Anda di halaman 1dari 5

Berikhtiar Nenjadi Pemimpin Yang Adil

‫ َو َأْش َهُد َأْن‬، ‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َتاِبِع ْيِه َع َلى َم ِّر الَّز َم اِن‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى ُمَحَّم ـٍد َس ِّيِد َو َلِد َع ْدَناَن‬، ‫الَحْم ُد ِهّٰلِل اْلَم ِلِك الَّد َّياِن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي‬، ‫اَّل ِإٰل َه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه اْلُم َنـَّز ُه َع ِن اْلِج ْس ِم َّيِة َو اْلِج َهِة َو الَّز َم اِن َو اْلَم َك اِن‬
‫ اَل َخْيَر ِفْي َك ِثْيٍر‬: ‫ اْلَقاِئِل ِفي ِكَتاِبِه اْلُقْر آِن‬، ‫ َفإِّني ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَتْقَو ى ِهللا الَم َّناِن‬، ‫ ِعَباَد الَّرْح ٰم ِن‬،‫ َأَّم ا َبْعُد‬، ‫َك اَن ُخ ُلَقُه اْلُقْر آُن‬
‫ِّم ْن َّنْج ٰو ىُهْم ِااَّل َم ْن َاَم َر ِبَص َد َقٍة َاْو َم ْع ُرْو ٍف َاْو‬

‫ِاْص اَل ٍۢح َبْيَن الَّناِۗس َو َم ْن َّيْفَع ْل ٰذ ِلَك اْبِتَغ ۤا َء َم ْر َض اِت ِهّٰللا َفَس ْو َف ُنْؤ ِتْيِه َاْج ًرا َع ِظ ْيًم ا‬

Hadirin Rahimakumullah
Saya mengingatkan diri sendiri dan jamaah yang dirahmati Allah, bahwa ada satu peringatan
yang terus diulang-ulang setiap pekan yakni di forum ini. Yakni pesan untuk terus takwallah.
Yakni menjalankan perintah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Dan harus disadari bahwa peringatan yang diulang-ulang setiap pekan itu pertanda sebagai
hal yang harus menjadi perhatian. Dengan demikian, kita diingatkan sekaligus diwajibkan
untuk terus meningkatkan kualitas takwallah tersebut. Harapannya, semakin hari,
kemampuan dan keinginan untuk melaksanakan perintah dan menjauhi yang dilarang agama
terus ditingkatkan.

Salah satu kalam ulama yang patut menjadi perenungan adalah:


‫ َيِزْيُد ِبالَّطاَع ِة َو َيْنُقُص ِبالَم ْع ِصَيِة‬، ‫اِإل ْيَم اُن َيِز ْيُد َو َيْنُقُص‬

Artinya: Iman itu dinamis, dapat bertambah dan berkurang. Bertambah karena ketaatan
kepada Allah dan berkurang karena kemaksiatan.
Hadirin Rahimakumullah
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi:

‫َقاَل َأاَل ُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه َفاِإْلَم اُم اَّلِذ ي َع َلى الَّناِس َر اٍع َو ُهَو َم ْس ُئوٌل‬ ‫َأَّن َر ُسوَل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫َبْيِتِه َو ُهَو َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه َو اْلَم ْر َأُة َر اِعَيٌة َع َلى َأْهِل َبْيِت َز ْو ِج َها َوَو َلِدِه َوِهَي َم ْس ُئوَلٌة‬ ‫َع ْن َرِع َّيِتِه َو الَّرُجُل َر اٍع َع َلى َأْهِل‬
‫َع ْنُهْم َو َع ْبُد الَّرُج ِل َر اٍع َع َلى َم اِل َس ِّيِدِه َو ُهَو َم ْس ُئوٌل َع ْنُه َأاَل َفُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه‬

Artinya: Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak, dia
akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah
pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang
dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-
anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak
seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban
terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.
(HR al-Bukhari).
Hadits di atas memberikan penegasan bahwa sejatinya setiap diri adalah seorang pemimpin.
Nabi menegaskan bahwa pemimpin bukan hanya mereka yang menjadi presiden, gubernur,
wali kota, dan pejabat lainnya. Akan tetapi, seorang pembantu sekalipun, masuk dalam
kategori pemimpin dengan bertanggung jawab atas harta majikannya. Hal ini juga berlaku
pada bidang pekerjaan apa pun. Misalnya, seorang karyawan pabrik yang sedang
mengerjakan bidang tertentu, maka ia menjadi pemimpin yang bertanggung jawab atas apa
yang dia kerjakan.

Dengan demikian, yang terpenting dalam kepemimpinan pada diri manusia bukan persoalan
besar atau kecilnya tanggung jawab yang dipikulnya. Akan tetapi, yang terpenting adalah
seberapa kuat ia menjalankan tanggung jawabnya dengan amanah dan adil.

Dalam Al-Qur’an surah an-Nahl ayat 90, Allah mengingatkan kita:

‫ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن َو ِاْيَتۤا ِئ ِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو َيْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ۤا ِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن‬

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Hadiri Rahimakumullah

Pada ayat di atas disebutkan tiga perintah dan tiga larangan. Tiga perintah itu ialah berlaku
adil, berbuat kebajikan (ihsan), dan berbuat baik kepada kerabat. Sedangkan tiga larangan itu
ialah berbuat keji, mungkar, dan permusuhan. Penyimpangan dari keadilan adalah
penyimpangan dari sunah Allah dalam menciptakan alam ini. Hal ini tentulah akan
menimbulkan kekacauan dan kegoncangan dalam masyarakat, seperti putusnya hubungan
cinta kasih sesama manusia, serta tertanamnya rasa dendam, kebencian, iri, dengki, dan
sebagainya dalam hati manusia. Semua yang disebutkan itu akan menimbulkan permusuhan
yang menyebabkan kehancuran. Oleh karena itu, agama Islam menegakkan dasar-dasar
keadilan untuk memelihara kelangsungan hidup masyarakat.

Dalam Islam, adilnya seorang pemimpin merupakan hal yang sangat penting dan
diperhatikan. Mengapa? Karena keadilan pemimpin dapat membawa kemaslahatan bagi
masyarakat luas. Maka, tidak heran jika Allah sangat memuji dan menjanjikan balasan
kebaikan yang luar biasa bagi pemimpin yang baik, namun juga menjanjikan balasan
keburukan bagi pemimpin yang tidak baik.
Hal tersebut sebagaimana hadits Rasulullah:

‫ِإَّن َأَح َّب الَّناِس ِإَلى ِهللا َع َّز َو َج َّل َيْو َم اْلِقَياَم ِة َو َأْقَرَبُهْم ِم ْنُه َم ْج ِلًسا ِإَم اٌم َعاِد ٌل َوِإَّن َأْبَغ َض الَّناِس ِإَلى ِهللا َيْو َم اْلِقَياَم ِة َو َأَشَّد ُه‬
‫َع َذ اًبا ِإَم اٌم َج اِئٌر‬

Artinya: Sesungguhnya orang yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan paling ‘dekat’
tempat duduknya dari-Nya adalah seorang pemimpin yang adil, sedangkan orang yang
paling dibenci Allah pada hari kiamat dan paling keras siksanya adalah seorang pemimpin
yang zalim. (HR Ahmad)
Dalam hadits lain, Nabi Muhammad juga menegaskan tentang jaminan naungan Allah di hari
kiamat kepada pemimpin yang adil:

‫َس ْبَع ٌة ُيِظ ُّلُهْم ُهللا ِفي ِظ ِّلِه َيْو َم اَل ِظ َّل ِإاَّل ِظ ُّلُه اِإْل َم اُم اْلَع اِد ُل‬

Artinya: Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat saat
tidak ada naungan kecuali dari Allah, di antaranya diberikan kepada imam atau pemimpin
yang adil... (HR Al-Bukhari)

Kebijaksanaan pemimpin dalam sejarah Islam dapat kita lihat salah satunya pada diri Umar
bin Khattab yang rela berkeliling malam-malam untuk mencari warganya yang tidak bisa
makan. Hingga akhirnya, menemukan sebuah gubuk yang di dalamnya ada seorang
perempuan janda sedang memasak dan anaknya sedang menangis. Perempuan janda ini tidak
tahu bahwa yang datang ke rumahnya adalah khalifah Umar. “Mengapa anakmu menangis?”
tanya Umar. “Seharian dia belum makan, dan kini sedang menunggu masakan yang sedang
aku masak,” jawab perempuan itu. Namun, alangkah terkejutnya ketika Umar melihat
ternyata yang dimasak adalah batu. Perempuan janda ini melakukan itu karena tidak ada
bahan makanan yang bisa dimasak, lantas untuk menghibur anaknya, ia memasak batu agar
tertidur.

Dengan nada sinis, perempuan ini berkata: “Sungguh aku menyesal memiliki pemimpin
seperti Umar yang tidak peduli terhadap kesusahan warganya.” Sontak Umar kaget
mendengar ucapan itu. Secepat mungkin dirinya pergi ke lumbung makanan negara,
mengambil sekarung gandum, dan memikul sendiri ke rumah perempuan janda yang sedang
kelaparan tersebut. Tidak berhenti sampai di situ, khalifah Umar kemudian membantu
memasak hingga matang dan dimakan oleh perempuan dan anaknya.

Pertanyaannya, mengapa Umar bersusah payah mengangkat gandum sendiri hingga


membantu memasak si perempuan janda itu? Karena ia sangat sadar bahwa dosa pemimpin
yang tidak adil demikian besar dan dia sendirilah yang akan menanggungnya.
‫َو اَل َتِز ُر َو اِز َر ٌة ِّو ْز َر ُاْخ ٰر ىۗ َو ِاْن َتْدُع ُم ْثَقَلٌة ِاٰل ى ِحْمِلَها اَل ُيْح َم ْل ِم ْنُه َش ْي ٌء َّو َلْو َك اَن َذ ا ُقْر ٰب ۗى ِاَّنَم ا ُتْنِذ ُر اَّلِذ ْيَن َيْخ َش ْو َن َر َّبُهْم‬
‫ِباْلَغْيِب َو َاَقاُم وا الَّص ٰل وَةۗ َو َم ْن َتَز ّٰك ى َفِاَّنَم ا َيَتَز ّٰك ى ِلَنْفِسٖه ۗ َو ِاَلى ِهّٰللا اْلَم ِص ْيُر‬

Artinya: Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang
yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan
dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya
yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya
(sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan shalat. Dan
barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya
sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali. (QS Fathir: 18).
Hadirin Rahimakumullah
Semoga kita semua mendapat kekuatan untuk mampu mengemban misi sebagai pemimpin di
muka bumi ini dengan baik, amanah, dan adil, setidaknya dapat memimpin diri sendiri agar
bisa selamat di dunia dan di akhirat kelak. Amin ya rabbal alamin.

‫ ِإَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬،‫ َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬
Khutbah Kedua

‫ َأْش َهُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل‬.‫ َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْهِل اْلَو َفا‬،‫ َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد اْلُم ْص َطَفى‬،‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َو َكَفى‬
‫ ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِسْي ِبَتْقَو ى ِهللا اْلَعِلِّي اْلَعِظ ْيِم‬، ‫ َفَيا َأُّيَها اْلُم ْس ِلُم ْو َن‬،‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّم ا َبْعُد‬،‫َش ِر ْيَك َلُه‬
‫َو اْعَلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْيٍم ‪َ ،‬أَم َر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َنِبِّيِه اْلَك ِرْيِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ‪َ ،‬يا‬
‫ّٰل‬
‫َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‪َ ،‬ال ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم‬
‫َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َباِرْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ،‬فْي اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت واْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت اَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَأْلْم َو اِت‪ ،‬اللهم‬
‫اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّشَداِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن ‪ِ ،‬م ْن‬
‫َبَلِد َنا َهَذ ا َخ اَّص ًة َوِم ْن ُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَّم ًة‪ِ ،‬إَّنَك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر َر ّبَنا َالُتَؤ اِخ ْذ َنا ِإْن َنِس ْيَنا َأْو َأْخ َطْأَنا َر ّبَنا َو َال َتْح ِم ْل‬
‫َع َلْيَنا ِإْص ًرا َك َم ا َح َم ْلَتُه َع َلى اّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلَنا َر ّبَنا َو َال ًتَحّم ْلَنا َم اَال َطاَقَة َلَنا ِبِه َو اْعُف َع ّنا َو اْغ ِفْر َلَنا َو اْر َحْم َنا َأْنَت َم ْو َالَنا‬
‫َفاْنُصْر َنا َع َلى اْلَقْو ِم اْلَك اِفِر ْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا َء اِتَنا ِفي الّد ْنَيا َحَس َنًة َوِفي ْاَألِخ َرِة َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الّناِر ‪َ .‬و ْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب الَع اَلِم ْيَن ِعَباَد‬
‫ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي اْلُقْر َبى وَيْنَهى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغ ِي ‪َ ،‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ .‬فاذُك ُروا َهللا‬
‫اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai