PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan suatu institusi yang bersifat kompleks dan bersifat
organisasinya majemuk, maka diperlukan pola manajemen yang jelas dan modern
untuk setiap unit kerja atau bidang kerja. Selain itu, rumah sakit adalah institusi
yang kompleks dan memiliki berbagai macam sumber daya profesi, sekurang –
kurangnya terdapat dua profesi utama yaitu dokter dan perawat (Soeroso, 2002).
keperawatan merupakan profesi yang memiliki sumber daya manusia yang relatif
besar jumlahnya. selain itu, perawat juga beroperasi selama 24 jam perhari dan
keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus menerus, serta pelayanan yang
kepercayaan, sikap dan tingkah laku, etos kerja dan fleksibilitas, kenyataan dan
Ilyas (2000) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat menurunkan
motivasi kerja personel adalah tingginya beban kerja. Motivasi merupakan sesuatu
yang berasal dari internal yang dapat menimbulkan dorongan atau semangat untuk
bekerja keras. Individu yang memiliki motivasi kerja yang tinggi, cenderung
1
2
memiliki kinerja yang baik dan sebaliknya individu yang memiliki motivasi kerja
yang rendah, cenderung memiliki kinerja yang buruk. Penurunan motivasi kerja
dan prestasi bermuara kepada penurunan tingkat kepuasan kerja personel. Artinya,
sejumlah faktor yang mempengaruhi motivasi dan prestasi juga dapat berefek
Beban kerja secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau
jumlah aktivitas yang dilakukan. Sedangkan beban kerja secara subyektif adalah
ukuran yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang beban kerja yang
pekerjaan dan kepuasan kerja (Peter, 2001). Banyak faktor yang mempengaruhi
beban kerja perawat antara lain adalah jumlah pasien yang masuk, kondisi pasien,
rata – rata hari perawatan pasien dan rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk
merawat pasien. Semakin banyak pasien yang ditangani seorang perawat selama
periode waktu tertentu, maka semakin berat atau besar beban kerja perawat
pelayanan kesehatan pada rumah sakit swasta semakin meningkat. Jika melihat
data dari Depkes, jumlah rumah sakit yang dikelola swasta cenderung terus
meningkat setiap tahunnya, dari tahun 2001 sebanyak 580 unit, bertambah sekitar
7,9% menjadi 626 unit pada tahun 2005, atau rata – rata meningkat sekitar 2% per
tahun. Dalam periode yang sama, perkembangan rumah sakit umum (RSU) swasta
3
di Indonesia meningkat 17,3% dari 411 unit menjadi 436 unit. Begitu juga dengan
rumah sakit khusus (RSK) swasta di Indonesia meningkat sekitar 12,4% dari 169
unit menjadi 190 unit. Bahkan dengan tarif rumah sakit swasta yang mahal ini,
tidak menyurutkan minat pasien dari golongan menengah – atas. Hal ini
Rumah sakit swasta dianggap lebih baik dalam pelayanan kepada pasien,
maka tuntutan akan pelayanan kesehatan dari pasien semakin tinggi, dan hal
tersebut akan berpengaruh terhadap beban kerja perawat di rumah sakit tersebut,
ditambah lagi dengan tuntutan dari pasien yang beranggapan bahwa, jika mereka
sudah membayar mahal, maka semua kebutuhannya ingin dipenuhi oleh perawat,
2004).
terdapat 2 ruangan Medikal Bedah yaitu Shofa Marwah (Kelas 1 dan 2), dan
Multazam (Kelas 3). Berikut adalah laporan RSI Surabaya Jalan A. Yani pada
Tabel 1.1 Rata - Rata BOR di Ruang Medikal Bedah Selama Tiga Tahun Terakhir
RSI Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya Tahun 2011.
Tabel 1.2 Jumlah dan Klasifikasi Perawat di Ruang Medikal Bedah RSI Surabaya
Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya Tahun 2011.
Tabel 1.3 Jumlah Tenaga Ideal Perawat dengan Realisasi Menurut Formula
Douglas di RSI Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya Tahun
2011.
Dari tabel 1.1, 1.2 dan 1.3 diatas, menunjukkan rata – rata BOR (Bed Occupancy
Rate) di ruang Shofa Marwah 48,34% dengan jumlah perawat di ruangan tersebut
14 orang. Meskipun rata – rata BORnya tidak terlalu tinggi, berdasarkan observasi
yang dilakukan oleh peneliti, dari 14 orang perawat yang terdapat di ruang Shofa
mandiri, dan hal tersebut akan menambah beban kerja perawat. Di ruangan lain, di
ruang Multazam rata – rata BORnya 71,08% dari 9 orang perawat. Semua
perawat di ruang Multazam, rata – rata 3 kali dalam satu bulan melakukan lembur
kerja, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3, dimana di ruagan Multazam
5
orang dan Multazm kekurangan 1 orang) sedangkan menurut teori Thailand dan
Phillipin, rata – rata jam perawatan pasien per hari di ruangan Medikal Bedah
(campuran) adalah 3,4 jam per hari, jika ada perawat yang lembur maka, artinya
rata – rata jam perawatan pasien per hari melebihi 3,4 jam per hari, dan hal
tersebut merupakan beban kerja perawat. Dengan demikian, perlu dikaji tentang
berdampak pada kepuasan kerja perawat dan kepuasan pasien (Ilyas, 2004).
Agar dalam perencanaan tenaga perawat dapat efektif dan efisien, baik
dari segi jumlah maupun jenis tenaga perawat, pemanfaatan rata – rata waktu dan
frekuensi tindakan perawatan lebih efektif dan efisien, maka dibutuhkan analisis
beban kerjanya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti tentang gambaran beban
6
kerja perawat terutama di Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya
B. Pembatasan Masalah
jumlah perawat dengan jumlah pasien, serta angka ketergantungan dari masing –
masing pasien dan waktu yang dibutuhkan perawat dalam melakukan setiap
tindakan keperawatan akan berpengaruh pada beban kerja perawat. Beban kerja
yang tidak sesuai dengan jumlah tenaga perawat akan mempengaruhi waktu
pada gambaran beban kerja perawat berdasarkan time and motion study di Ruang
Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani Surabaya.
C. Rumusan Masalah
bagaimana gambaran beban kerja perawat berdasarkan time and motion study di
Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani
Surabaya?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
study di Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad
Yani Surabaya.
7
2. Tujuan Khusus
ruang Shofa Marwah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani
Surabaya.
ruang Multazam Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral Ahmad Yani
Surabaya.
berdasarkan time and motion study di ruang Medikal Bedah Rumah Sakit
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Sebagai referensi atau tambahan informasi yang dapat digunakan oleh peneliti
2. Manfaat Praktisi
Sebagai masukan bagi pemimpin Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Ahmad
Yani Surabaya tentang beban kerja perawat sebagai sumber informasi dan
b. Bagian Keperawatan
kapasitas tempat tidur dan tingkat hunian, serta rata – rata jam perawatan
pasien di Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya Jalan Jendral
3. Bagi Pasien