Anda di halaman 1dari 4

‫ َوَأ ْش َه ُد َأنْ اَّل ِإ ٰل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل‬.

‫ َو َخ َذ َل َمنْ َشا َء مِنْ َخ ْلقِ ِه ِبمَشِ ْيَئ ِت ِه َو َع ْدلِ ِه‬،ِ‫اَ ْل َحمْ ُد هلِل ِ الَّذِيْ َو َّفقَ َمنْ َشا َء مِنْ َخ ْلقِ ِه ِب َفضْ لِ ِه َو َك َر ِمه‬
‫ َو َقاِئدَ َنا َوقُرَّ َة َأعْ ُي ِن َنا‬2‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ َسيِّدَ َنا َو َح ِب ْي َب َنا َو َعظِ ْي َم َنا‬.‫ضا َء لَ ُه‬ َ ْ‫ َواَل َح َّد َواَل ج َُّث َة َواَل َأع‬،ُ‫ َواَل َش ِب ْي َه َواَل م ِْث َل َواَل ِن َّد لَه‬،ُ‫ْك لَه‬ َ ‫َش ِري‬
‫اَل‬
ْ‫ َو َمن‬،ُ‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َّوا ه‬ َ
َ ‫ َو َعلى آلِ ِه َو‬،‫هللا‬ ِ ‫ْن َع ْب ِد‬ َ
ِ ‫اركْ َعلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ِد ب‬ ِّ
ِ ‫ص ِّل َو َسل ْم َو َب‬ َ ‫ اَللهم‬.‫صفِ ُّي ُه َو َح ِب ْي ُب ُه‬ ُ
َ ‫ َو‬،ُ‫م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْوله‬
َ‫اِئل فِيْ مُحْ ك ِم‬ َ ْ ْ ْ
ِ ‫هللا ال َعلِيِّ ال َعظِ ي ِْم الق‬ ْ َ ْ َ ُ ‫ُأ‬
ِ ‫ فِإني ْوصِ ْيك ْم َونفسِ يْ ِبتق َوى‬،‫ مَّا َبعْ ُد‬.‫هلل‬ ِّ َ ‫َأ‬ ِ ‫ َو َح ْو َل َو ق َّو َة ِإ ِبا‬،ِ‫ان ِإلَى َي ْو ِم ْالقِ َيا َمة‬
‫اَّل‬ ُ ‫اَل‬ ‫اَل‬ 2ٍ ‫َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس‬
‫ض َر َّب َنا َما َخلَ ْقتَ ٰ َه َذا ٰ َبطِ اًل ُسب ٰ َْح َن َك َف ِق َنا‬ ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬ ِ ‫ُون فِى َخ ْل ِق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ َ ‫وب ِه ْم َو َي َت َف َّكر‬ َ ‫ِين َي ْذ ُكر‬
ِ ‫ُون ٱهَّلل َ ِق ٰ َيمًا َوقُعُو ًدا َو َعلَ ٰى ُج ُن‬ َ ‫ ٱلَّذ‬:‫ِك َت ِاب ِه‬
)١٩١ :2‫ار (ءال عمران‬ َ ‫َع َذ‬
ِ ‫اب ٱل َّن‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat
kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha
meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan
menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.  
Hadirin yang dirahmati Allah, Bulan Rajab sudah berlalu meninggalkan kita. Saat ini kita telah
berada di bulan Sya’ban, gerbang menuju sebuah madrasah tempat bagi kita semua untuk
menempa diri, yaitu bulan Suci Ramadhan. Madrasah Ramadhan kian dekat dengan kita, tapi
musibah demi musibah belum juga beranjak dari kita. Semakin hari semakin banyak orang yang
terinfeksi virus corona. Dari waktu ke waktu semakin banyak orang yang meninggal karena
terpapar virus ini. Sebelum kita sampai pada madrasah Ramadhan, marilah kita menjadikan
musibah mewabahnya virus corona ini sebagai pelajaran bagi kita semua. Kita yakin bahwa
dalam setiap peristiwa pasti ada hikmahnya. Setiap kejadian pasti ada maknanya. Setiap
musibah pasti ada pelajaran yang bisa dipetik darinya.

Maknanya: “Ya Tuhan kami, kami bersaksi bahwa tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia
(melainkan mempunyai hikmah dan tujuan di balik ciptaan itu semua)” (QS Al ‘Imran: 191).  
Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema
“menangkap makna di balik merebaknya virus corona”.   Hadirin rahimakumullah,

Sebagaimana diberitakan bahwa virus corona ini bisa menyerang siapa pun. Tua, muda, kaya,
miskin, laki-laki, perempuan, muslim, non muslim, orang yang shalat, orang yang tidak shalat.
Siapa pun tanpa terkecuali. Hal ini mengingatkan kita akan apa yang ditanyakan Zainab binti
Jahsy radliyallahu ‘anhu kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ُ ِ‫ َأ َن ْهل‬  Maknanya: “Apakah kita akan binasa, padahal di antara kita masih ada
َ ‫ك َوفِي َنا الصَّالِح‬
  ‫ُون؟‬
orang-orang yang shalih?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

 ‫ث‬ُ ‫ َن َع ْم ِإ َذا َك ُث َر ْال َخ َب‬  Maknanya: “Iya, jika dosa dan maksiat sudah banyak dilakukan” (HR Muslim).  
Melalui wabah virus corona, kita diingatkan bahwa dosa, maksiat, dan kemungkaran telah
mewabah di lingkungan kita, di masyarakat kita. Melalui virus ini, kita juga ditegur bahwa
banyak di antara kita yang acuh tak acuh terhadap kemungkaran yang menjalar di tengah-
tengah kita. Kemungkaran, dosa dan maksiat itulah yang mengundang azab Allah kepada kita
semua. Kita diingatkan untuk lebih giat lagi dalam beramar makruf dan bernahi mungkar. Tentu
amar makruf kita harus dilandasi ilmu sehingga kita dapat beramar makruf dengan cara yang
makruf, dengan cara yang baik, dan bernahi mungkar dengan cara yang tidak mungkar.  
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Melalui virus corona, kita juga diingatkan untuk semakin
mendekatkan diri kita kepada Allah dengan ibadah, dzikir dan lain sebagainya. Ibadah akan
menenteramkan jiwa dan menenangkan hati. Ketenteraman dan ketenangan hati inilah yang
menjadi salah satu faktor yang membuat daya tahan tubuh kita semakin kuat dan sistem imun
dalam tubuh kita bekerja dengan baik. Seseorang yang daya tahan tubuhnya kuat, meskipun
terinveksi virus corona—kata para ahli—maka ia bisa sembuh dengan sendirinya tanpa harus
dirawat di rumah sakit. Kita diingatkan untuk memperbanyak istighfar dan bertobat dari semua
dosa yang pernah kita lakukan. Karena musibah yang menimpa banyak orang seperti
merebaknya virus corona ini, yang shalih dan yang fasiq kena, tiada lain dikarenakan banyaknya
kemaksiatan yang menyebar di tengah-tengah masyarakat kita.   Hadirin yang dirahmati Allah,
Melalui virus corona, kita juga diingatkan bahwa segala sesuatu tidak terlepas dari takdir Allah.
Virus ini dengan cepat telah menyebar ke 198 negara di dunia dan menginfeksi lebih dari
600.000 orang. Angka ini bisa saja terus bertambah dari hari ke hari. Segala ikhtiar sudah
dilakukan. Semua usaha telah dikerahkan. Seluruh upaya, baik lahir maupun batin, sudah
dikerjakan semaksimal dan seoptimal mungkin. Namun sampai detik ini tiada siapa pun yang
dapat menghentikan penyebaran virus corona. Hal ini membuktikan bahwa apa pun yang
diupayakan manusia, jika tidak dikehendaki dan ditakdirkan Allah, pasti tidak akan terjadi.
Karena apa pun yang dikehendaki dan ditakdirkan Allah pasti terjadi, dan apa pun yang tidak
dikehendaki dan ditakdirkan Allah pasti tidak akan terjadi. Akan tetapi keyakinan dan keimanan
kita kepada takdir tidak boleh menghentikan ikhtiar kita. Berikhtiar tidaklah menggoyahkan
keimanan kita kepada takdir. Karena kita tidak mengetahui apa yang Allah takdirkan pada diri
kita kecuali setelah terjadinya. Sebelum sesuatu terjadi, maka tugas kita sebagai manusia adalah
melakukan sebab dengan harapan kita akan menghasilkan akibat. Jika kita sudah melakukan
sebab tetapi pada akhirnya tidak terjadi akibat, maka pada saat itulah kita baru mengetahui
bahwa Allah tidak menakdirkan apa yang kita inginkan dan upayakan. Tugas kita selanjutnya
apa?. Terus berikhtiar dan berusaha, siapa tahu di waktu yang akan datang Allah mewujudkan
dan menakdirkan apa yang kita inginkan. Oleh karena itulah, pada waktu diberitahu bahwa di
Syam ada wabah penyakit, Sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu ‘anhu yang sudah di tengah
perjalanan menuju Syam lantas memutuskan untuk kembali ke Madinah. Saat ditanya:  

ِ ‫ َأف َِرارً ا مِنْ َقدَ ِر‬ 


‫هللا؟‬

Maknanya: “Apakah kita hendak lari menghindari takdir Allah?”   Sayyidina Umar menjawab:   ‫َن َع ْم‬
ِ ‫هللا ِإلَى َقدَ ِر‬
‫هللا‬ ِ ‫ َنفِرُّ مِنْ َقدَ ِر‬ 

Maknanya: “Benar, kita menghindari suatu takdir Allah dan menuju takdir Allah yang lain” (HR
al-Bukhari).   Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Melalui virus corona, kita diingatkan untuk
tawakal kepada Allah. Tawakal adalah menyerahkan hasil akhir ikhtiar kita kepada Allah. Karena
kita hanya bisa berusaha, tapi Allah-lah yang menentukan segalanya. Melakukan tindakan-
tindakan pencegahan supaya kita terhindar dari virus corona tidaklah bertentangan dengan
tawakal kepada Allah. Tawakal dilakukan setelah ikhtiar yang maksimal dari kita. Dalam Shahih
Ibnu Hibban diceritakan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam: Apakah aku melepas (tidak mengikat) untaku dan bertawakal kepada Allah?. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ikatlah dan bertawakkal-lah kepada Allah” (HR Ibnu
Hibban).   Hadirin, Virus corona dapat menginveksi siapa pun, apa pun profesi dan status
sosialnya. Tua, muda, kaya, miskin, pejabat, rakyat jelata bisa terpapar virus ini. Virus corona
telah merenggut lebih dari 23.000 jiwa di seluruh dunia. Hal ini mengingatkan kita akan
kematian. Siapa pun dia, di mana pun dia tinggal, apa pun profesi dan jabatannya, pastilah akan
meninggalkan dunia yang fana’ ini. Kematian tidak bisa dimajukan atau dimundurkan barang
sesaat pun.   Melalui virus corona kita juga diingatkan akan kelemahan kita sebagai makhluk
Allah. Sebagai makhluk yang lemah yang memiliki banyak keterbatasan, tidak selayaknya kita
menyombongkan diri. Hanya oleh makhluk yang sangat kecil saja, banyak orang dibuat tak
berdaya, jatuh sakit dan bahkan meninggal dunia. Hanya Allah yang Mahakuasa dan tidak
terkalahkan. Sedangkan kita adalah makhluk-makhluk lemah yang senantiasa membutuhkan
Allah dalam setiap tarikan nafas kita.   Hadirin yang dirahmati Allah, Melalui virus corona kita
juga diingatkan bahwa pengetahuan manusia tidaklah mampu menjangkau segala sesuatu.
Pengetahuan manusia ada batasnya dan tidak sempurna. Allah-lah Sang Pemilik semua ilmu.
Allah-lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Obat penawar atau vaksin untuk virus corona
sampai detik ini belum ditemukan. Beberapa penyakit yang lain. Seperti aids juga sampai saat ini
belum ditemukan obatnya. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan:   ‫ِإنَّ هللاَ لَ ْم ُي ْن ِز ْل‬
‫ َيا َرسُو َل هَّللا ِ َو َما السَّا ُم؟‬:‫ َقالُوا‬،‫ َو َج ِهلَ ُه َمنْ َج ِهلَ ُه ِإاَّل السَّا َم‬،ُ‫ لَ ُه دَ َوا ًء َعلِ َم ُه َمنْ َعلِ َمه‬- َ‫ َأ ْو َخلَق‬- ‫ ِإاَّل َأ ْن َز َل‬- ‫ َأ ْو لَ ْم َي ْخلُ ْق دَ ا ًء‬- ‫دَ ا ًء‬
‫ت‬ُ ‫ ال َم ْو‬:‫ َقا َل‬  Maknanya: “Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan penyakit kecuali Ia pasti
menciptakan obat untuknya, kecuali kematian” (HR al-Hakim dalam al-Mustadrak).   Hadirin
yang dirahmati Allah, Virus corona mengingatkan kepada kita untuk selalu menjaga kesucian
dan kebersihan. Penelitian membuktikan bahwa menjaga kebersihan adalah salah satu tindakan
preventif yang efektif untuk menangkal berbagai virus, kuman dan bakteri yang membahayakan
tubuh kita. Islam menganjurkan kita untuk hidup bersih dan suci melalui wudlu yang wajib
maupun wudlu sunnah, mandi wajib dan sunnah, menyucikan benda yang terkena najis dan lain
sebagainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:   )‫هللا َنظِ يفٌ ُيحِبُّ ال َّن َظا َف َة (رواه الترمذي‬ َ َّ‫ ِإن‬ 
Maknanya: “Sesungguhnya Allah Mahasuci dari segala kekurangan, dan mencintai kebersihan
(badan dan pakaian)” (HR at-Tirmidzi)   Saudaraku seiman, Virus corona juga mengingatkan kita
akan arti penting sabar dan syukur. Bersyukur apabila kita dihindarkan dari segala macam
musibah dan bersabar pada saat kita ditimpa musibah. Syukur dan sabar adalah senjata bagi
seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
َ ‫ِن ِإنْ َأ‬ ‫َأل‬ َ ‫ِن ِإنَّ َأمْ َرهُ ُكلَّ ُه لَ ُه َخ ْي ٌر َولَي‬ ‫َأل‬
bersabda:   ْ‫ان َخيْرً ا لَ ُه َوِإن‬ َ ‫صا َب ْت ُه َسرَّ ا ُء َش َك َر َف َك‬ ِ ‫ْس َذل َِك َح ٍد ِإالَّ ل ِْلمُْؤ م‬ ِ ‫َع َجبًا مْ ِر ْالمُْؤ م‬
)‫ان َخيْراً لَ ُه (رواه مسلم‬ َ ‫ص َب َر َف َك‬َ ‫ضرَّ ا ُء‬ َ ‫صا َب ْت ُه‬ َ ‫ َأ‬  Maknanya: “Sungguh menakjubkan perkara orang
mukmin, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya, dan hal itu tidak dimiliki oleh
siapa pun kecuali oleh orang mukmin. Jika diberi sesuatu yang menggembirakan, ia bersyukur,
maka hal itu merupakan kebaikan baginya, dan apabila ia ditimpa suatu musibah ia bersabar,
maka hal itu juga baik baginya” (HR Muslim)   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda:   )‫ْس َعلَ ْي ِه َخطِ ْيَئ ٌة (رواه أحم ُد وغيرُه‬ َ ‫ض لَي‬ ِ ْ‫ َو َما َي َزا ُل ْال َباَل ُء ِب ْال َع ْب ِد َح َّتى َيمْ شِ َي َعلَى َظه ِْر اَأْلر‬  Maknanya:
“Bala’ akan terus menimpa seorang hamba sehingga ia berjalan di atas muka bumi dalam
keadaan tidak mempunyai dosa sama sekali” (HR Ahmad dan lainnya).   Bala’ dan musibah,
termasuk terpapar virus corona, yang menimpa seorang mukmin jika dihadapi dengan penuh
kesabaran, maka dosanya akan dihapus dan diangkat derajatnya.   Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah, Virus corona juga mengingatkan kita akan pentingnya belajar ilmu, terutama
ilmu agama. Karena orang yang tidak berilmu, maka ia tidak akan bisa menyikapi musibah
dengan benar sesuai tuntunan Islam. Tanpa ilmu, kita tidak akan bisa menjaga kesucian dan
‫‪kebersihan sebagaimana mestinya. Tanpa ilmu, kita tidak akan bisa bertawakal dengan benar.‬‬
‫‪Tanpa ilmu, kita tidak akan bisa memetik hikmah, makna dan pelajaran dari setiap kejadian.  ‬‬
‫‪Hadirin yang dirahmati Allah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat‬‬
‫هللا لِيْ َولَ ُك ْم‪dan membawa barakah bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.   ،‬‬ ‫َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ ٰه َذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر َ‬
‫شر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َومِنْ ‪َ .   Khutbah II  ‬فاسْ َت ْغ ِفر ُْوهُ‪ِ ،‬إ َّن ُه ه َُو ْالغَ فُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬ ‫هّٰلِل‬
‫هلل مِنْ ُ‬ ‫ِإنَّ ْال َحمْ دَ ِ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َتعِي ُن ُه َو َنسْ َت ْغ ِف ُرهُ‪َ 2،‬و َنع ُْو ُذ ِبا ِ‬
‫ْك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َأنَّ َسيِّدَ َنا‬ ‫ِي لَهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َأنْ اَّل ِإ ٰل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري َ‬ ‫ت َأعْ َمالِ َنا‪َ ،‬منْ َي ْه ِد هللاُ َفاَل مُضِ َّل لَ ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل َهاد َ‬ ‫َس ِّيَئ ا ِ‬
‫ْن‪َ ،‬و َعلى ِإ ْخ َوا ِن ِه ال َّن ِب ِّيي َْن َو ْالمُرْ َسلِي َْن‪َ ،‬وارْ َ‬‫ٰ‬ ‫َأْل‬ ‫ٰ‬
‫ض اللهم‬ ‫ِق ْال َوعْ ِد ا ِمي ِ‬ ‫ِن الصَّاد ِ‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّمد ِ‬ ‫م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ‪ ،‬اَللهم َ‬
‫َأ‬ ‫ْ‬ ‫َأْل‬
‫ان َو َعلِيٍّ ‪َ ،‬و َع ِن ا ِئ َّم ِة ال ُم ْه َت ِدي َْن‪ِ ،‬بيْ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫ْ‬
‫ت الطاه ِِري َْن‪َ ،‬و َع ِن ال ُخلَ َفا ِء الرَّ اشِ ِدي َْن‪ِ ،‬بيْ َب ْك ٍر َو ُع َم َ‪2‬ر َوعُث َم َ‬ ‫َّ‬ ‫آل ْال َب ْي ِ‬ ‫ت ْالمُْؤ ِم ِني َْن‪َ ،‬و ِ‬ ‫َعنْ ُأ َّم َها ِ‬
‫هللا ْال َعلِيِّ ْال َعظِ ي ِْم‬ ‫َح ِن ْي َف َة َو َمالِكٍ َوال َّشافِعِيِّ َوَأحْ َمدَ َو َع ِن اَأْل ْولِ َيا ِء َوالصَّالِ ِحي َْن‪َ .‬أمَّا َبعْ ُد‪َ ،‬ف َيا َأ ُّي َها ْالمُسْ لِم ُْو َن‪ُ ،‬أ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى ِ‬
‫ون َعلَى ال َّن ِبيِّ َيا‬ ‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َع ٰلى َن ِب ِّي ِه ْال َك ِري ِْم َف َقا َل‪ِ :‬إنَّ هَّللا َ َو َماَل ِئ َك َت ُ‪2‬ه ي َ‬
‫ُصلُّ َ‬ ‫َفا َّتقُ ْوهُ‪َ ،‬واعْ لَم ُْوا َأنَّ هللاَ َأ َم َر ُك ْم ِبَأمْ ٍر َعظِ ي ٍْم‪َ ،‬أ َم َر ُك ْم ِبال َّ‬
‫صلَّيْتَ َع ٰلى َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم‬ ‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َع ٰلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع ٰلى ِ‬ ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‪ ،‬اَل ٰلّ ُه َّم َ‬ ‫ِين آ َم ُنوا َ‬ ‫َأ ُّي َها الَّذ َ‬
‫آل َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم‪،‬‬ ‫ٰ‬ ‫ٰ‬
‫ار ْكتَ َعلى َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلى ِ‬ ‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬ ‫ٰ‬
‫اركْ َعلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلى ِ‬ ‫ٰ‬ ‫َو َع ٰلى ِ‬
‫آل َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َب ِ‬
‫ت اَأْلحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواَأْلمْ َواتِ‪ ،‬اللهم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َباَل َء‬ ‫والمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َ‪ْ2‬ن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬‫فِيْ ْال َعالَ ِمي َ‪ْ2‬ن ِإ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَل ٰلّ ُه َّم ْ‬
‫ف ْالم ُْخ َتلِ َف َة َوال َّشدَ اِئدَ َو ْالم َِح َن‪َ ،‬ما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪ ،‬مِنْ َبلَ ِد َنا َه َذا َخاص ًَّة َومِنْ‬ ‫َو ْالغَ اَل َء َو ْال َو َبا َء َو ْال َفحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْال َب ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ان َوِإ ْي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َبى و َي ْن َهى َع ِن ال َفحْ َشا ِء‬ ‫ْأ‬ ‫دَان ْالمُسْ لِ ِمي َ‪ْ2‬ن َعام ًَّة‪ِ ،‬إ َّن َك َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ٌر عِ َبادَ ِ‬
‫هللا‪ ،‬إنَّ هللاَ َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬ ‫ب ُْل ِ‬
‫هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َعلَى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َواسْ َألُ ْوهُ مِنْ َفضْ لِ ِه يُعْ طِ ُك ْم َوا َّتقُ ْوهُ‬ ‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪َ .‬فاذ ُكرُوا َ‬ ‫َو ْال ُم ْن َكر َوال َب ْغي‪َ ،‬يع ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫هللا َأ ْك َب ُر‬ ‫َيجْ َع ْل لَ ُك ْم مِنْ َأمْ ِر ُك ْم َم ْخ َرجً ا‪َ ،‬ولَذ ِْك ُر ِ‬

Anda mungkin juga menyukai