Anda di halaman 1dari 3

Tugas Utama Manusia

Pepatah dulu mengatakan waktu adalah uang. Memanglah benar, waktu merupakan
sesuatu yang sangat berharga, terutama dikarenakan karena ia terus berjalan dan
berlalu, tanpa akan pernah terulang walau sedetik. Sebagai makhluk Allah, kita
manusia, diberi kelebihan berupa akal dan hawa nafsu. Sehubungan dengannya, kita
sebagai manusia haruslah mampu memanfaatkan waktu sebagimana berharganya
uang—bahkan lebih. Maka dari itu, alangkah baiknya kita mengetahui tugas dasar
kita sebagai manusia agar dapat memanfaatkan waktu bagi kebaikan kita maupun
kemashlahatan Ummat. Berikut 3 tugas utama kita sebagai manusia.

1. Menghamba kepada Allâh Subhânahû wa ta’âlâ


Allâh Subhânahû wa ta’âlâ berfirman dalam Surah Adz-Dzâriyât (QS.51:56)

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.”

Ayat di atas telah menerangkan dengan jelas tentang kewajiban menghamba dengan
‘ibadah kepada Allâh. Adapun definisi ‘ibadah adalah;

1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini meimiliki arti: perbuatan
atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan
agama.
2. Definisi menurut bahasa
“Ibadah secara bahasa berarti perendahan diri, ketundukan dan kepatuhan.”

c. Sedangkan menurut istilah Syar’i

Definisi terbaik dan terlengkap adalah apa yang disampaikan oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah. Dia rahimahullah mengatakan, “Ibadah adalah suatu istilah yang
mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan
maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). Maka
salat, zakat, puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua
orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang
ma’ruf, melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq,
berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil (orang yang
kehabisan bekal di perjalanan), berbuat baik kepada orang atau hewan yang
dijadikan sebagai pekerja, memanjatkan do’a, berdzikir, membaca Al Qur’an dan lain
sebagainya adalah termasuk bagian dari ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah
dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepada-Nya, memurnikan
agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya,
bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha terhadap qadha/takdir-Nya, tawakal
kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya
dan lain sebagainya itu semua juga termasuk bagian dari ibadah kepada Allah.”

Selain itu, Rasuûlullâh Muhammad SAW. Menerangkan kaitan ibadah dengan niat,
disebutkan dalam Hadîst beliau SAW, riwayat Al-Bukhârî,

‫حدثنا الحميدي عبد الله بن الزبير قال حدثنا سفيان قال حدثنا يحيى بن سعيد األنصاري قال أخبرني محمد بن إبراهيم‬
‫التيمي أنه سمع علقمة بن وقاص الليثي يقول سمعت عمر بن الخطاب رضى الله تعالى عنه على المنبر قال سمعت‬
‫رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول إنما األعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله و رسوله‬
‫فهجرته إلى الله و رسوله و من كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami, Al Hamidy Abdullah ibnu Az-Zubair, dia
berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia berkata telah menceritakan
kepada kami Yahya ibnu Said Al-Anshory, dia berkata telah mengabarkan kepadaku
Muhammad ibnu Ibrahim At-Taimy, sesungguhnya dia telah mendengar Alqomah ibnu
Waqosh Al-Laitsy berkata aku mendengar Umar bin Khattab radhiyallahu anhu di atas
mimbar. Beliau (Umar bin Khattab) berkata aku mendengar Rasulullah shalallahu
alayhi wa sallam sedang berkata, “Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu
bergantung pada niat-niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan
sesuai apa yang diniatkannya. Barang siapa berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya
maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa berhijrah kepada dunia
yang dikejarnya atau wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang
diniatkannya.

2. Menjadi khalifah di muka bumi.


Allah berfirman dalam Al Qur’ân surah Al-Baqarah(QS.2:30)

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku


hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya
aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Juga dalam surah Al-Hasyr (QS.59:21)

“Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu
akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.

Kedua ayat diatas menjelaskan bahwasanya manusia adalah khalîfah atau pemimpin
di muka bumi ini, dan manusia juga telah diamanah kan untuk mengemban amanah
Al-Qur’an yang begitu dahsyat. Rasûlullâh juga menjelaskan bahwasanya manusia
adalah pemimpin, dalam hadist beliau SAW, Riwayat Al-Bukhârî
‫َح َّد َث َن ا ِب ْش ُر ْب ُن ُمَح َّم ٍد ا ْل َم ْر َو ِز ُّي َق ا َل َأ ْخ َبَر َن ا َع ْب ُد ال َّل ِه َق ا َل َأ ْخ َبَر َن ا ُي و ُن ُس َع ْن ال ُّز ْه ِر ِّي َق ا َل َأ ْخ َبَر َن ا َس اِلُم ْب ُن َع ْب ِد ال َّل ِه َع ْن‬
‫ا ْب ِن ُع َم َر َر ِض َي ال َّل ُه َع ْن ُهَم ا َأ َّن َر ُس و َل ال َّل ِه َص َّل ى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َي ُق و ُل ُكُّلُك ْم َر ا ٍع َو َز اَد ال َّل ْي ُث َق ا َل ُي و ُن ُس َك َت َب ُر َز ْي ُق ْب ُن‬
‫ُح َك ْي ٍم ِإَل ى ا ْب ِن ِش َه اٍب َو َأَن ا َم َع ُه َيْو َم ِئٍذ ِب َو اِد ي ا ْل ُق َر ى َه ْل َت َر ى َأ ْن ُأَج ِّم َع َو ُر َز ْي ٌق َع اِم ٌل َع َل ى َأ ْر ٍض َيْع َم ُلَه ا َو ِفي َه ا َج َم ا َع ٌة ِم ْن‬
‫ال ُّس وَد ا ِن َو َغ ْي ِر ِه ْم َو ُر َز ْي ٌق َيْو َم ِئٍذ َع َل ى َأْي َل َة َف َك َت َب ا ْب ُن ِش َه اٍب َو َأَن ا َأْس َم ُع َي ْأُمُر ُه َأ ْن ُيَج ِّم َع ُي ْخ ِب ُر ُه َأَّن َس اِلًم ا َح َّد َث ُه َأَّن َع ْب َد‬
‫ال َّل ِه ْب َن ُع َم َر َي ُق ول‬

‫َس ِم ْع ُت َر ُس و َل ال َّل ِه َص َّل ى ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َي ُق و ُل ُكُّلُك ْم َر ا ٍع َو ُكُّلُك ْم َم ْس ُئ و ٌل َع ْن َر ِع َّي ِتِه اِإْلَم ا ُم َر ا ٍع َو َم ْس ُئ و ٌل َع ْن َر ِع َّي ِتِه‬
‫َو ال َّر ُج ُل َر ا ٍع ِفي َأْه ِلِه َو ُهَو َم ْس ُئ و ٌل َع ْن َر ِع َّي ِتِه َو ا ْل َم ْر َأ ُة َر اِع َي ٌة ِفي َبْي ِت َز ْو ِج َه ا َو َم ْس ُئ و َل ٌة َع ْن َر ِع َّي ِت َه ا َو ا ْلَخ اِد ُم َر ا ٍع ِفي‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َم ا ِل َس ِّي ِد ِه َو َم ْس ُئ و ٌل َع ْن َر ِع َّي ِتِه َق ا َل َو َح ِس ْب ُت ْن َق ْد َق ا َل َو ال َّر ُج ُل َر ا ٍع ِفي َم ا ِل ِب يِه َو َم ْس ُئ و ٌل َع ْن َر ِع َّي ِتِه َو ُكُّلُك ْم َر ا ٍع‬
‫ُئ‬
‫َو َم ْس و ٌل َع ْن َر ِع َّي ِتِه‬

Artinya “Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Muhammad Al Marwazi berkata,
telah mengabarkan kepada kami ‘Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami
Yunus dari Az Zuhri berkata, telah mengabarkan kepada kami Salim bin ‘Abdullah
dari Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin.” Al Laits menambahkan; Yunus berkata;
Ruzaiq bin Hukaim menulis surat kepada Ibnu Syihab, dan pada saat itu aku
bersamanya di Wadi Qura (pinggiran kota), “Apa pendapatmu jika aku
mengumpulkan orang untuk shalat Jum’at?” -Saat itu Ruzaiq bertugas di suatu
tempat dimana banyak jama’ah dari negeri Sudan dan yang lainnya, yaitu di negeri
Ailah-. Maka Ibnu Syihab membalasnya dan aku mendengar dia memerintahkan
(Ruzaiq) untuk mendirikan shalat Jum’at. Lalu mengabarkan bahwa Salim telah
menceritakan kepadanya, bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar berkata, “Aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin,
dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.
Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya.
Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas
keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga
suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga
tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan
dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.” Aku
menduga Ibnu ‘Umar menyebutkan: “Dan seorang laki-laki adalah pemimpin atas
harta bapaknya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atasnya. Setiap kalian
adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang
dipimpinnya.”

3. Al Amru bi-l-ma’rûfwa-n-nahy ‘ani-l-munkar.


Allah berfirmab dalam Al-Qur’an surah Alî ‘Imrân (QS. 3:110),

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Nah, itulah tadi 3 tugas utama manusia dalam menjalani kehidupannya agar waktu
yang ia miliki selalu bermanfa’at. Semoga Allâh anugerahkan kepada kita
kemampuan dan kekuatan agar kita senantiasa mampu untuk beribadah kepadaNya,
menjalankan amanah sebagai khalîfah dimuka bumi, dan selalu menyebarkan
kebaikan dan menghindarkan kemungkaran. Âmîn yâ mujîba-s-sâ-ilîn.

Anda mungkin juga menyukai