Anda di halaman 1dari 7

30 TAHUN ANDA BERUJUNG SURGA ATAUKAH NERAKA

KHUTBAH PERTAMA

َ‫ح َِذُ ِهللِ َّاىزٌِِ خَيَقَ اْىََىِدَ وَاىْحََُبحَ ىَُِجِيُىَ ُمٌِ ؤََُّ ُنٌِ ؤَحِسَُِ َعََالً وَجَعَو‬
َ ْ‫اى‬
َ‫ وََّشِ َهذُ ؤَُْ الَ بِىََٔ بِالَّ اهللُ وَ ِحذَُٓ ال‬, ً‫ىِيْىُصُىِهِ بِىَُِِٔ َطشَائِقَ وَاظِحَخً وَسُجُال‬
ُُٓ‫ََذّا عَِجذ‬
َّ ‫ وََّشِ َهذُ ؤََُّ ٍُح‬, ً‫ شَهَبدَحً َّشِجُىِثِهَب عَبِىٍَ اىْجََّْبدِ ُّضُال‬, َُٔ‫َششَِِلَ ى‬
ِِٔ‫ صَيًَّ اهللُ عَئَُِِ وَعَيًَ ؤَى‬, ً‫ ؤَقْىًَُ اىْخَيْقِ دَِِّْب َوؤَ ِٕذَا ٌُِٕ سُجُال‬, ُُٔ‫وَسَسُىِى‬
‫ وَسََّي ٌَ رَسِيَُِِّب‬, ٍُ‫َوؤَصِحَبثِِٔ وَاىزَّبثِعَُِِِ ىَ ُه ٌِ ثِةِحِسَب‬
Jamaah Jumat rahimakumullah

Mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya;
yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam
serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah

Di saat Allah Subhanahu wa Ta‟ala menghendaki terjadinya hari kiamat, Dia pun memerintahkan
Malaikat Israfil untuk meniup sangkakalanya dua kali. Tiupan pertama sebagai pertanda untuk
membinasakan seluruh makhluk yang ada di bumi dan langit, sedangkan tiupan kedua untuk
membangkitkan mereka kembali. Allah Ta’ala berfirman,

ُِِٔ‫اىسََبوَادِ وٍََِ فٍِ اْألَسِضِ بِالَّ ٍَِ شَأءَ اهللُ ثٌَُّ ُّفِخَ ف‬
َّ ٍ ِ‫وَُّفِخَ فٍِ اىصُّىسِ فَصَعِقَ ٍَِ ف‬
َُ‫ؤُ ِخشَي فَةِرَا ٌُِٕ ِقَُبًْ ََْظُشُو‬
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68).

1|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Maka, setelah Malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang kedua kalinya, semua makhluk pun
dibangkitkan dari kuburnya oleh Allah Ta’ala, lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang
amat luas yang rata dengan tanah dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak
berkhitan, dan tidak membawa sesuatu apa pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Pada hari kiamat nanti manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak memakai sandal, tidak
berpakaian, dan dalam keadaan belum berkhitan. Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kaum pria
dan wanita (berkumpul pada satu tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana?!) apakah
mereka tidak saling melihat satu sama lain?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
‘Wahai Aisyah, kondisi saat itu amat mengerikan sehingga tidak terbetik sedikit pun dalam diri
mereka untuk melihat satu sama lain!‟.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ya, saat itu masing-masing dari mereka memikirkan dirinya sendiri dan tidak sempat untuk
memikirkan orang lain, meskipun itu adalah orang terdekat mereka. Allah Ta’ala berfirman,

ِّ‫} ِىنُو‬43{ َُِِْٔ‫} َوصَبحِجَزِِٔ وَث‬43{ ُِِٔ‫} وَؤٍُِِّٔ وَؤَث‬43{ ُِِٔ‫َ ِىًَ َفِشُّ اىََْشِءُ ٍِِِ ؤَخ‬
}43{ ُِِِْٔ‫اٍِشِتٍ ٍِِّْهٌُِ َ ِىٍَئِزٍ َش ْإٌُ َُغ‬
“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya. Dari bapak dan ibunya. Dari istri dan anak-anaknya.
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS. Abasa: 34-
37)

Semua manusia saat itu berada di dalam ketidakpastian. Masing-masing menunggu apakah ia
termasuk orang-orang yang beruntung, dimasukkan ke taman-taman surga atau termasuk orang yang
merugi terjerembab ke dalam jurang neraka.

Dalam kondisi seperti itu Allah Ta’ala mendekatkan matahari sedekat-dekatnya di atas kepala para
hamba-Nya, hingga panasnya sinar matahari yang luar biasa itu mengakibatkan keringat mereka
bercucuran.

Al-Miqdad bin al-Aswad radhiallahu’anhu bercerita, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, „Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk hingga hanya
berjarang satu mil ... pada saat itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya;
di antara mereka ada yang keringatnya sampai mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai
lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya
sendiri!‟” (HR. Muslim).

Demikianlah para manusia saat itu berada di dalam kesusahan, kebingungan, dan ketidakpastian yang
tiada bandingannya. Padahal satu hari pada saat itu bagaikan 50 ribu tahun hari-hari dunia! Allah
Ta‟ala berfirman,

ٍ‫ني ؤَىْفَ سََْخ‬


َ ِ‫ح بِىَُِِٔ فٍِ َىًٍِ مَبَُ ٍِ ْقذَاسُُٓ َخَِس‬
ُ ‫رَ ِعشُجُ اْىََالَئِنَخُ وَاىشُّو‬
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalanm sehari yang kadarnya lima
puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma‟arij: 4)

2|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Jamaah Jumat yang kami hormati

Seandainya kita mau berpikir, betapa mengerikannya hari-hari itu lantas kita merenungkan jalan hidup
kebanyakan manusia di dunia yang kita lihat selama ini, niscaya kita akan sadar betul bahwa ternyata
masih banyak di antara kita yang telah terlena dengan keindahan dunia yang semu ini dan lupa bahwa
setelah kehidupan dunia yang sementara ini masih ada kehidupan lain yang kekal abadi yang lamanya
satu hari di sana sama dengan 50 ribu tahun di dunia!

Kita telah terlena dengan gemerlapnya dunia dan lupa untuk beribadah kepada Allah dan beramal
salih. Padahal pada hakikatnya kita hanya diminta untuk beramal selama 30 tahun saja! Tidak lebih
dari itu. Suatu waktu yang amat singkat!

Ya, kalaupun umur kita 60 tahun, sebenarnya kita hanya diminta beramal selama 30 tahun. Karena
waktu tersebut dikurangi dengan masa tidur kita di dunia. Jika dalam satu hari adalah 8 jam, berarti
masa tidur kita adalah sepertiga dari umur kita yaitu: 20 tahun. Lalu kita kurangi lagi dengan masa
kita sebelum baligh. Masa dimana seseorang tidak berkewajiban untuk beramal. Taruhlah jika kita
baligh pada umur 10 tahun berarti, umur kita hanya tinggal 30 tahun!

Subhanallah, bayangkan! pada hakikatnya kita diperintahkan untuk bersusah payah dalam beramal
salih di dunia hanya selama 30 tahun saja! Alangkah naifnya jika kita enggan untuk bersusah payah
selama 30 tahun di dunia beramal shalih, sehingga akan berakibat kita mendapat siksaan yang amat
pedih di akhirat selama puluhan ribu tahun!

Allah telah memperingatkan supaya kita tidak tertipu dengan kehidupan duniawi yang fana ini dalam
firman-Nya,

‫ط بَُِّ وَ ِعذَ اهللِ حَقٌّ فَالَ رَغُشََّّّ ُنٌُ اىْحََُبحُ اىذَُُِّّب وَالََغُشََّّّ ُنٌِ ثِبهللِ اىْ ُغشُوس‬
ُ ‫ََأؤََُّهَب اىَّْب‬
“Wahai para manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan
dunia memperdaya kalian, dan janganlah sekali-kali (setan) yang pandai menipu, memperdayakan
kalian dari Allah.” (QS. Fathir: 5)

Mengapa orang yang tertipu dengan kehidupan duniawi benar-benar telah merugi? Karena
kenikmatan dunia seisinya tidak lebih berharga di sisi Allah dari sebuah sayap seekor nyamuk!

Sahl bin Sa‟d bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya dunia
sepadan dengan (harga) sayap seekor nyamuk, niscaya orang kafir tidak akan mendapatkan
(kenikmatan dunia meskipun hanya seteguk) air.” (HR. Tirmidzi, dia berkata, “Sahih gharib min
hadzal wajhi.”).

ِ‫ وََّفَعٍَِِْ وَبََِّبمٌُِ ثََِب فُِِِٔ ٍَِِ اْألَََبدِ وَاىزِّمْش‬, ٌُِِِ‫ثَبسَكَ اهللُ ىٍِِ وَىَ ُنٌِ فٍِِ اىْ ُقشِاُِ اىْعَظ‬
, ٍ‫ ؤَُقىِهُ َقىِىٍِِ َٕزَا وَؤَسِزَغِ ِفشُ اهلل َىٍِِ وَىَ ُنٌِ وَىِنَبفَخِ اْىَُسِيََُِِِِ ٍِِِ مُوِّ رَِّت‬, ٌُِِِ‫اىْحَن‬
ٌُُِِ‫فَبسِزَغِ ِف ُشوُِٓ بَُِّّٔ ُٕىَ اىْغَ ُفىِسُ اىشَّح‬
KHUTBAH KEDUA

3|Disalin dari www.khotbahjumat.com


ِ‫ُِ اىْحَ َِذَ هللِ َّحِ ََذُُٓ وَ َّسِزَعُُُِِْٔ وَ َّسِزَغِ ِفشُُٓ وَ َّ ُع ِىرُ ثِبهللِ ٍِِِ ُش ُشوِسِ ؤَِّفُسَِْب وَسَُِّئَبد‬
َّ ‫ب‬
َُٓ‫هلل وَ ِحذ‬
ُ ‫ِال ا‬
َّ ‫ِو ىَُٔ وَ ٍَِِ َُعِيِوْ فَالَ َٕبدٌَِ َى ُٔ ؤَشِهَ ُذ ؤَُْ َال بِىَ َٔ ب‬
َّ ‫ؤَعََِبِىَْب ٍَِِ َهِذِ اهللُ فَالَ ٍُع‬
‫ََذّا عَِجذُُٓ وَ سَ ُسىُِىُٔ صَيًَّ اهللُ عَئَُِِ وَسََّيٌَ رَسِيَُِِّب مَثُِِشّا‬
َّ ‫ل ىَُٔ َو ؤَشِ َه ُذ ؤََُّ ٍُح‬
َ َِِ‫الَ َشش‬
Jamaah Jumat rahimakumullah

Maka, mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini untuk benar-benar beribadah
kepada Allah Ta’ala, mulai dari mencari ilmu, shalat lima waktu, berbakti kepada orang tua, berbuat
baik kepada sesama terutama tetangga, mendidik keluarga sebaik-baiknya, dll. Juga berusaha untuk
menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang disebutkan Allah
Ta’ala dalam firman-Nya,

ٌُ‫وَ ٌُِٕ َصِطَشِخُىَُ فُِهَب سَثََّْأ ؤَخِشِجَِْب َّ ِعََوْ صَبىِحّب غَُِشَ اىَّزٌِ مَُّْب َّ ِعََوُ َؤوَىٌَِ ُّعََِّشِم‬
ٍ‫ٍَّبََززَمَّشُ فُِِٔ ٍَِ َرزَمَّشَ وَجَأءَمٌُُ اىَّْزَِشُ َفزُوقُىا َفََب ىِيظَّبِىَِنيَ ٍِِ َّّصِري‬
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: ‘Ya Rabb kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan
mengerjakan amalan sholih berlainan dengan apa yang telah kami kerjakan.’ Bukankah Kami telah
memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup bagi orang yang mau berpikir?! Maka rasakanlah
(adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang zhalim seorang penolong pun.” (QS. Fathir: 37).

Namun, mereka tidak akan mungkin bisa kembali lagi ke dunia. Demikian pula mereka tidak akan
mati di neraka. Allah Ta’ala bercerita,

َِِّ‫} ى َقذَ ْجِئَْْبمٌُ ثِبىْحَقِّ وَىَن‬33{ َُ‫وََّب َدوِا ََبٍَبىِلُ ىَُِقْطِ عَيََُِْب سَثُّلَ قَبهَ بَِّّنٌُ ٍَّبمِثُى‬
}37{ َُ‫ؤَمْثَشَ ُم ٌِ ىِيْحَقِّ مَبسُِٕى‬
“Mereka berseru: ‘Wahai Malik, biarlah Rabb-Mu membunuh kami saja.’ Dia menjawab: ‘Kalian
akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran
kepada kalian, namun kebanyakan kalian benci terhadap kebenaran tersebut.” (QS. Az-Zukhruf: 77-
78).

Jangankan untuk menghentikan siksaan, untuk mendapatkan setetes air pun mereka tidak bisa. Allah
Ta‟ala mengisahkan,

‫وََّبدَي ؤَصِحَبةُ اىَّْبسِ ؤَصِحَبةَ اىْجََّْخِ ؤَُْ ؤَفُِعُىا عَيََُِْب ٍَِِ اْىََأءِ ؤَوِ ٍََِّب سَصَقَ ُن ٌُ اهللُ قَبىُىا‬
ُ‫َشِر ُه ٌُ اىْحََُبح‬
َّ ‫} َّاىزََِِ ارَّخَزُوا دََِْهٌُِ َى ِهىّا وَىَعِجّب وَغ‬35{ ََِِ‫بَُِّ اهللَ حَشَّ ٍَ ُهََب عَيًَ اىْنَبفِش‬
}35{ َُ‫حذُو‬
َ ِ‫اىذَُُِّّب فَبىَُْىًَِ َِّْسَب ٌُِٕ َمََب َّسُىا ىِقَأءَ َىِ ٍِهٌِِ َٕزَا وٍََبمَبُّىا ثِئَبََبرَِْب َج‬
4|Disalin dari www.khotbahjumat.com
“Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: ‘Berilah kami sedikit air atau makanan yang telah
diberikan Allah kepada kalian.’ Mereka (penghuni surga) menjawab: ‘Sesungguhnya Allah telah
mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.’ (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama
mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada
hari (kiamat) ini Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka
dengan hari ini dan (sebagaimana) mereka lalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A‟raf: 50-51)

Semoga kita semua bukan termasuk golongan tersebut di atas, Amiin ya Rabbal ‘alamin.

ً‫اىئَ وٍََالئِنَزَُٔ َُصَيُّىَُ عَيًَ اىَّْجٍِِّ ََب ؤََُّهَب اىَّزََِِ آٍَُْىا صَيُّىا عَئَُِِ وَسَِّيَُىا رَسِيَُِب‬
َّ ُِ
َّ ‫ب‬
َ‫ََذٍ وَعَيًَ آهِ ٍُحَََّذٍ مَََب صَيَُِّذَ عَيًَ بِِثشَإٌَُِِ وَعَيًَ آ ِه بِثِشَإٌَُِِ بَِّّل‬
َّ ‫ٌُ صَوِّ عَيًَ ٍُح‬
َّ ‫اىيه‬
َّ
ًَ‫ََذٍ وَعَيًَ آهِ ٍُحَََّذٍ َمََب ثَبسَمْذَ عَيًَ بِِثشَإٌَُِِ وَعَي‬
َّ ‫اىيهٌَُّ ثَبسِكِ عَيًَ ٍُح‬
َّ ,ْ‫َحَُِِذْ ٍَجُِِذ‬
ْ‫آ ِه بِثِشَإٌَُِِ بَِّّلَ َحَُِِذْ ٍَجُِِذ‬
‫ِال ىَِّيزََِِ آٍَُْىا سَثََّْب‬
َّ ‫سَثََّْب اغْ ِف ِش ىََْب وَ ىِ ةِ ِخىَاَِّْب اىَّزََِِ سَجَقُىَّب ثِبْ ِإلميَبُِ وَال رَجِعَوْ فٍِ قُيُىثَِْب غ‬
ٌُِْ‫بَِّّلَ َسئُوفْ سَح‬
ََِِ‫حَِوْ عَيََُِْب بِصِشاً َمََب َحََيَْزُٔ عَيًَ َّاىز‬
ِ َ‫سَثََّْب ال رُاَاخِزَّْب بُِْ َّسَُِْب َؤوِ ؤَخِ َطإَّْب سَثََّْب وَال ر‬
‫ٍِِِ قَجِيَِْب سَثََّْب وَال رُحََِّيَْْب ٍَب ال طَبَقخَ ىََْب ِثِٔ وَاعِفُ عََّْب وَاغْ ِف ِش ىََْب وَاسِ َحََِْب ؤَِّذَ ٍَىِالََّب‬
ََِِ‫صشَِّب عَيًَ اىْ َقىًِِ اىْنَبِفش‬
ُ ِّ‫فَب‬
‫ وَؤَِقٌِ اىصَّالَح‬,َ‫وَاىْحَ َِ ُذ ىَِّئِ سَةِّ اىْعَبَىَِني‬

Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 01 Tahun ke-10 1431/2010 dengan beberapa penyuntingan
oleh redaksi www.Khotbahjumat.com

Artikel www.khotbahjumat.com

5|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Aplikasi Yufid:

Imam an-Nawawi one of the greatest scholars. Amongst his works is his
collection of 42 hadith's of the Prophet Sallallaahu 'alayhi wa sallam which
a comprehensive explanation of Islam. This work is commonly referred as
"An-Nawawi's Forty Hadith"

This app offering you his work with user friendly and beautiful interface,
make it easier for us to memorize.

Features:
- Arabic text with optional English and Indonesian translation.
- Audio Recitation.
iPhone and iPad Ready - Back - Forward button Navigation.
- Adjustable font size.

Developed by: Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org


Yufid Network:

iPhone and iPad Ready

Developed by: Lihat website lainnya di www.yufid.com

Anda mungkin juga menyukai