PENDAHULUAN
penting bahkan dapat dikatakan salah satu faktor penentu dalam pengelolaan kegiatan
pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah salah satu organisasi yang melalui tenaga
Kepemimpinan adalah masalah relasi antara pemimpin dan para anggota yang
untuk mengajak (persuasi) dan menggerakkan orang lain secara bersama-sama guna
melakukan sesuatu, demi tercapainya suatu tujuan tertentu. Dengan adanya pemimpin
maka akan terwujud suatu interaksi otomatis diantara pemimpin dan individu-
individu yang dipimpin, dengan kata lain terealisasi relasi interpersonal (Kartono,
2002 ).
mempunyai optimisme yang lebih besar, rasa percaya diri, serta komitmen kepada
tujuan dan misi organisasi (Gary Yukl, 2004). Hal ini membawa konsekuensi bahwa
komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan bawahan. Pimpinan dikatakan tidak
pada suatu pekerjaan dan lingkungan tertentu. Pemimpin yang cakap tentunya dapat
bagi pegawainya, hal ini akan memunculkan minat pegawai untuk bekerja lebih giat
Kinerja adalah kualitas hasil karya personil baik kualitas maupun kuantitas
kinerja, yaitu (1) Variabel individual, terdiri dari: kemampuan dan keterampilan:
mental dan fisik, latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian, demografis:
umur asal-usul, jenis kelamin, (2) Variabel organisasional, terdiri dari: sumber daya,
berbeda-beda yang tercermin dalam mutu pelayanan. Salah satunya adalah organisasi
untuk mencapai tujuan kesehatan, dan kelompok keperawatan merupakan salah satu
komponen profesi di Rumah Sakit yang dianggap sebagai kunci dari keberhasilan
suatu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Hal ini terjadi karena perawat harus selalu
berada disamping pasien, sentuhan dan asuhan keperawatan dirasakan pasien sejak
masuk Rumah Sakit sampai pada waktu akan pulang (Sumijatun, 2010)
sosiologis, spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
Asuhan keperawatan dalam sebuah rumah sakit pada umumnya rendah atau
kurang berkualitas, berarti hal yang sangat signifikan untuk dipertanyakan adalah
dalam menata dan memanage asuhan keperawatan, sehingga mutu dan kualitas
Begitu juga halnya yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Sibuhuan. Rumah sakit ini terletak di Kabupaten Padang Lawas merupakan daerah
pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan yang berada dibagian tenggara Provinsi
Sumatera Utara.Tujuan RSUD Sibuhuan adalah menjadi rumah sakit yang memiliki
Medis dan Standar Asuhan Keperawatan yang lebih efektif dan efisien, cepat dan
tepat serta dapat memberikan kepuasan optimal bagi pasien. Pelayanan unggulan
geografi, demografi dan sosial ekonomi, local specifics dan lain-lain, yang
Direktur
Sub Bagian
Tata Usaha
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sibuhuan masih rendah dilihat dari
angka rata-rata pemanfaatan tempat tidur, lama rawatan dan status rawatan.
Berdasarkan laporan kinerja RSUD Sibuhuan tahun 2011 - 2012, diketahui rata-rata
pemakaian tempat tidur BOR (Bed Occupancy Rate) 31,01 %, Nilai parameter dari
BOR ini idealnya antara 60-85 %. Rata-rata lamanya penderita dirawat LOS (Length
Of Stay) 3,5 hari, Secara umum LOS yang ideal antara 6-9 hari. Lamanya tempat
tidur tidak dipakai TOI (Turn Over Interval) 14,48 hari, Idealnya tempat tidur kosong
hanya dalam waktu 1-3 hari.dan frekuensi pemakain tempat tidur BTO (Bed Turn
Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa BOR di RSUD Sibuhan masih
dinilai rendah karna tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu hanya
31,1%. Dari keterangan di atas tampak bahwa kinerja pelayanan RSUD Sibuhuan
perawat secara langsung. Perawat di RSUD Sibuhuan terdiri dari 83 orang perawat
dengan pembagian ruang kerja untuk bagian rawat inap sebagai berikut :
dari kepala ruangan mengenai kondisi perawat yang bertugas di ruang rawat inap,
khususnya saat mereka bekerja pada shift malam. Perawat sering datang terlambat
sehingga operan pasien tidak berjalan dengan baik, pencatatan dan pelaporan pasien
oleh perawat kepada kepala ruangan yang tidak lengkap. Fungsi pengkajian yang
berjalan masih kurang teratur seperti observasi pasien rawat inap jarang dilakukan
bantuan saja, pemeriksaan riwayat kesehatan juga jarang dilakukan dan jarang
Sejalan dengan hal tersebut dari hasil survey awal yang dilakukan peneliti di
RSUD Sibuhuan dengan cara memberikan kuesioner kepada keluarga pasien diruang
rawat inap ditemukan bahwa keluarga pasien merasa bahwa perawat jarang
keperawatan belum berjalan dengan baik sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti motivasi perawat yang
rendah, kesadaran perawat untuk bekerja sesuai peraturan yang berlaku dan dapat
juga karena fungsi kepemimpinan dari kepala ruangan yang rendah sehingga
Dari hasil wawancara dengan 4 orang perawat diruang rawat inap mengenai
ruangan cenderung bersifat pasif dan tidak responsif terhadap apa yang dikerjakan
perawat dalam melaksanakan tugas secara optimal, kepala ruangan kurang dalam
kerja sama yang baik antara perawat dan pemimpin sehingga kegiatan dirumah sakit
1.2. Permasalahan
keperawatan.