َ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ ال. َوَأ ْم ُرهُ ْم بِتَ ْو ِح ْي ِد ِه َوطَا َعتِ ِه،ق لِ ِعبَا َدتِ ِه َ الخ ْل
َ ق َ َال َح ْم ُد هللِ الّ ِذي َخل
.ُ َوَأ ْعظَ َمهُ ْم طَا َعةً لَه،ِق ُعبُو ِديَّةً هلل ِ الخ ْل
َ َأ ْك َم ُل،ُك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه َ َش ِر ْي
َّ اِتَّقُ ْوا هللاَ َح، فَيَااَيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن، اَ َّما بَ ْع ُد.صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحاِب ِه
ق َ اَللَّهُ َّم
هللا َج ِميعًاِ ص ُموا بِ َح ْب ِل ِ َ َوا ْعت:الى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم َ تُقَاتِه َوالَتَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأنـْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَ َع
ف بَي َْن قُلُوبِ ُك ْم فََأصْ بَحْ تُم ِبنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانًا َ َّت هللاِ َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُكنتُ ْم َأ ْع َدآ ًء فََأل
َ َوالَ تَفَ َّرقُوا َو ْاذ ُكرُوا نِ ْع َم
Hadirin Rahimakumullah
Kita tahu, iblis terjerumus bukan karena ia ingkar atas keberadaan
Allah. Iblis tidak ateis. Mungkin soal ini keimanan, iblis melebihi
manusia biasa. Iblis terhempas ke neraka dan menjadi makhluk
terkutuk selamanya sebab menolak menghormati Nabi Adam lantaran
takabur. Hal ini sebagaimana terekam dalam surat Al-Baqarah ayat 34
sebagai berikut:
Jamaah Rahimakumullah
Apa yang diperbuat iblis, bisa juga menimpa kita meski dalam skala dan
konteks yang berbeda. Allah, misalnya, telah memerintahkan kita
memuliakan manusia (QS Al-Isra: 70) dan tidak merusak lingkungan (QS
Al-A’raf: 56). Saat kita berperilaku sebaliknya, maka sejatinya kita
sedang meneladani jejak iblis yang durhaka.
Kita hanya percaya akan keberadaan Allah tapi “tidak percaya” akan
kebesaran dan kekuasan-Nya. Atau mungkin percaya namun berhenti
di mulut atau dalam kadar angan-angan belaka. Buah dari takbir adalah
mengecilkan diri sendiri untuk semata membesarkan Allah. Dampak
lazim dari suasana batin ini adalah tidak menganggap remeh hal-hal di
luar dirinya karena menyadari bahwa semua ini tak lain adalah hamba
Allah rabbul ‘alamin.