WANITA TAQWA
BENGKEL DIRI
KEHIDUPAN UMUM DAN
KEHIDUPAN KHUSUS BAGI WANITA
• Nabi saw berkata kepada Asma binti Abu Bakar: "Wahai Asma
sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidl)
maka tidak pantas baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini
dan ini seraya menunjukkan wajah dan telapak
tangannya.“(Tafsir Ibnu Katsir, 4/227)
KEHIDUPAN UMUM BAGI WANITA (LANJUTAN)
• Pakaian atas (al libaas al-a’la)
• Allah SWT berfirman :
•
• َو ْليَضْ ِرب َْن بِ ُخ ُم ِر ِه َّن َعلَى ُجيُوبِ ِه َّن
•
• "…Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…" (QS An-Nur
: 31).
•
• Dalam ayat ini, terdapat kata khumur, yang merupakan bentuk jamak (plural) dari
khimaar. Arti khimaar adalah kerudung, yaitu apa-apa yang dapat menutupi
kepala (maa yughaththa bihi ar-ra`su). (Tafsir Ath-Thabari, 19/159; Ibnu Katsir,
6/46; Ibnul 'Arabi, Ahkamul Qur`an, 6/65 ).
• Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang
dimaksud “khimaar” adalah apa-apa yang digunakan untuk menutupi kepala (maa
yughaththa bihi ar ras`su)
JILBAB
• Al-libaas al’adna (pakaian bagian bawah)
• Mengenai jilbab, Allah SWT berfirman :
ين َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن َجالبِيبِ ِه َّن َ ِك َونِ َسا ِء ْال ُمْؤ ِمن
َ ِين يُ ْدن َ ِيَا َأيُّهَا النَّبِ ُّي قُلْ َأل ْز َوا ِج َك َوبَنَات •
•
• "Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mu'min,'Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka.' (QS Al-Ahzab : 59).
• kata jalabib yang merupakan bentuk jamak (plural) dari kata jilbab. Memang para
mufassir berbeda pendapat mengenai arti jilbab ini. Imam Syaukani dalam Fathul
Qadir (6/79), misalnya, menjelaskan beberapa penafsiran tentang jilbab. Imam
Syaukani sendiri berpendapat jilbab adalah baju yang lebih besar daripada kerudung,
dengan mengutip pendapat Al-Jauhari pengarang kamus Ash-Shihaah, bahwa jilbab
adalah baju panjang dan longgar (milhafah)
• Menafsirkan ayat ini, Imam Al Qurthubi berkata,”Kata jalaabiib adalah bentuk
jamak dari jilbab, yaitu baju yang lebih besar ukurannya daripada kerudung
(akbar min al khimar). Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud
berpendapat bahwa jilbab artinya adalah ar ridaa` (pakaian sejenis jubah/gamis)
• Memang terdapat satu qaul (pendapat) yang mengatakan “jilbab” artinya adalah
“al qinaa’ ” yang dapat diindonesiakan sebagai “kudung kepala wanita” atau juga
dapat diartikan sebagai “cadar” (sesuatu yang menutupi wajah, maa yasturu bihi
al wajhu). (A.W. Munawwir, Kamus Al Munawwir, hlm. 1163; Mu’jam Lughah
Al Fuqaha`, hlm. 283). Mungkin qaul inilah yang masyhur di Indonesia, sehingga
kemudian jilbab lebih populer dimaknai sebagai kerudung.
• Namun qaul tersebut dianggap lemah oleh Imam Al Qurthubi, sehingga beliau
menguatkan pendapat bahwa jilbab itu bukanlah kerudung atau cadar, melainkan
baju yang menutupi seluruh tubuh (al tsaub alladzy yasturu jamii’ al badan).”
(Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, 14/107)
• Diriwayatkan dari Ummu 'Athiah yang berkata:
• "Rasulullah saw. memerintahkan kami agar keluar (menuju lapangan)
pada saat hari raya Iedul Fithri dan Iedul Adlha, baik ia budak wanita,
wanita yang haidl, maupun yang perawan. Adapun bagi orang-orang
yang haidl maka menjauh dari tempat shalat, namun menyaksikan
kebaikan dan seruan kaum muslimin. Lalu aku berkata: Wahai
Rasulullah saw. salah seorang di antara kami tidak memiliki jilbab.
Maka Rasulullah saw. menjawab: 'Hendaklah saudaranya itu
meminjamkan jilbabnya."
TARJIH JILBAB
• Pendapat yang dinilai rajih (kuat) oleh Imam Qurthubi inilah yang sebenarnya
lebih masyhur dalam kitab-kitab tafsir ataupun kamus. Dalam kitab kamus Al
Mu’jamul Wasith, misalnya, disebutkan jilbab adalah baju yang menutupi
seluruh tubuh (al tsaub al musytamil ‘ala al jasadi kullihi). Jilbab juga
diartikan apa-apa yang dipakai wanita di atas baju-bajunya seperti milhafah
(mantel/baju kurung) (maa yulbasu fauqa tsiyaabiha ka al milhafah). (Al
Mu’jamul Wasith, hlm. 126).
• Senada dengan itu, menurut Syekh Rawwas Qal’ah Jie, jilbab adalah suatu baju
yang longgar yang dipakai wanita di atas baju-bajunya (baju kerja/rumah)
(tsaub wasi’ talbasuhu al mar`ah fauqa tsiyaabiha) (Rawwas Qal’ah Jie,
Mu’jam Lughah Al Fuqaha`, hlm. 126). Demikian juga menurut Syekh
Wahbah Zuhaili dalam kitabnya At Tafsir Al Munir fi Al ‘Aqidah wa Al
Syari’ah wa Al Manhaj, beliau memberikan makna serupa untuk kata jilbab.
Jilbab menurut Syekh Wahbah Zuhaili adalah baju panjang (al mula`ah) yang
dipakai perempuan seperti gamis, atau baju yang menutup seluruh tubuh.
(Wahbah Zuhaili, At Tafsir Al Munir, 22/114).
PANDUAN
KEHIDUPAN UMUM BAGI WANITA
1. Islam telah memerintahkan baik kepada pria maupun wanita untuk
menundukkan pandangan. Allah SWT berfirman:
3. Islam melarang seorang wanita melakukan safar dari suatu tempat ke tempat lain
selama perjalanan sehari semalam, kecuali disertai muhrimnya. Rasulullah saw
bersabda:
Tidak dibolehkan seorang wanita yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir
melakukan perjalanan selama sehari semalam kecuali bila disertai muhrimnya."
4. Islam melarang pria dan wanita untuk berkhalwat kecuali wanita itu disertai
muhrimnya. Rasulullah saw bersabda:
"Tidak diperbolehkan antara seorang pria dan wanita itu berkhalwat kecuali apabila
(wanita itu) disertai muhrimnya."
PANDUAN KEHIDUPAN UMUM
5. Islam melarang wanita untuk keluar dari rumahnya kecuali seizin
suaminya,