Anda di halaman 1dari 8

MODUL KEGIATAN PEMBELAJARAN

SMA ADVENT PURWODADI

TANGGAL : 14 Oktober 2021


MODUL : 6

Teks Anekdot

Tujuan Pembelajaran :

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik genre saintifik dan  


CLIL dengan model pembelajaran discoveri peserta didik dapat mengidentifikasi struktur
isi  teks anekdot dan pola penyajian karakter unggul tokoh anekdot,  menjelaskan makna kata
istilah, dan ungkapan dalam teks anekdot dengan menggunakan teks narasi, menyusun teks
anekdot dan mempresentasikannya dengan rasa ingin tahu, responsif dan tanggung jawab
selama proses pembelajaran dan bersikap, jujur, percaya diri serta pantang menyerah.
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT
Kaidah kebahasaan merupakan aturan-aturan yang sudah pasti berkaitan dengan
kebahasaan yang digunakan ataupun aspek kualitas/ ciri khas yang menonjol pada suatu teks.
Ada beberapa kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks anekdot. Kaidah kebahasaan
tersebut yaitu:
1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Kalimat ini mengandung isi yang menyampaikan sebuah kejadian atau peristiwa yang telah
terjadi. Berikut contoh kalimat yang menyatakan sebuah peristiwa.
a. Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang
pedati yang rajin dan tekun.
b. Suatu hari seorang warga dari Sukaraja mendatangi kantor polisi.
c. Saat itu, suasana kelas sedang hening karena Bu Eva sedang menyampaikan materi
tentang adzab kubur.

2. Kalimat retoris
Kalimat retoris merupakan kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban, karena jawaban
dari pertanyaan yang diajukan secara umum sudah pasti dan tidak perlu ditanyakan lagi.
Berikut contoh-contoh kalimat retoris.
a. Apakah kamu ingin kaya?
b. Siapa yang ingin masuk surga?
c. Apakah kamu punya hati?

3. Konjungsi temporal
Konjungsi temporal merupakan kata hubung yang menyatakan hubungan waktu, seperti: lalu,
kemudian, sebelumnya, selanjutnya, sejak, sejenak, sambil, seraya, hingga. Berikut contoh
kalimat yang menggunakan konjungsi temporal.
a. Waktu aku berjalan-jalan ke taman sekolah, aku melihat Putri sedang termenung,
kemudian dia menangis.
b. Aku berada di sekolah hingga sore hari.
c. Selesaikan dulu pekerjaan rumahmu, selanjutnya kau boleh main sepuasnya.

4. Verba/ kata kerja aksi


Kata kerja aksi merupakan kata kerja yang menyatakan subjek sedang melakukan suatu
pekerjaan/ aksi dan bisa terlihat tindakan atau perbuatannya. Berikut contoh kalimat yang
menggunakan verba aksi.
a. Ibu sedang mengiris bawang merah di dapur.
b. Untuk menenangkan hati, akhirnya Filga membaca Buku.
c. Tadi pagi, saat pelajaran olah raga, Fauzan berlari dengan sangat cepat.

5. Kalimat seru
Kalimat seru merupakan kalimat yang digunakan untuk menggambarkan perasaan yang ada
di dalam diri seseorang, seperti marah, kesal, sedih, gembira, dan lain-lain. Kalimat seru atau
kalimat interjeksi di akhir kalimat menggunakan tanda seru (!) dan biasanya digunakan dalam
bentuk percakapan. Berikut ini contoh-contoh kalimat seru.
a. Ih, tak sudi aku jadi pacarmu!
b. Sialan, aku terjebak rayuan gombalnya!
c. Asyik, besok kita berangkat ke Korea!
d. Wah, kerudungmu bagus sekali!
e. Alhamdulillah, kita bisa menikah Bang!
f. Astaga, aku sampai kaget mendengarnya!
g. Gila, berani sekali dia mengkhianatiku!
h. Hai Kevin, senang sekali aku melihatmu!

6. Kalimat perintah
Kalimat perintah atau biasa juga disebut kalimat imperatif merupakan kalimat yang berisi
perintah tentang sesuatu hal dengan tujuan agar orang yang diperintah dapat melaksanakan
perintah tersebut. Di akhir kalimat, kalimat perintah juga menggunakan tanda seru (!).
Berikut ini contoh-contoh kalimat perintah.
a. Enyahlah kau dari kehidupanku!
b. Buang sampah itu pada tempatnya!
c. Jangan kau coba-coba merokok!
d. Tolong buka jendela itu!
Contoh Soal

Cara Keledai Membaca Buku


Alkisah, Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya
dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk memberi syarat, Ajari terlebih dahulu keledai itu
membaca. Dua minggu setelah sekarang, datanglah kembali kemari, dan kita lihat apa yang
akan terjadi.
Nasrudin berlalu, sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan
diperbuat. Jika dapat mengajari keledai itu membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun
jika tidak, hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk
menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktekkan apa yang telah ia
lakukan. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut, dan
membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu. Dan ajaib!! Tak lama kemudian Si Keledai mulai
membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga
halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca
seluruh isi bukunya.
Demikianlah, kata Nasrudin, Keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya.
Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan mulai menginterogasi, Bagaimana caramu
mengajari dia membaca ...?
Nasrudin berkisah, Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar
mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar
membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalu tidak ditemukan biji gandumnya
ia harus membalik halaman berikutnya. Dan itu ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik -
balik halaman buku itu. Tapi, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya? tukas Timur
Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-
balik halaman tanpa mengerti isinya.
Jadi kalau kita juga membuka - buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita
sebodoh keledai, bukan? kata Nashrudin dengan mimik serius. hehehe.
Unsur kebahasaan dalam teks anekdot Cara Keledai Membaca Buku

1. menggunakan  kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai.

2. menggunakan kalimat retoris atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan


jawaban

"Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai,
bukan?” kata Nashrudin dengan mimik serius.

3. menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan waktu

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana.

Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus-
menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap
Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya

4. menggunakan kata kerja aksi

Contoh:

Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar


Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur
Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
LATIHAN SOAL1

Antara Pencuri Sandal dan Koruptor


Di suatu persidangan, seorang hakim memutuskan untuk menjatuhkan hukuman 5 tahun
penjara terhadap Bagus, seorang pemuda berumur 23 tahun. Bagus terbukti bersalah mencuri
sepasang sandal di masjid.

Bagus: “Lho, Pak Hakim, sepasang sandal itu hanya berharga Rp 30.000 saja, mengapa saya
dihukum 5 tahun penjara? Sedangkan para koruptor lebih ringan hukumannya padahal uang
rakyat yang mereka curi jauh lebih banyak!”
Hakim: “Anda merugikan satu orang senilai Rp 30.000. Sedangkan koruptor merugikan 200
juta orang dengan korupsi sebanyak Rp 2 miliar. Jika dihitung-hitung, kerugian yang didapat
tiap orang hanya Rp 10.”

Bagus: “Lalu?”

Hakim: “Lalu apa lagi? Nilai tindakan Anda jauh lebih merugikan. Maka Anda saya hukumi
lebih berat dari koruptor!”

Bagus: (Pingsan)

1. Bacalah kembali teks anekdot berjudul “Antara Pencuri Sandal dan Koruptor’’

Analisislah ciri kebahasaan pada teks anekdot tersebut!


REFENSI

Buku Siswa: Belajar Praktis Bahasa Indonesia Mata Pelajaran Wajib untuk SMA/MA Kelas
X Semester.Viva Pakarindo

Uji Darmawati, Y. Budi Artati. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA mata pelajaran wajib.
Yogyakarta: Intan Pariwara.

http://belajarsastra13.blogspot.com/2018/10/kaidah-kebahasaan-teks-anekdot.html
https://notepam.com/contoh-teks-anekdot/

Anda mungkin juga menyukai