Materi khutbah Jumat kali ini mengingatkan jamaah untuk menyadari bahwa kehidupan
dunia ini tidaklah kekal abadi. Kehidupan dunia merupakan senda gurau dan permainan
yang akan berakhir dengan pertanggungjawaban yang harus dipikul tiap-tiap manusia.
Kehidupan akhirat yang hakiki dan abadi harus menjadi pengingat kita untuk senantiasa
mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin.
Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul "Khutbah Jumat: Kehidupan Dunia adalah
Permainan Belaka". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print
berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga
bermanfaat!
Khutbah I
َوَعٰلى ٰاِلِه َوَأ ْص َحاِبِه. َوالَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعٰلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َخْيِر اْلَأ َناِم. َاْل َحْمُد ِللِه اَّلِذْي َأ ْنَعَمَنا ِبِنْعَمِة اْلِاْيَماِن َواْلِاْس َلاِم
َأ ْشَهُد َاْن َلا ِاٰلَه َّلِا ا اللُه اْلَمِلُك اْلُقُّد ْوُس الَّس َلاُم َوَأ ْشَهُد َاَّن َسِّيَدَنا َوَحِبْيَبَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه َصاِحُب. اْلِكَراِم
َواْش ُكُرْوُه َعَلى َما,ْوُت َّلِا ا َوَأ ْنُتْم ُمْس ِلُمْوَن
ِاَّت ُقوا الّٰلَه َحَّق ُتَقاِتِه َوَلا َتُم َّن, َفَياَأ ُّي َها اْلُمْؤِمُنْوَن:الَّش َرِف َواْلِإ ْحِتَرام َأ َّم ا َبْعُد
َوَما ٰهِذِه اْل َحٰيوُة: َقاَل َتَعاَلى. َوَجَعَلُكْم ِمْن ُأ َّم ِة َذِوى ْالَأ ْرَحاِم، َوَأ ْولَاُكْم ِمَن اْلَفْض ِل َوالِإ ْنَعاِم، َهَداُكْم ِللِإ ْس لَاِم
الُّد ْنَيٓا َّلِا ا َلْهٌو َّو َلِعٌۗب َوِاَّن الَّد اَر اْلٰاِخَرَة َلِهَي اْل َحَيَواُۘن َلْو َكاُنْوا َيْعَلُمْوَن
Baca Juga:
Khutbah Jumat: Menjaga Diri dan Keluarga dari Api Neraka
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pada momentum mulia ini, khatib berwasiat dan mengajak seluruh jamaah untuk
senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Wujud hasil dari ketakwaan
tersebut adalah kita bisa menjalankan semua perintah Allah dan mampu meninggalkan
larangan-laranganNya. Mari kita evaluasi diri kita, apakah kita sudah mampu menjalankan
apa yang diperintahkan Allah? apakah kita sudah bisa menghindari dan meninggalkan apa
yang dilarang oleh Allah?.
Mari tanyakan pada diri kita. Misalnya, Bagaimana dengan shalat kita?. Apakah kita bisa
menjalankannya secara utuh? Bagaimana dengan kewajiban-kewajiban lainnya yang telah
diwajibkan pula kepada kita? Apakah kita bisa istiqamah melakukannya? Apa mungkin
malah sebaliknya, kita malah meninggalkan kewajiban dan melakukan apa yang dilarang
oleh Allah? Kita malah bergelimang dosa dengan keangkuhan, kedzaliman, dan merasa
bakal hidup abadi di dunia? Naudzubillah min dzalik.
Hati sanubari kita pasti tidak akan bisa berbohong menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
Sebagai umat yang beragama, kita pasti ingin menjadi hamba yang bertakwa dan menjadi
orang-orang yang mulia di sisi-Nya. Allah berfirman:
Baca Juga:
Khutbah Jumat: Perjalanan Ruh Seorang Mu’min Menuju Alam Kubur
Artinya: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa.” (Al-Hujurat: 13).
َوَما ٰهِذِه اْل َحٰيوُة الُّد ْنَيٓا َّلِا ا َلْهٌو َّو َلِعٌۗب َوِاَّن الَّد اَر اْلٰاِخَرَة َلِهَي اْل َحَيَواُۘن َلْو َكاُنْوا َيْعَلُمْوَن
Artinya: “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya
negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui."
Ayat ini mengingatkan kita untuk menyadari kembali tentang hakikat kehidupan di dunia.
Dunia ini tidaklah kekal dan abadi. Hidup di dunia ini bukanlah merupakan kehidupan
yang sebenarnya. Apa yang kita miliki saat ini hanyalah titipan yang sewaktu-waktu nanti
pasti akan diambil oleh pemilik abadinya. Allah mengingatkan bahwa kehidupan duniawi
ini hanyalah permainan dan senda gurau saja. Jangan sampai kita terlena dan disibukkan
oleh urusan duniawi saja dengan berlomba-lomba mencari harta kekayaan, kekuasaan,
kesenangan, dan kelezatan dunia.
Kita tahu, bahwa sebuah permainan dan senda gurau bukanlah aktivitas yang abadi.
Keduanya akan berakhir pada waktu tertentu. Permainan bukan merupakan sebuah
keseriusan yang harus dipertahankan mati-matian.
Perlu kita ketahui, bukan hanya satu kali Allah mengingatkan bahwa dunia ini adalah
permainan dan senda gurau. Dalam ayat 20 surat Al-Hadid, Allah juga kembali
mengingatkan kita. Perhatikan ayat ini:
ِاْعَلُمْٓو ا َّنَا َما اْل َحٰيوُة الُّد ْنَيا َلِعٌب َّو َلْهٌو َّو ِز ْيَنٌة َّو َتَفاُخٌۢر َبْيَنُكْم َوَتَكاُثٌر ِفى اْلَاْمَواِل َواْلَاْوَلاِۗد
َكَمَثِل َغْيٍث َاْعَجَب اْلُكَّف اَر َنَباُتٗه ُثَّم َيِهْيُج َفَتٰرىُه ُمْص َفًّر ا ُثَّم َيُكْوُن ُحَطاًمۗا
"seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.”
َوِفى اْلٰاِخَرِة َعَذاٌب َشِدْيٌۙد َّو َمْغِفَرٌة ِّمَن الّٰلِه َوِرْض َواٌن
"Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya."
Rasulullah pun mengibaratkan kehidupan di dunia ini ibarat mampir sebentar untuk
beristirahat. Kita hanya seperti pengembara atau musafir yang berhenti bukan di rumah
sendiri. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Imam Bukhari:
Dalam Tafsir Kementerian Agama RI disebutkan bahwa kehidupan dunia dapat diibaratkan
dengan kehidupan masa kanak-kanak. Sedang kehidupan akhirat dapat diibaratkan dengan
kehidupan masa dewasa. Jika seseorang pada masa kanak-kanak mempersiapkan diri
dengan sungguh-sungguh, seperti belajar dan bekerja dengan tekun, maka kehidupan masa
dewasanya akan menjadi kehidupan yang cerah. Sebaliknya jika ia banyak bermain-main
dan tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya, maka ia akan mempunyai masa dewasa
yang suram.
Dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 24, Allah mengibaratkan kehidupan seperti air hujan.
Mari resapi ayat ini:
ۗ ِاَّن َما َمَثُل اْل َحٰيوِة الُّد ْنَيا َكَمۤا ٍء َاْنَزْلٰنُه ِمَن الَّس َمۤا ِء َفاْخ َتَلَط ِبٖه َنَباُت اْلَاْرِض ِمَّم ا َيْأ ُكُل الَّن اُس َواْلَاْنَعاُم
"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami
turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu),
di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak.
َحّٰٓتى ِاَذٓا َاَخَذِت اْلَاْرُض ُزْخُرَفَها َواَّز َّي َنْت َوَظ َّن َاْهُلَهٓا َّنَا ُهْم ٰقِدُرْوَن َعَلْيَهٓا َاٰتىَهٓا َاْمُرَنا َلْيًلا َاْو َنَهاًرا َفَجَعْلٰنَها َحِص ْيًدا
َكَاْن َّل ْم َتْغَن ِباْلَاْمِۗس
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya
mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab
Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang
sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
َكٰذِلَك ُنَفِّص ُل اْلٰاٰيِت ِلَقْوٍم َّي َتَفَّك ُرْوَن
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.
)Artinya,: “Kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al’Ala: 17
َباَرَك اللُه ِلْي َوَلُكْم ِفي اْلُقْرٰاِن اْلَعِظْيِم َوَنَفَعِني َوِاَّي اُكْم ِبَما ِفْيِه ِمَن اْلٰاَياِت َوالِّذْكِر اْل َحِكْيِم َوَتَقَّب َل ِمِّنْي َوِمْنُكْم ِتَلاَوَتُه َّنِا ُه
ُهَو الَّس ِمْيُع اْلَعِلْيُمَ .وَأ ْس َتْغِفُر اللَه اْلَعِظْيَم ِلْي َوَلُكْم َوِلَساِئِر اْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت َفَيا َفْوَز اْلُمْس َتْغِفِر ْيَن َوَيا َن َجاَة الَّت اِئِبْين
Khutbah II
اْل َحْمُد ِلّٰلِه َو اْل َحْمُد ِلّٰلِه ُثَّم اْل َحْمُد َّلِلِهَ .أ ْشَهُد أْن لآ إَلَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه َلا َشِريَك َلُهَ ،وَأ ْشَهُد أَّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه
اَّلِذْي َلا َنِبّي بعَدُه .لَاَّل ُهَّم َص ِّل َوَسِّلْم َعَلى َنِبِّيَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى َأ ِلِه َوَأ ْص َحاِبِه َوَمْن َتِبَعُهْم ِإِب ْح َساٍن ِإ َلى َيْوِم الِقَياَمِة َأ َّم ا َبْعُد َفَيا
َأ ُّي َها الَّن اُس ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه َفَقْد َفاَز اْلُمَّت ُقْوَنَ .فَقاَل اللُه َتَعاَلىِ :إ َّن اللَه َوَمَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل ْوَن َعَلى الَّن ِبِّي ٰ ،يَأ ُّي ها
اَّلِذْيَن آَمُنْوا َص ُّل ْوا َعَلْيِه َوَس ِّلُمْوا َتْس ِلْيًما
لَاّٰلُهَّم َص ِّل َعَلى َسِّيَدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى َأ ِل َسِّيَدَنا ُم َّمَح ٍد .الّٰلُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْؤِمِنْيَن َوْالُمْؤِمَناِت َوْالُمْس ِلِمْيَن َوْالُمْس ِلَماِت َ ،اْلَأ ْح ياِء ِمْنُهْم
َوْالَاْمَواِت .لَاّٰلُهَّم اْدَفْع َعَّن ا ْالَبلَاَء َوْالَوَباَء والُقُرْوَن َوالَّز لَاِزَل َوْالِمَحَن َوُسْوَء ْالِفَتِن َوْالِمَحَن َما َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن َعْن
َبَلِدَنا ِإ ْنُدوِنْيِس َّي ا خآَّص ًة َوَساِئِر ْالُبْلَداِن ْالُمْس ِلِمْيَن عاَّم ًة َيا َرَّب ْالَعاَلِمْيَن
لَّل ُهَّم اْرَحْمَنا ِبالُقْرَءاِنَ .واْج َعْلُه َلَنا ِإ َماًما َوُنوًرا َوُهًدا َوَرْح َمًة .الَّل ُهَّم َذِّكْرَنا ِمْنُه َما َنِسيَناَ .وَعِّلْمَنا ِمْنُه َما َجِهْلَناَ .واْرُزْقَنا
ِتَلاَوَتُه َءاَنآَء اَّل ْيِل َوَأ ْط َراَف الَّن َهاِرَ .واْج َعْلُه َلَنا ُح َّج ًة َيا َرَّب اْلَعاَلِميَنَ .رَّب َنا آِتَنا ِفى الُّد ْنَيا َحَسَنًة َوِفى ْالآِخَرِة َحَسَنًة َوِقَنا
َعَذاَب الَّن اِرَ .وَاْل َحْمُد ِلّٰلِه َرِّب اْلٰعَلِمْيَن
ْأ
ٍعَباَد اللِهِ ،إ َّن اللَه َيْأ ُمُر ِبْالَعْدِل َوْالِإ ْح َساِن ِإَو ْيتاِء ِذي ْالُقْربَى َوَيْنَه ى َعِن ْالَفْح شاِء َوْالُمْنَكِر َوْالَبْغِي َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم
َتَذَّك ُرْوَنَ ،واْذُكُروا اللَه ْالَعِظْيَم َيْذُكْرُكْمَ ،واْش ُكُرْوُه َعلَى ِنَعِمِه َيِزْدُكْمَ ،وَلِذْكُر اللِه َأ ْك َبْر