Anda di halaman 1dari 8

‫‪1‬‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA‬‬
‫ِإَّن اْلَح ْم َد ِهَّلِل َنْح َم ُد ُه َو َنْس َتِع ْيُنُه َو َنْس َتْغ ِفُرْه َو َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َسِّيَئاِت‬
‫َأْع َم اِلَنا‪َ ،‬م ْن َيْه ِد ُهللا َفَال ُم ِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْلُه َفَال َهاِدَي َلُه‬
‫َأْش َهُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُم َح َّم ًدا َعْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َال َنِبَّي‬
‫َبْعَد ُه‬

‫َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِلِه ِو َأْص َح اِبِهَو َم ْن َتِبَعُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الّد ْين‬

‫َأَّم ا َبْع ُد؛‬


‫َفَيا َاُّيَهاالَّناُس ‪ ،‬اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن‬
‫‪َ.......‬قااَل ُهلل َتَعاَلى‬
‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬
‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح مِن الَّرِح ْيِم‬
2

Maasyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat yang Saya hormati

Segala puji milik Allah swt. yang telah menciptakan kita berbangsa-bangsa,

bersuku-suku, dan beragam budaya, bahasa, hingga agama. Shalawat dan

salam, kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad saw, semoga di akhirat kelak kita
semua akan mendapatkan syafaat dari beliau.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah yang singkat ini,

khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk

senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah

subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan

diri dari segala yang dilarang dan diharamkan Allah.


Kaum Muslimin rahimakumullah,
Adapun judul khutbah yang akan khatib sampaikan pada kesempatan kali ini yaitu
MENGHINDARI RASISME, DOSA PERTAMA YANG DIBUAT OLEH IBLIS
Kita sering mendengar bahwa Iblis merupakan musuh abadi manusia. Iblis adalah
makhluk terlaknat sekaligus simbol dari segala keburukan. Sejak awal diciptakannya
manusia, yakni Nabi Adam AS, Iblis sudah menunjukkan permusuhannya.
3

Kebenciannya kepada manusia sangatlah dalam, hingga ia rela memilih dikeluarkan


dari surga dan menjadi makhluk terkutuk sepanjang masa, daripada harus hormat
kepada manusia. Iblis pun bersumpah akan menjerumuskan manusia agar mengikuti
jejaknya. Yang menjadi pertanyaan kita adalah, penyakit apa yang bersarang dalam
diri Iblis hingga nekad berbuat demikian?
Jawabannya tertuang jelas dalam Surat al-A’raf ayat 11 dan 12 yang khatib bacakan
di awal khutbah.
4

Bersujud yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah sujud penghormatan, bukan
sujud penyembahan. Meski sebatas sujud penghormatan, Iblis tetap berani
membangkang terhadap perintah Tuhan. Iblis tentu percaya akan keberadaan atau
kekuasaan Allah, tapi kesombongannya atas Nabi Adam membuatnya mengeluarkan
sikap lancang itu. Iblis yang tercipta dari api merasa lebih unggul dari pada Nabi
Adam yang terbuat dari tanah.
Demikianlah keangkuhan makhluk bernama Iblis. Alasan primordialitas ini mirip
dengan ketika bangsa penjajah yang berasal dari eropa menganggap diri mereka lebih
beradab dari pada bangsa pribumi, atau menganggap orang Arab lebih baik daripada
orang Indonesia atau sebaliknya, atau bahkan menganggap orang asli Desa Belui
lebih baik dari pada selainnya.
Inilah yang dikatakan rasisme, di mana kualitas dan keunggulan pribadi dinilai dari
sudut pandang ras, suku, garis keturunan, warna kulit, atau ciri-ciri fisik lainnya.
5

Dengan demikian, rasisme yang masih berkembang di zaman modern ini sejatinya
memiliki akar sejarah yang sangat lama, yaitu sejak manusia pertama kali diciptakan.
Dengan bahasa lain, kejahatan makhluk yang paling purba adalah kesombongan yang
lahir dari cara pandang rasis, yang dilakukan Iblis kepada Nabi Adam. Iblis
memandang “ras api” lebih baik dibanding “ras tanah”. Padahal, keunggulan makhluk
satu sama lain di mata Allah ditentukan oleh tingkat ketakwaannya. Artinya,
keistimewaan tersebut diraih lewat serangkaian ikhtiar dan prestasi, bukan diperoleh
secara natural, seperti ras, darah, gen, suku, dan lainnya. Pandangan yang lebih adil
ini pula yang semestinya diterapkan dalam hubungan sesama manusia.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Kita semua tentu tahu dengan Bilal bin Rabah, seorang budak berkulit hitam yang
status budaknya dimerdekakan oleh Abu Bakar. Bilal merupakan seorang muadzin
pertama bagi umat Islam. Nabi Muhammad SAW tidaklah memandang Bilal dari
warna kulitnya, Beliau juga tidak memandang statusnya sebagai seorang budak
ataupun mantan seorang budak. Karena ketakwaan yang luar biasa dan keindahan
suaranya, Bilal dipilih sebagai muadzin untuk senantiasa mengumandangkan seruan
adzan. Bilal pernah disiksa secara keji oleh kaum kafir qurays tapi beliau tetap
mengatakan ahad!!! Ahad!!! Kata-kata “Ahad” tersebut menunjukkan bahwa Bilal
tetap teguh dengan keyakinan Tuhan itu Esa yaitu Allah SWT. Bahkan ketika Nabi
Muhammad SAW isra’ beliau mendengar suara terompah Bilal bin Rabah di surga.
Karena apa hal ini bisa terjadi? Tentunya karena ketakwaan. Sekali lagi, karena
ketakwaanlah Allah mengangkat setinggi-tingginya derajat Bilal bin Rabah. Allah
tidak membedakan apakah dia hitam atau putih, Allah hanya melihat seseorang dari
ketakwaannya saja.
Sebagai buktinya, Allah SWT berfirman:
6

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Wahai manusia, ingatlah bahwa Tuhan kalian satu, dan bapak kalian juga satu.
Ingatlah, tidak ada keunggulan bagi orang Arab atas orang ‘ajam (non-Arab), tidak
pula orang ‘ajam (non-Arab) lebih unggul atas orang Arab, tidak pula orang berkulit
merah atas orang berkulit hitam, dan tidak pula orang berkulit hitam di atas orang
berkulit merah; kecuali atas dasar ketakwaan. (HR Ahmad)
Jamaah shalat Jum’at yang saya hormati,
Melalui ayat dan hadits tersebut, kita semua diingatkan untuk tidak membeda-
bedakan keutamaan sesama manusia dari segi asal usul ras, warna kulit, dsb. Seperti
yang Iblis alami, rasisme menjerumuskan seseorang pada keangkuhan. Rasisme sukar
7

diterima akal sehat karena mengandaikan kebaikan seseorang secara terberi begitu
saja. Rasulullah mengalihkan kecenderungan ketidakadilan ini kepada ketakwaan
yang hanya bisa diraih lewat belajar, ikhtiar, komitmen, dan kerja keras. Artinya,
menilai seseorang selayaknya berdasarkan prestasi-prestasi mereka secara objektif,
bukan berdasarkan tampang, asal daerah, etnis, warna kulit ataupun ras.
Rasisme dan kesombongan Iblis termasuk dosa yang berat. Hal itu digambarkan
Allah dengan pengusiran Iblis dari surga diikuti dengan vonis sebagai bagian dari
golongan makhluk yang hina. Kendati demikian, permintaan Iblis untuk hidup lebih
lama hingga hari kebangkitan dipenuhi Allah, dan inilah kesempatan ia
menjerumuskan manusia untuk mengikuti jejaknya sebagai makhluk yang ingkar,
sombong, juga rasis.
Dari kisah Iblis tersebut kita diingatkan tentang tauhid sejati bahwa Allah lah satu-
satunya pencipta seluruh makhluk di alam semesta ini (rabbul ‘âlamîn).
Dan janganlah lagi kita menganggap ras kita lebih baik dari ras lain, suku kita lebih
baik dari suku lain, keturunan kita lebih terhormat dari keturunan orang lain, warna
kulit kita lebih indah dari warna kulit orang lain. Karena sejatinya hal tersebut adalah
kesombongan yang dimilki iblis. Berangkat dari poin ini, kesadaran kita dibuka
bahwa seluruh manusia sesungguhnya adalah saudara dan setara. Yang membedakan
mereka adalah kualitas ketakwaan mereka di hadapan Allah subhânahu wata‘âlâ.
Semoga kita semua terlindung dari tipu daya Iblis yang menjerumuskan manusia ke
arah jalan yang sesat. Amin rabbal ‘alamin.
Terakhir, Insya Allah 1 atau 2 hari lagi, menunggu keputusan pemerintah melalui
siding isbat, kita selaku umat islam akan melaksanakan Ibadah puasa Ramadhan.
Semoga kita semua diberikan Allah iman dan Kesehatan sehingga kita dapat
maksimal dalam beribadah di bulan Ramadhan tahun ini.
‫ِّذ‬
‫ َو َن َفَع ِنْي َو ِإَّي اُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه ِمَن ْاَألَي اِت َو ال ْك ِر‬, ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفْي اْلُقْر اِن اْلَع ِظ ْي ِم‬
‫‪8‬‬

‫َو َت َقَّب َل ِمِّن َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه ِاَّن ُه ُهو‬

‫‪KHUTBAH KE DUA‬‬
‫اْلَح ْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ي َأْر َس َل َر ُس وَلُه ِباْلُهَدى َو ِد يِن اْلَح ِّق ِلُيْظِهَر ُه َع َلى الِّديِن ُك ِّلِه‬
‫وكَفباللهشهيًدا‬
‫َأْش َهُد أْن ال إَلَه إال ُهللا َو ْح َد ُه ال َش ِر يَك َلُه‪ ،‬وأشهُد أَّن ُم َح َّم ًدا عْبُده وَرُس وُلهَأْر َس َل‬
‫َاَّم ا َبْعُد‬
‫َفَياِعَباَد اللِه ُأْو ِص َيِبَنْفِس يَو ِإَّياُك ْم ِبَتْقَو ى ِهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َتُم وُتَّن ِإال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن‬
‫ِاَّن َهللا َو َم َالِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبّى ‪َ ،‬ياَاُّيَها اَّلِذ ْيَن َآَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬
‫الَّلُهَّم َص ِّل وَس ِّلْم َع َلىالَّنِبّىَنا ُم َح َّم ٍد ِ وعلى آله ِو َأْص َح اِبِه أجمعين‬
‫‪DO’A‬‬

‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت‪َ ،‬و اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‪ ،‬اَألْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَألْمَو اِت‬
‫َر َّبَنا آِتَنا في الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو في اآلِخَر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬

‫ِعَباَد ِهللا ‪ِ:‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَعْد ِل َو اِإل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي الُقْر َبى َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح َشاِء‬
‫َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُرْو َن‬

Anda mungkin juga menyukai