Anda di halaman 1dari 7

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Renungan Hidup – Apa Yang

Seharusnya Kita Pikirkan?


‫ َم ْن‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
ِ ‫ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬،ُ‫إن الـ َح ْم َد لِلّ ِه نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬ َّ
‫ َأ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬
‫ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬َّ ‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬،‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‬
‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬،‫وقال تعالى‬
‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا َع ِظي ًما‬
‫ َو َش َّر‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ي هَ ْد‬ ِ ‫ َوَأحْ َسنَ ْالهَ ْد‬،ِ ‫ث ِكتَابُ هَّللا‬ ِ ‫ق ْال َح ِدي‬ َ ‫ فِإ َّن َأ‬،‫َأ َّما بَ ْع ُد‬
َ ‫ص َد‬
َ ‫ َو ُك َّل‬، ٌ‫ضاللَة‬ َ ‫ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬،ٌ‫ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة‬،‫ور ُمحْ َدثَاتُهَا‬ ‫ُأل‬
ِ َّ‫ضاللَ ٍة فِي الن‬
‫ار‬ ِ ‫ا ُم‬
Ummatal Islam,
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk senantiasa
beribadah kepadaNya. Karena itulah tujuan hidup kita di dunia. Allah
berfirman:
٥٦﴿ ‫ون‬ ِ ‫نس ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُد‬َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل‬ ُ ‫﴾ َو َما خَ لَ ْق‬
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 56)
Maka kewajiban setiap hamba untuk benar-benar memperhatikan
tentang ibadah. Karena itu adalah merupakan tujuan hidupnya.
Manusia tidak diciptakan untuk hidup di dunia selamanya, manusia
tidak diciptakan untuk senantiasa mencari dunia dan dunia walaupun
itu sesuatu yang ia butuhkan dalam hidupnya. Karena sesungguhnya
ibadah adalah kebutuhan yang lebih besar daripada makanan dan
minuman.
Maka kewajiban seorang hamba untuk senantiasa merealisasikan
ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara menuntut ilmu,
dengan cara berusaha mengamalkan ilmu, dengan cara berusaha untuk
mengikuti jejak kaki Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena
tidak ada manfaat hidup kalau ternyata tidak diwarnai dengan ibadah
kepada Allah.
Manusia berbeda dengan binatang ternak. Binatang ternak hanya
mengikuti hawa nafsu saja, mereka tidak diberikan oleh Allah akal,
mereka tidak diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala alat untuk
berpikir. Mereka hanya hidup di dunia saja. Adapun di hari akhirat
mereka dikumpulkan kemudian menjadi tanah. Saat itulah orang-orang
kafir berkata:
‫نت تُ َرابًا‬ُ ‫يَا لَ ْيتَنِي ُك‬
“Andaikan aku pun menjadi tanah seperti mereka.” (QS. An-Naba'[78]:
40)
Maka dari itu saudaraku.. Manusia diberikan oleh Allah balasan di
akhirat kelak.
٨﴿ ُ‫﴾ َو َمن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َش ًّرا يَ َره‬٧﴿ ُ‫ال َذ َّر ٍة خَ ْيرًا يَ َره‬َ َ‫﴾فَ َمن يَ ْع َملْ ِم ْثق‬
“Siapa yang mengamalkan kebaikan sekecil apapun dia akan melihat
balasannya dan siapa yang mengamalkan keburukan sekecil apapun dia
akan melihat balasannya.” (QS. Al-Zalzalah[99]: 7-8)
Maka setiap kita, saudaraku.. Berpikir tentang hakikat hidupnya di
dunia bahwasanya ia akan kembali kepada Allah. Bahwasannya ia akan
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka saudaraku sekalian.. Kita hidup di dunia hendaklah waspada.
Jangan sampai kemudian kita tenggelam di dalam dunia. Karena
sesungguhnya ketika kapal itu telah dipenuhi oleh air di lautan, ia akan
karam dan tenggelam. Demikian pula hati ketika telah dipenuhi dengan
cinta dunia, ia akan tenggelam dan karam.
Maka dari itulah saudara-saudaraku sekalian..
Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu mengingatkan dalam Al-Qur’an
tentang hakikat dunia. Allah berfirman:
ِ ‫ع ْال ُغر‬
‫ُور‬ ُ ‫َو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا ِإاَّل َمتَا‬
“Tidaklah kehidupan dunia kecuali kesenangan yang menipu.” (QS. Al-
Hadid[57]: 20)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun mengingatkan dalam
hadits-haditsnya yang shahih tentang hakikat dunia. Dan bahwasanya
dunia itu sesuatu yang hina dimata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semua
itu adalah agar kita tidak tertipu dengan dunia, tidak tertipu dari
perjalanan kita menuju kehidupan akhirat. Karena seseorang ketika
hatinya hanya mengharapkan dunia dan dunia, maka akhiratnya pun
hancur lebur, yang ia harapkan dari ibadah hanya dunia, yang ia
harapkan dari ibadah hanya harta, sehingga Allah berfirman:
َ ‫﴾ ُأولَـِٰئ‬١٥﴿ َ‫َمن َكانَ ي ُِري ُد ْال َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا َو ِزينَتَهَا نُ َوفِّ ِإلَ ْي ِه ْم َأ ْع َمالَهُ ْم فِيهَا َوهُ ْم فِيهَا اَل يُبْخَ سُون‬
‫ك‬
١٦﴿ َ‫صنَعُوا فِيهَا َوبَا ِط ٌل َّما َكانُوا يَ ْع َملُون‬ َ ‫ْس لَهُ ْم فِي اآْل ِخ َر ِة ِإاَّل النَّا ُر ۖ َو َحبِطَ َما‬ َ ‫﴾الَّ ِذينَ لَي‬
“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya,
Kami akan berikan dari apa yang ia inginkan dari amalannya tersebut
tanpa dikurangi. Tapi mereka di akhirat tidak mendapatkan apapun
kecuali api neraka, batal amalannya dan sia-sia perbuatannya
tersebut.” (QS. Hud[11]: 16)
Subhanallah, saudaraku..
Maka dari itulah saudaraku.. Jangan sampai keinginan kita terbesar
adalah kehidupan dunia. Adalah diantara doa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam beliau meminta kepada Allah:
‫ َوالَ َم ْبلَ َغ ِع ْل ِمنَا‬،‫َوالَ تَجْ َع ِل ال ُّد ْنيَا َأ ْكبَ َر هَ ِّمنَا‬
“Ya Allah.. jangan Engkau jadikan dunia harapan kami yang terbesar,
jangan Engkau jadikan dunia puncak daripada keilmuan kami ya Allah.”
Karena seseorang ketika hanya harapannya dunia dan harapan dan
keinginan terbesarnya dunia, yang dia harapkan hanya dunia, maka dia
akan sulit untuk ikhlas mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Ia mau ibadah ketika ada keuntungan dunianya. Adapun ketika
tidak ada keuntungan dunianya ia malas untuk beribadah kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang berharap dunia sangat besar di hatinya, ia hanya
memandang sesuatu yang terhormat itu dengan dunia, bukan dengan
amalan shalih, tidak pula dengan ketakwaan kepada Allah Jalla Jalaluhu.
Sehingga akhirnya hatinya terbelit dengan kekikiran, hatinya pun
terbelit dengan ketamakan terhadap kehidupan dunia. Sehingga
akhirnya bagi dia dunia segalanya. Bahkan ia berani untuk memutuskan
silaturrahimnya karena dunia, ia berani untuk menumpahkan darah
seseorang karena dunia, ia berani bahkan memusuhi kebenaran pun
karena dunia. Lihatlah Fir’aun yang memusuhi Nabi Musa karena dunia,
lihatlah Namrud yang memusuhi Nabi Ibrahim karena dunia, lihatlah
Heraklius yang mengetahui dengan yakin akan kebenaran Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Heraklius yakin bahwasanya
Nabi Muhammad itu Nabi terakhir, tapi masalahnya Heraklius takut
kehilangan dunia. Itulah yang menghalangi Heraklius untuk masuk ke
dalam Islam, untuk masuk kedalam agama Allah Subhanahu wa Ta’ala
karena dunia.
Ummatal Islam,
Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‫َما الفَ ْق َر َأ ْخ َشى علي ُك ْم‬
“Bukan kefaqiran yang aku khawatirkan atas kalian.”
‫ولكنِّي َأ ْخ َشى أن تُ ْب َسطَ ال ُّد ْنيا علي ُك ْم‬
“Yang aku khawatirkan atas kalian dibukakan kepada kalian pintu
kesenangan dunia.”
‫فَتَنافَسُوها َكما تَنافَسُوها‬
“Kalian pun akan berlomba-lomba mencari dunia sebagaimana orang-
orang sebelum kalian berlomba-lomba mencari dunia.”
‫فتُ ْهلِ َك ُك ْم كما أهلَ َك ْتهُم‬
“Lantas dunia pun membinasakan kalian sebagaimana dunia
membinasakan orang-orang sebelum kalian.”
Ummatal Islam,
Maka sadarilah bahwa kita hidup di dunia sementara, kita akan kembali
kepada Allah.
ِ ْ‫س َذاِئقَةُ ْال َمو‬
‫ت‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
“Setiap jiwa pasti merasakan kematian.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)
Siapapun dia, apakah ia seorang pemimpin ataukah rakyat jelata,
apakah ia orang kaya atau orang yang tak mempunyai harta. Semuanya
akan kembali kepada Allah, semua akan meninggal dunia, semua akan
dikafankan, semua akan ditanya oleh Malaikat Munkar dan Nakir.
Untuk itulah kita berpikir.
َ‫س ْال ُمتَنَافِسُون‬ َ ِ‫َوفِي ٰ َذل‬
ِ َ‫ك فَ ْليَتَنَاف‬
“Untuk itulah kita berlomba-lomba, sadaraku…” (QS. Al-Mutaffifin[83]:
26)
‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم‬
Khutbah kedua – Khutbah Jumat Tentang Menghadapi Cobaan dan
Ujian Hidup Dengan Ketaatan Kepada Allah
‫ أشهد أن ال إله‬،‫ نبينا محمد و آله وصحبه ومن وااله‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
ُ‫أن مح ّمداً عبده ورسوله‬
َّ ‫ وأشهد‬،‫إال هللا وحده ال شريك له‬
Ummatal Islam,
Bukan berarti kita meninggalkan dunia sama sekali, tidak. Bukankah
Allah dan RasulNya memerintahkan kita untuk mencari nafkah?
Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun menikah?
Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan kita
bersedekah?
Lihatlah saudaraku..
Semua itu menunjukkan kita tetap mencari dunia. Akan tetapi yang
harus kita waspadai bahwa jangan sampai dunia melupakan kita dari
tujuan kita yang utama dalam kehidupan ini. Karena tujuan yang utama
di dunia adalah ibadah kepada Allah. Bagaimana kita bisa shalat dengan
khusyu’? Bagaimana kita bisa melaksanakan puasa Ramadhan?
Bagaimana supaya lisan kita turut berdzikir kepada Allah? Bagaimana
supaya kita senantiasa bisa shalat tahajud? Bagaimana kita berusaha
supaya kita selalu dalam aktivitas kita menghasilkan pahala demi pahala
sehingga pada waktu itu kita senantiasa berada dalam ibadah kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini yang kita pikirkan. Inilah pemikiran setiap mukmin dan muslimah.
Semua mukmin dan mukminah hendaklah yang ia pikirkan bagaimana
saya berlomba dalam kebaikan sebagaimana para sahabat Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang-orang faqir datang kepada
Rasulullah, mereka mengadukan orang kaya bukan karena
kekayaannya. Apa kata mereka?
‫َب َأ ْه ُل ال ُّدثُوْ ِر بِاُْألجُوْ ِر‬ ٰ
َ ‫يَا َرسُوْ َل اللّـ ِه ! َذه‬
“Wahai Rasulallah, orang-orang kaya pergi membawa pahala yang
banyak.”
‫ َويَصُوْ ُموْ نَ َك َمـا نَصُوْ ُم‬، ‫ـي‬ َ ُ‫ُصلُّوْ نَ َك َمـا ن‬
ْ ِّ‫صل‬ َ ‫ي‬

“Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa


sebagaimana kami puasa.”
‫َص َّدقُوْ نَ بِفُضُوْ ِل َأ ْم َوالِـ ِه ْم‬
َ ‫َويَت‬
‫‪“Tapi mereka bisa sedekah wahai Rasulullah, sementara kami tidak‬‬
‫”‪bisa.‬‬
‫‪Subhanallah saudaraku sekalian..‬‬
‫?‪Itulah yang kita pikirkan, bagaimana kita beramal dan beramal‬‬
‫‪Bagaimana harta kita menjadi pahala di sisi Allah? Bagaimana‬‬
‫‪kesehatan kita menjadi pahala di sisi Allah? Bagaimana berbagai‬‬
‫‪macam nikmat yang Allah berikan kepada kita itu menjadi pahala di sisi‬‬
‫?‪Allah Subhanahu wa Ta’ala‬‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫ت ِإنَّكَ َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ‬ ‫ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا ِ‬ ‫ت َوالمْؤ ِمنِ ْينَ َوالمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫اجات‬ ‫الح َ‬‫ض َي َ‬ ‫ت‪ ،‬فَيَا قَا ِ‬ ‫ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬
‫اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين‪ ،‬اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم‪ ،‬اللهم اصلح والة‬
‫أمورنا يا رب العالمين‪ ،‬واجعلنا من التوابينـ واجعلنا من المتطهرينـ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫‪:‬عباد هللا‬
‫ان َوِإيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى ع َِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم‬ ‫ِإ َّن اللَّـهَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َس ِ‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُونَ‬
‫‪.‬فَ ْاذ ُكرُوا هللا ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُكم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُكم‪ ،‬ول ِذك ُر هللا أكبَر‬

Anda mungkin juga menyukai