Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN

KELUHAN KESEPIAN BAIK KARENA KESIBUKAN KELUARGA,


MAUPUN KARENA PSIKOLOGIS PERUBAHAN PERALIHAN STATUS
USIA

Erika1*

Emai: erikawmargareta@gmail.com

Fakultas Keperawatan Universitas………..

ABSTRAK

Latar Belakang : Kesepian merupakan keadaan psikologis seseorang dimana individu merespon
dengan cara yang berbeda. Seseorang yang mengalami kesepian cendrung terlihat murung,
merasa bosan, tidak puas dengan apa yang telah diterima dan tidak menerima dengan kondisi
yang sekarang. Kesepian memberikan dampak buruk pada lansia seperti alzaemer dan berbagai
gangguan psikologis seperti depresi, stress dan lain-lain.

Metode : Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Pelaksanaan studi kasus dilakukan dengan tahapan yaitu : 1.Mendapat
kasus yang diberikan oleh dosen pembimbing, 2.Analisis teori melalui studi literature guna
memahami dengan baik mengenai permasalahan pasien dan kemungkinan asuhan keperawatan
yang diberikan, 3.Menyusun format asuhan keperawatan yang terdiri atas format pengkajian,
diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan, 4.Penegakkan
diagnosis keperawatan berdasarkan panduan SDKI, tujuan dan kriteria hasil berdasarkan SLKI,
serta rencana keperawatan dan implementasi berdasarkan panduan SIKI, 5.Melakukan aplikasi
asuhan keperawatan dimulai dari saat melakukan pengkajian hingga pasien direncanakan pulang.

Tujuan : Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakaha ada hubungan antara
tingkat kesepin dan kualitas hidup lansia.

Hasil : Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada responden lansia
mengenai hubungan tingkat kesepian dengan kualitas hidup pada lansia dapat di tarik kesimpulan
yaitu terdapat hubungan antara tingkat kesepian dengan kualitas hidup dengan nilai statistik 30%
dan angka prioritas masalah pada responden dengan prioritas utama distress spiritual, diagnosa
resiko adalah masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko.

Kesimpulan : Terdapat hubungan antara tingkat kesepian dan kualitas hidup pada lansia.

Kata kunci : Komunitas, Kesepian, Lansia


ABSTRACT

Introduction: Loneliness is a psychological state where individuals respond in different ways.


Someone who experiences loneliness tends to look gloomy, bored, dissatisfied with what has
been received and does not accept the current conditions. Loneliness has a negative impact on
the elderly such as alzaemer and various psychological disorders such as depression, stress and
others.

Method: The method used in this paper is a qualitative method with a case study approach. The
implementation of the case study was carried out in stages, namely: 1. Getting a case given by
the supervising lecturer, 2. Analyzing theory through literature studies in order to better
understand the patient's problems and the possibility of nursing care being given, 3. Developing
a nursing care format consisting of an assessment format , nursing diagnoses, interventions,
implementation and evaluation of nursing, 4. Enforcing nursing diagnoses based on IDHS
guidelines, goals and outcome criteria based on the SLKI, as well as nursing plans and
implementation based on SIKI guidelines, 5. Carrying out nursing care applications starting from
the time of conducting the assessment until the patient is planned go home.

Purpose: The aim of this research is to find out whether there is a relationship between the level
of loneliness and the quality of life of the elderly.

Results: Based on the results of the analysis and discussion conducted on elderly respondents
regarding the relationship between the level of loneliness and quality of life in the elderly, it can
be concluded that there is a relationship between the level of loneliness and quality of life with a
statistical value of 30% and the priority number of problems in respondents with the main
priority being spiritual distress , a risk diagnosis is a health behavior problem that tends to be at
risk.

Conclusion: There is a relationship between the level of loneliness and quality of life in the
elderly.

Keywords: Community,Loneliness,Elderly
PENDAHULUAN proporsional dan daya ingat pun menjadi

Kesepian merupakan keadaan lemah atau pikun (Nugroho, 2008).

psikologis seseorang dimana individu Menurut WHO (2012), pada Abad


merespon dengan cara yang berbeda. 21 jumlah penduduk dunia yang berusia
Seseorang yang mengalami kesepian lanjut semakin melonjak. Di wilayah Asia
cendrung terlihat murung, merasa bosan, Pasifik, jumlah lansia akan bertambah pesat
tidak puas dengan apa yang telah diterima dari 410 juta tahun 2007 menjadi 733 juta
dan tidak menerima dengan kondisi yang pada 2025, dan di perkirakan menjadi 1,3
sekarang. Kesepian memberikan dampak miliar pada tahun 2050. Indonesia
buruk pada lansia seperti alzaemer dan merupakan Negara ke-4 yang jumlah
berbagai gangguan psikologis seperti penduduknya paling banyak didunia, dan
depresi, stress dan lain-lain. Menua atau sepuluh besar memiliki penduduk paling
menjadi tua adalah suatu keadaan yang tua didunia. Tahun 2020 jumlah kaum
terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses lanjut usia akan bertambah 28,8 juta (11%
menua merupakan proses sepanjang hidup, dari total populasi) dan menjelang tahun
tidak hanya dimulai dari suatu waktu 2050 diperkirakan 22% warga Indonesia
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan berusia 60 tahun ke atas. Itu berarti semakin
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses hari jumlah penduduk lanjut usia kian
alamiah, yang berarti seseorang telah banyak dan butuh solusi khusus untuk
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, mengatasinya (Kemenkes RI, 2012). Saat
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, ini lansia merupakan penduduk dengan
yaitu cara biologis maupun psikologis. jumlah perkembangan yang cukup besar.

Memasuki usia tua berarti Secara umum, populasi penduduk usia 60

mengalami kemunduran, misalnya tahun ke atas di negara maju pada tahun

kemunduran fisik yang ditandai dengan 2011 adalah 20% dari total jumlah

kulit yang mengendur, rambut memutih, penduduk dan diperkirakan meningkat

gigi mulai ompong, pendengaran kurang menjadi 32% pada tahun 2050. Sementara

jelas, penglihatan semakin memburuk, itu, di negara berkembang, jumlah

gerakan lambat, figure tubuh yang tidak penduduk usia 60 tahun keatas pada tahun
2011 adalah 15% dari total jumlah
penduduk dan diperkirakan meningkat
menjadi 20% antara 2015-2050 (Kemenkes No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
RI, 2011). Jumlah lansia di Indonesia lanjut usia dan Undang-Undang No. 43
mengalami peningkatan sebesar 7,4% pada tahun 2004 tentang pelaksanaan upaya
tahun 2000 dan diprediksikan akan peningkatan kesejahteraan sosial lanjut
mengalami peningkatan 11,4% pada tahun usia. Upaya yang dimaksud adalah dalam
2020. Pada tahun 2011 meningkat menjadi rangka memelihara dan meningkatkan
9,77%, diprediksikan pada tahun 2020 derajat kesehatan dan kemampuan
menjadi 11,34% (Sanusi, 2006). Prediksi penduduk lansia agar kondisi fisik, sosial,
jumlah lansia di Indonesia ini tersebar dan mentalnya dapat berfungsi secara wajar
diseluruh wilayah Provinisi di Indonesia, (Narulita, 2013).
salah satunya tersebar di Provinsi Sumatra
Tingkat kesepian pada lansia terlihat
Selatan. Sementara WHO membagi lanjut
lebih sering pada wanita dibandingkan pria,
usia dalam 3 golongan, usia 60-74 disebut
karena wanita lebih sering terlebih dahulu
sebagai usia lanjut awal, 75-90 tahun
ditinggalkan 3 pasangan hidup. Menurut
disebut lanjut usia menengah dan 91 tahun
penelitian Dong dan Chen (2016), wanita
ke atas disebut lanjut akhir usia (Papalia,
lansia di Cina memiliki tingkat kesepian
2018). Searah dengan pertambahan usia,
yang lebih tinggi (28,3%) dibandingkan
lanjut usia akan mengalami
dengan lakilaki (23,3%) dengan keakuratan
penurunan/degeneratif baik dari segi fisik
p < 0,01. Berdasarkan insidensi kesepian,
maupun segi mental. Menurunnya derajat
pada usia 40-59 tahun, wanita mengalami
kesehatan dan kemampuan fisik akan
kesepian karena bercerai dengan pasangan
mengakibatkan lanjut usia secara perlahan
hidup sedangkan pada usia 60-80 tahun,
menarik diri dari hubungan dengan
kematian pasangan hidup menjadi alasan
masyarakat sekitar, yang hal itu dapat
terjadinya kesepian pada laki-laki di
menyebabkan menurunnya interaksi sosial.
Norwegia (Nicolaisen & Thorsen, 2013).
Masalah kesehatan yang dialami
Kondisi lanjut usia yang mengalami
oleh seseorang ketika memasuki usia lanjut
berbagai penurunan baik biologis maupun
baik fisiologis maupun psikologis
psikis, nantinya dapat mempengaruhi
merupakan reaksi yang ditimbulkan oleh
mobilitas dan juga kontak sosial, salah
stres. Upaya pemeritah dalam hal tersebut
satunya adalah isolation atau rasa kesepian
yaitu dengan peraturan Undang-Undang
(Mangoesnprasodjo, 2005 dalam Anjarsari, diagnosis keperawatan, intervensi,
2013). Menurut Eugina et all (2010) implementasi dan evaluasi keperawatan.
beberapa peneliti telah menganalisis 4. Penegakkan diagnosis keperawatan
asosiasi kesepian dengan proses penuaan, berdasarkan panduan SDKI, tujuan dan
menunjukkan peningkatan prevalensi di kriteria hasil berdasarkan SLKI, serta
lanjut usia, ketika resiko kehilangan rencana keperawatan dan implementasi
hubungan dekat atau memasuki sebuah berdasarkan panduan SIKI.
komunitas baru, dan kemungkinan besar 5. Melakukan aplikasi asuhan keperawatan
akan memiliki atau menemukan hubungan dimulai dari saat melakukan pengkajian
intim yang menurun pada lansia. hingga pasien direncanakan pulang.
Psikososial pada lansia antara lain merasa
HASIL
kesepian (pria 19,8%, wanita 20,8%), tanda
Pengkajian
depresi yang berturut-turut 4,3% dan
menunjukkan tabiat buruk 42%, cepat Data observasi ditemuklan setelah
marah (7,3% dan 3,7%), irritable (17,2% melakukan pengkajian lanjut yang
dan 7,1%) (Darmojo dan Martono, 2011). dilakukan oleh perawat S, 30% mendapati
lansia kesepian baik karena kesibukan
METODE
keluarga, maupun karena psikologis
Metode yang digunakan dalam penulisan ini perubahan peralihan status usia.
adalah metode kualitatif dengan pendekatan Dari data hasil wawancara dengan salah satu
studi kasus. Pelaksanaan studi kasus Kader didapatkan bahwa masing-masing
dilakukan dengan tahapan : keluarga sudah dihimbau untuk tetap
1. Mendapat kasus yang diberikan oleh memperhatikan kondisi kesehatan orang tua
dosen pembimbing. mereka.
2. Analisis teori melalui studi literature
guna memahami dengan baik mengenai
Diagnosa Keperawatan
permasalahan pasien dan kemungkinan
Diagnosa keperawatan prioritas yang
asuhan keperawatan yang diberikan.
ditegakkan yaitu Distress spiritual
3. Menyusun format asuhan keperawatan
berhubungan dengan kesepian ditandai
yang terdiri atas format pengkajian,
dengan merasa terasing, diabaikan.
Intervensi Keperawatan memberikan penyuluhan dan motivasi
Intervensi yang disusun penulis untuk kepada responden mengenai keuntungan
mengatasi distress spiritual berhubungan dalam dalam melakukan kegiatan sosial,
dengan kesepian ditandai dengan merasa menganjurkan responden berinteraksi
asing terabaikan yaitu dukungan spiritual dengan keluarga, teman, dan atau orang lain,
terdiri dari identifikasi perasaan khawatir, menganjurkan responden berpatisipasi
kesepian dan ketidakberdayaan, diskusikan dalam kelompok pendukung, menganjurkan
keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, responden mengungkapkan perasaan dan
jika perlu, anjurkan berinteraksi dengan persepsi.
keluarga, teman, dan atau orang lain,
Evaluasi
anjurkan berpartisipasi dalam kelompok
pendukung.Promosi koping terdiri dari Kemudian dari implementasi yang diberikan
identifikasi kebutuhan dan keinginan selama 7 hari didapatkan hasil bahwa
terhadap dukungan social, gunakan masalah teratasi, intervensi dihentikan.
pendekatan yang tenang dan meyakinkan,
PEMBAHASAN
motivasi terlibat dalam kegiatan sosial,
Berdasarkan hasil pengkajian dan
anjurkan menjalin hubungan yang memiliki
dilakukan analisa data maka didapatkan
kepentingan dan tujuan yang sama njurkan
diagnosa keperawatan yaitu distrees
mengungkapkan perasaan dan persepsi,
spiritual dengan data observasi ditemuklan
anjurkan keluarga terlibat, latih penggunaan
setelah melakukan pengkajian lanjut yang
teknik relaksasi, latih keterampilan sosial,
dilakukan oleh perawat S, 30% mendapati
sesuai kebutuhan.
lansia kesepian baik karena kesibukan
Implementasi keluarga, maupun karena psikologis

Implementasi yang dilakukan sebanyak satu perubahan peralihan status usia.Dari data

kali pertemuan sesuai etik keperawatan yang hasil wawancara dengan salah satu Kader

berlaku meliputi mengidentifikasi perasaan didapatkan bahwa masing-masing keluarga

khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan, sudah dihimbau untuk tetap memperhatikan

mengdentifikasi kebutuhan dan keinginan kondisi kesehatanorang tua mereka.

terhadap dukungan sosial, mendiskusikan Masalah perilaku kesehatan cenderung

keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, beresiko didapatkan data hasil observasi
didapatkan kebanyakan rumah cukup layak Pada tahap perencanaan
dihuni. Tampak lansia di beberapa tempat keperawatan masalah diagnosa distress
tidak melakukan kegiatan sehari-hari spiritual dipilih intervensi dukungan
ataupun bersosialisasi dan kesiapan spiritual dengan kriteria hasil tingkat
peningkatan manajemen kesehatan kesepian lansia menurun, dan untuk
didapatkan data Dari data hasil observasi diagnosa kesiapan peningkatan manajeman
didapatkan kurangnya dukungan sosial dari kesehatan dipilih intervensi edukasi
keluarga,Dari hasil wawancara dengan kesehatan dengan diharapkan kesiapan
kader didapatkan bahwa informasi peningkatan manajemen kesehtaan
mengenai penyuluhan kesehatan lansia dari meningkat.
berbagai pihak masih kurang.
Setelah itu dilakukan implementasi
Skoring prioritas masalah pada
keperawatan dengan :
responden didapatkan hasil pada diagnose
pertama sejumlah 54, diagnose kedua 36 dan 1) Mengidentifikasi perasaan khawatir,
ketiga 26, diagnose terakhir 16. Sehingga perasaan kesepian dan ketidakberdayaan
dapat di ambil kesimpulan untuk diagnose 2) Mengidentifikasi kebutuhan dan
prioritas adalah masalah distress spiritual, keinginan terhadap dukungan sosial
diagnosa resiko adalah masalah perilaku 3) Mendiskusikan keyakinan tentang
kesehatan cenderung beresiko sedangkan makna dan tujuan hidup
untuk diagnosa potensial adalah kesiapan 4) Memberikan penyuluhan dan motivasi
peninhkatan manajemen kesehatan. kepada responden mengenai keuntungan
dalam dalam melakukan kegiatan sosial
Penyebab yang muncul pada asuhan
5) Menganjurkan responden berinteraksi
keperawatan komunitas adalah kesepian
dengan keluarga, teman, dan atau orang
dan mengekspresikan keinginan untuk
lain
mengelolah masalah kesehatan dan
6) Menganjurkan responden berpatisipasi
pencegahannya. Pada penentuan diagnosa
dalam kelompok pendukung
keperawatan dan penyebabnya tidak
7) Menganjurkan responden
mengalami hambatan dikarenakan adanya
mengungkapkan perasaan dan persepsi
faktor pendukung yaitu data wawancara
untuk diagnosa distress spiritual.
dan pemeriksaan data sesuai kebutuhan.
Untuk diagnosa kesiapan peningkatan 2)Memberi lingkungan yang mendukung
manajemen kesehatan dilakukan kesehatan
implementasi : 3) Mengorientasi pelayanan kesehatan
yang dapat dimanfaatkan
1) Melakukan penyuluhan tentang faktor-
4) Menganjurkan melakukan aktivitas
faktor yang dapat meningkatkan dan
fisik setiap hari
menurunkan motivasi untuk berinteraksi
dengan lingkungan sekitar Untuk diagnosa harga diri rendah
2) Memberikan kegiatan aktivitas dilakukan implementasi :
kelompok untuk mengurangi rasa
1) Mengidentifikasi berbagai peran
kesepian pada lansia
2) Mengidentifikasi adanya peran yang
3) Memastikan bantuan selalu ada
tidak terpenuhi
4) Memberikan pujian sebagai upaya yang
3) Memfasilitasi peran keluarga terhadap
telah dilakukan oleh lansia
perubahan peran yang tidak diinginkan
5) Memberikan penyuluhan tentang nutrisi
4) Mendiskusikan perilaku yang
pada keluarga lansia mengenai
dibutuhkan untuk pengembangan peran
pengertian nutrisi, zat gizi yang
5) Mendiskusikan strategi positif untuk
terkandung dalam makanan,
mengelola perubahan peran
memberikan makanan yang baik, tips
Berdasarkan implementasi diatas
dalam memberikan makanan pada lansia
bahwa tindakan yang dilakukan
6) Mengajarkan cara cuci tangan 6 langkah
berdasarkan dari intervensi yang telah
yang baik dan benar dan memberikan
dibuat, tujuan melakukan tindakan
informasi mengenai definisi cuci tangan,
keperawatan sesuai dengan intervensi agar
tujuan mencuci tangan, dampak jika
criteria hasil dapat tercapai dengan baik.
tidak mencuci tangan, dan kapan waktu
cuci tangan. Selah dilakukan implementasi
didapatkan hasil evaluasi yang dilihat
Untuk diagnosa kesiapan perilaku
setelah dilakukan tindakan keperawatan
kesehatan cenderung beresiko dilakukan
adalah masalah sistress spiritual teratasi
implementasi :
terbukti dengan responden mengatakan
1)Mengidentifikasi perilaku upaya sudah mengetahui makna dan tujuan hidup,
kesehatan yang dapat digunakan responden terlihat melakukan kegiatan dan
interaksi sosial, responden tampak perubahan peralihan status usia. Tampak
mengungkapkan perasaan dan persepsi lansia di beberapa tempat tidak melakukan
mereka. Untuk evaluasi keperawatan kegiatan sehari-hari ataupun bersosialisasi
perilaku kesehatan cenderung beresiko dan kesiapan peningkatan manajemen
responden terlihat melakukan aktivitas dan kesehatan didapatkan data Dari data hasil
bersosialisasi dengan kelompok. Untuk observasi didapatkan kurangnya dukungan
evaluasi keperawatan kesiapan peningkatan sosial dari keluarga. Dari hasil wawancara
manajemen kesehatan ditemukan masalah dengan kader didapatkan bahwa informasi
tersebut teratasi dengan responden tampak mengenai penyuluhan kesehatan lansia dari
mengikuti aktivitas kelompok dan mulai berbagai pihak masih kurang. Melakukan
berinteraksi dengan orang lain, responden aktifitas dan bersosialisasi dengan kelompok
tampak menyimak penyuluhan dan agar lansia tidak mengalami kesepian.
mengerti mengenai materi yang
DAFTAR PUSTAKA
disampaikan
Azizah, Lilik Ma’rifatul, 2019,
KESIMPULAN Keperawatan Lanjut Usia, Edisi:
Berdasarkan hasil analisa dan 1, Graha Ilmu, Yogyakarta
pembahasan dapat ditarik kesimpulan Amalia, A. D. (2015). Kesepian dan
mengenai hasil penelitian, bahwa: Terdapat Isolasi Sosial yang Dialami Lanjut
pengaruh negatif antara dukungan sosial Usia: Tinjauan dari Perspektif
terhadap kesepian pada lansia. Artinya Sosiologis. 18(2), 203–210.
semakin tinggi dukungan sosial yang Aristawati. (2015). Pengalaman
diperoleh lansia, maka kesepiannya akan Kesepian pada Lansia yang
semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah Tinggal di Rumah Sendiri di Desa
dukungan sosial yang diperoleh maka Tunggul Wulung Pandaan. The
semakin tinggi kesepiannya. distrees Indonesian Journal of Health
spiritual dengan data observasi ditemuklan Science, 5(2), 181–188.
setelah melakukan pengkajian lanjut yang Burns, D. D. (2018). Mengapa
dilakukan oleh perawat S, 30% mendapati Kesepian. (Anton Soetomo,
lansia kesepian baik karena kesibukan Trans). Jakarta: Erlangga.
keluarga, maupun karena psikologis
Basiroh, L. (2017). ‘Hubungan Antara Subekti, Imam, 2022, Asuhan
Penerimaan Diri dengan Kesepian Keperawatan Komunitas, Edisi: 1,
pada Lanjut Usia’, Skripsi, Laboratorium Keperawatan
Universitas Ahmad Dahlan, Komunitas, Malang
Yogyakarta. R. Fallen & R. Budi, 2017,
Keperawatan Komunitas, Edisi: 1,
Makhfudli, Ferry Efendi, 2019,
Nuha Medika, Yogyakarta
Keperawatan Kesehatan
Komunitas, Edisi: 1, Salemba
Medika, Jakarta
Mubarak, Wahid Iqbal, 2018, Ilmu
Keperawatan Komunitas, Salemba
Medika, Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.
Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia Defnisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017.
Standar Luaran Keperawatan
Indonesia Defnisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi
1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017.
Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Defnisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai