Anda di halaman 1dari 4

Materi Khutbah Jumat (1)

‫ت ِف ْي‬ ِ ‫اج َبا‬ِ ‫ َو َنقُوْ َم ِب ْال َو‬،‫ضا َوال َّس َعا َد ِة‬ َ ِّ‫هلل الَّ ِذيْ أَ َم َرناَ أَ ْن نُصْ ِل َح َم ِع ْي َش َتنَا ِل َني ِْل الر‬ ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد‬
ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن ََل ِإلَهَ ِإَلَّ هللاُ َوحْ َدهُ َلَ َش ِر ْي‬،‫ِعبَا َدتِ ِه َوتَ ْق َوا ْه‬
‫صحْ بِ ِه‬ َ ‫ف ْاْلَ ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو َعلَى آلِ ِه َو‬ ِ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى أَ ْش َر‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.ُ‫ي بَ ْع َده‬ َّ ِ‫َم ْن ََل نَب‬
‫ قَا َل هللاُ تَ َعالَى‬. َ‫ فَقَ ْد فَا َز ْال ُمتَّقُوْ ن‬،‫ص ْي ِني نَ ْف ِسي ِبتَ ْق َوى هللا‬ ِ ْ‫ اُو‬،‫ أَ ّما َب ْع ُد فَ َيا ِع َبا َد هللا‬، َ‫أَجْ َم ِع ْين‬
‫ق تُقَاتِ ِه َو ََل‬َّ ‫ يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْ ا هللاَ َح‬.‫ ِبس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬،‫فِ ْي ِكتَا ِب ِه ْال َك ِريْم‬
َ‫تَ ُموْ تُ َّن ِإَلَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْس ِل ُموْ ن‬

Cinta yang ikhlas hanya untuk Allah Swt

Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah,


Karakter cinta atau sifat cinta kepada Allah adalah lahir dari keyakinan yang sangat
kuat. Cinta kepada Allah harus senantiasa dihidupkan setiap saat—bukan hanya karena kasih
sayangnya lebih besar dan mengatasi kemurkaann-Nya—namun juga cinta kepada Allah
menjadi modal yang besar dan sangat potensial dalam untuk dapat melaksanakan ketaatan
dengan penuh ikhlas. Sebab cinta membuat sesuatu yang berat menjadi mudah dan membuat
yang sult menjadi ringan. Cinta sebetulnya memiliki keberkatan yang sangat banyak sekali
yang akan menggenapi dan menyempurnakan kekurangan-kekuragnan manusia. Ibadah yang
digerakan oleh rasa cinta memiliki getaran kekhusyuan yang sangat besar dan memberikan
efek psikologis kepada si hamba. ibadah seperti itu adalah ibadah yang sangat memiliki makna
dan berisi, bukan ibadah yang kosong dari getaran cinta.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman tidak hanya benar-benar mencinta Allah
bahkan hanya dengan mendengar nama-nama Allah hatinya akan menjadi semakin tergetar.
Cinta Allah memiliki keberkatan yang luar biasa dalam melipatgandakan kekuatan si hamba,
menyambungkan diri sang hamba pada samudera Ilahi yang maha besar, lebih mendekatkan
diri kepada Allah dan keberkatan-keberkatan lain yang tak ada batasnya sebagaimana tak
terbatasnya kebaikan-kebaikan Allah swt.
Menggapai cinta kepada Allah seperti hanyal karunia dari-Nya tak begitu saja
diberikan kepada sang hamba kecuali bagi yang menginginkannya. Seseorang yang benar-
benar cinta kepada Allah tentu tidak akan lagi memperhatikan yang lain selain tuhan. Memang
tidak mudah mencerna bahwa betapa tak berharganganya selain tuhan, namun dengna kecintaa
yagn mendalan ia sebetyknay sedang diajari bahwa Allah sedang ingin menyelamatkan cintaya
agar tidak jatuh dalam pelukan hal-hal yang rendah. Mereka yang masih terhijab mungkin
memiliki hati yang masih mendua antara kesukaan pada nilai-nilai duniawi dan pada saat yang
sama ia juga memiliki perasaan yang tulus kepada Allah. Dengan kekuatan cinta kepada Allah
ia akan dibantu untuk tidak lagi mengharapkan sesuatu yang lain dan bahkan lebih dari itu ia
juga siap kehilangan apa saja yang sementara ini sangat didamba-dambakannya
sebab kehadiran Allah di hatinya telah memenuhi segala hasratnya. Allah adalah sumber
kebahagiaan yang tak akan pernah padam. Mana mungkin ahllullah mau menukarkan
pencerahan yang abadi dengan sesuatu yang sementara; sesuatu yang fana; sesuatu yang
didasarkan pada khayalan atau angan-angan semata.
Cinta kepada Allah juga seperti yang ditegaskan di atas bersumber dari keyakinan
bahwa Allah adalah sebab hakiki dan segala kebaikan datang dari-Nya. Allah swt memang
menciptakan sebab-seab lain untuk dicari oleh manusia. Allah menjadikan mata pencaharian
sebagai sebab bagi teraihnya rezeki, hujan bagi tumbuhnya tanam-tanaman, rezeki sebagia
jalan bagi kesejahteraan dan kehidupan. Tetapi jangan lupa sekali bahwa yang memberi dan
yang menghendaki sesungguhnya adalah Allah swt. Jika Allah tidak menghendaki belum tentu
suapan yang di mulut akan masuk ke dalam tenggorokan. Belum belum tentu uang yang ada di
tangan akan menjadi rezekinya, belum tentu kesuksesan-kekuksesan duniawi akan
menjadi jalan bagi kebahagiannya, belum tentu segala jalan rezeki yagn sudah hadir di pelupuk
matnaya akan menjadi rezeki bagi dirinya. kadang-kadang Allah memberikan rezeki dari jalan-
jalan lain yang tidak disangka-sangka.
Cinta Kepada Allah juga menyelamatkan dan membuat seseorang selalu dalam
keadaan siaga serta menyelamatkan ketergantungan dari selain-Nya. Rasululah swt berdoa, Ya
Allah jangan biarkan aku mengandalkan diriku sendiri walaupun hanya sekejap!
Cinta itu harus dirawat dengan ilmu pengetahuan dan amal yang istiqamah dan tulus
kepada-Nya. Cinta kepada Allah tidak tumbuh begitu saja dengan cuma-cuma tanpa
perjuangan dan kesungguhan yang mendalam. Siapa saja yang berhasil mencintai Allah maka
Allah akan mencintainya. Yuhibbûhanu wa yuhibbullah. Mereka mencintai Allah dan Allah
juga mencintaiya. Cinta seorang arif adalah cinta abadi yang tak mungkin lenyap dari lubuk
hatinya.
Menurut Mullâ Hâdî Sabzawarî, tingkatan insan itu mengikuti tingkatan kesempurnaan
imannya, jika ia mengimani apa yang dibawa oleh Rasulullah maka ia adalah seorang muslim,
jika kesempurnanya selain yang dua itu ditambah lagi dengan lebih banyak menyibukan diri
dalam ibadah maka ia adalah seorang abid, peringkat keempat jika ditambah lagi dengan sikap
mengabaikan dunia, maka ia adalah seorang zahid, jika ditambah lagi dengan memiliki
pengetahuan yang haqiqi maka ia adalah seorang arif dan jika kemudian Allah menempatkan
di maqam qaba qawsaynai aw adna dan juga dikarunia dengan ilham maka ia adalah wali.

‫ إنه‬.‫ وجعلني واياكم بما فيه من اآليات والذكر الحكيم‬،‫با رك هللا لى ولكم فى القرأن العظيم‬
‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫ أعوذ باهلل من الشيطن الرجيم‬.‫هو البر التواب الرؤوف الرحيم‬،
ِ ‫) ِإ ََّل الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬2( ‫ْر‬
َ ‫ت َوتَ َوا‬
‫صوْ ا‬ ِ ْ ‫) ِإ َّن‬1( ‫َو ْال َعصْ ِر‬
ٍ ‫اْل ْن َسانَ لَفِي ُخس‬
‫) ـ وقل رب اغفر وارحم وأنت ارحم الراحمين‬3( ‫صب ِْر‬ َّ ‫صوْ ا بِال‬ ِّ ‫بِ ْال َح‬
َ ‫ق َوتَ َوا‬

Materi Khutbah Jumat (2)

ُ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن َلَ ِالَ َه ِإَلَّ هللاُ َوهللا‬.‫ى تَوْ ِف ْي ِق ِه َو ِا ْم ِتنَا ِن ِه‬َ ‫ى ِإحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل‬ َ ‫هلل عَل‬ِ ‫الحمد‬
‫ص ِّل‬َ ‫ اللهُ َّم‬.‫ى ِرضْ َوانِ ِه‬ َ ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى إل‬ َّ ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد‬ َ ‫َوحْ َدهُ َلَ َش ِر ْي‬
‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا أَ َّما بَ ْع ُد فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا‬
‫هللا أَ َم َر ُك ْم ِبأَ ْم ٍر بَ َدأَ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل‬
َ ‫هللا فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن‬ َ
ُ َّ َ
‫ى النبِى يآ ايُّهَا ال ِذ ْينَ آ َمنوْ ا‬ َّ َ ‫صلوْ نَ عَل‬ ُّ َ َ َ ْ
َ ُ‫ئِ َكتِ ِه بِقد ِس ِه َوقا َل تَعالى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ ي‬ُ
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل‬ َ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اللهُ َّم‬.‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْس ِل ْي ًما‬ َ
ْ
ِ ‫ض اللهُ َّم َع ِن ال ُخلَفَا ِء الر‬
َ‫َّاش ِد ْين‬ ّ ْ
َ ْ‫ك َو َمآلئِ َك ِة ال ُمقَ َّر ِب ْينَ َوار‬ َ ِ‫ك َو ُر ُسل‬ ْ
َ ِ‫َسيِّ ِدناَ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَن ِبيآئ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن‬ َّ ‫أَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َو ُع ْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة ال‬
ِ ‫ك يَا أَرْ َح َم الر‬
َ‫َّاح ِم ْين‬ َ ِ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم ِب َرحْ َمت‬ َ ْ‫اِلَىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوار‬

Sesiapa yang mengenal dirinya akan mengenal tuhannya. Ini adalah hadis yang mengandung
banyak rahasia yang sayangnya sebagian besar dari manusia mengabaikan makna-makna
dalam dari hadis ini. Pengenalan tentang diri mungkin satu-satunya kebijakan yang tidak
dipelajari karena kesibukan-kesibukan yang diangap lebih penting dari pengenalan tentang diri.
Akibatnya hanya segelintir orang yang bisa bergerak. Sebagian besar orang merasa telah
bergerak maju padahal sebenarnya hanya berputar-putar saja. Dan mereka yang bergerak tidak
dari titik yang benar sebetulnya tidak bergerak kecuali hanyalah pergerakan yang tidak real.
Mengapa ada sebagian manusia yang berhasil melemahkan hasrat-hasrat nafsunya sehingga ia
menjadi manusia yang merdeka; bebas dari keinginan-keinginan yang rendah? Sementara yang
lain hidup menjadi budak-budak nafsu sampai menjelang kematiannya? Sebagian dari diri kita
‫‪adalah berada di tengah-tengah itu tidak dikuasi total tapi juga tidak bebas dari‬‬
‫‪dominasinya.‬‬

‫ت اللهُ َّم أَ ِع َّز‬ ‫ت اََلَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َواَْلَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَللهُ َّم ا ْغ ِفرْ ِل ْل ُم ْؤ ِم ِن ْينَ َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك اْل ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫ص َر‬ ‫ك َواْل ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬ ‫اْ ِْل ْسالَ َم َواْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوأَ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ك ِإلَى َيوْ َم ال ِّد ْي ِن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع‬ ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل اْل ُم ْس ِل ِم ْينَ َو َد ِّمرْ أَ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َما ِت َ‬ ‫ال ِّد ْينَ َو ْ‬
‫َعنَّا اْلبَالَ َء َواْل َوبَا َء َوال َّزَلَ ِز َل َواْل ِم َحنَ َوسُوْ َء اْلفِ ْتنَ ِة َواْل ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن‬
‫صةً َو َسائِ ِر اْلب ُْلدَا ِن اْل ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ اْل َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِناَ فِ ْي‬ ‫بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْسيَّا خآ َّ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬
‫اإن لَ ْم تَ ْغ ِفرْ لَنَا‬ ‫اب النَّ ِ‬‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َو ِقنَا َع َذ َ‬ ‫ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َو ِف ْي اْ ِ‬
‫َاس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُر ِباْل َع ْد ِل َواْ ِْلحْ َسا ِن َوإِيْتآ ِء ِذي‬ ‫َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ اْلخ ِ‬
‫هللا اْل َع ِظ ْي َم‬
‫ى َو َي ْن َهى ع َِن اْلفَحْ شآ ِء َواْل ُم ْن َك ِر َواْل َب ْغي َي ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا َ‬ ‫اْلقُرْ ب َ‬
‫ى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَرْ‬
‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َ‬

‫‪Dr. Kholid Al Walid‬‬

‫‪Dosen tetap UIN Syarif Hidayatullah Jakarta‬‬

Anda mungkin juga menyukai