يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قول سديدا* يصلح لكم أعمالكم
*فر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما3ويغ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
dan katakanlah perkataan yang benar (baik), niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta`ati Allah dan
Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan
yang besar. (QS. Al-Ahzab : 70 - 71)
Definisi Ghibah & Dusta
• Dari segi bahasa, ghibah berasal dari kata bahasa Arab
‘Ghaba’, yang berarti ghaib (baca; tidak tampak), atau tidak
terlihat:
وهو كل ما غاب عن النسان،الغيبة لغة مشتق من فعل غاب أو الغيب
• Dari sisi bahasa ini, ghibah memiliki arti membicarakan orang
lain yang ghaib (baca; yang tidak hadir) diantara orang
yang sedang membicarakannya. Baik pembicaraan
tersebut mengenai hal-hal yang positif, ataupun yang
bersifat negatif.
تب3سوا ول يغB ول تجسDم3 بعض الظن? إثBيا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيا من الظن? إن
كل لحم أخيه ميتا فكرهتموه واتقوا3بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأ
*D رحيمDابB الله توBالله إن
‘Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa
dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.’ (QS. 49 : 12)
Larangan Ghibah
• Rasulullah SAW bersabda :
با الستطالة فيS صلى الله عليه وسلم قال إن من أربى الر0بي7 عن النOعن سعيد بن زيد
( )رواه أبو داودTعرض ال(مسلم بغير حق
Dari Said bin Zaid ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya riba yang
paling bahaya adalah berpanjang kalam dalam membicarakan (keburukan)
seorang muslim dengan (cara) yang tidak benar. (HR. Abu Daud)
• Kedua dalil di atas telah cukup menunjukkan kepada kita mengenai
bahaya ghibah. Dalam ayat (QS. 49 : 12) Allah mengumpamakan ghibah
seperti orang yang memakan daging saudaranya sendiri yang telah
meninggal. Sedangkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud,
Rasulullah SAW mengumpamakannya dengan riba yang paling berat
dan berbahaya.
• Oleh karena itulah, bagi setiap muslim harus berusaha secara maksimal
untuk meninggalkan kedua penyakit lisan yang ternyata sangat
berbahaya ini. Kita dapat membayangkan, sekiranya setiap hari kita
diumpamakan seperti menyantap makanan yang terbuat dari daging
saudara kita sendiri ? Selain itu kita juga diumpakan selalu berinteraksi
dengan riba yang paling berbahaya dan paling besar dosanya di sisi
Allah SWT ? Na’udzu billah min dzalik.
Dusta & Ghibah Yang Diperbolehkan
3 Meminta fatwa.
• Seperti seseorang yang meminta fatwa kepada ulama dan
ustadz, bahwa saudaraku misalnya mendzolimiku seperti ini,
maka bagaimana hukumnya bagi diriku maupun bagi
suadaraku tersebut.
• Dalam salah satu riwayat pernah digambarkan, bahwa Hindun
binti Utbah (istri Abu Sufyan) mengadu kepada Rasulullah
SAW dan mengatakan, wahai Rasulullah SAW, suamiku
adalah seorang yang bakhil. Dia tidak memberikan padaku
uang yang cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah
tangga kami, kecuali yang aku ambil dari simpanannya dan dia
tidak mengetahuinya. Apakah perbuatanku itu dosa ?
Rasulullah SAW menjawab, ambilah darinya sesuatu yang
dapat memenuhi kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan
cara yang baik (baca; ma’ruf)” (HR. Bukhari)
Dusta & Ghibah Yang Diperbolehkan