“Tiadalah dua serigala lapar yang dilepaskan di tengah kawanan domba, lebih merusak kawanan
domba tersebut daripada kerusakan yang diakibatkan sifat tamak seseorang kepada harta dan
kedudukan terhadap agamanya” (HR. At Tirmidzi).
Kerusakan umat bisa muncul dari perasaan hubbud dunya (cinta dunia) yang berlebihan. Dan di
antara wujud hubbud dunya ialah kecintaan kekuasaan atau kedudukan. Terbukti ambisi terhadap
kekuasaan yang berlebihan sebahagian orang telah menimbulkan kerusakan luar biasa terhadap umat.
Pengertian Hubbuddunya
hubbun dunya menurut bahasa adalah mencintai dunia, adapun menurut istilah adalah mencintai
dunia yang disangka mulia. Definisi di atas dapat dipahami bahwa hubbun dunya berarti mencintai
kehidupan dunia dengan melalaikan kehidupan akhirat. Dalam pengertian tersebut muncul sebuah
pertanyaan apa yang di maksud dengan dunia?”segala sesuatu yang tidak membawa manfaat di
akhirat”, menurut K.H, Ahmad rifa’i yang dikutip dalam buku akhlak tasawuf karyaNur hidayat,M.Ag ,
itulah yang dinamakan dunia, dan disebut juga dunia haram. Dengan kata lain bahwa dunia haram
ialah hal-hal yang bersifat duniawi yang tidak diperguanakan untuk ibadah kepada Allah SWT,
sehingga hal yang bersifat keduniawian tersebut tidak bermanfaat untuk kehidupan di akhirat.
Begitupula dengan harta, banyak harta yang halal tetapi tidak dipergunakan sesuai dengan jalan
Allah SWT, seperti tiddak di keluarkannya zakat, tidak digunakan untuk sedekah, dan lain
sebagainya. Sejalan dengan K.H, Ahmad rifa’i, pendapat Al-Ghazali yang dikutip dalam buku akhlak
tasawuf karyaNur hidayat,M.Ag, mengatakan bahwa segala sesuatu yang memberikan keuntungan,
bagian tujuan, nafsu syahwat, dan kelezatan pada manusia yang didapat langsung sebelum
meninggal disebut dunia.
Seseorang yang terlalu cinta dengan dunia itu mengakibatkan dirinya berbuat kesalahan dan dosa
besar, misalnya seperti berbuat maksiat dan lain sebagainya. Sebagaimna Rasulullah saw
menjelaskan:”cinta terhadap dunia merupakan pangkal dari setiap kesalahan”. Dijelaskan juga
dalam Al-qur’an:”dan celakalah bagi orang-orang kafir karena mendapat siksaan yang sangat pedih,
yaitu orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat”.
Dengan demikian setiap orang mukmin harus senantiasa beramal demi memperoleh kebahagian di
akhirat, jangan terperangkap oleh kemewahan dunia yang bersifat sementara, seperti kekayaan,
pangkat, kesenangan, dan kenikmatan, kecuali sekedar hajat yang diperlukan untuk memantu
dalam beribadahkepada Allah SWT. Slan itu seorang mukmin juga tidak boleh bergantung pada
kemewahan duni karena hal tersebut dapat membuat kita lupa terhadap sang pencipta dan dapat
membuat kita lupa akan kebahagaian yang akan kita dapat di ahirat kelak.
“Bersegeralah beramal shalih, sebelum datang fitnah-fitnah yang banyak. Seseorang di waktu
pagi masih beriman, namun di sore hari ia kafir. Atau seseorang di sore hari ia beriman, dan di
pagi hari ia kafir. Dia menjual agamanya dengan secuil kesenangan dunia.” (HR Muslim)
Komentar
DutaIslam.Com - Termasuk dari perkara yang merusak adalah cinta terhadap dunia (arab;
hubbud dunya). Terlalu menginginkan terhadap dunia dan sangat ingin untuk menumpuk-
numpuknya, terlalu mencintai pangkat dan juga harta, pelit, bakhil, perkara-perkara itu semua
adalah perkara yang menghancurkan seseorang.
Hubbud dunya dikutuk oleh ayat-ayat atau hadits tentang cinta dunia karena sibuk dengan
urusan dunia hingga lupa akhirat. Akibat cinta dunia, hingga takut mati. Inilah bahaya cinta
dunia. Padahal, cinta dunia menurut Islam tidak seperti itu.
Barang siapa yang cinta terhadap dunia dan menghendaki dengan sangat menghendaki dunia,
menumpuk-numpuk dunia dan begitu mengagungkan terhadap dunia, maka orang tersebut
dalam garis yang membahayakan, dalam dan dalam ancaman Allah SWT, sebagaimana Al-
Qur'an menyatakan:
ِ يُب َخسُونَ َل فِي َها َوهُم فِي َها أَع َمالَ ُهم ِإلَي ِهم نُ َو.
ف َو ِزينَتَ َها الدُّنيَا ال َحيَاةَ ي ُِري ُد َكانَ َمن
Artinya: "Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di
dunia itu tidak akan dirugikan".
ِ َورا َمذ ُمو ًما يَصالهَا َج َهنَّ َم لَهُ َجعَلنَا ث ُ َّم نُّ ِري ُد ِل َمن نَشَاء َما فِي َها لَهُ َع َّجلنَا الع
اجلَةَ ي ُِري ُد َكانَ َّمن ً َّمد ُح
Artinya: "Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai
air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di
muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin.
Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".
ب غَيث َك َمث َ ِلۗ َواْلَو َل ِد اْلَم َوا ِل فِي َوتَكَاثُر بَي َن ُكم َوتَفَا ُخر َو ِزينَة َولَهو لَ ِعب الدُّنيَا ال َحيَاة ُ أَنَّ َما اعلَ ُموا
َ ار أَع َج
َ َّيَ ِهي ُج ث ُ َّم نَبَاتُهُ ال ُكف
َ َ ُ ُون ُ َ
ُعذاب اْل ِخ َرةِ َوفِيۗ ُحطا ًما يَك ث َّم ُمصف ًّرا فت ََراه َ َ شدِيد ُ َّ
ِ َّ ع إِل الدُّنيَا ال َحيَاة َو َماۗ َو ِرض َوان
َ َللا ِمنَ َو َمغ ِف َرة ُ ور َمت َاِ الغُ ُر
Artinya: "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu".
Nabi SAW juga bersabda yang artinya, "barang siapa cinta terhadap dunia, maka akan
menyebabkan yang seseorang terpeleset, jatuh dalam kesalahan, kemaksiatan dan
kebodohan,"
َللا ِعن َد ت َِزنُ الدُّن َيا كَانَت َولَو َ أ َ َبدًا قَط َرة ً ِمن َها كَا ِف ًرا
َ سقَى َما َبعُو
ِ َّ ضة َجنَا َح
Artinya: "Sekiranya dunia itu memiliki nilai seberat sayap nyamuk di sisi Allah, niscaya Dia tidak
akan memberikan setetes pun terhadap orang kafir."
يَشعُ ُر َل َوه َُو َحتفَهُ أ َ َخذَ يَك ِفي ِه َما فَوقَ الدُّنيَا ِمنَ أَ َخذَ َمن
Artinya: "Barangsiapa yang mengambil dunia di luar kebutuhannya, maka tanpa sadar telah
merusak dirinya sendiri."
BACA JUGA
Artinya: "Beliau juga mengatakan "kezuhudan terhadap (kekayaan) di dunia membuat hati
menjadi tenang, sedangkan keinginan terhadapnya menimbulkan banyak kegelisahan dan
kesedihan."
Artinya: "Dan nanti akan rusaknya umatku sebab dengan menumpuk-numpuk harta dan
panjang angan-angan".
Banyak sekali tentang ayat dan juga hadits serta atsar para ulama yang mencela kehinaan dunia
dan mencela orang-orang yang cinta terhadap dunia. Karangan para ulama juga banyak yang
menerangkan tentang ini, salaf maupun khalaf.
Dalam konteks tulisan ini, yang dimaksud dunia itu adalah ibarat dari setiap apa yang ada di
bumi ini, perkara-perkara yang meng-enak-kan (Arab: laddzat) dari perkara-perkara harta
duniawi yang diinginkan oleh nafsu, yang diinginkan oleh hati dan perkara-perkara yang ingin
ditumpuk-tumpuk.
Artinya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-
lah tempat kembali yang baik (surga)".
Dan barang siapa yang tidak meneliti dari mana dunia ia dapat, baik itu halal atau haram,
hingga dia melupakan apa yang diwajibkan oleh Allah SWT dari perkara-perkara taat dan
terjerumus dari perkara-perkara yang haram dan maksiat, maka orang yang seperti ini adalah
golongan orang-orang yang mendapatkan ancaman Allah SWT.
Orang-orang yang seperti ini, sangat mengkhawatirkan keimanan, kecuali bertaubat kepada
Allah SWT sebelum ajal menjemputnya.
ِعل ِمنَا َمبلَ َغ َو َل ه َِمنَا اَك َب َر الدُّن َيا تَج َع ِل َو َل قُلُو ِبنَا فِي تَج َعل َها َولَ اَيدِينَا تَحتَ الدُّن َيا اج َع ِل اللَّ ُه َّم
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah dunia berada di bawah tanganku saja dan jangan sampai masuk
terfikir di dalam hatiku, dan janganlah jadikan dunia itu pusat keprihatinanku (yang banyak
difikir hanya dunia saja) dan janganlah menjadi terminal ilmuku (jangan sampai ilmuku untuk
mencari dunia semata)." [dutaislam.com/ ab]
7 Malapetaka Ngeri Akibat Sifat Hubbud Dunya, dan Itu Akan Kita Terima Selama Hidup
SHARES
0 Komentar
Sifat Hubdud Dunya selain sangat hina dimata Allah SWT, juga termasuk salah satu dosa yang paling besar
Ditambah orang yang Hubbud Dunya akan mendapatkan 7 malapetaka berikut ini...
Di zaman sekarang banyak yang tertipu dengan fasilitas dunia. Mereka terlalu berlebihan sehingga lupa
bahwa semua akan kembali pada sang pencipta. Apalagi saat ini susah sekali untuk melepaskan sifat ini.
Untuk itu ini cara ampuh menghindarinya...
Amal kebaikan manusia yang sudah terkumpul melalui Aktifitas Ibadah seringkali berujung pada kesia-siaan,
rusak, bahkan musnah.
Ibarat kain tenun yang sudah jadi lembaran, lalu terurai lagi menjadi benang. Sungguh rugi...., hal ini antara
lain disebabkan oleh penyakit cinta dunia (hubbud dunya), seperti yang dilansir oleh
faidahislamiyyah.blogspot.com
Penyakit cinta dunia (hubbud-dunya) itulah salah satu sumber kehancuran utama umat Islam. Rasulullah saw
bersabda: “Apabila umatku sudah mengagungkan dunia maka akan dicabutlah kehebatan Islam, dan apabila
mereka meninggalkan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar, maka akan diharamkan keberkahan wahyu, dan
apabila umatku saling mencaci, maka jatuhlah mereka dalam pandangan Allah.” (HR Hakim dan Tirmidzi).
Baca juga : Tidak Wajib, Tapi ini Alasan Kenapa Sholat Dhuha Dianjurkan Baca Surat Ad Dhuha
Pertama : Mencintai dunia berarti mengagungkan dunia, padahal ia sangat hina di mata Allâh. Termasuk dosa
yang paling besar adalah mengagungkan sesuatu yang direndahkan oleh Allâh Azza wa Jalla.
Kedua : Allâh mengutuk, memurkai, dan membenci dunia, kecuali yang ditujukan kepada-Nya.
Karena itu, siapa yang mencintai apa yang dikutuk, dimurkai, dan dibenci Allâh maka ia akan berhadapan
dengan kutukan, murka, dan kebencian-Nya.
Ketiga : Mencintai dunia berarti menjadikan dunia sebagai tujuan dan menjadikan amal dan ciptaan Allâh
yang seharusnya menjadi sarana menuju Allâh Azza wa Jalla dan negeri akhirat berubah arah menjadi
mengejar kepentingan dunia. Di sini ada dua persoalan: (1) menjadikan wasilah (sarana) sebagai tujuan, (2)
menjadikan amal akhirat sebagai alat untuk menggapai dunia.
Ini merupakan keburukan dari semua sisi. Juga berarti membalik sesuatu pada posisi yang benar-benar
terbalik. Ini sesuai sekali dengan firman Allâh Azza wa Jalla :
ِ ﴾أُولَئِكَ َل فِي َها َوهُم فِي َها أَع َمالَ ُهم ِإلَي ِهم نُ َو١٥﴿ َس الَّذِينَ يُب َخسُون
ف َو ِزينَت َ َها الدُّنيَا ال َحيَاة َ ي ُِري ُد َكانَ َمن َ ار إِ َّل اْلخِ َرةِ فِي لَ ُهم لَي َ ِصنَعُوا َما َو َحب
ُ َّط ۗ الن َ
يَع َملُونَ كَانُوا َما َوبَاطِ ل فِي َها
"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-
orang yang tidak memperoleh balasan di akhirat kecuali neraka. Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah
mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” [Hûd/11: 15-16]
Keempat : Mencintai dunia membuat manusia tidak sempat melakukan sesuatu yang bermanfaat baginya di
akhirat, akibat dari kesibukannya dengan dunia dan kesukaannya.
Kelima : Cinta dunia menjadikan dunia sebagai cita-cita terbesar manusia. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
"Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan
kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya.
Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya,
menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina".
Keenam : Pecinta dunia adalah orang yang paling banyak tersiksa. Ia tersiksa dalam tiga keadaan. Ia tersiksa
di dunia saat bekerja keras untuk mendapatkannya, dan berebut dengan sesama pecinta dunia. Dia tersiksa
di alam barzakh (kubur) dan tersiksa pada hari Kiamat.
Ketujuh : Penggila harta dan pecinta dunia yang lebih mengutamakan dunia daripada akhirat adalah orang
yang paling bodoh.
Sebab, ia lebih mengutamakan khayalan daripada kenyataan, lebih mengutamakan mimpi daripada
kenyataan, lebih mengutamakan bayang-bayang yang segera hilang daripada kenikmatan yang kekal, lebih
mengutamakan rumah yang segera binasa dan menukar kehidupan yang abadi nan nyaman dengan
kehidupan yang tidak lebih dari sekedar mimpi atau bayang-bayang yang akan sirna dalam waktu singkat.
Sesungguhnya orang yang cerdas tidak akan tertipu dengan hal-hal semacam itu.
4. Qanaah, artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari
sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan. Qana’ah bukan berarti hidup bermalas-malasan, tidak
mau berusaha sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
5. Zikir, merupakan metode yang paling efektif untuk membersihkan hati dan meraih kehadiran Ilahi
6. Kuatnya iman seseorang dan menerapkan kesadaran, bahwa Allah selalu melihat dan mengawasi kita
dalam segala keadaan.