Anda di halaman 1dari 10

PENANGANAN LONELINESS PROBLEM PADA LANSIA DITINJAU DARI

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

MADAGO, TENTENA.

1
Dewi Anggreini, 2Febri yunita pobahi
1, 2
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Timur
1
Korespondensi; Email: dhewi_dean10@yahoo.com

ABSTRAK

Aspek psikologi merupakan faktor penting dalam kehidupan lanjut usia, bahkan sering
lebih menonjol daripada aspek lainnya dalam kehidupan seorang lanjut usia. Kondisi lanjut usia
yang mengalami berbagai penurunan atau kemunduran fungsi psikis dapat mempengaruhi
mobilitas dan juga kontak sosial, salah satunya adalah rasa kesepian (loneliness). tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk Mengetahui gambaran program pelayanan panti,Untuk mengetahui
penanganan loneliness problem pada lansia, untuk mengetahui gambaran program pelayanan
panti dalam mengatasi loneliness problem yang dihadapi lansia dan untuk mengetahui
hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan program dalam mengatasi loneliness problem
pada lansia. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
menggunakan jenis penelitian deskriptif. Berdasarkan penelitian kedua orang subyek,
loneliness problem dapat ditangani dengan bimbingan konseling. Aktifnya berbagai program
dan kegiatan yang dilaksanakan di panti sangat berpengaruh dalam mengatasi loneliness
problem yang terjadi pada lanjut usia yang berada di panti.

Kata Kunci : Loneliness Problem, Bimbingan Konseling, Lansia

46 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


ABSTRACT

Psychological aspects are an important factor in elderly life, often more


prominent than other aspects of an elderly person's life. Older people who experience a
decline or decline in psychological function can affect mobility as well as social contact,
one of which is feeling lonely (loneliness). The purpose of this study was to determine
the description of the orphanage program, to find out the loneliness problem in the
elderly, to describe the orphanage program in overcoming the loneliness problem faced
by the elderly and to find out the obstacles faced in implementing the program in
overcoming loneliness problems in the elderly. The research method used is a
qualitative approach using descriptive research types. Based on the research of the two
subjects, the loneliness problem can be handled by counseling. The active various
programs and activities carried out in the orphanage are very influential in overcoming
the loneliness problem that occurs in the elderly in the orphanage.

Keywords: Loneliness Problem, Counseling, The Elderl

47 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


I. PENDAHULUAN
Awal mula adanya peradaban mencapai 24,4 juta orang atau 10% dari
manusia, misteri yang meliputi proses seluruh penduduk Indonesia pada saat
penuaan dan kehidupan itu selalu itu dan pada tahun 2020 akan mencapai
menjadi pergumulan manusia. sekitar 30 juta orang.
Semuanya menginginkan adanya Di Indonesia, hal-hal yang terkait
keperkasaan dan keabadian untuk dengan usia lanjut diatur dalam suatu
kesempurnaan hidup, suatu hal yang undang-undang yaitu Undang-undang
hampir pasti mustahil diciptakan oleh Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998
manusia. Proses menua atau aging tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
adalah suatu proses alami pada semua Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang
makhluk hidup. Semua makhluk hidup No. 13 Tahun 1998 tersebut dinyatakan
memiliki siklus kehidupan menuju tua bahwa yang dimaksud dengan lanjut
yang diawali dengan proses kelahiran, usia adalah seseorang yang berusia 60
kemudian tumbuh menjadi dewasa dan tahun. Di negara-negara maju seperti
berkembang biak, selanjutnya menjadi Amerika Serikat, Kanada, Belanda,
semakin tua dan akhirnya akan Australia, Swedia dan beberapa negara
meninggal. Proses penuaan juga Eropa lainnya yang angka harapan
merupakan suatu proses alami pada hidup penduduknya relatif lebih tinggi
semua makhluk hidup dan masa yang daripada negara-negara berkembang
tidak bisa dielakkan oleh siapapun yang menggunakan batasan usia 65 tahun
bisa dilakukan oleh manusia hanyalah sebagai batas terbawah untuk kelompok
menghambat proses penuaan tersebut. penduduk lanjut usia agak berbeda
Sementara itu menurut Bureau of dengan negara Asia termasuk Indonesia
Census Amerika Serikat (dalam yang menggunakan batasan lanjut usia
Hutapea, 2005), Indonesia dalam kurun 60 tahun keatas (Suardiman, 2011).
waktu 1990-2015 akan memiliki Berdasarkan laporan Badan Pusat
kenaikan jumlah penduduk lansia Statistik (BPS) terjadi peningkatan Umur
sekitar 41% artinya, ini yang paling Harapan Hidup (UHH). Pada tahun
tinggi di dunia. Diduga pada tahun 2015, 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5
jumlah lansia di Indonesia akan tahun (dengan persentase populasi
48 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
lansia adalah 7,18%). Angka ini 2. Untuk mengetahui penanganan
meningkat menjadi 69,43 tahun pada loneliness problem pada lansia
tahun 2010 (dengan persentase 3. Untuk mengetahui gambaran
populasi lansia adalah 7,56%) pada program pelayanan panti dalam
tahun 2011 menjadi 69,65 tahun mengatasi loneliness problem
(dengan persentase populasi lansia yang dihadapi lansia.
adalah 7,58%) dan pada tahun 2020 4. Untuk mengetahui hambatan
diperkirakan 28,8 juta jiwa yang dihadapi dalam
(11,34%).(www.bps.com. Diakses pada melaksanakan program dalam
Selasa, 24 Februari 2015, pukul 02.05 mengatasi loneliness problem
WITA.). Bimbingan mental spiritual, pada lansia
bimbingan kesehatan dan bimbingan
keterampilan.
Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui gambaran


program pelayanan panti

II. METODE PENELITIAN


Pendekatan penelitian yang generalisasi (Sugiyono dalam Prastowo,
digunakan adalah pendekatan kualitatif. 2011). Pada penelitian ini penulis
Metode penelitian ini digunakan untuk mengajukan penelitian yang
meneliti pada kondisi objek yang menggunakan jenis penelitian deskriptif.
alamiah. Dalam metode penelitian ini Menurut Arikunto (dalam Prastowo,
peneliti berfungsi sebagai instrumen 2011) bahwa penelitian deskriptif tidak
kunci, teknik pengumpulan data dmaksudkan untuk menguji hipotesis
dilakukan secara tringulasi (teknik tertentu tetapi hanya menggambarkan
gabungan), analisis data bersifat induktif “apa adanya” tentang suatu variabel,
dan hasil penelitian kualitatif lebih gejala atau keadaan.
menekankan pada makna daripada

49 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Riwayat Subyek Penelitian Pertama

1. Observasi Subyek A mereka selalu harmonis hingga akhirnya


suami subyek meninggal di usia 52
Subyek merupakan seorang
tahun. Sejak saat saat itu subyek
perempuan berinisial YB. Saat ini
seorang diri menjalani kehidupan
subyek memasuki usia 74 tahun dan
sebagai seorang janda.
tergolong pada tahap perkembangan
3. Kegiatan Subyek
masa dewasa akhir. Subyek adalah
salah seorang lanjut usia yang tinggal di Menghadapi masa lanjut usia yang
PSTW selama 8 tahun, subyek mampu telah mengalami penurunan fisik dan
berjalan dan duduk dengan baik serta psikologis, terkadang menghalangi para
mampu memegang pulpen, menulis lanjut usia melakukan aktivitas seperti
sendiri tanpa bantuan dari orang lain. pada waktu muda. Namun subyek
Sejak awal proses wawancara merupakan lanjut usia yang sangat rajin
berlangsung hingga akhir wawancara dan mandiri mampu melakukan
subyek mampu berkomunikasi dengan pekerjaan dan tidak hanya berdiam diri.
baik dan terlihat sangat ramah dalam 4. Kondisi Subyek di panti
bertutur kata. Panti merupakan pilihan yang tepat
2. Hubungan subyek dengan bagi subyek untuk melanjukan hidup

Keluarga sebagai seorang lanjut usia yang sangat


membutuhkan perhatian dari orang lain.
Hubungan subyek dengan
Panti menyediahkan polik untuk lanjut
keluarga cukup harmonis. Sejak kecil
usia yang sakit sehingga bagi para
subyek tinggal bersama orang tua
lanjut usia yang mengalami penyakit
angkat. Jadi subyek lebih dekat dengan
yang tidak parah diberikan pelayanan
orang tua angkat dibandingkan dengan
kesehatan oleh pegawai panti yang
orang tua kandung. Subyek memiliki
polik tersebut.
adik kandung perempuan namun sudah
5. Sikap Sosialisasi Subyek
meninggal dunia. Ketika usia 22 tahun
Selama berada di panti, subyek
subyek menikah dengan seorang laki-
mampu bersosialisasi dengan para
laki yang dicintai subyek. Hubungan
50 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
lanjut usia dan pegawai panti. Hal mampu menerima informasi yang
tersebut terbukti dari wawancara yang diberikan oleh peneliti. Hal tersebut
dilakukan oleh peneliti kepada beberapa terlihat saat subyek mampu menjawab
pegawai panti yang mengetahui semua pertanyaan yang diajukan oleh
bagiamana perilaku subyek selama peneliti dengan baik. Meskipun secara
berada di panti. Mereka mengatakan proses perkembangannya yang
subyek selalu memiliki hubungan yang memasuki dewasa akhir, subyek
baik dengan sesama lanjut usia bahkan mengalami penurunan fungsi kognitif
pegawai yang ada di panti. Subyek yaitu sering melupakan apa yang akan
sendiri mengakui bahwa hubungannya disampaikan kepada peneleiti
dengan teman-teman dan pegawai panti berhubungan dengan pertanyaan yang
terjalin sangat baik. Sikap sosialisasi diajukan oleh peneliti, Kondisi fisik
baik yang dimiliki subyek, membuat subyek pada saat proses wawancara
subyek merasa betah tinggal di panti terlihat sehat dan subyek mampu
dari pada tinggal di kampung. Subyek melakukan ativitasnya setiap hari.
senang mendapatkan banyak teman Subyek dapat berkomunikasi secara
yang bisa diajak untuk saling bertukar baik dengan peneliti.
pikiran. 2. Hubungan subyek dengan keluarga
B. Riwayat Subyek Penelitian Kedua Hubungan subyek dengan keluarga
1. Observasi Subyek B sangat baik dan harmonis. Subyek
Subyek merupakan seorang adalah anak kedua dari tujuh
perempuan berinisial HL. Saat ini bersaudara. Waktu kecil subyek dekat
subyek usia berkembangan dewasa denan kedua orang tua.dan saudara-
akhir yaitu berusia 65 Tahun. Subyek saudaranya. Saat menikah subyek
memiliki bentuk tubuh yang proposional memiliki lima orang dan telah menikah.
dengan berat badan 63 kg dan berat Selama berada di panti anak-anak dari
badan 159 cm. subyek memilki bentuk dubyek selalu menjeguk subyek,
wajah yang bulat dan berkulit putih. bahkan mereka selalu datang ke panti
Sealama proses wawancara membantu membersihkan kamar
berlangsung, subyek terlihat tenang dan subyek. subyek juga sering kerumah
santai dan selalu tersenyum. Subyek anak kelimanya, karena dari lima
51 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
bersaudara hanya anak bungsu subyek mepersullit anak-anak untuk mengurus
yang tinggal didaerah dekat panti mereka. Mereka selalu melakukan
tempat subyek tinggal. pekerjaan bersama dan saling
3. Kegiatan Subyek membanti jika ada diantara mereka
Aktivitas yang dilakukan subyek yang mengalami masalah. selama
selama berada di panti tidak terlalu berada di panti subyek tidak pernah
banyak karena kondisi fisik yang mengalami konflik dengan teman panti.
semakin menurun. Subyek hanya Sejak suami subyek meninggal dua
melakukan kegiatan yang mampu tahun yang lalu, subyek mengerjakan
dilakukannya sendiri yaitu berkebun, setiap pekerjaannya secara mandiri
mencari teman untuk bercerita bersama namun hubungan subyek dengan
dan selalu membantu pegawai teman-teman panti tetap terjalin dengan
memasaka di dapur. Selain melakukan baik.
aktivitas sehari-hari subyek juga selalu 5. Sikap Sosialisasi Subyek
aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan Sejak berada di subyek
oleh panti yaitu ibadah yang dilakukan bersosialisasi secara baik dengan
setiap hari senin, sabtu dan minggu. teman-teman sesama lanjut usia. Sejak
Subyek senang bernyanyi, hal itu awal tinggal di panti subyek mampu
terlihat saat subyek selalu mengisi beradaptasi dan tidak pernah merasa
pujian dan selalu ikut lomba menyanyi malu bergaul dengan teman-teman di
disetiap perayaan hari lanjut usia dan panti. Mereka saling berkenalan dan
selaau mendapat juara pertama bercerita bersama mengenai masalah
4. Kondisi Subyek di Panti yang mereka hadapi. Subyek sangat
Selama delapan tahun subyek terbuka dalam menceritakan masalah
tinggal di panti ada berbagai suka duka yang dihadapai khususnya kepada
yang dialami. Subyek mengalami teman yang dipercayai dan akrab
banyak perubahan sejk tinggal di panti dengan subyek. Hubungan subyek
dan merasakan 58ketenangan. Subyek dengan pegawai panti terjalin sangat
dan suami memutuskan tinggal baik, subyek senang membantu mereka
bersama di panti dengan tujuan untuk memasak di dapur untuk makanan para
mencari ketenangan dan tidak ingin lanjut usia. Suasana panti membuat
52 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
subyek bisa tenang dan tidak berpikir banyak hal.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan kegiatan panti khususnya


Berdasarkan hasil kesimpulan bimbingan konseling.
terhadap kedua subyek, dapat B. Saran
disimpulkan bahwa penanganan 1. Panti Werdha
loneliness problem pada lanjut usia Panti Werdha, baik dari instansi
ditinjau dari bimbingan konseling dalam pemerintah maupun non-pemerintah
penelitian ini meliputi: diharapkan dapat mengurangi bahkan
1. Faktor-faktor penyebab loneliness menghilangkan kesepian para
problem pada lanjut usia yaitu lansia,dengan cara memberikan
kedua subyek kehilangan kegiatan-kegiatan dan bimbingan-
pasangan hidup, kurangnya bimbingan yang sifatnya dapat
perhatian dari keluarga pada memilikimotivasi hidup dan rasa kasih
subyek YB saying yang dibutuhkan oleh para lansia
2. Bimbingan konseling merupakan dihari tua.
program kegiatan panti yang 2. Keluarga
sangat berpengaruh dalam Keluarga diharapkan dapat
menangani loneliness memberikan reaksi secara bijak kepada
problempada lanjut usia. para lansia, menerima dan menyayangi
Bimbingan konseling bertujuan dengan baik keadaan para lansia yang
mengatasi berbagai masalah yang apa adanya baik di lingkungan keluarga
dihadapi oleh lanjut usia yang maupun lingkungan yang ada di Panti
tinggal di panti secara individu agar tidak ada konflik dan rasa kesepian
maupun kelompok. yang sering dialami oleh lansia untuk
3. Kedua subyek dapat mengatasi tetap bahagia dalam menjalani
loneliness problem yang dialami kehidupan yang menginjak senja
dengan selalu aktif mengikuti dikehidupan.

53 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


V. DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, R. (2010). Hubungan Juniarti, dkk. (2008). Gambaran Jenis


Kesepian Dengan Kecenderungan Dan Tingkat Kesepian Pada Lansia
Asertif Pada Masa Dewasa Awal. Di Balai Panti Sosial Tresna Werdha
Skripsi.Universitas Islam Negeri Pakutandang Ciparay Bandung.
Syarif Hidayatullah: Tidak Hasil Penelitian
Diterbitkan.
Lubis, L. (2011). Memahami Dasar-
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan dasar Konseling Dalam Teori dan
Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Praktik. Jakarta: Kencana.
Ilmu.
Bruno, F. J. S. (2000). Conguer Menteri Sosial RI
Loneliness: cara menaklukkan
kesepian. Ahli No.25/HUKL/1996,(dikutip dalam
Berita Resmi Statistik Hasil Sensus
Penduduk 2000. Diakses pada Dep-Sos RI 1997:117)
Selasa, 24 Februari 2015, pukul
02.05 WITA. Moleong, Lexy J. 2007. Metode
http://www.bps.go.id/brs_file/hasilsp Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
2000-03jun02.pdf. Bandung: Remaja
Heningsih. (2014). Gambaran Tingkat Rosdakarya.
Ansietas Pada Lansia Di Panti _______________. 2011. Metode
Werdha. Skripsi. Program Studi S-1 Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Keperawatan Stikes Kusuma Bandung: Remaja Rosdakarya.
Husada Surakarta. Tidak
diterbitkan. Oktaria. R. (2008). Kesepian Pada
Hurlock. B. (2002). Psikologi Lanjut Usia yang Melajang. Skripsi.
Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Universitas Gunadarma. Tidak
Diterbitkan.
Hutapea, R. (2005). Sehat & Ceria
Diusia Senja. Jakarta: PT.Renika Prastowo.A. (2011). Metode Penelitian
Cipta Kualitatif dalam Perspektif
Rancangan Penelitian. Yogyakarta:
Indriana, D. dkk. (2011). Religionalitas, AR-Ruzz Media.
Keberadaan Pasangan Dan Putri.T.S. (2012). Fungsi Pusat
Kesejahteraan Sosial Pada Lansia Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dalam
Binaan PMI Cabang Semarang. Menangani Lanjut Usia Terlantar.
Jurnal Psikologi Undip. Vol. 10, No. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan
2. Diakses pada tanggal 18 April Ilmu Politik Universitas Hasanuddin
2015, pukul. 22. 54 Makassar Tidak Diterbitkan.
WITA.http://www.ejournal.undip.ac.i
d/index.php/psikologi/article/viewFile Saputri. W & Indrawati. S. (2011).
/2900/2583. Huhungan Antara Dukungan Sosial
54 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
Dengan Depresi Pada Lanjut Usia Sutirna. (2013). Bimbingan dan
Yang Tinggal Di Panti Wreda
Wening Wardoyo Jawa Tengah. Konseling. Yogyakarta: ANDI OFFSET
Jurnal Psikologi Undip. Vol.9, No.
1.Diakses pada tanggal 23 Maret Wibowo. M & Vicky.S. (2014).
2015, 01.07 Perancangan Interior Elderly Day
WITA.http://digilib.ump.ac.id/files/dis Care Center Sebagai Pusat
k1/12/jhptump-a-maulianura-570-2- Aktivitas Manula di Surabaya.
babii.pdf. Jurnal Intra Vol. 2, No. 2. Diakses
pada 18 April 2015, pukul 22. 18
Setiawan, B.M. (2013). Kesepian Pada WITA.http://studentjournal.petra.ac.i
Lansia di Panti Werdha. Skripsi. d/index.php/desaininterior/article/vie
Universitas Negeri Semarang: Tidak w/2262
Diterbitkan.
Zulfitri, R. (2011). Konsep Diri Dan Gaya
Simarmata. R. (2009). Efektifitas Hidup Lamnsia Yang Mengalami
Pelayanan Sosial Terhadap Anak Penyakit Kronis Di Panti Sosial
Asuh Oleh Yayasan Konderfreude. Tresna Werdha Khususl Khotima
Diakses pada tanggal 29 Maret Pekanbaru. Jurnal Jurnal Ners
2015, pukul 19.20 WITA. Indonesia. Vol 1, No. 2. Diakses
Suardiman. S.P. (2011). Psikologi pada tanggal 21 April 2015. , Pukul
18.32
Lanjut Usia. Yogyakarta: Gadjah
WITA.http://ejournal.unri.ac.id/index.
Mada University Press. php/JNI/article/download/636/629.

55 | JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai