Anda di halaman 1dari 7

Peringatan Agar Tidak Tertipu dengan Kenikmatan Dunia

ً‫ضحَخ‬
ِ ‫سُِ ػَََالً وَجَ َؼوَ ىِيْىُصُ ِىهِ اِىٍَِ ِٔ عَشَاِئقَ وَا‬
َ ِ‫اْىحََِ ُذ ِهللِ اىَّزِيِ خََيقَ اىََْىِدَ وَاْىحٍََبحَ ىٍَِجِيُىَمٌُِ أٌَُّنٌُِ أَح‬
ُ‫ وََّشِهَذ‬, ً‫د ُّضُال‬
ِ ‫ شَهَبدَ ًح َّشِجُىِثِهَب ػَبىًَِ اْىجََّْب‬, َُٔ‫ وََّشِهَذُ أَُْ الَ اِىََٔ اِالَّ اهللُ وَحِذَُٓ َال شَشٌِِلَ ى‬, ً‫وَسُجُال‬
ِِٔ‫صحَبث‬
ِ َ‫ صَيَّى اهللُ ػَئٍَِِ وَػَيَى أَىِِٔ وَأ‬, ً‫ أَقْ َىًُ اْىخَيْقِ دٌِِّْب وَإَِٔذَإُ ٌِ سُجُال‬, ُُٔ‫أََُّ ٍُحَََّذّا ػَجِذُُٓ وَسَسُىِى‬
‫ وَسَيَّ ٌَ رَسِيٍَِِّب‬, ٍُ‫وَاىزَّبِثؼٍَِِِ ىَهُ ٌِ ثِبِحِسَب‬
Amma ba`du,

Wahai kaum muslimin, sesungguhnya telah datang bagi manusia suatu masa, di mana pada waktu
itu dia merupakan sesuatu yang belum bisa disebut. Kemudian Allah Subahanahu wa Ta’ala
menciptakan kita, menyempurnakan nikmat-nikmatnya, menghindarkan bencana, dan
memberikan kemudahan, serta menjelaskan semua yang bermanfaat dan berbahaya bagi kita.
Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa manusia itu memiliki dua negeri, yaitu negeri
tempat berjalan dan menyeberang, dan negeri tempat menetap dan hidup abadi. Negeri tempat
menyeberang adalah alam dunia ini. Negeri yang segala sesuatunya terdapat kekurangan, kecuali
yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Angan-angan dunia adalah suatu
penyesalan, kejernihannya adalah suatu kekotoran. Sekiranya orang yang berakal melihat sedikit
saja, pasti dia akan mengetahui kadar dan kehinaannya serta tipudayanya. Dunia itu terlihat
seperti fatamorgana. Orang yang kehausan mengira itu adalah air, padahal apabila dia
mendekatinya, dia tidak akan memperoleh apa-apa. Dunia juga dihiasi dengan berbagai macam
kemegahan dan sesuatu yang menggiurkan. Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

‫ض صُخِشُفُهَب وَاصٌَََّّْذِ وَظََِّ إَِٔيُهَآ أََّّهٌُِ قَبدِسُوَُ ػَيٍَِهَآ أَرَبَٕآ َأٍِشَُّب ىٍَِالً أَ ِو َّهَبسّا‬
ُ ِ‫حَزَّى اِرَآ أَخَزَدِ اْألَس‬
َُ‫ل ُّفَصِّوُ اْألٌََبدِ ِىقَ ِى ًٍ ٌََزفَنَّشُو‬
َ ِ‫جؼَيَْْبَٕب حَصٍِذّا مَؤَُ ىَّ ٌِ رَ ِغ َِ ثِبْ َألٍِسِ مَزَى‬
َ ‫َف‬
“Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan
pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya
azab kami di waktu malam atau siang, lalu kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-

1|Disalin dari www.khotbahjumat.com


tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (kami) kepada orang-orang berfikir.” (Q.s. Yûnus/10: 24)

Jadi, akhir dunia ini adalah ketiadaan dan kebinasaan. Keindahannya adalah petaka dan
penyesalan. Inilah dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ٍ‫اػِيََُىا أََََّّب اْىحٍََبحُ اىذٍَُِّّب َىؼِتْ وَىَهِىْ وَصٌَِْخٌ وََرفَبخُشْ ثٍََِْنٌُِ وَرَنَبثُشْ فًِ اْ َألٍِىَاهِ وَاْألَوِالَدِ مََََثوِ غٍَِث‬
ِ‫ٌُ ٌَنُىُُ ُحغَبٍّب وَفًِ اْألَخِشَحِ ػَزَاةْ شَذٌِذْ َوٍَ ِغفِشَحٌ ٍَِِّ اهلل‬
َّ ‫صفَشِّا ث‬
ِ ٍُ ُٓ‫ٌُ ٌَهٍِجُ فَزَشَا‬
َّ ‫أَ ِػجَتَ اىْنُفَّب َس َّجَبرُ ُٔ ث‬
ِ‫وَسِضِىَاٌُ َوٍَباْىحٍََبحُ اىذٍَُِّّآ اِالَّ ٍَزَبعُ اْىغُشُوس‬
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-
Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.s. Al-Hadîd/57:
20).

Wahai kaum muslimin, sedangkan akhirat adalah negeri dan kehidupan yang hakiki.
Kehidupan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kehidupan, seperti keabadian, kesenangan dan
kedamaian. Dan kesenangan di sana adalah hakiki. Apabila manusia melihat hakikat sebenarnya.
Ia akan mengatakan, “Aduhai baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk
hidup ini.” Jadi, kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat, tempat manusia hidup dan
mereka tidak akan mati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ًِ‫ َوٍَِِ خَفَّذِ ٍَىَاصٌُُِْٔ فَؤُوِىَئِلَ اىَّزٌَِِ خَسِشُوا أَّفُسَهٌُِ ف‬.َُ‫فَََِ َثقُيَذِ ٍَىَاصٌُُِْٔ فَؤُوِىَئِلَ ٌُُٕ اىْ َُفْيِحُى‬
َُ‫جَهٌَََّْ خَبىِذُو‬
“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang
dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-
orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahannam. Muka mereka
dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.” (Q.s. al-
Mukminûn/23: 102-1032).

Wahai kaum muslimin, marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
melihat dunia ini dengan pandangan orang yang berakal, membandingkan kehidupan dunia dan
kehidupan akhirat, agar kita mengetahui perbedaan kedua negeri tersebut. Di negeri akhirat
terdapat semua yang diinginkan oleh manusia dan nikmati oleh mata. Surga adalah darus salâm

2|Disalin dari www.khotbahjumat.com


(kampung kedamaian), yang terlepas dari berbagai kekurangan, bala`, penyakit, kematian,
kesusahan maupun usia yang tua. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ىَََىِضِ ُغ سَىِطٍ أَحَذِمٌُِ فًِ اْىجََّْخِ خٍَِشْ ٍِِِ اىذٍَُِّّب َوٍَب فٍِهَب‬
“Sesungguhnya tempat cemeti kalian di surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (H.r.
Ahmad no. 21732).

Ini adalah ucapan seorang nabi yang jujur lagi dipercaya. Sesungguhnya tempat tongkat
di surga itu lebih baik dari dunia ini semuanya, dari awal hingga akhirnya dengan segala
kenikmatan dan kemewahan yang ada di dalamnya. Apabila ini saja lebih baik dari dunia
semuanya, lantas kiranya kenikmatan apa yang kita dapatkan di dunia ini dengan waktu yang
sangat singkat.

Wahai kaum muslimin, sungguh mengherankan sekali ada kaum yang lebih
mengutamakan kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat. Padahal akhirat itu lebih baik dan
kekal. Mereka lebih mengutamakan dunia dari pada akhirat. Mereka mencari dunia dan
meninggalkan amal akhirat. Meraka sangat berambisi untuk mendapatkan dunia dan melewatkan
apa yang Allah Subahanahu wa Ta’ala wajibkan kepada mereka. Mereka tenggelam dalam hawa
nafsu dan kelalaian. Mereka melupakan rasa syukur kepada zat yang telah memberikan nikmat
kepada mereka. Ciri-ciri mereka yaitu bermalas-malasan mengerjakan salat dan merasa berat
untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala. Di dunia ini mereka berani bermuamalah riba yang mereka
perindah namanya, atau dengan riba yang terang-terangan tanpa peduli sedikitpun dengan dosa di
akhirat kelak. Mereka berbohong dalam setiap pembicaraan, tidak menunaikan janji-janji mereka,
tidak berbuat baik kepada orang tua dan tidak menyambung silaturahmi.

ُ‫ أَقُ ِىه‬, ٌٍِِِ‫ وََّ َفؼًَِِْ وَاٌَِّبمُ ٌِ ثََِب فٍِِِٔ ٍَِِ اْألٌََبدِ وَاىزِّمْشِ اْىحَن‬, ٌٍِِِ‫ثَبسَكَ اهللُ ىًِِ وَىَنٌُِ فًِِ اْىقُشِاُِ اْى َؼظ‬
ٌٍُِِ‫ فَبسَِز ِغفِشُوُِٓ أَُِّّ ُٕىَ اْى َغفُىِسُ اىشَّح‬, ٍ‫قَىِىًِِ َٕزَا وَأَسَِز ِغفِشُ اهلل َىًِِ وَىَنٌُِ وَىِنَبفَخِ اىَُْسِيٍََِِِِ ٍِِِ مُوِّ رَِّت‬

Khutbah Kedua

ُ‫اَُِّ اْىحََِذَ هللِ َّحََِذُُٓ َو َّسَِزؼٍُُِِْٔ َو َّسَِز ِغفِشُُٓ وَ َّؼُىِ ُر ثِبهللِ ٍِ ِِ شُشُوِسِ أَِّفُسَِْب وَسٍَِّئَبدِ أَػََِبِىَْب ٍَ ِِ ٌَهِذِ اهلل‬
‫فَالَ ٍُضِوَّ ىَُٔ وَ ٍَ ِِ ٌُضِيِوْ فَالَ َٕبدِيَ ىَُٔ أَشِهَذُ أَُْ الَ اِىََٔ اِالَّ اهللُ وَحِذَُٓ الَشَشٌِِلَ ىَُٔ وَ أَشِهَذُ أََُّ ٍُحَََّذّا‬
‫ػَجِذُُٓ َو سَسُىِىُُٔ صَيَّى اهللُ ػَئٍَِِ وَسَيَّ ٌَ رَسِيٍَِِّب مَثٍِِشّا‬

3|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Wahai kaum muslimin, sesungguhnya orang yang lebih mengutamakan akhirat daripada dunia,
dia akan mendapatkan kenikmatan dunia dan akhirat. Karena amalan akhirat itu mudah bagi
orang yang diberi kemudahan oleh Allah Ta’ala dan dia tidak melewatkan dunia ini sedikitpun.
Sesungguhnya siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta’ala, pasti Allah Ta’ala akan
memberikan ganti yang lebih baik darinya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (Q.s. An-Nahl/16: 97)

Sebaliknya, orang yang lebih mengutamakan dunia daripada akhirat, maka dia
terkadang diberikan dunia, akan tetapi dia tidak mendapat bagian di akhirat. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,

َ‫ أُوِىَئِلَ اىَّزٌَِِ ىٍَِس‬.َُ‫ٍَِ مَب َُ ٌُشٌِذُ اْىحٍََبحَ اىذٍَُِّّب وَصٌَِْزَهَب ُّىَفِّ اِىٍَِهٌِِ أَػََِبىَهٌُِ فٍِهَب وٌَُِٕ فٍِهَب الٌَُِجخَسُى‬
َُ‫ىَهٌُِ فًِ اْألَخِشَحِ اِالَّ اىَّْبسَ وَحَجِظَ ٍَبصََْؼُىا فٍِهَب وَثَبعِوٌ ٍَّبمَبُّىا ٌَؼََِيُى‬
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu
tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah
mereka kerjakan.” (Qs.. Hûd/11: 15-16).

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang lebih mengutamakan akhirat


daripada dunai, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan dia akhirat serta jagalah kami dari
api neraka.

ً‫ًِ ٌَب أٌَُّهَب اىَّزٌَِِ آٍَُْىا صَيُّىا ػَئٍَِِ وَسَيَُِّىا رَسِيٍَِب‬


ِّ ‫اَُِّ اىئََّ َوٍَالئِنَزَ ُٔ ٌُصَيُّىَُ ػَيَى اىَّْج‬

,ْ‫اىيَّهٌَُّ صَوِّ ػَيَى ٍُحَََّذٍ وَػَيَى آهِ ٍُحَََّذٍ مَََب صَيٍَِّذَ ػَيَى اِثِشَإٌٍَِِ وَػَيَى آهِ اِثِشَإٌٍَِِ اَِّّلَ حٍََِِذْ ٍَجٍِِذ‬
ْ‫ٌُ ثَبسِكِ ػَيَى ٍُحَََّذٍ وَػَيَى آهِ ٍُحَََّذٍ مَََب ثَبسَمْذَ ػَيَى اِثِشَإٌٍَِِ وَػَيَى آهِ اِثِشَإٌٍَِِ اَِّّلَ حٍََِِذ‬
َّ ‫اىيَّه‬
ْ‫ٍَجٍِِذ‬

ْ‫ل سَإُوف‬
َ َِّّ‫سَثََّْب ا ْغفِشِ ىََْب وَِإلِخِىَاَِّْب اىَّزٌِ َِ سَجَقُىَّب ثِبْإلِميَبُِ وَال رَجِ َؼوْ فًِ قُيُىثَِْب غِالَّ ىِيَّزٌَِِ آٍَُْىا سَثََّْب ا‬
ٌٍِْ‫سَح‬

4|Disalin dari www.khotbahjumat.com


‫سَثََّْب ال رُئَاخِزَّْب اِ ُْ َّسٍَِْب أَوِ أَ ِخغَؤَّْب سَثََّْب وَال َرحِ َِوْ ػَيٍََِْب اِصِشاً مَََب حَََيْزَُٔ ػَيَى اىَّزٌَِِ ٍِِِ قَجِيَِْب سَثََّْب‬
ٌَِِ‫وَال ُرحََِّيَْْب ٍَب ال عَبقَخَ ىََْب ثِِٔ وَاػِفُ ػََّْب وَا ْغفِشِ ىََْب وَاسِحَََِْب أَِّذَ ٍَىِالََّب فَبِّصُشَِّب ػَيَى اْىقَىًِِ اىْنَبفِش‬

‫ وَأَقٌِِ اىصَّالَح‬,َ‫وَاْىحََِذُ ىِيَّ ِٔ سَةِّ اْىؼَبىََِني‬

Dikutip dari Adl-Dhiyâul Lâmi` Minal Khuthâbil Jawâmi`, karya Syekh Muhammad bin Shâlih Al-
Utsaimîn, 6/280-282. Disalin dari kumpulan naskah khutbah Jumat Majalah As-Sunnah dengan beberapa
penyuntingan oleh redaksi www.khotbahjumat.com
Artikel www.khotbahjumat.com

5|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Yufid Network:

iPhone and iPad Ready

Developed by: Lihat website lainnya di www.yufid.com


Aplikasi Yufid:

Aplikasi DOA Sehari-hari untuk anak-anak

iPhone and iPad Ready

Developed by: Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org

Anda mungkin juga menyukai