Anda di halaman 1dari 4

ُ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللا‬ِ ‫ِإ ّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ

َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَّئا‬


‫ اَللهُ ّم‬.‫ي لَهُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬ َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫فَالَ ُم‬
َ‫ يَاَأيّهَا الّ َذ ْين‬.‫ص ّل َو َسلّ ْم عَلى سيّدنا ُم َح ّم ٍد َوعَلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ّديْن‬ َ
ُ ُ ُ ّ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ّ
ً‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ ّن ِإال َو ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ نَ يَا يّهَا ال ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتّقوا هللاَ َوقوْ لوْ ا قَوْ ال‬ ُ
ّ ‫آ َمنُوْ ا اتّقوا هللاَ َح‬
‫َس ِد ْيدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َرسُوْ لَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا َع ِظ ْي ًما‬

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT !

Marilah kita memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Dengan nikmat dan
hidayah-Nya kita dapat berkumpul di masjid ini untuk menunaikan sholat Jumat
berjamaah.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan agama yang sempurna kepada kita umat
umat manusia.

Dan semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu berpegang teguh
pada ajaran beliau hingga ajal menjemput kita.

Khutbah Jumat kita pada hari ini berjudul Pentingnya Dzikir dan Fikir.

Secara bahasa dzikir berasal dari bahasa Arab yaitu dzakara-yadzkuru yang berarti


mengingat.

Ditinjau dari syariat dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan cara menyebut berulang-
ulang nama-nama Allah SWT (Asma al-Husna) atau kalimat toyyibah kalimat-kalimat
baik dalam syariat seperti Lahaula wa laquata illa billahil 'alii/ 'adhim.

Sedangkan fikir juga berasal dari bahasa Arab yaitu fakkara-yufakkiru yang artinya


berfikir dan secara istilah agama fikir adalah memikirkan ciptaan Tuhan.

Pertama ini sebagai bukti bahwa Allah SWT itu ada, dan kedua mengungkap hikmah di
balik setiap ciptaan dan kejadian yang pada akhimya ditemukannya Ilmu pengetahuan.

Lebih dalam lagi Allah SWT memberikan manusia dua potensi besar yaitu hati dan otak
untuk melaksanakan tugas kekholifahannya di muka bumi, seperti firman Allah SWT
dalam (QS. Albaqarah ayat 30):
Arab:
ُ ِ‫ض خَ لِيفَةً ۖ قَالُوا َأتَجْ َع ُل فِيهَا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬
َ‫ك ال ِّد َما َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَدِّسُ لَك‬ ِ ْ‫ك لِ ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي َجا ِع ٌل فِي اَأْلر‬
َ ُّ‫وَِإ ْذ قَا َل َرب‬
َ َ ‫َأ‬ ِّ
َ‫ۖ قا َل ِإني ْعل ُم َما اَل تَ ْعل ُمون‬ َ

Arab latin:
"wa'iidh qal rabbuk lilmalayikat 'inni jaeil fi al'ard khalifatan ۖ qaluu 'atajeal fiha man
yufsid fiha wayasfik alddima' wanahn nusabbih bihamdik wanuqaddis lak ۖ qal 'inni
'aelam ma la taelamun."

Artinya:
"Ingatlah ketika Tuhan-Mu berfirman kepada para malaikat: sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang Khalifah di muka bumi."

Dalam menjalankan tugas manajerial alam ini manusia harus menyeimbangkan kedua
potensi tersebut, karena apabila hanya menggunakan salah satu potensi tadi maka
manusia tidak akan mampu menjalankan tugas kekhalifahannya dengan baik karena
yang terjadi adalah kepincangan.

Misalnya saja manusia hanya menggunakan potensi hati (dzikir) dia akan terjebak pada
pemujaan terus menerus tanpa memperhatikan masalah duniawi dan biasanya
menyendiri dan menyepi dari kehidupan luar.

Inilah yang disebut-sebut oleh cendekiawan muslim penyebab kemunduran kaum


mislimin.

Sedangkan orang yang selalu memakai akal (fikir) dia akan terjebak pada konsep-
konsep pemikiran tanpa ujung karena ilmu pengetahuan terus

Dengan banyak menciptakan teknologi akan tetapi lebih banyak dampak kerusakannya
dari pada manfaat, sebut saja bom atom, tehnologi nuklir dan lain sebagainya sehingga
sampailah pada suatu jaman orang berkata,

"Ketika Tuhan mati" karena sejak saat itu aktivitasnya sebagai subjek terhenti.

Sejarah berpindah dari pengembangan maknawi atau nilai pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan sumber daya,

Sehingga segala perolehan dari safari ekstemal tidak menjadi aset bagi safari internal
dan akhimya yang terjadi penurunan cita atau rasa kalbu, karena harga diukur
berdasarkan materi dan teknologi.
Keseimbangan antara dzikir dan fikir adalah kunci manusia dalam menjalankan tugas
kekhalifaannya.

Dengan dzikir kita menemukan tujuan akhir dari apa yang akal (fikir) kita meciptakan
teknologi terarah pada rasa kemanusiaan dan kealaman,

Bukan pada kepentingan manusia saja, karena manusia adalah perpanjangan tangan
Allah SWT dalam mengurus bumi dan nanti akan diminta pertanggung jawabannya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT !

Apakah Dzikir dapat dijadikan penentram hati?

Dzikrullah atau mengingat Allah SWT adalah senantiasa menentramkan kalbu bersama
Allah SWT dan melepaskan diri dari kelalaian,

Karena bila kita senantiasa mengingat Allah SWT, maka Allah SWT akan senantiasa
mengingat kita.

Sebagaimana difirmankan dalam QS. Surat Al-Baqarah ayat 152:

Arab:
‫ࣖ فَ ْاذ ُكرُوْ نِ ْٓي اَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا لِ ْي َواَل تَ ْكفُرُوْ ِن‬

Arab latin:

"Fadhkuruni aadhkurkum washkurua li wala takfurun ࣖ."

Artinya:
"Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula kepadamu) dan
bersyukurlah kamu kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS.
Surat Al-Baqarah ayat 152).

Dengan demikian maka jelaslah bahwa dzikir mempunyai makna yang sangat tinggi.

Dzikir akan membawa manusia kedalam suasana ibadah yang istiqomah untuk
senantiasa mengingat Allah di dalam hatinya.

Dzikir akan menjadikan Allah SWT sangat berperan dalam kehidupan kita menuju arah
kebaikan.
Oleh karena itu, amalan dzikir dipandang sebagai amalan yang sangat mulia dalam
agama Islam, dan mulia di sisi Allah SWT.

Mengapa kita harus berdzikir?

Sebagian orang akan bertanya-tanya mengapa kita harus berdzikir, bukankah untuk
dapat lulus ujian kita harus belajar giat?

Untuk mendapatkan rezeki yang banyak kita harus bekerja keras?

Orang yang sukses ada yang menganggap bahwa kesuksesannya adalah karena upaya
atau basil kerja kerasnya sendiri.

Benarkah?

Cukupkah dengan belajar giat dan kerja keras kita langsung bisa mendapatkan basil
tanpa tanpa ada campur tangan Allah SWT?

Anda mungkin juga menyukai