Anda di halaman 1dari 160

Adminisrasi Rumah Sakit

Pengertian Administrasi ;
Menurut asal kata (etimologis), Kata
administrasi bersal dari bahasa latin
yang terdiri atas kata ad dan
ministrare.
Kata ad mempunyai arti yang sama
dengan kata to dalam bahasa
inggris, yang berarti ke atau
kepada .
Dan ministrare sama artinya dengan
kata to serve atau to conduct yan
berarti melayani, membantu, atau
mengarahkan.

Jadi pengertian administrasi adalah


melayani secara intensif.
Administrasi yang mengandung pengertian
sempit itu terutama dimaksudkan sebagai
ketatausahaan yang diartikan ;
Sebagai kegiatan penyusunan keteranganketerangan secara sistematis dan
pencatatan-penatatan secara tertulis
semua kegiatan yang diperlukan dengan
maksud memperoleh suatu ikhtisar
mengenai keterangan-keterangan itu
dalam keseluruhannya dan dalam
hubunannya satu sama yang lainnya.

Menurut Sondang P. Siagian menaakan,


administrasi adalah keseluruhan proses
pelaksanaan dari pada keputusan yang elah
diambil dan pelaksanaan itu umumnya
dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
The Liang Gie, dalam pengertian kedudukan
dan ilmu administrasi mengatakan bahwa
admnstrasi adalah segenap rangkaian
kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok
yang dilaksanakan oleh sekelompok orang
dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.

Sutarto mendifinisikan : Administrasi


adalah suatu proses penyelenggaraan
dan pengurus- an segenap
tindakan/kegiatan dalam setiap usaha
kerja sama sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan.
Unsur-unsur administrasi ;
1. Organisasi
2. Manajemen
3. Kepemimpinan
4. Kepegawaian
5. Keuangan.

6. Perlengkapan
7. Pekerjaan kantor
8. Tata hubungan / komunikasi
9. Hubungan masyarakat (public relation)
Menurut Sondang P Siagian unsur-unsur
administrasi sbb ;
1. Manusia
2. Tujuan yang akan dicapai
3. Kerjasama
4. Kegiatan yang akan dilakukan
5. Peralatan / perlengkapan.

Pembagian Ilmu Administrasi ;


1. Administrasi niaga (business
administration) Admininistrasi ini adalah ;
Administrasi yang bergerak dalam
organisasi / lembaga niaga / bisnis yang
berorientasi pada laba. (prifit oriented).
2. Adminstrasi Public (govermental
administration) / public administration) ini
memiliki pengertian sbb ;
a. Proses kerja sama kelompok dalam
negara
b. Meliputi tiga cabang pemerintahan, yaitu
eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

c. Berwenang membuat kebijaksanaan


publik
d. Berbeda dengan administrasi privat
e. Melakukan pelayanan kepada masyarakat.
3. Administrasi Privat (private admnistration)
Administrasi ini ersifat sosial dan tidak
berorientasi pada laba (nirlaba).
Misalnya ; Yayasan, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Organisasi Kemasyarakat
an, seperti NU, Muhammadiyah dan sebagai
- nya yang banyak tumbuh dalam
masyarakat Indonesia.

4. Administrasi Pembangunan ;
Terkait dengan administrasi negara,
administrasi negara yang dapat
berjalan dengan baik di negaranegara lain termasuk di negaranegara yang sedang berkembang.

Ilmu kedokteran yang diatur dalam


suatu organisasi tertentu mulai
dikenal pada sekitar 4000 tahun
yang lalu di daerah Asia Barat, yang
dikenal sebagai Mesopotamia.
Aturan yang disebut sebagai
Hummurabis code of law merupakan
catatan pertama dalam sejarah yang
mengatur bagaimana dokter
berpraktek dan bagaimana cara
menarik pembayaran dari pasien.

Sekitar 4000 th yang lalu di Yunani


telah dikenal konsep umum
penyebab alamiah penyakit dan
metode rasional untuk
penyembuhannya, kendati
pengobatan didasarkan pada
tindakan magis dan kesembuhan
sering dihubungkan dengan
semacam mukjizat.
Selain itu konsep umum tentang
anatomi dan fisiologi mulai dapat
perhatian.

Sejarah menunjukkan bahwa rumah


sakit yang cukup efisien telah
didirikan di India th. 600 SM.
Pada masa kerajaan Asoka (273-233
SM) rumah sakit di India
menunjukkan bentuknya sesuai
kaidah rumah sakit modern.
Dokter-dokter telah diatur
penempatannya, satu orang dokter
untuk 10 desa, sehingga pelayanan
kesehatan pada masyarakat dapat
lebih terjamin.

Pada abad ke-7 dunia Islam mulai


menunjuk kan perkembangan teknologi
dan peradaban yang tinggi.
Rumah sakit di kalangan Islam memberi
sumbangan besar dalam dunia perumah
sakitan modern.
Rumah sakit dalam peradaban Islam di
Arab ketika itu jauh lebih banyak, lebih
teratur organisasinya dan lebih baik
penanganannya ketimbang rumah sakit
militer Roma dan beberapa rumah sakit
kristen yang baru ada ketika itu.

Perkembangan kedokteran di Arab pada


dasarnnya mengambil inspirasi dari rumah
sakit Persia di Djondisabour (Turki, pada
abad ke-6).
Pada masa Nabi Muuhammad sistem
perumah sakitan yang modern dibentuk
dengan baik.
Rumah sakit Jiwa telah dibangun di Arab
sepuluh abad sebelum Eropa membangun
rumah sakit sejenis.
Beberapa rumah sakit yang masyhur di
jazirah Arab ketika itu di Bagdad<
Damaskus dan Kiro.

Rumah sakit dan fakultas kedokteran


di Damaskus di kenal luas karena
ruang rawatnya yang anggun,
perpustakaannya yang lengkap serta
makanan lezat yang disajikan.
Istilah hospital konon berakar dari
kata latin hostel yang biasa
digunakan di abad pertengahan
sebagai tempat bagi para pengungsi
yang sakit, menderita, dan miskin.

Pendapat lain oleh Willan (1990) mengatakan


bahwa kata hospital berasal dari bahasa latin
hospitium, yang artinya suatu tempat/ruangan
untuk menerima tamu.
Dalam kamus Oxford didefinisikan sebagai
berikut ;
1. Tempat untuk istirahat dan hiburan
2. Institusi sosial untuk mereka yang
membutuhkan akomodasi, lemah dan sakit
3. Institusi sosial untuk pendidikan dan kaum
muda
4. Institusi untuk merawat mereka yang sakit
dan cedera.

Definisi rumah sakit adalah ;


Institusi (fasilitas) yang menyediakan
pelayanan pasien rawat inap,
ditambah dengan beberapa
penjelasan lain.
Amerika Hospital Association th 1978
menyatakan bahwa rumah sakit
adalah suatu institusi yang fungsi
utamanya adalah memberikan
pelayanan kepada pasien --- diag
nostik dan terapeutik --- untuk
berbagai penya kit dan masalah
kesehatan, baik yang bersifat bedah

Rumah sakit harus dibangun,


dilengkapi dan dipelihara dengan
baik untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan pasiennya dan harus
menyediakan fasilitas yang lapang,
tidak berdesak-desakkan dan
terjamin sanitasinya bagi
kesembuhan pasien.
Rumah sakit merupakan lembaga
yang padat modal, padat karya,
padat teknologi dan padat pula
masalah yang dihadapi.

Menurut Milton Roemer dan Friedman


menyatakan bahwa rumah sakit
mempunyai 5 fungsi ;
1. Harus ada pelayanan rawat inap dengan
fasilitas diagnostik dan terapeutiknya
2. Rumah sakit harus memiliki pelayanan
rawat jalan
3. Rumah sakit juga punya tugas untuk
melakukan pendidikan dan latihan
4. Rumah sakit perlu melakukan penelitian
di bidang kedokteran dan kesehatan

5. Rumah sakit juga punya tanggung jjawab


untuk program pencegahan penyakit dan
penyuluhan kesehatan bagi populasi di
sekitarnya.
Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) , memang punya visi dan
misi menyehatkan masyarakat artinya;
Kendati juga menangani orang sakit, nama
Puskesmas bukanlah Pusat Kesakitan
Masyarakat, karena tujuannya adalah ;
Membuat masyarakat menjadi sehat.

Prif Farid Moeloek (1998)


Memang telah menyampaikan perubahan
paradigma kesehatan, dari paradigma
sakit menjadi paradigma sehat.
Salah satu intinya adalah
membuat/menjaga mereka yang sehat
agar tetap dapat sehat.
Dengan demikian rumah sakit dapat pula
dicari istilah baru yang menunjang
paradigma ini, yaitu menunjang upaya
menjamin kesehatan, katakanlah
misalnya Rumah Sehat.

SK MENKES RI No.
983/Menkes/SK/XI/1992
menyebutkan bahwa rumah sakit
umum adalah ;
Rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat
dasar, spesialistik dan
subspesialistik.
Tugasnya adalah;
Melaksanakan upaya kesehatan
secara berdayaguna dan
berhasilguna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan dan pemulihan

Fungsi Rumah sakit umum adalah ;


1. Fungsi pelayanan media
2. Penunjang medis
3. Pelayanan dan asuhan
keperawatan
4. Rujukan
5. Pendidikan & pelatihan
6. Penelitian & pengembangan
7. Menyelenggarakan administrasi
umum dan keuangan.

Menurut Hidayat Hardjoprawiro


menyampai kan bahwa bentuk nyata
globalisasi perumah sakitan dapat
berupa rumah sakit sebagai bagian dari
jaringan atau korporasi global, rumah
sakit akan melayani konsumen global.
Sudah lama kita sadari bahwa ternyata
di dunia ini tidak ada yang kekal kecuali
perubahan.
Perubahan akan tetap terjadi, dimana
saja kita menyaksikan perubahan.

Tingkat perubahan yang cepat ini jelas


akan membawa akibat yang mendalam
pada organisasi.
Menurut Ohmae menyebutkan bbahwa
perubahan akan terjadi dalam 5 C yaitu ;
1. Country ; Perubahan kebijakan dengan
peningkatan peran swasta, deregulasi,
pengembangan investasi asing dan
kebijaksanaan era pasar bebas tentu
amat berperan dalam perumah sakitan
di Indonesia.

2. Cost ; menyebabkan konsep fee for


service
Dan pembayaran tunai berubah menjadi
kapitasi dan asuransi kesehatan.

3. customer adalah perubahan orientasi


dokter ke orientasi pelanggan dengan
peningkatan pelayanan berkualitas, cepat
dan menyenangkan.
4.Competitors adalah kenyataan
masuknya rumah sakit dengan modal
asing ke negara kita, yang kini telah
menjadi kenyataan yang harus dihadapi

5. Company Organisasi rumah sakit


jelas harus berubah agar dapat
mengantisipasi berbagai
perubahan di atas.
Tranformasi manajemen rumah sakit
merupakan salah satu upaya yang
perlu di laksanakan oleh pengelola
rumah sakit dalam mempersiapkan
diri menyambut masa depan.
Transformasi ini pada dasarnya
merupakan pengelolaan perubahan

Prof. Sujudi (1997) mengatakan bahwa


sistem pelayanan rumah sakit yang berjalan
selama ini harus ditinjau kembali untuk
mengantisipasi persaingan tingkat dunia.
Dengan demikian paradigma rumah sakit
harus diubah menjadi efektif, efisien dan
mempunyai kemampuan untuk
mengakomodasi perubahan.
Harus disadari bahwa tujuan utama kegiatan
di rumah sakit adalah melayani pasien dan
juga keluarganya, dalam berbagai bentuk
pelayanan.

Megatrend 2001 oleh John Naisbitt &


Patricia Aburdene (1990) juga sudah
mewanti-wanti bahwa semboyan
pelanggan/konsumen adalah raja.
kini harus betul-betul diwujudkan
Kesemuanya masalah di dalam
rumah sakit harus dikendalikan oleh
pimpinan rumah sakit, dan
sayogianya ia memiliki kemampuan
yang memadai untuk itu.

Manajemen.
Agar dapat memberi pelayanan
dengan baik maka dibutuhkan
berbagai sumber daya, yang harus
diatur dengan proses manajemen
secara baik.
Istilah manajemen berasal dari
bahasa latin manui, berarti tangan
yang pegang kendali kuda agar sang
kuda dapat diarahkan mencapai
tujuan dengan baik.

Menurut Mary Parker Tollet bahwa


definisi klasik manajemen adalah ;
Suatu seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
Juga pada dasarnya menyatakan
bahwa mana jemen terdiri dari ;
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorgnisasian)
3. Actuating (penggerakan)
4. Controling (pengawasan)
Yang disingkat menjadi POAC.

Menurut Stoner (dikutip dari


Hellriegel & Slocum, 1992; Koontz &
Weirich 1992; Winardi 1990). Juga
memberikan definisi manajemen
adalah ; proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin dan
mengawasi usaha-usaha dari
anggota organisasi dan dari sumber
organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan.

Menurut Kadarisman dan Udaya


(1993) menyampaikan bahwa
manajemen adalah ;
Suatu rentetan langkah yang terpadu
yang mengembangkan suatu
organisasi sebagai suatu sistem yang
bersifat sosio ekonomis teknis.
Sosio berarti menunjukkan peran
penting manusia dalam
menggerakan seluruh sistem
organisasi .

Menurut Siagian (1992)


menyebutkan ada sedikitnya 4 sudut
pandang yang dapat dikupas dari
definisi manajemen ;
1. Penerapan teori manajemen harus
tetap bersifat situasional, dimana
seni menggerakkan orang lain
berperan disini.
2. Manajemen selalu berkaitan
dengan organisasi di mana ada
yang memimpin / mengatur dan
ada yang harus menjalankan
kegiatan operasional.

3. Keberhasilan organisasi
merupakan

gabungan antara kemahiran


menejerial pimpinan dan
keterampilan teknis pelaksana.
4. Kelompok manajerial dan
kelompok pelaksana secara
operasional harus menyatu dalam
berbagai tindakan nyata dalam
rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.

CJ Clarke menyatakan bahwa stereotipe


manajemen di kawasan ASEAN ternyata
berbeda dengan manajemen dari duniia
barat.
Di negara-negara ASEAN keputusan
banyak diambil secara sentralisasi,
pengambil keputusan adalah satu orang,
banyak berhubungan dengan individu
serta keluarga.
Sementara di duniia barat keputusan
banyak diambil secara desentralisasi,

Pengambilan keputusan bersifat


corporate (kerja sama) dan lebih
banyak peran perusahaan serta
struktur organisasi ketimbang peran
individu dan keluarga.
Clarke juga menyampaikan bahwa di
negara ASEAN banyak dianut
manajemen secara entrepreneurial
(orang yang mengatur perusahaan)
yang dijalankan dengan cepat dan
lincah.

Sementara di dunia barat banyak


menggunakan pendekatan manajemen
profesional dengan proses formal dan
pengen dalian yang terstruktur rapi.
Kelompok pimpinan dalam suatu
organisasi dapat dibagi menjadi tiga
yaitu ;
1. Manajer puncak
2. Manajer menengah
3. Manajer rendah, dan kemudian di ikuti
dengan tenaga pelaksana.

Rumah sakit.
Willan (1990) menyatakan bahwa
pelaksanaan manajemen di rumah sakit
haruslah seperti bebek merenangi
kolam, tampak tenang di permukaan
dan tetap aktif bergerak di bawah
permukaan.
Hal ini perlu dilakukan karena rumah
sakit berhadapan dengan orang
khususnya orang sakit, sehingga harus
tampak tenang di satu pihak.

Di pihak lain karena kompleknya masalah


yang dihadapi di rumah sakit, maka para
manajer harus betul-betul aktif bergerak
terus untuk mampu memberi pelayanan
yang terbaik.
TQM (Total Quality Management)
Adalah ; Sistem manajemen yang
mengelola perusahaan dan kegiatannya
dengan mengikut sertakan seluruh jajaran
karyawan untuk ber peran serta bersama
dalam mengembangkan dan meningkatkan
mutu di segala bidang demi kepuasan
pelanggan/customer.

Quality berarti mutu pelayanan


terhadap pasien secara cepat,
akurat, ramah dan harga yang
memadai.
Pengertian mutu meliputi kualitas
layanan, waktu, semangat kerja dan
beaya.
Rumag sakit punya kewajiban dan
juga tanggung jawab moral serta
hukum untuk memberikan mutu
pelayanan yang sesuai standar untuk
pasien yang ditanganinya.

Manajemen mutu harus meliputi


kegiatan-kegiatan ;
1. Sistem untuk memberlakukan
standar profesional, baik dari sudut
tingkah laku, organisasi serta
penilaian kegiatan sehari- hari.
2. Sistem pengamatan agar pelayanan
selalu diberikan sesuai standar dan
deteksi bila terdapat penyimpangan.
3. Sistem untuk senantiasa menunjang
ber- lakunya standar profesional.

World Health Statistic Annual yang


dikeluarkan oleh WHO (1966)
menyatakan ;
Bahwa suatu institusi baru dapat
disebut rumah sakit bila setidaknya
punya satu orang dokter.
Griffith (1987) menyatakan;
Bahwa seorang manajer di rumah
sakit punya dua funggsi yaitu ;
Fungsi manajerial dan fungsi klinik.

Fungsi klinik ;
Meliputi pengendalian mutu, koordinasi
dan integrasi serta upaya membantu
dokter yang menangani pasien dengan
memberitahu perhitungan cost-benefit .
Fungsi manajerial ;
Meliputi upaya mmanajemen kebutuhan
pasien, penggelolaan, karyawan,
pengelolaan anggaran serta
perencanaan pengembangan.

Sjaaf (1995) menyatakan bahwa


tenaga manajer di rumah sakit
memiliki tingkat keunikan ;
1. Tenaga manajerial rumah sakit
harus berperan ganda, menjaga
mutu pelayanan pasien dan juga
sekaligus melayani para pemberi
jasa di rumah sakit seperti dokter,
perawat dan petugas lainnya.
2. Pengetahuan yang diperlukan
bersifat ganda pula yang meliputi
pengetahuan kesehatan dan lain
diluar kesehatan.

3. Mereka yang terlibat dalam kegiatan


manajerial dapat berasal dari sumber
ganda yaitu kalangan medik maupun
kalangan non medik.
Perencanaan Teknologi Strategik ;
Sistem dan fasilitas kesehatan di rumah
sakit sudah dikenal luas sebagai satu
instansi yang paling kompleks dan
banyak bergantung pada teknologi,
seperti prosedur kerja, obat-obatan dan
berbagai fasilitas fisik.

Elemen elemen untuk pelaksanaan


perenca naan strategik teknologi
pelayanan kesehatan meliputi ;
1. Analisis kebutuhan
2. Penilaian teknologi
3. Evaluasi staf dan fasilitas
4. Penentuan skala prioritas.

Implementasi teknologi dalam perencanaan


strategik meliputi ;
1. Perencanaan peralatan secara rinci
2. Koordinasi arsitektur
3. Dukungan enjinering. (Mesin, motor,
Driver)
Dalam penilaian teknologi harus dapat di
jawab beberapa pertanyaan kunci, seperti
keamanan, efikasi (kemanjuran, kejituan)
dan cost -effectiveness teknologi yang dipilih
dibandingkan dengan teknologi lain yang
ada.

Dalam evaluasi fasilitas dinilai kesiapan


penunjang yang ada..
Misalnya ;
Luas ruangan, daya listrik, air dan gas.
Sementara itu dalam evaluasi staf dinilai
kesiapan staf secara menyeluruh.
Misalnya;
Diperlukan pelatihan sebelum ada alat
dengan teknologi baru, dan beaya
pelatihan ini termasuk lamanya
meninggalkan tugas rutin perlu dapat
diperhatikan pula.

Bila kebutuhan memang ada, teknologi


yang akan dipilih sudah terbukti aman dan
cost-effective , staf dan fasilitas penunjang
telah siap, maka harus dibuat skala prioritas
dalam pengambilan keputusan.
Pertimbangan antara lain adalah finansial,
manfaat serta keunggulan kompetitif.
Harus dipikirkan pula kemungkinan
penggantian alat bila telah ada teknologi
baru kelak.

Manajemen Perubahan Suatu


Tantangan, suatu Keharusan.
Hellriegel & Slocum menyatakan
changing is an integral part of life ,
yang jelas, siapa saja yang tidak siap
menghadapi perubahan akan dilindas
oleh perubahan itu.
Jadi mau tidak mau suka tidak suka,
siap tidak siap, kita akan dan harus
menghadapi perubahan dan
membuat perencanaan yang tepat
untuk mengantisipasi perubahan

John P. Kotter mengtakan ; bahwa


manajemen perubahan adalah ;
Upaya untuk membuat organisasi
menjadi lebih kompetitif dengan
mengubah cara bagaimana bisnis itu
dilakukan, agar dapat menghadapi
pasar yang senantiasa berubah dan
menantang.

Lance A Berger menyatakan bahwa


manajemen perubahan adalah ;
Suatu proses yang kontinu terusmenerus yang senantiasa
menyelaraskan organisasi dengan
lingkungan pasar-nya dan
menjalankan perubahan ini secara
lebih responsif dan lebih efektif dari
pada kompetitor (orang yang
bersaing) yang ada.

Menurut Syamsi Yacobalis menyatakan bahwa


fakto-faktor atau kekuatan yang telah memicu
perubahan besar dalam dua dekade terakhir ini
adalah ;
1. Perkembangan pesat dalam teknologi
2. Integrasi (penggabungan) ekonomi
internasional
3. Pasar di negara industri menjadi jenuh
4. Runtuhnya rezim komunis dan sosialis di
tahun 1980-an
5. Kebangkitan ekonomi baru di kawasan Asia
Pasifik
6. Perubahan pola konsumsi dan produksi di
negara industri.

Ada 8 langkah yang dapat kita lakukan dalam


menghadapi perubahan di suatu organisasi ;
1. Kenali perubahan yang terjadi, baik di
dalam maupun di lingkungan organisasi
2. Nilai seberapa besar kesenjangan kinerja
yang ada dengan adanya perubahan
3. Tentukan masalah-masalah organisasi
dalam menghadapi perubahan ini
4. Kenali alasan dan kemungkinan
resistance to change (perlawanan beralih
/mengubah) yang ada dalam organisasi kita

5. Tentukan tujuan yang akan dicapai


dalam mengahadapi perubahan ini
6. Tentukan pendekatan manajemen
perubah an yang akan dilakukan
7. Implementasikan manajemen
perubahan secara utuh dengan
melibatkan semua pihak terkait
8. Lakukan monitoring dan evaluasi
terhadap proses manajemen
perubahan itu, dan bila perlu siklus ini
dapat kembali ke point 1 diatas, dan
demikian seterusnya.

Menurut Symsi yacobalis, bahwa


untuk dapat merangkul perubahan
setidaknya diperlukan beberapa hal,
seperti ;
1. Manajemen perubahan
(management of change)
2. Pemimpin perubahan (change
leader)
3. Kepemimpinan untuk perubahan
(transformation leader ship)
4. Pembuat perubahan (change
maker)

Ada delapan langkah Manajemen


perubahan menurut John Kotter,
yaitu ;
1. Mengenal dan memahami urgensi
yang dihadapi
2. Membentuk tim transformasi yang
dapat mengelola perubahan dalam
organisasi
3. Menentukan visi dan mendapatkan
strategi yang tepat untuk
mencapai visi itu
4. Mengomunikasikan visi dan

5. Memberdayakan semua lapis manajemen


untuk mengelola perubahan ini
6. Menentukan keberhasilan jangka pendek
yang dapat memacu prestasi kerja
7. Mengonsolidasi berbagai keberhasilan
yang telah dicapai
8. Menentukan dan melaksanakan budaya
baru di organisasi yang sesuai dengan
peningkatan kinerja, efektivitas, orientasi
ke pelanggan, hubungan antar staf serta
pembinaan pengembangan pola kepemim
pinan.

Tahap persiapan perubahan menurut


Pradnya Paramita ;
1. Keterlibatan individu dan unit kerja
dalam suatu organisasi yang akan
berubah
2. Kesanggupan dan kesungguhan
pihak manajemen
3. Memposisikan pelaku perubahan
pada tempat yang tepat
4. Mencari pandangan dari berbagai
pakar manajemen

5. Mempunyai suatu prinsip sukses


6. Mengetahui dan dapat mengelola
tantang an yang dihadapi.
Menurut Pradnya Paramita kesanggupan
dan keterlibatan tingkat eksekutif dalam
perubahan harus mencakup ;
1. Kemampuan meningkatkan kesadaran
seluruh karyawan peserta perubahan
2. Kecenderungan menyukai dan ingin
mencoba hal-hal yang baru dan dapat
menerima pendapat yang berbeda .

3. Kecenderungan melihat permasalahan


yang ada sebagai suatu tantangan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan
agar manajemen perubahan dapat
berhasil adalah
1. Mengetahui sumber permasalahan serta
peluang yang ada dalam organisasi
2. Identifikasi kebutuhan akan perubahan,
dengan menganalisisnya secara rinci,
mendesain program yang sesuai, dan
melakukan perencanaan
3. Implementasi suatu perubahan.

Supriyantoro Menyampaikan bahwa


dalam melaksanakan manajemen
perubahan perlu dilalui tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Identifikasi sumber dan
karakteristik perubahan (change
identification)
2. Penentuan arah perubahan
(change direction)
3. Penentuan strategi untuk
perubahan (change decision)
4. Implementasi rencana strategi
tersebut (change implementation)

5. Evaluasi pelaksanaan perubahan


(change evolution)
Pimpinan & staf
Salah satu faktor penting dalam
memanajeri perubahan adalah profil
dan kemampuan pimpinan
organisasi, dalam hal ini adalah
pimpinan Rumah sakit.
Pimpinan sejati pada masa datang
adalah :
Pimpinan yang selalu melihat masa

Masalah dalam Perubahan ;


Resistant to change merupakan masalah
sehari-hari dalam pengelolaan perubahan
di organisasi dalam rangka mengantisipasi
perubahan di lingkungan kita.
Menurut Cy. Charney dalam bukunya The
Instant di organisasi yaitu;
1. Tunjukkan komitmen Anda secara nyata
2. Evaluasi komitmen dari para pekerja,
dan cari tahu alasan penolakan pada
perubahan

3. Tangani alasan penolakan


perubahan itu satu per satu, berikan
pengertian dan atau bahkan
pelatihan bila memang diperlukan
4. Tawarkan dukungan dan beri
dorongan selama masa peralihan
5. Berikan informasi sebanyak
mungkin
6. Libatkan para staf dalam
meningkatkan komitmen mereka
7. Lakukan negosiasi untuk
menetapkan sasaran untuk

Manajemen sumber daya manusia


dapat meliputi ;
- Penerimaan pegawai
- Penempatan pegawai
- Kompensasi kerja
- Pengembangan mutu
- Karier pegawai.

Menurut Koontz H dan Weirich H manajemen


ketenagaan meliputi ;
1. Analisis kini dan masa datang tentang
kebutuhan tenaga
2. Recruitment
3. Seleksi
4. Penempatan yang sesuai (placement)
5. Promosi
6. Separation atau pensiun/pemutusan hubungan
kerja
7. Untuk menjalankan proses ini dengan baik
diperlukan kegiatan appraisal (menaksir harga
atau mutu), strategi pengembangan karier serta
pendidikan dan latihan

Perencanaan SDM meliputi ;


1. Skill Inventory
2. Job analysis
3. Replacement chart
4. Expert forecast.
Skill inventory adalah ; Suatu data rinci
setiap karyawan.
Job analysis adalah ; uraian dari tugas
dan tanggung jawab
Replacement chart adalah ; Suatu
diagram yang menggambarkan seluruh
jabatan di organisasi.

Expert fore cast adalah ; peramalan yang


dibuat oleh para ahli dengan beberapa
teknik tertentu.
Misalnya ; peramalan para ahli ini biasanya
berdasarkan pada beberapa asumsi, seperti
kemungkinan perkembangan organisasi.
Manurut Griffith JR manyatakan bahwa ;
Kegiatan manajemen sumber daya manusia
di rumah sakit meliputi ;
Perencanaan, maintenance kompensasi dan
mengatasi masalah hukum sehubungan
dengan tenaga kerja.

Dalam masalah hukum pihak manajemen


sumber daya manusia harus menguasai
peraturan perundangan yang ada.
Membina hubungan dengan serikat
karyawan serta melakukan negosiasi dan
penandata nganan kontrak kerja karyawan.
Menurut Willan JA (1990) menyatakan
bahwa seorang calon pekerja di rumah sakit
membutuhkan informasi antara lain ;
1. Informasi tentang rumah sakit secara
umum
2. Jenis pekerjaan yang ditawarkan.

3. Kemungkinan pengembangan rumah


sakit
di masa datang
4. Gaji dan fasilitas yang akan didapatnya
5. Kemungkinan kesempatan pendidikan
lanjutan
Manurut kepustakaan ada berbagai jenis
karyawan bermasalah antara lain ;
1. The Nit-Picker, yaitu mereka yang
selalu mengemukan kesalahan orang lain
2. The Mute, yaitu mereka yang amat
keras kepala

3. The Know it all, yaitu mereka yang


merasa tahu segalanya
4. The cross-examiner, yaitu mereka
yang amat terlalu banyak bertanya
5. The complainer, yaitu mereka yang
terlalu banyak mengeluh
6. The noncooperator, yaitu mereka
yang memang tidak mau bekerja
dengan baik

Untuk menangani karyawan bermasalah


adalah sbb ;
1. Dengarkan keluhan mereka dengan
baik
2. Usahakan selalu bersabar sambil tetap
konsisten
3. Jangan langgsung berdebat
4. Bila mungkin, beri mereka
kesempatan bekerja sesuai cara mereka
kemudian diskusi hasilnya
5. Beri perhatian khusus pada karyawan
yang bermasalah.

Salah satu masalah yang juga perlu


mendapat perhatian adalah ;
Kemungkinan terjadinya infeksi atau
kecelakaan di rumah sakit pada para
pekerja rumah sakit akibat pekerjaannya.
Sebagai salah satu contoh adalah
kemungkinan mendapat infeksi HIV/AIDS
secara nosokomial.
Dua kelompok tenaga kesehatan yang
paling sering mendapat infeksi nosokomial
HIV/AIDS adalah para perawat dan petugas
laboratorium.

Nosokomial adalah : seorang yang dirawat


di rumah sakit, kemudian terkena infeksi.
Contoh ;
Seorang yang sakit strok dirawat di rumah
sakit, kemudian dia terkena infeksi tipes.
Data lain yang menarik adalah ketika kita
membandingkan angka cedera akibat
tertusuk pada kelompok dokter yang
membedah dengan yang tidak membedah.
Tentu saja angka cedera tertusuk lebih
tinggi pada kelompok yang membedah.

Tetapi angka kejadian HIV/AIDS nosokomial


ternyata tidak lebih tinggi pada mereka.
Ini karena para dokter bedah biasanya
tertusuk jarum yang padat, tidak berlubang,
dan karena itu lebih kecil kemungkinan
penularannya dengan jarum yang
berlubang yang langsung berhubungan
dengan darah seorang pasien HIV/AIDS.
Penilaian Kinerja.
MBO (manajement by obyektive) adalah ;
Salah satu penilaian dapat dilakukan
dengan lebih baik.

BARS (behaviorally anchored rating scales)


Ini yang diukur adalah efektivitas kerja
karyawan melalui beberapa perilaku
khusus tertentu, dinilai dalam skala
tertentu pula mulai dari tidak efekktif
sampai dengan sangat efektif.
Cara penilaian BARS ini ada dua cara
yaitu ;
1. Dengan metode ranking, dimana
membandingkan penampilan kerja
beberapa orang yang melakukan tugas
yang sama atau hampir sama.

2. Metode graphic rating , dimana


penampilan dinilai dengan skala
tertentu, misalnya; dari 1 sampai 5
dimana angka 1 adalah sangat
buruk dan angka 5 sangat baik.
Mellriegel & Slocum menyampaikan
bahwa penilaian kinerja ada 4
(empat) yaitu;
1. Untuk membuat keputusan
pemberian pengahargaan (bonus
kenaikan gaji dan bentuk lainnya)

2. Untuk membuat keputusan


pengembangan karier seseorang
(promosi, demosi dan pemindahan kerja)
3. Untuk memberi umpan balik kepada
karyawan tentang penampilan mereka
pada kurun waktu tertentu
4. Untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan dan pengembangan.
Tujuan penilaian kinerja ini adalah ;
a. Mengidentifikasi mereka yang perlu
pelatihan dan pengamatan lebih lanjut

b. Menilai kemungkinan promosi atau


degradasi (penurunan derajat) jabatan /
pekerjaan
c. Kemungkinan menempatkan pegawai agar
sesuai dengan minat dan kemampuannya
d. Kemungkinan peninjauan kembali gaji
serta fasilitas lain yang diberikan, apakah
perlu dinaikan atau disesuaikan
Menurut JA yang perlu dinilai pada karyawan
adalah ;
1. Pengetahuan tentang pekerjaan
2. Produktivitas

3. Kemampuan menyelesaikan tugas


4. Perilaku dalam pekerjaan
5. Kemampuan mengambil keputusan
6. Hubungan kerja sama dengan
orang lain.

Dalam hal penilaian antara


menajemen dengan karyawan ada
perbedaan yaitu;
Menurut Koontz dan Weirich dilihat
kaca mata manajemen adalah ;
1. Pengembangan manajemen

2. Penilaian prestasi kerja karyawan


3. Memperbaiki penampilan kerja
4. Kompensasi
5. Identifikasi karyawan berprestasi
6. Umpan balik
7. Perencanaan
8. Untuk komunikasi.

Ditinjau dari kaca mata karyawan


adalah;
1. Umpan balik penampilan

2. Administrasi kompensasi
3. Keputusan promosi
4. Identifikasi pengembangan manajemen
5. Perencanaan
6. Sebagai validasi (pengumuman) proses
seleksi.

Pengembangan Staf :
Pimpinan harus melihat karyawan sebagai
suatu bundel kesempatan yang harus
dikembangkan dengan tujuan pemberian
pelayanan kepada customer.

Pada dasarnya pihak manajemen


rumah sakit hanya dapat
memfasilitasi proses pengem bangan staf ini.
Faktor personal stafnya sendiri
seperti keingin an untuk maju jelas
pegang peranan amat penting.
Secara umum memang kegiatan
pengembang an staf dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu;
- Pengalaman pekerjaan
- Pendidikan tambahan.

Promosi bukan semta-mata kenaikan


pangkat.
Promosi adalah ;
Kesempatan untuk memanfaatkan
kemampuan dan pengalaman yang
selama ini tidak / belum digunakan
secara optimal.
Direktur rumah sakit berkepentingan
untuk mengembangkan karier
sebagai manajer pelayanan
kesehatan yang mampu memimpin
rumah sakit mencapai atau

Hubungan Pimpinan dan Karyawan :


Grant mengatakan Bila anda
mampu mempekerjakan orang yang
lebih pintar dari anda, berarti anda
lebih pintar dari dia
Seorang tidak bisa menjadi
pemimpin kecuali kalau mempunyai
pengikut untuk di pimpin.
Pemimpin harus dapat
mempengaruhi kelompoknya, karena
bila tidak maka berarti ia tidak dapat
menjalankan tugasnya sebagai

Menurut Skousen MB dalam tulisannya


yang berjudul Increasing individual
productivity through motivation control
menyebutkan bahwa seorang karyawan
akan dapat meningkatkan produktivitas
kerjanya bila mereka mengetahui tentang ;
1. Apa yang mereka harus kerjakan
2. Apa otoritas yang mereka punyai
3. Bagaimana hubungan mereka dengan
orang lain di organisasi
4. Bagaimana penjelasan rinci keberhasilan
pelaksanaan kerja

5. Apa yang dianggap prestasi luar biasa


mereka
6. Apa yang dianggap kegagalan mereka
7. Apa yang dapat mereka lakukan untuk
memperbaiki hasil yang tidak memadai
8. Ada jaminan adanya penghargaan bagi
kinerja yang istimewa
9. Bahwa apa yang mereka pikirkan dan
kerjakan itu bernilai bagi organisasi
10. Bahwa atasannya punya perhatian
pada mereka

11. Bahwa atasannya ingin mereka sukses dan


maju dalam kariernya.
Konsep Taylor untuk meningkatkan mutu
pekerjaan para karyawan yang berketerampilan
rendah adalah ;
1. Tugas harian
2. Kondisi standar, karyawan harus memiliki
peralatan kerja
3. Sebagai imbalan tinggi untuk keberhasilan
4. Konsep hukuman untuk kesalahan
5. Kerja yang tinggi artinya perlunya dikem
bangkan pengorganisasian yang canggih agar
pekerjaan yang sulit dapat dilakukan dengan
keterampilan yang tinggi

Penghentian Kerja ;
Seseorang dapat berhenti bekerja di
rumah sakit karena pensiun sesuai
umurnya, karena kesehatan, pindah
kerja ke tempat lain atau memang
karena dikeluarkan.
Mereka yang tidak dapat bekerja
sesuai standar yang ditetapkan
seyogyanya tidak dikeluarkan,
melainkan dipindahkan ke tempat
lain yang lebih cocok bagi dirinya.

Menurut Rowland & Rowland ada


beberapa faktor yang menyebabkan orang
berhenti bekerja yaitu ;
1. Kondisi ekonomi secara umum
2. Kondisi lapangan kerja di sekitar rumah
sakit
3. Kecenderungan pribadi untuk sering
berpindah kerja
4. Perasaan aman dalam bekerja
5. Faktor demografik (ilmu yang
mempelajari kelahiran, kematian,
penyakit)

Dokter di Rumah Sakit ;


Menurut John Griffith menyatakan bahwa ;
Dokter dulu pernah dikatakan mempunyai
kekuatan magis.
Yang dulu dokter itu dikatakan dengan
kemandirian seorang dokter, kini dibagi
dalam berbagai bahkan puluhan jenis
spesialis yang menguasai bidangnya.
Dulu dikatakan sebagai tanggung jawab
moral tinggi kini banyak decemari dengan
isu malpraktek, komersialisasi dll.

Kendati demikian hingga saat ini dokter


tetap merupakan inti utama dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Griffith (1987) juga menyebutkan bahwa
ada interdependensi (saling
ketergantungan) antara rumah sakit
dengan dokter.
Antara keduanya haruslah ada kerja sama
yang menguntungkan kedua belah pihak.
Rumah Sakit dalam bentuk Cojoint staff :
Dalam konsep ini hubungan akan terbina
secara intensif, dimana para dokter secara
aktif berpartisipasi dalam berbagai aspek --

Manajemen di rumah sakit dan


belajar mengerti sisi lain di rumah
sakit.
Rachael Massie menyebutkan bahwa
pelayanan di rumah sakit amat
dipengaruhi oleh para profesional
yang ada di dalamnya tentu
termasuk para dokter.
Sukses kerja perseorangan sering
kali menjadi acuan keberhasilan, dan
ini mengakibatkan ada kesan bahwa
fungsi manajemen umum di rumah
sakit dianggapnya kurang penting.

Dalam uu no. 23 tahun 1992 telah secara


tegas menyebutkan hak hak pasien yang
meliputi ;
- Hak informasi
- Hak untuk memberikan persetujuan
- Hak atas rahasia kedokteran
- Hak atas pendapat kedua.
SK. Menteri Kesehatan RI No. 983 th. 1993
menyebutkan bahwa komite medik adalah ;
Kelompok tenaga medik yang
keanggotaannya dipilih dari anggota staf
medik fungsional dan bertangung jawab
kepada Direktur.

Komite ini bertugas :


Membantu direktur dalam
penyusunan standar pelayanan dan
memantau peklaksana annya, serta melaksanakan
pembinaan etika profesi, mengatur
kewenangan profesi serta
mengembangkan program
pelayanan, pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan.
Dokter sebagai kunci penting dalam
pelayanan di rumah sakit punya
peran strategis dan sekaligus unik.

Perawat di Rumah Sakit ;


Profesi perawat merupakan salah
satu profesi luhur bidang kesehatan.
Pengertian keperawatan sesuai WHO
adalah ;
Gabungan dari ilmu kesehatan dan
seni melayani/merawat (care), suatu
gabungan humanistik
(berperikemanusiaan) dari ilmu
pengetahuan filosofi keperawatan,
kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu
sosial.

Tugas pelayanan keperawatan ;


Membantu individu, keluarga dan kelompok
untuk mencapai potensi optimalnya di
bidang fisik, mental dan sosial dalam ruang
lingkup kehidupan dan pekerjaan.
Menurut Gilles manajemen
Bahwa manajemen keperawatan adalah ;
Proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf
keperawatan, untuk memberikan asuhan
keperawatan pengobatan dan rasa aman
bagi pasien, keluarga dan masyarakat.

Menurut Griffith pelayanan


keperawatan mempunyai 5 tugas;
1. Melakukan kegiatan promosi
kesehatan, termasuk untuk
kesehatan emosional dan sosial
2. Melakukan upaya pencegahan
penyakit dan kecacatan
3. Menciptakan keadaan lingkungan,
fisik, kognitif (berdasarkan
pengetahuan) dan emosional
sedemikian rupa yang dapat
membantu penyembuhan penyakit

4. Berupaya meminimalisasi akibat


buruk dari penyakit
5. Mengupayakan kegiatan
rehabilitasi.
Ilmu keperawatan menurut
konsorsium Ilmu kesehatan (1991)
adalah mencakup ilmu-ilmu dasar
(ilmu alam, ilmu sosial, dan ilmu
perilaku).
Wawasan ilmu keperawatan
mencakup ilmu- ilmu yang bentuk
dan sebab tidaknya terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia.

Pelayanan Keperawatan di Rumah


Sakit ;
Keperawatan adalah salah satu
profesi di rumah sakit yang berperan
penting dalam penyelenggaraan
upaya menjaga mutu, pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Menurut James Willan di rumah sakit
mempunyai tugas ;
1. Memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien, baik
untuk kesembuhan ataupun
pemulihan status fisik dan mentalnya

2. Memberikan pelayanan lain bagi


kenyamanan dan keamanan pasien,
seperti penataan tempat tidur
3. Melakukan tugas-tugas
administratif
4. Menyelenggarakan pendidikan
keperawatan berkelanjutan
5. Melakukan berbagai
penelitian/riset untuk senantiasa
meningkatkan program mutu
pelayanan keperawatan
6. Berpartisipasi aktif dalam program
pendidikan bagi para calon

John Griffith menyatakan bahwa kegiatan


keperawatan di rumah sakit dapat dibagi
menjadi 2 yaitu ;
1. Keperawatan klinik
2. Manajemen keperawatan
Keperawatan klinik terdiri ;
a. Pelayanan keperawatan personil
b. Berkomunikasi dengan dokter
c. Berbagi keadaan pasien ini perlu
komunikasi dengan dokter
d. Menjalin hubungan dengan keluarga
pasien

e. Menjaga lingkungan bangsal tempat


perawatan
f. Melakukan penyuluhan kesehatan dan
upaya pencegahan penyakit.
Dalam manajemen keperawatan di rumah
sakit tugas yang harus dilakukan adalah ;
a. Penanganan administrasi
b. Membuat penggolongan pasien sesuai
berat ringannya penyakit
c. Memonitor mutu pelayanan pada pasien
d. Manajemen ketenagaan dan logistik
keperawatan.

Pelayanan keperawatan di rumah sakit


ternyata tidak dibatasi oleh pagar rumah
sakit tersebut.
Keunikan disiplin ilmu keperawatan yang
memandang sistem customer tidak hanya
sebagai individu tetapi juga merupakan
bagian dari keluarga dan masyarakat.
Pendidikan Keperawatan ;
Konsep pendidikan tinggi keperawatan
dalam menyusun kurikulum adalah ;
1. Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknlogi keperawatan

2. Sikap tingkah laku dan kemampuan profe


sional keperawatan
3. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
4. Belajar sendiri dan mandiri
5. Belajar di masyarakat
Penyusunan kurikulum pendidikan tinggi
keperawatan dituntut untuk mampu ;
1. Menumbuhkan / membina sikap dan
tingkah laku profesional
2. Memberi landasan ilmu pengetahuan yang
kokoh, baik kelompok ilmu keperawatan
maupun kelompok ilmu dasar dan penopang

3. Menumbuhkan/membina
keterampilan profesional
keperawatan
4. Menumbuhkan/membina landasan
etik keperawatan yang kokoh dan
mantap
Untuk di negara Indonesia berbagai
pihak kini beranggapan bahwa
seyogianya pelayanan keperawatan
di rumah sakit diselenggarakan oleh
perawat yang setidaknya
berpendidikan
D-III.

Tetapi juga untuk dapat berdiri sejajar


dengan para dokter sebagai mitra kerja
perawat dalam pelayanan kesehatan.
Untuk mengatasi kebutuhan tenaga
maka dapat dilakukan beberapa upaya
pemecahan masalah seperti ;
1. Melakukan rotasi/mutasi
2. Melakukan pembagian tugas dengan
lebih baik
3. Mengadakan perawat baru, kendati
hal ini tidak mudah mengingat
peraturan yang ada

4. Mengupayakan agar tugas-tugas yang


sebenarnya bukan tugas langsung
keperawatan tetapi saat ini dikerjakan oleh
perawat dapat dikerjakan oleh tenaga
lain, misalnya pengambilan pasien
laboratorium,tugas administrasi keuangan
dll.
Masalah lainnya adalah ;
1. Semacam kegamangan dalam
mengantisi- pasi perubahan struktur ruma
sakit
2. Kurangnya intensif yang diterima oleh
perawat

3. Faktor pengembangan karier juga


dapat menjadi masalah
4. Salah satu penyebab kurangnya
motivasi kerja adalah kurang
puasan seseorang terhadap
pekerjaannya
5. Sering juga ada keluhan dari
pasien bahwa perawat kurang
ramah dan kurang sabar
6. Satu masalah yang penting adalah
perta - nyaan apakah para perawat
sudah menjalankan profesinya sesuai
SOP (standar operasi kerja) yang

Pelayanan Penunjang Medik


Wakil Direktur penunjang medik
harus mempunyai fungsi sbb ;
1. Menyelenggarakan penyusunan
kebutuhan tenaga dan fasilitas
pelayanan penunjang medik
2. Menyelenggarakan penyusunan
penyedia- an kebutuhan fasilitas
pelayanan penun- jang medik
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan
pelayan- an penunjang medik

4. Menyelenggarakan pengawasan dan


pengendalian pasien
5. Menyelenggarakan pengawasan dan
pengendalian penggunaan fasilitas dan
kegiatan pelayanan penunjang medik
6. Menyelenggarakan urusan ketatausahaan
dan kerumah tanggaan.
Para dokter yang bergerak di bidang
spesialisasi tertentu dalam pelayanan medik
seperti ;
- radiologi
- patologi klinik
- rehabilitasi medik dll.

Kelompok berbagai jenis spesialisasi


lainnya bergabung dalam komite medik
rumah sakit.
Komite medik bertugas membantu direktur
dalam menyusun ;
- Standar pelayanan dan memantau
pelaksanaannya,
- Melaksanakan pembinaan etika profesi,
- Mangatur kewenangan profesi anggota
staf medik fungsional,
- Mengembangkan program pelayanan,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan.

Beberapa Pandangan ;
Milton Roemer dan friedman dalam buku
Doctor in Hospital (1971) menyatakan bahwa
Rumah sakit setidaknya punya 5 fungsi ;
1. Harus ada pelayanan rawat inap dengan
fasilitas diagnostik dan terapeutiknya
2. Rumah sakit harus memiliki pelayanan
rawat jalan
3. Rumah sakit juga punya tugas untuk
melakukan pendidikan dan latihan
4. Rumah sakit perlu melakukan penelitihan di
bidang kedokteran dan kesehatan, karena
keberadaan pasien di rumah sakit merupakan
modal dasar untuk penelitian

5. Rumah sakit juga punya tanggung


jawab untuk program pencegahan
penyakit dan penyuluan kesehatan bagi
populasi sekitarnya.
Sedikitnya ada 6 diantaranya merupakan
ruang lingkup penunjang medik yaitu ;
1. Pelayanan farmasi
2. Institusi RS harus memberikan
palayanan makanan kepada pasien
dengan mengikuti kaidah ilmu gizi
3. Institusi harus menyediakan fasilitas
radiologi dengan berbagai prosedurnya

4. Institusi harus menyediakan


pelayanan laboratorium patologi
klinik dan patologi anatomik
5. Institusi rumah sakit harus
menyediakan ruang bedah lengkap
dengan berbagai fasilitas
6. RS. Harus dibangun, dilengkapi
dan dipelihara dengan baik untuk
menjamin kesehatan dan
keselamatan pasiennya

Dalam buku Accredition Manual for


Hospital 1993, menyebutkan bahwa
anggota staf medik harus memenuhi
beberapa ketentuan sbb ;
1. Meliputi seluruh dokter yang berijazah
resmi dan mungkin juga termasuk
berbagai jenis keahlian lain memberi
pelayanan kesehatan pada pasien sesuai
aturan yang ada di RS
2. Setiap anggota staf medik mepunyai hak
untuk memberi pelayanan kesehatan
pada pasien di RS ybs sesuai dengan
bidang keahliannya

3. Setiap anggota staf medik harus patuh


pada aturan di unit kerja dan aturan umum
RS.
Pelayanan penunjang medik diagnostik
meliputi
1. Laboratorium ; kimiawi, hematologi.
Histopatologi, bakteriologi, virologi, otopsi,
dan kamar jenazah.
2. Diagnostik imaging ; radiografi, tomografi,
radioisotop, ultra-sonografi dan CT scan
3. Laboratorium kardiopulmoner ;
elektrokardiografi, tes fungsi paru dan
katerisasi jantung

4. Lain-lain ; elektroensefalografi, elektro


miografi, dan audiologi
Pelayanan penunjang medik terapeutik
meliputi :
1. Farmasi
2. Ruang operasi ; anastesi, ruang bedah,
ruang pulih
3. Ruang melahirkan / persalinan
4. Unit gawat darurat
5. Bank darah
6. Rahabiliasi medik ; terapifisik, terapi
respirasi, terapi wicara, dan terapi okupasi

7. Pelayanan sosial
8. Psikologi klinik
9. Terapi di rumah penderita :
homecare, hospice
Pelayanan penunjang medik di
masyarakat umum meliputi ;
1. Imunisasi
2. Program skrining berbagai penyakit
tertentu
3. Pelatihan resusitasi kadiopulmoner
4. Keluarga berencana dan KIA

5. Program berhenti merokok dan


penanggu langan ketagihan alkohol
6. Program kebugaran jasmani dan
pengenda lian berat beadan
Salah satu pelayanan penunjang medik
adalah penyediaan AMBULANS.
Tersedianya ambulans di jalan raya sudah
banyak kita ketahui, dan belakangan
mulai juga di kenal ambulans udara.
Sejalan dengan kebutuhan memindahkan
pasien resiko tinggi dari satu rumah sakit
ke rumah sakit lainnya.

Sistem informasi juga akan amat menunjang


kelancaran tugas di ruang lingkup
penunjang medik.
Beberapa data dan informasi dapat disusun
dengan baik, seperti penjadwalan pasien,
pemeliharaan alat, data tentang manajemen
sumber daya manusia, proses pengajuan
permintaan dan pemberian hasil pelayanan
di penunjang medik, audit hasil pemeriksaan
dan berbagai informasi penting lainnya.
Sistem informasi itu harus berhubungan
dengan sistem informasi yang berjalan di RS
secara keseluruhan.

Pelayanan kefarmasian di rumah


sakit marupa kan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pelayanan
rumah sakit secara keseluruhan.
Pedoman organisasi rumah sakit
menyatakan bahwa rumah sakit
umum harus melaksana kan
beberapa fungsi, satu diantaranya
adalah fungsi menyelenggarakan
pelayanan penun - jang medik dan
nonmedik.
Dalam penunjang medik salah
satunya pelayanan yang penting

Instalasi farmasi di rumah sakit


merupakan satu-satunya unit di
rumah sakit yang mengadakan
barang farmasi, mengelola dan
mendistribusi kan kepada pasien,
bertanggung jawab atas semua
barang farmasi yang beredar di
rumah sakit.
Bertanggung jawab atas pengadaan
dan penyajian informasi obat yang
siap pakai bagi semua pihak di
rumah sakit, baik petugas maupun
pasien.

Instalasi farmasi di rumah sakit harus


memiliki organisasi yang memadai serta
dipimpin oleh seorang apoteker dengan
personalia lain meliputi
1. Para apoteker
2. Asisten dokter (perawat/bidan)
3. Tenaga administrasi
4. Tenaga penunjang teknis.
Di rumah sakit tipe A dan B pendidikan
instalasi farmasi berada di bawah
Direktur/wakil Direktur Pennang Medik
dan Pendidikan.

Pada rumah sakit tipe lainnya ia


berada di bawah Wakil Direktur
Medik.
Manajemen rumah sakit perlu
dilengkapi dengan manajemen
farmasi yang sistematis.
Manajemen farmasi tentu tidak lepas
dari konsep umum manajemen
logistik yaitu ;
1. Pengadaan yang berencana
2. Pengangkutan eksternal yang
terjamin

Dalam hal pengadaan ada 4 faktor yang


penting yaitu ;
1. Mutu
2. Jumlah
3. Waktu
4. Biaya.
Secara umum arus barang di rumah sakit
termasuk barang farmasi adalah ;
1. Proses penerimaan
2. Penyimpanan
3. Penyaluran
4. Pencatatan.

Departemen Kesehatan RI
menyampaikan bahwa optimasi
dalam manajemen obat meliputi ;
1. Proses perencanaan
2. Pengadaan
3. Distribusi
4. Penyerahan
5. Penggunaan obat.

Faktor kunci yang perlu diperhatikan


dalam pelayanan pada pasien
meliputi ;
1. Pelayanan yang cepat, ramah
disertai jaminan tersediannya obat
denga kalitas baik
2. Harga yang kompetitif (bersaing)
3. Adanya kerja sama dengan unsur
lain di rumah sakit seperti dokter dan
perawat
4. Faktor-faktor lain seperti lokasi
aportek, kenyamanan, dan

Dalam menjalankan tugasnya pelayanan


apotek di rmah sakit harus ;
1. Mempunyai sistem yang mampu
mendukung berjalannya kegiatan yang
cepat, tepat dan aman
2. Sebaiknya mendistribusikan pelayanan di
beberapa loket untuk mempermudah
pasien
3. Mampu membuat sistem inventory yang
dapat menrunkan penggunaan modal
kerja
4. Mampu menjalin komunikasi yang baik
dengan seluruh unit kerja di rmah sakit

5. Memiliki karyawan yang andal dan


terlatih.
Dalam buku Standar Pelayanan
Rumah Sakit menyebutkan tujuan
pelayanan farmasi di rumah sakit
meliputi ;
1. Menunjang pelayanan farmasi
yang optimal, baik dalam keadaan
biasa maupun dalam keadaan gawat
darurat sesuai dengan keadaan
penderita maupun fasilitas yang
tersedia
2. Terdapatnya pengawasan obat

3. Memberikan informasi dan saran


menge- nai obat
4. Menelenggarakan kegiatan profesional
dalam pelayanan menurut etika farmasi
5. Membantu mengawasi dan memberi
pelayanan bermutu melalui analisis,
telaah dan evaluasi pelayanan
6. Mengadakan penelitian di bidang
farmasi dan peningkatan metode
7. Menyelenggarakan hubungan kerja
profesional dengan petugas pelayanan
kesehatan lainnya sebagai sati tim.

Pelayanan farmasi di rumah sakit meliputi ;


- Kegiatan penyediaan semua produk
farmasi
- Distribusi semua produk farmasi
- Memberi informasi dan jaminan kualitas
yang berhubungan dengan penggunaan
obat
Pengertian pelayanan disini adalah ;
1. Sistem pengadaan dan inventarisasi
2. Pembuatan obat, termasuk pembungkusan
kembali sesuai kebutuhan dan fasilitas
yang tersedia berdasar cara Cara
pembuatan obat yang baik (CPOB).

3. Membantu terselenggaranya sistem


distribusi yang efisien, baik bagi penderita
rawat inap maupun rawat jalan
4. Pemberian informasi obat yang baik
kepada staf rumah sakit dan penderita
5. Membantu terselenggaranya farmasi
klinik termasuk pemantauan obat dalam
hal ini dosis, indikasi, efektivitas efek
samping dan harga
6. Terselenggaranya pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan bagi staf farmasi
serta praktikum farmasi bagi siswa farmasi
dan pasca sarjana farmasi

Manajemen Obat ;
Fungsi utama kegiatan farmasi di rumah
sakit adalah ;
Menyediakan obat bagi pasien, baik rawat
jalan maupun rawat inap.
Aspek penting dari fungsi ini adalah ;
Upaya menilai efektivitas dan keamanan
obat yang diberikan serta interaksinya
dengan modulasi pengobatan yang lainnya.
Dalam hal ini maka sistem informasi yang
baik akan amat membantu pelayanan
kearsipan di rumah sakit.

Sistem informasi ini akan amat membantu baik


dalam penediaan obat, emberian obat dalam
sistem unit dose, komunkasi antara dokterperawat dan petugas farmasi.
System unit dose yang prinsipnya adalah ;
1. Resep diserahkan kepada petugas farmasi
2. Petugas farmasi mempersiapkan obat untuk
setiap pasien untk satu kali makan obat
3. Petugas bangsal menerima obat ntuk masingmasing pasien pada adwal waktu yang
dientukan
4. Perawat membagi obat kepada pasien yang
telah disiapkan oleh petugas farmasi.

Sistem ini ternyata memberi


berbagai keuntungan, seperti
turunnya biaya penanga nan,
peningkatan keamanan pemberian
obat, ebih mudah dilakukan
penghitunan biaya per pasien dan
kuantifikasi dalam diagnosis related
group (DRG), penurunan yang
bermakna dari angka kesalahan
pemberian obat, eningkatan efisiensi
rumah sakit secara keseluruhan.

Manajemen Logistik ;
Secara sadar atau tidak setiap manusia, rumah tangga,
kantor, perkmpulan atau organsasi-organisasi lain memliki
unsur dan atau logistisk, meskipun kenyataannya tidak
tidak selalu mempergunakan istilahnya.
Kalangan masyarakat tertentu mengenal betul adanya
Badan Urusan Logistik .
Dan dalam kegiatan organisasi sehari-hari hampir selalu
ada seksi atau kegiatan logistik.
Semua ini menunjukkan bahwa istilah logistik suah cukup
populer di kalangan masyarakat.
Karena logistik mencakup aspek dan kegiatan yan sangat
luas maka penertian dan definisi dapat diuraikan
beraneka ragam

Rumusan logistik dalam arti singkat


merupakan salah satu kegiatan yang
bersangkutan dengan segi-segi ;
1. Perencanaan dan pengembangan,
pengadaan, penyimpanan, pemindahan,
penyeluran, pemeliharaan, pengungsian
dan penghapusan alat-alat perlenkapan
2. Pemindahan, pengungsian dan
perawatan personil
3. Pengadaan atau pembatan,
penelengaraan pemeliharaan dan
penghapusan fasilitas- fasilitas

4. Penusahaan atau pemberian


pelayanan / bantuan-bantuan.
Pengertian Logistik di atas pada
hakekana mencakup tiga pengetahuan
dasar yaitu ;
1. Luas ruang lingkup (scope) yang
mencakup segi-segi khusus tertentu
administrasi milier
2. Kedudukannya yang merupakan the
third major branch of the military art
(cabang utama ketiga dri seni militer)

3. Arti aslinya, pandai dalam mengadakan


atau merumuskan perkiraan-perkiraan.
Pengertian umum ;
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan
dan atau sei serta proses mengenai
perenanaan dan penentuan kebutuhan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan material /
alat-alat.
Dalam pelaksanaan pembangunan,
pengelolaan logistik merupakan salah satu
unsur penunjang utama dai ada administrasi
yang berhubungan erat dengan unsur sistem
administrasi lainnya.

Logistik adalah ;
Bagian dari instansi yang tugasnya adalah
menyediakan bahan/barang yang
dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya
instansi tersebt dalam jumlah, kualitas dan
pada waktu yang tepat (sesuai dengan
kebutuhan) dengan harga serendah
mungkin.
Kegiatan logistik secara umum punya tiga
tujuan yaitu ;
1. Tujuan operasional adalah agar tersedia
barang, serta bahan dalam jumlah yang
tepat dan mutu yang memadai.

2. Tujuan keuangan meliputi


pengertian bahwa upaya tujuan
operasional dapat terlaksana
dengan biaya yang serendahrendahnya
3. Tujuan pengamanan bermaksud
agar persediaan tidak terganggu
oleh kerusak- an, pemborosan,
penggunaan tanpa hak, pencurian,
dan penyusutan yang tidak wajar
lainnya, serta nilai persediaan yang
sesungguhnya dapat tercermin di
dalam sistem akuntansi.

Tugas dan egiatan logistik meliputi ;


1. Mengadakan pembelian
2. Inventory dan stock control
3. Penyimpanan serta terkait dengan
kegiatan pengembangan, produksi dan
operasional, keuangan, akuntansi
manajemen serta penjualan dan
distribusi serta informasi.
Masalah dalam logistik yang perlu
ditanggu- langi adalah ;
1. Sumber pemasok yang sering belum
diketahui

2. Kebutuhan bagian-bagian yang


spesifikasinya belum jelas dan terbukti
efektif dan efisien untuk penggunaan
yang akan datang
3. Intuisi (bisikan kalbu) waktu yang
sering sangat menentukan keberadaan
bahan yang diminta
4. Masalah pengolahan proyek.
Perencanaan pengadaan barang logistik
harus sedemikian rupa sehingga akan
siap tersedia pada saat dibutuhkan, akan
tetapi tidak tertumpuk terlalu banyak.

Ada 5 komponen yang penting dalam


membentuk sistem logistik yaitu ;
1. Struktur lokasi fasilitas
2. Transportasi
3. Persediaan (inventory)
4. Komunikasi
5. Penanganan (handling) serta
penyimpanan (storage).

Barang logistik adalah ;


Menyampaikan jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada
waktu dibutuhkan,dalam keadaan yang
dapat dipakai, ke lokasi dimana dibutuhkan,
dan dengan total biaya yang rendah.
Logistik Terpadu ;
Konsep logistik terpadu terdiri dari 2 usaha
yang berkaitan satu sama lain ;
1. Operasional logistik
2. Koordinasi logistik

Aspek operasional logistik adalah ;


Mengenai manajemen pemindahan dan
penyimpanan material dan produk jadi
perusahaan, mulai barang diperoleh sampai
dengan barang berakhir pada penyerahan.
Aspek koordinasi logistik adalah ;
Menenai dentifikasi kebutuhan pergerakan dan
penetapan rencana untuk memadukan seluruh
operasi logistik.
Fungsi koordnasi logistik adalah ;
Untuk memastikan bahwa seluruh pergerakan
dan penyimpanan itu diselesaikan seefektif dan
seefisien mungkin.

Koordinasi dapat dibagi ke dalam 4


bidang manajerial yaitu ;
1. Peramalan (forecasting) pasar
produk
2. Pengolahan pesanan
3. Perencanaan operasi
4. Procurement (perencanaan
kebtuhan material)

Anda mungkin juga menyukai