Anda di halaman 1dari 16

LITERATUR REVIEW

“KASUS PELANGGARAN ETIK AUTONOMI DALAM KEPERAWATAN”

OLEH :
ARI CENDANI PRABAWATI
17.321.2658
A11-A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES WIRA MEDIKA BALI
TAHUN AJARAN 2020
LITERATURE REVIEW : GAMBARAN PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM PERAWAT
DALAM HAL PEMENUHAN KEWAJIBAN DAN KODE ETIK DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN

(Literature review : Over Of Nurse Legal Accountability In Terms Of Fulfillment Of


Obligations And Code Of Conduct In Nursing Practice)

Ari Cendani Prabawati


17.321.2658
Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Wira Medika Bali
aricendaniprabawati@gmail.com

Abstrac
Nurses are the most health workers in Indonesia. nursing personnel who perform nursing act should
be in accordance with the competence of nurses who have been assigned and obtained during the
process of education. therefore, the legal responsibility of a nurse in running the independent practice
of nursing must be in accordance with nursing service standards, professional standards, operational
standards and the health needs of the patient. the method in this research using normative juridical
approach, namely statute aprroach, conceptual approach and case approach that ever happened.

Keywords : Duty, Ethic Code, Nurse, Responsibility, Service.

Abstrak
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak di Indonesia. Tenaga keperawatan yang
melakukan tindakan keperawatan harus sesuai dengan kompetensi perawat yang sudah ditetapkan dan
didapatkan selama proses pendidikan. Oleh karena itu, tanggung jawab hukum seorang perawat dalam
menjalankan praktik mandiri keperawatan harus sesuai dengan standar pelayanan perawat, standar
profesi, standar operasional dan kebutuhan kesehatan penerima pelayanan kesehatan. Metode dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif, yaitu pendekatan perundang-undangan,
pendekatan konseptual dan pendekatan kasus yang pernah terjadi.

Kata kunci : Kewajiban, Kode Etik, Perawat, Pelayanan, Tanggung Jawab.


PENDAHULUAN keperawatan dengan penekatan praktik
dijelaskan bahwa permasalahan etis yang
Perawat merupakan tenaga kesehatan dihadapi perawat dalam melaksanakan praktik
yang paling banyak di Indonesia. Dalam keperawatan telah menimbulkan konflik antara
Kepmenkes RI No. 1239 Tahun 2001 tentang kebutuhan pasien dengan harapan perawat dan
Registrasi dan Praktik Perawat, disebutkan falsafah perawat.
bahwa perawat adalah “Seseorang yang telah Kode etik keperawatan merupakan salah
lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di satu pegangan seorang perawat untuk mencegah
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh terjadinya kesalahpahaman dan konflik yang
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan terjadi. Kasus pelanggaran etik keperawatan yang
perundang-undangan”. Tenaga keperawatan terjadi di rumah sakit yaitu perawat melanggar
yang melakukan tindakan keperawatan harus aspek etik autonomy perawat, seperti kasus kisah
sesuai dengan kompetensi perawat yang sudah bayi prematur Evan yang meninggal setelah
ditetapkan dan didapatkan selama proses disuntik perawat. Perawat dalam kasus ini tidak
pendidikan. Oleh karena itu, tanggung jawab meminta persetujuan kepada keluarga
hukum seorang perawat dalam menjalankan pasien sebelum melakukan tindakan
praktik mandiri keperawatan harus sesuai penyuntikan, seperti yang dikatakan oleh
dengan standar pelayanan perawat, standar keluarga dari pasien tersebut. Perawat disini
profesi, standar operasional dan kebutuhan juga melanggar aspek etik perawat veracity,
kesehatan penerima pelayanan kesehatan. dimana perawat tidak mengatakan secara jujur
Dewasa ini, perkembangan keperawatan suntikan apa yang diberikan kepada pasien.
dunia menjadi acuan bagi perawat untuk Kasus pelanggaran etik keperawatan lain
melakukan perubahan mendasar dalam yang juga terjadi kepada pasien, yaitu pada kasus
kegiatan profesinya. Pekerjaan perawat yang akibat kelalaian perawat, kaki bayi usia enam
semula vokasional bergeser menjadi pekerjaan hari melepuh dicelup ke air mendidih. Kasus ini
profesional. Perawat yang dulunya berfungsi menunjukkan pelanggaran etik keperawatannon-
sebagai perpanjangan tangan dokter, menjadi maleficence, dimana tindakan perawat yang
bagian dari upaya mencapai tujuan pelayanan dilakukan merugikan orang lain dan
klinis, kini mereka menginginkan pelayanan membahayakan nyawa dari orang tersebut.
keperawatan mandiri sebagai upaya mencapai Hubungan hukum antara perawat dan
tujuan asuhan keperawatan. pasien dimulai secara keperdataan. Untuk melihat
Perawat dalam melakukan praktik atau mendudukkan hubungan perawat dengan
keperawatan diharuskan menjunjung asas etik pasien yang mempunyai landasan hukum, dapat
dan profesionalisme. Aspek etik merupakan dimulai dengan Pasal 1367 KUH Perdata
salah satu pondasi yang sangat penting bagi dinyatakan :”Seseorang tidak hanya bertanggung
perawat dalam membangun hubungan baik jawab atas kerugian yang disebabkan atas
dengan semua pihak selama melakukan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas
pelayanan keperawatan. Hubungan baik dengan kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan
semua pihak yang berperan dalam pelayanan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau
kesehatan dapat mempermudah dalam disebabkan orang-orang yang berada dibawah
mencapai tujuan bersama, yaitu kesembuhan pengawasannya”. Ketika kerugian yang diderita
dan kepuasan pasien. Interaksi perawat dengan pasien akibat tindakan tersebut berakibat fatal,
pasien sangat dibutuhkan dalam proses maka disinilah muncul permasalahan hukum,
pelayanan keperawatan demi tercapainya khususnya di bagian hukum perdata dalam
kerekatan dan kekeluargaan. rumusan Pasal 1365 KUH Perdata tentang
Masalah etik keperawatan sebagian besar perbuatan melawan hukum yang berbunyi “Tiap
terjadi pada pelaksanaan pelayanan perbuatan yang melanggar hukum dan membawa
keperawatan. Rasa ketidakpuasan yang sering kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang
kali timbul pada pasien adalah pasien merasa yang menimbulkan kerugian itu karena
kebutuhannya tidak dipenuhi dan merasa tidak kesalahannya untuk menggantikan tersebut”.
diperhatikan oleh perawat dalam pelayanan
kesehatan. Masalah etik yang sering muncul
menyebabkan konflik antar tenaga kesehatan
dengan tenaga kesehatan yang lain maupun
dengan pasien, sesuai dengan buku etik
Oleh karena itu, sehubungan dengan
kerugian pasien yang disebabkan pelanggaran
etik keperawatan dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya, maka pasien selaku konsumen
pengguna jasa mempunyai hak yang tidak boleh
dilanggar oleh siapapun juga, termasuk perawat METODE
selaku pemberi pelayanan jasa kesehatan.
Berdasarkan pada paparan yang telah diuraikan di Metode dalam penelitian ini
atas, penulis tertarik untuk membuat sebuah menggunakan pendekatan yuridis normatif,
penelitian dengan judul “Pertanggungjawaban yaitu pendekatan pada peraturan perundang-
Hukum Perawat Dalam Pemenuhan Kewajiban undangan ( statute approach), pendekatan
dan Kode Etik Ditinjau Dalam Praktik konseptual (conceptual approach) dan
Keperawatan”. Dari judul tersebut, dapat pendekatan kasus (case approach ) yang
dirumuskan pokok masalah yaitu : pernah terjadi. Sumber data dalam
1) Bagaimana tanggung jawab perawat penelitian ini menggunakan bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder dan bahan
sebagai tenaga kesehatan;
hukum tersier. Sedangkan pengumpulan
2) Tanggung jawab perawat dalam
bahan hukum dilakukan dengan studi
melakukan kewajiban dan hak berdasarkan pustaka terhadap bahan-bahan hukum dan
peraturan perundang-undangan; dan analisis hukum dilakukan secara bertahap
3) Tanggung jawab perawat dalam dengan metode deduktif.
pelanggaran etik keperawatan.
HASIL PENELITIAN
Artikel Review
Peneliti Judul Sampel Methode Output
Sumijatun Analisis Penerapan 30 Cross Sectional Secara umum
Etika Keperawatan penerapan prinsip
2019 Pada Perawat etika dalam
Pelaksana di Ruang praktik
Rawat Inap Rs GPI keperawatan di
Depok ruang inap Rs
GPI Depok
masih dikatakan
kurang
Sri Wahyuni Gambaran Tingkat 78 Deskriptif Hasil penelitian
et al. 8 Pengetahuan kuantitatif yang didapatkan
Mahasiswa bahwa sebagian
Keperawatan
Tentang Kode Etik besar
Keperawatan di pengetahuan
Rumah sakit Daerah mahasiswa
Gunung jati Kota keprawatan
Cirebon terhadap kode
etik di Rumah
Sakit daerah
Gunung Jati Kota
Cirebon dalam
kategori baik

Wulan Persepsi Mahasiswa 26 Deskriptif Presepsi


Noviani Profesi Ners Kuantitatif mahasiswa
2016 Tentang Kode Etik profesi ners
Keperawatan
Indonesia di Rumah tentang kode etik
Sakit Pendidikan keperawatan
Universitas Indonesia dalam
Muhammadiyah kategori baik
Yogyakarta
Nabila Prinsip Etika - Kualitatif Ada pengaruh
Salsabila Keperawatan dalam penerapan prinsip
Panggabean Pelaksanaan asuhan etika
Keperawatan
2018 Keperawatan
Dalam
pelaksanaan
Asuhan
keperawatan
terkait motivasi
perawat dan
kepuasaan
pelayanan
kesehatan oleh
perawat kepada
Pasien

Baiq Setiani Pertanggungjawaban - Yuridis normatis Pernyataan kode


Hukum Perawat etik perawat
2018 dalam hal
dibuat untuk
Pemenuhan
Kewajiban dan membantu dalam
Kode Etik dalam pembuatan
Praktik standard an
Keperawatan merupakan
pedoman dalam
pelaksanaan
tugas, kewajiban
dan hak perawat
profesional
PEMBAHASAN
2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa
Tanggung Jawab Perawat Sebagai Tenaga “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
Kesehatan
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 36 memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
Tahun 2009 disebutkan bahwa “Sumber daya di melalui pendidikan di bidang
bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, kesehatan yang untuk jenis
tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan tertentumemerlukan kewenangan untuk
alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan melakukan upaya kesehatan”.
dan teknologi yang dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
11 secara terpadu, terintregasi dan
dan/atau masyarakat”, Sedangkan dalam berkesinambungan untuk memelihara dan
Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang No. 36 Tahun meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Prof. Leenan seperti yang telah dikutip dalam dalam bentuk pencegahan penyakit,
bab terdahulu, bahwa kewenangan merupakan peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit,
syarat utama dalam melakukan suatu tindakan dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah
medis. Pasal 15 Kepmenkes RI No. dan/atau masyarakat. (Pasal 1 angka 11
1293/Menkes/SK/XI/2001 menyebutkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009).
batasan kewenangan tersebut yaitu:
1) Melaksanakan asuhan keperawatan yang Tenaga kesehatan, bila ditinjau dari Pasal
meliputi pengkajian, penetapan diagnosa 2 Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996
keperawatan, perencanaan, melaksanakan tentang Tenaga Kesehatan, meliputi :
tindakan keperawatan dan evluasi 1) Tenaga medis;
keperawatan; 2) Tenaga keperawatan;
2) Tindakan perawat sebabaimana dimaksud 3) Tenaga kefarmasian;
pada butir a meliputi intervensi 4) Tenaga kesehatan masyarakat;
keperawatan, observasi keperawatan, 5) Tenaga gizi;
pendidikan, dan konseling kesehatan; 6) Tenaga keterapian fisik; dan
3) Dalam melaksanakan asuhan keperawatan 7) Tenaga keteknisian medis.
sebagaimana dimaksud huruf (a) dan (b) Dan di dalam penjelasan pasal tersebut,
harus sesuai dengan standar asuhan disebutkan bahwa yang termasuk tenaga
keperawatan yang ditetapkan oleh keperawatan adalah perawat dan bidan.
organisasi profesi; Kewenangan Perawat dalam menjalankan
4) Pelayanan tindakan medik hanya dapat tugas dan profesinya secara prinsip diatur dalam
dilakukan berdasarkan perintah tertulis dari Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
dokter. 1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat. Keputusan Menteri ini sebagai
peraturan tekhnis yang diamanatkan UU
Kesehatan Tahun 1992 dan peraturan pelaksanaan
dari Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tersebut
dijabarkan bahwa perawat merupakan salah satu
tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan dan
fungsi khusus yang berbeda dengan tenaga
kesehatan lain. Dengan demikian sebagai
peraturan pelaksana, Keputusan ini merupakan
norma yuridis yang
mengikat perawat dalam menjalankan
profesinya, terutama yang dilakukan di rumah
sakit.
Pelaksana Kepmenkes RI No.
Dalam menjalankan kewenangan tersebut, ada 1239/Menkes/2001 yang merupakan suatu
kewajiban yang patut diingat oleh perawat. pedoman untuk melaksanakan registrasi
Kewajiban tersebut terdapat dalam Pasal 16 praktek kepeawatan. Pada petunjuk pelaksanaan
yaitu: tersebut disebutkan bahwa kewenangan perawat
1) Menghormati hak pasien; adalah melakukan asuhan keperawatan yang
2) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani; meliputi kondisi sehat dan sakit yang mencakup;
3) Menyimpanrahasiasesuaidengan asuhan keperawatan pada perinatal, asuhan
peraturan perundang-undangan keperawatan pada neonatal, asuhan keperawatan
yang berlaku; pada anak, asuhan keperawatan pada dewasa,
4) Memberikan informasi; dan asuhan keperawatan pada maternitas.
5) Meminta persetujuan tindakan yang
akan dilakukan;
6) Melakukan catatan perawatan dengan baik.
Meskipun demikian ada pengecualian Tanggung Jawab Perawat dalam
terhadap kewenangan yang telah dilandaskan Melaksanakan Kewajiban dan Hak
pada Pasal 15 tersebut. Pengecualian tersebut Berdasarkan Peraturan
jelas dimaksudkan untuk memberikan Perundang-undangan
perlindungan hukum yang lebih luas terhadap Dalam Undang-Undang No. 38 Tahun
penyelenggaran dan pelayanan kesehatan yang 2014 tentang Keperawatan
dilakukan seorang perawat. Ketentuan tentang
pengecualian tersebut terdapat dalam Pasal 20 Kewajiban adalah sesuatu yang harus
yakni: diperbuat atau harus dilakukan sesorang atau
1) Dalam keadaaan darurat yang mengancam suatu Badan Hukum. Kewajiban merupakan
jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang sesuatu yang wajib dilaksanakan, kewajiban
untuk melakukan pelayanan kesehatan dibagi diatas terdapat dua macam yaitu
diluar kewenangannya sebagaimana kewajiban sempurna yang selalu berkaitan
dimaksud dalam Pasal 15. dengan hak orang lain dan kewajiban yang
2) Pelayanan dalam keadaan darurat tidak sempurna yang terkait dengan hak orang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar
keadilan, sedangkan kewajiban tidak sempurna
ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
berdasarkan moral, kewajiban merupakan
segala bentuk beban yang diberikan oleh
hukum kepada orang ataupun Badan Hukum.
Kewajiban yang dimaksud disini adalah
kewajiban perawat yang melaksanakan praktik
mandiri perawat, dimana perawat, baik di
12
fasilitas kesehatan maupun di rumah pasien.
Perawat adalah seseorang yang telah
menyelesaikan program pendidikan
keperawatan, berwenang di Negara yang
bersangkutan untuk memberikan pelayanan,
dan bertanggung jawab dalam peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, serta
pelayanan terhadap pasien. Oleh karena itu,
perawat dalam menjalankan praktik mandiri
perawat, berkewajiban memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik
Perawat (SIPP).
Ketentuan dalam Pasal 37 Undang-
Undang No. 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan, mewajibkan perawat untuk
melengkapi prasarana pelayanan keperawatan
sesuai dengan standar pelayanan keperawatan,
memberikan pelayanan, merujuk pasien
kepada perawat lain jika perawat tidak dapat (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan
menangani, mendokumentasikan asuhan Pasal 18 Ayat (1), Pasal 21, Pasal 24 Ayat (1),
keperawatan, memberikan informasi yang dan Pasal 27 Ayat (1) dikenai sanksi
lengkap, jujur, benar, jelas dan mudah administrasi; Ayat (2) Sanksi administrasi
dimengerti oleh pasien tentang tindakan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat
keperawatan yang akan diberikan kepadanya berupa : a) teguran lisan; b) peringatan tertulis;
sesuai dengan batas kewenangan perawat, c) denda administratif dan; d) pencabutan izin
melaksanakan pelimpahan wewenang dari praktik; Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut
tenaga kesehatan lain seperti dokter dengan mengenai tata cara pengenaan sanksi
syarat memberikan delegasi secara tertulis administratif sebagaimana dimaksud pada Ayat
dari dokter. (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dengan demikian perawat melaksanakan Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun


standar pelayanan keperawatan, sehingga bila 2009 tentang Kesehatan
terjadi suatu kesalahan/kelalaian, maka perawat Kewajiban perawat dalam Undang-Undang
dapat bertanggung jawab. Oleh karena itu, No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
lahirnya hak dan kewajiban perawat, maka dapat dilihat dari beberapa pasal berikut:
hubungan anggota masyarakat dilindungi oleh Pasal 9 : (1) Setiap orang berkewajiban,
hukum, maka mereka harus mentaati hubungan mewujudkan,
hukum ini. Kehendak untuk mentaati hubungan mempertahankan, dan
hukum ini disebut tanggung jawab hukum mening- katkan derajat
(legal liability). Tanggung jawab hukum kesehatan masyarakat yang
dimaksudkan sebagai terhadap ketetntuan- setinggi-tingginya;
ketentuan hukum. Seorang perawat dalam (2) Kewajiban sebagaimana
memberikan jasa pelayanan kemungkinan dimaksud pada Ayat (1),
melakukan kesalahan/kelalaian. Hal ini akan pelaksanaannya meliputi
menimbulkan tuntutan terhadap perawat oleh upaya kesehatan perorangan,
pasien maupun keluarganya agar perawat upaya kesehatan masyarakat,
bertanggung jawab. dan pembangunan
Apabila perawat melaksanakan berwawasan kesehatan;
kewajibannya dengan baik, maka perawat Pasal 10 : Setiap berkewajiban
berhak memperoleh haknya sebagaimana dalam menghormati hak orang lain,
Pasal 36 Undang-Undang Nomor 38 Tahun dalam upaya memperoleh
2014 tentang Keperawatan yang lingkungan yang sehat, baik fisik,
menyatakan bahwa “Perawat berhak biologi, maupun sosial;
memperoleh perlindungan hukum sepanjang Pasal 11 : Setiap berkewajiban
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan hidup sehat
standar pelayanan keperawatan, mendapatkan mewujudkan, mempertahankan
informasi yang benar, lengkap dan jujur dari dan memajukan kesehatan yang
pasien atau keluarganya mengenai kondisi atau setinggi-tingginya;
penyakit pasien, agar perawat tidak melakukan Pasal 12 : Setiap berkewajiban
kesalahan/kelalaian dalam menentukan menjaga dan meningkatkan
diagnosa penyakit pasien dan tidak salah derajat kesehatan bagi orang lain
menentukan obat yang akan diberikan yang menjadi tanggungjawabnya;
padanaya, menolak keinginan pasien yang tidak dan
sesuai dengan standar pelayanan Pasal 13 : (1) Setiap orang berkewajiban
keperawatan serta perawat berhak mendapatkan turut dalam program
imbalan jasa dari pelayanan yang diberikan jaminan kesehatan sosial;
oleh pasien dan memperoleh fasilitas kerja (2) Program jaminan kesehatan
sesuai dengan standar”. sosial sebagaimana dimaksud
Jika perawat melakukan suatu kesalahan pada Ayat (1) dikhususkan
atau kelalaian yang menyebabkan pasien pada pelayanan publik.
mengalami kerugian dalam menjalankan praktik Kewajiban perawat dapat dinyatakan :
mandiri perawat, maka perawat harus (1) Perawat wajib mematuhi peraturan
bertanggung jawab untuk menerima sanksi Institusi yang bersangkutan; (2) Perawat wajib
administrasi sebagaimana dalam Pasal 58 Ayat
memberikan pelayanan atau asuhan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di
keperawatan sesuai dengan standar dan batas Institusi pelayanan yang bersangkutan.
kewenangan; (3) Perawat wajib menghormati Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
hak pasien; (4) Perawat wajib merujuk pasien HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin
kepada perawat atau tenaga kesehatan lain dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
yang mempunyai keahlian atau kemampuan
yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak Di dalam Permenkes ini, kewajiban
perawat diatur dalam Pasal 3 dan 12. Dalam Pasal
dapat mengatasinya; (5) Perawat wajib
3 disebutkan bahwa “Setiap perawat yang
memberikan kesempatan kepada pasien untuk
10
berhubungan dengan keluarganya selama tidak menjalankan praktik wajib memiliki SIPP”.
bertentangan dengan peraturan atau standar Namun ternyata terdapat kesenjangan antara
profesi yang ada; (6) Perawat wajib kondisi ideal dengan kenyataan. Di berbagai
memberikan kesempatan kepada pasien untuk daerah di Indonesia ditelusuri adanya perawat
menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama yang membuka praktik mandiri tanpa memiliki
atau kepercayaan masing-masing selama tidak SIK dan SIPP. Menurut Bangka Pos,
mengganggu pasien lainnya; (7) Perawat wajib berdasarkan catatan Persatuan Perawat
berkolaborasi dengan tenaga medis atau Nasional Indonesia (PPNI) Bangka Belitung,
tenaga kesehatan terkait lainnya dalam dari 300 perawat di kota Pangkal Pinang belum
memberikan pelayanan kesehatan dan satupun yang memiliki SIK dan SIPP. Padahal
pelayanan keperawatan kepada pasien. banyak yang memberikan pengobatan medis
kepada masyarakat. Demikian juga yang
Perawat merupakan salah satu profesi diberitakan Batam Pos adanya perawat yang
tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan diperiksa oleh Polsek setempat karena
kesehatan langsung baik kepada individu, membuka praktik perawat tanpa izin dari Dinas
keluarga dan masyarakat. Sebagai salah satu Kesehatan setempat.
tenaga profesional, perawat menjalankan dan
Sedangkan itu, kewajiban perawat dalam
melaksanakan kegiatan praktik keperawatan Pasal 12 dinyatakan bahwa “(1) dalam
dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan melaksanakan praktik, perawat wajib untuk :
teori keperawatan yang dapat a) Menghormati hak klien;
dipertanggungjawabkan. Dimana ciri sebagai b) Melakukan rujukan;
profesi adalah mempunyai body of c) Menyimpan rahasia sesuai peraturan
knowledge yang dapat diuji kebenarannya perundang-undangan;
serta ilmunya dapat diimplementasikan d) Memberikan informasi tentang masalah
kepada masyarakat langsung. kesehatan pasien/klien dan pelayanan yang
Sedangkan ketentuan dalam Pasal 56 dibutuhkan;
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang e) Meminta persetujuan tindakan
Kesehatan dinyatakan hak-hak perawat, yaitu: keperawatan yang akan dilakukan;
1) Perawat berhak untuk mendapatkan f) Melakukan pencatatan asuhan keperawatan
perlindungan hukum dalam melaksanakan secara sistematis; dan
tugas sesuai dengan profesinya; g) Mematuhi standar”.
2) Perawat berhak mengembangkan diri Kewajiban perawat tersebut menjadi hak
melalui kemajuan sosialisasi sesuai dengan bagi pasien. Dengan begitu, hubungan antara
latar belakang pendidikannya; perawat dan pasien merupakan hubungan
3) Perawat berhak menolak keinginan pasien hukum (perjanjian) yang menimbulkan hak dan
yang bertentangan dengan peraturan kewajiban bagi masing-masing pihak. Oleh
perundang-undangan serta standar dan karena itu, aspek keperdataan dalam pelayanan
kode etik profesi perawat; keperawatan berpokok pangkal pada hubungan
4) Perawat berhak mendapatkan ilmu perawat dan pasien.
pengetahuan berdasarkan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Adapun mengenai hak diatur dalam
bidang keperawatan atau kesehatan secara Pasal 11 yang berbunyi “Dalam melaksanakan
terus menerus; praktik, perawat mempunyai hak :
5) Perawat berhak untuk mendapatkan 1) Memperoleh perlindungan hukum dalam
penghargaan dan imbalan yang layak atas melaksanakan praktik keperawatan sesuai
jasa profesi yang diberikannya berdasarkan standar;
dengan pasien perlu diperbaiki kembali. 2. Pelanggaran sedang, meliputi :
Terkadang walaupun perawat berada disamping (a) meminta imbalan berupa uang atau
pasien selama 24 jam, masih ada beberapa barang kepada pasien atau keluarganya
perawat yang mengabaikan etik keperawatan untuk kepentingan pribadi atau
terhadap pasien. Berangkat dari hal semacam kelompok;
inilah menjadi penyebab lahirnya pelanggaran (b) memukul pasien dengan sengaja;
kode etik keperawatan, yaitu perawat sebagai (c) bagi perawat yang sudah menikah
profesi tenaga pelayanan keperawatan kurang dilarang menjalin cinta dengan pasien
memahami apa arti dari kode etik keperawatan, dan keluarganya, suami atau teman
sehingga berdampak pada keselamatan pasien. sejawat;
(d) menyalahgunakan uang perawatan
Oleh karena itu, sebagai perawat harus memahami
atau pengobatan pasien untuk
pentingnya kode etik keperawatan agar dapat
kepentingan pribadi atau kelompok;
memberikan pelayanan yang baik kepada klien.
(e) merokok dan berjudi di lingkungan
Di dalam Buku Standar Kode Etik rumah sakit saat memakai seragam
Keperawatan, disebutkan beberapa jenis perawat;
pelanggaran etik keperawatan, antara lain: (f) menceritakan aib teman seprofesi
1. Pelanggaran ringan, meliputi : atau menjelekkan profesi perawat
(a) melalaikan tugas; dihadapan profesi lain; dan
(b) berperilaku tidak menyenangkan (g) melakukan pelanggaran etik
penderita atau keluarga; ringan (minimal 3 kali).
(c) tidak bersikap sopan saat berada dalam 3. Pelanggaran berat, meliputi :
ruang perawatan; (a) melakukan tindakan keperawatan tanpa
(d) tidak berpenampilan rapi; mengikuti prosedur sehingga
(e) menjawab telepon tanpa menyebutkan penderitaan pasien bertambah parah
identitas; dan bahkan meninggal;
(f) berbicara kasar dan mendiskreditkan
teman sejawat dihadapan umum/forum.
(g) salah emmberikan obat sehingga
berakibat fatal bagi pasien; 4. Sanksi pelanggaran berat, yaitu dengan :
(h) membiarkan pasien dalam keadaan sakit (c) Harus meminta maaf terhadap pihak
parah atau sakratul maut tanpa yang dirugikan;
memberikan pertolongan; (d) Membuat surat pernyataan diatas
(i) berjudi atau meminum minuman kertas segel bermaterai tidak akan
beralkohol sampai mabuk diruangan mengulanginya lagi;
perawatan; (e) Dilaporkan kepada pihak kepolisian;
(j) menodai kehormatan pasien; dan (d) diberhentikan dari kedinasan
(k) memukul atau berbuat kekerasan pada dengan tidak hormat.
pasien dengan sengaja sampai terjadi cacat Penanganan masalah etik
fisik; keperawatan merupakan penanganan
(l) menyalahgunakan obat pasien untuk masalah yang dilakukan untuk
kepentingan pribadi atau kelompok; dan menyelesaikan masalah-
(m) menjelekkan dan/atau membuat cerita masalah yang berhubungan dengan
hoax mengenai profesi keperawatan pada pelanggaran masalah Kode Etik
profesi lain dalam forum, media cetak, Keperawatan Indonesia. yang
maupun media online yang bertanggungjawab dalam masalah etik
mengakibatkan adanya tuntutan hukum. adalah :
Sedangkan sanksi untuk 1) Direktur Rumah Sakit;
pelanggaran etik keperawatan terbagi atas : 2) Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan;
1. Sanksi pelanggaran ringan, yaitu dengan :
(a) Berjanji untuk tidak mengulangi
perbuatannya lagi; dan
(b) Meminta maaf terhadap pihak
yang dirugikan.
2. Sanksi pelanggaran sedang, yaitu dengan :
(a) Harus mengembalikan barang atau
uang yang diminta kepada pasien atau
keluarganya;
(b) Meminta maaf terhadap pihak
yang dirugikan.
yang dimilikinya. Bila tanggung jawab hukum
3) Kepala Ruangan; itu berdasarkan hukum perdata, maka unsur
4) Ketua Komite Keperawatan melalui Sub terkait adalah ada tidaknya suatu perbuatan
melawan hukum atau wanprestasi dan bila
Komite Etik Komite Keperawatan.
bersumber pada hukum pidana maka unsurnya
Untuk mekanisme penyelesaian masalah adalah ada tidaknya suatu kesalahan terhadap
etik, meliputi : 1) membuat kronologis kejadian; perbuatan yang harus/tidak seharusnya
2) menilai bobot masalah (pelanggaran ringan, dilakukan berdasarkan hukum tertulis maupun
sedang, atau berat); 3) penyelesaian masalah tidak tertulis.
secara berjenjang, yaitu Kepala Ruangan, Kepala
Tanggung jawab perawat akan
Bidang Pelayanan Keperawatan, Direktur Rumah
bergantung pada bentuk kewenangan yang
Sakit dengan melibatkan Sub Komite Etik Komite
dimiliki. Pada pelanggaran kewenangan
Keperawatan dan organisasi profesi (PPNI dan
atribusi yang merupakan fungsi
IBI). Setiap terjadi pelanggaran etik keperawatan
independennya perawat, maka bila terjadi
dilakukan pencatatan dan pelaporan menggunakan
kesalahan dalam asuhan keperawatan tersebut
formulir baku yang telah ditentukan, seperti
Formulir Peringantan Lisan, Formulir Laporan perawat yang bersangkutan akan memikul
Kejadian Pelanggaran Kode Etik beban pertanggungjawabannya sendiri. Contoh
Keperawatan,danFormulir kasus, bila seorang perawat melakukan
Pengarahan/Konseling. Kemudian setiap kesalahan ketika memandikan pasien bayi
pelanggaran kode etik keperawatan terdapat yang menyebabkan terjadinya faktur.
nomor pelanggaran yang sesuai jenis pelanggaran Sementara apabila fungsi interdependen yang
9 dilanggar maka perawat akan memikul beban
etik keperawatan. tanggungjawab tersebut bersama- sama dengan
Selanjutnya, tanggung jawab hukum dokter ketua tim dan rumah sakit yang
perawat dapat ditinjau dari pembidangan hukum memberikan tugas tersebut. Contoh kasus,
itu sendiri. Bila ditinjau berdasarkan hukum apabila terjadi kesalahan perawat dalam
administrasi negara, maka tanggung jawab hukum menghitung jumlah kapas bulat di ruang
itu akan bersumber pada masalah kewenangan operasi sesudah operasi yang mengakibatkan
tertinggalnya kapas di dalam perut pasien tidak Apabila tidak mengerjakan apa yang
terdeteksi oleh dokter. seharusnya dikerjakan dalam Pasal 20
Tanggung jawab hukum di bidang tersebut;
perdata akan bersumber pada perbuatan 3. Tanggung jawab karena gugatan
melawan hukum atau wanprestasi. Namun wanprestasi berdasarkan Pasal 1234 BW
kedua batasan pelanggaran hukum tersebut Dalam wanprestasi seorang peraawat akan
tetap tidak akan lepas dari pelaksanaan fungsi dimintai pertanggungjawaban apabila
perawat. Tindakan perawat dapat dikatakan terpenuhi unsur-unsur wanprestasi, yaitu:
sebagai perbuatan melawan hukum apabila a. Tidak mengerjakan kewajibannya sama
terpenuhinya unsur-unsur yang tertuang dalam sekali; dalam konteks ini apabila
Pasal 1365 KUH Perdata, yakni adanya seorang perawat tidak mengerjakan
kerugian nyata yang diderita sebagai akibat semua tugas sesuai dengan fungsinya,
langsung dari perbuatan tersebut. Sementara baik fungsi independen, interdependen
tanggung jawab dalam kategori wanprestasi maupun dependen.
apabila terpenuhi unsur-unsur wanprestasi b. Mengerjakankewajibantetapi terlambat;
dalam Pasal 1234 KUH Perdata. dalam hal ini apabila kewjiban sesuai
fungsi tersebut
Tanggung jawab perawat bila dilihat dari
ketentuan dalam KUH Perdata, maka dapat
dilakukan terlambat yang
dikatagorikan ke dalam empat prinsip sebagai
mengakibatkan kerugian pada pasien.
berikut:
Contoh kasus seorang perawat yang
1. Tanggung jawab langsung berdasarkan
tidak membuang kantong urine pasien
Pasal 1365 BW dan Pasal 1366 BW
dengan kateter secara rutin setiap hari.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut maka
Melainkan 2 hari sekali dengan
seorang perawat yang melakukan
ditunggu sampai penuh. Tindakan
kesalahan dalam menjalanka fungsi
tersebut megakibatkan pasien
independennya yang mengakibatkan
mengalami infeksi saluran urine dari
kerugian pada pasien maka ia wajib
kuman yang berasal dari urine yang
memikul tanggung jawabnya secara
langsung; tidak dibuang.
c. Mengerjakan kewajiban tetapi tidak
2. Tanggung jawab dengan asas
sesuai dengan yang seharusnya; suatu
respondeatsuperior atau let's the master
tugas yang dikerjakan asal-asalan.
answer maupun khusus di ruang bedah
Sebagai contoh seorang perawat yang
mengcilkan aliran air infus pasien di SIMPULAN
malam hari hanya karena tidak mau Pada prinsipnya perencanaan,
terganggu istirahatnya. pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan
d. Mengerjakan yang seharusnya tidak boleh pengawasan mutu tenaga kesehatan ditujukan
dilakukan; dalam hal ini apabila seorang kepada seluruh tenaga kesehatan dalam
perawat melakukan tindakan medis yang menyelenggarakan upaya kesehatan. Tenaga
tidak mendapat delegasi dari dokter, kesehatan dapat dikelompokkan sesuai
seperti menyuntik pasien tanpa perintah, dengan keahlian dan kualifikasi yang
melakukan infus padahal dirinya belum dimiliki, antara
terlatih. lain meliputi tenaga medis, tenaga
Apabila perawat terbukti memenuhi unsur kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga
kesehatan masyarakat dan lingkungan,
wanprestasi, maka tanggung jawab itu akan dipikul
tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga
langsung oleh perawat yang bersangkutan.
keteknisian medis, dan tenaga kesehatan
Sementara dari aspek tanggung jawab secara lainnya. Kewenangan Perawat dalam
hukum pidana seorang perawat baru dapat dimintai menjalankan tugas dan profesinya secara
pertanggungjawaban apabila terdapat unsur-unsur prinsip diatur dalam Keputusan Menteri
sebagai berikut: Kesehatan RI No. 1293/Menkes/SK/XI/2001
a. Suatu perbuatan yang bersifat melawan hukum tentang Registrasi dan Praktik Perawat.
; dalam hal ini apabila perawat melakukan Dalam menjalankan profesinya maka
pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang perawat tidak akan terlepas dari batasan
tertuang dalam Pasl 15 Kepmenkes. kewenangan yang dimiliknya.
b. Mampu bertanggung jawab, dalam hal ini
Pemyataan kode etik perawat dibuat
seorang perawat yang memahami konsekuensi
untuk membantu dalam pembuatan standar
dan resiko dari setiap tindakannya dan secara
dan merupakan pedoman dalam pelaksanaan
kemampuan, telah mendapat pelatihan dan
tugas, kewajiban dan hak perawat
pendidikan untuk itu. Artinya seorang perawat
profesional.
yang menyadari bahwa tindakannya dapat
merugikan pasien.
c. Adanya kesalahan (schuld) berupa kesengajaan
(dolus) atau karena kealpaan (culpa).
Kesalahan disini bergantung pada niat
(sengaja) atau hanya karena lalai. Apabila
tindakan tersebut dilakukan karena niat dan
ada unsur kesengajaan, maka perawat yang
bersangkutan dapat dijerat sebagai pelaku
tindak pidana. Sebagai contoh seorang
perawat yang dengan sadar dan sengaja
memberikan suntikan mematikan kepada
pasien yang sudah terminal. (disebut dengan
tindakan euthanasia aktif)
d. Tidak adanya alasan pembenar atau alasan
pemaaf; dalam hal ini tidak ada alasan pemaaf
seperti tidak adanya aturan yang
mengijinkannya melakukan suat tindakan,
ataupun tidak ada alasan pembenar seperti
resiko yang melekat dalam tindakan yang
dilakukan. Misalnya resiko terjadinya odem
(bengkak) sesudah jarum infus dicabut.Atau
adanya rasa tidak nyaman bagi pasien yang
menjalani kateter.
SARAN
Kewajiban perawat tertuang dalam Pasal 37 Dalam pembuatan undang-undang praktik
Undang-Undang No. 38 Tahun 2014, Pasal 9-13 keperawatan, Pemerintah dan DPR perlu
Undang- Undang No. 36 Tahun 2009, serta Pasal mengatur secara tegas tentang hak dan kewajiban
3 dan 12 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. perawatan dalam melakukan pelayanan kesehatan
HK.02.02/Menkes/148/I/2010. Sedangkan baik di rumah sakit, puskesmas, sarana kesehatan
mengenai hak perawat, tertuang dalam Pasal lain dan masyarakat. Disamping itu, dalam
36 Undang-Undang Nomor 38 Tahun undang-undang tersebut perlu diatur mengenai
2014, Pasal kewenangan dan kompetensi pelimpahan untuk
56 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, serta melakukan tindakan medik kepada perawat,
Pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. terutama yang bekerja di pedesaan dengan tetap
HK.02.02/Menkes/148/I/2010. memperhatikan doktrin locallyrule.
Tanggung jawab hukum perawat bisa dipilah
berdasarkan bidang hukum itu sendiri yakni secara DAFTAR PUSTAKA
hukum administrasi negara, secara hukum Perdata
dan secara Hukum Pidana. Tanggung jawab secara
HAN akan bersumber dari kewenangan yang Kerja, T. (n.d.). Analisis penerapan etika
diperoleh dan dihubungkan dengan fungsi perawat keperawatan pada perawat pelaksana di
dalam menjalankan profesinya. Tanggung jawab ruang rawat inap rs gpi depok.
secara hukum perdata akan bersumber pada perbuatan
melawan hukum atau wanprestasi. Sedangkan Muvie, N. (2011). Konsep Dasar
tanggung jawab secara hukum pidana akan bersumber
Penelitian Naturalistik.
terhadap persyaratan untuk dapat dimintai tanggung
jawab hukum.
Noviani, W. (2016). Persepsi Mahasiswa
Profesi Ners Tentang Kode Etik
Keperawatan Indonesia di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Indonesian Journal of
Nursing Practices, 1(1), 30–39.
Retrieved from
https://doi.org/10.18196/ijnp.1148

Setiani, B. (2018). Pertanggungjawaban


Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan
Kewajiban dan Kode Etik Dalam Praktik
Keperawatan. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia, 8(04), 497–
507. Retrieved from
https://doi.org/10.33221/jiiki.v8i04.154

Wahyuni, O. S., Wahyuni, U., Keperawatan,


A., Majalengka, Y., Gunung, R., &
Cirebon, J. (2018). DI RUMAH SAKIT
DAERAH GUNUNG JATI KOTA
CIREBON TAHUN 2018, IV, 1–11.

Anda mungkin juga menyukai