Nah, dari ayat di atas, Allah menegaskan bahwa kita sebagai orang yang beriman disuruh
untuk menjauhi segala jenis perilaku prasangka, terutama prasangka buruk karena sebagian besar
darinya adalah dosa. Lebih daripada itu, ternyata ancaman prasangka buruk alias ghibah di sini
amatlah mengerikan yaitu memakan bangkai daging saudaranya sendiri yang sudah mati. Sungguh
menjijikkan, bukan?
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW menerangkan bahwa ghibah adalah di saat seseorang berbicara tentang
orang lain dan pembicaraan tersebut adalah pembicaraan yang tidak disukai. Jikapun pembicaraan
tersebut adalah fakta, maka itu adalah ghibah, dan jika itu adalah kebohongan maka itulah yang
namanya fitnah.
Lalu, apa saja jenis pembicaraan yang termasuk kategori ghibah? Diterangkan oleh Imam An-Nawawi
dalam kitab Al-Adzkar bahwa:
“Ghibah adalah membicarakan orang lain dengan sesuatu yang tidak disenanginya, baik dari
segi fisiknya, agamanya, duniawinya, psikisnya, perawakannya, wataknya, dan lain-lain yang
berkaitan dengan mereka.”
Maka darinya, di sisa-sisa umur kita saat ini hendaknya kita menjaga lisan kita. Terhadap hal-
hal baik maka sudah sepantasnya kita berbicara baik, dan terhadap hal-hal buruk dan yang berkaitan
dengan aib maka sudah seharusnya kita diam. Tapi, bagaimana jikalau kita sedang melihat orang lain
mengghibah? Karena mengumpat adalah bagian dari kemungkaran maka sebisa mungkin kita jangan
diam saja melainkan mencegahnya. Cegah dengan cara yang baik supaya segera mengganti topik
pembicaraan.
Menjaga lisan adalah salah satu perilaku terpuji yang harus kita biasakan. Lidah ini tiadalah
bertulang, yang berarti bahwa seseorang bisa saja tidak pegal-pegal lidahnya hanya karena
membicarakan keburukan orang lain. Hidup ini hanyalah sementara. Daripada kita gunakan lisan ini
untuk menggunjing, maka sungguh amatlah baik bila lisan ini disibukkan untuk berzikir mengingat
Allah SWT. Orang lain pasti tidak akan suka jikalau kita membicarakan hal-hal buruk tentangnya. Pun
demikian juga dengan kita, kita pula tidak senang bila mendengar pembicaraan yang buruk. Maka
darinya, mari kita sama-sama menjaga lisan dan menjauhi diri dari ghibah.
Itulah yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan bisa menjadi renungan
bagi kita semua, dan semoga kita bersama keluarga tetap istiqamah berada dijalan yang lurus,
Aamiin ya Rabbal Aalamin.