Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PEMAHAMAN KODE ETIK KEPERAWATAN DENGAN

PERILAKU CONFIDENTIALITY PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP


RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA JEMBER

(The Relationship Between Nursing Code Of Ethics Understanding And


Confidentiality Behavior Of Nurses In The Inpatient Room Of The Baladhika
Husada Level III Hospital Jember)

Nunik Nurhidayatul Ma’rifah1), Asmuji, SKM., M.Kep.2), Ns. Komarudin,


S.Kp., M.Kep., Sp.Kep.J.3)
1)
Student of Health Science Faculty of Muhammadiyah Jember University
2,3)
Health Science Faculty, Muhammadiyah Jember University

Karimata Street no. 49 Jember Phone: (0331) 332240, Fax: (0331) 337957
E-mail: Nuniknm96@gmail.com

ABSTRAK
Kode etik keperawatan adalah Kode Etik Perawat Nasional Indonesia yang
mewajibkan seorang perawat berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
kejadian pelanggaran etik dapat dihindari. Kesalahan melindungi informasi pasien
merupakan privasi yang akan merugikan nama baik pasien dan keluarganya atau
yang biasa disebut perilaku confidentiality. Pemahaman perawat tentang kode etik
keperawatan yang baik akan mengurangi kemungkinan terjadinya malpraktik dan
terjadinya kelalaian rendah. Penelitian ini menggunakan rancangan corelation
research dengan desain penelitian cross sectional sedangkan tehnik pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Subyek penelitian perawat yang berada di
ruang rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember berjumlah
39 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuisioner pemahaman
kode etik keperawatan dan perilaku confidentiality. Analisis data pada hasil p
value 0,016 ≤ 0,05 artinya H1 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan pemahaman kode etik keperawatan dengan perilaku
confidentiality perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Tingkat III Baladhika
Husada Jember. Dengan demikian pemahaman kode etik keperawatan dapat
mempengaruhi perilaku confidentiality perawat.

Kata kunci : Perawat; Pemahaman Kode Etik Keperawatan; Perilaku


Confidentiality

1
2

ABSTRACT
The nursing code of ethics is a code of ethics for Indonesian national nurses which
obliges a nurse to adhere to a code of ethics so that ethical violations can be
avoided. A mistake in protecting patient information is privacy that will harm the
good name of the patient and his family or what is commonly known as
confidentiality behavior. Nurses' understanding of a good nursing code of ethics
will reduce the possibility of malpractice and low negligence. This study used
correlation research design with cross-sectional research design while the
sampling technique used total sampling. The research subjects of nurses who were
in the inpatient room at the Level III Baladhika Husada Hospital Jember were 39
respondents. The research instrument used was a questionnaire on understanding
the nursing code of ethics and confidentiality behavior. Data analysis on the
results of p-value 0.016 ≤ 0.05 means that H1 is accepted. Thus it can be
concluded that there is a relationship between understanding the code of ethics of
nursing with the nurse's confidentiality behavior in the inpatient room of the
Baladhika Husada Level III Hospital, Jember. Thus understanding the nursing
code of ethics can affect nurses' confidentiality behavior.

Keywords: Nurse; Understanding of the Nursing Code of Ethics; Confidentiality


Behavior

PENDAHULUAN profesi keperawatan lebih


Menurut Undang-Undang No.
mendahulukan kepentingan
38 Tahun 2014 Tentang
kesehatan masyarakat di atas
Keperawatan, keperawatan adalah
kepentingan sendiri.
kegiatan pemberian asuhan kepada
Seorang perawat memiliki
individu, keluarga, kelompok, atau
kewajiban untuk menjaga dan
masyarakat, baik dalam keadaan
menjamin semua data atau informasi
sakit maupun sehat. Sementara itu,
yang berhubungan dengan status atau
perawat didefinisikan sebagai
penyakit pasien. Kesalahan
seseorang yang telah lulus
melindungi informasi pasien
pendidikan tinggi keperawatan, baik
merupakan privasi yang akan
di dalam maupun di luar negeri yang
merugikan nama baik pasien dan
diakui oleh pemerintah sesuai dengan
keluarganya atau yang biasa disebut
ketentuan peraturan perundang-
perilaku confidentiality (Kurniadi,
undangan. Menurut Hasyim (2014),
2018). Perawat sebagai tenaga
pada hakikatnya keperawatan adalah
kesehatan yang 24 jam berada di
suatu profesi yang mengabdi pada
samping pasien dalam pelaksanaan
manusia dan kemanusiaan, artiya
3

pelayanan keperawatan seharusnya pelayanan keperawatan tidak akan


memberikan asuhan keperawatan berpedoman pada kode etik sehingga
dengan baik dan senantiasa berdampak pada keselamatan dan
menjunjung kode etik keperawatan. kesembuhan pasien.
Kode etik keperawatan adalah Hasil penelitian Reis, et al
kode etik perawat nasional indonesia (2005) berjudul “discriminatory
yang mewajibkan seorang perawat attitudes and practices by health
berpegang teguh terhadap kode etik workers toward patients with
sehingga kejadian pelanggaran etik HIV/AIDS in Nigeria”, menemukan
dapat dihindari. Sesuai pasal 24 UU data bahwa petugas kesehatan
Nomor 26 Tahun 2009 tentang memiliki sikap diskriminatif dan
Kesehatan, tenaga kesehatan harus perilaku tidak etis pada pasien
memenuhi kode etik, standar HIV/AIDS meliputi penolakan
pelayanan, dan standar prosedur perawatan, pelanggaran kerahasiaan,
operasional. Ketentuan kode etik dan dan melakukan tes HIV tanpa
standar profesi tersebut diatur oleh persetujuan pasien. Pelanggaran
organisasi profesi, dalam hal ini kerahasian dan pemeriksaan HIV
adalah PPNI (Mendri & Sarwo, tanpa informed concent termasuk
2017). tindakan yang bertentangan dengan
Pemahaman perawat tentang prinsip etik.
kode etik keperawatan yang baik Ketika perawat memahami
akan mengurangi kemungkinan kode etik keperawatan berarti akan
terjadinya malpraktik dan terjadinya mampu menerapkan kerahasiaan
kelalaian rendah (Anggarawati dan pasien secara langsung maupun tidak
Sari, 2016). Beberapa perawat langsung. Perawat mampu memberi
mengabaikan etik keperawatan informasi dan data mana yang harus
terhadap pasien, berangkat dari hal diberikan kepada pasien atau orang
tersebut yang menjadi penyebab lain, perawat yang tidak menjaga
terjadinya pelanggaran kode etik kerahasiaan adalah sikap yang
keperawatan. Ketika perawat masih kurang bertanggungjawab dari
kurang memahami arti dari kode etik seorang perawat dan dapat
keperawatan, maka dalam pemberian berdampak negatif terhadap
4

pelayanan keperawatan. Pelanggaran dalam kategori cukup meliputi tidak


kode etik keperawatan diproses pernah memfoto pasien disaat yang
melalui Majelis Kehormatan Etik bersangkutan dalam kondisi tidak
Keperawatan-Persatuan Perawat berdaya, selalu menutup tirai saat
Nasional Indonesia (MKEK - PPNI) melakukan tindakan keperawatan
dan jika diperlukan akan diteruskan seperti IM dan kateter, merahasiakan
ke departemen kesehatan dan riwayat penyakit pasien kepada
pelanggaran hukum diselesaikan orang lain.
melalui pengadilan. Berdasarkan sumber data diatas
Hasil studi pendahuluan pada peneliti mengangkat judul
10 perawat di ruang rawat inap RS “Hubungan Pemahaman Kode Etik
TK. III Baladhika Husada Jember Keperawatan Dengan Perilaku
menggunakan kuisioner pemahaman Confidentiality Perawat Di Ruang
dan kuisioner perilaku confidentiality. Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Hasil studi pendahuluan pada Baladhika Husada Jember”.
pemahaman kode etik keperawatan METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
diketahui 7 dari 10 perawat
oleh peneliti adalah korelasi dengan
menyatakan perawat dalam kategori
menggunakan pendekatan cross
kurang meliputi perawat dan pasien,
sectional. Populasi dalam penelitian
perawat dan profesi, perawat dan
ini adalah perawat di ruang rawat
sejawat, perawat dan masyarakat,
inap Rumah Sakit Tingkat III
yang mana perawat kurang dalam
Baladhika Husada Jember dengan
memahami bahwa isi kode etik
jumlah 39 orang.
keperawatan di dalamnya
Teknik sampling yang
menjelaskan tentang tanggung jawab
digunakan adalah convenience
perawat kepada pasien, perawat
sampling. Pengumpulan data
kepada profesi, perawat kepada
meliputi data umum (data demografi)
sejawat dan masyarakat.
dan data khusus kuisioner hubungan
Hasil studi pendahuluan
pemahaman kode etik keperawatan
menggunakan kuisioner perilaku
dengan perilaku confidentiality
confidentiality diketahui bahwa 5
perawat. Alat pengumpulan data
dari 10 perawat menyatakaN perawat
pada penelitian ini adalah kuisioner
5

dengan skala likert. Prosedur Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan


pengumpulan data meliputi prosedur bahwa jumlah terbanyak (35,9%)
administratif dan prosedur teknis. berusia masa dewasa awal (26-35
Analisis univariat digunakan tahun).
untuk menganalisa data demografi 2. Jenis Kelamin
Distribusi Frekuensi Jenis
serta data dari tiap variabel untuk
Kelamin pada Perawat di Ruang
mengetahui distribusi frekuensi. Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat
III Baladhika Husada Jember
Analisa bivariat digunakan untuk
Februari 2021 (n=39)
mengetahui adanya hubungan Jenis
Jumlah Persentase
pemahaman kode etik keperawatan Kelamin
Laki-laki 17 43.6%
dengan perilaku confidentiality
Perempuan 22 56.4%
perawat di ruang rawat inap Rumah Total 39 100%
Sakit Tingkat III Baladhika Husada Sumber: Data primer diolah, 2021
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan
Jember. Uji statistik yang digunakan
bahwa jumlah terbanyak berjenis
dalam penelitian ini adalah spearman
kelamin perempuan (56,4%).
rho.
3. Tingkat Pendidikan
HASIL PENELITIAN
Distribusi Frekuensi Tingkat
Data Umum
Pendidikan pada Perawat di
1. Usia
Ruang Rawat Inap Rumah
Distribusi Frekuensi Usia
Sakit Tingkat III Baladhika
Perawat di Ruang Rawat Inap
Husada Jember Februari 2021
Rumah Sakit Tingkat III
(n=39)
Baladhika Husada Jember
Februari 2021 (n=39) Pendidikan Jumlah Persentase
Usia Jumlah Persentase D3 20 51.3%
Remaja 4 10.3% S1/NERS 19 48.7%
Akhir 17- Total 39 100%
25 Tahun Sumber: Data primer diolah, 2021
Dewasa 14 35.9% Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan
Awal 26-35
bahwa jumlah terbanyak (51,3%)
Tahun
Dewasa 10 25.6% pendidikan D3.
Akhir 36-
45 Tahun 4. Masa Kerja
Lansia 11 28.2% Distribusi Frekuensi Masa Kerja
Awal 46-55 pada Perawat di Ruang Rawat
Tahun Inap Rumah Sakit Tingkat III
Baladhika Husada Jember
Total 39 100% Februari 2021 (n=39)
Sumber: Data primer diolah, 2021
6

Masa Kerja Jumlah Persentase Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan


<5 Tahun 18 46.2% bahwa sebagian besar (61,5%)
>5 Tahun 21 53.8% pernah mengikuti pelatihan/kegiatan
Total 39 100% keperawatan.
Sumber: Data primer diolah, 2021
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan Data Khusus
bahwa jumlah terbanyak (53,8%) 1. Pemahaman Kode Etik
Keperawatan
masa kerja responden adalah (>5 Distribusi Frekuensi Pemahaman
tahun). Kode Etik Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat
5. Jabatan III Baladhika Husada Jember
Distribusi Frekuensi Jabatan pada Februari 2021 (n=39)
Perawat di Ruang Rawat Inap Pemahaman
Rumah Sakit Tingkat III Kode Etik Jumlah Persentase
Baladhika Husada Jember Keperawatan
Februari 2021 (n=39) Baik 13 33,3%
Jabatan Jumlah Persentase Cukup 26 66,7%
Kepala Ruang 3 7.7%
Total 39 100%
kepala Tim 3 7.7%
Sumber: Data primer diolah, 2021
Perawat 33 84.6% Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan
Pelaksana
Total 39 100% bahwa sebagian besar (66,7%)
Sumber: Data primer diolah, 2021 pemahaman kode etik keperawatan
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan
dalam kategori cukup.
bahwa mayoritas (84,6%) perawat
pelaksana. 2. Perilaku Confidemtiality
Distribusi Frekuensi Perilaku
6. Pelatihan/Kegiatan Confidentiality di Ruang Rawat
Keperawatan Inap Rumah Sakit Tingkat III
Baladhika Husada Jember
Distribusi Frekuensi Februari 2021 (n=39)
Pelatihan/Kegiatan Keperawatan
Perilaku
pada Perawat di Ruang Rawat Jumlah Persentase
Confidentiality
Inap Rumah Sakit Tingkat III
Baladhika Husada Jember Baik 7 17,9%
Februari 2021 (n=39) Cukup 32 82,1%
Pelatihan Jumlah Persentase
Total 39 100
Pernah 24 61.5% Sumber: Data primer diolah, 2021
Tidak Pernah 15 38.5% Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan
Total 39 100% bahwa mayoritas (82,1%) perilaku
Sumber: Data primer diolah, 2021
confidentiality dalam kategori cukup.
7

3. Hubungan Pemahaman Kode mengurangi kemungkinan


Etik Keperawatan Dengan
terjadinya malpraktik dan
Perilaku Confidentiality
Perawat terjadinya kelalaian rendah.
Variab Variab
r Pemahaman tenaga medis
el el P
hitun N
Indepe Depen Value khususnya perawat sangatlah
g
nden den
penting dalam melaksanakan
Pemah
Perilak asuhan keperawatan. Semakin
aman
u
Kode baik pemahaman perawat tentang
Confid 0.385 0,016 39
Etik
entialit kode etik keperawatan maka
Kepera
y
watan semakin baik pula kinerja
Sumber: Data primer terolah
Berdasarkan hasil analisis uji perawat dalam asuhan
spearman rho diperoleh p value keperawatan. Untuk
0,016 ≤ α=0,05 dengan demikian H1 meningkatkan pemahaman
diterima yang berarti ada hubungan perawat tentang kode etik maka
pemahaman kode etik keperawatan perawat harus membaca buku
dengan perilaku confidentiality mengenai kode etik keperawatan,
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah selain itu dapat juga melalui
Sakit Tingkat III Baladhika Husada teknologi internet serta melalui
Jember. Nilai korelasi (r) adalah teman seprofesinya. Menurut
0,385 yang termasuk ke dalam Nursalam (2011) pemahaman
kategori hubungan moderat. dapat dipengaruhi beberapa
PEMBAHASAN faktor yaitu umur, sumber
1. Pemahaman Kode Etik informasi, pendidikan dan
Keperawatan pelatihan.
Berdasarkan analisis data Dari faktor yang pertama
pemahaman kode etik yaitu umur adalah usia individu
keperawatan sebagian besar yang terhitung mulai saat
(66,7%) dalam kategori cukup. dilahirkan sampai berulang tahun.
Menurut Anggarawati & Sari Berdasarkan analisis ini ada
(2016) mengatakan pemahaman kecenderungan hubungan antara
perawat tentang kode etik usia responden dengan
keperawatan yang baik akan pemahaman. Jadi dapat
8

disimpulkan semakin muda usia Hasil penelitian yang dilakukan


semakin baik pula pemahaman oleh Purwati (2013) bahwa
nya. Faktor yang kedua yaitu pemahaman yang dipengaruhi
sumber informasi, sumber oleh pendidikan, untuk tingkat
informasi ini dapat diperoleh pendidikan yang lebih tinggi
melalui tenaga kesehatan, maka pemahaman nya juga lebih
pengalaman orang lain, media baik.
cetak seperti buku, sedangkan Faktor yang keempat yaitu
media elektronik seperti televisi pelatihan, di RS DKT TK. III
dan radio. Baladhika Huada Jember
Dari faktor yang ketiga yaitu menunjukkan bahwa sebagian
tingkat pendidikan perawat yang besar (61,5%) pernah mengikuti
ada, DIII menjadi yang paling pelatihan/kegiatan keperawatan.
banyak muncul diruang rawat Hasil ini sama dengan penelitian
inap RS TK III Baladhika yang dilakukan Anindini (2013)
Husada Jember. Penelitian ini yang mana di dalam penelitian
didukung oleh penelitian Iga Ayu itu dapat dilihat bahwa perawat
(2016) adanya hubungan antara yang sudah mendapatkan
tingkat pendidikan dengan pelatihan memiliki tingkat
tingkat pemahaman karena tidak pemahaman yang tinggi. Menurut
dapat dipungkiri bahwa semakin Susihar (2011) Pelatihan juga
tinggi pendidikan seseorang bertujuan untuk meningkatkan
semakin tinggi pula mereka pemahaman perawat terhadap
menerima informasi dan pada prinsip, prosedur, hubungan dan
akhirnya makin banyak pula etika kerja yang harus diterapkan
pemahaman yang dimilikinya. sebagai karyawan suatu
Sebaliknya jika seseorang tingkat organisasi.
pendidikannya rendah, akan 2. Perilaku Confidentiality
menghambat perkembangan Berdasarkan analisis data
perilaku seseorang terhadap perilaku confidentiality mayoritas
penerimaan informasi dan nilai- (82,1%) dalam kategori cukup.
nilai yang baru diperkenalkan. Menurut Kurniadi (2018)
9

berpendapat bahwa perilaku yang dilakukan dalam jangka


confidentiality adalah seorang waktu yang lama, banyak
perawat yang memiliki pengalaman dan banyak belajar
kewajiban untuk menjaga dan dari kesalahan. Orang yang
menjamin semua data atau memiliki pengalaman akan selalu
informasi yang berhubungan lebih pandai dalam menyikapi hal
dengan status atau penyakit dibandingkan mereka yang sama
pasien. Kesalahan melindungi sekali tidak memiliki pengalaman.
informasi pasien merupakan Akan tetapi menurut
privasi yang akan merugikan Mulyaningsih (2013)
nama baik pasien dan berpendapat orang yang memiliki
keluarganya. masa kerja yang lebih lama
Faktor yang mempengaruhi kadang-kadang produktivitasnya
perilaku yaitu masa kerja. Masa menurun karena terjadi
kerja berkaitan dengan kebosanan.
pengalaman kerja seseorang, Berdasarkan masa jumlah
perawat dituntut untuk membuat terbanyak (53,8%) perawat di RS
keputusan yang terbentuk dari TK III Baladhika Husada Jember
pengalaman sebelumnya untuk sudah bekerja lebih dari 5 tahun.
meningkatkan pelayanan Masa kerja responden tersebut
terhadap klien. Hal ini sesuai menunjukkan bahwa terdapat
dengan teori Notoatmodjo (2003) keseimbangan antara perawat
bahwa perilaku seseorang senior dan yunior, yang dapat
dipengaruhi oleh faktor berdampak positif pada kondisi
pengalaman. Pengalaman kerja kerja. Hasil penelitian ini sesuai
seseorang mempengaruhi dengan teori Robbins dan Judge
perilaku termasuk dalam perilaku (2008) yang mengatakan semakin
confidentiality. Semakin lama lama bekerja, semakin banyak
masa kerja perawat akan pengalaman yang dimiliki tenaga
berpengaruh dalam perilaku kerja. Sebaliknya, semakin
confidentiality karena perawat singkat masa kerja, makin sedikit
akan semakin terlatih dengan hal pengalaman yang diperoleh.
10

3. Hubungan Pemahaman Kode privasi yang akan merugikan


Etik Keperawatan dengan nama baik pasien dan
Perilaku Confidentiality keluarganya atau yang biasa
Perawat disebut perilaku confidentiality
Pada penelitian ini hasil uji (Kurniadi, 2018). Perawat
menunjukkan bahwa ada sebagai tenaga kesehatan yang 24
hubungan yang signifikan antara jam berada di samping pasien
pemahaman kode etik dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan dengan perilaku keperawatan seharusnya
confidentiality perawat di ruang memberikan asuhan keperawatan
rawat inap Rumah Sakit Tingkat dengan baik dan senantiasa
III Baladhika Husada Jember. menjunjung kode etik
Pada hasil analisis menggunakan keperawatan.
uji spearman rho menunjukkan Kode etik keperawatan
hasil uji di dapatkan p value adalah kode etik perawat nasional
0,016 ≤ α=0,05 yang berarti indonesia yang mewajibkan
bahwa H1 diterima. Hal ini seorang perawat berpegang teguh
berarti jika pemahaman kode etik terhadap kode etik sehingga
keperawatan semakin baik maka kejadian pelanggaran etik dapat
akan semakin baik pula perilaku dihindari. Sesuai pasal 24 UU
confidentiality nya. Pemahaman Nomor 26 Tahun 2009 tentang
seseorang terhadap suatu objek Kesehatan, tenaga kesehatan
akan sangat mempengaruhi harus memenuhi kode etik,
perilaku seseorang dalam standar pelayanan, dan standar
bertindak. prosedur operasional. Ketentuan
Seorang perawat memiliki kode etik dan standar profesi
kewajiban untuk menjaga dan tersebut diatur oleh organisasi
menjamin semua data atau profesi, dalam hal ini adalah
informasi yang berhubungan PPNI (Mendri & Sarwo, 2017).
dengan status atau penyakit Hambatan yang mungkin sulit
pasien. Kesalahan melindungi dilakukan yaitu kurang
informasi pasien merupakan memahami data atau informasi
11

yang rahasia atau tindakan keperawatan akan


rahasia sebagai hak privasi pasien. mempengaruhi perilaku
Penelitian ini didukung oleh confidentiality. Hal ini sesuai
penelitian Kariyadi, dkk (2013) dengan pendapat Notoatmodjo
yang mendapatkan mayoritas (2003) bahwa pemahaman
reponden penelitian memiliki merupakan domain yang sangat
tingkat pemahaman yang tinggi, penting untuk terbentuknya
yaitu 56,25% telah mengetahui tindakan seseorang.
dan melaksanakan prinsip KETERBATASAN PENELITIAN
kerahasiaan dengan baik. Aturan 1. Instrumen penelitian belum
dalam prinsip kerahasiaan dilakukan uji validitas dan
adalah informasi tentang klien reliabilitas, dikarenakan
harus dijaga privasi klien. terbatasnya tempat penelitian efek
Segala sesuatu yang terdapat dari wabah Covid-19.
dalam dokumen catatan
2. Awal jumlah sampel 57 orang,
kesehatan klien hanya boleh
saat penelitian berlangsung ada 18
dibaca dalam rangka pengobatan
orang tidak diteliti karena terdapat
klien. Tidak ada seorangpun
ruangan yang dijadikan isolasi
dapat memperoleh informasi
Covid-19, untuk menghindari
tersebut kecuali jika diijinkan
risiko tertularnya Covid-19
oleh klien dengan bukti
sehingga tidak diteliti oleh peneliti
persetujuan. Diskusi tentang
jadi jumlah sampel yang diteliti
klien diluar area pelayanan,
menjadi 39 orang.
menyampaikan pada teman atau
keluarga tentang klien dengan SIMPULAN

tenaga kesehatan lain harus Berdasarkan hasil penelitian yang

dihindari (Hartanto, 2013) telah dilakukan, dapat diperoleh

Salah satu uraian yang beberapa kesimpulan sebagai berikut:

mempengaruhi perilaku 1. Pemahaman kode etik

confidentiality adalah keperawatan pada perawat di

pemahaman. Pemahaman ruang rawat inap RS TK III

perawat tentang kode etik Baladhika Husada Jember dalam


kategori cukup.
12

2. Perilaku confidentiality perawat di para perawat terkait hasil yang


ruang rawat inap RS TK III telah dilakukan selama ini.
Baladhika Husada Jember dalam 3. Peneliti Selanjutnya
kategori cukup. Untuk peneliti selanjutnya yaitu
salah satunya dengan
3. Pemahaman kode etik
menggunakan observasi langsung
keperawatan berhubungan dengan
kepada perawat untuk
perilaku confidentiality perawat di
mengetahui bagaimana
ruang rawat inap RS TK III
pemahaman kode etik
Baladhika Husada Jember.
keperawatan dan perilaku
SARAN confidentiality perawat.
1. Manajemen Keperawatan DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini dapat memberi Aghdam, A.M., Hassankhani, V.,
masukan kepada pihak rumah Zamanzadeh, S., Khameneh., &
Moghaddam, S. (2013).
sakit untuk meningkatkan Knowledge and Performance
pemahaman kode etik about Nursing Ethic Codes from
Nurses' and Patients'
keperawatan dan perilaku Perspective in Tabriz Teaching
confidentiality yang masih Hospitals, Iran. Journal
of Caring Sciences, 2(3), 219-
kurang dengan cara memberi 227Hidayat, A. A. (2012).
apresiasi atau penghargaan Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta: Salemba
kepada perawat yang Medika.
menerapkan kode etik dengan Choirul H. (2018). Pengetahuan
Perawat Pelaksana Dalam
baik dalam setiap kegiatan rumah Kode Etik Keperawatan
sakit. Indonesia Di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Jiwa Banda
2. Perawat Aceh.
Hasil penelitian yang telah Firmansyah, I. (2020). Gambaran
dilakukan dapat memberikan Pengetahuan dan Sikap Perawat
Tentang Kode Etik Keperawatan
gambaran kepada perawat terkait di RSD Kalisat Kabupaten
pemahaman kode etik Jember. Skripsi: Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
keperawatan dan perilaku
Hamdi, A.S. (2014). Metode
confidentiality, sehingga dapat
Penelitian Kuantitatif Aplikatif
dijadikan bahan evaluasi oleh Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
CV. Budi Utama.
13

Hasyim, M., Joko, P., Abdul, G. Presiden Republik Indonesia. (2014).


(2014) Buku Pedoman Undang-undang Republik
Keperawatan dari Etika sampai Indonesia Nomor 38 Tahun
Kamus Keperawatan. 2014 tentang Keperawatan.
Yogyakarta: Indoliterasi.
Reis, C. (2005). Discriminatory
Hidayat, A.A. (2009). Metodelogi Attitudes and Practices by
Penelitian Keperawatan dan Health Workers toward
Tekhnik Analisis Data. Jakarta: Patients with HIV/AIDS in
Salemba Medika. Nigeria. Volume 2, Issue 8.
Sounth Africa: Plos Medicine.
Marliany, H. (2010). Hubungan
Kepala Ruang Dengan Sikap Suhartati. (2002). Thesis Faktor-
Etis Perawat Pelaksana faktor yang Berhubungan
Terhadap Klien Yang dengan Penerapan Etik Profesi
Dipersepsikan Oleh Perawat Keperawatan oleh Perawat
Pelaksana Di RSUD Kota Pelaksana di Rumah Sakit
Tasikmalaya. Tesis: Fakultas Metropolitan Medical Center
Ilmu Keperawatan Universitas Jakarta. Fakultas Ilmu
Indonesia. Keperawatan Universitas
Mudyana, A.A. (2014). Peran Aspek Indonesia.
Etika Tenaga Medis dalam Sumijatun, Mulyanti, Y. & Nurmilah
Penerapan Budaya (2014) Persepsi Pasien terhadap
Keselamatan Pasien di Rumah Penerapan Prinsip Etika
Sakit. Volume 37, Nomor Keperawatan. Volume 1, Nomor
1. Universitas Ahmad Dahlan 2. Poltekkes Kemenkes Jakarta
Yogyakarta. Fakultas III. Jurusan Keperawatan.
Kesehatan Masyarkat.
Ulfah, R. & Sulisno. M. (2012)
Nusalam (2017) Metodelogi Pengetahuan Perawat Tentang
Penelitian Ilmu Keperawatan. Konsep Keperawatan Holistik.
4th edn. Edited by P. Lestasi. Volume 1, Nomor 1. Jurnal
Jakarta: Salemba Medika. Nursing Studies.

Anda mungkin juga menyukai