Kelas : VII A
ورش ُر ّ َـح َمدُهُ َونَ ْست َ ّع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ّف ُرهَُ ،ونَعُوذُ ّباهللّ ّم ْن ُ إن الـ َح ْمدَ ّ هلِلّ ن َّْ
ض َّل لَهَُ ،و َم ْن ت أ َ ْع َما ّلنَاَ ،م ْن يَ ْه ّد ّه هللاُ فَ ََل ُم ّ س ّيهئَا ّ أَ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن َ
ّي لَهُ ،أ َ ْش َهدُ أَن الَّ ّإلَهَ ّإالَّ هللا َو ْحدَهُ َال ش َّري َْك لَهُ ض ّل ْل فَ ََل َهاد َ يُ ْ
سولُه ع ْبدُهُ َو َر ُ َوأ َ ْش َهدُ أَ َّن ُمـ َح َّمدا ً َ
َّللاَ َح َّق قال هللا تعالى فى كتابه الكريم ،يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ
تُقَاتّ ّه َو َال تَ ُموت ُ َّن ّإ َّال َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ّل ُمونَ
سدّيدًا وقال تعالى ،يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ
َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال َ
سولَهُ فَقَ ْد ص ّل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ّف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ّط ّع َّ
َّللاَ َو َر ُ يُ ْ
ع ّظي ًما فَازَ فَ ْو ًزا َ
سنَ ْال َه ْدي ّ َه ْد ُ
ي َّللاَّ ،وأَ ْح َ
اب َّ ث ّكت َ ُ صدَقَ ْال َحدّي ّ أ َ َّما بَ ْعدُ ،فإّ َّن أ َ َ
ّ َوش ََّر األ ُ ُم،سلَّ َم
َو ُك َّل ُم ْحدَثَ ٍة،ور ُم ْحدَثَات ُ َها َ علَ ْي ّه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ ُم َح َّم ٍد
ار َ َو ُك َّل، ٌضَللَة
ّ َّضَللَ ٍة فّي الن َ ع ٍة َ َو ُك َّل ّب ْد،ٌعة َ ّب ْد
Ummatal Islam,
Baca Juga:
Maka kewajiban seorang hamba untuk senantiasa merealisasikan ibadah kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan cara menuntut ilmu, dengan cara berusaha mengamalkan
ilmu, dengan cara berusaha untuk mengikuti jejak kaki Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam. Karena tidak ada manfaat hidup kalau ternyata tidak diwarnai dengan
ibadah kepada Allah.
Manusia berbeda dengan binatang ternak. Binatang ternak hanya mengikuti hawa nafsu
saja, mereka tidak diberikan oleh Allah akal, mereka tidak diberikan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala alat untuk berpikir. Mereka hanya hidup di dunia saja. Adapun di
hari akhirat mereka dikumpulkan kemudian menjadi tanah. Saat itulah orang-orang
kafir berkata:
Baca Juga:
Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)
Maka setiap kita, saudaraku.. Berpikir tentang hakikat hidupnya di dunia bahwasanya ia
akan kembali kepada Allah. Bahwasannya ia akan dimintai pertanggungjawaban oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka saudaraku sekalian.. Kita hidup di dunia hendaklah waspada. Jangan sampai
kemudian kita tenggelam di dalam dunia. Karena sesungguhnya ketika kapal itu telah
dipenuhi oleh air di lautan, ia akan karam dan tenggelam. Demikian pula hati ketika
telah dipenuhi dengan cinta dunia, ia akan tenggelam dan karam.
ّ ع ْالغُ ُر
ور ُ َو َما ْال َحيَاة ُ الدُّ ْنيَا ّإ َّال َمتَا
“Tidaklah kehidupan dunia kecuali kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid[57]: 20)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun mengingatkan dalam hadits-haditsnya
yang shahih tentang hakikat dunia. Dan bahwasanya dunia itu sesuatu yang hina dimata
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semua itu adalah agar kita tidak tertipu dengan dunia,
tidak tertipu dari perjalanan kita menuju kehidupan akhirat. Karena seseorang ketika
hatinya hanya mengharapkan dunia dan dunia, maka akhiratnya pun hancur lebur,
yang ia harapkan dari ibadah hanya dunia, yang ia harapkan dari ibadah hanya harta,
sehingga Allah berfirman:
ف ّإلَ ْي ّه ْم أَ ْع َمالَ ُه ْم فّي َها َو ُه ْمّ َمن َكانَ يُ ّريدُ ْال َحيَاة َ الدُّ ْنيَا َو ّزينَتَ َها نُ َو ه
ْس لَ ُه ْم فّي ْاْل ّخ َر ّة ّإ َّال َ ﴾ أُولَ ٰـئّ َك الَّذّينَ لَي١٥﴿ َسون ُ فّي َها َال يُ ْب َخ
﴾١٦﴿ َاط ٌل َّما َكانُوا يَ ْع َملُون ّ َصنَعُوا فّي َها َوب َ ط َما َ ار ۖ َو َح ّب
ُ َّالن
“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan
berikan dari apa yang ia inginkan dari amalannya tersebut tanpa dikurangi. Tapi
mereka di akhirat tidak mendapatkan apapun kecuali api neraka, batal amalannya
dan sia-sia perbuatannya tersebut.” (QS. Hud[11]: 16)
Baca Juga:
Subhanallah, saudaraku..
Maka dari itulah saudaraku.. Jangan sampai keinginan kita terbesar adalah kehidupan
dunia. Adalah diantara doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau meminta
kepada Allah:
Karena seseorang ketika hanya harapannya dunia dan harapan dan keinginan
terbesarnya dunia, yang dia harapkan hanya dunia, maka dia akan sulit untuk ikhlas
mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia mau ibadah ketika ada keuntungan
dunianya. Adapun ketika tidak ada keuntungan dunianya ia malas untuk beribadah
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang berharap dunia sangat besar di hatinya, ia hanya memandang sesuatu yang
terhormat itu dengan dunia, bukan dengan amalan shalih, tidak pula dengan ketakwaan
kepada Allah Jalla Jalaluhu. Sehingga akhirnya hatinya terbelit dengan kekikiran,
hatinya pun terbelit dengan ketamakan terhadap kehidupan dunia. Sehingga akhirnya
bagi dia dunia segalanya. Bahkan ia berani untuk memutuskan silaturrahimnya karena
dunia, ia berani untuk menumpahkan darah seseorang karena dunia, ia berani bahkan
memusuhi kebenaran pun karena dunia. Lihatlah Fir’aun yang memusuhi Nabi Musa
karena dunia, lihatlah Namrud yang memusuhi Nabi Ibrahim karena dunia, lihatlah
Heraklius yang mengetahui dengan yakin akan kebenaran Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, Heraklius yakin bahwasanya Nabi Muhammad itu Nabi terakhir, tapi
masalahnya Heraklius takut kehilangan dunia. Itulah yang menghalangi Heraklius
untuk masuk ke dalam Islam, untuk masuk kedalam agama Allah Subhanahu wa Ta’ala
karena dunia.
Baca Juga:
Ummatal Islam,
Ummatal Islam,
Maka sadarilah bahwa kita hidup di dunia sementara, kita akan kembali kepada Allah.
Baca Juga:
Ummatal Islam,
Bukan berarti kita meninggalkan dunia sama sekali, tidak. Bukankah Allah dan
RasulNya memerintahkan kita untuk mencari nafkah? Bukankah Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam pun menikah? Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menganjurkan kita bersedekah?
Lihatlah saudaraku..
Semua itu menunjukkan kita tetap mencari dunia. Akan tetapi yang harus kita waspadai
bahwa jangan sampai dunia melupakan kita dari tujuan kita yang utama dalam
kehidupan ini. Karena tujuan yang utama di dunia adalah ibadah kepada Allah.
Bagaimana kita bisa shalat dengan khusyu’? Bagaimana kita bisa
melaksanakan puasa Ramadhan? Bagaimana supaya lisan kita turut berdzikir kepada
Allah? Bagaimana supaya kita senantiasa bisa shalat tahajud? Bagaimana kita berusaha
supaya kita selalu dalam aktivitas kita menghasilkan pahala demi pahala sehingga pada
waktu itu kita senantiasa berada dalam ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini yang kita pikirkan. Inilah pemikiran setiap mukmin dan muslimah. Semua mukmin
dan mukminah hendaklah yang ia pikirkan bagaimana saya berlomba dalam kebaikan
sebagaimana para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang-orang faqir datang
kepada Rasulullah, mereka mengadukan orang kaya bukan karena kekayaannya. Apa
kata mereka?
Baca Juga:
Itulah yang kita pikirkan, bagaimana kita beramal dan beramal? Bagaimana harta kita
menjadi pahala di sisi Allah? Bagaimana kesehatan kita menjadi pahala di sisi Allah?
Bagaimana berbagai macam nikmat yang Allah berikan kepada kita itu menjadi pahala
di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?
ت األ َ ْحيَ ّ
اء ت َوالمؤْ ّمنّيْنَ َوالمؤْ ّمنَا ّ الل ُه َّم ا ْغ ّف ْر ّل ْل ُم ْس ّل ّميْنَ َوالم ْس ّل َما ّ
ياض َع َواتّ ،فَيَا قَ ّْب الدَّ َْب ُم ّجي ُ ت ّإنَّ َك َ
س ّم ْي ٌع قَ ّري ٌ ّم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ّ
ال َحا َجات
اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين ،اللهم وتب علينا إنك أنت
التواب الرحيم ،اللهم اصلح والة أمورنا يا رب العالمين،
واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين
اب النَّ ّ
ار سنَةً َوقّنَا َ
عذَ َ سنَةً َوفّي ّ
اْلخ َرةّ َح َ َربَّنَا آتّنَا فّي الدُّ ْنيَا َح َ
عباد هللا: