangan Pengkajian Ekonomi (P 3ED), Ekonomi
pada diri mereka. Yaitu bahwa: Mereka diliputi, sebagaimana satu
Islam, 58
bangunan meliputi penghuninya, diliputi oleh kenistaan, yakni 65Lihat al-Qur’an, surah, al-Baqarah, 2: 165
66M.A.Mannan , Islamic Economics Theory and Practice, 359
362 QS Ali ‘Imran (3): 112 67Lihat al-Qur’an, surah al-Nisa, 4: 36-37

166 35
Allah dan tidak ada yang lebih berkuasa, melainkan kekuasaan menghalang-halangi kamu dari masjid al-Haram, mendorong kamu
Allah. Karena dengan keyakinan inilah akan menghantarkan berbuat aniaya. Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan
manusia sebagai seorang muslim, dengan penuh pengabdian kepada ketakwaan, dan jangan tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran.
Allah68. Dengan kata lain, yang mencakup segala bidang dan Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat
aktivitas manusia, sebab tauhid memang merupakan konsep siksa-Nya.“
terpenting sebagai dasar keyakinan dalam Islam. Kenyataan bahwa Dalam menerangkan ayat ini Quraish menyatakan bahwa
tauhid adalah merupakan ajaran yang paling inti dalam Islam, dalam potongan ayat, Dan Tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan
hal ini al-Faruqi menyatakan bahwa kandungan makna dari tauhid ketakwaan dan jangan tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran, ini
merupakan yang paling agung dan paling kaya dalam seluruh menurutnya adalah merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama
khazanah Islam. Dalam hal kebudayaan, peradaban, atau sejarah, dengan siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan.360
dan jika harus disatukan dalam satu kalimat itulah kalimat tauhid.69 Dalam penggalan ayat ini menerangkan perincian yang dimulai
Berbicara mengenai tauhid, Adiwarman,70 menegaskan dengan hal-hal yang berkaitan dengan haji dan umrah. Selanjutnya
bahwa, tauhid adalah merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan menurut Quraish bahwa ayat ini melarang kaum muslimin menghalangi
tauhid, manusia menyaksikan bahwa tiada sesuatupn yang layak kaum musyrikin yang akan melaksanakan haji sesuai keyakinan mereka
disembah, selain Allah, dan tidak ada pemilik langit, bumi dan ini cukup menjadi bukti bahwa betapa tinggi toleransi yang diajarkan
isinya, selain daripada Allah.71 Karena Allah adalah pencipta alam Islam. Yang kemudian dilarang untuk memasuki kota Mekkah,
semesta dan isinya.72 dan sekaligus pemiliknya, termasuk pemilik larangan tersebut tidak lain hanya untuk pertimbangan keamanan dan
manusia dan seluruh sumber daya yang ada. Karena itu Allah adalah kesucian kota itu. Namun pendapat tersebut bertentangan dengan
pemilik yang hakiki. Manusia menurutnya hanya diberi amanah, pendapat ar-Razi sebagaimana dikutif Quraish ia mengatakan bahwa
untuk memiliki sementara waktu, sebagai ujianbagi mereka. Dalam dalam ayat: para pengunjung Baitullah yang dimaksud dalam ayat di atas
Islam, segala sesuatu yang ada tidaklah diciptakan dengan sia-sia, adalah kaum muslimin, bukan kaum musyrikin, dengan alasan larangan
melanggar syiar-syiar Allah pada awal ayat ini, pastilah yang disetujui
68 Kurshid Ahmad, Economic Development The Concept and Its Goals
oleh Allah sehingga ia tentu merupakan syiar kaum muslimin, bukan
in Muslim, The Muslim, Desember –March 1997, 28. Lihat juga Surahman
Kastin Hasan, Ekonomi Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi, orang-orang musyrik. Demikian juga penggalan akhir ayat ini yang
1990, 12-13 menyatakan: “Mereka mencari karunia dan keridhaan Allah.” Maka redaksi
69 Isma’il Raji al-Faruqi, Tauh{id, terj. Rahmani Astuti ( Bandung
semacam ini wajar bagi orang muslim, bukan bagi orang kafir.361
: Pustaka, 1988), 9
70 Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami , 53
71 Lihat al-Qur’an surah, al-Baqarah, 2: 107, dan al- Qur’an

surah, al-Maidah, 5: 17,120, dan al-Qur’an surah, 24: 33 360 Quraish Shihab, jilid III, 9
72 Lihat al-Qur’an surah, al- An’a>m, 6: 1-3 361 Quraish Shihab, jilid III, 16

36 165
Dalam ayat ini, menurut Tabataba’i bahwa hendaknya kita tetapi memiliki tujuan.73 Tujuan diciptakannya manusia adalah
menyadari bahwa firman Allah ”sesunguhnya orang-orang mukmin untuk beribadah kepadaNya.74
bersaudara” adalah merupakan ketetapan syari’at yang berkaitan dengan Esensi dasar yang terkandung dalam kegiatan ekonomi
persaudaran antara orang-orang mukmin dan yang mengakibatkan adalah tidak terlepas dari dalam makna yang luas, oleh sebab itu
dampak keagamaan dan hak-hak yang ditetapkan oleh agama. seorang yang menjalankan usaha adalah sebagai bentuk
Hubungan kekeluargaan antara anak, bapak, atau saudara, ada yang implementasi perintah Tuhan untuk memanfaatkan dan
ditetapkan agama atau undang-undang serta memiliki dampak dampak memakmurkan dunia adalah manifestasi sebagai khalifah, sekaligus
tertentu seperti hak kewarisan, nafkah, keharaman kawin dan lain-lain tidak mungkin melepaskannya dari nilai ibadah yang sasaran
dan adajuga yang ditetapkan hanya berdasarkan ketentuan umum akhirnya untuk menunaikan perintah dan mengejar keridhaan-Nya.
(natural) yakni hubungan pertalian keturunan atau rahim.359 Demikian abstraksi nilai-nilai ilahiyah yang mengejawantah
Dalam al-Qur’an surah al-Maidah (5): 2. Larangan bagi orang- kedalam sistem keyakinan Islam, yang menempatk an posisi Tuhan
orang mukmin melanggar syiar Allah dengan firman-Nya: sebagai sentrum/pusat dari segala-galanya, yang selanjutnya
‫ي َوﻻ‬ ِ‫ أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا ﻻ ُِﲢﻠﱡﻮا َﺷﻌﺎﺋِﺮ ﱠ‬r
َ ‫ﱠﻬَﺮ ا ْﳊََﺮ َام َوﻻ ا ْﳍَْﺪ‬ْ ‫ َوﻻ اﻟﺸ‬D‫ا‬ َ َ َ َ َ َ melahirkan pola penyadaran dalam diri manusia yang tunduk dan
berada di bawah kendali kemahakuasaan-Nya.
‫ َوإِذَا‬i‫ﺿ َﻮ ًا‬ ْ ‫ِ ْﻢ َوِر‬Šِّ‫ﻀﻼ ِﻣ ْﻦ َر‬ ْ َ‫ﺖ ا ْﳊََﺮ َام ﻳـَْﺒـﺘَـﻐُﻮ َن ﻓ‬َ ‫ﲔ اﻟْﺒَـْﻴ‬
ِ ِ
َ ‫اﻟْ َﻘﻼﺋ َﺪ َوﻻ ّآﻣ‬ 2. Prinsip Keadilan/ Keseimbangan
‫ﺻﺪﱡوُﻛ ْﻢ َﻋ ِﻦ اﻟْ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ ا ْﳊََﺮِام‬ ٍ
َ ‫ﺎدوا َوﻻ َْﳚ ِﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْﻢ َﺷﻨَﺂ ُن ﻗَـ ْﻮم أَ ْن‬ُ َ‫ﺎﺻﻄ‬
ْ َ‫َﺣﻠَْﻠﺘُ ْﻢ ﻓ‬ Keadilan (‘adl),75 merupakan nilai paling asasi dalam
ajaran Islam, yaitu menegakkan keadilan dan memberantas
‫اﻹﰒ َواﻟْﻌُ ْﺪ َو ِان‬
ِْ ‫أَ ْن ﺗَـ ْﻌﺘَ ُﺪوا َوﺗَـ َﻌ َﺎوﻧُﻮا َﻋﻠَﻰ اﻟِْ ِﱪّ َواﻟﺘﱠـ ْﻘﻮى َوﻻ ﺗَـ َﻌ َﺎوﻧُﻮا َﻋﻠَﻰ‬
َ kezaliman adalah tujuan utama dari risalah para Rasul-Nya.76
‫ﺎب‬ ُ ‫َ َﺷ ِﺪ‬D‫ا‬
ِ ‫ﻳﺪ اﻟْﻌِ َﻘ‬ ‫َ إِ ﱠن ﱠ‬D‫ا‬
‫َواﺗﱠـ ُﻘﻮا ﱠ‬ Keadilan sering kali diletakkan sederajat dengan kebajikan dan
ketakwaan.77 Ibn Taimiyah menyebutkan bahwa, keadilan adalah
Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar sebagai nilai utama dari tauhid. Selanjutnya Muhammad Abduh
Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan Haram, jangan
(mengganggu) al-hadya dan al-qalaaid, dan jangan mengganggu para 73 Lihat al-Qur’an surah, al-Mukminu>n, 23: 115
pengunjung Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari 74 Lihat al- Qur’an surah, al-Dhariat, 51:56
75Kata ‘adl secara terminology di dalam al-Qu’an disebutkan
Tuhan mereka. Apabila kamu telah bertahallul, maka berburulah. Dan
dengan banyak istilah, antara lain: ‘adl, qisth, mizan, hiss, qashd atau variasi
janganlah sekali-kali kebencian pada suatu kaum karena mereka dari ekpresi tidak langsung, sementara untuk kata ketidakadilan adalah
zulim, itsm, dalal, dan lainnya
359 Thabathaba’i, al-Mizan fi al-Tafsir al-Qur’an, jilid XVIII, 315- 76Lihat al-Qur’an, surah, al-Hadid, 57: 25

316 77Lihat al-Qur’an, surah,al-Maidah, 5: 8

164 37
menganggap bahwa kezaliman (zulim), sebagai kejahatan yang akan dirahmati Allah; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi
paling buruk (aqbah al-munkar) dalam kerangka nilai-nilai Islam. Mahabijaksana.356
Lain halnya dengan Sayid Quthb, yang menyebut keadilan sebagai Dalam ayat ini Allah menguraikan keadaan orang-orang
unsur pokok yang konperhensif dan terpenting dalam semua aspek mukmin yang bertolak belakang dengan keadaan orang-orang munafik.
kehidupan.78 Begitu juga bagi Mannan bahwa Allah menyuruh Sekaligus sebagai dorongan bagi orang munafik dan selain mereka agar
untuk menyampaikan amanah sekaligus berbuat keadilan.79 Konsep tertarik mengubah sikap buruk mereka. Dan orang-orang mukmin yang
Negara adalah: Pertama bahwa, kekuasaan yang nyata dan mutlak mantap imannya dan terbukti kemantapannya melalui amal-amal saleh
adalah milik Allah. Kedua bahwa, kekuasaan manusia sebagai mereka, lelaki dan perempuan, sebagian mereka dengan sebagian yang lain,
khalifah-Nya adalah terbatas. Dengan demikian hak dan kewajiban yakni menyatu hati mereka, dan senasib serta sepenanggungan mereka
manusia maupun Negara berasal dari hukum Ilahi dan keduanya sehingga sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain dalam
harus tunduk pada keduanya. segala urusan dan kebutuhan mereka. Bukti kemantapan iman mereka
Dalam hal ini, Ibn Taimiyah (w.738/1328) memandang adalah mereka menyuruh melakukan yang ma’ruf, mencegah perbuatan yang
bahwa keadilan sebagai hasil pokok tauhid atau keimanan kepada munkar, melaksanakan shalat dengan khusuk dan bersinambung,
Tuhan Yang Maha Esa.80 Segala sesuatu yang baik adalah menunaikan zakat dengan sempurna, dan mereka taat kepada Allah dan
komponen dari keadilan dan segala sesuatu yang buruk adalah Rasul-Nya menyangkut segala tuntunan-Nya. Mereka itu pasti akan
komponen dari kezaliman dan penindasan. Karena itu berbuat adil dirahmati Allah dengan rahmat khusus; sesungguhnya Allah
kepada apa pun dan siapa pun merupakan keharusan bagi siapa saja Mahaperkasa tidak dapat dikalahkan atau dibatalkan kehendak-Nya
dan kezaliman tidak boleh ditimpakan kepada apapun dan siapa pun. oleh siapa pun lagi Mahabijaksana dalam semua ketetapan-Nya.357
Kezaliman tidak diperbolehkan tanpa memandang apakah dia Dalam al-Qur’an surah al-Hujurat (49):10, keadaan orang-
muslim atau non muslim atau bahkan kepada orang yang berbuat orang mukmin adalah bersaudara, dengan firman-Nya:
kezaliman sekalipun.81 Tuhan menjunjung Negara yang adil, ِ ‫إِﱠﳕَﺎ اﻟْﻤﺆِﻣﻨﻮ َن إِﺧﻮةٌ ﻓَﺄ‬
sekalipun ia kafir, dan tetapi tidak menjunjung negara yang tidak adil ‫َ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗُـ ْﺮ َﲪُﻮ َن‬D‫ا‬
‫َﺧ َﻮﻳْ ُﻜ ْﻢ َواﺗﱠـ ُﻘﻮا ﱠ‬
َ‫ﲔأ‬َ ْ َ‫َﺻﻠ ُﺤﻮا ﺑ‬
ْ َْ ُ ُْ
sekalipun ia Islam, dan bahwa dunia akan dapat bertahan dengan
Artinya:”Sesungguhnya orang orang mukmin adalah (bagaikan) bersaudara
kaerena itu damaikanlah antara kedua saudara kamu dan bertakwalah
78Pusat Pengembangan Pengkajian Ekonomi (P3ED), Ekonomi kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”358
Islam, 59
79M.A.Mannan,Islamic Economics Theory and Practice, 361
80Ibnu
Taimiyah, Majmu’ al-Fatawa ( 1960), 165, vol 18 356 QS, at-Taubah ( 9): 71
81Ibnu Taimiyah, Majmu’ al-Fatawa, 166, Lihat juga, Mihajus al- 357 Quraish Shihab, jilid V, 163
Sunnah ( 1986),127,vol 5 358 QS, al-Hujurat ( 49): 10

38 163
Aku mengukuhkanmu dengan Ruh al-qudus, yakni Malaikat Jibril, serta keadilan, meskipun kafir, tetapi tidak akan bertahan dengan
menguatkan kepribadianmu dengan jiwa yang luhur dan siaft-siafat kezaliman sekalipun Islam.82
yang terpuji. Salah satu bentuik pengukuhan itu adalah bahwa engkau Begitu juga keadilan dalam pandangan Ibn Khaldun,
dapat berbicara dengan manusia ketika engkau masih dalam buaian kemudian dengan tegas dan gamblang menyatakan bahwa, tidak ada suatu
usiamu berlanjut, dan engkau pun berbicara dengan mereka sesudah Negara dapat ditegakkan dan membangun tanpa keadilan.83 Sesuatu
engkau dewasa, dengan pembiraan yang jelas, dan nikmat-nikmat hal yang baru kini diakui, namun agak terlambat oleh para Begawan
lainnya.355 Selanjutnya dalam ayat ini juga dijelaskan tentang pendustaan ilmu ekonomi pembangunan setelah sekian lama mereka berasyik-
orang-orang kafir terhadap Isa al-Masih as. Sungguh beraneka ragam, asyik masyuk dengan kezaliman.84 Lebih jauh ibnu Khaldun
khususnya dari orang-orang Yahudi, tetapi juga ayat di atas menegaskan bahwa penindasan akan mengakhiri pembangunan dan
mencukupkan pendustaan tersebut pada ucapan mereka bahwa belian keberakhiran pembangunan akan dicerminkan dalam kelumpuhan
memperaktikkan sihir. Hal ini disebabkan, dalam syriat Yahudi seorang dan kehancuran Negara. Dan bahwa suatu penurunan dalam
yang memperaktikkan sihir dijatuhi hukuman mati, dan dengan dalih itu kemakmuran merupakan akibat langsung dan tidak terhindarkan
pulalah mereka berupaya membunuh Isa as. dari kezaliman dan pelanggaran.85 Ia menekankan, penindasan
Dalam al-Qur’an surah al-Taubah (9): 71, berkenaan dengan tidak hanya mengambil kekayaan dan hak milik orang lain tanpa
orang-orang mukmin yang harus saling tolong menolong Allah sebab atau tanpa kompensasi. Penindasan memiliki konotasi yang
menegaskan: lebih luas. Siapa pun yang merampas hak milik orang lain,
ِ ‫ﺾ ’ْﻣﺮو َن ِ ﻟْﻤﻌﺮ‬ ِ ِ ِ memaksanya bekerja berlawanan dengan kemauannya, mendakwa
‫وف َوﻳـَْﻨـ َﻬ ْﻮ َن‬ ُْ َ ُ ُ َ ٍ ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ أ َْوﻟﻴَﺎءُ ﺑَـ ْﻌ‬ ُ ‫ﺎت ﺑـَ ْﻌ‬
ُ َ‫و َ◌اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨُﻮ َن َواﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ‬ mereka secara tidak benar, atau menimpakan beban pada mereka
ِ
‫ﻚ‬َ ِ‫َ َوَر ُﺳﻮﻟَﻪُ أُوﻟَﺌ‬D‫ا‬
‫ﺼﻼةَ َوﻳـُ ْﺆﺗُﻮ َن اﻟﱠﺰَﻛﺎ َة َوﻳُ ِﻄﻴﻌُﻮ َن ﱠ‬ ‫ﻴﻤﻮ َن اﻟ ﱠ‬ُ ‫َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ َوﻳُﻘ‬ tanpa ada justifikasi dari shari’at, ia adalah seorang penindas.
Karenanya, Syekh Muhammad Abduh (w.1323/1905
ِ ‫ُ إِ ﱠن ﱠ‬D‫ا‬
ٌ ‫َ َﻋ ِﺰ ٌﻳﺰ َﺣﻜ‬D‫ا‬
‫ﻴﻢ‬ ‫َﺳ َ ْﲑ َﲪُ ُﻬ ُﻢ ﱠ‬ memandang kezaliman atau ketidakadilan, sebagai kemungkaran

Artinya:”Dan orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, sebagian mereka


82Ibnu Taimiyah, al-Hisbah fi al-Islam ( 1967), 94, terjemahan
menjadi penolong-penolong bagi yang lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf
oleh Mukhtar Khalan , Public Duties in Islam ( Institution of Hisbah,
dan mencegah yang munkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, 1982), 95
dan mereka taat kepada kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu 83Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Kairo: al-Makatabah al-Dhahirah,

1930/ Beirut: Dar al-Kutub al’Ilmiah 1993,287


84Umer Chapra, Islamic Economics Challenge ( 1992), 143-156 dan

168-169
85Ibnu Khaldun, Muqaddimah, 288
355 Quraish Shihab, jilid III, 289

162 39
yang paling buruk (aqbah al-munkarat) dalam kerangka nilai-nilai
Islam.86 Sayyid Qutb, melihat keadilan sebagai suatu isi pokok bagi
‫ِج اﻟْ َﻤ ْﻮﺗَﻰ‬ ِ ِِ ‫ئ اﻷ ْﻛﻤﻪَ واﻷﺑْـﺮ‬
ُ ‫ص — ْذِﱐ َوإ ْذ ُﲣْﺮ‬َ َ َ َ ُ ‫ﻓِ َﻴﻬﺎ ﻓَـﺘَ ُﻜﻮ ُن ﻃَْ ًﲑا —ِِ ْذِﱐ َوﺗُِْﱪ‬
ِ ‫ﺎت ﻓَـ َﻘ َ ﱠ‬ ِ َ‫ﻚ إِ ْذ ِﺟْﺌـﺘَـﻬﻢ ِ ﻟْﺒﻴِﻨ‬ ِ ِ
semua aspek kehidupan manusia, dalam kerangka ajaran agama ‫ﻳﻦ‬
َ ‫ﺎل اﻟﺬ‬ َّ ْ ُ َ ‫ﺖ ﺑَِﲏ إ ْﺳَﺮاﺋ‬
َ ‫ﻴﻞ َﻋْﻨ‬ ُ ‫—ِِ ْذِﱐ َوإِ ْذ َﻛ َﻔ ْﻔ‬
Islam. Dia menghimpun 284 ayat dalam al-Qur’an untuk
ِ ِ
menjelaskan konsep keadilan Islam.87 Sebab persaudaraan yang ٌ ِ‫َﻛ َﻔ ُﺮوا ﻣْﻨـ ُﻬ ْﻢ إِ ْن َﻫ َﺬا إِﻻ ﺳ ْﺤٌﺮ ُﻣﺒ‬
‫ﲔ‬
merupakan bagian yang integral dari konsep tauhid dan khilafah,
Artinya:” (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah
akan tetap menjadi konsep kosong, sekaligus tidak memiliki
nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan
substansi, jika tidak dibarengi dengan keadilan sosio-ekonomi.88
kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di
Karena keadilan adalah merupakan isi pokok maqasid ash-shari’ah,
waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu
sehingga mustahil masyarakat muslim, yang tidak mau menegakkan
Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah
keadilan itu, Islam dengan tegas dalam menegakkan tujuannya
pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa
menghapuskan semua bentuk kezaliman (zulm) dari masyarakat
burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk
manusia, yang merupakan istilah komprehensif Islam untuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah),
mengacu semua bentuk ketidakadilan, ketidakmerataan, eksploitasi, waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan
penindasan, dan kekeliruan, sehingga seseorang tidak memenuhi ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di
kewajibannya terhadap mereka.89 waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup)
Karena itulah Sayyid al-Maududi, memandang keadilan dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel
sebagai suatu kewajiban bagi semua masyarakat muslim, untuk (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu
menegakkan keadilan baik pada tingkat individu maupun mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu
masyarakat dengan tujuan menghapuskan semua bayangan orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan
ketidakadilan dari masyarakat, menciptakan suatu keseimbangan sihir yang nyata."354
86 Sayyid Rashid Rida, Tafsir al- Manar ( 1954), 45, vol 4. Lihat Dalam ayat ini menguraikan tentang Nabi Isa yang telah
juga Al-Maududi, Tafhimul Qur’an, tafsir dari ayat 25 surat 57 , al-Hadid, banyak diberi Allah kepadanya. Dengan firman-Nya: ‘ Hai Isa putra
322,
vol 5 Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu secara khusus seperti engkau
87Sayyid Qutb, al-‘Adalah al- Ijtima’iyyah fi al- Islam ( ed.6, 1964), dilahirkan tanpa ayah sehingga tidak mempunyai kewajiban untuk
34, terjemahan oleh John B. Hardie, Social Justice in Islam ( 1970), 29. mengabdi padanya, dan kepada ibumu yang yang dijadikan Allah sebagai
Lihat juga Adnan M. Musallam, Sayyid Qutb and Social Justice ( 1945-
1948, 1963), 322 wanita yang sangat terhormat dan suci, dan ingat juga nikmat ketika
88Lihat Sayyid Qut{b, al-‘Adalah al-Ijtima’iyah fi al- Islam, 1964
89Lihat Umer Chapra, Towards a Just Monetary System, 1985,27-28 354 QS, al-Maidah (5): 110

40 161
ِ
َ ‫ﻮل َﻣﺎذَا أُﺟْﺒـﺘُ ْﻢ ﻗَﺎﻟُﻮا ﻻ ِﻋ ْﻠ َﻢ ﻟَﻨَﺎ إِﻧ‬
‫ﻼم‬ dalam semua lini kehidupan dan membebaskannya dari ekstrimitas
ُ ‫ﺖ َﻋ‬
َ ْ‫ﱠﻚ أَﻧ‬ ُ ‫ُ اﻟﱡﺮ ُﺳ َﻞ ﻓَـﻴَـ ُﻘ‬D‫ا‬
‫ﻳـَ ْﻮَم َْﳚ َﻤ ُﻊ ﱠ‬
dan ekses-ekses, sehingga memungkinkan semua sektor
ِ ‫اﻟْﻐُﻴ‬
‫ﻮب‬ masyarakat mendapatkan hak dan tanggungjawabnya.90 Dengan
ُ
kata lain menurutnya, keadilan seharusnya memerlukan kesamaan
Artinya:” (Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah dalam setiap anggota masyarakat, contohnya kesamaan dalam
bertanya (kepada mereka): "Apa jawaban kaummu terhadap (seruan) menikmati hak kewarganegaraan. Akan tetapi dalam beberapa hal
mu?" Para rasul menjawab: "Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu); memang tidak harus ada kesamaannya, misalnya dalam kesamaan
sesungguhnya Engkau-lah yang mengetahui perkara yang gaib".352 mendapatkan upah dari hasil kerjanya, sebab ini tentunya harus
Dalam ayat-ayat yang lalu menjelaskan tentang ketentuan melihat kualitas dari manusianya. Dengan demikian apa yang telah
kesaksian manusia tentang wasiat atas manusia yang alin, maka dalam ditetapkan oleh Allah, bukanlah kesamaan dalam hak akan tetapi
ayat ini berbicara tentang kesaksian para rasul atas wasiat Allah swt perbandingan dan keseimbangan dalam hak tersebut. Dan dalam
terhadap seluruh manusia, karena memang ketentuan-ketentuan yang perintah ini tetntunya memerlukan agar setiap orang patut diberi hak
disampaikan oleh para Rasul adalah merupakan wasiat dari Allah swt. moral, sosial, ekonomi, undang-undang dan kewarganegaraan
Dalam hal ini al-Biqa’i sebagaimana dikutif Quraish ia menghubungkan dengan ikhlas
ayat ini dengan ayat-ayat sebelumnya dengan mengemukakan Berbicara tentang keadilan Baqir as-Sadr, me-
kandungan ayat yang lalu yang menyangkut penegakan kesaksian dan mandangnya sebagai hal penting bagi kaum muslimin, bukan
penahanan yang dilakukan untuk maksud tersebut hingga selesainya saja untuk menyambut seruan Islam kepada keadialan sosial,
segala yang berkaitan dengan kasus itu, termasuk rahasia yang berkaitan melainkan juga untuk memahami sepenuhnya implikasinya
dengan kewmatian, serta penekanan yang menyangkut sumpah dengan yang bermacam-macam.91 Bahwa sumber-sumber daya yang ada
sebab ini maka lahirlah juga penegakan kesaksian dihari kemudian.353 adalah bentuk amanah dari Allah dan manusia akan
Surah al-Maidah (5): 110 mempertanggungjawabkan dihadapan-Nya, maka tak ada opsi lain
kecuali menggunakannya dengan keadialan. Sebab al-Qur’an dan
ِ
‫ﻚ إِ ْذ‬ َ ِ‫ﻚ َو َﻋﻠﻰ َواﻟ َﺪﺗ‬ َ ‫ﻴﺴﻰ اﺑْ َﻦ َﻣ ْﺮَﱘَ اذْ ُﻛ ْﺮ ﻧِ ْﻌ َﻤ ِﱵ َﻋﻠَْﻴ‬ ِ ‫ﺎل ﱠ‬
َ ‫ ﻋ‬rَ ُD‫ا‬ َ َ‫إِ ْذ ﻗ‬ al-Sunnah menempatkan dengan tegas terhadap keadilan
ِ َ ُ‫وح اﻟْ ُﻘ ُﺪ ِس ﺗُ َﻜﻠِّﻢ اﻟﻨﱠﺎس ِﰲ اﻟْﻤﻬ ِﺪ وَﻛﻬﻼ وإِ ْذ ﻋﻠﱠﻤﺘ‬ menjadikannya sebagai salah satu tujuan shari’at, sebab
‫ﺎب‬َ َ‫ﻚ اﻟْﻜﺘ‬ ْ َ َ ْ َ َْ َ ُ ِ ‫ﻚ ﺑُِﺮ‬ َ ُ‫أَﻳﱠ ْﺪﺗ‬ persaudaraan yang menjadi salah satu tujuan pokok lainnya akan
‫ﲔ َﻛ َﻬْﻴـﺌَ ِﺔ اﻟﻄﱠِْﲑ —ِِ ْذِﱐ ﻓَـﺘَـْﻨـ ُﻔ ُﺦ‬ ِ ‫اﻹﳒﻴﻞ وإِ ْذ َﲣْﻠُﻖ ِﻣﻦ‬
ِ ّ‫اﻟﻄ‬
َ ُ
ِ
َ َ ْ ‫ْﻤﺔَ َواﻟﺘـ ْﱠﻮَراةَ َو‬
ِ
َ ‫َوا ْﳊﻜ‬
90Al-Maududi, Tafhimul al-Qur’an, tafsir ayat 25 dari surat 57 ( al-
352 QS, al-Maidah (5): 109 Hadid), 322, vol 5
353 Quraish Shihab, jilid III, 285 91Baqir as-Sadr, Iqtishaduna ( 1980), 303

160 41
menjadi hampa jika tidak diperkuat dengan keadilan dalam alokasi Artinya:“Itu lebih dekat untuk (menjadikan para saksi)
dan sumber-sumber daya yang diberikan.92 mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya,
Dalam hal keseimbangan / kesejajaran (al-‘Adl wa al- dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut
Ihsan) menurut Syed Naqvi bahwa, berkaitan dengan konsep akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah
kesatuan, dua konsep Islam al-‘adl wa al- Ihsan, menunjukkan suatu mereka bersumpah. Dan bertakwalah kepada Allah dan
keadaan keseimbangan dan kesejajaran social.93 Untuk menghidari dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk
kerancuan perlu pembaca catat, bahwa kata kesejajaran dalam buku kepada orang-orang yang fasik” 350
ini digunakan untuk menjelaskan makna al-‘adl dan al-Ih{san. Setelah menjelaskan ketentuan ayat tentang ahli dan juga saksi
Shadr menggunakan keseimbangan sosial untuk kata al-‘adl, tetapi dalam hal wasiat, maka ayat ini menjelaskan tentang hikmah dari
konotasinya lebih cocok pada konsep terkait dalam al-Qur’an yakni ketentuan tersebut, yakni bahwa itu, yakni ketentuan tentang wasiat
al-Mizan.). Lebih lanjut Naqvi mengemukakan, sebagai cita-cita dalam perjalanan dimana terjadi kematian, lebih dekat untuk menjadikan
sosial, prinsip keseimbangan / kesejajaran menyediakan penjabaran mereka yakni para ahli saksi mengemukakan persaksian sesuai keadaannya yang
yang komplit seluruh kebajikan dasar institusi sosial, hukum, politik, sebenarnya tanpa melebihkan atau mengurangi, didorong oleh rasa
ekonomi. Pada dataran ekonomi , prinsip tersebut menentukan takut kepada Allah atau, kalau bukan karena dorongan rasa takut kepada
konpigurasi aktivitas-aktivitas distribusi, konsumsi serta produksi Allah, maka paling tidak menjadikan mereka merasa takut akan
yang terbaik.94 Dijelaskan dalam firman Allah dalam surat al-Hasyr dikembalikan sumpahnya keapada ahli waris sesudah mereka bersumpah. Dan
(59): 7 Menurut Syed Naqvi dua ayat di atas menjadi jelas bahwa bila inin terjadi, nama baik mereka akan tercemar dihadapan umum.
berawal dari keadaan yang tidak sejajar, semua langkah harus Dan jika demikian itu halnya, maka bertaqwalah kepada Allah dengan
diambil untuk mencapai kesejajaran, hak orang miskin dan tertindas menunaikan wasiat, mengucapkan sumpah yang benar, dan dengarkanlah,
dikembalikan melalui pemerataan kekayaan dan penghasilan, dan yakni patuhilah semua perintahn-Nya, agar kamu mendapat petunjuk,
proses ini harus berkelanjutan. Dalam hal keseimbangan hidup dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.351
dalam ekonomi Islam dimaknai sebagai tidak adanya kesenjangan
dalam memenuhi kebutuhan berbagai aspek kehidupan. Antara
Surah al-Maidah (5), 109 kemabali Allah menegaskan:

92Umer Chapra, The Future of Economics: An Islamic Persepektive,(

UK. Islamic Foundation, 1420H/2000 M ), 56


93Lihat al-Qur’an surah, an-Nahl, 16: 90
94 Untuk penjelasan secara detail, lihat, Syed Nawab Haidar

Naqvi. Ethics and Economics: an Islamic Synthesis, 1981, 235 dan lihat juga, 350 QS, al-Maidah (5): 108
dalam Islamics Economics and Society. 1994, 156 351 Quraish Shihab, jilid III, 284

42 159
demikian tentulah termasuk orang-orang yang menganiaya aspek pisik dan mental, material dan spiritual, individu dan social,
diri sendiri". 348 masa kini dan masa depan, dunia dan akhirat.95 Dalam arti sempit,
Dalam ayat ini Allah memberikan tuntunan jika ternyata oleh dalam hal kegiatan sosial, keseimbangan bermakna terciptanya
penguasa atau ahli waris dinyatakan bahwa kedua orang yang situasi di mana tidak ada suatu pihak pun yang merasa dirugikan,
bersumpah sebelum ini berbohong, yakni jika ditemukan secara sengaja atau kondisi saling ridha (‘an taradhin). Hal inilah yang kemudian
atau kebetulan bahwa keduanya, yakni saksi-saksi itu, memperbuat dosa disebut sebagai keseimbangan pasar, di mana kondisi saling ridha
dengan berbohong dalam hal persaksian mereka, maka dua orang yang terwujud antara pembeli dan penjual.96
lain yakni dua orang di antara ahli waris, yang berhak dan yang lebih dekat Adiwarman Karim menegaskan, bahwa Allah adalah
kepada orang yang meninggal untuk menempati tempat keduanya yang pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifat-Nya adalah adil. Dia
ditemukan berbuat dosa itu. Kedua orang ini mengajukan tuntutan, lalu tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara
keduanya bersumpah dengan nama Allah: “Sesungguhnya persaksian kami, yakni zalim.97 Lebih lanjut Adiwarman menerangkan bahwa, konsep adil
sumpah kami yang berbeda kandungannya dengan persaksian kedua
95 Lihat al- Qur’an surah, al-Mulk, 67: 3-4, dan al-Qur’an surah,
orang sebelum kami, lebih haq yakni lebih layak diterima daripada
ar-Rum, 36: 40
kesaksian kedua saksi itu karena persaksian mereka hany secara lahiriah 96 Lembaga Pusat Pengembangan Pengkajian Ekonomi
dan formal sedangkan persaksian kami secara lahir dan batin, formal (P3ED), Ekonomi Islam, 69. Dalam hal segala bentuk perdagangan
Rasulullah memberlakukan dengan sangat tegas, dan beliau menjaga
dan material, kesemuanya sesuai dengan kenyataan, dan kami dengan semua bentuk perdagangan yang mempunyai ciri-ciri keadilan dan
sumpah kami ini tidak melanggar batas, yakni tidak mengada-ada dengan kesamarataan bagi semua pihak, dan juga melarang segala bentuk
menuduh kedua saksi yang lalu berbohong dalam sumpah ataupun perdagangan yang tidak adil, ataupun yang mendorong kepada
pertengkaran dan keributan dalam perdagangan (mirip dengan perjudian,
kesaksian mereka, sesungguhnya kalau demikian, yakni melampaui batas ataupun perdagangan yang mengandung unsure riba dan tipu muslihat,
dan mengada-ada, tentulah termasuk orang-orang yang zalim yang bahkan beliau melarang bentuk perdagangan yang menyebabkan
keuntungan bagi seseorang akan tetapi berakibat merugikan bagi orang
menganiaya diri sendiri dan orang lain.349
lain. Salah satunya adalah bentuk Talaqqi-Jalb yang menyebabkan
Sedangkan dalam surah al-Maidah (5), 108 Allah berfirman: berlakunya kegiatan pasar gelap dan pengambilan keuntungan secara
berlebihan dan yang menyamai hal ini adalah bai’-ul- Hazir Libad. Kedua

‫ﱠﻬ َﺎدةِ َﻋﻠَﻰ َو ْﺟ ِﻬ َﻬﺎ أ َْو َﳜَﺎﻓُﻮا أَ ْن ﺗـَُﺮﱠد أ َْﳝَﺎ ٌن ﺑـَ ْﻌ َﺪ‬ ِ
َ ‫ﻚ أ َْد َﱏ أَ ْن َ’ْﺗُﻮا ِ ﻟﺸ‬
cara tersebut lebih mirip kepada perjuadian. Perdagangan lain yang mirip
َ ‫ذَﻟ‬ dengan perjudian adalah Bai’- Munabazah, Bai’- Habl-il-Hubla, Bai’-ul-
Husat. Diantara perdagang yang mengandung tipu muslihat ialah Misoat,
‫ﲔ‬ ِِ ِ ‫ِِ ْﻢ َواﺗﱠـ ُﻘﻮا ﱠ‬W‫أ َْﳝَﺎ‬
َ ‫ُ ﻻ ﻳـَ ْﻬﺪي اﻟْ َﻘ ْﻮَم اﻟْ َﻔﺎﺳﻘ‬D‫ا‬ ‫اﲰَﻌُﻮا َو ﱠ‬
ْ ‫َ َو‬D‫ا‬ Bai’-ul-Kali- Bil- Kali, yang membawa pada konflik dan keributan. Semua
hal tersebut dilarang oleh Rasulullah, termasuk larangan penimbunan
bahan makanan dan memonopoli barang yang berguna untuk umum. Hal
tersebut dapat dibaca dalam buku Afzalur Rahman, Economic Doctrines of
348 QS, al-Maidah(5): 107 Islam, 88
349 Quraish Shihab, jilid III, 283 97 Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, 54

158 43
bukan semata- mata monopoli ekonomi Islam. Kapitalisme dan mereka, kemudian dalam ayat selanjutnya Allah menjelaskan tentang
sosialisme juga memiliki konsep adil. Dalam kapitalisme konsep aneka ketentuan agama, maka dalam ayat selanjutnya Allah menutup
adil adalah anda dapat apa yang anda upayakan (you get what you tuntunan tuntunan-Nya dengan mengingatkan tentang kematian serta
deserved) dan sosialisme memaknai adil adalah sama rata sama rasa. tuntunan wasiat, karenanya ayat ini menyeru kepada orang-orang yang
Dengan kata lain bahwa, konsep adil itu adalah dilarangnya berbuat beriman: Hai orang-orang yang mengaku beriman, persaksian diantara kamu
tadlis.98 menurutnya tadlis didefinisikan sebagai ‘ a teraction which apabila tanda-tanda dekatnya kematian telah hadir kepada salah seorang kamu,
part of information is unknown to one party because of hiding bad sedang dia akan berwasiat, adalah bahwa persaksian wasiat itu oleh dua orang
information by another party” yakni suatu transaksi yang sebagian beriman yang adil di antara kamu, wahai kaum beriman, atau dua orang selain
informasinya tidak diketahui oleh salah satu pihak karena kamu, yakni yang berlainan agama dengan kamu jika kamu tidak
disembunyikannya informasi buruk oleh pihak lainnya. menemukan yang wajar menjadi saksi dari umat yang seagama dengan
Dari uraian di atas jelaslah yang dilarang bukanlah menjual kamu, misalnya jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa
barang yang cacat, tapi larangan itu dengan menyembunyikan musibah dengan hadirnya tanda-tanda kematian.347
kecacatan itu, sehingga informasi yang dimiliki oleh para pihak
tidak simetris (assymmetric information)
Surah al-Maidah (5), 107Allah menyebutkan:
Dalam konsep kapitalisme keadilan, seorang kaya
‫ﻳﻦ‬ ِ‫ِ ﱠ‬ ِ ‫ُﻤﺎ اﺳﺘَﺤﻘﱠﺎ إِْﲦًﺎ ﻓَﺂﺧﺮ ِان ﻳـ ُﻘ‬W‫ﻓَﺈِ ْن ﻋﺜِﺮ ﻋﻠَﻰ أَ ﱠ‬
merupakan cerminan hasil upayanya sendiri, sebaliknya seorang
miskin juga hasil dari upaya sendiri. Maka dalam konsep
َ ‫ﻮﻣﺎن َﻣ َﻘ َﺎﻣ ُﻬ َﻤﺎ ﻣ َﻦ اﻟﺬ‬ َ َ ََ َ ْ َ َ َُ
kapitalisme klasik, bukanlah menjadi kepentingan orang kaya untuk ‫ِِ َﻤﺎ َوَﻣﺎ‬t‫َﺣ ﱡﻖ ِﻣ ْﻦ َﺷ َﻬ َﺎد‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ ﻟَ َﺸ َﻬ َﺎدﺗـُﻨَﺎ أ‬D‫اﻷوﻟَﻴَﺎن ﻓَـﻴُـ ْﻘﺴ َﻤﺎن ِ ﱠ‬
ْ ‫اﺳﺘَ َﺤ ﱠﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ُﻢ‬
ْ
memperhatikan orang miskin, juga bukan merupakan hak bagi si ِِ ِ
miskin untuk meminta pada orang kaya. Berbeda dengan konsep
‫ﲔ‬َ ‫ إِذًا ﻟَﻤ َﻦ اﻟﻈﱠﺎﻟﻤ‬i‫ْاﻋﺘَ َﺪﻳْـﻨَﺎ إِ ﱠ‬
Artinya:” Jika diketahui bahwa kedua (saksi itu) memperbuat dosa,
98 Tadlis timbul dari pertukaran sector riil, yaitu antara ‘ayn
(barang atau jasa) dengan dayn (uang atau surat berharga), atau bisa juga
maka dua orang yang lain di antara ahli waris yang berhak
antara ‘ayn dengan ‘ayn. Pertukaran antara barang dengan barang, jasa yang lebih dekat kepada orang yang meninggal (memajukan
dengan jasa, atau barang dengan jasa,, barang dengan uang, barang tuntutan) untuk menggantikannya, lalu keduanya bersumpah
dengan surat berharga, tukaran uang denga ayam), maka harus ada hak
kepastian hak dan kewajiban masing-masing pihak, yakni kepastian dengan nama Allah: ‘Sesungguhnya persaksian kami lebih
bahwa uangnya palsu, kepastian bahwa ayamnya sesuai dengan yang layak diterima daripada persaksian kedua saksi itu, dan
diakadkan dari segi kualitas, kuantitas, harga, dan waktu penyerahan, kami tidak melanggar batas, sesungguhnya kami kalau
dengan kata lain apabila kepastian itu diganti dengan penipuan terhadap
salah satu hal di atas, maka ia digolongkan dengan tadlis. Keterangan ini
dapat dibaca dalam Adiwarman Karim,Ekonomi Mikro Islami, 70 347 Quraish Shihab, jilid III, 279

44 157
Sedangakan dalam surah al-Maidah (5), 106 Allah menegaskan: sosialisme klasik, kekayaan adalah hak semua orang dan tidak
seorangpun mempunyai hak lebih besar dari yang lainnya. Dari
‫ﲔ اﻟْ َﻮ ِﺻﻴﱠ ِﺔ‬ ِ ‫ أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا َﺷﻬﺎدةُ ﺑـﻴﻨِ ُﻜﻢ إِذَا ﺣﻀﺮ أَﺣ َﺪ ُﻛﻢ اﻟْﻤﻮ‬r
َ ‫تﺣ‬ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َْ َ َ َ َ َ َ konsep kapitalisme dan sosialisme tersebut, jelas bertentangan
ِ ِ ٍ
َ ‫آﺧَﺮ ِان ﻣ ْﻦ َﻏ ِْﲑُﻛ ْﻢ إِ ْن أَﻧْـﺘُ ْﻢ‬ ِ dengan konsep Islam, sikaya berhak menjadi kaya karena usahanya,
‫ض‬ ِ ‫اﻷر‬ْ ‫ﺿَﺮﺑْـﺘُ ْﻢ ِﰲ‬ َ ‫اﺛْـﻨَﺎن ذَ َوا َﻋ ْﺪل ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ أ َْو‬ selama tidak menzalimi orang lain, dan didalam harta kekayaan
‫ إِ ِن‬D ِ‫ﺎن ِ ﱠ‬ ِ ‫ُﻤﺎ ِﻣﻦ ﺑـﻌ ِﺪ اﻟ ﱠ‬W‫ﻮ‬
ِ ‫ﻼة ﻓَـﻴـ ْﻘ ِﺴﻤ‬ ِ ِ
َ ُ ‫ﺼ‬ ْ َ ْ َ َ ‫َﺻﺎﺑـَْﺘ ُﻜ ْﻢ ُﻣﺼﻴﺒَﺔُ اﻟْ َﻤ ْﻮت َْﲢﺒِ ُﺴ‬ َ ‫ﻓَﺄ‬ tersebut terdapat hak orang lain yang harus dikeluarkan.99
Sebagaimana diungkapkan oleh imam Al- Ghazali, bahwa motivasi
‫ إِذًا‬i‫ِ إِ ﱠ‬D‫ا‬‫ْارﺗَـْﺒـﺘُ ْﻢ ﻻ ﻧَ ْﺸ َِﱰي ﺑِِﻪ َﲦَﻨًﺎ َوﻟَ ْﻮ َﻛﺎ َن ذَا ﻗُـ ْﺮَﰉ َوﻻ ﻧَﻜْﺘُ ُﻢ َﺷ َﻬ َﺎدةَ ﱠ‬ pedagang adalah meraih keuntungan, namun keuntungan ini
ِِ ِ haruslah mencakup keuntungan dunia dan akhirat.
‫ﲔ‬َ ‫ﻟَﻤ َﻦ اﻵﲦ‬
3. Konsep Islam Mengenai Kebajikan
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu
Kebajikan dimaksudkan tingkah laku yang baik, jujur
menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka
simpatik, bekerjasama, pendekatan dan berprikemanusian, dan
hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di
ikhlas, mementingkan orang lain dan menjaga hak orang lain. 100
antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan
Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan. 101 dan
kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu
janganlah kamu mengabaikan keutamaan diantara kamu102 tidak
kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi
ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula103 dan berbuat baiklah
itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka
kamu sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu.104
keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-
ragu: "(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini
dengan harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang),
walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami
99 Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, 55
menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami
100Nejatullah Siddiqi, The Economic Interprise in Islam, (
kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang Lahore:Islamic Publication Ltd, 1979), 68. Lihat juga Abul A’la al-
berdosa".346 Maududi, Economic Ploblem of Man and its Islamic Solution, 1955, 178
101Lihat al-Qur’an surah, an-Nahl : 90 dalam menerangkan ayat
Setelah Allah mengecam orang-orang jahiliyyah yang ini Quraish Shihab menyatakan bahwa, seseorang yang adil itu yaitu
membangkang tidak mau mengikuti tuntunan agama serta tidak mau berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang ganda,
penempatan sesuatu pada tempat yang semestinya
meninggalkan adat istiadat mereka yakni mengikuti cara nenek moyang 102 Lihat al- Qur’an surah, al-Baqarah 2:237
103 Lihat al-Qur’an surah, al-Rahman :60
346 QS. al-Maidah(5): 106 104 Lihat al-Qur’an surah, al-Qasas: 77

156 45
Dalam al-Qur’an surah al-Taubah (9): 71 Artinya: “Hai orang orang yang beriman, jagalah diri kamu; tiadalah orang-orang
 yang sesat dapat memberi mudharat kepada kamu apabila kamu telah
 mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semua, lalu
  Dia akan menerangkan kepada kamu apa yang telah kamu
   kerjakan.”344
 Muhammad Sayyid Thanthawi, menerangkan bahwa pesan
  ayat ini menyatakan, “wahai orang-orang beriman, kalau kalian telah
  melaksanakan kewajiban kalian, ketika itu tidak akan menderita
  mudharat dari siapa pun yang lalai melaksanakan kewajibannya.’ Dan
  tentu saja, salah satu kewajiban umat Isalm adalah melaksakan amar
   ma’ruf dan nahi munkar , karena seseorang tidak dapat dinamai telah
  meraih petunjuk menuju kebenaran bila ia mengabaikan kewajiban
     diatas, sejalan dengan kandungan surah al’ashr, yang menilai seseorang
  tetap masih berada dalam kerugian kendati dia telah beriman dan
beramal saleh tetapi belum wasiat-mewasiati, yakni ingat-mengingatkan
Artinya: ”Dan orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, tentang la-haq (kebenaran) dan ash-shabr (kesabaran) dan ketabahan.345
sebagian mereka menjadi penolong-penolong bagi yang Sementara itu ‘Abdullah al-Mubarak sebagaimana dikutif ar-
lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang Razi, menyatakan bahwa ayat ini adalah ayat yang paling kukuh dalam
munkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menetapkan kewajiban ‘amar ma’ruf dan nahi munkar, khususnya antar
mereka taat kepada kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka umat Islam. Melaui ayat ini juga. “ Allah menyatakan: ‘alaikum
itu akan dirahmati Allah; sesungguhnya Allah anfusakum/ jagalah diri kamu yakni orang-orang yang seagama dengan
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.105 kamu, orang-orang kafir tidak akan mengakibatkan mudharat atas
Dalam ayat ini Allah menguraikan keadaan orang-orang kamu, sehingga makna penggalan ayat ini adalah: Hendaklah kamu
mukmin yang bertolak belakang dengan keadaan orang-orang nasihat-menasihati, saling menganjurkan untuk berbuat kebajikan, dan
munafik. Sekaligus sebagai dorongan bagi orang munafik dan saling menjauhkan dari perbuatan buruk dan dosa.
selain mereka agar tertarik mengubah sikap buruk mereka. Dan
orang-orang mukmin yang mantap imannya dan terbukti
344 QS, al-Maidah (5) : 105
105 QS, at-Taubah ( 9): 71 345 Quraish Shihab, jilid III, 272

46 155
Adat kebiasaan yang mereka yakini sebagai ajaran agama itu kemantapannya melalui amal-amal saleh mereka, lelaki dan
membudaya dan menadrah daging dalam diri dan benak mereka perempuan, sebagian mereka dengan sebagian yang lain, yakni
sehingga, dan apabila dikatakan kepada mereka oleh siapapun walaupun menyatu hati mereka, dan senasib serta sepenanggungan mereka
oleh Tuhan melalui wahyu-wahyu yang diturunkan melalui Nabi-nabi- sehingga sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang
Nya: “ Marilah meningkat ketingkat yang tinggi menuju kepada , yakni lain dalam segala urusan dan kebutuhan mereka. Bukti kemantapan
mengikuti dan melaksanakan, apa yang diturunkan Allah berupa atjaran iman mereka adalah mereka menyuruh melakukan yang ma’ruf,
agama dan menuju kepada Rasul, yakni mengikuti beliau dalam segala apa mencegah perbuatan yang munkar, melaksanakan shalat dengan
yang beliau sampaikan menyangkut tuntunan Allah serta meneladani khusuk dan bersinambung, menunaikan zakat dengan sempurna,
beliau. “ Mereka menjawab: Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya menyangkut segala
bapak-bapak kami mengerjakannya.”342 tuntunan-Nya. Mereka itu pasti akan dirahmati Allah dengan rahmat
Kata ta’aalau terambil dari kata ‘uluww yakni tinggi. Karena itu khusus; sesungguhnya Allah Mahaperkasa tidak dapat dikalahkan
kata tersebut memberi isyarat bahwa panggilan Allah kepada umat atau dibatalkan kehendak-Nya oleh siapa pun lagi Mahabijaksana
manusia agar mengikutin tuntunan-tuntunan-Nya menjdikan manusia dalam semua ketetapan-Nya.106
berada pada jurang kenistaan dan kehinaan. Sedangkan kata laayahtaduun Dalam al-Qur’an surah al-Hujurat (49):10.
‫ َﻟ َﻌ ﱠﻠ ُﻜ ْﻢ‬v ْ َ ‫ِﺇ ﱠﻧ َﻤﺎ ْﺍﻟ ُﻤﺆْ ِﻣ ُﻨﻮﻥَ ِﺇ ْﺧ َﻮﺓ ٌ َﻓﺄ‬
َ ‫ﺻ ِﻠ ُﺤﻮﺍ َﺑﻴْﻦَ ﺃَﺧ ََﻮ ْﻳ ُﻜ ْﻢ َﻭﺍﺗﱠ ُﻘﻮﺍ ﱠ‬
(merekla tidak mendapat petunjuk yakni tidak mampu memanfaatkannya
karena mata hati mereka telah demikian kotor.343
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam ayat ini Allah sangat َ‫ﺗُ ْﺮ َﺣ ُﻤﻮﻥ‬
mengecam tindakan dan pola kehidupan orang-orang jahiliyyah tentang Artinya:”Sesungguhnya orang -orang mukmin adalah (bagaikan)
pandangan hidup serta adat istiadat mereka, karen ini sangatlah bersaudara kaerena itu damaikanlah antara kedua saudara
bertentangan dengan nilai-nilai petunjuk Ilahi, ilmu pengetahuan serta kamu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
akal sehat. mendapat rahmat.”107
Surah al-Maidah (5), 105 Allah berfirman: Dalam ayat ini, menurut Tabataba’i bahwa hendaknya kita
ِ‫ﱠ‬ menyadari bahwa firman Allah ”sesunguhnya orang-orang mukmin
‫ﺿ ﱠﻞ إِذَا ْاﻫﺘَ َﺪﻳْـﺘُ ْﻢ إِ َﱃ‬
َ ‫ﻀﱡﺮُﻛ ْﻢ َﻣ ْﻦ‬
ُ َ‫ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ أَﻧْـ ُﻔ َﺴ ُﻜ ْﻢ ﻻ ﻳ‬ َ ‫ أَﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﺬ‬rَ bersaudara” adalah merupakan ketetapan syari’at yang berkaitan
َِ ‫ِ ﻣﺮِﺟﻌ ُﻜﻢ‬D‫ا‬
‫ﲨ ًﻴﻌﺎ ﻓَـﻴُـﻨَﺒِّﺌُ ُﻜ ْﻢ ِﲟَﺎ ُﻛْﻨـﺘُ ْﻢ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن‬ dengan persaudaran antara orang-orang mukmin dan yang
ْ ُ َْ ‫ﱠ‬ mengakibatkan dampak keagamaan dan hak-hak yang ditetapkan

342 Quraish Shihab, jilid Iii, 270 106 Quraish Shihab, jilid V, 163
343 Quraish Shihab, jilid III, 271 107 QS, al-Hujurat ( 49): 10

154 47
oleh agama. Hubungan kekeluargaan antara anak, bapak, atau yang besar guna meraih kebajikan. Dengan demikian kedurhakaan yang
saudara, ada yang ditetapkan agama atau undang-undang serta terjadi semata-mata adalah karena ulah manusia sendiri.339
memiliki dampak dampak tertentu seperti hak kewarisan, nafkah, Sementara itu al-Biqa’i sebagaimana dikutif Quraish ia
keharaman kawin dan lain-lain dan adajuga yang ditetapkan hanya mengaitkan penyucian dan pengotoran serta keberuntungan dan
berdasarkan ketentuan umum (natural) yakni hubungan pertalian kerugian dengan hal-hal yang digunakan Allah dengan sumpah, bahwa
keturunan atau rahim.108 penyucian adalah upaya sungguh-sungguh manusia agar matahari
kalbunya tidak mengalami gerhana dan bulannya pun tidak mengalami
Dalam al-Qur’an surah al-Maidah (5): 2.
hal serupa. Maka ia harus berusaha agar siangnya tidak keruh dan tidak
َ ‫ﺸ ْﻬ َﺮ ْﺍﻟ َﺤ َﺮ‬
‫ﺍﻡ‬ ‫ َﻭﻻ ﺍﻟ ﱠ‬v ِ ‫ﺷ َﻌﺎ ِﺋ َﺮ ﱠ‬ َ ‫َﻳﺎ ﺃ َ ﱡﻳ َﻬﺎ ﱠﺍﻟﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣ ُﻨﻮﺍ ﻻ ﺗُ ِﺤ ﱡﻠﻮﺍ‬ pula kegelapannya bersinambung. Cara untuk meraih hal tersebut

َ ‫ﺁﻣﻴﻦَ ْﺍﻟ َﺒﻴْﺖَ ْﺍﻟ َﺤ َﺮ‬ ّ ِ ‫ْﻱ َﻭﻻ ْﺍﻟ َﻘﻼ ِﺋﺪَ َﻭﻻ‬ َ ‫َﻭﻻ ْﺍﻟ َﻬﺪ‬
adalah dengan memerhatikan hal-hal spiritual yang serupa dengan hal-
‫ﺍﻡ َﻳ ْﺒﺘَﻐُﻮﻥَ َﻓﻀْﻼ‬ hal material yang digunakan Allah bersumpah itu. Hal spiritual yang
‫ﻄﺎﺩُﻭﺍ َﻭﻻ َﻳﺠْ ِﺮ َﻣ ﱠﻨ ُﻜ ْﻢ‬ َ ‫ﺻ‬ ْ ‫ِﻣ ْﻦ َﺭ ِّﺑ ِﻬ ْﻢ َﻭ ِﺭﺿ َْﻮﺍ ًﻧﺎ َﻭﺇِﺫَﺍ َﺣ َﻠ ْﻠﺘُ ْﻢ َﻓﺎ‬ serupa dengan matahari adalah tuntunan kenabian. Semua yang
‫ﻋ ِﻦ ْﺍﻟ َﻤﺴ ِْﺠ ِﺪ ْﺍﻟ َﺤ َﺮ ِﺍﻡ ﺃ َ ْﻥ ﺗَ ْﻌﺘَﺪُﻭﺍ‬ َ ‫ﺻﺪﱡﻭ ُﻛ ْﻢ‬َ ‫َﺂﻥ َﻗ ْﻮ ٍﻡ ﺃ َ ْﻥ‬ ُ ‫ﺷﻨ‬ َ berkaitan dengan kenabian adalah cahaya yang benderang serta
kesucian yang mantap.340
ْ
‫ﺍﻹﺛ ِﻢ‬ َ ‫ﻋ َﻠﻰ ْﺍﻟ ِﺒ ِ ّﺮ َﻭﺍﻟﺘﱠ ْﻘ َﻮﻯ َﻭﻻ ﺗَ َﻌ َﺎﻭ ُﻧﻮﺍ‬
‫ﻋ َﻠﻰ‬ َ ‫َﻭﺗَ َﻌ َﺎﻭ ُﻧﻮﺍ‬ Dalam al- Qur’an surah al-Maidah (5):104-110
ِ ‫ﺷﺪِﻳﺪُ ْﺍﻟ ِﻌ َﻘﺎ‬
‫ﺏ‬ َ v َ ‫ﺍﻥ َﻭﺍﺗﱠﻘُﻮﺍ ﱠ‬
َ ‫ ِﺇ ﱠﻥ ﱠ‬v ِ ‫َﻭ ْﺍﻟﻌُﺪ َْﻭ‬ Surah al-Maidah (5), 104
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ِ ‫ وإِ َﱃ اﻟﱠﺮﺳ‬D‫ا‬ ِ ِ
iَ ‫ﻮل ﻗَﺎﻟُﻮا َﺣ ْﺴﺒُـﻨَﺎ َﻣﺎ َو َﺟ ْﺪ‬ ِ
melanggar syiar-syiar Allah, dan jangan (melanggar ُ َ ُ‫ﻴﻞ َﳍُْﻢ ﺗَـ َﻌﺎﻟَ ْﻮا إ َﱃ َﻣﺎ أَﻧْـَﺰَل ﱠ‬ َ ‫َوإذَا ﻗ‬
kehormatan) bulan-bulan Haram, jangan (mengganggu) ‫ أ ََوﻟَ ْﻮ َﻛﺎ َن آ َ ُؤُﻫ ْﻢ ﻻ ﻳـَ ْﻌﻠَ ُﻤﻮ َن َﺷْﻴـﺌًﺎ َوﻻ ﻳـَ ْﻬﺘَ ُﺪو َن‬iَ َ‫َﻋﻠَْﻴ ِﻪ آ َ ء‬
al-hadya dan al-qalaaid, dan jangan mengganggu para
pengunjung Baitullah sedang mereka mencari karunia dan Artinya:”Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah menuju keapda apa
keridhaan dari Tuhan mereka. Apabila kamu telah yang diturunkan Allah dan menuju kepada Rasul.”Mereka menjawab:
bertahallul, maka berburulah. Dan janganlah sekali-kali “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami
kebencian pada suatu kaum karena mereka menghalang- mengerjakannya. “ Dan apakah walau-pun nenek moyang mereka itu tidak
halangi kamu dari masjid al-Haram, mendorong kamu mengetahui apa-apa dan tidak mendapat petunjuk?341
berbuat aniaya. Dan tolong menolonglah kamu dalam
kebajikan dan ketakwaan, dan jangan tolong menolong
339 Quraish Shihab, jilid XV, 348
108 Thabathaba’i, al-Mizan fi al-Tafsir al-Qur’an, jilid XVIII, 315- 340 Quraish Shihab, jilid XV, 349
316 341 QS, al-Maidah (5): 104

48 153
penyampaian Allah kepada manusia tentang sifat perbuatan apakah dia dalam dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
termasuk ketakwaan atau kedurhakaan, setelah memperjelas perbuatan kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-
yang dimaksud dari sisi substansinya sebagai perbuatan yang dapat Nya.“
menampung ketakwaan atau kedurhakaan.336
Sebagaimana diterangkan dalam surah asy-Syams (91): 9-10 Dalam menerangkan ayat ini Quraish bahwa potongan ayat,
yang berbunyi: Dan Tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan
‫ﺎﻫﺎ‬
َ ‫ﺎب َﻣ ْﻦ َد ﱠﺳ‬
َ ‫(وﻗَ ْﺪ َﺧ‬,)
َ ‫ﺎﻫﺎ‬َ ‫ﻗَ ْﺪ أَﻓْـﻠَ َﺢ َﻣ ْﻦ َزﱠﻛ‬ dan jangan tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran, ini
menurutnya adalah merupakan prinsip dasar dalam menjalin
Artinya:”Sungguh telah beruntunglah siapa yang menyucikannya dan sungguh kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan dan
merugilah siapa yang memendamnya.”337 ketakwaan.109
Dalam penggalan ayat ini menerangkan perincian yang
Setelah sebelumnya bersumpah dengan sekian banyak hal, dimulai dengan hal-hal yang berkaitan dengan haji dan umrah.
Allah berfirman menjelaskan apa yang hendak ditekan-Nya dengan Selanjutnya menurut Quraish bahwa ayat ini melarang kaum
sumpah-sumpah di atas, yaitu: Sungguh telah beruntunglah meraih segala muslimin menghalangi kaum musyrikin yang akan melaksanakan
apa yang diharapkannya siapa yang menyucikan dan mengembangkanya haji sesuai keyakinan mereka ini cukup menjadi bukti bahwa betapa
dengan mengikuti tuntunan Allah dan Rasul serta mengendalikan tinggi toleransi yang diajarkan Islam. Yang kemudian dilarang untuk
nafsunya dan sungguh merugilah siapa yang memendamnya, yakni memasuki kota Mekkah, larangan tersebut tidak lain hanya untuk
menyembunyikan kesucian jiwanya dengan mengikuti rayuan nafsu dan pertimbangan keamanan dan kesucian kota itu. Namun pendapat
godaan setan atau menghalangi jiwa itu mencapai kesempurnaan dan tersebut bertentangan dengan pendapat ar-Razi sebagaimana dikutip
kesuciaannya dengan melakukan kedurhakaan dan mengotorinya.338 Quraish ia mengatakan bahwa dalam ayat: para pengunjung
Sebagian ulama memahami ayat di atas dalam arti “ Baitullah yang dimaksud dalam ayat di atas adalah kaum muslimin,
telah beruntunglah manusia yang telah disucikan jiwanya oleh Allah bukan kaum musyrikin, dengan alasan larangan melanggar syiar-
dan merugilah dia yang dibiarkan oleh Allah berlarut dalam pengotoran syiar Allah pada awal ayat ini, pastilah yang disetujui oleh Allah
jiwanya.”Namun hal ini bertentangan dengan apa yang dikemukakan
sehingga ia tentu merupakan syiar kaum muslimin, bukan orang-
Quraish bahwa sebenarnya manusia diciptakan Allah memiliki potensi
orang musyrik. Demikian juga penggalan akhir ayat ini yang
menyatakan: “Mereka mencari karunia dan keridhaan Allah.”
336 Quraish Shihab, jilid XV, 298
337 QS, asy-Syams (91): 9-10
338 Quraish Shihab, jilid XV, 347 109 Quraish Shihab, jilid III, 9

152 49
Maka redaksi semacam ini wajar bagi orang muslim, bukan bagi Ayat ini mengisyaratkan tiga keistimewaan siapa yang
orang kafir.110 dilukiskan sifatnya disini. Pertama mereka yang hanya tidur sedikit di
waktu malam pada saat orang yang biasanya tidur. Ini mereka isi dengan
beribadah kepada Allah yakni dengan shalat tahajud. Yang kedua,
Dalam al-Qur’an surah al-Imran 112. setelah malam akan berakhir yakni menjelang subuh mereka

ِ ‫ﻋ َﻠ ْﻴ ِﻬ ُﻢ ﺍﻟ ِﺬّ ﱠﻟﺔُ ﺃَﻳْﻦَ َﻣﺎ ﺛُ ِﻘ ُﻔﻮﺍ ﺇِﻻ ِﺑ َﺤ ْﺒ ٍﻞ ِﻣﻦَ ﱠ‬


beristihgfar., ini menunjukkan betapa besar rasa takut mereka kepada
َ‫ َﻭ َﺣ ْﺒ ٍﻞ ِﻣﻦ‬v َ ‫ﺖ‬ ْ ‫ﺿ ِﺮ َﺑ‬
ُ Allah, kendati ibadah mereka sudah sedemikian banyak. Dan ketiga
َ‫ﻋ َﻠ ْﻴ ِﻬ ُﻢ ْﺍﻟ َﻤ ْﺴ َﻜ َﻨﺔُ ﺫَﻟِﻚ‬ ْ ‫ﺿ ِﺮ َﺑ‬
َ ‫ﺖ‬ ُ ‫ َﻭ‬v ِ ‫ﺐ ِﻣﻦَ ﱠ‬ ٍ ‫ﻀ‬ َ ‫ﺎﺱ َﻭ َﺑﺎ ُءﻭﺍ ِﺑ َﻐ‬ ِ ‫ﺍﻟ ﱠﻨ‬ adalah mewajibkan atas mereka sendiri pengeluaran harta di mana
ٍ ّ ‫ َﻭ َﻳ ْﻘﺘُﻠُﻮﻥَ ﺍﻷ ْﻧ ِﺒ َﻴﺎ َء ِﺑ َﻐﻴ ِْﺮ َﺣ‬v
‫ﻖ‬ ِ‫ﺕ ﱠ‬ ِ ‫ِﺑﺄ َ ﱠﻧ ُﻬ ْﻢ َﻛﺎ ُﻧﻮﺍ َﻳ ْﻜ ُﻔ ُﺮﻭﻥَ ِﺑﺂ َﻳﺎ‬ orang biasanya kikir mengeluarkan apa yang diwajibkan atasnya.334

َ‫ﺼ ْﻮﺍ َﻭ َﻛﺎ ُﻧﻮﺍ َﻳ ْﻌﺘَﺪُﻭﻥ‬ َ ‫ﻋ‬ َ ‫ﺫَﻟِﻚَ ِﺑ َﻤﺎ‬ Dalam al-Qur’an surah asy- Syams (91) 8-10, berkenaan
Artinya:”Mereka diliputi kenistaan di mana saja mereka berada, dengan ilham yang diberikan oleh Allah dengan firman-Nya:
kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah َ ‫ﻓَﺄَ ْﳍََﻤ َﻬﺎ ﻓُ ُﺠ‬
‫ﻮرَﻫﺎ َوﺗَـ ْﻘ َﻮ َاﻫﺎ‬
dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali Artinya:”Lalu Allah mengilhaminya kedurhakaan dan ketakwaannya.’335
mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi Kata ilham dipahami dari pengetahuan yang diperoleh
kerendahan. Yang demikian itu karena mereka mengkufuri seseorang dalam dirinya, tanpa diketahui pastinya darimana sumbernya.
ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan Ia serupa dengan rasa lapar. Ilham berbeda dengan wahyu, karena
yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka (selalu) wahyu walaupun termasuk pengetahuan yang diperoleh namun ia
durhaka dan melampaui batas.”111 diyakini bersumber dari Allah swt. Ibnu ‘Ashur sebagaimana dikutif
Dalam ayat ini dijelaskan keadaan orang-orang Yahudi Quraish memahami kata alhamaha dalam arti anugerah Allah yang
setiap waktu dan saat yang telah mendarah daging, membudaya, dan menjadikan seseorang memahami pengetahuan yang mendasar serta
melekat pada diri mereka. Yaitu bahwa: Mereka diliputi, menjangkau hal-hal yang bersifat aksioma bermula dengan
sebagaimana satu bangunan meliputi penghuninya, diliputi oleh keterdorongan naluriah kepada hal-hal yang bermanfaat, seperti
kenistaan, yakni ketundukan akibat kekalahan di mana saja mereka keinginan bayi menyusu,, dorongan untuk menghindari bahaya, dan
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada Allah, yakni ajaran lain-lain hingga mencapai tahap awal dari kemampuan meraih
agama-Nya, atau tunduk membayar jizyah (pajak) sebagai warga pengetahuan yang bersifat akliah. Menurut Tabataba’i sebagaimana
dikutif Quraish bahwa yang dimaksud dengan mengilhami jiwa adalah

110 Quraish Shihab, jilid III, 16 334 Quraish Shihab, jilid XIII, 333
111 QS Ali ‘Imran (3): 112 335 QS, asy-Syams ( 91): 8

50 151
Sementara itu dalam al-Qur’an surah al-Furqan (25): 67 Negara yang berhak memroleh keamanan setelah tunduk pada
menyangkut perbuatan seseorang yang menafkahkan hartanya, Allah pemerintah Islam dan tali dengan manusia, yakni pembelaan dari
menyebutkan: kelompok manusia, dan bersamaan dengan kenistaan itu, mereka
ِ ‫واﻟﱠ ِﺬﻳﻦ إِذَا أَﻧْـ َﻔ ُﻘﻮا َﱂ ﻳﺴ ِﺮﻓُﻮا وَﱂ ﻳـ ْﻘﱰوا وَﻛﺎ َن ﺑ‬ juga kemabali mendapat kemurkaan dari Allah, bukan hanya itu
‫ﻚ ﻗَـ َﻮ ًاﻣﺎ‬
َ ‫ﲔ ذَﻟ‬
َ ْ َ َ ُُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ tetapi ditambah lagi bahwa mereka diliputi sehingga tidak dapat
keluar dari kerendahan. Yang demikian itu, yakni sanksi-sanksi
Artinya:”Dan orang-orang ayng apabila bernafkah, mereka tidak berlebih-lebihan yang mereka alami ini karena mereka terus menerus mengkufuri
dan tidak (pula) kikir, dan adalah ia pertengahan antara keduanya”331 kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan
yang memang tidak dibenarkan. Yang demikian itu, yakni
Dalam menerangkan ayat ini Quraish ia mengatakan bahwa kekufuran dan pembunuhan, disebabkan mereka durhaka dan
setelah menyebut hubungan hamba-hamba Allah itu dengan makhluk melampaui batas, yakni akibat telah mendarah dagingnya sifat
dan Khaliq, kini dilukiskan sifat mereka menyangkut harta benda. Ayat melampaui batas dan kedurhakaan dalam diri mereka.112
di atas menyatakan bahwa: Dan mereka juga adalah orang-orang yang Berbicara tentang keadilan Jonh Rawls,113 menawarkan
apabila bernafkah yakni membelanjakan harta mereka, baik untuk
teori ‘justice as fairness’( Jonh Rawls Discribed in Ideal Society
dirinya, maupun atau keluarga orang lain, mereka tidak berlebih-lebihan,
thus ( each person is to have an equel right to the most extensive total
dan tidak pula kikir, dan adalah ia yakni pembelanjaan mereka
system of equal basic liberties compatible with a similar sytem of
pertengahan antara keduanya. Kata yusrifu terambil dari kata sarf yaitu
liberty for all. (2) Sosial and Economic Inequalities are to be
melampaui batas kewajaran sesuai dengan kondisi yang bernafkah dan
arraged so that they are both: (a) to the greatest benefit of the least
yang diberi nafkah. 332
advantaged, consistent with the just savings principle and (b)
Sebagaimana juga disebutkan dalam al- Qur’an surah adz- attached to offices and positions open to all under condition of fair
Dzariat (51): 19 yang berbunyi: equality of opportunity. Rawls berargumentasi bahwa liberty and
‫َوِﰲ أ َْﻣ َﻮاﳍِِ ْﻢ َﺣ ﱞﻖ ﻟِﻠ ﱠﺴﺎﺋِ ِﻞ َواﻟْ َﻤ ْﺤ ُﺮ ِوم‬ equality dapat dipadukan dalam prinsip keadilan, yaitu setiap orang
memiliki hak yang sama terhadap kebebasan asasi dan bila terjadi
Artinya:”Dan pada harta-harta mereka ada haq untuk yang meminta dan yang
ketidakadilan maka kaum yang tertindaslah yang harus diuntungkan
tidak mendapat bagian.”333
olehnya. Inilah yang harus tertanam dalam institusi-institusi sosial
bila keadilan sosial hendak diwujudkan (Justice is the first virtue of
331 QS, al-Furqan, (25): 67 112Quraish Shihab, jilid II, 225
332 Quraish Shihab, jilid IX, 353 113Jonh Rawls, A Theory of Justice (Harvard, M.A: Harvard
333 QS, adz-Dzariat (51): 19 Univercity Press, 1971), 302

150 51
social institutions, as truth is of systemof thought’ ungkapan Rawls kamu. Sesungguhnya, Allah lagi Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
tentang prioritas keadilan dalam program pokok setiap institusi. kepada manusia.”328
Latar teori Rawls adalah suatu masyarakat demokrasi konstitusional.
Konsep manusia di dalam teori itu adalah sosok warga Dalam keterangan ayat diatas, Dan demikian pula Kami telah
Negara rasional. Di dalam kontruksi politik semacam ini, pluralitas menjadikan kamu wahai ummat Islam ummatan wasatan/ummat pertengahan
nilai dan kedudukan sosial tidak menghalangi masyarakat untuk moderat dan teladan, sehingga dengan demikian keberadaan kamu
sampai pada kesepakatan tentang keadilan, karena setiap orang dalam posisi pertengahan itu, sesuai dengan posisi Ka’bah yang berada
diandaikan terdorong oleh keinginan etis untuk menghindar dari di pertengahan pula. Posisi pertengahan menjadikan manusia, tidak
kemungkinan dirugikan oleh suatu aransemen sosial. Itulah memihak ke kiri dan kanan, hal mana mengantar manusia untuk dapat
sebabnya setiap orang ingin dilindungi oleh prinsip keadilan yang berbuat adil. Posisi pertengahan menjadikan seseorang dapat dilihat
sama. 114 Sebab setiap orang yang ikut di dalam perjanjian sosial oleh siapapun dalam penjuru yang berbeda, dan ketika itu ia dapat
tetap bertumpu pada kedudukan primernya sebagai pemilik hak-hak menjadi tauladan bagi semua pihak. Posisi itu juga menjadikannya dapat
dasar). Dengan kata lain ia menyatakan bahwa, sistem sosial menyaksikan siapapun dan di manapun. Allah menjadikan ummat
hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga distribusi yang Islam pada posisi pertengahan agar kamu wahai ummat Islam, menjadi
dihasilkan akan dapat adil, dan untuk dapat mencapai tujuan ini, saksi atas perbuatan manusia yakni ummat yang lain. Tetapi ini tidak
maka penting untuk meletakkan proses sosial, ekonomi disekeliling bisa dilakukan, kecuali kalian menjadikan Rasul Saw. Syahid yakni saksi
yang menyaksikan kebenaran sikap dan perbuatan kamu dan beliau pun
masalah ekonomi, institusi politik, dan hukum yang memang sesuai,
kalian saksikan yakni kalian jadikan tauladan dalam segala tingkah laku,
sebab tanpa perencanaan dari institusi-instirusi yang tepat seperti ini,
ini yang dimaksud dari lanjutan ayat dan agar Rasul/Muhammad
maka hasil distributif tidak akan mencapai sebuah keadilan.115
menjadi saksi atas perbuatan kamu.329
Ibnu Katsir mengatakan bahwa ayat ini menerangkan
114Jonh Rawls, A. Theory of Justice, (Cambridge: Harvard ummataw wasatan yakni keadilan yang dituntut mereka yang menjadi
University Press Masschusetts, 1995),319
115Jonh Rawls, A. Theory of Justice, 352, lebih lanjut Rawls saksi pada Nabi Ibrahim pada hari qiyamat kelak untuk menjadi saksi
menjelaskan bahwa institusi-institusi dasar yang perlu diperhatikan bagi seluruh ummat.330
adalah: pertama-tama struktur dasar itu harus diatur oleh sebuah
konstitusi yang adil, yang menjamin kebebasan dari warga Negara yang
setara. Kebebasan berkeyakinan dan kebebasan berpikir yang dianggap
benar, sekaligus nilai keadilan dalam politik dipertahankan, kemudian
adanya kesamaan kesempatan yang adil, misalnya pemerintah
memberikan jaminan kesamaan dalam kesempatan pendidikan untuk 328 QS, al-Baqarah (2): 143
semua masyarakat, denagn cara mensubsidi sekolah-sekolah swasta, 329 Quraish Shihab, jilid I, 325
maupun dengan cara membuat sistem sebuah sekolah umum 330 Ibnu Katsir, jilid I, 226

52 149
agama, dan sebaginya. Maka ikatan itu telah menjdikan mereka satu Pemahaman yang utuh bagi seorang produsen, terhadap
ummat.326 pengembangan dan pelaksanaan prinsip keadilan menghasilkan
Ibnu Katsir dalam menerangkan ayat ini bahwa yang sistem nilai produksi yang memiliki implementasi sosial yang tinggi
dimaksud ayat ini adalah kaum salaf yang terdahulu dari bapak-bapak terhadap kehidupan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan
mereka para Nabi-nabi dan orang-orang shaleh. Menurut Qatadah kemandirian ekonomi. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam
sebagaimana dikutif oleh Ibnu Katsir bahwa yang dimaksud ayat ini Islam antara keadilan dan kebajikan selalu seiring dan sejalan, antara
yakni Nabi Ibrahim, Ismail dan Ishaq, Ya’quf serta keturunannya yang yang satu dengan lainnya saling keterkaitan dan saling melengkapi.
mereka itu menuruti apa yang diperintahkan oleh mereka.327
4. Prinsip Kemanusiaan (al-Insaniyyah)
Dalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2): 143 berkenaan dengan
saksi atas perbuatan seseorang, Allah menegaskan: Perinsip kemanusiaan, yang tak lain merujuk pada urgensi
eksistensi manusia dalam Islam adalah sebagai hamba Allah (‘Abd
‫ﻮل‬
ُ ‫ﱠﺎس َوﻳَ ُﻜﻮ َن اﻟﱠﺮ ُﺳ‬ ِ ‫ﻚ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ أُﱠﻣﺔً َو َﺳﻄًﺎ ﻟِﺘَ ُﻜﻮﻧُﻮا ُﺷ َﻬ َﺪاءَ َﻋﻠَﻰ اﻟﻨ‬ ِ
َ ‫َوَﻛ َﺬﻟ‬ al-Allah) dan khalifah di muka bumi ini (Khalifah fi al-Ard).
‫ﺖ َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ إِﻻ ﻟِﻨَـ ْﻌﻠَ َﻢ َﻣ ْﻦ ﻳـَﺘﱠﺒِ ُﻊ‬ ِ ً ‫َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ َﺷ ِﻬ‬
َ ‫ﻴﺪا َوَﻣﺎ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ اﻟْﻘْﺒـﻠَﺔَ اﻟﱠِﱵ ُﻛْﻨ‬
Identitas manusia menjadi penting karena kehidupan di dunia di
peruntukkan bagi manusia sebagai ajang untuk menguji- coba
‫ﻳﻦ َﻫ َﺪى‬ ِ‫ﱠ‬ ِ ِ ْ َ‫ﻮل ِﳑﱠﻦ ﻳـْﻨـ َﻘﻠِﺐ َﻋﻠَﻰ َﻋ ِﻘﺒَـْﻴ ِﻪ وإِ ْن َﻛﺎﻧ‬ tingkat keimanan dan ketakwaannya kepada Sang Pencipta.116
َ ‫ﺖ ﻟَ َﻜﺒﲑَةً إﻻ َﻋﻠَﻰ اﻟﺬ‬ َ ُ َ ْ َ ‫اﻟﱠﺮ ُﺳ‬ Sesungguhnya identitas manusia sebagai hamba dan wakil-Nya
ِ ٌ ‫ﱠﺎس ﻟَﺮء‬ ِ ‫ﻴﻊ إِﳝَﺎﻧَ ُﻜﻢ إِ ﱠن ﱠ‬ ِ ِ ‫ وﻣﺎ َﻛﺎ َن ﱠ‬D‫ا‬
‫ﻴﻢ‬
ٌ ‫وف َرﺣ‬ ُ َ ِ ‫َ ﻟﻨ‬D‫ا‬ ْ َ ‫ُ ﻟﻴُﻀ‬D‫ا‬ َ َ ُ‫ﱠ‬ mengandung kategori moral yang sangat mendalam. Identitas ini
mengarahkan manusia pada persaudaraan universal yaitu
Artinya:”Dan demikian Kami telah menjadikan kamu, ummatan wasathan agar merekaryasa bagi kesejahteraan ummat manusia.117 Dari kategori
kamu menjadi saksi (patron) atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul moral ini, prinsip kamanusiaan menjadi kunci untuk menggerakkan
(Muhammad) menjadi saksi (patron) atas (perbuatan) kamu. Dan
kegiatan produksi dengan tujuan mencipta kemanusiaan yang adil
Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblat kamu (sekarang)
dan sejahtera.
melainkan agar Kami mengetahui (dalam dunia nyata) siapa yang
Prinsip kemanusiaan adalah a) kewajiban manusia untuk
mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan
menyembah Allah swt. dan memakmurkan bumi.118 b) adanya
kiblat) itu terasa amat berat kecuali bagi orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman 116Mustafa Koilu, Islam and Its Quest for Peace, lihat, Justice and

Education ( Washington DC: The Council for Research in Values and


Philosophy, 2003), 78-79
117Nejatullah Siddiqi, Economics an Islamic Approach ( Michigan:
326 Quraish Shihab, jilid I, 315 Justice for Policy Studies, 2001), 71
327 Ibnu Katsir, jilid I, 222 118Lihat al-Qur’an surah, Hud: 61

148 53
perbedaan kapasitas dan kemampuan di antara manusia dimana ganjaran. Tidak ada yang dapat menanggung dosa orang lain. Jika
perbedaan itu merupakan ujian bagi manusia untuk meningkatkan demikian Dia adalah Pemilik dan Penguasa yang mutlak, dan karena itu
kemakmuran masyarakat.119 Dengan prinsip ini maka kegiatan hari kiamat pasti akan dating dan pengabdian harus tertuju kepada-Nya
produksi tidak semata-semata berkaitan dengan ekonomi yang semata. Bukti yang ketiga adalah ciri kehidupan duniawi.324
hanya mengejar keuntungan belaka, tapi merupakan wujud Sedangakan dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ( 2): 134 yang
pengabdian dan penyembahan manusia kepada Allah swt. serta menyangkut usaha seseorang yang harus dipertanggung jawabkannya,
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Disamping itu manusia Allah menerangkan:
juga mempunyai tugas untuk saling membantu antara sesama
dengan bekerja sama berdasarkan kemampuan dan kepandaian yang
‫ﺖ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ َﻣﺎ َﻛ َﺴْﺒـﺘُ ْﻢ َوﻻ ﺗُ ْﺴﺄَﻟُﻮ َن َﻋ ﱠﻤﺎ َﻛﺎﻧُﻮا‬
ْ َ‫ﺖ َﳍَﺎ َﻣﺎ َﻛ َﺴﺒ‬ َ ‫ﺗِْﻠ‬
ْ َ‫ﻚ أُﱠﻣﺔٌ ﻗَ ْﺪ َﺧﻠ‬
dipunyai oleh masing-masing. ‫ﻳـَ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن‬
Prinsip kemanusiaan berlaku secara universal.
Pemberlakuannya karena dipetik dari kata Islam sendiri yang Artinya:”Itu adalah umat yang telah berlalu; baginya apa yang telah
bermakna total surender ( sikap pasrah dan tunduk pada Tuhan).120 diusahakannya dan bagi kamu apa yan g sudah kamu usahakan, dan
Dengan demikian sikap tunduk dan patuh kepada ketentuan Tuhan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah
tidak hanya menjadi hak prerogatif ummat Islam. Ia menjadi mereka kerjakan.”325
tuntutan alamiah manusia di mana agama mengajarkan sikap tunduk Dalam potongan ayat ini yang menerangkan. Itu adalah
patuh ini, sehingga mampu menyatukan ummat manusia di bawah ummat yang telah berlalu. Kalau pandangan kita tentang mereka
cahaya agama. Disamping itu Islam adalah agama universal yang berbeda, maka biarlah demikian. Karena bagi ummat itu apa yang telah
diturunkan Allah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan diusahakannya . Mereka akan mendapatkan ganjaran dan balasan amal-
menyelamatkan kehidupan didunia dan di akhirat nanti.121 Dalam amal mereka dan kamu pun demikian; bagi kamu apa yang sudah kamu
kaitan dengan produksi prinsip kemanuasiaan diimplementasikan usahakan, dan atas dasarnya kamu akan memperoleh balasan, dan
secara luas diamana semua manusia mempunyai hak untuk kamu wahai Nabi Muhammad, bahkan siapa pun selain mereka, tidak
mengaktualisasikan kemampuan produktifnya untuk meningkatkan akan dimintai pertanggung jawaban tentang apa yang telah mereka
kerjakan. Ummat adalah semua kelompok yang diikat dengan satu
119Lihat al-Qur’an surah, al-An’am: 162
120Nurcholis
persamaan. Ikatan persamaan apa pun yang menyatukan makhluk
Majid, Islam Doktrin dan Peradaban ( Jakarta:
Yayasan Wakaf Paramadina, 1992), 426 hidup, manusia atau binatang, seperti jenis, suku, bangsa, ideology, atau
121Lihat pembahasan Nur Ahmad Fadhil Lubisn M, Financial

Activism Among Indonesio uslis” dalam Virginia Matheson Hooker and Amir
Saikal ( ed) Islamic Perspectives on the New Millenium ( Singapore: 324 Quraish Shihab, jilid IV, 362
ISEAS Publications, 2004), 97 325 QS, al-Baqarah, (2): 134

54 147
    kapasitas kesejahteraannya. Hal ini dikarenakan manusia
    mempunyai kebutuhan spesifik, menjadi pengelola dan mengambil
     manfaat dari sumber daya ekonomi, serta mampu mewujudkan
     keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.
   Implementasi prinsip kemanusiaan melahirkan
    konsekuensi sebagai berikut: a) Kegiatan produksi diarahkan untuk
  meningkatkan kesejahteraan manusia, bukan untuk sebagian orang
  saja. atau maximizing total welfare. b) Pengelolaan dan
   pemanfaatan sumber daya ekonomi menjadi hak semua manusia
 yang implementasinya dapat disusun oleh kebijakan masyarakat dan
Artinya:”Katakanlah apakah aku mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia negara. c) Kegiatan produksi merupakan manifestasi ketundukan
adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa hamba pada Tuhan-Nya sehingga menjadi ibadah bagi manusia. d)
melainkan (kemudharatannya) kembali kepada dirinya sendiri; dan Peningkatan kesejahteraan individu dan masyarakat menjadi tujuan
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kegiatan produksi yang berbasis kemanusiaan.122Sebab bila
kepada Tuhanmulah kamu kembali; lalu Dia akan memberitakan dikaitkan dengan tujuan dari ditetapkannya syari’at adalah memang
kepada kamu apa yang tadinya kamu perselisihkan.”323 bertujuan untuk memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup
Dalam ayat diatas kata wizr, pada mulanya berarti berat, dari perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda
makna ini lahir makna-makna baru seperti dosa, karena dosa adalah yang dimiliki, dengan kata lain apa saja yang menjamin
merupakan sesuatu yang dipikul manusia dikelak kemudian hari, terlindungnya lima perkara ini adalah maslahat bagi kehidupan
demikian juga dengan kata wazir, yakni mentri, karena tugas yang manusia dan yang memang dikehendaki.123 Memang basis dari
dipikulnya berat. Ayat ini dan ayat seterusnya menagdung tiga bukti syari’at itu adalah bertujuan menciptakan kemaslahatan.
yang sangat jelas tentang tauhid dan keniscayaan hari kemudian. Bukti Kemaslahatan yang tak lain terletak pada keadilan yang sempurna,
pertama melalui uraian tentang awal penciptaan, yakni bahwa segala rahmat, kesejahteraan, dan hikmah. Sebab apa saja yang menjadikan
sesuatu adalah ciptaan Allah, maka pastilah segala sesuatu wajib keadilan menjadi aniaya, rahmat menjadi kekerasan, kemudahan
menyembah-Nya dan pastilah Dia wajib wujud-Nya lagi Maha Esa.
Bukti kedua, yakni akhir kehidupan, yaitu kandugan ayat yang
menjelaskan bahwa semua akan kembali pada Allah untuk menerima
122Syed Nawab Haidar Naqvi, Ethic and Economic ( 1981), 64
323 QS, al- An’am (6): 164 123Imam Ghazali, al-Mustasfa, 1931 Vol I,139-140

146 55
menjadi kesulitan, dan hikmah menjadi kebodohan, maka hal (Mekkah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi
tersebut tidak ada kaitannya dengan syari’at.124 Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau.”320
5. Prinsip Kehendak bebas Bahwa ayat ini masih merupakan lanjutan dari ayat yang lalu,
yang bertujuan membakar semangat kaum muslimin untuk tampil
Dalam pandangan Islam, manusia terlahir memiliki
berjuang membela kebenaran dan kaum yang lemah. Dengan
kehendak babas, yakni dengan potensi menentukan pilihan diantara
menggunakan gaya pertanyaan yang mengandung kecaman sekaligus
pilihan-pilihan yang beragam. Karena kebebasan manusia tak
penafian, menurutnya ayat ini seakan-akan berkata: adalah alasan bagi
dibatasi dan bersifat voluntaris, maka ia juga memiliki kebebasan
kamu untuk terus menerus menghindar dari berjuang di jalan Allah,
untuk memilih yang salah.125 Untuk kebaikan diri manusia
atau apakah yang menjadikan kamu untuk tidak tampil berjuang untuk
sendirilah pilihan yang benar.126 Anugerah Tuhan bergantung pada meraih ganjaran yang disebutkan pada ayat yang lalu? Menurutnya kata
pilihan awal manusia terhadap yang benar.127 Dengan demikian, al-mustad‘afin yang secara harfiah berarti orang-orang yang diperlemah,
dasar etika kebebasan manusia bersumber dari anatomi pengambilan yang dipahami oleh sebagian ulama berarti orang-orang yang dianggap
pilihan yang benar. Karena Islam menurut Mannan, adalah tidak berdaya oleh masyarakat, yakni ketidakberdayaan yang telah
eksponen terbesar dari kebebasan hati nurani, maka dalam hal mencapai batas akhir. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka hanya
perbedaan pendapat disambut dengan baik.128 Sebab menurut dianggap tidak berdaya, tetapi mereka benar-benar tidak diberdayakan.
Mannan, bila dikaitkan dengan Negara Islam bahwa kesetiaan Menurut Quraish bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah kaum
hanyalah pada konstitusi dan kebenaran. muslimin yang dilarang untuk pergi berhijrah ke Madinah berdasarkan
Namun konsep Islam tentang kebebasan individu adalah perjanjian Hudaibiyah.321
bersifat relatif, artinya kebebasan itu terbatas, karena kebebasan yang Ibnu Katsir mengatakan bahwa ayat ini menjelaskan tentang
mutlak hanya milik Allah semata.129 Misalnya hak individu tidak kewajiban bagi setiap muslim untuk berjuang membela kaum
boleh berbuat semaunya terhadap kekayaan pribadinya. Pandangan mustadh’afin di Mekah baik laki-laki dan perempuan, menurutnya ayat
Islam tentang kebebasan manusia secara diametral, bertentangan ini senada dengan firman Allah yang berbunyi: allaziina yaquuuluna
dengan filsafat moral noncosequentialist libertarian, suatu akibat rabbanaa akhrijnaa min haa zihi al-qaryata. Yang dimaksud dengan qaryata
sosial yang tidak adil. Berlawanan dengan Islam, yang menekankan adalah kota Mekah.322
Dalam al-Qur’an surah, al-An’am (6): 164. Berkaitan dengan
124Ibnul Qayyim, al-Jauziyyah, I’lam al- Muwaqi’iin, 1955, 14, vol 3
125Syed
dosa seseorang, Allah berfirman:
Naqvi, Ethic and Economic, 42
126Lihat al-ur’an surah, Yunus, 10: 108
127Lihat al-Qur’an surah, al-Ra’du, 13: 11 320 QS, an-Nisa’ (4): 75
128M.A.Mannan, Islamic Economics Theory and Practice, 363 321 Quraish Shihab, jilid II, 485
129Lihat al-Qur’an surah, al-‘Alaq : 6-7 322 Ibnu Katsir, jilid II, 216

56 145
‫(أ َْو ِﻣ ْﺴ ِﻜﻴﻨًﺎ َذا َﻣ ْﱰَﺑٍَﺔ‬,) ‫ﻴﻤﺎ ذَا َﻣ ْﻘَﺮﺑٍَﺔ‬ِ
ً ‫ﻳَﺘ‬
pentingnya pengambilan pelajaran terhadap tindakan individu yang
tidak berbuat keadilan sosial. Sebab Islam selalu memperhatikan
Artinya:”Anak yatim yang ada hubungan kekerabatan atau orang miskin yang kesejahteraan kelompok-kelompok yang kurang beruntung.
sangat fakir
Ayat-ayat di atas adalah menjelaskan siapa-siapa yang
seharusnya mendapat prioritas untuk memeroleh makanan itu. Mereka
adalah anak yatim, anak belum dewasa yang telah wafat ayahnya dan 6. Prinsip Tanggung jawab (Fard)
yang serupa dengan mereka, yang ada hubungan kedekatan atau orang
Aksioma ini sangat erat kaitannya dengan prinsip kehendak
miskin yang sangat fakir yang sangat membutuhkan bantuan. Anak yatim
bebas, keduanya merupakan pasangan yang alamiah, tapi bukan
membutuhkan pelayanan secara terus menerus walaupun yang
bersangkutan memiliki harta yang banyak. Perhatian terhadap mereka berarati baik secara logis maupun praktis keduanya saling terkait,
harus tetap diberikan. Dengan kata lain bahwa perlayanan terhadap Islam menaruh penekanan pada konsep tanggung jawab, Islam
anak yatim dan orang terlantar walaupun dalam ayat hanya terbatas menetapkan keseimbangan yang tepat diantara keduanya, dengan ini
pada member makan, pada hakikatnya hal tersebut hanyalah sebagai peradaban modern akan ditentukan berdasarkan langkah
contoh dari pelayanan dan perlindungan yang diharapkan. Meraka juga pembatasan kebebasan individu secara tepat, sehingga konplik
membutuhkan pendidikan, pelayanan kesehatan dan rasa aman.319 inheren antara maksimalisasi kepentingan sendiri akan seimbangan
Dalam al-Qur’an surah al-Nisa (4) : 75. Berkenaan dengan dengan kebutuhan maksimalisasi kesejahteraan sosial.130 Garis
berjuang di jalan Allah yang berbunyi: pemisah antara individu dan masyarakat, harus bersifat ad hoc dan
bergeser dengan adanya perjalanan waktu.131
‫ﲔ ِﻣ َﻦ اﻟِّﺮ َﺟ ِﺎل َواﻟﻨِّ َﺴ ِﺎء‬ ِ ْ ‫ واﻟْﻤﺴﺘ‬D‫ا‬
َ ‫ﻀ َﻌﻔ‬
ِ
َ ْ ُ َ ‫َوَﻣﺎ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻻ ﺗُـ َﻘﺎﺗِﻠُﻮ َن ِﰲ َﺳﺒِ ِﻴﻞ ﱠ‬ Dalam hal tanggung jawab menurut Mannan bahwa, jelas
ِ ِِ ِ ِ‫ِ ﱠ‬
ْ ‫َﺧ ِﺮ ْﺟﻨَﺎ ﻣ ْﻦ َﻫﺬﻩ اﻟْ َﻘ ْﺮﻳَﺔ اﻟﻈﱠ ِﺎﱂ أ َْﻫﻠُ َﻬﺎ َو‬ َ ‫َواﻟْ ِﻮﻟْ َﺪان اﻟﺬ‬
‫اﺟ َﻌﻞ‬ satu-satunya pemerintahan yang diakui dalam Islam, adalah suatu
ْ ‫ﻳﻦ ﻳـَ ُﻘﻮﻟُﻮ َن َرﺑـﱠﻨَﺎ أ‬ pemerintahan yang representatif. Dan ini menunjukkan bahwa bagi
ِ ْ‫ﻟَﻨﺎ ِﻣﻦ ﻟَﺪﻧ‬
َ ْ‫اﺟ َﻌﻞ ﻟَﻨَﺎ ِﻣ ْﻦ ﻟَ ُﺪﻧ‬
ِ َ‫ﻚ ﻧ‬
‫ﺼ ًﲑا‬ ْ ‫ﺎ َو‬j‫ﻚ َوﻟﻴ‬ َ ُ ْ َ 130Syed Naqvi, Ethic and Economic, 46
131Banyak ahli keislaman menekankan sentralitas konsep
Artinya:”Mengapa kamu tidak mau berjuang di jalan Allah dan (membela)
tanggungjawab, Iqbal (1986) melihat tanggungjawab merupakan implisit
orang-orang yang lemah, baik laki-laki,wanita-wanita maupun anak- dalam fakta bahwa manusia adalah sebagai pemegang amanah sebagai
anak yang berdoa:Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini pribadi yang bebas. Shri’ati mendifinisikannya secara eksplisit, lihat juga
Ali (1922) tapi bahasannya agak sepihak dengan memberikan tekanannya
pada tanggungjawab daripada kebebasan, yang sama sekali tidak sejalan
dengan maksud Islam. Sebaliknya Baqir as-Sadr, (1982) membuat
319 Quraish Shihab, jilid XV, 331 penjabaran yang akurat tentang konsep tanggungjawab.

144 57
mereka yang terpilih dalam mengemban tanggung jawab Negara atau orang miskin yang sangat fakir yang sangat membutuhkan
harus mengembalikan amanah kepada para pemilik yang bantuan. 315
sebenarnya yaitu rakyat.132 Surah al-Balad (90); 13, jalan kebaikan itu diantaranya Allah
Pada tingkat yang logis kebebasan individu harus dibatasi, menyebutkan:
karena ketidakterbatasan kebebasan individu berarti
ketidakterbatasan tanggung jawab, yang merupakan suatu absurditas
‫ﻚ َرﻗَـﺒَ ٍﺔ‬
‫ﻓَ ﱡ‬
karena kedua pernyataan tersebut tidak bisa benar sekaligus pada Artinya: “Pelepaskan budak.”316
saat yang bersamaan. Konsepsi tanggung jawab dalam Islam secara Ayat sebelumnya mengisyaratkan pentingnya menelusuri jalan
konprehensif ditentukan (misalnya sebagai konsep ekonomi, mendaki. Maka ayat ini memberi gambaran tentang jalan itu, yakni
tanggung jawab tidak semata-mata direpresentasikan dengan adalah pelepaskan budak yakni memerdekakan budak atau
interdependensi fungsi kesejahteraan individu yakni dimana membebaskan orang yang terlilit oleh kesulitan atau penganiayaan.317
kesejahteraan individu secara langsung dipengaruhi oleh Surah al-Balad (90): 14 dengan jalan member makan pada
kesejahteraan individu lain, melainkan jauh lebih luas. yang kelaparan:
Ada dua aspek fundamental dari konsep tanggung jawab     
ini: Pertama tanggung jawab menyatu dengan setatus kekhalifahan  
manusia, keberadaannya sebagai wakil Tuhan di muka bumi, setatus
ini lebih merupakan sebutan yang bersifat potensial daripada suatu
keadan yang terwujud, ini memerlukan usaha yang sungguh- Artinya: “Atau pemberian makanan pada hari kelaparan.”318
sungguh dari manusia untuk bisa naik ketingkat yang agung ini
Setelah menerangkan perlunya pembebasan manusia dari
memerlukan dilakukannya perbuatan yang baik, yang berbentuk perbudakan dan segala bentuk penganiayaan atau dengan kata lain
memberi kepada orang miskin yang sangat membutuhkan, bahkan perlunya menegakkan perikemanusiaan, langkah kedua adalah upaya
manusia merelakan hartanya yang paling dia cintai.133 menyebarluaskan keadilan sosial, yakni dengan firman-Nya: Pemberian
Dengan demikian manusia telah dapat melindungi makanan pada hari kelaparan.
kebebasannya sendiri, khususnya dari ketamakan dan kerakusan Surah al-Balad (90): 15-16 , juga memberi makan pada anak
dengan melaksanakan tanggungjawabnya terhadap masyarakat. yatim:
Kedua, konsep tanggung jawab dalam Islam pada dasarnya bersifat
315 Quraish Shihab, jilid XV, 280-283
316 QS, al-Balad (90): 13
132M.A.Mannan, Islamic Economics Theory and Practice, 362 317 Quraish Shihab, jilid XV, 325
133Lihat al-Qur’an surah, al-‘Imran, (3): 92 318 QS, al-Balad (90): 14

58 143
sekumpulan manusia dalam arti yang luas yang terikat oleh pandangan sukarela dan tidak harus dicampuradukkan dengan pemaksaan
yang sama. 313 yang ditolak sepenuhnya oleh Islam. Dengan kata lain prinsip ini
memberikan suatu pengorbanan, dan ini bukan jenis pengorbanan
yang dipandang sebagai kesengsaraan. Tindakan memberi
Dalam al-Qur’an Surah al-Balad (90) : 12-14). dihubungkan dengan proses menjadi pribadi yang lebih baik.134
Surah al-Balad (90): 12 berkenaan dengan jalan kebaikan Allah Bukanlah suatu kebajikan tindakan seseorang yang mengisolasi diri
berfirman: untuk mencapai kemewahan, karena peningkatan kualitas manusia
dicapai dengan berbuat kebajikan.135 Al-Qur’an memperingatkan
ُ‫َوَﻣﺎ أ َْد َر َاك َﻣﺎ اﻟْ َﻌ َﻘﺒَﺔ‬ sikap seseorang yang tidak perduli dengan manusia lain. 136
Artinya:”Apakah yang menjadikannya mengetahui apakah jalan yang Namun ada hal-hal yang bukan merupakan tanggung jawab
mendaki.?’314 manusia. adalah sebagai berikut: Pertama, manusia tidak perlu
bertanggungjawab atas perbuatan orang lain.137 Kedua, orang tidak
Bahwa dalam ayat ini adalah mengajak dan mendorong
bertanggungjawab terhadap perbuatan nenek moyangnya di masa
ummat manusia agar memilih jalan kebaikan, kemudian diteruskan
dengan ayat yang mengatakan: Apakah yang menjadikanmu lalu.138 Dengan demikian manusia terbebas dari belenggu masalah
mengetahui apakah jalan yang mendaki itu lagi sukar? Engkau tidak yang tak relevan, manusia harus bersifat positif terhadap masa kini
akan dapat membayangkan betapa keagungan dan hakikatnya. Ayat- dan masa yang akan datang. Ketiga tanggung jawab manusia adalah
ayat ini memberikan gambaran tentang jalan itu yakni melepaskan seukuran dengan kemampuan yang ia miliki. Dalam beberapa
budak adalah memerdekakan budak atau membebaskan orang yang kasus manusia individu dibebaskan dari tanggungjawabnaya, karena
terlilit oleh kesulitan atau penganiayaan. Maka langkah selanjutnya ada yang lain yang lebih memiliki kemampuan daripada dirinya, ini
adalah upaya menyebarluaskan keadilan sosial, yakni pemberian disebut dengan fardu kifayah.139 Keempat, tanggung jawab seorang
makanan pada hari kelaparan. Kemudian ayat seterusnya menjelaskan manusia berakhir manakala kebebasan seorang manusia bermula.
siapa-siapa yang harus diberi prioritas untuk diberi makan itu, mereka Demikianlah paparan tentang prinsip-prinsip moral yang
adalah anak yatim,, yakni anak yang belum dewasa yang telah wafat harus ada baik dalam ekonomi Islam secara umum, maupun dalam
ayahnya dan yang serupa dengan mereka yang ada hubungan kedekatan
134 Lihat al-Qur’an surah, al-Shamsi, (91): 18
135 Lihat al-Qur’an surah,al-Balad, 90: 12-16
136 Lihat al-Qur’an surah,al-Nisa, 4: 75
137 Lihat al-Qur’an surah, al-An’am, 6: 164
138 Lihat al-Qur’an surah, al-Baqarah, 2: 134
313 Quraish Shihab ,jilid XV, 302-303 139Kurshid Ahmad, Studies in Islamc Economics (Leicester. U.K:
314 QS, al-Balad (90): 12 The Islamic Foundation, 1980), 126

142 59
produksi, menurut Mannan, maupun para ekonom muslim lainnya tanpa dasar ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari siapa pun yang
yang pada dasarnya hampir semua ekonom muslim itu menetapkan memiliki otoritas,baik secara langsung maupun tertulis. Bahkan dia
prinsip-prinsip yang sama dalam semua kegiatan yang berkenaan membantah setelah ilmu membuktikan kebatilan pandangannya atau
dengan perekonomian. Karena ekonomi Islam adalah merupakan membantah tanpa berdasar petunjuk, yakni hasil pengembangan nalar
alternatif pilihan khususnya bagi kaum muslim yang masih atau jiwanya yang suci dan objektif atau tanpa Kitab yang bercahaya ,
terombang- ambing karena selama ini yang banyak dianut di Negara yakni keterangan kitab suci yang dapat dijadikan pelita hidup serta
Indonesia khususnya adalah system ekonomi yang dipakai di negara memberi penerangan kepada kebenaran.311
Barat, ekonomi konvensional baik itu kapitalisme, sosialisme dan Dalam surah asy-Syams ayat 15
sistem welfare state yang banyak menjanjikan keuntungan
individual ( sistem kapitalisme) begitu juga dengan system
‫ﺎﻫﺎ‬
َ َ‫ﺎف ﻋُ ْﻘﺒ‬
ُ َ‫َوﻻ َﳜ‬
sosialisme yang juga menjanjikan hak milik bersama diatas hak Artinya:” Dia tidak takut akibatnya.”312
milik pribadi, system welfare state yang juga menawarkan Dalam hal ini Quraish menyatakan bahwa pada ayat
kepentingan sosiallah diatas segalanya. Namun system ini sampai sebelumnya menegaskan bahwa kerugianlah bagi seseorang yang
dengan saat ini masih belum mampu untuk menciptakan keadilan memendam potensi positifnya. Kemudian ayat ini memberi contoh
bagi umat seluruhnya serta mewujudkan kesejahteraan umat tentang mereka, yaitu seorang atau kelompok manusia yang tampil
manusia. Karenanya umat Islam harus mau dan mampu melakukan kedurhakaan atas restu kaumnya, kaum Tsamud telah
menciptakan system ekonomi yang memang selaras dengan ajaran mendustakan Rasul mereka yakni Nabi Shalih as. karena mereka
Islam sendiri. Bila kita melihat perekonomian pada masa Rasulullah mengotori jiwanya sehingga melampaui batas. Itu sangat jelas ketika
Saw. Rasulullah sendiri telah banyak memberikan contoh mereka menugaskan salah seorang si antara mereka lalu bangkit dia
bagaimana tentang mekanisme pasar, bahwa Rasulullah tidak terlalu yang ditugaskan itu dan yang merupakan orang yang paling celaka di
banyak mencampuri urusan pasar terkecuali bila ada hal-hal yang antara mereka untuk tampil mengganggu unta yang dijadikan Allah
membuat mekanisme pasar terganggu misalnya oleh pelaku sebagai mu’jizat Nabi Shalih as. Ayat ini menunjukkan bahwa msyarakat
spikulan, adanya penipuan dan manipulasi serta penimbunan barang. akan mengalami akibat dari kedurhakaan apa yang dilakukan oleh
Begitu juga dengan Ulama-ulama klasik seperti Ibnu Khaldun dan seseorang atau sekelompok dari anggotanya bila masyarakat itu merestui
Ibnu Taimiyah, dalam hal ini mereka juga menangatakan bahwa perbuatan seseorang atau sekelompok itu. Masyarakat adalah
pemerintah janganlah terlalu ikut campur dalam urusan mekanisme
pasar, sebab hal tersebut justru akan menimbulkan dampak stagnan
bagi para pengusaha itu sendiri, terkecuali bila terjadi hal-hal yang 311 Quraish Shihab, jilid X, 319
mengganggu jalannya pasar. 312 QS, asy-Syams (91): 15

60 141
Ayat di atas menyatakan: Dan Aku tidak menciptakan jin dan Karena itulah para penganut ekonomi diperlukan untuk tahu
manusia untuk satu manfaat yang kembali kepada diri-Ku. Aku tidak dan mengerti tentang perekonomian yang memang secara Islami,
menciptakan mereka melainkan agar tujuan atau kesudahan aktivitas yang didasarkan pada al-Qur’an dan as-sunnah yang memang
mereka adalah beribadah kepada-Ku. Lebih lanjut Quraish menyatakan merupakan pedoman bagi seluruh kaum muslimin, yang
bahwa ayat ini menggunakan bentuk pesona pertama (Aku) setelah ayat pemahamannya juga tidak hanya sekadar tahu dasarnya akan tetapi
sebelumnya menggunakan pesona ketiga (Dia / Allah). Ini bukan saja juga tahu apa yang dikandung dalam ayat maupun hadits tersebut,
menekankan pesan apa yang dikandungnya tetapi juga untuk karena yang selama ini kita pahami hanya sebatas bacaannya saja
mengisyaratkan bahwa perbuatan-perbuatan Allah melibatkan malaikat belum memahami kandungan yang sembenarnya. Karena itulah
atau sebab-sebab lainnya. Didahulukan penyebutan jin dari manusia menurut penulis diperlukan adanya suatu kajian yang menyangkut
sebab memang jin lebih dahulu diciptakan Allah daripada manusia.309 makna, fungsi serta kedudukan ayat-ayat dan hadits Rasulullah itu
Dalam al- Qur’an surah Luqman (31): 20 tentang nikmat Allah dalam perekonomian, diharapkan dengan memahami system
dengan firman-Nya: ekonomi Islam yang sebenarnya, maka masyarakat muslim
‫ أ ََوﻟَ ْﻮ‬iَ َ‫ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ آ َ ء‬iَ ‫ُ ﻗَﺎﻟُﻮا ﺑَ ْﻞ ﻧـَﺘﱠﺒِ ُﻊ َﻣﺎ َو َﺟ ْﺪ‬D‫ا‬
‫ﻴﻞ َﳍُُﻢ اﺗﱠﺒِﻌُﻮا َﻣﺎ أَﻧْـَﺰَل ﱠ‬ِ ِ Indonesia khususnya tidak lagi terkecoh dengan system
َ ‫َوإذَا ﻗ‬ perekonomian yang dipakai selama ini, yakni system ekonomi
‫اب اﻟ ﱠﺴﻌِ ِﲑ‬ِ ‫ﻮﻫﻢ إِ َﱃ َﻋ َﺬ‬
ْ ُ ُ‫َﻛﺎ َن اﻟﺸْﱠﻴﻄَﺎ ُن ﻳَ ْﺪﻋ‬
konvensional yang berkenaan dengan bunga yang menjurus ke
ribawi. Menurut Afzalurrahman bahwa Islam sangat mengutuk
Artinya:”Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah telah adanya perbuatan yang mengadung riba akan tetapi sekaligus
menundukkan untuk kamu apa yang dilangit dan apa yang di bumi dan membina keadaan (dalam masyarakat) yang memungkinkan
menyempurnakan bagi kamu nikmat- Nya lahir dan batin, dan diantara tersedianya pinjaman dengan bebas bunga bagi orang yang
manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa Ilmu (pengetahuan) memerlukannya, bahkan peminjam yang miskin haruslah diberikan
atau tanpa petunjuk atau tanpa Kitab yang bercahaya.”310 tempo sesuai dengan kesulitanya140
Bahwa penundukan dan penganugerahan nikmat-nikmat itu Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an yang
demikian jelas, namun manusia berbeda-beda dalam menyambutnya. menyebutkan:
Ada diantara kamu yang patuh kepada Allah serta mengakui keesaan- َ‫ﺎﺱ َﻳ ْﺴﺘ َْﻮﻓُﻮﻥ‬ َ ‫( ﱠﺍﻟﺬِﻳﻦَ ِﺇﺫَﺍ ﺍ ْﻛﺘَﺎﻟُﻮﺍ‬,) َ‫ﻄ ِّﻔﻔِﻴﻦ‬
ِ ‫ﻋ َﻠﻰ ﺍﻟ ﱠﻨ‬ َ ‫َﻭ ْﻳ ٌﻞ ِﻟ ْﻠ ُﻤ‬
Nya serta mensyukuri nikmat-nikmat itu. Dan di antara manusia ada yang
membantah tentang keesaan, agama dan tuntunan Allah dengan bantahan
َ‫ﻈ ﱡﻦ ﺃُﻭ َﻟﺌِﻚ‬
ُ ‫( ﺃَﻻ َﻳ‬,) َ‫( َﻭﺇِﺫَﺍ َﻛﺎﻟُﻮ ُﻫ ْﻢ ﺃ َ ْﻭ َﻭﺯَ ُﻧﻮ ُﻫ ْﻢ ﻳ ُْﺨﺴ ُِﺮﻭﻥ‬,)

309 Quraish Shihab, jilid XIII, 107


310 QS, Luqman (31): 20 140Afzalurrahman. Economic Doctrines of Islam jilid 1, h 67

140 61
‫ﺏ‬
ِ ّ ‫ﺎﺱ ِﻟ َﺮ‬ َ ‫( ِﻟ َﻴ ْﻮ ٍﻡ‬,) َ‫ﺃ َ ﱠﻧ ُﻬ ْﻢ َﻣ ْﺒﻌُﻮﺛُﻮﻥ‬
ُ ‫( َﻳ ْﻮ َﻡ َﻳﻘُﻮ ُﻡ ﺍﻟ ﱠﻨ‬,) ‫ﻋ ِﻈ ٍﻴﻢ‬ Artinya:’Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan sedang dia adalah mukmin, maka sesungguhnya akan Kami
َ‫ْﺍﻟ َﻌﺎ َﻟ ِﻤﻴﻦ‬ berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami
Artinya : (1)Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
(2) (yaitu) orang- orang yang apabila menerima takaran telah mereka kerjakan.”306
dari orang lain mereka minta dipenuhi (3) Dan apabila
Bahwa ayat ini menampilkan prinsif yang menjadi dasar bagi
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
pelaksanaan janji dan ancaman itu. Prinsip tersebut berdasar keadilan,
mereka mengurangi (4) Tidaklah orang-orang itu
tanpa membedakan seseorang dengan yang lain kecuali atas dasar
menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan
pengabdiannya. Prinsip itu adalah: baranga siapa yang mengerjakan amal saleh
dibangkitkan (5) Pada suatu hari yang besar, (6) (yaitu)
apa pun jenis kelaminnya, baik laki-laki maupun perempuan, sedang dia
hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta
adalah mukmin, yakni amal yang dilakukannya lahir atas dorongan
alam141.
keimanan yang salih, maka sesungguhnya pasti akan Kami berikan kepadanya
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa perbuatan yang curang masing-masing kehidupan yang baik di dunia ini dan sesungguhnya akan Kami
baik dalam menakar maupun menimbang menunjukkan adanya beri balasan kepada mereka semua di dunia dan di akhirat dengan pahala yang
sifat tamak, ingin mencari keuntungan, bagi diri sendiri walaupun lebih baik dan berlipat ganda dari apa yang telah mereka kerjakan.307
dengan jalan harus merugikan orang lain.142 Ada banyak lagi ayat- Sedangkan menurut Az-Zamakhsyari sebagaimana dikutif
ayat al-Qur’an yang merupakan landasan dalam ekonomi Islam Quraish ia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan amal salih dalam
yang akan dibahas secara detail dalam hal yang berkenaan langsung ayat ini adalah segala perbuatan yang sesuai dengan dalil akal, al-Qur’an,
dengan pemabahasan tentang ekonomi Islam yang berkaitan dengan dan sunnah Nabi Muhammad saw.
produksi, konsumsi dan distribusi Islam. Dalam al- Qur’an surah adz-Dzariyat (51): 56 berkenaan
dengan kewajiban menyembah Allah swt. yang berbunyi:
ِ ‫وﻣﺎ ﺧﻠَ ْﻘﺖ ا ْﳉِ ﱠﻦ واﻹﻧْﺲ إِﻻ ﻟِﻴـﻌﺒ ُﺪ‬
‫ون‬ ُْ َ َ َ ُ َ ََ
Artinya:”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia agar beribadah kepada-
Ku.”308

306 QS, an-Nahl (16): 97


141QS al-Muthaffifin, 83: 1-6 307 Quraish Shihab,jilid VI, 718
142Lajnah Pentashih al-Qur’an, jilid 10, 62 308 QS, adz-Dzariat (51): 56

62 139
tercurah dari langit, yakni langsung dari langit, tidak datang dari satu BAB III
saluran atau terjatuh melalui atap atau pohon. Ini menunjuk kepada
Karakteristik Ekonomi Islam
petunjuk-petunjuk al-Qur’an yang diterima langsung oleh Nabi
Muhammad saw. dari sumbernya untuk disampaikan kepada mereka, Dalam ekonomi Islam memiliki tiga karakteristik yang
bukan hasil pengalaman atau nalar manusia. Air atau petunjuk tersebut saling berkaitan antara satu dan yang lainnya, yakni produksi,
mampu menghidupkan tanah yang gersang, yakni hati manusia. Akan konsumsi dan distribusi. Sementara itu sirkulasi tentang
tetapi hujan itu disertai dengan gelap gulita awan yang tebal, guntur yang perekonomian, terkait erat hubungannya dengan produksi.143
menggelegar, dan kilat yang menyilaukan. Ini adalah gambaran dari ayat- Dikarenakan produksi merupakan jantung dari kehidupan ekonomi
ayat al-Qur’an yang mengandung kritik dan kecaman dalam rangka dan merupakan salah satu inti dari cara bagaimana memenuhi
menyembuhkan penyakit-penyakit jiwa manusia. Orang-orang munafik tuntutan kehidupan setiap individu dan masyarakat. Dalam Islam
bukannya mendengan kecman itu agar penyakit hati mereka sembuh, sumber produksi dan pencipta sejati segala sesuatu adalah Allah.144
tetapi sebaliknya, mereka menyumbat dengan ujung jari jari-jari mereka Dia pencipta semua makhluk dan segala usaha dan produksinya.145
kedalam telinga mereka, karena 180mendengar suara petir-petir yang Bertitik tolak pada prinsip ini, dalam pandangan ulama terdahulu
sahut-sahutan akibat bertemunya awan bermuatan listrik positif dan dan ahli ekonomi Islam seperti Yahya ibnu Umar, terdapat korelasi
negatif. Mereka melakukan itu karena takut dijemput kematian. 304 yang sangat kuat antara kegiatan produksi dan kegiatan ekonomi
Sedangkan menurut Ibnu Katsir bahwa ayat ini menerangkan pada umumnya dengan ketakwaan kepada Allah yang akan
keceman Allah terhadap orang-orang munafik yang mereka itu telah membawa keberkahan dalam hasil produksi. 146 Keterkaitan dengan
menghilangkan kebenaran dengan perbuatan yang kebathilan yang karakteristik ekonomi Islam yang antara lain :
mereka lakukan dikarenakan hati mereka penuh dengan keraguan
dengan mengingkari kebenaran itu serta menolaknya.305
Dalam al- Qur’an surah an-Nahl (16): 97 yang berkenaan amal 143Aktivitas menciptakan manfaat dimasa kini dan mendatang,
kebaikan seseorang, Allah menegaskan: pengertian produksi juga, yaitu merujuk kepada prosesnya yang
mentransformasikan input menjadi output. Lihat, Mustafa Edwin

ً‫ﺎﳊًﺎ ِﻣ ْﻦ ذَ َﻛ ٍﺮ أ َْو أُﻧْـﺜَﻰ َوُﻫ َﻮ ُﻣ ْﺆِﻣ ٌﻦ ﻓَـﻠَﻨُ ْﺤﻴِﻴَـﻨﱠﻪُ َﺣﻴَﺎ ًة ﻃَﻴِّﺒَﺔ‬ ِ ‫ﻣﻦ ﻋ ِﻤﻞ ﺻ‬ Nasution , Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007),
َ َ َ َْ 108, Lihat juga Afzalur Rahman, Economic Docteines of Islam, memproduksi
suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup
ْ &ِ ‫َﺟَﺮُﻫ ْﻢ‬
‫َﺣ َﺴ ِﻦ َﻣﺎ َﻛﺎﻧُﻮا ﻳـَ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن‬ ُ ‫َوﻟَﻨَ ْﺠ ِﺰﻳـَﻨـ‬
ْ ‫ﱠﻬ ْﻢ أ‬ manusia, 1995, 193, Lihat juga Yusuf Qardawi, Dawr al-Qiyam wa al-
Akhlaq fi al-Iqtisadi al- Islami, 2002, 180, Lihat juga Monzer Kahlf, dalam
Theory of Production
144Lihat al-Qur’an surah al-Saffat: 96
145Al-Qurtubiy, Al-Jami’li Ahkam al-Qur’an, 64-65, jilid xv
304 Quraish Shihab, I, 113 146Yahya ibn ‘Umar, al-Ahkam al-Suq (Tunis: al-Sharikah al-
305 Ibnu Katsir, jilid I, 83 Tunisiyah li al-Tawzi: 1975) 40-41

138 63
A. Produksi Agung, sehingga secara berdiri sendiri ia merupakan petunjuk. Sebab
banyak nilai universal dan pokok yang dikandungnya, akan nilai-nilai itu
Dalam hal produksi maka terlebih dahulu dijelaskan tentang
dilengkapi lagi dengan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu,
pengertian kata dasar produksi dalam Islam. Padanan kata dasar
yakni keterangan dan rinciannya. Dengan demikian al-Qur’an itu
produksi adalah al-intaj dari akar kata nataja yakni upaya untuk
mengadung petunjuk sekaligus dikengkapi dengan petunjuk itu
mengambil manfaat dari sumber yang disediakan alam. Menurut
sendiri.301
Hamad, penggunaan kata intaj hampir tidak dikenal dalam literature
Sedangkan menurut Ibnu Katsir bahwa yang dimaksud huda
fiqh karena pembahasan ulama lebih fokus pada hasil produksi.
dalam ayat ini yakni apa-apa yang tercantum dalam al-Qur’an yang telah
Oleh sebab itu banyak fuqaha menggunakan kata tahsil sebagai
diturunkan oleh Allah adalah merupakan petunjuk dalam hati hamba-
padanan kata produksi.147 hamba-Nya yang beriman dengannya membenarkannya sekaligus
Bahwa, produksi adalah merupakan salah satu aspek mengikuti ajaran-ajarannya.302
terpenting dalam sistem ekonomi, sebab produksi itu terkait Sedangkan dalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2): 20 yang berkenaan
langsung dengan upaya manusia menciptakan kekayaan dengan dengan keingkaran orang-orang munafik Allah menyatakan:
cara memanfaatkan sumber daya alam. Qardawi, memaknakan
produksi dengan sarana, prasarana, dan cara kerja umum. Yang pada ‫َﺿﺎءَ َﳍُْﻢ َﻣ َﺸ ْﻮا ﻓِ ِﻴﻪ َوإِذَا أَﻇْﻠَ َﻢ َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ‬ َ ‫ﺼ َﺎرُﻫ ْﻢ ُﻛﻠﱠ َﻤﺎ أ‬
َ ْ‫ﻒ أَﺑ‬ُ َ‫ﺎد اﻟَْ ْﱪ ُق َﳜْﻄ‬
ُ ‫ﻳَ َﻜ‬
dasarnya, agama lebih memfokuskan pada tujuan dari pada sarana
yang digunakan dalam berproduksi. Islam memberikan kebebasan ‫َ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻞ َﺷ ْﻲ ٍء‬D‫ا‬ ‫ﺼﺎ ِرِﻫ ْﻢ إِ ﱠن ﱠ‬ ِ
َ ْ‫ﺐ ﺑِ َﺴ ْﻤﻌ ِﻬ ْﻢ َوأَﺑ‬َ ‫ُ ﻟَ َﺬ َﻫ‬D‫ا‬
‫ﻗَ ُﺎﻣﻮا َوﻟَ ْﻮ َﺷﺎءَ ﱠ‬
kepada setiap manusia untuk membuat aturan yang sesuai dengan
‫ﻗَ ِﺪ ٌﻳﺮ‬
kreativitas, tingkat keilmuan, situasi dan kondisi, sebab hal ini adalah
bagian dari urusan dunia yang terus berubah dan berkembang.148 Artinya:”Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali
Sedangkan bekerja, merupakan sendi utama dalam kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan dibawah sinar itu, dan bila
produksi, yang terjadi lewat peranan tiga unsur yang saling gelap menimpa mereka. mereka berdiri. Jikalau Allah menghendaki,
berkaitan, yaitu alam, modal, dan bekerja, yang sebagian niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”303
Bahwa perumpamaan dalam ayat ini tertuju kepada orang-
147Lihat pembahasan Ibnu Khaldun, ketika mejelaskan tentang
orang munafik. Situasi yang mereka hadapi seperti hujan lebat yang
pembagian kerja oleh tenaga manusia, dengan menyamakan kata tahsil
dengan produksi. 301 Quraish Shihab, jilid I, 378
148Yusuf Qardawi, Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtisad al- 302 Ibnu Katsir, jilid I, 225
Islam. 1997, 97 303 QS, al-Baqarah (2): 20

64 137
Baqarah : 185 yang menyangkut adanya petunjuk dari Allah dengan menambahkan unsur disiplin.149 Jadi bekerja adalah merupakan
firman-Nya: segala bentuk usaha yang maksimal yang dilakukan oleh manusia,
ِ ِِ ِ baik lewat gerak anggota tubuh, maupun akal untuk menambahkan
‫ﺎت ِﻣ َﻦ ا ْﳍَُﺪى‬ ٍ َ‫ﱠﺎس وﺑﻴِﻨ‬
َّ َ ِ ‫ﻀﺎ َن اﻟﱠﺬي أُﻧْ ِﺰَل ﻓﻴﻪ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ ُن ُﻫ ًﺪى ﻟﻠﻨ‬ َ ‫َﺷ ْﻬ ُﺮ َرَﻣ‬ kekayaan, baik dilakukan secara perorangan maupun kolektif, untuk
ِ ِ pribadi maupun orang lain.150 Dikarenakan produksi merupakan
‫ﻳﻀﺎ أ َْو َﻋﻠَﻰ َﺳ َﻔ ٍﺮ‬
ً ‫ﺼ ْﻤﻪُ َوَﻣ ْﻦ َﻛﺎ َن َﻣ ِﺮ‬ ُ َ‫ﱠﻬَﺮ ﻓَـ ْﻠﻴ‬ْ ‫َواﻟْ ُﻔ ْﺮﻗَﺎن ﻓَ َﻤ ْﻦ َﺷ ِﻬ َﺪ ﻣْﻨ ُﻜ ُﻢ اﻟﺸ‬ jantung dari kehidupan ekonomi dan merupakan salah satu inti dari
ِ ‫ﻳﺪ ﺑِ ُﻜﻢ اﻟْﻌﺴﺮ وﻟِﺘُﻜ‬ ِ ِ
‫ْﻤﻠُﻮا‬ َ َ ْ ُ ُ ُ ‫ُ ﺑ ُﻜ ُﻢ اﻟْﻴُ ْﺴَﺮ َوﻻ ﻳُِﺮ‬D‫ا‬
ِ ‫ﻳﺪ ﱠ‬ َ ‫ٍم أ‬rَ‫ﻓَﻌ ﱠﺪةٌ ﻣ ْﻦ أ ﱠ‬
ُ ‫ُﺧَﺮ ﻳُِﺮ‬ cara bagaimana memenuhi tuntutan kehidupan setiap individu dan
masyarakat. Dalam Islam sumber produksi dan pencipta sejati segala
‫َ َﻋﻠَﻰ َﻣﺎ َﻫ َﺪا ُﻛ ْﻢ َوﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﺸ ُﻜ ُﺮو َن‬D‫ا‬‫اﻟْﻌِ ﱠﺪ َة َوﻟِﺘُ َﻜِّﱪُوا ﱠ‬ sesuatu adalah Allah.151 Dia pencipta semua makhluk dan segala
usaha dan produksinya.152
Artinya:” (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
Kegiatan produksi dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai
di dalamnya diturunkan (permualaan) al-Qur’an sebagai petunnjuk bagi
kegiatan yang memberikan manfaat (utility) baik di masa kini dan
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda
masa mendatang, dengan pengertian yang luas tersebut dapat
(yang haq dan bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di
dipahami bahwa kegiatan produksi tidak bisa dilepaskan dengan
nergeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa
kegiatan keseharian manusia.153 Karenanya aktivitas produksi
pada bulan itu dan barang siapa atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
haruslah dilakukan oleh produsen setelah ia melakukan anlisis
maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya
prilaku konsumen, orientasi yang harus dilakukan produsen adalah
itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kamu
pasar (industry), artinya aktivitas tidak hanya pada mengolah input
dan tidak menghendaki kesuakran bagi kamu. Dan hendaklah kamu
menjadi produk (barang atau jasa), tapi bagaimana agar produksi
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuknya yang diberikan kepada kamu supaya kamu diterima oleh pasar.154
bersyukur.”300
Dalam potongan ayat yang berbunyi petunjuk bagi manusia
149Yusuf Qardawi, Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtisad al-
menyangkut tuntunan yang berkaitan dengan aqidah, dan penjelasan-
Islam, 194-105
penjelasan mengenai petunjuk itu dalam hal rincian hukum syari’at. 150A. Djazuli, Lembaga Perekonomian Umat ( Jakarta: Raja Grafindo

Dalam pendapat yang lain dikatan bahwa al-Qur’an adalah petunjuk Persada, 2002) , 28
151Lihat al-Qur’an surah al-Saffat: 96
bagi manusia dalam arti bahwa al-Qur’an adalah kitab yang Maha 152Al-Qurtubiy, Al-Jami’li Ahkam al-Qur’an, 64-65, jilid xv
153 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,

(Jakarta: Kencana, 2007), 101-102


300 QS, al-Baqarah (2): 185 154 Msyhuri, Ekonomi Mikro, 123

136 65
Dikarenakan kegiatan produksi tidak hanya berkaitan yakni para rasul itu, telah menduga, yakni meyakini bahwa mereka telah
dengan tata cara mengelola dan mengambil manfaat sumber daya didustakan oleh kaumnya, datanglah kepada mereka, yakni para rasul dan
ekonomi, tapi juga menjadi wadah dalam mengaktualisasikan pengikut-pengikutnya mereka, pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-
kemampuan dan keahlian manusia. Secara umum kegiatan produksi orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari para
dalam Islam adalah aktivitas manusia untuk menghasilkan barang pendurhaka yang telah mendarah daging dan membudaya kedurhakaan
dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Secara tehnis mereka.298
ekonomi bermakna proses trans-formasi input menjadi output.155 Sayyid Quthub sebagaimana dikutif Quraish menyatakan
Dengan adanya larangan Islam terhadap tindakan pemborosan maka bahwa ayat ini memberikan potret yang sangat mencekam, yang
efisiensi produksi memiliki dua perspektif yaitu; a) Kuantitas output menggambarkan betapa kesulitan, kepedihan dan kesempitan yang
telah tetap (given) sementara biayanya belum tentu sehingga yang dialami oleh para rasul. Mereka mengahdapi kekufuran, kesesatan, dan
diupayakan adalah meminimalkan biaya. Dalam hal ini dapat sikap kepala batu serta pengingkaran. Waktu berlalu tetapi cuma
diberlakukan kombinasi modal dan tenaga kerja (isoquant) untuk segelintir yang mau menyambut dakwah beliau. Tahun silih berganti
memproduksi output tetap.156 Produk rata-rata (average product) kekufuran terus tetap tegar, sedangkan orang-orang mukmin hanya
dilakukan dengan membuat variasi input dalam memproduksi sedikit dan lemah pula. Sungguh ini adalah saat-saat yang mencekam,
output. 157 Perubahan pada produk rata-rata tenaga kerja disebut kebatilan merajalela, sedang para rasul menunggu sehingga pikiran
produktivitas tenaga kerja (labor productivity). Produsen dapat mereka dikunjungi oleh pikiran dan tanda Tanya apakah hati mereka
memilih input terendah untuk memproduksi output rata-rata. b) telah mendustakan mereka dalam mencapai kemenangan di dunia
Biaya telah fixed sementara kuantitas outputnya belum.Yang harus ini.299
dilakukan adalah memaksimalkan output. Dalam kontek ini dapat Dari penjelasan ayat di atas maka jelaslah bahwa ayat ini
diberlakukan kombinasi modal dan tenaga kerja yang dapat menerangkan betapa perjuangan para Rasul dalam
ditambah (isocost) untuk meningkatkan output.158 Produk marginal memperjuangkan agama Allah dengan menanti dengan penuh rasa
yang sangat mencekam, menunggu dan menunggu janji akan
datangnya kemenangan bagi kaum muslimin. Dan dalam keadaan
129 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam
(P3EI), Ekonomi Islam (Jakarta:2002), 203 seperti itulah maka datanglah pertolongan dari Allah terhadap kaum
156Isoquont adalah the various combination of capital and labor that can be muslimin, sebagaimana juga dijelaskan dalam al-Qur’an surah, al-
used to produce a given amount of output
157Produk rata-rata (average product) dilakukan dengan membuat

input dalam memproduksi output. Produk rata-rata (avera product,


biasanya mengikuti produk marginal (marginal product)
158Isocost adalah all the combinations of capital and labor that can be 298 Quraish Shihab, jilid VI, 191
purshased for a given total cost. 299 Quraish Shihab, jilid VI, 192

66 135
kurang serupa dengan perbedaan pengucapan kata yang sepintas sama, (marginal product) dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
akan tetapi memiliki makna yang berbeda dan yang tidak dapat output melalui penambahan satu unit input. Produsen dapat
dipahami secara baik kecuali oleh mereka yang memiliki ilmu memaksimalkan inputnya untuk meningkatkan output secara
pengetahuan yang memadai tentang bahsa tersebut.296 optimal.
Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini menerangkan tentang Islam mengarahkan kekuatan moral, yang mengarahkan
mukjizat Nabi Sulaiman yang memiliki keistimewaan yang bisa perilaku dan kehidupan manusia untuk mencapai keseimbangan
berkomunikasi dengan binatang yang anugerah tersebut diberikan Allah (tawazzun) hidup.159 Menurut Naqvi,160 dalam al-Qur’an dan as-
khusus kepada Nabi Sulaiman as. Sebab para mufasir sekarang ini Sunnah bahwa keseimbangan yang berwujud pada kepentingan
disilaukan dengan penemuan-penemuan ilmiah, yang mereka berusaha dunia-akhirat, jasmani-ruhani, lahir-batin, individu-sosial dan lain
menafsirkan kisah al-Qur’an tentang Nabi Sulaiman ini, namun mereka sebagainya.161 Keseimbangan ini bertujuan menyediakan orientasi
mengenyampingkan bahwa ini semua adalah mukjizat Allah. hidup bagi manusia untuk selamat menjalani kehidupan dunianya.
Dalam al-Qur’an surah Yusuf (12): 110 Allah menyatakan: Sebagai makhluk moral, manusia memiliki kemampuan memilih
mana yang baik dan buruk162 Hal ini menjadi dasar pembentukan
‫ ﻓَـﻨُ ِّﺠ َﻲ َﻣ ْﻦ‬iَ‫ﺼ ُﺮ‬ ِ
ْ َ‫ُْﻢ ﻗَ ْﺪ ُﻛﺬﺑُﻮا َﺟﺎءَ ُﻫ ْﻢ ﻧ‬W‫ﺲ اﻟﱡﺮ ُﺳ ُﻞ َوﻇَﻨﱡﻮا أَ ﱠ‬ ْ ‫َﺣ ﱠﱴ إِذَا‬
َ َ‫اﺳﺘَـْﻴـﺌ‬ tata sosial yang adil berdasarkan kaidah moral sebagaimana
ِ ِ tuntunan al-Qur’an. 163 Aktivitas ekonomi dalam Islam menjadi
‫ﲔ‬َ ‫ﻧَ َﺸﺎءُ َوﻻ ﻳـَُﺮﱡد َ&ْ ُﺳﻨَﺎ َﻋ ِﻦ اﻟْ َﻘ ْﻮم اﻟْ ُﻤ ْﺠ ِﺮﻣ‬ manifestasi ketundukan manusia kepada Allah Swt.164
Artinya:”Hingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi dan mereka Aktivitas ekonomi dalam pengolahan, pengelolaan, dan
telah men duga bahwa mereka telah didustakan, datanglah keapda pemanfaatan sumber daya ekonomi menjadi ibadah. Islam
mereka pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami menyebutkan aktivitas ekonomi adalah upaya manusia untuk
kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari para merealisasikan kesejahteraannya melalui alokasi dan distribusi
pendurhaka.”297 sumber daya tanpa membatasi kebebasan individu dengan tujuan

Para Rasul yang terdiri dari manusia-manusia istimewa itu 159Syed Haidar Nawab Naqvi, al-Qur’an dan as-Sunnah, have

menyampaikan tuntunan Allah Swt. sekuat tenaga. Mereka tidak laid broad guidelines and rule governing man’s behavior as first principles or value
references
menagbaikan satu cara apa pun kecuali ditempuhnya. Upaya tersebut 160Lihat Haidar Naqvi, Etics and Economics : an Islamic Synthesis

berlanjut: hingga apabila para rasul benar-benar telah menjadi seperti orang Laicester: The Islamic Foundation , 1981) . 82
161Lihat al- Qur’an, surah al-Furqan :2
yang tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan mereka dan mereka, 162Lihat al-Qur’an, surah al- Sham 8-10
163Lihat al- Qur’an surah, al-Maidah 104-110, dan al-Qur’an surah at-
296 Quraish Shihab, jilid IX, 420 Taubah 71
297 QS, Yusuf (12): 110 164 Syed Nawab Haidar Naqvi, Ethic and Economics, 18

134 67
menciptakan keseimbangan dunia dan akhirat. Sebagai ajaran yang kenabian karena kenabian adalah anugerah Ilahi yang tidak dapat
konprehensif, al-Qur’an dan as-Sunnah memuat banyak suruhan, diwarisi. Sementara ulama yang lain juga memahami bahwa yang beliau
perintah, serta pedoman bagi manusia untuk mencukupi kebutuhan warisi adalah harta dan ilmu ayahnya. Hal tersebut juga menurut
hidupnya, menjalankan produksi barang dan jasa, serta Qurang tepat, sebab bukan saja para Nabi tidak mewariskan harta
mendistribusikan kesejahteraan dan pendapatan. Al-Qur’an kepada keluarganya sedangkan apa yang mereka tinggalkan adalah
membicarakan tatanan sosial yang harmonis berdasarkan untuk umatnya. Dalam hal ini menurut Quraish bahwa yang diwarisi itu
persaudaraan, solidaritas, keutamaan ilmu pengetahuan, dan aktivitas adalah kekuasaan/ kerajaan ayahnya.294
kehidupan dunia. Atas dasar itu, sistem konsep ekonomi Islam Sedangkan kata ‘ullimnaa/ kami diajar dapat berarti diri pribadi
bukan hal yang asing bagi kaum muslimin karena kandungan al- Nabi Sulaiman as sendiri. Penggunaan kata jamak untuk menunjuk diri
Qur’an dan as-Sunnah memiliki implikasi nyata dalam kehidupan. sendiri adalah hal lumrah bagi para penguasa/ raja. Bisa juga
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam produksi antara lain: penggunaan bentuk jamak ini untuk menunjuk diri beliau dan Nabi
Daud as, bahkan sebagian ulama memahaminya yang menunjuk orang-
1). Prinsip-prinsip dasar produksi. orang lain yang juga dianugerahi Allah kemampuan tersebut sehingga
Prinsip-prinsip produksi, baik konvensional maupun Islam kata kami disini menunjukkan kerendahan hati Nabi Sulaiman as.
yang merupakan prinsip fundamental dan yang harus selalu Namun pendapat ini ditolak Quraish karena lanjutan ayat: Dan Kami
diperhatikan dalam proses produksi adalah prinsip kesejahteraan telah dianugerahi segala sesuatu yang menurutnya ucapan tersebut bukanlah
ekonomi. Bahkan dalam sistem kapitalis terdapat seruan untuk untuk diri orang lain, akan tetapi berbicara tentang diri beliau sendiri atau
memproduksi barang dan jasa yang didasarkan pada kesejahteraan bersama Nabi Daud as. Tentang kerajaan dan kekuasaan yang tiada
ekonomi.165 taranya dikalangan umat manusia.295
Menurut Pigou sebagimana dikutip Mannan, ia Sementara itu kata manthiq atau nuthg biasanya dipahami dalam
mengatakan bahwa kesejahteraan ekonomi dapat didefinisikan arti bunyi atau suara yang mengandung makna tertentu yang bersumber
dengan sebagai bagian kesejahteraan yang dapat dikaitkan dengan dari satu pihak dan dipahami oleh pihak lain. Ibnu ‘Asyur sebagaimana
alat pengukur uang. Karena kesejahteraan dalam ekonomi Islam dikutif Quraish mengatakan bahwa bunyi yang dilantunkan oleh
yaitu terdiri dari bertambahnya pendapatan yang diakibatkan oleh burung mempunyai makna-makna tertentu. Misalnya suara yang
meningkatnya produksi dari hanya barang-barang yang berfaedah mengundang si jantan, ada juga yang menandakan bahaya, dan lain-
melalui pemanfaatan sumber-sumber daya secara maksimum.166 lainnya yang kesemuanya itu yang tidak diketahui oleh manusia kecuali
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa perbaikan sistem produksi dalam Allah. Sebahagian diantaranya telah ditandai oleh manusia. Ini lebih

165 M.A.Mannan, Islamic Economics Theory and Practice, 52 294 Quraish Shihab, jilid IX, 419
166M.A. Mannan , Islamic Economics Theory and Practice, 54 295 Quraish Shihab, jilid IX, 421

68 133
Islam tidak hanya berarti meningkatnya pendapatan, yang dapat
diukur dari segi uang tapi juga perbaikan dalam memaksimalkan
terpenuhinya kebutuhan dengan usaha minimal tetapi tetap
Al-Qur’an surah an-Naml: 16 berbunyi: memperhatikan tuntunan perintah-perintah Islam tentang konsumsi,
‫ﱠﺎس ﻋُﻠِّ ْﻤﻨَﺎ َﻣْﻨ ِﻄ َﻖ اﻟﻄﱠِْﲑ َوأُوﺗِﻴﻨَﺎ ِﻣ ْﻦ‬
ُ ‫ أَﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﻨ‬rَ ‫ﺎل‬
َ َ‫ث ُﺳﻠَْﻴ َﻤﺎ ُن َد ُاوَد َوﻗ‬ َ ‫َوَوِر‬
oleh karena itu dalam sebuah Negara Islam volume produksi saja
tidak akan menjamin kesejahteraan rakyat secara maksimum.. Mutu
ٍ
ُ ِ‫ﻀ ُﻞ اﻟْ ُﻤﺒ‬
‫ﲔ‬ ْ ‫ُﻛ ِّﻞ َﺷ ْﻲء إِ ﱠن َﻫ َﺬا َﳍَُﻮ اﻟْ َﻔ‬ barang yang diproduksi yang tunduk pada perintah al-Qur’an dan
Sunnah, juga harus diperhitungkan dalam menentukan sifat
Artinya:”Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “ Wahai kesejahteraan ekonomi, dan harus memperhitungkan akibat dari
manusia! Kami telah dianugerahi pengertian tentang suara burung dan bahan makanan dan minuman yang terlarang.
Kami telah dianugerahi sesuatu. Sesungguhnya ini benar-benar suatu Kegiatan produksi dalam Islam mempunyai prinsip dasar
karunia yang nyata.” 292 dan tujuan yang jelas. Kegiatan produksi tidak hanya sekadar
Menurut Ibnu ‘Asyur sebagaimana dikutif Quraish manivestasi perilaku ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan
menyatakan bahwa ayat ini bermaksud menekankan tentang kisah Nabi hidup melainkan juga wujud ketundukan manusia pada Tuhannya.
Sulaiman as. Maka penyebutan nama ayah beliau sekadar bertujuan Islam mengarahkan kegiatan ini pada koridor yang tepat dan sesuai
menjelaskan bahwa anugerah Allah dapat saja diberikan-Nya walaupun dengan tuntunan Islam. Dengan demikian kegiatan produksi tidak
kepada siapa yang dalam penilaian manusia tidak wajar menerimanya hanya membandingkan hasil tapi juga proses dan tahapan
atau secara lahiriah tidak mempersiapkan diri untuk itu. Nabi Daud as, pelaksanaannya.
yang tadinya penggembala justru dianugerahi aneka karunia. Ini Karena kegiatan produksi sangat erat kaitannya dengan
dikemukakan untuk menunjukkan keapda mereka yang keberatan konsumsi, maka hendaknya kegiatan produksi harus
terhadap anugerah Allah kepada Nabi Muhammad Saw yang mereka menyeimbangkan dengan pembuatan barang-jasa (dalam produksi)
anggap tidaklah wajar untuk menerimanya.293 dengan pemanfaatannya (sektor konsumsi). Karena ada barang-jasa
Dalam penggalan ayat waritsa Sulaiman Daauud / Sulaiman telah yang dilarang dalam Islam, maka kegiatan produksi menekankan
mewarisi Daud, ini dipahami oleh para ulama dalam arti mewarisi pemuliaan manusia sebagai hamba Allah (‘abd) dan khalifah-Nya di
kenabiaan. Sedangkan Quraish menolak pemahaman seperti ini, muka bumi. Prinsip ini menjadi acuan di mana prilaku produksi
menurutnya tidaklah tepat memahami pewarisan itu menyangkut adalah manivestasi sikap pengagungan manusia baik dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya maupun untuk aktualisasi diri..
292 QS, an-Naml (27): 16
Dengan demikian produsen tidak memproduksi barang haram,
293 Quraish Shihab, jilid IX, 418 mudharat atau berlebihan. Dengan demikian prinsip dasar dalam
132 69
produksi Islam, berbeda dengan prinsip kapitalisme dan sosialisme (yang harus dilaksanakan, yakni kewajiban) atas orang-orang yang
dalam tujuan, kebijakan, dan strategi pasarnya. bertakwa.”289
Sebagai frame of references produksi, prinsip dasar ini Dalam ayat ini mewajibkan kepada orang-orang yang
mewajibkan setiap individu memenuhi kebutuhan hidupnya yakni menyadari kedatangan tanda-tanda kematian agar memberi wasiat
kebutuhan daruriyat (primer), hajiyat (sekunder), dan tahsaniyat kepada yang ditinggalkan yang berkenaan dengan hartanya, bila harta
(tersier).167 tersebut banyak. Wasiat adalah pesan baik yang disampaikan kepada
Prinsip dasar yang dicanangkan adalah tidak memproduksi orang lain untuk dikerjakan, baik saat hidup maupun setelah kematian
barang haram dan membawa mudarat bagi kehidupan manusia. yang berpesan. Namun yang dimaksud dalam ayat ini adalah
Dalam perspektif mikro ekonomi, kegiatan produksi untukpesan-pesan yang disampaikan setelah kematian yang memberi
menggambarkan hubungan antara jumlah input yang dikeluarkan wasiat.290 Sedangkan menurut Ibnu Katsir bahwa ayat ini menjelaskan
dengan output yang dihasilkan dalam suatu priode yang tentang perintah untuk membuat wasiat bagi anak-anak, kerabat dan ini
ditentukan.168 Kombinasi modal bersifat niscaya walaupun input hukumnya adalah wajib sebelum diturunkannya ayat tentang waris dan
tidak selalu memberikan hasil yang sama. Dalam memaksimalkan setelah turunnya ayat faraidh maka dihapus ayat tentang wasiat ini. 291
penggunaan input maka nilainya harus tetap (dalam arti tidak ada Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini memerintahkan
penambahan, perbaikan, atau penggantian dalam suatu periode kepada yang memiliki harta yang banyak, ketika ia akan meninggal dunia
produksi) dengan output yang maksimal. Modal financial dan maka diwajibkan atasnya untuk memberikan wasiat kepada yang
penggunaan tehnologi diasumsikan sebagai input tetap, sedangkan ditinggalkan, yang kemudian perintah dalam ayat tersebut dinasakh
tenaga kerja sebagai input tidak tetap. Konsekuensinya adalah: a) dengan adanya ayat perintah wajib tentang memberikan warisan
memaksimalkan output dengan mempergunakan input yang bernilai terhadap keluarga yang ditinggalkannya. Namun pemabatalan ayat
tetap. b) meminimalkan penggunaan input dalam rangka wasiat tersebut mengundang perbedaan penadapat para ulama sebab
menghasilkan output secara tetap.169 ada ulama yang menolak adanya pembatalan ayat-ayat hukum al-
Qur’an. Dengan kata lain, mereka tetap mengatakan bahwa ayat ini
tetap wajib.
167Abdul Wahab Khallaf, as-Siyasah as-Shar’iyyah ( Kairo: Dar
Fikr, 1978), 199, cet ke 12. Bandingkan dengan klasifikasi Abu Ishaq
as-Shatibi, al-Muwafaqat fi usul al-Shar’iah ( Beirut: Dar al- Kutub al-
‘Ilmiyah, 2000), cet II
168Arthur Thomson and Jhon Formby, Economics of the Firm:

Theory and Practice ( New Jersey: Prentice Holl, 1993), 36 289 QS, al-Baqarah (2); 180
169Terminologi, keuntungan (profit) dalam kegiatan produksi 290 Quraish Shihab, jilid I,478
diperoleh dengan memaksimaksimalkan kinerja factor-faktor produksi 291 Ibnu Katsir, jilid I, 249

70 131
yang disampaikan Allah Swt. Kedua, walaupun al-Qur’an dapat dinamai 2). Tujuan-tujuan Produksi.
ruh dari sisi bahwa dia menghidupkan jiwa manusia dengan petunjuk-
Sebelum menerangkan tentang tujuan produksi, maka
petunjuknya.
terlebih dahulu yang perlu diketahui tujuan dari ekonomi pada
Sedangakan kata min amrinaa dapat dipahami dalam arti
umumnya, adalah pencapaian hasil tertentu memiliki nilai yang
wewenang khusus Allah. Memang turunnya dan pemilihan manusia
ditetapkan dan sekaligus bergantung pada prioritas masyarakat
yang menerimanya adalah wewenang Allah swt. semata-mata. Dengan
ataupun Negara yang menganut dari sistem tersebut, yaitu ingin
kata lain manusia tidak dapat mengusahakan kehadirannya dan tidak
mencapai pertumbuhan ekonomi atau keadilan distributif, kebebasan
dapat pula menolaknya jika ia datang. Pernyataan bahwa Nabi
persaingan individual atau saling kebergantungan antara masyarakat
Muhammad Saw. sebelum ini tidak mengetahui tentang al-iman ini
bukan berarti bahwa beliau tidak beriman kepada Allah Swt. tetapi yang dan Negara.170 Bahwa dalam ekonomi Islam sangat mendorong
dinafikan ayat di atas adalah tentang iman dalam perinciannya. Itulah seseorang agar selalu produktivitas dan mengembangkan
sebabnya ayat di atas tidak menyatakan sebelumnya engkau bukanlah kemampuannya baik secara kualitas maupun kuantitas, Islam
seorang mukmin.288 bahkan melarang untuk menyia-nyiakan potensi material dan
Dengan demikian jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan potensi sumber daya manusia.171 Semuanya itu tak lain bertujuan
tentang penegasan bahwa Allah telah mewahyukan ruh (al-Qur’an) untuk kepentingan produksi.
kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril as. Yang hal Dengan demikian menurut Qardhawi bahwa, tujuan
ini adalah merupakan khusus Allah Swt semata, sekaligus menunjukkan produksi adalah untuk pencapaian dua hal pokok yang menyangkut
bahwa manusia tidak akan dapat mengusahakan kehadirannya juga pada tingkat pribadi muslim dan umat Islam, yang pada tingkat
tidak akan dapat pula untuk menolak kedatangannya. pribadi muslim tujuan produksi yaitu untuk merealisasikan
pemenuhan kebutuhan bagi dirinya sendiri. Sedangkan yang
Dalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2) : 180 Allah menyatakan:
menyangkut pada tingkat umat Islam, yaitu merealisasikan
‫ت إِ ْن ﺗَـَﺮَك َﺧ ْ ًﲑا اﻟْ َﻮ ِﺻﻴﱠﺔُ ﻟِْﻠ َﻮاﻟِ َﺪﻳْ ِﻦ‬
ُ ‫َﺣ َﺪ ُﻛ ُﻢ اﻟْ َﻤ ْﻮ‬ َ ‫ﺐ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ إِذَا َﺣ‬
َ ‫ﻀَﺮ أ‬
ِ
َ ‫ُﻛﺘ‬
kemandirian umat.172

ِ ِ
َ ‫ﺎ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ُﻤﺘﱠﻘ‬j‫ﲔ ِ ﻟْ َﻤ ْﻌ ُﺮوف َﺣﻘ‬
‫ﲔ‬ َ ِ‫َواﻷﻗْـَﺮﺑ‬ tetap agar menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dengan demikian
Artinya:” Diwajibkan atas kamu, apabila salah seorang di antara kamu didatangi tidak ada penambahan dari sisi modal atau biaya produksi
170Ahmad Syaifuddin, Ekonomi Dan Masyarakat Dalam Perspektif
(tanda-tanda maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat Islam ( Jakarta: Rajawali , 1987), 59
171Yusuf Qardawi, Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al- Iqtisad al-
untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) hak
Islam, 180
172Yusuf Qardawi, Dawr al-Qiyam wa al- Akhlaq fi al-Iqtisad al-
288 Quraish Shihab, jilid XII, 199 Islam, 181

130 71
Sebab itu menurut Nejatullah, kekayaan materi merupakan Artinya:”Dan demikianlah Kami telah mewahyukan kepadamu ruh dari urusan
bagian yang terpenting dari falah. Bahaya kelaparan, sulitnya Kami. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah al-Kitab dan tidak
mendapatkan kebutuhan hidup dan juga faktor lainnya yang dapat (pula) al-iman tetapi Kami menjadikannya cahaya, yang Kami
mengganggu pikiran dan tubuh, tentu tidak akan memungkinkan menunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan hidup di hamba Kami. Dan sesungguhnya Engkau ben ar-benar membei petunjuk
dunia.173 Dalam hal ini Nejatullah menegaskan bahwa, tujuan ke jalan lebar yan lurus.286
aktivitas ekonomi adalah sebagai berikut: Pertama, untuk memenuhi Kata kadzaalika Thabathabai sebagaimana dikutif Quraish ia
kebutuhan hidup seseorang secara sederhana, aspek yang tercakup memahaminya dengan sebagai menunjuk kepada ketiga macam cara
dalam pembahasan ini yaitu termasuk usaha untuk mendapatkan ta’lim/ pembicaraan Allah yang disebut ayat yang lalu. Ini menurutnya
makanan, minuman, pakaian, tempat perlindungan, perawatan dan dikuatkan oleh riwayat riwayat yang demikian banyak yang
pendidikan. Kedua memenuhi kebutuhan keluarga, yang menginformasikan bahwa Rasulullah Saw. sebagaimana
menyangkut tanggung jawab seseorang terhadap semua keluarga memeroleh wahyu dengan perantara malaikat Jibril, juga memerolehnya
baik istri, anak, orang tua, bahkan kerabat. Dan ini merupakan dalam keadaan tidur (mimpi), dan ini adalah yang merupakan bagian
tindakan yang harus dilaksanakan. Ketiga memenuhi kebutuhan yang kedua, sealanjutnya ia menyatakan bahwa kata kadzaalika
jangka panjang, Islam menganjurkan seseorang untuk menyimpan menunjuk kepada wahyu yang diterima oleh Nabi-nabi yang lalu.
barang kebutuhan untuk digunakan pada saat-saat tertentu. Ini Hanya saja jika dipahami demikian, yang dimaksud dengan ruh adalah
berkenaan dengan larangan berlaku kikir dan boros dalam Islam.174 malaikat Jibril as atau apa yang diistilahkan dengan ar-Ruh al-Amin.
Keempat menyediakan kebutuhan bagi keluarga yang ditinggalkan. Sedangkan kebanyakan ulama menyatakan bahwa mewahyukan ruh
Ini merupakan sifat kemanusiaan yang diajarkan dalam Islam, yaitu yang dimaksud ayat di atas adalah mewahyukan al-Qur’an.287 Lebih
dengan meninggalkan sejumlah harta untuk kebutuhan hidup orang- lanjut Thabathaba’i menyatakan bahwa ada dua catatan yang
orang yang berada di bawah tanggungan setelah seseorang menyangkut pendapat ini. Pertama, tidak dapat disangkal bahwa ayat di
meninggal dunia. Sehubungan dengan aspek ini, Islam menyerukan atas bermaksud menjelaskan apa yang ada pada Nabi Muhammad Saw.
kepada seseorang untuk menyimpan harta untuk tujuan tersebut. menyangkut pengetahuan dan syaria’at yang beliau sampaikan pada
Kelima, memberikan bantuan sosial dan sumbangan di jalan Allah. masyarakat dan mengajak mereka melaksanakannya bukanlah hal-hal
Sehubungan dengan hal ini, merupakan aktivitas yang dituntut dari yang beliau dapatkan dengan upaya beliau lalu beliau sampaikan atas
setiap muslim untuk berusaha sebaik-baiknya dan memberikan dasar pengetahuan yang beliau usahakan itu. Semua itu adalah wahyu

173Nejatullah Siddiqi, The Economic Enterprise in Islam,15 286 QS, asy-Syura, (42): 52
174Lihat al-Qur’an surah al-Isra’: 29 287 Quraish Shihab, jilid XII, 198

72 129
bahwa kematian yang diartikan dengan ketiadaan, maka itu berarti bantuan sebanyak mungkin. Sebab dengan landasan moral yang
ketiadaan di pentas bumi ini, selanjutnya ia mengatakan bahawa mempengaruhi kesadaran bathin individu akan membuatnya
penyebutan kata mati dan hidup dari sekian banyak kodrat dan kuasa menyadari hakikat keamanahan sumber-sumber daya dan
agaknya disebabkan karena kedua hal ini merupakan bukti yang paling memberikan kriteria yang diperlukan bagi alokasi serta distribusi
jelas tentang kuasa-Nya dalam kontek manusia. Hidup tidak dapat yang efisien dan merata. Hal ini juga akan memberikan kesadaran
diwujudkan oleh selain-Nya dan mati juga tidak dapat ditampik oleh kepada individu tentang pertanggungjawaban yang tak terhindarkan
siapapun. 284 di depan Allah yang Maha segalanya, sehingga semua ini dapat
Kata al-maut /mati yang biasa diperhadapkan dengan kata al- berfungsi sebagai kekuatan motivasi besar agar tidak hanya
hayah/hidup, bahkan dalam al-Qur’an jumlah kata al-maut dan yang melampiaskan preferensi personalnya dan kepentingan sendiri
seakar dengannya sebanyak jumlah kata al-hayah dan yang seakarnya dengan cara-cara yang menghambat realisasi maslahat sosial.175
sebanyak 145 kali. Hidup oleh sementara ulama diartikan sebagai Demikianlah tujuan dari berproduksi yang tak lain adalah
sesuatu yang menjadikan wujud merasa, atau tahu dan bergerak285 untuk memenuhi kebutuhan hidup baik diri sendiri, keluarga dan
Dari penjelasan ayat diatas dapat diamabil kesimpulan bahwa masayarakat disekitar kita, sekaligus untuk tujuan hidup jangka
Allah lah yang menciptakan manusia baik mati maupun hidupnya, yang panjang dan untuk kebutuhan keluarga yang ditinggalkan nantinya,
tak lain Allah akan menguji hamba-hamba-Nya siapakah yang amal juga memberikan bantuan sesuai yang dianjurkan dalam syari’at
ibadahnya yang lebih baik, sekaligus ayat ini juga menerangkanbahwa Islam.
hanya Allah lah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penganpun bagi hamba-
hamba-Nya yang tersalah berbuat dosa. B. Konsumsi

Dalam al-Qur’an surah asy-Syura (42) : 52 Allah berfirman: Obsesi terbesar dari para pakar ekonomi umumnya dan
ekonomi Islam khususnya, menjadikan produksi sekaligus
ِ ‫وﺣﺎ ِﻣ ْﻦ‬ ِ
‫ﺎب َوﻻ‬ُ َ‫ﺖ ﺗَ ْﺪ ِري َﻣﺎ اﻟْﻜﺘ‬ َ ‫ َﻣﺎ ُﻛْﻨ‬iَ‫أ َْﻣ ِﺮ‬ ً ‫ﻚ ُر‬ َ ‫ﻚ أ َْو َﺣْﻴـﻨَﺎ إِﻟَْﻴ‬َ ‫َوَﻛ َﺬﻟ‬ mengkonsentrasikan usaha mereka pada peningkatan dan perbaikan
produksi baik secara kuantitas maupun pada kualitas. Akan tetapi
‫ﱠﻚ ﻟَﺘَـ ْﻬ ِﺪي‬ ِ
َ ‫ َوإِﻧ‬iَ ‫ﺑِِﻪ َﻣ ْﻦ ﻧَ َﺸﺎءُ ِﻣ ْﻦ ِﻋﺒَﺎد‬ ‫ْ ِﺪي‬Wَ ‫اﻹﳝَﺎ ُن َوﻟَ ِﻜ ْﻦ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎﻩُ ﻧُ ًﻮرا‬ peningkatan produksi saja tidak akan cukup untuk membuat orang
‫اط ُﻣ ْﺴﺘَ ِﻘﻴ ٍﻢ‬ٍ ‫إِ َﱃ ِﺻﺮ‬
َ
hidup layak. Dikarenakan kadang-kadang produksi ini terkonsumsi
pada hal-hal yang tidakmenyehatkan tubuh, tidak menentramkan
jiwa seseorang, tidak menjadikan keluhuran akhlak, tidak membuat
ketentraman dalam keluarga. Sekaligus juga tidak membawa
284 Quraish Shihab, jilid XIV, 344
285 Quraish Shihab jilid XIV, 196 175Umer Chapra, Islam and The Economic Challenge, 346

128 73
ketentraman dalam kehidupan sosial. Karenanya tidak ada gunanya Disini kata al- ihsaan diulangi dua kali, namun kata makna yang sama
memperbaiki produklsi apabila sesorang tidak mengkonsumsi tersebut berbeda. Yang pertama berarti perbuatan yang baik (amal-amal
secara baik apa yang mereka sudah produksi. Dengan demikian saleh) dan yang kedua pengaugerahan yang baik (kenikmatan surgawi).
sudah seharusnya untuk mengarahkan perhatian yang besar pada Dengan demikian jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan betapa
sektor konsumsi yakni pada manusianya sebagai konsumen yaitu kenikmatan yang diberikan Allah, karenanya kenapa masih harus
pada manusia yang memanfaatkan produksi. Ia haruslah banyak diingkari, bahkan dalam ayat ini Allah sampai mengulang dua kali kata
belajar dan bersikap baik dengan penuh kesadaran dengan apa yang ihsaan walaupun diantara dua kata tersebut memiliki perbedaan makna,
ia konsumsi, berapa banyak yang ia konsumsi, bagaimana ia yang pertama hanya menyangkut perbuatan yang baik, sedangkan kata
mengkonsumsikannya, uantuk apa ia mengkonsikannya, sekaligus yang kedua bermakna penganugerahan yang baik.
apa yang ia konsumsikan. Ayat yang berkenaan dengan bahwa Allah Swt.
Dengan demikian seseorang haruslah mendapatkan barang menghidupkan dan mematikan adalah merupakan ujian yakni: Dalam
yang halal sekaligus yang baik, yang juga mereka nikmati dengan al-Qur’an surah, al-Mulk :2.
ِ ِ
cara hemat dan sederhana. Karenanya menurut Yusuf Qardhawi
ُ ‫َﺣ َﺴ ُﻦ َﻋ َﻤﻼ َوُﻫ َﻮ اﻟْ َﻌ ِﺰ ُﻳﺰ اﻟْﻐَ ُﻔ‬
‫ﻮر‬ َ ‫اﻟﱠﺬي َﺧﻠَ َﻖ اﻟْ َﻤ ْﻮ‬
ْ ‫ت َوا ْﳊَﻴَﺎةَ ﻟﻴَـْﺒـﻠَُﻮُﻛ ْﻢ أَﻳﱡ ُﻜ ْﻢ أ‬
bahwa dengan mengurangi pemenuhan konsumsi yang berlebihan
ini akan menghalangi mereka dari mengkonsumsi kenikmatan yang Artinya: “Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa yang
haram. Dengan demikian akan terpenuhinya berbagai sumber daya lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.”283
yang terbuang sia-sia yang kemudian akan menjadikan usaha Menurut Syekh Mutawalli Sha’rawi, sebagaimana dikutif
konstruktif dalam berbagai aspek kehidupan. Contohnya ialah Quraish ia memahami kata hidup dalam al-Qur’an sebagai sesuatu yang
pelarangan seseorang untuk memproduksi barang-barang yang mengantar kepada berfungsinya sesuatu dengan fungsi yang ditentukan
haram yang mereka tidak akan dapat menikmatinya.176 baginya. Tanah misalnya berfungsi menumbuhkan tumbuhan. Jika ia
Keterkaitan dengan konsumsi tentu tidak terlepas dari gersang, al-Qur’an menamainya mati, dan jika subur maka ia hidup.
pembelanjaan pada barang-barang yang baik, dan memerangi Begitu juga dengan manusia sudah seharusnya berfungsi sebagai
kekikiran, kemewahan, berlebih-lebihan serta pemborosan. khalifah sekaligus hamba Allah. Maka jika ia merusak dan durhaka,
Memproduksi barang-barang yang baik adalah merupakan suatu maka dia tidak hidup, tetapi mati. Demikian seterusnya. Kematian
tuntutan sedangkan memiliki harta adalah juga hal yang dibolehkan manusia dalam pentas bumi ini bukanlah berarti ketiadaan. Ia masih
dalam Islam. Akan tetapi pemilikan harta itusendiri bukanlan suatu berwujud tetapi berpindah ke alam lain. Itulah yang diisyaratkan dalam
tujuan melainkan ia hanya sebagai sarana untuk menikmati apa-apa potongan ayat mencipatakan kematian. Dalam hal ini menurut Quraish

176Yusuf Qardhawi, 209- 211 283 QS, Mulk, 2

74 127
segala apa yang kamu kerjakan baik sebelum terjadinya perceraian maupun yang telah keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya, untuk mencari
sesudahnya.281 rizki yang baik serta sebagai sarana menuju realisasi kepentingan
Dengan demikian jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan umum bagi masyarakat. Dengan kata lain seseorang yang memiliki
tentang perceraian yang terjadi pada suami istri, yang mana si istri belum harta yang hanya disimpan dan menahannya, memperbanyak
diagauli, sementara suami telah menetapkan maharnya, maka kewajiban dengan mengumpulkan serta menghitung-hitungnya, melarang
bagi suami memberikan seperdua dari yan g telah diwajibkan itu komunitas untuk ikut menikmatinya, maka hal tersebut dilarang
terkecuali jika istri memaafkan atau membebaskan, hal demikian lebih dalam Islam.
mendekatkan pada ketakwaan. Sebagaimana al-Qur’an mengecam kemewahan, ia juga
Ayat yang berkenaan dengan perbuatan baik yang harus mengecam sikap berlebih-lebihan dan pemborosan. Al-Qur’an
dilakukan seseorang terhadap yang lainnya yakni : Dalam al-Qur’an melarang perbuatan yang melampaui batas (berlebih-lebihan) dlam
surah al-Rahman :60 berbelanja dan menikmati rizki yang baik, sebab Allah tidak
ِ
ْ ‫اﻹﺣ َﺴﺎن إِﻻ‬
‫اﻹﺣ َﺴﺎ ُن‬ ْ ُ‫َﻫ ْﻞ َﺟَﺰاء‬ menyukai orang yang berlebih-lebihan, sebab sikap itu adalah sikap
yang melampaui batas yang wajar. Yang termasuk perbuatan yang
Artinya:”Apakah balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). Maka nikmat
melampawi batas (israf) adalah pemborosan (tabdzir) yang artinya
Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua ingkari?282
membuang-buang harta dan menghambur-hamburkannya tanpa
Setelah ayat-ayat yang lalu menjelaskan kenikmatan yang akan faedah dan mencari pahala. Al-Qur’an dengan memakai gaya
diraih oleh penghuni syurga, maka uraian itu diakhiri dengan bahasa yang indah dalam menyeru kepada sikap ekonomis dan
menyatakan sebab anugerah besar itu! Allah berfirman: Apakah, yakni hemat dalam belanja sekaligus menjauhkan dari perbuatan yang
tidak ada, balasan amal-amal kebaikan kecuali anugerah Ilahi yang berupa melampaui batas dan pemborosan, juga sikap bakhil dan juga
kebaikan pula. Maka, nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu kikir.177. Sebagaimana dalam firman Allah surah al-Furqan 67 juga
berdua ingkari? dalam firman Allah sebelumnya pada ayat 64-65 kemudian Allah
Sementara itu ulama menetapakan rumus yang berbunyi: Bila juga menjelaskan dalam firmanNya pada ayat 68. Al-Qur’an
ada satu kata yang berbentuk ma’rifah/ definite lalu kata itu diulang dalam memaksudkan hal ini untuk menjadikan sikap ekonomis dan hemat
satu kalimat, maka makna yang disebut pertama itu sama dengan
dalam berbelanja sebagai moral agama yang fundamental dan
makna kata yang disebut di kali kedua. Sebaliknya , jika kata itu
termasuk diantara moral pribadi muslim.
nakirah/indefinite noun, maka yang kedua berbeda dengan yang pertama.
Menurut Ar-Razi bahwa Allah memberikan peringatan
Ayat di atas merupakan salah satu pengecualian dari rumus tersebut.
jeleknya sikap pemborosan dengan menisbatkannya kepada
281 Quraish Shihab, jilid I, 623
282 QS, ar-Rahman, 60 177Yusuf Qardhawi, 254

126 75
perbuatan syaithan, dengan firmanNya: Sesungghuhnya pemboros- Dalam pandangan mazhab Maliki sebagaimana dikutif
pemboros itu adalah saudara-sausara syaithan. Menurutnya kata Quraish bahwa yang dimaksud dengan penggalan ayat, orang yang
saudara-saudara ini adalah sifat menyerupai mereka dalam memegang ikatan nikah adalah wali. Ayat ini menurut mereka berarti
perbuatan yang buruk.178 ‘wahai suami yang menceraikan istrinya dan berkewajiban membayar
Diantara sikap yang berlebih-lebihan yang terlarang adalah mahar sebagaiman dijelaskan di atas, bayarlah mahar itu kepada istri
dengan sengaja menyia-nyiakan harta atau mengabikannya dan yang kamu ceraikan. Hal ini merupakan kewajiban , kecuali jika istri
tidak merawatnya dengan baik sampai lenyap. Contoh tentang hal kamu membebaskan kamu dari kewajiban itu bila mereka berhak untuk
ini menelantarkan hewan sampai binasa karena kelaparan dan sakit, membebaskan hal itu karena mereka telah dewasa, atau dibebaskan
menelantarkan tanaman sampai dimakan hama, menelantarkan biji- oleh walinya karena mereka masih belum dewasa, atau tidak memiliki
bijian, buah-buahan dan makanan sampai busuk karena dimakai kemampuan untuk mengelola.” Sedangkan menurut pandangan
ulat, menelantarkan pakaian sampai using termakan oleh rayap, mazhab Syafi’i dan Hanafi sebagaiman dikutif Quraish, menurut
menelantarkan bangunan sampai dimakan rayap, termasuk dalam mereka yang dimaksud adalah suami., dan demikian maknanya adalah,
hal ini adalah menyalakan lampu disiang hari tanpa perlu179. kecuali jika istri kamu secara tulus membebaskan kamu dari kewajiban itu atau
Dengan demikian jelas bahwa semua contoh diatas adalah suami memberi tambahan melebihi setengah yang wajib atasnya.280
menggambarkan semua perbuatan yang menyia-nyiakan nikmat Sedangkan penggalan ayat pemaafan kamu, wahai istri atau wali,
serta pembayaran melebihi setengah dari kewajiban kamu, wahai suami, lebih
dan harta yang telah dianugrahkan Allah pada manusia, padahal
dekat kepada takwa. Hal ini adalah penegasan yang menganjurkan
betapa banyak orang-orang yang sangat membutuhkann Batasan
pembebasan atau penambahan. Dikarenakan perceraian adalah sesuatu
Islam dalam pembelanjaan ada dua kriteria, yaitu 1) batasan yang
yang seharusnya tidak terjadi, dan kalau pun terjadi hendaknya secara
terkait dengan kriteria sesuatu yang dibelanjakan, cara dan sifatnya.
baik, dan di sisi lain karena perceraian dalam kenyataannya seringkali
2) batasan yang terkait dengan kuantitas dan ukurannya.
menimbulkan kebencian yang mengundang timbulnya sikap dan
1) Batasan Pada Cara dan Sifat. ucapan yang menyinggging hati masing-masing, maka lanjutan ayat ini
Batasan ini adalah yang dirumuskan oleh Islam mengenai mengingatkan kedua pihak. Dan janganlah kamu melupakan jasa (hubungan
konsumsi yang terkait dengan cara dan macam tanpa melihat pada baik) di antara kamu yang pernah terjalin saat perkawinan atau akat nikah.
kuantitas sesuatu yang dibelanjakan, sedikit atau banyaknya, yaitu Hubungan baik, antara kalian dicerminkan oleh kesediaan masing-
pembelanjaan yang terkait dengan hal-hal yang diharamkan Islam masing untuk saling member dan memaafkan, saling menyebut
seperti: khamar dengan berbagai jenis dan namanya, berbagai kebaikan, dan melupakan keburukan. Sesungguhnya Allah Maha Melihat

178Ar-Razi, Tafsir al-Fakhr jilid XX, 194-194


179Yusuf Qardhawi, 257 280 Quraish Shihab, jilid I, 622

76 125
Yang berkenaan dengan berbuat keadilan hubungannya macam tembakau (rokok), yang dapat merusak badan, melemahkan
dengan suami istri yang bercerai yakni: Dalam al- Qur’an surah al- semangat dan mebuang-buang uang, judi yang juga diharamkan,
Baqarah (2): 237 dan patung-patung yang telah diharamkan. Dengan demikian
ِ ‫ﺿﺘُﻢ َﳍ ﱠﻦ ﻓَ ِﺮ‬ ِ ‫وإِ ْن ﻃَﻠﱠ ْﻘﺘُﻤ‬ bahwa setiap pembelanjaan hal-hal yang diharamkan adalah suatu
‫ﻒ َﻣﺎ‬ ُ ‫ﺼ‬ ْ ‫ﻳﻀﺔً ﻓَﻨ‬ َ ُ ْ ْ ‫ﻮﻫ ﱠﻦ َوﻗَ ْﺪ ﻓَـَﺮ‬ ُ ‫ﻮﻫ ﱠﻦ ﻣ ْﻦ ﻗَـْﺒ ِﻞ أَ ْن ﲤََ ﱡﺴ‬ ُ ُ َ perbuatan yang berlebih-lebihan (melampaui batas) dan pemborosan
‫ب‬ُ ‫ﺎح َوأَ ْن ﺗَـ ْﻌ ُﻔﻮا أَﻗْـَﺮ‬ِ ‫ﺿﺘُ ْﻢ إِﻻ أَ ْن ﻳَـ ْﻌ ُﻔﻮ َن أ َْو ﻳَـ ْﻌ ُﻔ َﻮ اﻟﱠ ِﺬي ﺑِﻴَ ِﺪ ِﻩ ُﻋ ْﻘ َﺪةُ اﻟﻨِّ َﻜ‬
ْ ‫ﻓَـَﺮ‬
yang dilarang dalam Islam. Dalam hal ini Ibnu Katsir, juga Ibnu
Mas’ud, menyatakan bahwa kata at-tabdzir (pemborosan) adalah
ِ ‫ ِﲟَﺎ ﺗَـﻌﻤﻠُﻮ َن ﺑ‬D‫ا‬
‫ﺼ ٌﲑ‬ َ َ ْ َ‫ﻀ َﻞ ﺑـَْﻴـﻨَ ُﻜ ْﻢ إ ﱠن ﱠ‬
ِ ْ ‫ﻟِﻠﺘﱠـ ْﻘ َﻮى َوﻻ ﺗَـْﻨ َﺴ ُﻮا اﻟْ َﻔ‬ membelanjakan harta pada selain hal yang benar, demikian juga
menurut Ibnu Abbas. Sementara itu Mujahid mengatakan bahwa,
Artinya:”Jika kamu menceraikan istri-istri kamu sebelum menyentuh mereka, seandainya seseorang membelanjakan semua hartanya dalam
sedangkan kamu telah menetapkan kewajiban (atas diri kamu yakni kebenaran, maka ia bukanlan orang yang berbuat tabdzir
mahar) buat mereka, maka (berikanlah) seperdua dari apa yang telah (pemborosan).180 Berkata Qatadah bahwa perbutan pemborosan
kamu wajibkan itu, kecuali jika istri-istri kamu itu memaafkan adalah membelajakan pada perbuatan kemaksiatan kepada Allah,
(membebaskan) atau dimaafkan (dimaafkan atau ditambah) oleh orang pada selain yang dibenarkan dan pada kerusakan181.
yang memegang ikatan nikah (wali atau suami) , dan pemaafan kamu itu
itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan jasa 2) Batasan pada Kuantitas dan Ukuran.
(hubungan baik) di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat Diantara yang termasuk dalam kriteria ini, yaitu membelanjakan
segala apa yang kamu kerjakan.”278 harta yang diperlukannya dari yang tidak dapat ditanggung oleh
Dalam potongn ayat yang menjelaskan: Dan janganlah kamu pendapatanya. Contoh seseorang yang membelanjakan hartanya
melupakan jasa (hubungan baik) diantara kamu yang pernah terjalin saat melebihi dari pendapatannya padahal yang ia belanjakan bukanlah
perkawinan, atau akad nikah. Hubungan baik ini, antara lain hal mendesak (bukan primer), artinya ia terpaksa meminjam untuk
dicerminkan oleh kesediaan masing-masing untuk saling memberi dan dapat menutupi kekurangannya , padahal utang itu adalah keresahan
saling memaafkan, saling menyebut kebaikan sekaligus melupakan di waktu malam dan kehinaan di waktu siang. Nabi saw, berlindung
keburukan. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kepada Allah dari lilitan utang dan Beliau melihatnya sebagai faktor
kerjakan, baik sebelum terjadinya perceraian maupun sesudahnya.279 pendorong pada kejelekan akhlak dan perilaku pelakunya.

180 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’ani al-‘Azhim, Kairo: Maktabah


278 QS, al-Baqarah (2): 237 Ash-Shafa, 2004, jilid III, 325
279 Quraish Shihab, jilid I, 482 181Ibnu Katsir, jilid III, 326

124 77
Sebagaimana Sabdanya: Sesungguhnya seseorang apabila berutang Artinya:” Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan,
maka setiap kali berbicara, ia berdusta atau bila berjanji ia pemberian kepada kaum kerabat, dan Dia melarang perbuatan keji,
mengingkarinya ( HR. Bukhari ). Pembatasan konsumsi dan kemunkaran, dan peng aniayaan. Dia memberi pengajaran kepada
pembelajaran semacam ini ditujukan Islam pada beberapa sasaran kamu agar dapat selalu ingat ”276
praktis dan edukatif. 1) Pendidikan Moral, 2) Pendidikan Sosial, 3) Banyak pendapat ulama tentang makna al-‘adl pada ayat ini.
Pendidikan Ekonomi. Ada yang menjelaskannya secara singkat dan padat. Ada yang
1). Pendidikan Moral mengatakan dimaksud adalah tauhid. Sebagian ada juga yang
memahaminya dengan kewajiban keagamaan yang bersifat fardhu,
Yakni pendidikan moral psikologis karena sikap berlebih-
sedangkan kata al-ihsan adalah tuntunan agama yang bersifat sunnah,
lebihan dalam makan dan minum bukanlah moral seorang mukmin. dan ada lagi yang menguraikan secara panjang lebar cakupan maknanya.
Karena hal ini akan menjerumuskan mereka kedalam api neraka Dalam hal ini beberapa pakar mendefinisikan adil dengan penempatan
jahannam bersama orang-orang kafir yang bersenang-senang sesuatu pada tempat yang semestinya. Hal ini mengantarkan kepada
dengan makan-makan bagaikan binatang ternak. Karena seorang persamaan, walau dalam ukuran kuantitas boleh jadi tidak sama. Ada
mukmin hendaknya berhemat dalam menikmati kesenangan dunia juga yang mengatakan bahwa adil adalah memberikan kepada pemilik hak-
sekaligus membatasi diri dari yang haram. haknya melalui jalan yang terdekat. Ini bukan saja menunjuk seseorang
2) Pendidikan Sosial memberi hak kepada orang lain, tetapi juga hak tersebut harus
diserahkan tanpa menunda-nunda. Sebab penundaan utang dari
Yang dimaksudkan dengan pendidikan sosial ini adalah
seseorang yang mampu membayar utangnya adalah penganiayaan.
upaya untuk menghilangkan kesenjangan social. Antara orang yang
Selain itu ada juga yang memaknainya dengan moderasi: tidak
mapu dengan orang yang tidak mampu, karena factor yang
mengurangi tidak juga melebihkan.277
menambah kesengsaraan orang-orang yang tidak mampu adalah
Dengan demikian jelas bahwa ayat ini menyatakan seseorang
sikap-sikap orang kaya yang secara tidak disadari telah haruslah berbuat adil, yang adil itu yaitu berjalan lurus dan sikapnya
melipatgandakan kepedihan kaum papa di dalam masyarakat selalu menggunakan ukuran yang ganda atau yang menempatkan
dengan berbuat berlebih-lebihan dalam menikmati kesenangan sesuatu pada tempat yang semestinya.
hidup. Kelebihan yang mereka hamburkan kan dapat mencukupi
kebutuhan kaum papa. Maka jika kondisi ini terus berlangsung, ini
tentunya akan mendidik hati orang-orang papa merasakan
kedengkian dan kebencian terhadap orang-orang yang hidup mewah
dan berlebihan, hal ini mau tidak mau dalam masyarakat akan 276 QS, an-Nahl, 90
277 Quraish Shihab, jiklid VI, 698

78 123
inipun telah mengizinkan untuk mengawininya, maka adalah sangat tercipta kelas-kelas sosial yang saling bersiteru dan saling
sesuai bila izin tersebut disusul untuk perintah bertakwa. Karena itu ayat mendengki.182
ini memyeru: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi
3) Pendidikan Ekonomi
Qawwamin yakni orang-orang yang selalu dan bersunguh-sungguh
menjadi pelaksana yang sempurna terhadap tugas-tugas kamu, terhadap Yang dimaksudkan dengan pendidikan ekonomi ini adalah
wanita, dan lain-lain, dengan menegakkan kebenaran demi karena Allah, pendidikan ekonomi bagi setiap individu muslim, karena sikap
serta menjadi saksi dengan adil. Sedangakan menurut Quraish Shihab berlebih-lebihan dalam konsumsi adalah menyia-nyiakan semua
bahwa, adil lebih dekat dengan takwa. Bahwa keadilan dapat usaha untuk penambahan produksi. Di samping itu sikap demikian
merupakan kata yang menunjuk substansi ajaran Islam. Jika ada agama akan menghambur-hamburkan harta, maka jika sikap pertengahan
yang menjadikan kasih sebagai tuntunan tertnggi, maka Islam tidak dalan belanja dan berhemat dalam konsumsi yang terbiasa dalam
demikian. Sebab menurutnya kasih baik bagi perorangan maupun masyarakat maka akan terciptala harta dalam jumlah besar. Dengan
masyarakat bisa berdampak buruk. Adil adalah menempatkan segala demikian maka masayarakat Islam telah memahami tentang
sesuatu sesuai pada tempatnya., sebab jika seseorang memerlukan kasih, kehidupan Islam yang sebenarnya.
maka dengan berlaku adil akan dapat mencurahkan kasih padanya.275
Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini memerintahkan C. Distribusi
untuk berlaku adil karena keadilan itu akan mendekatkan kepada Diantara nilai yang terpenting dalam ekonomi Islam adalah
ketakwaan. Adil juga adalah menempatkan segala sesuatu sesuai distribusi. Sebagian para ekonom Islam berpendapat bahwa hal
tempatnya, sebab sikap adil ini lebih mencakup segala sikap kasih dan pertama yang harus diperhatikan adalah distribusi dan hal tersebut
lainnya, jadi adil disini yang menjatuhkan hukuman yang setimpal tidak ada kaitannya dengan produksi. Dalam ekonomi Islam
atasnya. terbebas dari kezaliman baik dari sistem kapitalisme maupun dari
Sedangkan dalam al-Qur’an surah an-Nahl : 90, perintah system sosialisme, Islam membangun filosofi dan sistemnya diatas
untuk berlaku adil menyebutkan:
pilar-pilar yang lain, yang menekankan pada distribusi pra produksi,
‫ﺎن َوإِﻳﺘَ ِﺎء ِذي اﻟْ ُﻘ ْﺮَﰉ َوﻳـَْﻨـ َﻬﻰ َﻋ ِﻦ اﻟْ َﻔ ْﺤ َﺸ ِﺎء‬ ِ ‫ ’ْﻣﺮ ِ ﻟْﻌ ْﺪ ِل واﻹﺣﺴ‬D‫ا‬
َ ْ َ َ ُ ُ َ َ‫إ ﱠن ﱠ‬
ِ yaitu pada distribusi sumber-sumber produksi, ditangan siapa
kepemilikannya, apa hak dan kewajiban-kewajiban kepemilikan ini.
‫َواﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ َواﻟْﺒَـ ْﻐ ِﻲ ﻳَﻌِﻈُ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮو َن‬ Dalam hal ini menurut Yusuf Qardhawi bahwa Islam juga
menolak secara tegas system ribawi. Lebih lanjut ia menyatakan
bahwa distribusi dalam ekonomi Islam didasarkan pada dua nilai

275 Quraish Shihab, jilid III, 50 182 Yusuf Qardhawi, 266

122 79
manusiawi yang sangat mendasar dan penting yaitu nilai kebebasan Sedangkan menurut Thabathaba’i sebagaimana dikutif
dan nilai keadilan. Nilai pertama dalam bidang ditribusi adalah Quraish Shihab bahwa kata al-Qisthi diartikan dengan adil seperti
kebebasan, hal ini terkait dengan dua hal penting yaitu: pertama kebanyakan pendapat para ulama bahwa ayat ini memerintahkan agar
keimanannya kepada Allah dan mentauhidkan-Nya, kedua berpegang teguh pada moderasi dalam segala hal serta menghindari sisi
keyakinannya kepada manusia.Adapun esensi keimanan kepada kelebihan serta kekurangan.273
Allah dalam Islam adalah iman. Aqidah dan prinsip-prinsipnya yang Dari tafsiran ayat di atas Allah menegaskan kembali bahwa
tersimpul dalam kalimat laa ilaaha illah. Hal ini juga tidak cukup manusia itu harus berbuat keadilan. Dan mengaitkannya dengan ibadah
hanya bertauhid, seseorang meyakini bahwa Allah yang shalat dan selalu menyembah Allah dan ikhlas dalam ketaatannya.
menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di dalamnya.
Sesungguhnya hakikat tauhid adalah mengeesakan Allah beribadah
Al-Qur’an surah al-Maidah (5):8 menegaskan :
dan memohon pertolongan. Sesungguhnya inti aqidah Islam, dari
positif, ialah beribadah kepada Allah semata. Sedangkan inti aqidah ‫ ُﺷ َﻬ َﺪاءَ ِ ﻟْ ِﻘ ْﺴ ِﻂ َوﻻ َْﳚ ِﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْﻢ َﺷﻨَﺂ ُن‬D
ِ‫ أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا ُﻛﻮﻧُﻮا ﻗَـ ﱠﻮ ِاﻣﲔ ِﱠ‬r
َ َ َ َ َ
Islam dari sudud negatif, adalah mengingkari adanya thaghut dan
‫َ َﺧﺒِ ٌﲑ ِﲟَﺎ‬D‫ا‬
‫َ إِ ﱠن ﱠ‬D‫ا‬ ‫ب ﻟِﻠﺘﱠـ ْﻘ َﻮى َواﺗﱠـ ُﻘﻮا ﱠ‬ ِ ِ ٍ
berlepas diri darinya serta mengumumkan permusuhan dengan ُ ‫ﻗَـ ْﻮم َﻋﻠَﻰ أَﻻ ﺗَـ ْﻌﺪﻟُﻮا ْاﻋﺪﻟُﻮا ُﻫ َﻮ أَﻗْـَﺮ‬
thaghut183.
Sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 236, ‫ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن‬
serta dalam surah az-Zumar ayat 17. Sedangkan keyakinannya
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi Qawwaamiin
kepada manusia, yakni percaya dengan fitrahnya yang telah Allah
karena Allah menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
ciptakan padanya, mempercayai kemuliaan dan kemampuannya
kebencian kamu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk tidak
yang membuatnya berhak menjadi khalifah di muka bumi ini. berlaku adil. Berlaku adillah karena ia lebih dekat kepada takwa. Dan
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam surah al-A’raf bertakwalah kepada Allah, sesungguh Allah Maha Mengetahui apa
70 serta dalam surah al-Baqarah ayat 30-31. Allah telah yang kamu kerjakan.”274
menciptakan manusia dan mempersiapkannya dengan kekuatan
material dan spiritual yang memadai untuk mengemban Al-Biqa’i, sebagaimana dikutif Quraish Shihab, mengatakan
kewenangan khalifah ini dan memakmurkan bumi berdasarkan bahwa karena sebelun ayat ini telah diperintahkan untuk berlaku adil
dengan prinsip yang ditetapkan berdasarkan wahyu. terhadap istri-istri yakni pada awal dan pertengahan surah, sedangkan
ada di antara istri-istri itu yang non muslim (Ahl- al-Kitab) karena surah

273 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid IV, 81


183Yusuf Qordhawi, 267 274 QS al-Maidah (5): 8

80 121
Berbeda dengan Quraish yang menyatakan bahwa dalam Menurut Yusuf Qardhawi bahwa rasa kebebasan pada diri
ayat sebelumnya Allah menjelaskan keburukan-keburukan orang-orang manusia adalah termasuk sebuah factor kebahagiaan pertama.
Yahudi yang tidak menunaikan amanah yang Allah percayakan kepada Sedangkan rasa keterbelengguannya merupakan penghancur
mereka yakni amanah mengamalkan kitab suci dan mereka kebahagiaan yang utama. Karenanya pengembangan kepribadian
menyembunyikannya, sementara itu dalam ayat ini Allah menegaskan manusia di dunia dan pertanggung jawabannya kepada Allah
kembali tuntunan kaum muslimin agar tidak mengikuti jejak mereka, diakhirat nanti, hal ini menuntut setiap individu untuk memiliki
tuntunan ini sangat ditekankan karena ayat ini langsung menyebutkan kebebasan dalam perbuatan dan pemikirannya. Karena jika manusia
nama Allah yang memerintahkan.270 tidak mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
Dari tafsiran ayat di atas Allah menegaskan kembali bahwa menyempurnakan kepribadiannya di masyarakat, maka
manusia itu disamping harus berbuat adil juga haruslah menyampaikan kemanusiaannya akan layu, jiwanya akan menjadi sempit, potensi
kepada yang berhak. dan berbagai kemampuannya akan lemah. Dari sinilah system Islam
Selain itu dalam al-Qur’an surah al-A’raf Allah menerangkan : yang telah disyari’atkan.184
Sementara itu Afzalurrahman185 menyatakan bahwa umat
ِِ ٍِ ِ ِ ِ ِِ
َ ‫ﻮﻫ ُﻜ ْﻢ ﻋْﻨ َﺪ ُﻛ ِّﻞ َﻣ ْﺴﺠﺪ َو ْادﻋُﻮﻩُ ﳐُْﻠﺼ‬
‫ﲔ‬ ُ ‫ﻗُ ْﻞ أ ََﻣَﺮ َرِّﰊ ﻟْﻘ ْﺴﻂ َوأَﻗ‬
َ ‫ﻴﻤﻮا ُو ُﺟ‬ Islam haruslah mengambil langkah penting untuk meningkatkan
ِّ ‫ﻟَﻪ‬ pendistribusian harta dalam masyarakat agar supaya tidak terjadi
‫ﻮدو َن‬
ُ ُ‫ﻳﻦ َﻛ َﻤﺎ ﺑَ َﺪأَ ُﻛ ْﻢ ﺗَـﻌ‬
َ ‫اﻟﺪ‬ ُ penumpukan harta pada pihak tertentu. Haruslah diupayakan suatu
Artinya:”Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan kepastian (sistem) supaya harta kekayaan tersebar luas dalam
(katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mudi setiap sembahyang dan masyarakat melalui pembagian yang adil dan merata. Pendidikan
sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. akhlak akan membentuk rasa tanggung jawab dalam masyarakat,
sebagaimana dia Telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian dengan memperhatikan saudara-saudaranya, juga mereka harus
pulalah kamu akan kembali kepadaNya)"271 merelakan sebagian kepentingannya untuk memenuhi kebutuhan
anggota masyarakat yang lain yang bernasib kurang baik. Dengan
Dalam ayat ini Allah menerangkan larangan untuk tidak mendidik dan membersihkan sifat kemanusiaan, Islam akan dapat
berbuat keji dan kemunkaran, sekaligus Allah memerintahkan untuk
mencapai sukses yang besar, sebagaimana dicontohkan pada masa
menegakkan keadilan dan selalu istiqamah dalam hal ibadah dan
awal-awal pemerintahan para khalifah Islam, yang ketika itu mereka
mengikuti apa yang disyari’atkan oleh Allah.272
sanggup bekerja sama dalam harta benda dan kekayaan tanpa
270Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid II, 581
271Al-Qur’an surah al-A’raf, 7: 29 184Yusuf Qardhawi, 276
272 Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, jilid III, 227 185Afzalurrahman , Economic Doctrines of Islam, jilid 1, 84

120 81
mengharapkan balasan kecuali hanya mengharapkan keridhaan dari berbuat kebajikan, sekaligus Allah melarang untuk berbuat keji dan
Allah. Allah menemui orang-orang tersebut dengan firman-Nya kemungkaran.
dalam surah al-Hasyr ayat 9 juga dalam surat al-Baqarah 219. Allah menegaskan dalam al-Qur’an surah an-Nisa’ : 58
Jadi jelas bahwa dalam Islam mewajibkan kepada umatnya
untuk memberikan (sebagian) harta yang dimilikinya sebagai
‫ﺕ ﺇِ َﻟﻰ ﺃ َ ْﻫ ِﻠ َﻬﺎ َﻭﺇِﺫَﺍ َﺣ َﻜ ْﻤﺘُ ْﻢ‬ ِ ‫ َﻳﺄ ْ ُﻣ ُﺮ ُﻛ ْﻢ ﺃ َ ْﻥ ﺗُ َﺆﺩﱡﻭﺍ ﺍﻷ َﻣﺎﻧَﺎ‬vَ ‫ﺇ ِ◌ ﱠﻥ ﱠ‬
sadaqah kepada anggota masyarakat yang lain yang kurang َv ُ ‫ ِﻧ ِﻌ ﱠﻤﺎ َﻳ ِﻌ‬v
‫ﻈ ُﻜ ْﻢ ِﺑ ِﻪ ِﺇ ﱠﻥ ﱠ‬ َ ‫ﺎﺱ ﺃ َ ْﻥ ﺗَﺤْ ُﻜ ُﻤﻮﺍ ِﺑ ْﺎﻟ َﻌ ْﺪ ِﻝ ِﺇ ﱠﻥ ﱠ‬ ِ ‫َﺑﻴْﻦَ ﺍﻟ ﱠﻨ‬
beruntung nasibnya. Hal ini adalah pertama untuk menumbuhkan ‫ﻴﺮﺍ‬
ً ‫ﺼ‬ ِ ‫ﺳ ِﻤﻴ ًﻌﺎ َﺑ‬ َ َ‫َﻛﺎﻥ‬
kesadaran bagi yang memberi dan sikap mentalnya,dan kedua
merupakan pemenuhan kebutuhan bagi orang yang menerimanya. Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
Al-Qur’an mewajibkan pemberian kelebihan harta orang kaya amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
dengan uangkapannya: mereka bertanya kepadamu tentang apa kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
yang mereka nafkahkan. Katakanlah: yang lebih dari keperluan, supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
supaya kamu berpikir186. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Dari uraian di atas jelas bahwa Islam menghendaki agar melihat268.
supaya kelebihan harta seseorang diserahkan pada masyarakat untuk Sementara itu Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini
mencukupi kebutuhan orang-orang miskin, sehingga kekayaan memformulasikan bahwa Allah memerintahkan untuk
Negara dapat terus beredar dikalangan semua penduduk negeri itu, menyampaikan amanah kepada ahlinya sekaligus juga
dengan melalui pendidikan akhlak setiap orang akan semakin memerintahkan bagi hakim untuk memutuskan perkara dengan
menyadari akan pentingnya keadilan social dalam masyarakat. keadilan bagi manusia denga kata lain bahwa perintah dalam ayat ini
D. Tafsir Ayat-ayat dan Hadits Tentang Ekonomi Islam: dimulai dengan menyampaikan amanah sekaligus juga perintah bagi
yang memutuskan perkara untuk berbuat keadilan bagi semua
1. Dasar Nash yang Berkenaan dengan Produksi manusia, selain itu juga diperintahkan untuk menjalankan syari’at
Ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang Allah dengan sempurna sekaligus Allah menjelaskan bahwa Ia
produksi sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah surah al-Mulk maha mendengar dan maha melihat artinya: mendengar semua yang
ayat 15 yang menyatakan: diucapkan dan melihat apa yang dikerjakan269.

268Al-Qur’an surah an-Nisa, 4: 58


186Al-Qur’an surah al-Baqarah: 219 269 Ibnu Katsir, jilid II, 204

82 119
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan ‫ﺸﻮﺍ ِﻓﻲ َﻣﻨَﺎ ِﻛ ِﺒ َﻬﺎ َﻭ ُﻛﻠُﻮﺍ‬
ُ ‫ﺽ ﺫَﻟُﻮﻻ َﻓﺎ ْﻣ‬ ْ ‫ﻫ َُﻮ ﱠﺍﻟﺬِﻱ َﺟ َﻌ َﻞ َﻟ ُﻜ ُﻢ‬
َ ‫ﺍﻷﺭ‬
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
‫ﻮﺭ‬
ُ ‫ﺸ‬ُ ‫ِﻣ ْﻦ ِﺭ ْﺯ ِﻗ ِﻪ َﻭﺇِ َﻟ ْﻴ ِﻪ ﺍﻟ ﱡﻨ‬
permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar Artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
kamu dapat mengambil pelajaran.265 berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah
sebahagian dari rizki-Nya. dan hanya kepada-Nya lah
Dalam ayat ini Allah memerintahkan bagi hamba- kamu (kembali setelah) dibangkitka.187
hambaNya untuk berbuat adil yang diikuti dengan berbuat ihsan
atau kebajikan, sekaligus juga memerintahkan untuk selalu berbuat Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah memerintahkan
baik dengan menjauhi segala bentuk kemunkaran.266 Lebih lanjut kepada manusia untuk berusaha mencari rizki yang telah diberikan
Ibnu Katsir mengatakan bahwa firman Allah tersebut sama dengan oleh Allah kepadanya. Jadi apapun bentuk kerja manusia itu ketika
perintah dalam ayat yang berbunyi: wajazaau saiyiatin saiyiatun ia menanam semua muslim merasa bahwa yang ia kerjakan adalah
mishluha faman ‘afaa waashlaha faajruhu ‘ala Allah. Juga ia ibadah karena Allah. bahwa ekonomi dalam pandangan Islam bukan
mengqiyaskan dengan firman Allah yang berbunyi: wal juruuha tujuan akhir kehidupan, sarana untuk mencapai tujuan yang lebih
qishash tinggi, penunjang dan pelayanan bagi akidah dan bagi misi yang
Sementara itu menurut Ibnu Aby Thalhah dari Ibnu Abbas diembannya. Ekonomi merupakan bagian dari kehidupan dan tidak
sebagaimana dikutif oleh Ibnu Katsir bahwa perintah Allah untuk bisa dilepaskan dari kehidupan. Manusia itu bukanlah fondasi
berbuat adil tersebut ia berkata sama halnya dengan kata bangunannya dan bukan tujuan risalah Islam, ekonomi juga bukan
Syahaadatu An La Ilaaha Illallah. lubang peradaban suatu umat. Manusia dijadikan Allah sebagai
Sedangkan menurut Quraish, pendapat ulama tentang khalifah di muka bumi ini adalah tak lain untuk meminpin dunia ini.
makna adil dalam ayat di atas adalah tauhid, ada yang mengartikan Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah (2) ayat
fardhu, al-Ihsan tuntunan agama. Seseorang yang adil berjalan lurus 30:
dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang ganda, penempatan
sesuatu pada tempat yang semestinya.267 ‫ﺽ َﺧ ِﻠﻴ َﻔﺔً َﻗﺎﻟُﻮﺍ‬ ْ ‫َﻭﺇِ ْﺫ َﻗﺎ َﻝ َﺭﺑﱡﻚَ ِﻟ ْﻠ َﻤﻼ ِﺋ َﻜ ِﺔ ﺇِ ِّﻧﻲ َﺟﺎ ِﻋ ٌﻞ ِﻓﻲ‬
ِ ‫ﺍﻷﺭ‬
Dari tafsiran ayat di atas jelas menerangkan Allah َ ‫ﺃَﺗَﺠْ َﻌ ُﻞ ِﻓﻴ َﻬﺎ َﻣ ْﻦ ُﻳ ْﻔ ِﺴﺪُ ِﻓﻴ َﻬﺎ َﻭ َﻳ ْﺴ ِﻔﻚُ ﺍﻟ ِﺪّ َﻣﺎ َء َﻭﻧَﺤْ ُﻦ ُﻧ‬
‫ﺴ ِّﺒ ُﺢ‬
memerintahkan kepada manusia untuk selalu berbuat adil dan َ‫ّﺱ َﻟﻚَ َﻗﺎ َﻝ ِﺇ ِّﻧﻲ ﺃ َ ْﻋ َﻠ ُﻢ َﻣﺎ ﻻ ﺗَ ْﻌ َﻠ ُﻤﻮﻥ‬
ُ ‫ِﺑ َﺤ ْﻤﺪِﻙَ َﻭ ُﻧ َﻘ ِﺪ‬
265Al-Qur’an surah an-Nahl, 16: 90
266Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, jilid IV, 340
267Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid 6, 697 187Al-Qur’an surah al-Mulk, 67:15

118 83
Artinya:”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para     
  
malaikat,” Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu
  
khalifah di muka bumi.“Mereka berkata,“Apakah Engkau   
hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat    
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal   
kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan  

menyucikan-Mu? Tuhan berfirman,“Sesungguhnya Aku Artinya:”Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya kamu tidak
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”188 memuliakan anak yatim. Dan kamu tidak saling mengajak
memberi makan orang miskin, Dan kamu memakan harta
Ketika Allah mengkhabarkan kepada para malaikat bahwa pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan
Ia akan menjadikan makhluk lain yang berwujud manusia. Menurut yang bathil), Dan kamu mencintai harta benda dengan
Ibnu Katsir ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengkhabarkan pada kecintaan yang berlebihan263.
para malaikat tentang penciptaan Allah adalah seorang khalifah yang
akan meminpin bumi ini189 Bahwa ayat ini ada kaitan dengan ayat sebelumnya yang
Sedangkan menurut Quraish firman Allah surah al- mengatakan bahwa Allah lah yang menganugerahkan manusia itu
Baqarah: 30 ini menerangkan bahwa kata khalifah dalam ayat ini kenikmatan harta benda dan dalam ayat ini Allah menegaskan
pada mulanya berarti yang menggantikan atau yang datang sesudah kembali bahwa kewajiban setiap manusia untuk memuliakan anak
siapa yang datang sebelumnya. Jadi yang dimaksudkan adalah Allah yatim dan memberi makan orang miskin apabila kamu diberikan
bermaksud dengan pengangkatan ini, untuk menguji manusia dan oleh Allah kelebihan harta yang melimpah.264
memberinya penghormatan. Menurutnya, ayat ini menunjukkan Ayat di atas menerangkan bahwa larangan untuk tidak
bahwa kekhalifahan terdiri dari wewenang yang dianugerahkan memuliakan anak yatim dan tidak memberi makan terhadap orang
Allah Swt, makhluk yang diserahi tugas, yakni Adam as. dan anak miskin dengan memakan harta dengan mempergunakan yang tidak
cucunya, serta wilayah tempat bertugas, yakni bumi yang terhampar, halal dan yang bathil
dengan demikian, kekhalifahan mengharuskan makhluk yang
diserahi tugas itu, melaksanakan tugasnya sesuai dengan petunjuk Sebagaimana dalam al-Qur’an surah an-Nahl Allah berfirman :
Allah yang memberinya tugas dan wewenang. Kebijaksanaan yang ‫َﺎء ﺫِﻱ ْﺍﻟﻘُ ْﺮ َﺑﻰ َﻭ َﻳ ْﻨ َﻬﻰ َﻋ ِﻦ‬ ِ ‫ﺎﻥ َﻭ ِﺇﻳﺘ‬ ِ ‫ﺴ‬َ ْ‫ َﻳﺄْ ُﻣ ُﺮ ِﺑ ْﺎﻟ َﻌ ْﺪ ِﻝ َﻭﺍﻹﺣ‬v َ ‫ِﺇ ﱠﻥ ﱠ‬
ُ ‫َﺎء َﻭ ْﺍﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ َﻭ ْﺍﻟ َﺒ ْﻐﻲ ِ َﻳ ِﻌ‬
َ‫ﻈ ُﻜ ْﻢ َﻟ َﻌ ﱠﻠ ُﻜ ْﻢ ﺗَﺬَ ﱠﻛ ُﺮﻭﻥ‬ ِ ‫ْﺍﻟ َﻔﺤْ ﺸ‬
188 QS, al-Baqarah (2): 30 263Al-Qur’an surah al-Fajr, 89: 17-20
189 Ibnu Katsir, jilid I, 90 264 Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, jilid 15, 295

84 117
Dalam al-Qur’an surah al-Qashash yang menegaskan: tidak sesuai dengan kehendak-Nya, adalah pelanggaran terhadap
makna dan tugas kekhalifahan190.
َ ‫ﻋ َﻠﻰ ِﻋ ْﻠ ٍﻢ ِﻋ ْﻨﺪِﻱ ﺃ َ َﻭ َﻟ ْﻢ َﻳ ْﻌ َﻠ ْﻢ ﺃ َ ﱠﻥ ﱠ‬
َ‫ َﻗ ْﺪ ﺃ َ ْﻫ َﻠﻚ‬v َ ُ‫َﻗﺎ َﻝ ﺇِ ﱠﻧ َﻤﺎ ﺃُﻭ ِﺗﻴﺘُﻪ‬
Dalam al-Qur’an surah al-An’am (6): 165
‫ﺷﺪﱡ ِﻣ ْﻨﻪُ ﻗُ ﱠﻮﺓ ً َﻭﺃ َ ْﻛﺜَ ُﺮ َﺟ ْﻤ ًﻌﺎ َﻭﻻ‬ َ َ ‫ﻭﻥ َﻣ ْﻦ ﻫ َُﻮ ﺃ‬ ِ ‫ِﻣ ْﻦ َﻗ ْﺒ ِﻠ ِﻪ ِﻣﻦَ ْﺍﻟﻘُ ُﺮ‬
َ‫ﻋ ْﻦ ﺫُ ُﻧﻮ ِﺑ ِﻬ ُﻢ ْﺍﻟ ُﻤﺠْ ِﺮ ُﻣﻮﻥ‬
َ ‫ُﻳ ْﺴﺄ َ ُﻝ‬ َ‫ﻀ ُﻜ ْﻢ َﻓ ْﻮﻕ‬
َ ‫َﺑ ْﻌ‬ ‫ﺽ َﻭ َﺭ َﻓ َﻊ‬ِ ‫ﺍﻷﺭ‬ ْ َ ‫َﻭﻫ َُﻮ ﱠﺍﻟﺬِﻱ َﺟ َﻌ َﻠ ُﻜ ْﻢ ﺧَﻼ ِﺋ‬
‫ﻒ‬
Artinya: Qarun berkata: “sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, ِ ‫ﺳ ِﺮﻳ ُﻊ ْﺍﻟ ِﻌ َﻘﺎ‬
‫ﺏ‬ َ َ‫ﺕ ِﻟ َﻴ ْﺒﻠُ َﻮ ُﻛ ْﻢ ِﻓﻲ َﻣﺎ ﺁﺗَﺎ ُﻛ ْﻢ ِﺇ ﱠﻥ َﺭﺑﱠﻚ‬ ٍ ‫ﺾ ﺩَ َﺭ َﺟﺎ‬ ٍ ‫َﺑ ْﻌ‬
karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak ٌ ‫َﻭﺇِ ﱠﻧﻪُ َﻟ َﻐ ُﻔ‬
‫ﻮﺭ َﺭ ِﺣﻴ ٌﻢ‬
mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah Artinya:” Dan Dia yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi
membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang
padanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta. Dan
lain) beberapa derajat untuk menguji kamu melalui apa
tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa yang diberikan-Nya kepada kamu. Sesungguhnya
itu, tentang dosa-dosa mereka260.
Tuhanmu amat cepat siksa-Nya dan sesungguhnya Dia
Ibnu Katsir menerangkan dalam ayat ini menceritakan Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”191
bahwasanya Qarun lupa diri dan angkuh bahkan tidak mau
Dalam ayat ini Allah swt. mengingatkan bahwa: Dan di
mengakui bahwa Allah lah yang telah memberikan anugerah harta
samping Allah swt. Tuhan pemelihara segala sesuatu Dia juga yang
kepadanya.261 Sementara itu menurut al-Biqa’i sebagaimana dikutif
menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi, yakni pengganti umat-
oleh Quraish Shihab dalam memahami ayat yang menyebutkan
umat yang lalu dalam mengembangkan ala mini, dan Dia
umat yang dibinasakan oleh Allah bahwa peristiwa yang dialami
meninggikan derajat akal, ilmu, harta, kedudukan sosial, kekuatan
oleh Qarun terjadi setelah kebinasaan Fir’aun.262
jasmani, dan lain-lain sebagian kamu atas sebagian yang lain
Ayat di atas menerangkan bahwa Allah telah
beberapa derajat. Itu semua untuk menguji kamu atas segala apa
membinasakan umat-umat yang hanya mengumpulkan (menumpuk
yang dianugerahkan-Nya kepada kamu.Sesungguhnya Tuhanmu,
hartanya) dan mereka itu termasuk orang yang berdosa.
wahai Nabi Muhammad Saw. bukan tuhan-tuhan yang mereka
Dalam al-Qur’an surah al-Fajr Allah berfirman menegaskan : sembah, amat cepat siksa-Nya karena Dia tidak membutuhkan
waktu, alat tidak pula disibukkan oleh satu aktivitas untuk
menyelesaikan aktivitas yang lain dan sesungguhnya Dia Maha
260Al-Qur’an surah al-Qashash, 28: 78
261IbnuKatsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, jilid VI, 100 190Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah jilid I, 80
262Quraish Shihab. Tafsir al-Mishbah, jilid 9, 669 191QS, al-An’am (6): 165

116 85
Pengampun bagi yang tulus bertaubat lagi sungguh Maha ‫ﺸﺘَ ُﻬ ْﻢ ِﻓﻲ‬ َ ‫ﺃ َ ُﻫ ْﻢ َﻳ ْﻘ ِﺴ ُﻤﻮﻥَ َﺭﺣْ َﻤﺔَ َﺭ ِﺑّﻚَ ﻧَﺤْ ُﻦ َﻗ‬
َ ‫ﺴ ْﻤﻨَﺎ َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻬ ْﻢ َﻣ ِﻌﻴ‬
Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang taat.192
Menurut asy-Sya’rawi sebagaimana dikutif Quraish ia
َ‫ﺕ ِﻟ َﻴﺘﱠ ِﺨﺬ‬ ٍ ‫ﺾ ﺩَ َﺭ َﺟﺎ‬ َ ‫ْﺍﻟ َﺤ َﻴﺎﺓِ ﺍﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ َﻭ َﺭ َﻓ ْﻌﻨَﺎ َﺑ ْﻌ‬
ٍ ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ َﻓ ْﻮﻕَ َﺑ ْﻌ‬
menyatakan bahwa makna kebahasaan dari khalifah yakni َ‫ﺎ َﻭ َﺭﺣْ َﻤﺔُ َﺭ ِﺑّﻚَ َﺧﻴ ٌْﺮ ِﻣ ﱠﻤﺎ َﻳﺠْ َﻤ ُﻌﻮﻥ‬¹‫ﺳ ْﺨ ِﺮﻳ‬ ُ ‫ﻀﺎ‬ً ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ َﺑ ْﻌ‬
ُ ‫َﺑ ْﻌ‬
menggantikan. Maka menurutnya yang menggantikan itu boleh jadi Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu.
menyangkut waktu boleh jadi juga tempat. Ayat ini dapat berarti Kami Telah menentukan antara mereka penghidupan
penggantian antara sesame makhluk manusia dalam kehidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah
dunia ini, tetapi dapat juga berarti kekhalifahan manusia yang meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
diterimanya dari Allah swt. akan tetapi buklan berarti bahwa beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
manusia yan g menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak- mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu
Nya dan menetapkan ketetapan-ketepan-Nya serta memakmurkan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan258
bumi sesuai apa yang digariskan-Nya. Akan tetapi ia memahami
kekhalifahan tersebut yang berkaitan dengan reaksi dan ketundukan Menurut Thabathaba’i sebagaimana dikutif Quraish Shihab
bumi kepada manusia. Segala sesuatu tentunya tunduk dan bereaksi ayat ini menerangkan bahwa kehendak dan usaha manusia hanyalah
kepada Allah swt.193 satu di antara sekian banyak penyebab tercapainya apa yang
didambakan, tidak terhitung berada di luar kemampuan manusia.
Sedangkan dalam al-Qur’an surah Hud (11):61 Sekaligus ayat ini menegaskan bahwa penganugerahan rahmat
‫ َﻣﺎ َﻟ ُﻜ ْﻢ ِﻣ ْﻦ‬vَ ‫ﺻﺎ ِﻟ ًﺤﺎ َﻗﺎ َﻝ َﻳﺎ َﻗ ْﻮ ِﻡ ﺍ ْﻋ ُﺒﺪُﻭﺍ ﱠ‬ َ ‫َﻭﺇِ َﻟﻰ ﺛَ ُﻤﻮﺩَ ﺃَﺧَﺎ ُﻫ ْﻢ‬ Allah, pemberian terutama pemberian wahyu adalah wewenang
Allah bukan manusia.259
‫ﺽ َﻭﺍ ْﺳﺘَ ْﻌ َﻤ َﺮ ُﻛ ْﻢ ِﻓﻴ َﻬﺎ‬ ِ ‫ﺍﻷﺭ‬
ْ َ‫ﺸﺄ َ ُﻛ ْﻢ ِﻣﻦ‬ َ ‫ﻏﻴ ُْﺮﻩُ ﻫ َُﻮ ﺃ َ ْﻧ‬
َ ‫ِﺇ َﻟ ٍﻪ‬ Dalam tafsiran ayat di atas menerangkan bahwa Islam
ٌ‫َﻓﺎ ْﺳﺘَ ْﻐ ِﻔ ُﺮﻭﻩُ ﺛُ ﱠﻢ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ِﺇ َﻟ ْﻴ ِﻪ ِﺇ ﱠﻥ َﺭ ِﺑّﻲ َﻗ ِﺮﻳﺐٌ ُﻣ ِﺠﻴﺐ‬ membenarkan seseorang memiliki kekayaan lebih dari yang lain
sepanjang kekayaan tersebut diperoleh secara benar dan yang
Artinya:”Dan kepada Tsamud saudara mereka Shalih. Shalih
berkata: “ Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak bersangkutan telah menunaikan kewajibannya bagi kesejahteraan
masyarakat.
ada bagi kamu tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi dan menjadikan kamu memakmurkannya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian

192 Quraish Shihab, Jilid III, 768 258QS, az-Zukhruf, 43: 32


193 Quraish Shihab, jilid III, 769 259Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, jilid 9, 2009, 331

86 115
oleh Allah.255 Lebih lanjut Ibnu Katsir dalam menerangkan bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat
ayat ini menyamakan dengan firman Allah yang berbunyi: dekat lagi Maha Memperkenankan.”194
walaa taq’udua bikulli shiraathin tuu’adun. Dan firman Allah Ibnu Katsir dalam penjelasannya menyatakan bahwa
yang berbunyi: wattaqul lazii khalaqakum wal jibil latal potongan ayat ini yang berbunyi, ista’mara artinya yang
awwaliin. Di dalam surat al-Baqarah ayat 205 Allah menjadikan kamu pemakmur-pemakmur dan pengelola-pengelola
menjelaskan bahwa manusia itu haruslah memalingkan diri bumi.195 Dalam hal ini Thabaathaba’i, sebagaimana dikutif Quraish
dari perbuatan yang akan menimbulkan kerusakan di muka Shihab menerangkan yang dimaksud ayat ini adalah mengolah bumi
bumi ini yakni dalam perbuatan dan ucapan dengan
sehingga beralih menjadi suatu tempat dan kondisi yang
kebohongan dan aqidah yang rusak sebagaimana yang memungkinkan memanfaatkannya, seperti membangun
diceritakan dalam al-Qur’an tentang Fir’aun.256 pemukiman untuk dihuni, membangun masjid untuk tempat ibadah,
Sedangkan Ibnu Arabi sebagaimana dikutif oleh Quraish
tanah untuk pertanian, taman untuk dipetik buahnya dan tempat
Shihab bahwa ayat ini menerangkan tentang penipuan dalam nilai
rekreasi. Dengan demikian menurutnya, penggalan ayat tersebut
atau kecurangan dalam timbangan dan takaran dengan melebihkan
bermakna bahwa Allah swt telah mewujudkan melalui bahan bumi
atau mengurangi, atau dengan mengatakan didepan umum bahwa ini, manusia yang Dia sempurnakan dengan mendidiknya tahap
barangnya buruk dengan tujuan untuk menurunkan harganya
demi tahap dan menganugerahkannya fitrah berupa potensi yang
padahal barang itu bagus, perbuatan ini dinilai telah mengurangi hak
menjadikan ia mampu mengolah bumi dengan mengalihkannya ke
orang lain.257 suatu kondisi di mana ia dapat memanfaatkannya untuk kepentingan
Dalam ayat di atas jelaslah bahwa tidak dibolehkan
hidupnya. Sehingga ia dapat terlepas dari segala macam kebutuhan
merugikan hak-hak manusia dan larangan untuk berbuat kerusakan
dan kekurangan, dan dengan demikian ia tidak untuk wujud dan
di muka bumi ini. Konsep keadilan ekonomi dalam Islam adalah
kelanggengan hidupnya kecuali kepada Allah swt196.
yang mengharuskan setiap orang mendapatkan haknya dan tidak Dengan demikian produksi berkaitan langsung dengan
mengambil hak orang lain. Dalam surah az-Zukhruf Allah berfirman manusia sebagai pelaku ekonomi. Ada banyak ayat al-Qur’an
yang menyebutkan: maupun hadist Rasulullah yang menerangkan kewajiban manusia
untuk berusaha dan berikhtiar dalam hidup ini, sebagaimana firman
Allah menyatakan:

255IbnuKatsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhim, jilid VI, 43 194QS, Hud (11): 61


256Ibnu Katsir, jilid I, 290 195IbnuKatsir, jilid IV, 125
257Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, jilid 9, 2009, 331 196Quraish Shihab, jilid VI, 279

114 87
ِ ‫ﻈﻮ َﻧﻪُ ِﻣ ْﻦ ﺃ َ ْﻣ ِﺮ ﱠ‬
‫ ِﺇ ﱠﻥ‬v ُ ‫َﻟﻪُ ُﻣ َﻌ ِّﻘ َﺒﺎﺕٌ ِﻣ ْﻦ َﺑﻴ ِْﻦ َﻳﺪَ ْﻳ ِﻪ َﻭ ِﻣ ْﻦ ﺧ َْﻠ ِﻔ ِﻪ َﻳﺤْ َﻔ‬ lahir dari bukti-bukti yang mereka yakini serta pengetahuan tentang
sifat-sifat-Nya yang Maha Indah.252
ُv ‫ ﻻ ُﻳ َﻐ ِﻴ ُّﺮ َﻣﺎ ِﺑ َﻘ ْﻮ ٍﻡ َﺣﺘﱠﻰ ُﻳ َﻐ ِﻴ ُّﺮﻭﺍ َﻣﺎ ِﺑﺄ َ ْﻧﻔُ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﻭﺇِﺫَﺍ ﺃ َ َﺭﺍﺩَ ﱠ‬v َ‫ﱠ‬ Sementara itu menurut Ibnu Katsir dalam ayat ini Allah
‫ﺳﻮ ًءﺍ َﻓﻼ َﻣ َﺮﺩﱠ َﻟﻪُ َﻭ َﻣﺎ َﻟ ُﻬ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ﺩُﻭ ِﻧ ِﻪ ِﻣ ْﻦ َﻭﺍ ٍﻝ‬ ُ ‫ِﺑ َﻘ ْﻮ ٍﻡ‬ menerangkan prihal keadaan orang-orang musyrik di dunia dan
diakhirat yang mereka mengadakan tandingan kepada Tuhan
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
dengan menyembah Tuhan yang lain selain Allah serta mencintai
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
Tuhan- tuhan itu, padahal Dialah Tuhan Allah dan tiada Tuhan
mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
selain Dia dan tidak ada tandingan serta tidak ada sekutu bagi-
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
Nya.253 Senajutnya ia mengatakan bahwa kelanjutan ayat ini yang
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
menerangkan tentang orang-orang yang beriman yang senantiasa
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
mencintai Allah serta menyempurnakan kema’rifatannya serta
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
mentauhidkan-Nya dan tidak mensyekutukan-Nya dengan segala
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
sesuatu, mereka selalu menyembah Tuhan yang Satu dan selalu
selain Dia.197
bertawakkal pada-Nya serta menyerahkan semua urusannya pada
Menurut Ibnu Katsir ayat ini menegaskan bahwa malaikat- Allah semata. Ayat-ayat yang berkenaan dengan distribusi antara
malaikat senantiasa menjaga manusia menjaga manusia dari kanan lain:
kiri depan dan belakang sehingga datang ketentuan Allah atas
Dalam al-Quran surah asy-Syu’ara Allah berfirman:
dirinya.198
Sedangkan menurut Al-Maraghi dalam ayat ini Allah َ‫ﺽ ُﻣ ْﻔ ِﺴﺪِﻳﻦ‬ ْ ‫ﺎﺱ ﺃ َ ْﺷ َﻴﺎ َء ُﻫ ْﻢ َﻭﻻ ﺗَ ْﻌﺜَ ْﻮﺍ ِﻓﻲ‬
ِ ‫ﺍﻷﺭ‬ َ ‫ﺴﻮﺍ ﺍﻟ ﱠﻨ‬
ُ ‫َﻭﻻ ﺗَ ْﺒ َﺨ‬
menegaskan bahwa semua manusia itu haruslah selalu berikhtiar,
sebab Allah tidak akan mengubah diri mereka kecuali diri mereka Artinya: Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-
sendiri. Akan tetapi setelah iktiar dilakukan semua upaya diperbuat, haknya dan janganlah kamu merajalela di muka
maka hasil itu adalah takdir Allah. Islam memberlakukan prinsip bumi dengan membuat kerusakan254
mekanisme pasar sebagai landasan tauhid.199 Ayat ini menerangkan bahwa tidak dibolehkan untuk
Dalam firman Allah yang menyatakan: mengurangi atau melakukan penipuan terhadap harta benda
orang lain dengan jalan menantang apa yang telah ditetapkan

197Al-Qur’an surah ar-Ra’du, 13: 11 252Quraish Shihab, jilid I, 351


198Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid IV, 2523-253 253Ibnu Katsir, jilid I, 240
199Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, jilid 13, 142 254Al-Qur’an surah asy-Syu’ara, 26: 183

88 113
ِ‫ﺐ ﱠ‬
v ِ ّ ‫ ﺃ َ ْﻧﺪَﺍﺩًﺍ ﻳ ُِﺤﺒﱡﻮ َﻧ ُﻬ ْﻢ َﻛ ُﺤ‬v ِ ‫ﺎﺱ َﻣ ْﻦ َﻳﺘﱠ ِﺨﺬُ ِﻣ ْﻦ ﺩ‬
ِ ‫ُﻭﻥ ﱠ‬ ِ ‫َﻭ ِﻣﻦَ ﺍﻟ ﱠﻨ‬ َ‫ﺍﻟﺮ ْﺯﻕَ ِﻟ َﻤ ْﻦ َﻳﺸَﺎ ُء َﻭ َﻳ ْﻘﺪ ُِﺭ ِﺇ ﱠﻥ ِﻓﻲ ﺫَﻟِﻚ‬
ِّ ‫ﻂ‬ُ ‫ﺴ‬ َ ‫ﺃ َ َﻭ َﻟ ْﻢ َﻳ َﺮ ْﻭﺍ ﺃ َ ﱠﻥ ﱠ‬
ُ ‫ َﻳ ْﺒ‬v
َ‫ﻅ َﻠ ُﻤﻮﺍ ﺇِ ْﺫ َﻳ َﺮ ْﻭﻥ‬َ َ‫» َﻭ َﻟ ْﻮ َﻳ َﺮﻯ ﱠﺍﻟﺬِﻳﻦ‬ ِ ‫ﺎ ِ ﱠ‬¹‫ﺷﺪﱡ ُﺣﺒ‬ َ َ ‫َﻭ ﱠﺍﻟﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣ ُﻨﻮﺍ ﺃ‬ َ‫ﺕ ِﻟ َﻘ ْﻮ ٍﻡ ُﻳﺆْ ِﻣ ُﻨﻮﻥ‬
ٍ ‫ﻵ َﻳﺎ‬
ِ ‫ﺷﺪِﻳﺪُ ْﺍﻟ َﻌﺬَﺍ‬
‫ﺏ‬ َ َv ‫» َﺟ ِﻤﻴ ًﻌﺎ َﻭﺃ َ ﱠﻥ ﱠ‬ِ ‫ﺍﺏ ﺃ َ ﱠﻥ ْﺍﻟﻘُ ﱠﻮﺓ َ ِ ﱠ‬
َ َ‫ْﺍﻟ َﻌﺬ‬ Artinya:Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa
Artinya:”Di antara manusia ada orang-orang yang menyembah Sesungguhnya Allah melapangkan rezki bagi siapa yang
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya dikehendaki-Nya dan dia (pula) yang menyempitkan (rezki
sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang- itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
orang yang beriman cinta mereka kepada Allah sangat terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
kuat. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim beriman200
itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari
Ibnu Katsir menerangkan bahwa rizki itu berada ditangan
kiamat), bahwa semua kekautan adalah kepunyaan Allah
Allah. Dia memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
dan bahwa Allah amat pedih siksaan-Nya (niscaya mereka
Hal itu diketahui oleh orang yang percaya (beriman) kepada Allah
menyesal).”251
dan mereka ridha dengan apa yang telah dibagikan Allah terhadap
Dalam hal ini Quraish menerangkan bahwa ayat ini : Ada
mereka.201
diantara manusia yang menyembah apa yang dianggapnya
tandingan-tandingan selain Allah, baik berupa berhala, bintang Dalam ayat yang lain Allah menjelaskan:
maupun manusia biasa yang telah tiada, atau pemimpin-pemimpin
‫ﺍﻟﺮ ْﺯﻕَ ِﻟ َﻤ ْﻦ َﻳﺸَﺎ ُء ِﻣ ْﻦ ِﻋ َﺒﺎ ِﺩ ِﻩ َﻭ َﻳ ْﻘﺪ ُِﺭ َﻟﻪُ َﻭ َﻣﺎ‬
ِّ ‫ﻂ‬ ُ ‫ﺴ‬ ُ ‫ﻗُ ْﻞ ِﺇ ﱠﻥ َﺭ ِﺑّﻲ َﻳ ْﺒ‬
mereka, padahal tandingan tandingan tersebut adalah makhluk-
makhluk ciptaan-Nya jua. Bahkan manusia-manusia itu bukan ‫ﺷ ْﻲءٍ َﻓ ُﻬ َﻮ ﻳ ُْﺨ ِﻠ ُﻔﻪُ َﻭﻫ َُﻮ َﺧﻴ ُْﺮ ﱠ‬
َ‫ﺍﻟﺮ ِﺍﺯﻗِﻴﻦ‬ َ ‫ﺃ َ ْﻧ َﻔ ْﻘﺘُ ْﻢ ِﻣ ْﻦ‬
hanya menyembahnya, tetapi mereka mencintainya, yakni taat Artinya:Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki
kepadanya serta bersedia berkorban untuknya sebagaimana bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-
layaknya mencintai Allah, keadaan mereka berbeda dengan orang- Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-
orang yang beriman. Adapun orang-orang yang beriman cinta Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka
mereka kepada Allah lebih kuat, yakni lebih mantap dari cinta kaum Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang
musyrikin terhadap tuhan-tuhan sembahan mereka. Ini disebabkan sebaik-baiknya.202
orang-orang beriman mencintai-Nya tanpa pamrih. Cinta mereka
200Al-Qur’an surah ar-Rum, 30: 37
201Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhim, jilid VI, 137
251QS, al-Baqarah (2): 165 202Al-Qur’an surah as-Saba’ ( 34): 39

112 89
Dalam hal ini Ibnu Katsir mengatakan bahwa dalam ayat sikap tercela, salah satu cara mensyukuri nikmat Allah adalah
ini Allah lah yang melapangkan sekaligus menyempitkan rezki bagi dengan memanfaatkannya. Demikianlah hadits-hadits yang
siapa yang dikehendakinya. Dengan hikmah kebijaksanaan-Nya berkenaan dengan aspek komsumsi, bahwa dalam mengkonsumsi
karena itulah manusia harus tetap berusaha dan tawakkal pada-Nya. dan menikmati harta tidaklah dibolehkan terlalu kikir juga tidak
Dari kedua ayat di atas jelaslah bahwasanya Allah lah yang boleh berlebih-lebihan dan haruslah selalu dalam hidup
telah melapangkan atau menyempitkan rizki bagi setiap manusia kesederhanaan.
yang dikehendakinya. Akan tetapi manusia wajib berusaha untuk 3. Ayat-ayat al-Qur’an Berkenaan dengan Aspek Distribusi
mencari rizki itu demi memenuhi nafkah untuk diri maupun
keluarganya203. Sebelum menerangkan ayat tentang distribusi, maka akan
Dalam firman Allah yang menerangkan tentang etos kerja dilihat terlebih dahulu pengertian dari distribusi. Distribusi adalah
yang harus mengaharapkan ridha Allah semata. Yakni firman Allah pembagian (pengiriman) barang-barang kepada orang banyak atau
surah Az-Zukhruf menyatakan: beberapa tempat.249 Dalam ekonomi Islam distribusi didasarkan
pada dua hal yang menyangkut nilai manusiawi yang sangat
‫ﺸﺘَ ُﻬ ْﻢ ِﻓﻲ‬ َ ‫ﺃ َ ُﻫ ْﻢ َﻳ ْﻘ ِﺴ ُﻤﻮﻥَ َﺭﺣْ َﻤﺔَ َﺭ ِﺑّﻚَ ﻧَﺤْ ُﻦ َﻗ‬
َ ‫ﺴ ْﻤﻨَﺎ َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻬ ْﻢ َﻣ ِﻌﻴ‬ mendasar dan penting yaitu: nilai kebebasan serta nilai keadilan.
َ‫ﺕ ِﻟ َﻴﺘﱠ ِﺨﺬ‬ ٍ ‫ﺾ ﺩَ َﺭ َﺟﺎ‬ َ ‫ْﺍﻟ َﺤ َﻴﺎﺓِ ﺍﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ َﻭ َﺭ َﻓ ْﻌﻨَﺎ َﺑ ْﻌ‬
ٍ ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ َﻓ ْﻮﻕَ َﺑ ْﻌ‬ Dalam pandangan Yusuf Qardhawi bahwa nilai kebebasan
dalam distribusi, persoalan tersebut kembali kepada dua hal yakni:
َ‫ﺎ َﻭ َﺭﺣْ َﻤﺔُ َﺭ ِﺑّﻚَ َﺧﻴ ٌْﺮ ِﻣ ﱠﻤﺎ َﻳﺠْ َﻤ ُﻌﻮﻥ‬¹‫ﺳ ْﺨ ِﺮﻳ‬ ُ ‫ﻀﺎ‬ ً ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ َﺑ ْﻌ‬
ُ ‫َﺑ ْﻌ‬ pertama keimanan kepada Allah serta mentauhidkan-Nya. Kedua:
Artinya : Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? keyakinan kepada manusia. Keimanan kepada Allah bahwa
kami telah menentukan antara mereka penghidupan seseorang meyakini Allah yang menciptakan langit dan bumi, segala
mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah yang ada di antara keduanya. Kedua keyakinan kepada manusia
meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain bahwa percaya dengan fitrahnya yang telah Allah ciptakan padanya,
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat serta mempercayai kemuliaan dan kemampuannya yang
mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu menjadikannya berhak untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.250
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.204 Nilai keimanan kepada Allah sebagaimana dijelaskan
Dalam ayat di atas diterangkan bahwa kekuasaan dan upaya dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ( 2): 165.
manusia membawa rizki, melalui upaya dan usaha masing-masing
248Yusuf Qardhawi, 143
203IbnuKatsir, jilid VI, 258 249WJS Purwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, 254
204Al-Qur’an surah Al-Zukhruf ( 43): 32 250Yusuf Qardhawi, 350-351

90 111
‫ ﺍﻼ ﺗﺴﻤﻌﻭﻦ؟ ﺍﻼﺗﺴﻤﻌﻭﻦ؟ ﺍﻦﺍﻠﺒﻨ ﺍﻨ ﺓ‬: ‫ﻔﻗﺎﻞﺮﺴﻮﺍﷲﻋﻠﻴﻪﻮﺴﻟﻢ‬ atau ikhtiarnya ini adalah ketentuan (taqdir Tuhan). Berdasarkan
﴾‫ﻤﻦﺍﻺﻴﻤﺎﻦ ﺍﻦﺍﻠﺒﻨ ﺍﻨ ﺓ ﻤﻦﺍﻺﻴﻤﺎﻦ ﴿ﺮﻮﺍﻩﺃﺑﻭﺪﺍﺌﻮﺪ‬ surah az-Zukhruf ayat 32 yang menjelaskan bahwa pada hakekatnya
pembagian rizki (income) mayarakat atau pendapatan perorangan
Artinya: Dari Umamah Iyash bin Tsa’labah Al-Anshary Al-Harits itu adalah pemberian dari Allah kepadanya maka sangat terpujilah
RA. Ia berkata pada suatu hari, para sahabat Rasulullah orang yang pendapatannya berlebihan memberikan bantuan kepada
Saw membicarakan masalah dunia, kemudian Rasulullah orang yang kekurangan.
Saw bersabda apakah kalian tidak mendengar? Apakah
kalian tidak mendengar sesungguhnya kesederhanaan itu Dalam surah al-A’raf Allah berfirman:
bagian dari iman sesungguhnya kesederhanaan itu bagian
َ ‫ﺽ َﻭ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ َﻟ ُﻜ ْﻢ ِﻓﻴ َﻬﺎ َﻣ َﻌﺎ ِﻳ‬
‫ﺶ َﻗ ِﻠﻴﻼ َﻣﺎ‬ ْ ‫َﻭ َﻟ َﻘ ْﺪ َﻣ ﱠﻜ ﱠﻨﺎ ُﻛ ْﻢ ِﻓﻲ‬
ِ ‫ﺍﻷﺭ‬
dari iman245.
َ‫ﺗَ ْﺸ ُﻜ ُﺮﻭﻥ‬
Dalam hadits di atas Rasulullah menerangkan bahwasanya
salah satu bagian dari iman itu adalah hidup dalam kesederhanaan. Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian
Bahwa dalam hal hidup sederhana Islam mewajibkan umatnya di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi
bertindak moderat artinya mendahulukan kepentingan primer (sumber) penghidupan. amat sedikitlah kamu bersyukur205.
daripada yang sekunder.246 Dalam tafsirannya Ibnu Katsir menyatakan ayat di atas
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Thabrani dari memberikan isyarat terhadap tiga aspek yaitu manusia yang di
Ibnu Umar menyebutkan: tempatkan Allah di atas bumi yang di dalam hubungan ini menjadi
tempat untuk mencari hidup, untuk kelangsungan hidupnya manusia
‫ﺷﺢﻤﻄﺎﻉ ﻭﻫﻭﻱ ﻤﺘﺒﻊ ﻮﺇﻋﺠﺎﺐﺍﻟﻤﺮﺀﻨﻔﺴﻪ‬:‫ﺜﻼﺚﻤﻬﻟﻜﺎﺖ‬ harus mengembangkan dan melestarikan seluruh apa yang ada di
﴾‫﴿ﺮﻮﻩﺍﻟﻄﺒﺭﺍﻨﻲ‬ bumi206 Lebih lanjut ia menagtakan bahwa firman Allah ini senada
dengan firman Allah yang berbunyi: wa in ta’udduu ni’mata Allahi
Artinya :” Tiga faktor yang membinasakan: kekikiran yang
dipatuhi, harta nafsu yang diikuti, dan membanggakan diri laa tuhshuu ha innal insaana lazhalum al- kaffar.
sendiri”.247 Firman Allah dalam surat ar-Rum menyatakan:
Menurut Yusuf Qardhawi248 bahwa hadits tersebut di atas ِ ‫ﺖ ﺃ َ ْﻳﺪِﻱ ﺍﻟ ﱠﻨ‬
‫ﺎﺱ ِﻟ ُﻴﺬِﻳ َﻘ ُﻬ ْﻢ‬ َ ‫ﺴﺎﺩُ ِﻓﻲ ْﺍﻟ َﺒ ِ ّﺮ َﻭ ْﺍﻟ َﺒﺤْ ِﺮ ِﺑ َﻤﺎ َﻛ‬
ْ ‫ﺴ َﺒ‬ َ ‫ﻅ َﻬ َﺮ ْﺍﻟ َﻔ‬
َ
jelas menerangkan bahwa sikap manusia yang terlalu kikir adalah
َ‫ﻋ ِﻤﻠُﻮﺍ َﻟ َﻌ ﱠﻠ ُﻬ ْﻢ َﻳ ْﺮ ِﺟ ُﻌﻮﻥ‬
َ ‫ﺾ ﱠﺍﻟﺬِﻱ‬ َ ‫َﺑ ْﻌ‬
245 Imam Abu Daud, Riyadus Shalihin, jilid I tt, 489
246YusufQardhawi, 168 205Al-Qur’an surah al-A’raf, 7: 10
247Imam ath-Thabrany Al-Jami ash-Shaghir 206Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid III, 220

110 91
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan untuk berbuat sederhana, juga sekaligus tentang penafsiran ayat
Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah tersebut baik dari mufassir klasik juga ulama kontemporer sekarang
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) ini, yang dari penafsiran tersebut terdapat persamaan juga perbedaan
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang yang masing-masing memiliki landasan yang dapat dipertanggung
benar)207 jawabkan.
Sementara itu ayat di atas menurut Ibnu Katsir jelas
- Hadits-hadits Berkenaan dengan Aspek Konsumsi
menunjukkan bahwa manusialah yang bertanggung jawab
mengenai kemaslahatan bumi serta isinya. Manusia berbuat Hadits Rasulullah saw. yang berkenaan dengan aspek
kerusakan dengan merusak apa yang ada di bumi di daratan konsumsi, antara lain: hadits Rasulullah yang menyatakan:
maupun laut dengan tidak memanfaatkannya di jalan Allah.208
‫ ﻘﺎﻞ ﺮﺴﻭﻝﺍﷲ ﺼﻠﻰﺍﷲﻋﻟﻴﻪ ﻭﺴﻟﻢ‬:‫ﻮﻋﻦﺍﺑﻰﺍﻤﺎﻤﺔﺮﻀﻰﺍﷲﻋﻨﻪ ﻘﺎﻞ‬
Di dalam surah al-Balad yang menyatakan: ‫ﻴﺎ ﺍﺑﻦﺍﺪﻢ ﺍﻧﻚ ﺍﻦ ﺘﺑﺬﻞ ﺍﻟﻔﺿﻞ ﺨﻴﺮﻠﻚ ﻭﺃﻦ ﺘﻤﺴﮑﻪ ﺸﺮﻠﻚ ﻭﻻ ﺘﻼﻡ ﻋﻠﻰ‬
َ ‫َﻟ َﻘ ْﺪ َﺧ َﻠ ْﻘﻨَﺎ ﺍﻹ ْﻧ‬
‫ﺴﺎﻥَ ِﻓﻲ َﻛ َﺒ ٍﺪ‬ ﴾‫ﻜﻔﺎﻦ ﻮﺃﺑﺪﺃ ﺑﻤﻦ ﺘﻌﻭﻞ ﴿ﺮﻮﺍﻩﺍﻟﺗﺮﻤﻨ ﻱ‬
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada Artinya: Rasulullah saw. bersabda : “Wahai anak Adam,
dalam susah payah209 sesungguhnya jika kamu memberikan kelebihan hartamu,
Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa manusia itu berjuang maka itu lebih baik bagimu dan jika kamu menahannya,
semenjak permulaan hidupnya sampai akhir hayatnya di akherat maka itu sangat jelek bagimu. Kamu tidaklah dicela dalam
nanti ia masih harus memikul beban yang berat menghadapi kesederhanaan. Dan dahulukanlah orang yang menjadi
kesulitan yang tidak dapat dihadapinya kecuali dengan pertolongan tangguganmu.244
Allah swt.210 Dari hadits di atas dijelaskan bahwa seluruh anak Adam
Dalam firman Allah surat an-Najm (53): 39 yang menyebutkan: diperintahkan untuk memberikan kelebihan dari hartanya. Dan
sangat dicela orang-orang yang menahan hartanya. Juga dianjurkan
‫ﺳ َﻌﻰ‬
َ ‫ﺎﻥ ِﺇﻻ َﻣﺎ‬
ِ ‫ﺴ‬ َ ‫َﻭﺃ َ ْﻥ َﻟﻴ‬
َ ‫ْﺲ ِﻟﻺ ْﻧ‬ selalu dalam hidup yang kesederhanaan.
‫ﻮﻋﻦﺃﺑﻰﺍﻤﺎﻤﺔﺍﻴﺎﺲ ﺑﻦﺘﻌﻠﺑﺔ ﺍﻼﻨﺼﺎﺮﻱ ﺍﻠﺤﺎﺮﺛﻲ ﺮﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﻘﺎﻞ‬
207 Al-Qur’an surah ar-Rum, 30: 41
208 Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an Al-‘Azhim jilid VI, 128 ‫ﻨ ﻜﺮ ﺍﺼﺤﺎﺐ ﺮﺴﻮﻞﺍﷲﺼﻠﻲﺍﷲﻋﻠﻴﻪﻮﺴﻟﻢ‬: ‫ﻴﻮﻤﺎﻋﻧﺪﻩﺍﻠﺪﻨﻴﺎ‬
209 Al-Qur’an surah al-Balad, 90: 4
210 Lajnah Pentashih al-Qur’an. Departemen Agama Jakarta jilid

10,705 244 Imam at-Tirmizi, Riyadus Shalihin, jilid I tt, 486

92 109
tersebut mengajarkan sikap proporsional dalam makan dan Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
minum.241 selain apa yang telah diusahakannya.211
Sementara itu al-Qur’an surah adz-Dzhariyat (51): 19 Dalam ayat ini dijelaskan bahwa manusia itu akan bisa
menerangkan : mendapatkan suatu hasil dari apa yang diusahakannya sendiri.
   Surah al-Qashas menjelaskan:
 ‫َﺼﻴ َﺒﻚَ ِﻣﻦَ ﺍﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ‬ َ ‫ﺍﻵﺧ َﺮﺓ َ َﻭﻻ ﺗَ ْﻨ‬
ِ ‫ﺲﻧ‬ ِ ‫ﱠﺍﺭ‬ َ ‫ُ ﺍﻟﺪ‬v ‫َﻭﺍ ْﺑﺘ َِﻎ ِﻓﻴ َﻤﺎ ﺁﺗَﺎﻙَ ﱠ‬
 
‫ﺽ ِﺇ ﱠﻥ‬ ِ ‫ﺍﻷﺭ‬
ْ ‫ﺴﺎﺩَ ِﻓﻲ‬َ ‫ُ ِﺇ َﻟﻴْﻚَ َﻭﻻ ﺗَﺒ ِْﻎ ْﺍﻟ َﻔ‬v
‫ﺴﻦَ ﱠ‬ َ ْ‫َﻭﺃَﺣْ ﺴ ِْﻦ َﻛ َﻤﺎ ﺃَﺣ‬
Artinya:”Dan pada harta-harta mereka ada haq untuk yang
meminta dan yang tidak mendapat bagian.”242 َ‫ ﻻ ﻳ ُِﺤﺐﱡ ْﺍﻟ ُﻤ ْﻔ ِﺴﺪِﻳﻦ‬vَ‫ﱠ‬
Dalam ayat ini dan dua ayat sebelumnya adalah Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
menerangkan tiga keistimewaan siapa yang dilukiskan di sini. kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
Pertama mereka yang hanya tidur sedikit di waktu malam pada saat kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
orang sedang tidur. Ini mereka isi dengan beribadah kepada Allah dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
antara lain dengan mengerjakan shalat tahajud. Yang kedua setelah Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
malam akan berakhir yakni menjelang shubuh mereka beristighfar. berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
Ini mengesyaratkan betapa besar rasa takut mereka kepada Allah, tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan212.
kendatipun ibadah mereka sudah sedemikian banyak. Dan yang Menurut Thabathaba’i sebagaimana dikutif oleh Quraish
ketiga adalah mewajibkan atas diri mereka sendiri pengeluaran harta Shihab bahwa penggalan ayat janganlah engkau mengabaikan apa
dimana orang biasanya kikir untuk mengeluarkan yang diwajibkan yang dibagi dan dianugerahkan oleh Allah kepadamu dari
atasnya.243 kenikmatan duniawi, yakni janganlah mengabaikannya dan harus
Demikianlah pemaparan ayat-ayat yang berkenaan tentang mempergunakan hal itu untuk kepentingan akhiratmu, sedangkan
konsumsi yang menganjurkan kepada kita semua bahwa dalam apa yang diusahakan di dunia ini pada hakikatnya untuk akhirat
mengkonsumsi tidak dibolehkan untuk berlebih-lebihan juga tidak yang kekal.213 Lebih lanjut ia menagatakan bahwa maksud carilah
dibolehkan untuk berbuat kikir. Islam dalam hal ini menganjurkan /tuntutlah apa-apa yang diberikan oleh Allah dari harta kekayaan di

241Quraish Shihab, jilid V, 72 211Al-Qur’an surah An-Najm, 39


242QS,adz-Dzariat (51): 19 212 Al-Qur’an surah al-Qashash, 28: 77
243Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, jilid 13, 333 213 Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, 2009, jilid 9, 665

108 93
dunia untuk mencaoai kampong akhirat dengan menafkahkannya ke beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari
jaln Allah dan dengan mencari keridhaan Allah. Serta janganlah hartanya memperoleh pahala yang besar.240
meninggalkan apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagian Dari ayat di atas jelas bahwa larangan untuk memiliki harta
rizkimu di dunia, dengan cara meninggalkan yang dilarang. Dan hanya untuk disimpan, diperbanyak, lalu dihitung-hitung hal ini
bekerjalah untuk akhiratmu. Dengan kata lain yang pada hakikatnya merupakan penyimpangan dari petunjuk Allah. Karena itulah harta
manusia bekerja di dunia untuk akhirat yang kekal. Selanjutnya itu harus dimanfaatkan, digunakan diupayakan pada jalan-jalan yang
Allah memerintahkan untuk menafkahkan apa-apa rizki yang telah ditetapkan dalam syariat Islam Demikianlah ayat-ayat yang
diberikan Allah untuk kebaikan bersama, sebagaimana juga Allah berkenaan dengan aspek konsumsi yang juga dijelaskan dalam surah
telah memberikan kebaikan padamu, sekaligus jangan mencarai al-‘Araf ayat 31 yang melarang makan dan minum secara berlebih-
kerusakan di muka bumi dengan mengabaikan apa-apa yang telah lebihan dengan melampaui batas, dalam hal ini menurut Quraish
didatangkan oleh Allah dengan tidak memperhitungkan apa yang Shihab, bahwa dalam surah al-‘Araf ayat 31 kebanyakan ulama
akan terjadi / ditimbulkannya.214
menyatakan bahwa, ayat ini turun ketika beberapa orang sahabat
Sementara itu Ibnu Katsir menyatakan bahwa orang-orang
Nabi Saw. bermaksud meniru kelompok Hummas yakni kelompok
yang dianugerahi oleh Allah swt. kekayaan yang berlimpah serta suku Quraish dan keturunannya yang sangat menggebu-gebu
nikmat yang banyak hendaknya ia memanfaatkan di jalan Allah.
semangat beragamanya, sehingga mereka enggan berthawaf kecuali
Jangan sekali-kali seseorang itu meninggalkan kesenangan dunia
memakai pakaian baru yang belum pernah dipakai melakukan dosa,
baik berupa makanan, minuman dan pakaian serta kesenangan lain
serta sangat ketat dalam memilih makanan dan minuman serta
sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan ajaran yang telah kadarnya ketika melaksanakan ibadah haji. Sementara itu sahabat
ditentukan oleh Allah swt.215 Lebih lanjut ia mengatakan bahwa
berkata: “ kita lebih wajar melakukan hal demikian daripada al-
haruslah berbuat baik antar sesama makhluk sebagaimana Allah
Hummas’. Ayat ini turun dalam rangka menegur dan memberi
telah berbuat baik padamu sekaligus Allah jugan melarang untuk petunjuk bagaimana yang seharusnya dilakukan. Perintah makan
berbuat kerusakan di bumi ini. dan minum lagi tidak berlebih-lebihan, yakni tidak melampaui batas,
Dari tafsiran ayat ini menunjukkan bahwa manusia itu merupakan tuntunan, yang harus disesuaikan dengan kondisi setiap
harus bekerja jika mereka mau meneruskan kehidupannya di dunia orang. Ini karena kadar tertentu yang dinilai cukup untuk seseorang,
ini sebab bekerja itu adalah menjadi kewajiban dan sekaligus boleh jadi telah dinilai melampaui batas atau belum cukup bagi
merupakan kehormatan bagi dirinya dan keluarganya dan bekerja orang lain. Atas dasar itu, kita dapat berkata bahwa penggalan ayat
214 Thabathaba’i, al-Mizan ,Beirut:Muassasah al-‘Ala, jilid XVI,
77
215 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhim, jilid VI, 99 240 QS al-Hadid, 57: 7

94 107
mereka menyangkut harta benda. Ayat ini menyatakan bahwa: juga merupakan hak setiap individu manusia karena demikianlah
Dan mereka juga orang-orang yang apabila bernafkah yakni sunnatullah yang berlaku. Di dalam bekerja itu harus berlomba dan
membelanjakan harta mereka, baik untuk dirinya, maupun keluarga bersaing secara sehat, fair dan tidak merugikan orang lain dan juga
maupun orang lain, mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula tidak merusak keseimbangan dan lingkungan.
kikir, dan adalah ia yakni pembelanjaan mereka pertengahan antara Dalam al-Qur’an surah al-Jumu’ah: (62):10
keduanya. Kata yusrifu yaitu melampaui batas kewajaran sesuai
dengan kondisi yang menafkah dan yang diberi nafkah.238 ْ ‫ﺽ َﻭﺍ ْﺑﺘَﻐُﻮﺍ ِﻣ ْﻦ َﻓ‬
‫ﻀ ِﻞ‬ ْ ‫ﺼﻼﺓ ُ َﻓﺎ ْﻧﺘَﺸ ُِﺮﻭﺍ ِﻓﻲ‬
ِ ‫ﺍﻷﺭ‬ ‫ﺖ ﺍﻟ ﱠ‬ِ ‫ﻀ َﻴ‬ ِ ُ‫َﻓﺈِﺫَﺍ ﻗ‬
Demikian juga dijelaskan dalam al-Qur’an surah al- َ‫ﻴﺮﺍ َﻟ َﻌ ﱠﻠ ُﻜ ْﻢ ﺗُ ْﻔ ِﻠ ُﺤﻮﻥ‬
ً ‫ َﻛ ِﺜ‬vَ ‫ َﻭﺍ ْﺫ ُﻛ ُﺮﻭﺍ ﱠ‬v
ِ‫ﱠ‬
Maidah 5: 90 dan juga dalam surah an-Nisa’ ayat 29 yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan Artinya: “Lalu apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan di muka bumi dan carilah sebagian dari karunia Allah, dan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. ingatlah Allah banyak-banyak supaya kam beruntung.”216
Dan janganlah kamu membunuh dirimu: sesungguhnya Allah Quraish Shihab menerangkan bahwa ayat ini adalah untuk
adalah Maha Penyayang kepadamu. Menurut Ibnu Katsir bahwa menghilangkan kesan perintah ini sehari penuh, sebagaiman yang
Allah telah berfirman bagi semua muslim sesungguhnya Allah telah diwajibkan pada orang Yahudi pada hari Sabtu, karenanya dalam
melarang untuk memakan harta yang bathil sekaligus perintah untuk ayat di atas diteruskan dengan menegaskan: Lalu apabila telah
tidak menghitung-hitung harta yang dilarang menurut syari’at seperti ditunaikan shalat, maka jika kamu mau, maka bertebaranlah di
memakan riba dan diperintahkan untuk mengadakan perdagangan muka bumi untuk tujuan apapun yang dibenarkan Allah, dan carilah
yang diridhai Allah.239 dengan bersungguh-sungguh sebagian dari karunia Allah, karena
Dalam firman Allah yang menyebutkan: karunia Allah sangat banyak dan tidak mungkin kamu dapat
َ‫ﺳﻮ ِﻟ ِﻪ َﻭﺃ َ ْﻧ ِﻔ ُﻘﻮﺍ ِﻣ ﱠﻤﺎ َﺟ َﻌ َﻠ ُﻜ ْﻢ ُﻣ ْﺴﺘ َْﺨ َﻠﻔِﻴﻦَ ِﻓﻴ ِﻪ َﻓ ﱠﺎﻟﺬِﻳﻦ‬
ُ ‫ﺎ» َﻭ َﺭ‬ ِ ‫ِﺁﻣ ُﻨﻮﺍ ِﺑ ﱠ‬
mengambil seluruhnya, dan ingatlah Allah banyak-banyak jangan
sampai kesungguhan kamu mencari karunia Allah itu menjadikan
ٌ ‫ﺁ َﻣ ُﻨﻮﺍ ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َﻭﺃ َ ْﻧ َﻔ ُﻘﻮﺍ َﻟ ُﻬ ْﻢ ﺃَﺟْ ٌﺮ َﻛ ِﺒ‬
‫ﻴﺮ‬ kamu melengahkan kamu. Berzikirlah dari saat ke saat dan di setiap
Artinya : Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan tempat dengan hati bersama lidah kamu supaya kamu beruntung
nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah memperoleh apa yang kamu dambakan.217
menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang

238 Quraish Shihab, jilid IX, 532 216QS, al-Jumu’ah (62): 10


239 Ibnu Katsir, jilid II, 161 217Quraish Shihab, jilid XIV

106 95
Selanjutnya dalam menerangkan surah al-Baqarah (2): 198 (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian”.236
ْ ‫ﻋ َﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ُﺟﻨَﺎ ٌﺡ ﺃ َ ْﻥ ﺗَ ْﺒﺘَ ُﻐﻮﺍ َﻓﻀْﻼ ِﻣ ْﻦ َﺭ ِّﺑ ُﻜ ْﻢ َﻓﺈِﺫَﺍ ﺃ َ َﻓ‬
‫ﻀﺘُ ْﻢ ِﻣ ْﻦ‬ َ ‫ْﺲ‬ َ ‫َﻟﻴ‬
Dalam ayat di atas jelaslah bahwa Allah membolehkan
‫ ِﻋ ْﻨﺪَ ْﺍﻟ َﻤ ْﺸ َﻌ ِﺮ ْﺍﻟ َﺤ َﺮ ِﺍﻡ َﻭﺍ ْﺫ ُﻛ ُﺮﻭﻩُ َﻛ َﻤﺎ‬v َ ‫ﺕ َﻓﺎ ْﺫ ُﻛ ُﺮﻭﺍ ﱠ‬ ٍ ‫ﻋ َﺮ َﻓﺎ‬َ mengkonsumsi semua yang halal, semua yang baik dan berfaedah,
َ‫َﻫﺪَﺍ ُﻛ ْﻢ َﻭ ِﺇ ْﻥ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ ِﻣ ْﻦ َﻗ ْﺒ ِﻠ ِﻪ َﻟ ِﻤﻦَ ﺍﻟﻀﱠﺎ ِّﻟﻴﻦ‬ tetapi haruslah sekedar keperluan dan tidak boleh berlebih-lebihan.
Juga dalam firman Allah dalam surah al-Isra’ ayat 29 yang
Artinya:”Tidak ada doa atas kamu, mencari anugerah dari
menjelaskan larangan untuk tidak berbuat bakhil sekaligus tidak
Tuhanmu. Maka apabila kamu Telah bergegas berduyun-
dibolehkan untuk berlaku boros. Hal ini menurut Imam ar-Razi
duyun bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah Dari
sebagaimana dikutif al-Maududi ia menerangkan bahwa dalam ayat
Masy’ar al-Haram. Dan berzikirlah (kepada Allah)
ini Allah menganggap kesederhanaan (tidak boros) dan tidak pula
sebagaimana yang diTunjukkan-Nya kepada kamu;
bakhil dalam membelanjakan harta benda, adalah merupakan sifat-
sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk
orang-orang yang sesat.”218 sifat dari hamba-Nya yang baik dan terpuji. Oleh karena itu jalan
yang dianjurkan adalah jalan pertengahan yaitu jalan yang tidak akan
Dengan demikian jelaslah bahwa perintah bertebaran di membahayakan keutuhan sistem ekonomi, sehingga setiap orang
bumi dan mencari sebagian karunia-Nya pada ayat di atas bukanlah diharapkan akan mendapatkan faedah serta manfaat dari harta
perintah yang wajib. Sebab ayat ini dikaitkan dengan ayat yang kekayaan yang dimilikinya.237 Dengan kata lain, Islam mengakui
sebelumnya yakni perintah wajib untuk shalat jum’at, dengan hak setiap orang untuk memiliki semua harta benda yang
demikian perintah bertebaran di muka bumi ini bukanlah termasuk diperolehnya dengan secara halal. Tetapi Islam tidak membenarkan
perintah wajib. penggunaan harta yang diperolehnya itu dengan cara yang
Dari penggalan ayat yang berbunyi: Tidak ada doa atas sewenang-wenang. Islam membatasi dalam hal pengguaannya
kamu, yakni kamu tidak berdosa mencari dengan penuh yakni menyangkut tiga hal, dibelanjakan, diinvestasikan untuk
kesungguhan, sebagimana dipahami dari penambahan huruf ta’ pengembangan hartanya atau disimpan.
pada kata tabtaghuu, selama yang dicari itu berupa anugerah dari Quraish Syihab menerangkan bahwa, setelah ayat
Tuhanmu, yakni berupa rizki hasil dari perniagaan dan usaha halal sebelumnya menerangkan tentang hubungan hamba-hamba Allah
lainnya dari Tuhanmu dari musim haji. Namun demikian kamu itu, makhluk dan Khaliq, pada ayat ini dilukiskan tentang sifat
harus tetap berzikir mengingat Allah serta mengingat tujuan ibadah
haji, maka apabila kamu telah bergegas, berduyun-duyun bertolak 236 QS al-Furqan, 25: 67
237Abul A’la Maududi, Economic Problem of Man and its Islamic
218QS, al-Baqarah (2) 198 Solution, 1945, 45-47

96 105
Ketika seorang muslim menikmati berbagai kebaikan dari Arafah setelah Maghrib menuju ke Muzdalifah, berzikirlah
terbetik dalam hatinya bahwa semua itu adalah rizki yang diberikan kepada Allah sejak berada di dekat Masy’ar al-Haram, yaitu bukit
Allah kepada hambaNya dan merupakan suatu kewajiban bagi Quzah di Muzdalifah.219
seorang muslim untuk mensyukuri segala nikmat itu sebagaimana Sementara itu penggalan ayat sesungguhnya kamu sekalian
firman Allah yang berbunyi: sebelum itu, yakni sebelum datangnya petunjuk Allah yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, termasuk kelompok
ِ»‫ﺕ َﻣﺎ َﺭﺯَ ْﻗﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ َﻭﺍ ْﺷ ُﻜ ُﺮﻭﺍ ِ ﱠ‬ َ ‫َﻳﺎ ﺃ َ ﱡﻳ َﻬﺎ ﱠﺍﻟﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣ ُﻨﻮﺍ ُﻛ ُﻠﻮﺍ ِﻣ ْﻦ‬
ِ ‫ﻁ ِّﻴ َﺒﺎ‬ orang-orang yang sesat, yakni tidak mengetahui jalan yang benar
َ‫ِﺇ ْﻥ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ ِﺇﻳﱠﺎﻩُ ﺗَ ْﻌ ُﺒﺪُﻭﻥ‬ menuju ridha-Nya, serta melaksanakan haji dan umrah tidak sesuai
dengan yang diajarkan-Nya.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki
Dalam menerangkan ayat ini Thabathaba’i menurutnya ayat
yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan
ini senada dengan perintah yang tertera dalam surah al- Jumu’ah
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
ayat 10, bahwa setelah selesai mengingat Allah, maka dibolehkan
kamu menyembah.234
untuk mengadakan perniagaan.220 Dengan demikian jelaslah bahwa
Sedangkan dalam ayat ini Ibnu Katsir menegaskan bahwa ayat di atas menerangkan tentang mencari anugerah Allah, yakni
Allah memerintahkan pada hambaNya yang beriman agar dengan dibolehkannya mengadakan perniagaan atau jual beli,
memakan makanan yang baik dari apa yang sudah diberikan oleh mencari rizki yang halal setelah selesai mengingat Allah.
Allah sekaligus bersyukur atas semua yang telah diberikan Allah Sedangkan menurut Ibnu Katsir bahwa ayat 198 ini
padanya, serta sebagai hamba Allah akan selalu memakan makanan peristiwa pada musim haji yang menurut riwayat Ibnu ‘Abbas
yang halal dengan sebab ini Allah akan mengabulkan segala doa bahwa pada musim haji tidak ada larangan bagi kamu dalam
bagi hambanya, sedangkan memakan makanan yang haran akan syari’at untuk mengadakan jual beli sebelum ihram dan
tertolak segala doa-doanya.235 sesudahnya.221
Dalam firman Allah surah al-Furqan yang menyebutkan : Demikianlah tafsir ayat-ayat yang berkenaan dengan
ekonomi Islam yang berkenaan dengan aspek produksi, dalam
‫َﻭ ﱠﺍﻟﺬِﻳﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﺃ َ ْﻧ َﻔﻘُﻮﺍ َﻟ ْﻢ ُﻳﺴ ِْﺮﻓُﻮﺍ َﻭ َﻟ ْﻢ َﻳ ْﻘﺘُ ُﺮﻭﺍ َﻭ َﻛﺎﻥَ َﺑﻴْﻦَ ﺫَﻟِﻚَ َﻗ َﻮﺍ ًﻣﺎ‬ penafsiran ayat-ayatnya banyak dikemukakan oleh para mufassir
Artinya:”Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), baik yang klasik maupun ulama kontemporer. Dalam kaidah
mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
219 Quraish Shihab, jilid I, 527
220 Thabathaba’i, al-Mizan fi al-Tafsir al-Qur’an, Beiru:al-Alami
234QS, al-Baqarah, 2: 172 Librari, 1973, jilid II, 89
235 Ibnu Katsir, jilid I, 242 221Ibnu Katsir, jilid II, 283

104 97
penafsirannya Ibnu Katsir banyak merujuk kepada pendapat- kenikmatan dunia secara sederhana. Tidak berlebihan dan tidak juga
pendapat para shahabat Nabi seperti Ibnu ‘Abbas juga pendapat dari kikir, Allah tidak menyia-nyiakan sikap sederhana, bahkan dinilai
para mazhab yang empat, disamping itu Ibnu Kastsir dalam sebagai suatu ketaatan kepadanya.
menafsirkan ayat al-Qur’an senantiasa menyertakan hadits- hadits Hal ini dijelaskan dalam firman Allah dalam surah al-A’raf
yang berhubungan dengan ayat yang ditafsirkannya. Sedangkan yang menerangkan sebagai berikut:
Quraish lebih banyak merujuk kepada pendapat ulama kontemporer   
seperti Thabathaba’i dan juga Ibnu ‘Ashur dan lainnya dan jarang   
sekali menyertakan hadits-hadits yang berkenaan dengan ayat yang  
ditafsirkannya.  
   
- Hadits-hadits yang Berkenaan dengan Aspek Produksi.
  
Dijelaskan bahwa dalam ekonomi Islam manusia itu
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
haruslah selalu berusaha/berupaya dalam kehidupan ini.
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah
Dalam hadits yang di riwayatkan Imam Ahmad dan
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
Bukhari menyebutkan yang artinya:
orang-orang yang berlebih-lebihan.232
ْ ْ
َ ‫ َﻓ َﻴﺄ ِﺗ‬,‫ ﺛﻢ ﻳﺄﺗﻲ ﺍﻟﺠﺒﻞ‬,ُ‫َﻷ َ ْﻥ َﻳﺄ ُﺧﺬَ ﺃ َ َﺣﺪُ ُﻛ ْﻢ ﺃﺣﺒﻠﻪ‬
‫ﻲ ِﺑ ُﺤ ْﺰ َﻣ ِﺔ‬ Ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Amir dimusim haji
,‫ُ ِﺑ َﻬﺎ َﻭﺟْ َﻬﻪ‬v ‫ﻒ ﱠ‬ َ ‫ﻋ َﻠﻰ‬
‫ َﻓ َﻴ ُﻜ ﱠ‬, ‫ َﻓ َﻴ ِﺒﻴ َﻌ َﻬﺎ‬,‫ﻅ ْﻬ ِﺮ ِﻩ‬ َ ‫ﺐ‬ ِ ‫ﻄ‬ َ ‫ﻣﻦ َﺣ‬ tidak mau memakan danging dan lemak, kecuali makanan biasa saja

ُ‫ﻄ ْﻮﻩُ ﺃ َ ْﻭ َﻣ َﻨﻌُﻮﻩ‬َ ‫ ﺃ َ ْﻋ‬,‫ﺎﺱ‬ َ ‫َﺧﻴ ٌْﺮ َﻟﻪُ ِﻣ ْﻦ ﺃ َ ْﻥ َﻳ ْﺴﺄ َ َﻝ ﺍﻟﻨﱠ‬


dengan demikian maksud mereka menghormati haji, maka orang
Islam berkata kamilah yang berhak melaksanakan hal itu, maka
Sesungguhnya seseorang yang berangkat kegunung turunlah ayat ini, Allah memerintahkan supaya manusia memakai
membawa talinya, lalu memikul seikat kayu bakar di atas pakaian yang indah, menutup aurat.233 Lebih lanjut Ibnu Katsir
punggungnya, lalu dijualnya yang dengannya Allah menjaga mengatakan bahwa dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk
wajahnya, adalah jauh lebih baik baginya dari pada meminta-minta makan dan minum namun tidak boleh melampaui batas atau
pada orang lain yang bisa diberi dan bisa ditolak.222 berlebih-lebihan ini maksudnya jangan sampai memakan makanan
Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa manusia itu akan yang diharamkan.
lebih baik kalau dia bekerja sekalipun pekerjaan itu sekedar memikul
kayu bakar dari pada dirinya meminta-minta.
232Al-Qur’an surah al-A’raf, 7: 31
222Imam Bukhary, Jami’us Shaghir, jilid II, 3041 233Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhim, III, 229

98 103
َ ‫ﺽ َﺣﻼﻻ‬
‫ﻁ ِّﻴﺒًﺎ َﻭﻻ ﺗَﺘﱠ ِﺒ ُﻌﻮﺍ‬ ِ ‫ﺍﻷﺭ‬ ْ ‫ﺎﺱ ُﻛﻠُﻮﺍ ِﻣ ﱠﻤﺎ ِﻓﻲ‬ ُ ‫َﻳﺎ ﺃ َ ﱡﻳ َﻬﺎ ﺍﻟ ﱠﻨ‬ Sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
yang menegaskan:
َ ‫ﺎﻥ ﺇِ ﱠﻧﻪُ َﻟ ُﻜ ْﻢ‬
ٌ ‫ﻋﺪ ﱞُﻭ ُﻣ ِﺒ‬
‫ﻴﻦ‬ ِ ‫ﻄ‬َ ‫ﺸ ْﻴ‬‫ﺕ ﺍﻟ ﱠ‬
ِ ‫ﻄ َﻮﺍ‬ ُ ‫ُﺧ‬
‫ﺍﻥﺍﷲ ﻛﺗﺏﺍﻻﺣﺳﺎﻥﻋﻟﻰ ﻛﻝﺷﻲﺀ ﻓﺈﺫﻗﺗﻟﺗﻡ ﻓﺄﺣﺳﻧﻮﺍﻟﻗﺗﻟﺔ ﻮﺇﺫﺍﺫﺑﺣﺗﻡ ﻓﺄﺣﺳﻧﻮﺍﻟﺫﺑﺣﺔ‬
Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari ﴾‫ﻮﻟﻳﺣﺩ ﺍﺣﺩﻛﻢ ﺷﻓﺭﺗﻪ ﻮﻟﻳﺭﺡ ﺫﺑﻳﺣﺗﻪ ﴿ﺭﻮﺍﻩ ﻣﺴﻟﻡ‬
apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu Artinya: Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan atas segala
adalah musuh yang nyata bagimu229 sesuatu, apabila kamu membunuh maka lakukanlah
dengan baik dan apabila kamu menyembelih, maka
Menurut Ibnu Katsir bahwa dalam ayat ini Allah sembelilah dengan baik, seseorang hendaklah menajamkan
menerangkan Allah adalah tiada Tuhan selain Dia, maka Allah pisaunya agar meringankan penderitaan yang di
menetapkan bagi hambaNya hukum-hukum syara’ termasuk sembelihnya.223
masalah rizki yang diberikan pada semua makhluk yakni dibolehkan
bagi mereka untuk memakan makanan yang ada di bumi ini dengan Hadis ini menjelaskan bahwa manusia haruslah tekun
memakan yang halal artinya dengan tidak membawa mudharat bagi dalam bekerja dan selalu dalam ihsan (kebaikan), sebab ini
dirinya, akal, sekaligus larangan untuk mengikuti langkah syaithan. merupakan suatu kewajiban dan perintah yang harus dilaksanakan
Berkata Qatadah sebagaimana dikutif oleh Ibnu Katsir bahwa oleh setiap muslim, sehingga apa yang dihasilkan dari usahanya
larangan untuk tidak mengikuti syaithan yakni setiap perbuatan yang akan mendapatkan yang ihsan pula.
ma’shiat kepada Allah itulah pengikut syaithan230. Demikianlah hadits-hadits Rasulullah yang berkenaan
Sedangkan menurut Ibnu Abbas, bahwa ayat tersebut dengan aspek produksi bahwa Islam sangat menganjurkan bagi
menerangkan mengenai suatu kaum Bani Saqib mereka pemeluknya untuk selalu berusaha dalam kehidupan ini bahkan
mengharamkan menurut kemauan mereka sendiri, makanan, Nabi sangat mengecam orang yang kerjanya hanya bermalas-
beberapa jenis binatang Bahirah (Unta Betina) dengan membelah malasan dan hanya meminta-minta kepada orang lain.
telinganya.231 Ayat ini menjelaskan bahwa ketika manusia itu
2. Dasar-dasar Nash Berkenaan dengan Aspek Konsumsi
menggunakan atau menikmati rizki yang telah diberikan oleh Allah
haruslah secara halal dan baik. Sebab secara tidak langsung ia juga Sebelum menjelaskan dasar-dasar yang berkenaan dengan
telah beribadah dan memenuhi perintah Allah. Ia mendapatkan aspek konsumsi terlebih dahulu dilihat dari pengertian konsumsi.
Konsumsi adalah meliputi pengertian penggunaan barang maupun
229 Al-Qur’an surah al-Baqarah, 2: 168
230 Ibnu Katsir, jilid I, 241
231 Lajnah Pentashih al-Qur’an, jilid I , 45 223Imam Muslim, Shahih Muslim, jilid III, 1955

102 99
jasa-jasa.224 Dengan demikian konsumsi adalah berkaitan dengan Artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
penggunaan hasil usaha manusia. kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-
Dijelaskan bahwa manusia itu harus lebih efisien dalam anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
menggunakan pendapatannya dan tidak boleh menghambur- pilihan, binatang-binatang ternak ladang. Itulah
hamburkan hartanya, karena itu adalah perbuatan mubazir dan juga kesenangan hidup di dunia.227

dapat merusak keseimbangan sosial, kesejahteraan dan kemiskinan Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud Allah dalam ayat di
sebab masih banyak orang yang mengabaikannya. atas adalah bahwa Allah menghiaskan pada manusia di dalam
Dalam firman Allah yang menerangkan: kehidupan di dunia ini ada beberapa macam kelezatan yakni annisak
serta anak, dimulai dengan kata annisak dikarnakan perempuan
‫َﻳﺎ َﺑ ِﻨﻲ ﺁﺩَ َﻡ ُﺧﺬُﻭﺍ ِﺯﻳ َﻨﺘَ ُﻜ ْﻢ ِﻋ ْﻨﺪَ ُﻛ ِّﻞ َﻣﺴ ِْﺠ ٍﺪ َﻭ ُﻛﻠُﻮﺍ َﻭﺍ ْﺷ َﺮﺑُﻮﺍ َﻭﻻ‬ adalah sangat besar fitnahnya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa
َ‫ﺗُﺴ ِْﺮﻓُﻮﺍ ِﺇ ﱠﻧﻪُ ﻻ ﻳ ُِﺤﺐﱡ ْﺍﻟ ُﻤﺴ ِْﺮﻓِﻴﻦ‬ sesungghuhnya semaua itu adalah merupakan kesenangan hidup di
dunia yang merupakan perhiasan yang fana dan sesungguhnya di
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
sisi Allah sebaik-baik tempat kembali. Diriwayatkan oleh Umar bin
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah
Khattab sebagaimana dikutif Ibnu Katsir bahwa ayat ini diturunkan
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
senada dengan ayat yang bunyinya: Qul unabbiukum bikhairin min
orang-orang yang berlebih-lebihan225.
zhaalikum lillazii nattaqaw.228
Menurut Ibnu Katsir dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah Dalam ayat di atas jelaslah bahwa hasrat untuk memenuhi
memerintahkan pada setiap manusia untuk makan dan minum, kebutuhan manusia merupakan motivasi permintaan yang akhirnya
asalkan tidak berlebih-lebihan sehingga akhirnya menimbulkan merupakan pola konsumsi manusia. Keinginan untuk berkonsumsi
mudharat dan haram baginya.226 itu adalah suatu fitrah yang diberikan oleh Allah yang harus ditolerir,
Firman Allah swt surah al-Imran yang menegaskan: bahkan Allah melarang manusia mengharamkan sesuatu yang
sebenarnya merupakan hal yang halal.
‫ﻴﺮ‬
ِ ‫َﺎﻁ‬ ِ ‫ﺎء َﻭ ْﺍﻟ َﺒﻨِﻴﻦَ َﻭ ْﺍﻟ َﻘﻨ‬
ِ ‫ﺴ‬ َ ‫ﺕ ِﻣﻦَ ﺍﻟ ِّﻨ‬ ِ ‫ﺸ َﻬ َﻮﺍ‬ ‫ﺎﺱ ُﺣﺐﱡ ﺍﻟ ﱠ‬ ِ ‫ُﺯ ِﻳّﻦَ ِﻟﻠ ﱠﻨ‬ Sedangkan dalam firman Allah surah al-Baqarah terdapat
‫ﺴ ﱠﻮ َﻣ ِﺔ َﻭﺍﻷ ْﻧ َﻌ ِﺎﻡ‬َ ‫ﻀ ِﺔ َﻭ ْﺍﻟ َﺨ ْﻴ ِﻞ ْﺍﻟ ُﻤ‬ ‫ﺐ َﻭ ْﺍﻟ ِﻔ ﱠ‬ ِ ‫ﻄ َﺮﺓِ ِﻣﻦَ ﺍﻟﺬﱠ َﻫ‬ َ ‫ْﺍﻟ ُﻤ َﻘ ْﻨ‬ perintah bagi manusia untuk makan serta meminum sesuatu yang
halal lagi baik yang mengungkapkan:
ِ ‫ُ ِﻋ ْﻨﺪَﻩُ ُﺣﺴ ُْﻦ ْﺍﻟ َﻤﺂ‬v
‫ﺏ‬ ‫ﻉ ْﺍﻟ َﺤ َﻴﺎﺓِ ﺍﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ َﻭ ﱠ‬ ِ ‫َﻭ ْﺍﻟ َﺤ ْﺮ‬
ُ ‫ﺙ ﺫَﻟِﻚَ َﻣﺘَﺎ‬
224 Ahmad Syaifuddin, Ekonomi Islam, Jakarta, 1987, 38
225 Al-Qur’an surah al-A’raf, 7: 31 227Al-Qur’an surah Al-Imran, 3: 14
226 Ibnu Katsir Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, jilid V, 229 228 Ibnu Katsir, jilid II, 11

100 101

Anda mungkin juga menyukai