Anda di halaman 1dari 5

‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬

‫‪Haramnya Khamr dan Ancaman bagi Peminumnya‬‬

‫‪Disusun oleh : ZIELLAN‬‬

‫‪Kelas‬‬ ‫‪: XI MIPA 2‬‬

‫‪Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh‬‬

‫‪Khutbah I‬‬

‫َّان‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ َّن محمدًا ‪   ‬‬ ‫ك َلهُ ْال َملِ ُ‬


‫ك ال َّدي ْ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ‪ ،‬اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َمنَ َعنَا بِالتَّ َعا ُو ِن َعلَى ْاإِل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن‪َ ،‬أ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل ش ِ‬
‫َر ْي َ‬
‫ق َح َسن‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم‬ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َم ْن اَ ْثنَى هللاُ َعلَ ْي ِه بِ ُخلُ ٍ‬
‫ب َو ْال َع َجم‪َ ،‬وال َّ‬ ‫ث ِإلَى َساِئ ِر ْال َع َر ِ‬ ‫َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ْال َم ْبعُوْ ُ‬
‫ يَ ْسـَٔلُوْ نَكَ َع ِن‬،‫ وقال تعالى في كتابه الكريم‬  . َ‫ فَقَ ْد فَا َز ْال ُمتَّقُوْ ن‬.ِ‫ص ْينِ ْي نَ ْف ِس ْي َوِإيَّا ُك ْم بِتَ ْق َوى هللا‬ ِ ْ‫ ُأو‬،ِ‫ فَيَا ِعبَا َد هللا‬      ‫ أما بعد‬.‫بِِإحْ َسان‬
‫هّٰللا‬ َ َ‫اس َواِ ْث ُمهُ َمٓا اَ ْكبَ ُر ِم ْن نَّ ْف ِع ِه َمۗـا َويَ ْسـَٔلُوْ ن‬
ِ ‫ك َٰذلِكَ يُبَيِّنُ ُ لَ ُك ُم ااْل ٰ ٰي‬  ‫ك َما َذا يُ ْنفِقُوْ نَ ەۗ قُ ِل ْال َع ْف ۗ َو‬
‫ت‬ ِ ۖ َّ‫ْالخَ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ۗ ِر قُلْ فِ ْي ِه َمٓا ِا ْث ٌم َكبِ ْي ٌر َّو َمنَافِ ُع ِللن‬
َۙ‫ لَ َعلَّ ُك ْم تَتَفَ َّكرُوْ ن‬  

Ma’asyiral hadhirin, jamaah hafidhakumullah,  

 ‌ Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga kepada hadirin sekalian. Marilah kita senantiasa
meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha melaksanakan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga kita kelak dimasukkan surga
Allah bersama orang-orang yang bertakwa, amin. 

‌Hadirin hafidhakumullah,

‌Allah SWT berfirman di dalam QS Al-Baqarah [2] ayat 219:

ُ ‫ك َٰذلِكَ يُبَيِّنُ هّٰللا‬  ‫ك َما َذا يُ ْنفِقُوْ نَ ەۗ قُ ِل ْال َع ْف ۗ َو‬


َ َ‫اس َواِ ْث ُمهُ َمٓا اَ ْكبَ ُر ِم ْن نَّ ْف ِع ِه َم ۗا َويَ ْسـَٔلُوْ ن‬
ِ ۖ َّ‫ك ع َِن ْال َخ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ۗ ِر قُلْ فِ ْي ِه َمٓا اِ ْث ٌم َكبِ ْي ٌر َّو َمنَافِ ُع لِلن‬
َ َ‫‌يَ ْسـَٔلُوْ ن‬
َۙ‫ت لَ َعلَّ ُك ْم تَتَفَ َّكرُوْ ن‬ ٰ
ِ ‫لَ ُك ُم ااْل ٰي‬

“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang minuman keras dan judi. Katakanlah, ‘Pada
keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar
daripada manfaatnya.’ Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka
infakkan. Katakanlah, ‘Kelebihan (dari apa yang diperlukan).’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan.”

Allah SWT juga telah berfirman dalam QS Al-Maidah [5] ayat 90

ْ‫صابُ َوااْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِّم ْن َع َم ِل ال َّشي ْٰط ِن فَاجْ تَنِبُوْ هُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُو‬
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِنَّ َما ْالخَ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َوااْل َ ْن‬

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk)
berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.”

Pada ayat terakhir di atas, Allah SWT secara tegas menyatakan bahwa tindakan meminum khamr,
berjudi, undi nasib, adalah bagian dari perilaku setan. Untuk itu perilaku itu disebut sebagai rijsun
(najis/keji), seiring setan senantiasa hendak berbuat menjerumuskan manusia ke dalam lembah
kehinaan. Maka dari itu, orang yang meniru perilaku setan, dianggap sebagai orang yang hendak
menjerumuskan dirinya sendiri dalam lembah kehinaan (rijsun) tersebut. Salah satunya adalah
melalui khamr, judi, dan sebagaimana digambarkan dalam ayat tadi.
  Sahabat Abdullah ibnu Umar radliyallahu ‘anhu, suatu ketika dawuh:

‫ متدليا ً لسانه علي‬، ‫ مزرقة عيناه‬، ‫ ( أنه يؤتي بشارب الخمر يوم القيامة مسوداً وجهه‬: ‫روي عن رسول هللا صلي هللا عليه وسلم‬
)‫ يعرفه الناس يوم القيامة‬، ‫ يسيل بساقه مثل الدم‬، ‫صدره‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Baginda Nabi SAW, Sesungguhnya kelak para peminum khamr akan
dihadirkan di hari kiamat kelak, dengan wajah yang menghitam, kedua bola matanya pucat, lidahnya
terjulur hingga ke dadanya, dari kedua betisnya mengalir sesuatu yang seumpama darah. Mereka
akan dipertontonkan dan dilecehkan di hadapan manusia.”

  Maka dari itulah kemudian Baginda Nabi memberikan peringatan:

‫ فإنه عند هللا سبحانه وتعالي كعابد الو‬، ‫ وال تصلوا عليه إذا مات‬، ‫ وال تعودوه إذا مرض‬، ‫فال تسلموا عليه‬

Artinya: “Jangan kau mengucapkan salam padanya. Jangan menjenguknya ketika ia sakit. Jangan
menshalatinya ketika ia mati. Karena sesungguhnya mereka disisi Allah, kedudukannya seperti
penyembah berhala.”

Bagaimana mau diucapkan salam? Padahal salam adalah doa keselamatan, sementara peminum
khamr memilih untuk dirinya ketidakselamatan.

Bagaimana mau dijenguk? Lha dia sakitnya itu sudah dibuatnya sendiri sebab kebiasaannya minum
khamr.

Bagaimana mau dishalati, sementara ia menerjang larangan dari Allah dari meminum khamr.

Larangan dari Rasulullah SAW untuk tidak mengucap salam kepada syaribul khamri (peminum
minuman keras), termasuk pula larangan menjenguknya ketika sakit, dan larangan menshalatinya,
adalah suatu bentuk sanksi. Sanksi ini jangan dipahami sebagai sebuah kebencian. Akan tetapi sanksi
itu mesti dipahami sebagai sebuah pendidikan. Pendidikan kepada masyarakat dari Baginda Nabi
Besar Muhammad SAW.

Ada banyak sanksi yang disampaikan untuk syaribul khamri dalam kitab-kitab fiqih. Misalnya adalah
klasifikasi sah tidaknya tasharuf para syaribul khamri tersebut. Untuk syaribul khamri pemula, yang
mabuk bukan karena kemauannya sendiri maka ucapan talaknya saat kondisi mabuk, masih
dihukumi tidak jatuh, dan jual belinya masih dihukumi tidak sah.
Dalam hadits di atas juga disebutkan bahwa syaribul khamri adalah seperti penyembah patung.
Penjelasan dari ini sebenarnya berangkat dari sebuah pengakuan hukum bahwa hukumnya syaribul
khamri, sedikit atau banyak khamr yang diminum, hukumnya adalah haram. 

Haram ini yang menetapkan adalah nash Al-Qur’an dan al-hadits. Ijma’ ulama juga menyatakan
sebagai haram. Padahal berlaku kaidah, sebagaimana disampaikan oleh al-Faqih al-Qadli Nashr ibn
Muhammad ibn Ibrahim Al Samarqandy dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin, shahifah 53:

‫وإجمع المسلمون أن شرب المسكر حرام قليله وكثيره فإذا استحل ما هو حرام باإلجماع صار كاف‬

Para hadirin yang berbahagia

Al khamru muskirun. Khamr itu bersifat memabukkan. Artinya illat hukum diharamkannya khamr
karena sifat memabukkannya. Untuk itu, diambil qiyas, bahwa: kullu muskirin haramun ka harami
khamrin.

Dengan demikian, melihat asalnya barang yang memabukkan adalah tidak hanya berasal dari sebuah
minuman, melainkan juga berupa barang lain yang bisa dimakan, dihirup, dihisap atau disuntikkan,
maka semua barang yang bisa mengundang mabuk, maka hukumnya adalah sama dengan khamr.

Baik itu barang racikan atau barang masakan, asalkan dia punya ciri memabukkan, maka ia dihukumi
sebagai haram. 

Akhir dari khutbah, ada sebuah maqalah yang disampaikan dari pemahaman Sayyidina Utsman bin
Affan radliyallahu anhu:

‫إن شارب الخمر إذا سكر يجري علي لسانه كلمة الكفر ويتعود لسانه بذالك ويخاف عند موته أن يجري علي لسانه كلمة الكفر فيخرج‬
‫من الدنيا علي الكفر فيبقي في النار أبد‬

Artinya: Sesungguhnya, peminum arak, saat ia mabuk, maka lisannya akan cenderung mengucap
dengan ucapan-ucapan kufur. Akhirnya lisannya menjadi terbiasa karenanya. Karenanya, baginya
sangat dikhawatirkan, saat mati lalu lisannya mengucap ucapan-ucapan kufur. Lalu ia keluar dari
dunia dalam kondisi kufur.Akhirnya nerakalah tempat kekal baginya.”

Sungguh, kita berlindung kepada Allah SWT, dari mati suul khatimah. Mati dalam kondisi kekufuran
sehingga diakhirat mendapat adzab api neraka! Naudzu billah tsumma naudzu billah.  
Khutbah 2

Allhumma sholli muhammadin wa’ala ali muhammadin kama shollaita’ala ibrahiima wa‘ala aali
ibrohima wabarik’ala Muhammad wa ‘ala aali muhammadin, kama barakta ‘alaa ibrohima wa ’ala ali
ibrohimma fil ’alamiin innaka hamidummajiid.

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waashahbiihii ajmaiin.


Alhamdulillahirobbil’alamin. Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina
walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un qoriibummujibudda’awaat. Robbana
dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin.

Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina adzabannar.


Walhamdulillahirobbil’alamin. Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa,
wayanha ‘anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun.
Fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum waladzikrullohiakbar.

Anda mungkin juga menyukai