Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH GERHANA BULAN

‫ض َولَهُ ال َح ْم ُد فِي اآلخ َرة ْال َح ِكي ُم ْال َخبِي ُر يَ ْعلَ ُم َما يَلِ ُج فِي‬ ِ ْ‫ت َو َما فِي اَْألر‬ ِ ‫أل َح ْم ُد هللِ الّ ِذي لَهُ َما فِي الس َما َوا‬
ُ‫ّحيم ال َغفُوْ رَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬ ِ ‫نز ُل ِمنَ ال َّس َما ِء َو َما يَ ْع ُر ُج فِيهَا وهو الر‬ ِ َ‫ض َو َما يَ ْخ ُر ُج ِم ْنهَا َو َما ي‬ِ ْ‫اَأْلر‬
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّدنا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى بِقَوْ لِ ِه َوفِ ْعلِ ِه ِإلَى ال َّر َشا ِد‬، ُ‫ك لَه‬َ ‫َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬

‫ان‬ ٍ ‫ب َو َعلَى التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِِإحْ َس‬


ِ ‫ص َوا‬ َّ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحاِب ِه الهَا ِد ْينَ لِل‬ َ َ‫اللَّهُ َّم ف‬
ِ ‫ِإلَى يَوْ ِم ْال َمآ‬
‫ب‬
‫ه‬Pِ ِ‫ق تُقَاتِه َوالَتَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َوَأنـْتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ نَ فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَ َعال َى فِي ِكتَاب‬ َّ ‫ اِتَّقُوْ اهللاَ َح‬، َ‫ ْال ُم ْسلِ ُموْ ن‬P‫ فَيَااَيُّهَا‬،‫أ َّما بَ ْع ُد‬
‫ َوِإ ْذ تََأ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَِئ ْن َشكَرْ تُ ْم َأَل ِزي َدنَّ ُك ْم َولَِئ ْن َكفَرْ تُ ْم ِإ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد‬:‫ْال َك ِري ِْم‬

Jamaah Shalat Gerhana Bulan Rahimakumullah


Petang ini kita hendaknya terus berupaya meningkatkan takwallah
dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang.
Apalagi dalam suasana alam yang terkadang kurang bersahabat
yang antara lain ditandai dengan beragam musibah. Termasuk
petang ini lantaran telah terjadi gerhana bulan total. Sungguh
semua yang terjadi harusnya menyadarkan kita untuk
meningkatkan takwallah tersebut.

Hadirin yang Dimuliakan Allah SWT


Apa yang terlintas di benak kebanyakan orang ketika disebut kata
“ibadah”? Barangkali yang paling dominan adalah bayangan
tentang seseorang mengerjakan shalat, puasa, haji, umrah, dzikir;
mengenakan mukena, berhijab, baju koko, peci, dan gambaran
kegiatan formal dan aneka atribut lainnya. Bayangan tersebut
tidak sepenuhnya salah. Meskipun, kebanyakan melupakan jenis
ibadah lain yang sangat penting, tidak terlihat, namun bernilai
tinggi di sisi Allah SWT. Ibadah apakah itu? Yakni berpikir atau
tafakur. 

Akal merupakan karunia terbesar Allah kepada manusia yang


membedakannya dari semua binatang dan benda-benda mati.
Nyaris semua kemampuan fisik yang dimiliki manusia, juga
dipunyai binatang—bahkan binatang bisa lebih andal dalam hal-
hal tertentu. Hanya saja, sehebat apa pun kapasitas binatang, ia
tetap tidak akan mampu menciptakan peradaban agung lantaran
tak mempunyai akal sebagaimana dimiliki manusia. Dengan
demikian, pantaslah manusia (al-insân) selalu didefinisikan
sebagai hayawân nâthiq, yakni hewan yang berpikir. Akal atau
pikiran adalah kunci pembeda.

Hilangnya fungsi akal pada diri manusia berarti menutunkan


derajatnya selevel dengan binatang, atau bahkan lebih rendah. Al-
Qur’an sendiri menyebut para ahli neraka yang tidak mau
menggunakan akal, mata, dan telinganya untuk merenungkan
ayat-ayat Allah sebagai: 

َ ‫ضلُّ ُأوْ لَِئ‬


  َ‫ك هُ ُم ْالغَافِلُون‬ َ ‫ُأوْ لَِئ‬
َ ‫ك َكاَأل ْن َع ِام بَلْ هُ ْم َأ‬

Artinya: Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih


sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.  (QS al-A’raf: 179) 

Jamaah Shalat Gerhana Bulan Total 


Imbauan untuk berpikir, merenung, atau mendayagunakan akal
tersebar banyak dalam Al-Qur’an. Redaksinya pun bermacam-
macam, ada yang menggunakan akar kata fikr, dzikir, aql, fiqh, ‘ilm,
nadhar, dan albâb. Seluruhnya menunjukkan betapa Islam sangat
memperhatikan potensi akal manusia. Karena itu pula, merenungi
ciptaan Allah bisa lebih utama dibanding ibadah sunnah
semalaman. Perintah tentang berpikir dan menghayati ciptaan
Allah datang langsung dari Al-Qur’an: 

ِ ‫ت ُأِلولِي اَأْل ْلبَا‬


 ‫ الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًما‬،‫ب‬ ِ َ‫ف اللَّي ِْل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ِ ‫اختِاَل‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ِ ‫ِإ َّن فِي خ َْل‬
‫ك فَقِنَا‬َ َ‫اطاًل ُس ْب َحان‬ِ َ‫ض َربَّنَا َما خَ لَ ْقتَ ٰهَ َذا ب‬ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ِ ‫َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي خ َْل‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫َع َذ‬

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.  (QS Ali Imran:
190-191)

Rasulullah SAW juga bersabda: 

ِ ‫فَ َّكرُوا فِي خ َْل‬


 ُ‫ فَِإنَّ ُك ْم لَ ْن تَ ْق ِدرُوْ ا قَ ْد َره‬،ِ‫ َوالَ تَتَفَ َّكرُوْ ا فِي هللا‬،ِ‫ق هللا‬

Artinya: Berpikirlah tentang ciptaan Allah, dan jangan kalian


memikirkan Allah karena kalian pasti tak memiliki kemampuan untuk
itu. (HR Abu Syekh dari Ibnu ‘Abbas) 

Kita memang dilarang memikirkan hakikat Dzat Allah yang


memang mustahil dicapai, tapi manusia diperintah untuk
memikirkan makhluk-makhluk-Nya, termasuk bumi, bulan,
matahari, serta fenomena gerhana.  

Hadirin Jamaah Shalat Gerhana Bulan Total yang Berbahagia


Gerhana bulan total merupakan bagian dari fenomena alamiah.
Namun, di balik itu ada kekuatan besar yang tampak ketika kita
mau merenunginya. Gerhana bulan total terjadi saat sebagian
atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi.
Peristiwa tersebut berlangsung bila bumi berada di antara
matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama—saat itu
cahaya matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi
oleh bumi. Fenomena alam ini mengindikasikan bahwa bumi,
bulan, matahari, serta seluruh tatanan angkasa bergerak sesuai
garis orbit sebagaimana sunnatullah. Keteraturan dan
keharmonisan ini menandakan bahwa Allah Maha Mengatur.
Kehebatan fakta astronomis ini sukar disangkal lantaran mustahil
manusia mengintervensi fenomena gerhana. 

Berbeda dengan fenomena biologis tertentu, misalnya bibit


tumbuhan yang bisa direkayasa, gerhana bulan total adalah
fenomena besar yang tak mungkin dikendalikan manusia.
Kenyataan tersebut kian menegaskan kelemahan manusia sebagai
hamba di hadapan Allah SWT. Tidak heran bila Imam al-Ghazali
dalam Al-Adab fid Din menyerukan seyogianya fenomena gerhana
membuat orang semakin menampakkan ketundukan diri kepada
Allah SWT, bertobat dari kesalahan-kesalahan, serta semakin
meresapi kehadiran Ilahi dalam kehidupannya. 

Secara rinci, Imam al-Ghazali mengingatkan: 

ْ
 ‫ َوسُرْ َعةُ القِيَ ِام ِإلَى‬،‫ك ال ِملَ ِل‬
ُ ْ‫ َوتَر‬،‫ َو ُمبَا َد َرةُ التَّوْ بَ ِة‬،‫َع‬ِ ‫ َوِإظهَا ُر ال َجز‬،‫َع‬ ِ ‫ َد َوا ُم ْالفَز‬:‫آداب الخسوف‬
‫ َوا ْستِ ْش َعا ُر ال َح َذ ِر‬،‫ َوطُوْ ُل القِيَ ِام فِ ْيهَا‬،‫صاَل ِة‬
َّ ‫ال‬

Artinya: Perilaku yang semestinya ditunjukkan saat terjadi gerhana


bulan yakni senantiasa memiliki rasa takut, menampakkan rasa
gelisah, segera bertobat, tidak bersikap mudah bosan, segera
melaksanakan shalat, berlama-lama dalam shalatnya, dan
merasakan adanya peringatan. 

Bagi Imam al-Ghazali, peristiwa gerhana adalah momen


merenungi keagungan Allah yang Maha Agung. Kedahsyatan
kekuasaan-Nya yang berhasil dihayati selanjutnya akan
mengondisikan kalbu untuk selalu merendah di hadapan-Nya,
gelisah dengan dosa-dosa, betah dalam upaya mendekatkan diri,
lalu berlanjut dengan memperbanyak istighfar alias memohon
ampun kepada Allah. Gerhana adalah bagian dari ayat kauniyah
Allah, di samping ayat qauliyah berupa Al-Qur’an. Di dalamnya ada
ilmu yang melimpah dan beruntunglah bagi orang-orang yang
mau merenungkan ayat jenis ini yang gejalanya ada di mana-mana
dan kapan saja: di sekeliling atau bahkan di dalam diri kita sendiri,
serta dalam tiap detak jantung dan tarikan napas.
 
Artikel diambil dari: Khutbah Gerhana Bulan: Tafakur, Ibadah
yang Sering Dilupakan
‫‪Kita beruntung masih dikaruniai kesadaran oleh Allah SWT untuk‬‬
‫‪mau melaksanakan shalat gerhana ini secara berjamaah dalam‬‬
‫‪kesempatan ini. Melaksanakan shalat dan mendengarkan khutbah‬‬
‫‪adalah sebuah keutamaan. Namun, ada yang lebih utama dari ini,‬‬
‫‪yakni meresapi hakikat femomena alam untuk kemudian semakin‬‬
‫‪mendekatan diri kepada Allah SWT. ‬‬

‫‪Ibnu ‘Abbas berkata: ‬‬

‫ْض لَ ْيلَ ٍة َأ َحبُّ ِإلَ َّ‬


‫ي ِم ْن ِإحْ يَاِئهَا‪ ‬‬ ‫تَ َذا ُك ُر ْال ِع ْل ِم بَع َ‬

‫‪Artinya: Berkontemplasi (bertafakur) pada sebagian malam lebih aku‬‬


‫‪cintai ketimbang melaksanakan ibadah sunnah sepanjang malam. ‬‬

‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ P،‬ونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم‪ ‬‬
‫ك هللا لِي َولَ ُك ْم ِفى ْالقُرْ ِ‬‫بَا َر َ‬
‫تِالَ َوتَهُ َوِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‪َ ،‬وَأقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّحيْم‬

‫‪Khutbah II ‬‬

‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ عَل َى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫ك لَهُ‬
‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه‬ ‫َوَأ ْشهَ ُد َّ‬
‫َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬

‫َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه‬ ‫صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬ ‫َوثَـنَى‪ P‬بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫ك‬‫آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ‪P‬‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫َّاش ِد ْينَ َأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َو ُع ْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِ‪P‬ة‬ ‫ض اللّهُ َّم ع َِن ْال ُخلَفَا ِء الر ِ‬ ‫ك َو َمآلِئ َك ِ‪P‬ة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬ ‫َو ُر ُسلِ َ‬
‫ك يَا َأرْ َح َم‬ ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬ ‫ان اِلَىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ‬‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي‪ P‬التَّابِ ِعي َ‪ْP‬ن لَهُ ْم بِاِحْ َس ٍ‬ ‫ال َّ‬
‫َّاح ِم ْينَ‬
‫الر ِ‬

‫ت اللهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم‬


‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬
‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َ‪ْP‬ن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‪P‬‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ك ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬ ‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ك ِإلَى يَوْ َم ال ِّدي ِْن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل‬ ‫ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬
‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ‬
‫صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلد ِ‬ ‫َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِ‪P‬ة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْسيَّا‪ P‬خآ َّ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا‪ P‬اَ ْنفُ َسنَا‬‫اب النَّ ِ‬‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِناَ‪ P‬فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬
‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخ ِ‬
‫َاس ِر ْينَ‬ ‫َو ْ‬

‫ان َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى‪ P‬ع َِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم‬ ‫ْأ‬
‫ِعبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai