Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah sakit merupakan suatu institusi yang bersifat kompleks dan bersifat

organisasinya majemuk, maka diperlukan pola manajemen yang jelas dan modern

untuk setiap unit kerja atau bidang kerja. Selain itu, rumah sakit adalah institusi

yang kompleks dan memiliki berbagai macam sumber daya profesi, sekurang –

kurangnya terdapat dua profesi utama yaitu dokter dan perawat (Soeroso, 2002).

Dari berbagai profesi yang terdapat disuatu rumah sakit, profesi

keperawatan merupakan profesi yang memiliki sumber daya manusia yang relatif

besar jumlahnya. selain itu, perawat juga beroperasi selama 24 jam perhari dan

secara umum pasien di rumah sakit juga membutuhkan 24 jam asuhan

keperawatan (Potter, 2005). Pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan

keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus menerus, serta pelayanan yang

bermutu tergantung pada beberapa faktor diantaranya yaitu profesionalisme dan

kepercayaan, sikap dan tingkah laku, etos kerja dan fleksibilitas, kenyataan dan

kepercayaan, penampilan, serta reputasi dan kredibilitas, yang semuanya akan

mengakibatkan beban kerja yang tinggi bagi perawat.

Ilyas (2000) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat menurunkan

motivasi kerja personel adalah tingginya beban kerja. Motivasi merupakan sesuatu

yang berasal dari internal yang dapat menimbulkan dorongan atau semangat untuk

bekerja keras. Individu yang memiliki motivasi kerja yang tinggi, cenderung

1
2

memiliki kinerja yang baik dan sebaliknya individu yang memiliki motivasi kerja

yang rendah, cenderung memiliki kinerja yang buruk. Penurunan motivasi kerja

dan prestasi bermuara kepada penurunan tingkat kepuasan kerja personel. Artinya,

sejumlah faktor yang mempengaruhi motivasi dan prestasi juga dapat berefek

langsung maupun tidak langsung terhadap kepuasan kerja.

Beban kerja secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau

jumlah aktivitas yang dilakukan. Sedangkan beban kerja secara subyektif adalah

ukuran yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang beban kerja yang

diajukan, tentang perasaan kelebihan beban pekerjaan, ukuran dari tekanan

pekerjaan dan kepuasan kerja (Peter, 2001). Banyak faktor yang mempengaruhi

beban kerja perawat antara lain adalah jumlah pasien yang masuk, kondisi pasien,

rata – rata hari perawatan pasien dan rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk

merawat pasien. Semakin banyak pasien yang ditangani seorang perawat selama

periode waktu tertentu, maka semakin berat atau besar beban kerja perawat

tersebut (Gillies, 2001).

Sejalan dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan status sosial

ekonomi masyarakat, tuntutan masyarakat semakin tinggi dan mengerti terhadap

pelayanan kesehatan. Akhir – akhir ini animo masyarakat untuk mencari

pelayanan kesehatan pada rumah sakit swasta semakin meningkat. Jika melihat

data dari Depkes, jumlah rumah sakit yang dikelola swasta cenderung terus

meningkat setiap tahunnya, dari tahun 2001 sebanyak 580 unit, bertambah sekitar

7,9% menjadi 626 unit pada tahun 2005, atau rata – rata meningkat sekitar 2% per

tahun. Dalam periode yang sama, perkembangan rumah sakit umum (RSU) swasta
3

di Indonesia meningkat 17,3% dari 411 unit menjadi 436 unit. Begitu juga dengan

rumah sakit khusus (RSK) swasta di Indonesia meningkat sekitar 12,4% dari 169

unit menjadi 190 unit. Bahkan dengan tarif rumah sakit swasta yang mahal ini,

tidak menyurutkan minat pasien dari golongan menengah – atas. Hal ini

disebabkan pelayanan di rumah sakit swasta dianggap lebih professional dan

dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang canggih (Rahmayanti, 2009).

Rumah sakit swasta dianggap lebih baik dalam pelayanan kepada pasien,

maka tuntutan akan pelayanan kesehatan dari pasien semakin tinggi, dan hal

tersebut akan berpengaruh terhadap beban kerja perawat di rumah sakit tersebut,

ditambah lagi dengan tuntutan dari pasien yang beranggapan bahwa, jika mereka

sudah membayar mahal, maka semua kebutuhannya ingin dipenuhi oleh perawat,

meskipun tingkat ketergantungan pasien tersebut sudah mandiri (hanya

membutuhkan motivasi dan edukasi untuk melakukan perawatan diri) (Ilyas,

2004).

Di Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya,

terdapat 2 ruangan Medikal Bedah yaitu Shofa Marwah (Kelas 1 dan 2), dan

Multazam (Kelas 3). Berikut adalah laporan RSI Surabaya Jalan A. Yani pada

2011 tentang BOR dan jumlah perawat di ruang Medikal Bedah.

Tabel 1.1 Rata - Rata BOR di Ruang Medikal Bedah Selama Tiga Tahun Terakhir
RSI Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya Tahun 2011.

Nama Ruangan 2009 2010 2011 Rata – Rata BOR


Medikal Bedah (%) (%) (%) Ruang Medikal
Bedah (%)
Shofa Marwah 44,38 48,90 51,75 48,34
Multazam 66,70 63,95 82,60 71,08
Sumber : RSI Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Tahun 2011.
4

Tabel 1.2 Jumlah dan Klasifikasi Perawat di Ruang Medikal Bedah RSI Surabaya
Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya Tahun 2011.

Nama Ruangan Jumlah Perawat Klasifikasi Perawat


Medikal Bedah yang Ada di S1 D3 SPK
Ruangan
Shofa Marwah 14 3 10 1
Multazam 9 1 6 2
Total Perawat 23 4 16 8
Suber : RSI Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Tahun 2011.

Tabel 1.3 Jumlah Tenaga Ideal Perawat dengan Realisasi Menurut Formula
Douglas di RSI Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya Tahun
2011.

Nama Ruangan Jumlah Jumlah Keterangan


Medikal Bedah Realisasi Tenaga
Perawat Perawat Ideal
Shofa Marwah 14 17 Kurang 3
Multazam 9 10 Kurang 1
Total Perawat 23 27
Sumber : RSI Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Tahun 2011

Dari tabel 1.1, 1.2 dan 1.3 diatas, menunjukkan rata – rata BOR (Bed Occupancy

Rate) di ruang Shofa Marwah 48,34% dengan jumlah perawat di ruangan tersebut

14 orang. Meskipun rata – rata BORnya tidak terlalu tinggi, berdasarkan observasi

yang dilakukan oleh peneliti, dari 14 orang perawat yang terdapat di ruang Shofa

Marwah terdapat 3 perawat yang mengeluh bahwa pasien di ruangan Shofa

Marwah menuntut lebih kepada perawat tentang pelayanan kesehatan karena

mereka sudah membayar mahal, meskipun tingkat ketergantungan pasien sudah

mandiri, dan hal tersebut akan menambah beban kerja perawat. Di ruangan lain, di

ruang Multazam rata – rata BORnya 71,08% dari 9 orang perawat. Semua

perawat di ruang Multazam, rata – rata 3 kali dalam satu bulan melakukan lembur

kerja, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3, dimana di ruagan Multazam
5

mengalami kekurangan tenaga perawat (Ruang Shofa Marwah kekurangan 3

orang dan Multazm kekurangan 1 orang) sedangkan menurut teori Thailand dan

Phillipin, rata – rata jam perawatan pasien per hari di ruangan Medikal Bedah

(campuran) adalah 3,4 jam per hari, jika ada perawat yang lembur maka, artinya

rata – rata jam perawatan pasien per hari melebihi 3,4 jam per hari, dan hal

tersebut merupakan beban kerja perawat. Dengan demikian, perlu dikaji tentang

bagaimana beban kerja perawat di masing – masing ruangan Medikal Bedah.

Beban kerja perawat yang tinggi akan menyebabkan penurunan kinerja

dan motivasi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan, pekerjaan yang

dilakukan oleh perawat menjadi kurang optimal, dan selanjutnya akan

menurunkan produktifitas keperawatan, sehingga akan berpengaruh terhadap

pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat yang nantinya akan

berdampak pada kepuasan kerja perawat dan kepuasan pasien (Ilyas, 2004).

Agar dalam perencanaan tenaga perawat dapat efektif dan efisien, baik

dari segi jumlah maupun jenis tenaga perawat, pemanfaatan rata – rata waktu dan

frekuensi tindakan perawatan lebih efektif dan efisien, maka dibutuhkan analisis

beban kerja yang dapat menggambarkan secara kualitas dan kuantitas

ketenagakerjaan perawat seperti pihak manajemen rumah sakit dapat

mendistribusikan tenaga perawat dari ruangan yang memiliki kelebihan tenaga

perawat ke ruangan yang memiliki kekurangan tenaga perawat, sehingga tenaga

kerja perawat di masing – masing ruangan menjadi seimbang dengan frekuensi

beban kerjanya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti tentang gambaran beban
6

kerja perawat terutama di Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya

Jalan Ahmad Yani Surabaya.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas ketidak seimbangan antara

jumlah perawat dengan jumlah pasien, serta angka ketergantungan dari masing –

masing pasien dan waktu yang dibutuhkan perawat dalam melakukan setiap

tindakan keperawatan akan berpengaruh pada beban kerja perawat. Beban kerja

yang tidak sesuai dengan jumlah tenaga perawat akan mempengaruhi waktu

pelayanan kesehatan dan juga mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dalam

pelayanan keperawatan di instansi rumah sakit, maka penelitian ini difokuskan

pada gambaran beban kerja perawat berdasarkan time and motion study di Ruang

Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah,

bagaimana gambaran beban kerja perawat berdasarkan time and motion study di

Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani

Surabaya?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran beban kerja perawat berdasarkan time and motion

study di Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad

Yani Surabaya.
7

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi beban kerja perawat berdasarkan time and motion study di

ruang Shofa Marwah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani

Surabaya.

b. Mengidentifikasi beban kerja perawat berdasarkan time and motion study di

ruang Multazam Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani

Surabaya.

c. Mengidentifikasi beban kerja perawat secara kualitas dan kuantitas

berdasarkan time and motion study di ruang Medikal Bedah Rumah Sakit

Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memperkaya wawasan ilmu pengetahuan, khususnya manajemen

keperawatan dan manajemen sumber daya manusia yang berhubungan

dengan beban kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

b. Sebagai referensi atau tambahan informasi yang dapat digunakan oleh peneliti

yang mempunyai peminatan di bidang manajemen sumber daya manusia yang

berkaitan dengan beban kerja perawat.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan bagi pemimpin Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Ahmad

Yani Surabaya tentang beban kerja perawat sebagai sumber informasi dan

sebagai acuan dalam pengelolaan sumber daya manusia (keperawatan).


8

b. Bagian Keperawatan

Memberikan masukan kepada manajer keperawatan mengenai beban kerja

perawat, dalam rangka penyesuaian atau pengaturan tenaga berdasarkan

kapasitas tempat tidur dan tingkat hunian, serta rata – rata jam perawatan

pasien di Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral

Ahmad Yani Surabaya

3. Bagi Pasien

Dengan pengelolaan tenaga keperawatan yang sesuai, maka pasien akan

mendapatkan pelayanan sebaik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai