Anda di halaman 1dari 2

TIPU DAYA IBLIS

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

‫ف‬ ْ ‫سالَ ُم عَل َى َأ‬


ِ ‫ش َر‬ َّ ‫صالَةُ َوال‬ ِ ‫ست َِعيْنُ َعلَى ُأ ُمو ِر ال ُّد ْنيَا َوالد‬
َّ ‫ َوال‬،‫ِّين‬ ْ َ‫ َوبِ ِه ن‬، َ‫ا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِمين‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬، َ‫ص ْحبِ ِه َأ ْجـ َم ِـعين‬َ ‫َلى آلِ ِه َو‬
َ ‫سلِينَ َوع‬ َ ‫الـ ُم ْر‬
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan 3
nikmat : nikmat kesehatan bagi jasmani kita, nikmat kesempatan bagi waktu kita, terlebih lagi nikmati
iman yang senantiasa berkobar didalam hati sanubari kita, sehingga kita masih sempat
melangkahkan kaki dan mengayunkan tangan menuju masjid yang kita cintai ini
Kedua, shalawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada baginda Rasulullah SAW. yang
sukses mengantarkan umatnya dari alam kebodohan menuju alam yang bermandikan dengan ilmu
pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan pada malam yang berbahagia ini.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Perkenalkan nama saya……………, siswa MTs Arrahimiyah Desa Akacipong. Pada malam ini
izinkan saya menyampaiakan ceramah yang berjudul Tipu Daya Iblis
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Dahulu kala, di kalangan Bani Israel terdapat seorang ahli zuhud yang sangat tekun dalam beribadah.
Ia telah mengabdi kepada Allah selama 200 tahun. Tapi ia mempunyai satu obsesi yang aneh; ingin
sekali melihat penampakan Iblis. Hingga akhirnya pada suatu hari ia melihat sesosok makhluk di
mihrab. Kemudian ia bertanya kepada makhluk itu,
“Siapa kamu?”
“Aku Iblis. Aku di depan pintumu. Tetapi aku tidak bisa masuk kepadamu. Engkau ini sungguh
memesona. Yang tersisa dari umurmu, sama seperti yang sudah berlalu darimu.”
Setelah berkata demikian, Iblis itu pergi. Ahli ibadah yang mendengar perkataan Iblis, bergumam
dalam hati, “Wah, ternyata, umurku masih tersisa 200 tahun lagi. Kalau begitu, aku bisa melakukan
apa saja, kemudian setelah itu aku bertobat.”
Tipu daya iblis tepat sasaran. Sejak itulah dia tergoda untuk berbuat maksiat.
Pada malam harinya, ia keluar rumah dan meninggalkan tempat ibadah untuk melakukan perbuatan
buruk. Ia sangat berhasrat untuk mencoba sesuatu yang haram, yang selama ini tidak pernah ia
lakukan. Tapi, nahas sekali nasibnya. Untung tak dapat diraih. Malang tak dapat ditolak. Malam itu
juga, ia meninggal dunia dalam keadaan bermaksiat.
Kisah ahli ibadah yang terjebak tipu daya Iblis ini tercantum dalam kitab an-Nail al-Hatsis fi Hikayat al-
Hadits, karya as-Samarqandi.
Apa hikmah yang dapat kita petik dari kisah di atas?
Pertama, tidak boleh bersikap sombong dengan berharap bertemu musuh. Sang ahli ibadah dalam
kisah di atas sepertinya merasa hebat sampai berangan-angan ingin melihat wujud makhluk terkutuk
yang paling licik dan telah berhasil mengeluarkan Nabi Adam dan Hawa dari surga.

ٌ‫ان َعد ٌُّو ُّم ِب ْين‬


ِ ‫س‬َ ‫ش ْي ٰطنَ لِاْل ِ ْن‬
َّ ‫اِنَّ ال‬
“Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.” (QS. Yūsuf: 5)
Kedua, harus diingat betul bahwasanya Iblis adalah makhluk yang sangat licik. Dengan berbagai
bentuk tipu daya, sangat mudah baginya menjerumuskan anak cucu Adam ke dalam kemaksiatan.
Maka dari itu, meskipun kita sedang dalam mode semangat beribadah, tetap harus berlindung
kepada Allah dari godaan setan.
Ketiga, ketahuilah, salah satu jebakan atau tipu daya Iblis yang paling licik, dan trik ini sering kali
berhasil membawa manusia ke jalan yang salah adalah Iblis menggunakan narasi yang sangat
membuai, “Sudah, maksiat saja dulu. Nanti kan besok-besok masih bisa tobat.”
Dalam kisah di atas, seorang ahli ibadah terniat berbuat maksiat gara-gara ditipu bahwa jatah
hidupnya masih panjang; seakan-akan masih bisa menunda tobat. Nauzu billah, padahal itu adalah
detik – detik kematiannya.
Keempat, amalan di akhir hayat adalah penentu. Diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, disebutkan
bahwa, Innamal A’mālu bil Khawātim. Sesungguhnya, amalan seorang hamba itu tergantung
penutupnya.
Meskipun sejarah hidup seseorang penuh dengan catatan kriminal, tetapi di akhir dia tutup dengan
tobat nasuha, maka ia akan masuk surga.
Sebaliknya, sekalipun seumur hidup seorang abid (ahli ibadah) diisi dengan ketaatan, tetapi di akhir
hayatnya justru melakukan kemaksiatan, ia akan dimasukkan ke dalam neraka. Wal ‘iyadzu billah.
Maka, mari sering-sering memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari berbagai
macam bentuk tipu daya iblis.

Semoga Allah melindungi kita dari akhir hayat yang buruk. Amin.

Itulah yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan bisa menjadi renungan
bagi kita semua, dan semoga kita bersama keluarga tetap istiqamah berada dijalan yang lurus,
Aamiin ya Rabbal Aalamin.

Wabillahi Taufiq Wassa’adah, Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Anda mungkin juga menyukai