Anda di halaman 1dari 2

KETEGUHAN IMAN YANG MENGAGUMKAN

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

‫ف‬ ْ ‫سالَ ُم عَل َى َأ‬


ِ ‫ش َر‬ َّ ‫صالَةُ َوال‬ ِ ‫ست َِعيْنُ َعلَى ُأ ُمو ِر ال ُّد ْنيَا َوالد‬
َّ ‫ َوال‬،‫ِّين‬ ْ َ‫ َوبِ ِه ن‬، َ‫ا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِمين‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬، َ‫ص ْحبِ ِه َأ ْجـ َم ِـعين‬َ ‫َلى آلِ ِه َو‬
َ ‫سلِينَ َوع‬ َ ‫الـ ُم ْر‬
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan 3
nikmat : nikmat kesehatan bagi jasmani kita, nikmat kesempatan bagi waktu kita, terlebih lagi nikmati
iman yang senantiasa berkobar didalam hati sanubari kita, sehingga kita masih sempat
melangkahkan kaki dan mengayunkan tangan menuju masjid yang kita cintai ini
Kedua, shalawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada baginda Rasulullah SAW. yang
sukses mengantarkan umatnya dari alam kebodohan menuju alam yang bermandikan dengan ilmu
pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan pada malam yang berbahagia ini.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Perkenalkan nama saya……………, siswa MTs Arrahimiyah Desa Akacipong. Pada malam ini
izinkan saya menyampaiakan ceramah yang berjudul Keteguhan Iman Yang Mengagumkan
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Hidayah bisa datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Seperti yang dialami oleh Jabbar bin
Salma. Jabbar bin Salma mengisahkan bahwa sebab keislamannya adalah ketika ia menikam salah
seorang dari sekelompok kecil kaum muslimin yang diutus oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam untuk berdakwah. Pada peristiwa yang dikenal dengan nama bi’ru ma’unah.
Kisah Masuk Islamnya Jabbar Bin Salma. Waktu itu, ada sekitar tujuh puluh orang terbaik yang dipilih
oleh Nabi. Mereka adalah para penghafal al-Quran. Diutus Nabi untuk mengajarkan al-Quran dan
sunnah. Jabbar bin Salma yang sangat memusuhi Islam, menyerang kafilah dakwah tersebut. Dan ia
berhasil membunuh salah seorang shahabat Nabi yang bernama Haram bin Milhan.
Jabbar menusuk Haram dengan tombak, tepat di antara kedua pundaknya. “Kusaksikan langsung
dengan mata kepalaku, gerigi tombak menembus dadanya.” Kata Jabbar mengenang peristiwa itu.
Di saat itulah Jabbar mendengar korbannya berujar,

ُ ‫فُ ْز‬
‫ت َو َر ِّب ا ْل َك ْع َب ِة‬
“Fuztu wa Rabbil Ka’bah. Demi Zat Yang memiliki Ka’bah, sesungguhnya aku telah menang.”
Di dalam benaknya, Jabbar bertanya-tanya kepada diri sendiri: apa makna dari kalimat ini? Apakah ia
sedang bermimpi di siang bolong? Bisa dipastikan bahwa manusia tidak akan berdusta saat sedang
merenggang nyawa. Meskipun seseorang sering berbohong semasa hidupnya, saat sakaratul maut,
dia akan berkata jujur. Apalagi yang berkata adalah orang Arab. Sejak dini, mereka dididik untuk tidak
berbohong.
Hal inilah yang membuat Jabbar bin Salma terheran-heran. Baru kali ini ia melihat pemandangan
yang benar-benar aneh. Ketika orang yang ia tujah berlumuran darah, tetapi malah mengucapkan
kalimat, Fuztu wa Rabbil Ka’bah, di saat hembusan nafas terakhirnya.
Bukankah setelah kematiannya, maka istrinya akan menjadi janda, anaknya menjadi yatim, dan ia
terputus dari segala bentuk kenikmatan duniawi. Apalagi jika mengingat di kubur nanti tidak ada
makanan dan minuman. Tidak ada cahaya dan penerangan. Hanya ada liang lahad. Gelap dan
senyap.
Jadi, pikir Jabbar kala itu, kemenangan macam apa yang dirayakan sampai harus mengucapkan
kalimat Fuztu wa Rabbil Ka’bah dengan penuh rasa bangga? Karena merasa penasaran dengan
teka-teki ini, maka Jabbar bertanya-tanya kepada sebagian kaum muslimin tentang apa yang ia
alami.
Tidak lama kemudian, ia mendapati jawaban bahwa kemenangan yang dimaksud Haram bin Milhan
adalah asy-Syahadah (kemuliaan mati syahid). Sesungguhnya, kemenangan itu hanya bisa dirasakan
oleh kaum mukminin yang mengimani Allah dan hari akhir.
Orang yang mati syahid, seperti Haram bin Milhan ini, sudah pasti mendapat rida ilahi, meraih surga
tertinggi, dan menemukan kebahagiaan hakiki. Semua imaji dan bayang-bayang tentang keindahan
surgawi, tergambar jelas di detik-detik menjelang kematiannya. Maka, wajarlah apabila Haram
melafalkan Fuztu wa Rabbil Ka’bah dengan penuh percaya diri.
Berawal dari sini Jabbar memulai pengembaraan spiritualnya. Ia merasa takjub dengan keteguhan
korban serangannya. Jabbar kemudian bertobat dari kemusyrikan. Ia bersyahadat dan memeluk
agama Islam. Cerita ini, nyata adanya. Diriwayatkan oleh Syaikhain dalam Shahih mereka; Imam al-
Bukhari dan Imam Muslim.
Hikmah Kisah Keteguhan Iman Haram Bin Milhan
Ada banyak hikmah yang bisa kita petik dari kisah indah ini. Di antaranya adalah,
Pertama, pelajaran berharga tentang keteguhan iman seorang da’i. Tentang mental juang yang
mengagumkan. Tidak ada rasa gentar. Tidak ada penyesalan atas akidah yang selama ini dia yakini.
Bahkan dengan bangga, Haram bin Milhan merasa menang walau secara zahir telah kalah akibat
serangan musuh. Tapi, siapa sangka, keteguhan imannya itulah yang menjadi jalan hidayah orang
yang telah membunuhnya.
Kedua, kemenangan hakiki adalah ketika seseorang meraih surga dan dijauhkan dari siksa neraka.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,

َ ‫ار َواُدْ ِخل َ ا ْل َج َّن َة َف َقدْ َف‬


‫از‬ ِ ۗ ‫س َذ ۤا ِٕى َق ُة ا ْل َم ْو‬
ِ ‫ت َو ِا َّن َما ُت َو َّف ْونَ ا ُ ُج ْو َر ُك ْم َي ْو َم ا ْلق ِٰي َم ِة ۗ َف َمنْ ُز ْح ِز َح َع ِن ال َّن‬ ٍ ‫ُكل ُّ َن ْف‬
‫ۗ َو َما ا ْل َح ٰيوةُ ال ُّد ْن َيآ ِااَّل َم َتا ُع ا ْل ُغ ُر ْو ِر‬
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan
sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang
memperdaya.”(QS. Āli ’Imrān: 185)
Ketiga, Jabbar bin Salma tersadar bahwa di balik setiap kenikmatan duniawi, terdapat kenikmatan
yang jauh lebih agung, kesenangan dan kelezatan yang lebih kekal, lebih luas, lebih banyak dan tidak
akan pernah ada habisnya. Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah
dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.
Keempat, kalimat Fuztu wa Rabbil Ka’bah. Kalimat yang sangat sederhana. Tetapi pengaruhnya lebih
dahsyat daripada sihir. Fuztu wa Rabbil Ka’bah. Keluar dari hati seorang mukmin. Diucapkan dengan
lisan yang selalu membasahi bibir dengan zikir. Ia menjadi sebab yang mengantarkan orang kafir ke
dalam pangkuan Islam. Demikianlah. Sering kali, kata-kata orang beriman yang diucapkan dengan
keikhlasan dan penuh keyakinan, dapat menciptakan keajaiban yang menakjubkan.
Kelima, dalam kisah ini juga terdapat pelajaran tentang keutamaan beberapa amalan, seperti;
mengajarkan kebaikan, berdakwah, menghafal al-Quran, dan mati syahid di jalan Allah.
Demikian sekelumit kisah dan hikmah keteguhan Iman seorang da’i Rasul, Haram bin Milhan. Mari
kita ambil hikmahnya. Mudah-mudahan berfaedah. Itulah yang dapat saya sampaikan, semoga apa
yang saya sampaikan bisa menjadi renungan bagi kita semua, dan semoga kita bersama keluarga
tetap istiqamah berada dijalan yang lurus, Aamiin ya Rabbal Aalamin.

Wabillahi Taufiq Wassa’adah, Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Anda mungkin juga menyukai