Anda di halaman 1dari 6

Hubungan

komunikasi dengan
dengan
Lawan Jenis
Achmad shandika al haj hendari
2285200065
Menjaga Pandangan
• Islam mengharuskan laki-laki dan wanita untuk menundukkan
pandangan agar terhindar dari fitnah seksual melalui mata. Pandangan
mata dengan lawan jenis secara psikologis dapat menimbulkan dorongan
seksual. Dan dorongan seksual ini senantiasa menuntut untuk dipenuhi.
Sehingga, orang yang tidak beriman dapat mengambil jalan pintas untuk
memenuhi dorongan seksualnya yang bergejolak.
• Firman Allah SWT., “Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendaklah
mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan
katakalah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan
pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (Q.s. An Nuur: 30-31)
• Sabda Rasulullah saw., Pandangan merupakan anak panah yang beracun
dari panah-panah iblis, maka barang siapa yang menundukan pandangan
dari kecantikan seorang wanita, maka Allah akan memberikan cahaya di
dalam hatinya.’’ (HR.Muslim)
Tidak Bersentuhan
• Aisyah r.ha. berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah
tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali
meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).”
(H.r. Bukhari)
• Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan
mahromnya merupakan salah satu perkara yang
diharamkan di dalam Islam.
• Rasulullah bersabda, “Seandainya kepala seseorang
ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik
daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”
(H.r. Thabrani dengan sanad hasan)
Menutup Aurat
• Islam telah memerintahkan kepada kaum wanita untuk mengenakan pakaian
secara sempurna. Yakni pakaian yang menutup seluruh tubuhnya kecuali wajah
dan telapak tangan.
• Allah SWT berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.s. Al Ahzab: 59).
• Oleh sebab itu, bagaimanapun bentuk dan model pakaian asalakan dapat
menutup aurat dengan memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditetapkan
syariat, sesuai dengan kondisi iklim dan pada sisi lain memudahkan wanita
bergerak, maka dapat diterima oleh syar’i. Kriteria dan persyaratan itu antara
lain menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapan dan punggung
tangan, longgar, tidak ketat dan tidak transparan, serta serasi dan tidak mencolok.
Tidak Berdua-duaan
• Rasulullah saw bersabda : ”Siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir kelak, janganlah ia bersembunyi sepi
berduaan dengan wanita yang tidak didampingi
muhrimnya, sebab bila demikian setanlah yang menjadi
pihak ketiganya.” (H.r. Ahmad)
• Rasulullah saw bersabda: “Janganlah seorang laki-laki
berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali
bersama mahramnya.” (H.r. Bukhari dan Muslim)
Tidak Memancing Nafsu
• Baik perempuan atau laki-laki hendaknya tidak mengeluarkan
kata- kata mesra atau berlebihan kepada lawan jenis yang bukan
mahramnya karena dikhawatirkan akan memancing nafsu syahwat
dari lawan jenisnya tersebut.
• Allah berfirman, “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah
seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu
tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-
Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, hai keluarga Rasulullah dan membersihkan kamu
sebersih- bersihnya.” (Q.s. Al Ahzab: 32)

Anda mungkin juga menyukai