Anda di halaman 1dari 11

Ramadhan Bulan Yang Penuh Keberkahan

Segala puji bagi Allah semata, banyaknya. Allah menyediakan maka sesungguhnya dia telah
saat ini kita ada di bulan Ramadan. ganjaran pahala yang sangat dijauhkan dari kebajikan.”
Bulan kemenangan dan penuh besar, bahkan terlalu besar bila Berkah Ramadan yang begitu
rahmat. Bulan yang selalu dibandingkan apa yang dilakukan besar hingga sejak bulan Rajab,
ditunggu kehadirannya oleh manusia. Pahala yang tidak Rasulullah mengajarkan kepada
hamba-hambanya yang sholeh dan disediakan di bulan selain Ramadan kita untuk selalu berdoa: “Ya Allah
mendapat bagian dari inayah Allah. yang mulia. berkatilah kami di bulan Rajab dan
Tak terkecuali Nabi kita Muhammad Marhaban Ya Ramadan, kata- Sya’ban, dan sampaikanlah kami
saw serta para sahabatnya. Ramadan kata yang paling tepat diucapkan pada bulan Ramadan.” Doa yang
telah ditunggu kehadirannya sejak mereka yang menyadari betapa diajarkan nabi ini, menyiratkan
bulan Rajab. Segala persiapan Allah ngujo-ujo kita di bulan ini. bahwa kita seharusnya bersyukur
dilakukan untuk menyempurnakan Bulan yang suci, yang memiliki karena masih diizinkan oleh Allah
ibadah di dalam Ramadan. seribu keberkahan dan membuka SWT untuk menghirup udara segar
Bagi mereka yang hari ini luas pintu ampunan. di dunia fana ini dan merasakan
masih hidup dan menghirup udara Kehadiran bulan suci ini kenikmatan berpuasa di bulan
Ramadan, mereka adalah orang- seharusnya disambut dengan Ramadan.
orang yang beruntung karena Allah penuh kegembiraan dan keinsyafan Sesungguhnya kedatangan
masih memberi peluang keemasan tanpa mengeluh apa-apa karena Ramadan bukan saja harus disambut
kepada kita untuk memperbaiki diri Rasulullah saw sendiri senantiasa dengan gembira tetapi seharusnya
dan meningkatkan kualitas pribadi menyambut gembira setiap kali dirindukan setiap waktu. karena di
muslim. bulan Ramadan datang. bulan Ramadan ini, sebagaimana
Ramadan adalah penghulu Rasulullah pernah bersabda, diceritakan dalam sebuah hadits,
segala bulan. Allah melimpahkan “Sesungguhnya telah datang umat Muhammad mendapat lima
di dalamnya rahmat kepada semua kepadamu bulan Ramadan, bulan keutamaan yang tidak diberikan
ummat yang benar-benar beriman. yang penuh keberkahan. Allah telah pada seorang nabipun sebelum
Di dalam bulan ini, umat Islam yang mewajibkan atas kamu berpuasa. Rasulullah. Lima keutamaan yang
cukup syarat dan berkemampuan Di bulan Ramadan dibuka segala dimaksudkan oleh Rasulullah itu
diwajibkan berpuasa. pintu surga dan dikunci segala adalah sebagai berikut.
Ramadan adalah syahr al pintu neraka dan seluruh syaitan
ibadah (bulan ibadah). Allah dibelenggu. Padanya ada suatu Pertama, pada awal Ramadan
membuka peluang seluas-luasnya malam yang lebih baik dari seribu Allah berkenan melihat
kepada hamba Nya yang mukmin bulan. Barang siapa tidak diberikan (mendatangi) mereka yang bersiap-
melaksanakan ibadah sebanyak- kepadanya kebaikan malam itu siap untuk puasa. Rasulullah
Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juli/III/2011
bersabda, “Barangsiapa dilihat adakah syaitan benar-benar dirantai
Allah (dengan pandangan rahmat), sepanjang Ramadan? Padahal
orang tersebut tidak akan diadzab maksiat masih juga banyak terjadi
selama-lamanya.” dalam bulan suci ini.
Kedua, sesungguhnya bau yang Jawabnya, tidak lain karena diri
tidak sedap yang keluar dari mulut mereka yang melakukan maksiat
mereka yang berpuasa pada senja itu, meski pada dzahirnya mereka
hari itu lebih harum di sisi Allah berpuasa, tetapi jiwanya telah
dibanding dengan minyak misik. dikuasai oleh nafsu. Perlu diketahui
Ketiga, sesungguhnya malaikat tarikan nafsu itu lebih kuat dibanding
memohonkan ampun bagi orang syaitan. Bagi mereka hanyalah perut
yang berpuasa siang dan malam. yang berpuasa, tidak makan dan
Keempat, sesungguhnya Allah tidak minum, sedangkan mata, hati,
memerintahkan surgaNya melalui telinga, kaki dan anggota tubuh lain
firmanNya, “Bersiap-siaplah surgaKu tidak ikut berpuasa. Jika demikian Dari Aisyah ra,
dan berhias dirilah untuk hamba-
hambaKu, mereka beristirahat dari
yang terjadi, maka dihadapan Allah
puasa mereka tidak ada artinya.
berkata; bahwa
lelahnya dunia menuju rumahKu Mengenai perilaku orang-orang Rasulullah saw.
dan kemuliaanKu.” yang telah dikuasai oleh nafsu ini,
Keutamaan kelima pula yang Rasulullah menyatakan: “Banyak Bersabda :“Orang
ditegaskan oleh Rasulullah ialah
sesungguhnya pada akhir malam
sekali orang yang berpuasa, tetapi
tidak mendapatkan apa-apa
yang
Ramadan yaitu malam hari raya, dari puasanya selain lapar dan membaca Al-Qur’an
Allah mengampuni orang yang dahaga, dan banyak sekali mereka
berpuasa semuanya. Mengenai yang ibadah malam hari tidak dan
keutamaan kelima ini seorang
sahabat bertanya: “Wahai
mendapatkan apa-apa kecuali
kurang tidur/begadang.” (HR.
ia mahir
Rasulullah, apakah malam Lailatul Nasai) membacanya, maka
Qadar itu?” Rasulullah menjawab, Sewaktu berpuasa, seluruh
“tidakkah kamu perhatikan para manusia berjuang melawan hawa kelak ia
pekerja yang melaksanakan
pekerjaannya, bila telah selesai
nafsunya, takut melanggar segala
larangan Allah meski sekecil apapun,
akan bersama para
mengerjakan pekerjaannya mereka padahal tidak ada manusia lain yang malaikat yang mulia
segera dibayar gajinya? Itulah melihat tingkah laku perbuatannya.
ampunan yang diberikan setiap Tujuan penting puasa adalah untuk lagi taat kepada
malam”.
Kini ruang terbuka luas kepada kita
membentuk sikap berdisiplin di
kalangan mukmin, terutama disiplin
Allah.”
untuk merebut kelima keutamaan terhadap waktu. Namun tidak Dan orang yang
itu, kita harus bersedia menyambut sedikit mereka yang menyimpangi
Ramadan dengan penuh rasa tujuan ajaran puasa itu, seperti membaca Al-Qur’an,
keinsyafan dan menanamka tekad
untuk memastikan ia tidak berlalu
memperbanyak tidur dengan
alasan capek dan letih, atau banyak
sedang ia masih
begitu saja tanpa memberikan makan di malam hari. Akhirnya terbata-bata lagi berat
berkah. tujuan utama puasanya menjadi
Pada bulan ini, Allah akan kurang sempurna atau bahkan tidak dalam membacanya,
membukakan pintu surga dan
menutup pintu neraka. Rasulullah
berhasil yaitu berjuang melawan
hawa nafsu.
maka ia akan
menyatakan: “Apabila tiba Kembali kepada anda, apakah mendapatkan dua
Ramadan, maka dibukakan pintu Menjadikan puasa sebagai alasan
surga dan ditutuplah pintu neraka, bermalas-malasan ataukah pahala.” (HR. Bukhari
syaitan pun dibelenggu.” (HR.
Muslim).
menjadikannya
mendekat Allah?
media untuk Muslim)
Mungkin ada yang bertanya Ahmad Zahr al Din

Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juni/III/2011


10 KIAT MEMPERSIAPKAN
DATANGNYA BULAN SUCI RAMADHAN

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk


bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat.
Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di
bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. ber-
kata, bahwa Rasulullah saw, apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Alla-
huma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah,
berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan
Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bu-
lan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk
awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu
alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa
tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan,
keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar
mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberi-
kan kepada kita.
Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap
orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk
bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian
yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberi-
kan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan un-
tuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita
dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah seb-
agai bentuk syukur.
3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan.
Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat se-
tiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan,
bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpua-
sa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu
neraka.” (HR. Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gem-
bira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain
kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turun-
nya rahmat.
4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar
mungkin dari bulan Ramadan.
Ramadhan sangat singkat teman. Oleh karena itu, isi setiap detiknya dengan
amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri ke-
pada Allah.
5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan.
Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melak-
sanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas
kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian
itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]
6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadandan
diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu
tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.
Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juli/III/2011
7. Sambut Ramadan dengan
tekad meninggalkan dosa dan ke-
biasaan buruk.
Bertaubatlah secara benar dari
segala dosa dan kesalahan. Ramadan
adalah bulan taubat. “Dan bertau-
batlah kamu sekalian kepada Allah, KEROHANIAN ISLAM PT CMNP Tbk
hai orang-orang yang beriman, su-
paya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur
(24): 31]
8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita
dengan bacaan yang mendukung
proses tadzkiyatun-nafs.
Dengan menghadiri majelis ilmu Buat teman-teman yang ingin bisa dan
yang membahas tentang keutamaan,
hukum, dan hikmah puasa sehingga lancar membaca Al-Qur’an gabung nyok
secara mental kita siap untuk melak- dalam Program Belajar Baca Al-Qur’an
sanakan ketaatan pada bulan Rama-
dan. Sabtu Pagi bersama:
9. Siapkan diri untuk berdakwah

Ust Imam Bukhori


di bulan Ramadhan.
Banyak cara untuk berdakwah.
Bila dakwah lisan ini terasa sulit apa-
( Staff Pengajar Program Tahsin PSI Al-Manar)
lagi dilakukan didepan masyarakat
banyak, mungkin dapat kita lakukan
didepan keluarga, sodara-sodara
atau teman-teman terdekat, dapat Pukul 08:00 WIB s/d 10:00 WIB
dibantu dengan membuat catatan
kecil untuk kultum tarawih serta
ba’da sholat subuh dan zhuhur. Atau Musholla Asy-Syabab Gedung
bila masih terasa tak mampu dapat Baru Lantai 2 PT CMNP Tbk
dilakukan dengan dakwah tertulis
yaitu membagikan buku saku atau
selebaran yang berisi nasihat dan
keutamaan puasa.
10. Sambutlah Ramadan dengan
membuka lembaran baru yang ber-
sih.
Kepada Allah, dengan taubatan
nashuha. Kepada Rasulullah
saw., dengan melanjutkan risalah
dakwahnya dan menjalankan sunnah-
sunnahnya. Kepada orang tua, istri-
anak, dan karib kerabat, dengan
mempererat hubungan silaturrahmi.
Kepada masyarakat, dengan menjadi
Informasi

orang yang paling bermanfaat bagi Abu Pringgandani : 02192183980


mereka. Sebab, manusia yang paling M. Sonni : 083891713163
baik adalah yang paling bermanfaat M. Sandi (OS) : 085814400345
bagi orang lain.
helenaapriza

Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juni/III/2011


berpuasa Ramadhan, bahkan mereka
diharamkan menjalankan puasa.
Mengqodho Namun haramnya mereka berpuasa
bukan berarti bebas dari hutang,
Puasa ..???? karena pada dasarnya puasa tetap
wajib bagi mereka. Dan untuk itu ada
kewajiban untuk menggantinya di
hari lain, atau yang kita sebut dengan
qadha’ puasa.
Dasarnya ketentuan adanya qadha’
bagi wanita yang haidh dan nifas bila
tidak berpuasa adalah penjelasan
dari ummul-mukminin Aisyah
radhiyallahuanha :
Dari Aisyah radhiyallahuanha
berkata,”Dahulu di zaman Rasulullah
SAW kami mendapat haidh. Maka
Bagaimana Mengqadha` Puasa ? kami diperintah untuk mengganti
puasa. (HR.Muslim)
Oleh : Ust Ahmad Sarwat Bila haidh atau nifas terjadi di tengah-
Kurang dari sebulan lagi kita akan adalah : tengah hari ketika seorang wanita
segera masuk ke bulan Ramadhan Mengerjakan kewajiban setelah sedang berpuasa, maka puasanya itu
lagi. Sekedar mengingatkan saja, lewat waktunya batal hukumnya dan dia diwajibkan
bahwa bila punya hutang puasa Sedangkan Ad-Dardir menyebutkan untuk menggantinya di hari lain,
di tahun lalu, segera lah bayarkan makna istilah qadha’ sebagai : setelah haidh atau nifasnya itu telah
hutang itu, sebelum jatuh Ramadhan Mengejar ibadah yang telah keluar selesai.
tahun ini. Bayar hutang puasa itu waktunya Bila wanita itu tetap nekat tidak makan
disebut juga dengan puasa Qadha’, Bila suatu ibadah dikerjakan pada minum ketika haidh, dengan niat
yang hukumnya termasuk puasa waktu yang telah lewat, disebut untuk tetap meneruskan puasanya,
wajib. dengan istilah qadha. Sedangkan bila padahal dia sudah mengetahui
Ketika seseorang meninggalkan dikerjakan pada waktunya, disebut keadannya yang mendapat darah
kewajiban ibadah puasa, maka ada adaa’ haidh atau nifas, maka dia berdosa.
konsekuensi yang harus dikerjakan. Sedangkan bila sebuah ibadah telah 2. Orang Sakit
Konskuensi itu merupakan resiko dikerjakan pada waktunya namun Orang yang sakit dan khawatir
yang harus ditanggung karena diulangi kembali, istilahnya adalah bila berpuasa akan menyebabkan
meninggalkan kewajiban puasa yang i’adah. bertambah sakit atau kesembuhannya
telah ditetapkan. Qadha puasa maksudnya adalah akan terhambat, maka dibolehkan
Adapun bentuknya, ada beberapa berpuasa di hari lain di luar bulan berbuka puasa.
macam, di antaranya adalah qadha’ Ramadhan, sebagai pengganti dari Namun apabila telah sehat kembali,
(mengganti puasa di hari lain), tidak berpuasa pada bulan itu. maka dia diwajibkan untuk mengganti
membayar fidyah (memberi makan B. Penyebab Qadha’ puasa yang tidak dilakukannya itu
fakir miskin) dan membayar kaffarah pada hari lain. Dasarnya adalah
Tidak semua orang diwajibkan
(denda). Masing-masing bentuk firman Allah SWT:
mengqadha’ puasanya. Hanya orang-
itu harus dikerjakan sesuai dengan “Mak barangsiapa diantara kamu ada
orang tertentu saja yang diwajibkan.
alasan tidak puasanya. yang sakit atau dalam perjalanan,
Mereka itu adalah para wanita yang
Pada bab ini kita akan secara khusus (boleh tidak puasa),namun wajib
mendapat haidh dan nifas, orang yang
membahas tentang masalah qadha’ menggantinya pada hari-hari yang
sakit, orang yang dalam perjalanan,
puasa. lain”. (QS. Al-Baqarah : 184)
wanita yang menyusui dan hamil
A. Pengertian serta orang yang mengalami batal 3. Musafir
1. Bahasa puasa. Orang yang bepergian mendapat
Qadha’ dalam bahasa Arab artinya Berikut adalah rincian dari mereka keringanan untuk tidak berpuasa,
adalah hukum dan penunaian sebagaimana dalil ayat Al-Quran di
yang wajib mengqadha’ puasa.
2. Istilah atas.
1. Wanita Haidh dan Nifas
Namun meski dibolehkan berbuka,
Sedangkan qadha secara istilah Wanita yang mendapatkan haidh sesungguhnya seseorang tetap wajib
dalam ibadah, menurut Ibnu Abidin dan nifas, bukan hanya boleh tidak menggantinya di hari lain. Jadi bila
Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juli/III/2011
tidak terlalu terpaksa, sebaiknya atau memberi 60 fakir miskin. cukup dengan membayar fidyah
tidak berbuka. Hal ini ditegaskan Dasar pendapat mereka adalah saja?
dalam hadits Rasulullah SAW: qiyas, yaitu mengqiyaskan orang Penyebab perbedaan pendapat
Dari Abi Said al-Khudri RA. Berkata, yang meninggalkan kewajiban ini adalah adanya dua dalil yang
Dulu kami beperang bersama mengqadha puasa hingga Ramadhan bertentangan. Dalil pertama adalah
Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. berikutnya tanpa uzur syar’i seperti dalil yang menyebutkan bahwa
Diantara kami ada yang tetap orang yang menyengaja tidak puasa keluarganya harus berpuasa qadha’
berpuasa dan ada yang berbuka. di bulan Ramadhan. Karena itu wajib untuk mengganti hutang. Sedangkan
Mereka memandang bahwa siapa mengqadhaserta membayar kaffarah dalil yang kedua menyebutkan bahwa
yang kuat untuk tetap berpuasa, (bentuknya Fidyah). penggantian itu bukan dengan puasa
maka lebih baik(HR. Muslim : 1117, Sebagian lagi mengatakan bahwa qadha’, melainkan cukup dengan
Ahmad : 3/12 dan Tirmizy : 713) cukup mengqadha saja tanpa membayar fidyah.
4. Wanita Menyusui atau Hamil membayar kaffarah. Pendapat ini 1. Keluarga Berpuasa Qadha’
didukung oleh Mazhab Hanafi, Al- Untuknya
Wanita yang menyusui dan hamil
Hasan Al-Bashri dan Ibrahim An- Pendapat ini banyak didukung oleh
karena alasan kekhawatiran pada
Nakhai. Menurut mereka tidak boleh para ahli hadits, termasuk para
diri sendiri. Mereka dibolehkan tidak
mengqiyas seperti yang dilakukan ahli hadits di kalangan mazhab
berpuasa karena dapat digolongkan
oleh pendukung pendapat di atas. Asy-Syafi’iyah. Juga didukung oleh
sebagai orang sakit
Jadi tidak perlu membayar kaffarah pendapat Abu Tsaur, Al-Auza’i, serta
5. Batal Puasa
dan cukup mengqadha saja. mazhab Adz-Dzahiriyah.
Orang yang batal puasanya karena 2. Berturut-turut Atau Dipisah- Dalil yang mereka gunakan adalah
suatu sebab seperti muntah, keluar pisah? hadits shahih yang diriwayatkan
mani secara sengaja, makan minum
Jumhur ulama tidak mewajibkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah
tidak sengaja dan semua yang
dalam mengqadhaharus berturut- radhiyallahuanha :
membatalkan puasa.
turut karena tidak ada nash yang Orang yang meninggal dunia dan
Tapi bila makan dan minum karena
menyebutkan keharusan itu. meninggalkan hutang puasa, maka
lupa, tidak membatalkan puasa
Sedangkan Mazhab Zahiri dan Al- walinya harus berpuasa untuk
sehingga tidak wajib mengqadhanya.
Hasan Al-Bashri mensyaratkan membayarkan hutangnya. (HR.
C. Waktu Qadha’ Bukhari dan Muslim)
berturut-turut. Dalilnya adalah hadits
1. Tenggang Waktu Aisyah yang menyebutkan bahwa Jelas sekali dalam hadits ini
ayat Al-Quran dulu memerintahk an disebutkan bahwa wali atau keluarga
Para ulama sepakat bahwa masa yang almarhum diharuskan berpuasa
untuk mengqadha secara berturut
telah ditetapkan untuk mengqadha’ qadha’ untuk membayar hutang
turut.
puasa yang terlewat adalah setelah puasa yang bersangkutan.
Namun menurut jumhur, kata-kata
habisnya bulan Ramadhan sampai 2. Cukup Membayar Fidyah
berturut-turut’ telah dimansukh
bertemu lagi Ramadhan di tahun
hingga tidak berlaku lagi hukumnya.
depan. Sedangkan pendapat kedua adalah
Namun bila mampu melakukan
Dasarnya adalah firman Allah SWT: pendapat dari jumhur ulama fiqih,
secara berturut-turut hukumnya
“Dan siapa yang sakit atau dalam seperti mazhab Asy-Syafi’iyah
mustahab menurut sebagian ulama.
perjalanan, boleh tidak berpuasa dalam qaul jadid serta mazhab Al-
namun harus mengganti di hari yang
D. Qadha’ Puasa Untuk Orang Lain
Hanabilah.
lain. (QS. Al-Baqarah : 185) Para ulama sepakat apabila ada Dasarnya adalah hadits yang melarang
Namun para ulama berbeda pendapat seorang muslim yang sakit dan tidak qadha’ puasa untuk orang lain :
kalau selama setahun sampai mampu berpuasa, lalu belum sempat Janganlah kamu melakukan shalat
bertemu lagi bulan Ramadhan di dia membayar hutang puasanya, untuk orang lain, dan jangan pula
tahun kemudian, ternyata hutang terlanjur meninggal dunia, maka melakukan puasa untuk orang lain.
puasa itu masih belum dibayarkan. hutang-hutang puasanya itu terhapus Tetapi berilah makan (orang miskin)
Sebagian fuqaha seperi Imam Malik, dengan sendirinya. sebagai pengganti puasa, satu mud
Imam as-Syafii dan Imam Ahmad bin Namun bila orang yang sakit itu hinthah untuk sehari puasa yang
Hanbal mengatakan bahwa harus sempat mengalami kesembuhan, ditinggalkan. (HR. An-Nasa’i)
mengqadha setelah Ramadhan dan namun belum sempat membayar Dalam hal ini pandangan mazhab
membayar kaffarah (denda). hutang puasanya, lalu kemudian dia Al-Hanafiyah dan Al-Malikiyah
Perlu diperhatikan meski disebut meninggal dunia, para ulama berbeda agak sedikit berbeda. Mereka
dengan lafal kaffarah’, tapi pendapat tentang hukum membayar mensyaratkan harus ada wasiat dari
pengertiannya adalah membayar puasanya, apakah kelaurganya harus almarhum, untuk membayarkan
fidyah, bukan kaffarah dalam bentuk berpuasa qadha’ untuk mengganti hutangnya dalam bentuk memberi
membebaskan budak, puasa 2 bulan hutang puasa almarhum, ataukah fidyah.
Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juni/III/2011
B
aginya bulan puasa adalah
bulan perjuangan, kesempatan
emas untuk meraih rahmat
dari Allah. Kepada seluruh umat Islam
Cahyono berpesan jadikan Ramadhan
ini seakan-akan yang terakhir, siapa
tahu kita tidak bisa dengan Ramadhan
Kebiasaan Ikut Puasa di Bulan
Ramadhan, Mengukuhkan Keinginan
Cahyono untuk Memeluk Islam
“Sebelum masuk Islam, saya sering
ikut puasa Ramadhan,” kata Cahyono
(photo:swaramuslim)H. Muhammad
Cahyono (54 tahun), salah satu pelawak
senior, mengaku sudah merasakan
kenikmatan berpuasa di bulan suci
Ramadhan seperti layaknya seorang

Kebiasaan Ikut Puasa di Bulan Ramadhan, Mengukuhkan


Keinginan Cahyono untuk Memeluk Islam
muslim, sejak ia belum masuk Islam. yang rajin menjalankan ibadah sholat bulan Ramadhan akan segera berakhir,
“Dengan berpuasa kita dapat menjaga sunnah selain sholat wajib ini. bahkan terkadang sampai bercucuran
hawa nafsu, amarah, dan pada saat Ketika ditanya apakah kebiasaan air mata karena harus kehilangan bulan
berbuka puasa itu rasanya indah sekali, berpuasa yang menjadi latar belakang pengampunan itu.
padahal waktu itu saya belum muslim,” dirinya memutuskan memeluk Islam. Cahyono menyatakan, target Ramadhan
ujarnya membuka perbincangan Cahyono mengungkapkan bukan kali ini adalah makin meningkatkan
dengan eramuslim di sela kesibukannya karena itu saja, yang mendorongnya kadar keimanan, ilmu agama, baca
shooting, di kawasan Kemang, Jakarta untuk menjadi seorang Muslim, tapi al-Qur’an dan berdakwah keliling
Selatan. keyakinannnya akan kebenaran Islam. masjid harus dapat dilakukannya pada
Cahyono, anggota group lawak Sejak tahun 1987, ia sudah melakukan Ramadhan tahun ini.
Jayakarta yang tenar di era tahun 80’an studi banding antara al-Qur’an dengan “Ramadhan kemarin saya cukup sibuk,
mengaku sering mendapat teguran Injil. Dan sampailah ia pada kesimpulan Insya Allah semua tempat sudah
dari sahabatnya, ketika menjalankan bahwa Islam adalah agama yang benar. terjelajahi dari Kalideres sampai
puasa dengan status belum menjadi “Best of the Best al-Qur’anul Karim,” Kalimalang, termasuk Jawa Timur,”
seorang muslim. lanjut pria kelahiran Banyuwangi 26 ujar Cahyono sambil tertawa bahagia.
“No, kamu percuma saja puasa cuma Desember 1951 yang mengaku tak Soal targetnya hidupnya di masa depan
dapat lapar dan haus saja, soalnya berat lagi menjalankan puasa saat sebagai seorang Muslim, dengan
kamu bukan muslim,” kata Cahyono pertama kali menjadi mualaf. nada lirih Ia mengatakan ingin meng-
menirukan ucapan sehabatnya saat itu. Islamkan orang Islam, karena banyak
Meng-Islamkan Orang Islam
Namun dirinya tidak mengindahkan orang Islam yang hatinya belum Islam.
Cahyono sangat bersyukur dengan ke-
teguran tersebut dan hanya menjawab, “Saya suka sedih, Islam itu kan nikmat
Islamannya saat ini. Menurutnya orang
“Tidak apa-apa, biar saja, saya merasa tetapi kadang orang Islam tidak bisa
yang paling kaya adalah orang yang bisa
nikmat kok.” menikmatinya,” tegasnya prihatin.
menikmati dan mensyukuri sesuatu,
Selanjutnya, selama dua tahun Kondisi seperti itu membuat hatinya
termasuk menjalankan ibadah puasa
Ramadhan sebelum mengukuhkan sangat trenyuh.
dengan sebaik-baiknya.
diri masuk Islam Cahyono selalu Bulan Ramadhan merupakan
Ditanya soal persiapannya untuk bulan
menjalankan puasa Ramadhan, kesempatan emas untuk memperoleh
Ramadhan tahun ini, ia menyatakan
meskipun tidak satu bulan penuh. pahala sebanyak-banyaknya dan
persiapan Ramadhan sudah
Cahyono merasa dengan berpuasa meraih cintanya Allah. Oleh karena itu
dilakukannya sejak bulan Rajab dengan
dirinya belajar dan mengenal apa Cahyono mengajak seluruh umat Islam
memperbanyak puasa dan berdoa
itu agama Islam dan dia merasakan untuk menjadi Muslim yang kaffah,
kepada Allah, agar dipertemukan
nikmatnya menjadi lengkap setelah Muslim yang yang akan datang.
dengan Ramadhan kembali.
memutuskan memeluk agama Islam “Marilah kita bertobat, minta
“Ya Allah, berikanlah umur panjang
pada tahun 1992. ampun, merebut cintanya Allah dan
supaya aku dapat bertemu dengan
“Wong masih kafir saja sudah merasa kesempatan emas dalam Ramadhan
nikmat, apalagi setelah Islam, betul- Ramadhan tahun ini,” doanya. Doa yang penuh rahmat,” ajaknya menutup
betul pengendalian,” tandas Cahyono, seperti itu selalu ia panjatkan ketika perbincangan dengan eramuslim.
Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juli/III/2011
KHITANAN MASAL ROHIS PT CMNP Tbk
Tanggal 25 Juni lalu ROHIS PT CMNP Tbk sukses melaksanakan kegiatan
Khitanan masal. Acara yang bertempat di aula lantai III PT CMNP ini,
diikuti oleh 50 anak tidak mampu yang berada disepanjang koridor
jalan tol PT CMNP Tbk. Kegiatan khitanan masal ini bekerjasama
dengan PT CMNP dan LAZ CMNP di dukung oleh Klinik Sunter Medical
Centre SISMA MEDIKA . Tema yang diangkat pada penyelenggaraan
kali ini adalah” Bina Ukhwah Berbagi Sesama”.

Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juni/III/2011


Ust. Ahmad Sarwat Menjawab

Assalamu’alaikum wr. wb.


1.Ustadz, bolehkah puasa sebelum masuk waktu Ramadhan, misalnya 1 atau 2 minggu sebelumnya? Saya pernah
mendengar ada yang mengatakan tidak boleh dengan alasan memperpanjang puasa Ramadhan. Terima kasih atas
jawabannya.
2.Ustaz, ma’af, saya langsung ke inti pertanyaan. Kapankah batasan waktu dan jam atau hari-hari yang baik yang
dianjurkan untuk kita berziarah kubur?
Ada berbagai pendapat yang saya terima dan sepertinya saya belum puas sebelum Ustaz menjelaskannya berikut
jika ada hadits-hadits pendukung tentang hal ini, juga pendapat masing-masing Imam Mazhab.
Billahi sabililhaq
Wassalamu’alaikum wr. wb.
jawaban
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
1. Benar sekali adanya larangan untuk sengaja berpuasa sunnah bila kita memasuki atau menjelang setengah
bulan masuknya Ramadhan. Yaitu berpuasa mulai tanggal 16 Sya‘ban hingga akhir bulan Sya‘ban. Meski pun
masalah ini juga bukan merupakan pendapat jumhur ulama.
Yang berpedapat demikian adalah sebagian ulama Asy-Syafi’iyah dan sebagian dari ulama dari kalangan Al-
Hanabilah.Dalilnya adalah hadits berikut ini:
Dari Abi Hurairah ra. dari Nabi SAW beliau bersabda, “Apabila bulan Sya’ban sudah setengahnya, maka janganlah
berpuasa hingga Ramadhan.” (HR Tirmizy).
Imam At-Tirmizy menshahihkan hadits ini, demikian juga dengan At-Tahawi, Al-Hakim, IBnu Hibban dan Ibnu
Abdil Barr.
Tidak boleh berpuasa setelah nisfu Sya’ban hingga Ramadhan. (HR At-Tahawi)
Sedangkan ulama lainnya tidak sampai mengharamkan, hanya memakruhkan saja. Bahkan ada juga yang sama
sekali tidak menyinggungnya sebagai sesuatu yang harus dihindari. Mereka berpendapat bahwa hadits Abu
Hurairah adalah hadits mungkar. Yang mengatakan demikian adalah Imam Ahmad, Abu Zar’ah Ar-Razi, Al-
Atsram dan Ar-Rahman bin Al-Mahdi
Selain itu mereka mengatakan justru Rasulullah SAW banyak sekali melakukan puasa di bulan Sya’ban, bahkan
beliau menyambungkannya dengan puasa bulan Ramadhan.
Dari Aisyah ra. berkata, “Bulan yang paling disukai Rasulullah SAW untuk berpuasa adalah bulan sya’ban.
Bahkan beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.”
Dari Aisyah ra. berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW lebih berpuasa dari pada di bulan
Sya’ban.”
Dengan demikian, kedudukan larangan berpuasa sunnah setelah setengah bulan Sya’ban adalah khilaf di kalangan
ulama. Sebagian menyatakan adanya larangan tersebut, sebagian lagi tidak mengakuinya.
Namun yang disepakati oleh semua ulama adalah puasa qadha‘ (pengganti) puasa Ramadhan. Hukumnya wajib
dilakukan bila memang hanya tersisa hari-hari itu saja. Sebab ada alasan yang sangat kuat bagi mereka yang
belum menunaikan kewiban membayar puasa ramadhan tahun lalu untuk membayarkannya sekarang, meski
bulan ramadhan tinggal dua minggu lagi.

2. Sayang sekali ternyata kami tidak menemukan dalil yang menganjurkan waktu yang paling baik untuk berziarah
kubur. Apalagi jika dikaitkan dengan kedatangan bulan Ramadhan. Yang ada hanyalah anjuran untuk berziarah
kubur, karena mengingatkan kita kepada kematian. Tapi waktunya tidak pernah ditentukan. Jadi boleh kapan saja,
tidak harus menjelang masuknya bulan Ramadhan.
Adapun kebiasaan yang sering kita saksikan di tengah masyarakat untuk berziarah kubur menjelang datangnya
Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juli/III/2011
Ramadhan, kami yakin bahwa mereka melakukannya tanpa punya dalil yang eksplisit dari nabi SAW. Dalil yang
mereka gunakan hanyalah dalil umum tentang anjuran berziarah kubur. Sedangkan dalil yang mengkhususkan ziarah
kubur menjelang Ramadhan, paling tinggi hanya sekedar ijtihad. Itu pun masih sangat mungkin disanggah.
Beliau SAW tidak pernah menganjurkan secara tegas bahwa bila Ramadhan menjelang, silahkan kalian berziarah
ke kuburan-kuburan. Atau kalau ke kuburan jangan lupa pakai pakaian hitam-hitam, dan juga jangan lupa bawa
kembang buat ditaburkan. Sama sekali tidak ada nashnya, baik di Al-Quran maupun di Sunnah nabi-Nya.
Dan memang semua fenomena itu terjadi begitu saja, tanpa ada ulama yang memberian arahan dan penjelasan.
Padahal masyarakat kita ini terkenal sangat agamis dan punya semangat besar untuk menjalankan agama.
Sayangnya, mereka tidak punya akses untuk bertanya kepada para ulama syariah yang ahli di bidangnya.
Yang tersedia hanya para penceramah, da’i, atau ahli pidato yang digelembungkan namanya lewat media massa,
sehingga sangat tenar bahkan masuk ke wilayah selebriti, tetapi sayangnya mereka kurang punya perhatian dalam
masalah hukum Islam, apalagi sampai kepada kritik sanad hadits-hadits nabawi.
Ini perlu dipikirkan agar jangan sampai kejahilan di tengah umat ini terus-menerus terjadi, bahkan menjadi
tradisi. Sudah waktunya bila umat ini punya akses kuat kepada para ulama ahli syariat, untuk meluruskan kembali
kehidupan mereka sesuai dengan syariat Islam yang lurus. Jauh dari pola ikut-ikutan tanpa manhaj yang benar.
Namun sekedar mencaci dan mengumpat atau menuduh bahwa mereka itu ahli bid’ah, atau jahiliyah, atau tidak
sejalan dengan manhaj ahli sunnah, tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan dalam banyak kasus, malah
akan menimbulkan masalah.
Kita berharap proses pencerahan umat untuk mengenal syariah ini tidak terkotori dengan adab yang buruk, atau
dengan sikap arogan, yang hanya akan membuat objek dakwah kita semakin menjauh. Yang dibutuhkan adalah
pemberian pemahaman secara simpatik, cerdas, dan tetap menghargai serta tidak mempermalukan.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang


diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa.” Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”
(QS . Al- Kahfi : 110)

Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juni/III/2011


Ramadhan Di Mancanegara
Persiapan Ramadhan di Jeddah - Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Kebanyakan keluarga di Jeddah, paruh kedua bulan Sha’ban, hampir dianggap sebagai bulan
suci Ramadhan yang baru akan dimulai sekitar 11 Agustus 2010. Ribuan keluarga sudah mulai puasa dan memasak hidangan
yang dianggap khas untuk Ramadan.Kaum muslim yang masih memiliki ‘hutang puasa’ pada ramadhan sebelumnya segera
menyelesaikan pada bulan sha’ban, sehingga mereka dapat memulai Ramadhan dengan bersih. Hal ini sering terjadi pada kaum
wanita. Kebiasaan di Arab, jika perempuan sedang berpuasa maka anggota keluarga yang lain juga ikut puasa.
Bertepatan dengan Ramadhan dan liburan sekolah tahunan yang bersamaan, orang sudah mulai keluar di malam hari dan tidur
terlambat, begitulah kebiasaan di bulan Ramadan.
“Meskipun puasa ramadhan saya tahun lalu tidak terputus, sekarang saya juga ikut berpuasa bersama para wanita di rumah
tangga saya karena itu membuat puasa di bulan Ramadan lebih mudah,” kata Abu Khaled, yang berasal dari Jeddah.
Dia menambahkan bahwa ramadhan ini akan di rumah saja, karena makanan dan minuman khas Ramadhan sudah
dipersiapkan.
Seorang salesman dari rumah makan khas Ramadhan katanya akan membuka kiosnya dua minggu sebelum Ramadan tiba,
bahkan pada 10 hari terakhir dari Sha’ban ia mampu menjual banyak minuman jus, samosa, dan daging.
Kotamadya Jeddah juga telah mengeluarkan izin sementara untuk mendirikan kios selama bulan Ramadan di semua kabupaten
di seluruh kota. Hal ini untuk membantu banyak orang yang menganggur atau berpenghasilan rendah untuk mendapatkan
uang. Mereka, dihimbau agar peduli dan berhati-hati untuk tidak menimbulkan sampah di jalan-jalan dan membuat masalah
lalu lintas.
Supermarket juga melihat adanya “demam membeli” di bulan Ramadhan, terutama karena banyak orang menerima gaji mereka
bulan Juli di paruh kedua Sha’ban.
“Kami bekerja lembur untuk mengatasi pembelian besar-besaran oleh para pelanggan untuk persiapan Ramadhan. Orang-orang
membeli makanan, minuman, kue-kue dan manisan dalam jumlah besar, “kata seorang kasir di sebuah hypermarket.

Norwegia Puasa 18 Jam


Norwegia, negara paling utara di planet bumi ini, jika bulan Ramadhan bertepatan dengan musim panas, umat Islam di Kutub
Utara itu berpuasa selama 18 jam. Di Norwegia, saat musim panas, waktu subuh pk 03.00 dan maghrib pk 21.00. Ini menunjukan
bahwa umat Islam di Norwegia, paling lama mengalami siang hari saat musim panas.
Sebaliknya, bila musim dingin seperti sekarang, umat Islam Norwegia paling singkat menjalankan ibadah puasa. Subuh pk 06.00
dan adzan maghrib pk 14.00. “Sewaktu di Norwegia, saya pernah menjalankan ibadah puasa bertepatan musim dingin. Siang
hari cukup singkat, cuma 7 jam. Saya berpuasa dapat diskon,” kata Sigit Khumaidi salah seorang mahasiswa NU di Norwegia
kepada NU Online yang diceritakan via E-mailnya, Jum’at (15/10).
Puasa dalam Alquran disebut siyam, adalah menahan hawa nafsu, menahan rasa lapar dan haus mulai imsak (menjelang shubuh)
hingga adzan maghrib. Rasulullah SAW tidak menjelaskan pukul berapa harus dimulai puasa dan mengakhirinya kecuali dengan
ditandai terbit dan tenggelamnya matahari.
Menahan makan dan minum dari pagi hinga petang, tidaklah sama waktunya bagi umat Islam di Indonesia dan mancanegara.
Hal itu disebabkan, perbedaan geografis masing-masing negara berlainan. Indonesia misalnya, memiliki waktu siang yang stabil
yakni sepanjang 14 jam, mulai sahur pk 04.00 hingga maghrib pk 18.00.
Berbeda dengan negara Inggris, Norwegia maupun Amerika Serikat. Di tiga negara ini waktu siangnya tidak stabil. Jika musim
dingin, waktu siangnya lebih singkat. Sebaliknya bila musim panas, waktu siang lebih lama.
Perbedaan waktu siang hari di belahan dunia, karena jarak negara yang bersangkutan dengan matahari berlainan. Indonesia
misalnya, terletak di garis katulistiwa, sehingga waktu siang dan malam relatif sama, baik di musim dingin maupun musim
panas.
Namun dibanding negara di Eropa.Berpuasa dinegara modern, seperti Amerika Serikat yang menduduki mayoritas non muslim
dan jauh dari sanak saudara bukanlah perkara mudah bagi umat Islam, namun kondisi itu justru banyak dijadikan sebagai
tantangan agar bisa menjalankan puasa dengan khusyuk.
Kendati jumlahnya hanya mencapai 8 juta orang diseluruh Amerika, namun selama Ramadhan banyak muslim di Amerika
tetap berusaha menjalani ibadah, seperti dinegara asalnya masing - masing. Misalnya saja berbelanja di toko daging halal atau
berbelanja makanan manis untuk persiapan buka puasa serta sholat berjamaah.
Namun rasa rindu menjalankan Ramadhan bersama keluarga pasti tetap ada, seperti dikemukakan Aminah Tamboush seorang
muslim asal Senekal. Selama bulan Ramadhan Masjid tertua di Washington DC biasanya menjadi penuh, baik saat sholat Jum’at
maupun saat sholat teraweh.
Iman Abdulla Khouj Direktur Islamic Center di Washington DC mengatakan, perbedaan memberikan nuansa tersendiri. Ramadhan
juga berarti mendidik masyarakat Amerika mengenal agama Islam, karena itu setiap malam Masjid mengundang warga non
muslim untuk berbuka puasa bersama.
Muslim di Amerika khususnya pelajar memang menghadapi tantangan khusus dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan. Mereka
tetap harus beradaptasi dengan kerap kehidupan Amerika yang sibuk tetapi tetap beribadah puasa. Disisi lain ini pemberi nilai
positif bagi muslim di Amerika karena membuat banyak orang Amerika ikut menghargai bulan Suci Ramadhan.
Mading Mushollah Asy-Syabab Edisi 6/Juli/III/2011

Anda mungkin juga menyukai