Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Sihir Dan Perdukunan ”


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Hadis Tematik
Kontemporer
Dosen Pengampu: Munirah, S.Th.i, M.Hum

Disusun oleh
Aminah
NIM. 2213130048
Muhammad Iqbal Fahlefi
NIM. 2213130002

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
IAIN PALANGKA RAYA
TAHUN 2023/1444 H

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya kepada kita semua.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Munirah, S.Th.i, M.Hum sebagai dosen
pengampu yang telah membantu kami baik dalam segi moral maupun materi. Tidak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung dan
membantu kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami pun menyadari, bahwa dalam makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan
dan jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat mendukung untuk
perbaikan makalah selanjutnya dan dapat menjadi acuan kami agar bisa lebih baik lagi
kedepannya.

Semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan bagi para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

Palangka Raya, September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................2

A. Pengertian Sihir.............................................................................5
B. Pengertian Perdukunan.................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................10

A. Kesimpulan.....................................................................................10
B. Saran................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut bahasa Sihir dapat diartikan sahara () artinya akhir waktu malam dan awal
terbitnya fajar. sebab pada saat itu tercampurnya antara gelap dan terang. Sihir memiliki
makna lain yaitu "segala sesuatu yang halus dan lembut". schingga itu menipu pandangannya
untuk membuatnya sedang melihat sesuatu tanpa adanya sihir. Jadi sihir adalah sesuatu yang
lembut dan halus (tidak terlihat) dalam kondisi tertentu. didalam sihir tentunya menetapkan
alat yang tidak wajar untuk dipakai, serta dengan cara yang sangat rahasia, untuk
menimbulkan efek jahat dalam diri orang lain yang menjadi korbannya. Sihir dapat dinamai
juga santet, buhul, teluh, magic, vodoo dan lain sebagainya,1
Sebagian besar area barat mampu memperlihatkan bahwa kemampuan akal sehat dapat
mencapai rasa pemahaman sebagai solusi yang dapat mengerjakan semua masalah alam,
Berkat keahlian orang-orang yang dapat melakukan perubahan berkelanjutan sepanjang
waktu. Wawasan tentang teknologi yang dimiliki oleh orang-orang dapat mempengaruhi
keadaan lingkungan, selain itu ada orang yang menghadapi berbagai masalah yang sulit untuk
mendapatkan obat. Oleh karena itu, kami menemukan alternatif lain, termasuk dunia mistis,
sihir, kasa, dan perdukunan. Berbeda dengan Timur, mereka mempercayakan ilmu
spiritualitas sebagai dasar untuk melihat fenomena alam. Sebagian besar fenomena alam
melihat alam memiliki jiwa dan membutuhkan sentuhan persahabatan dalam banyak hal,
salah satunya adalah pengakuan akan adanya jiwa.2
Rumusan Masalah

1. Apa saja makna sihir dalam hadis Nabi


2. Apa itu perdukunan

B. Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui makna sihir dalam hadis Nabi
2. Agar mengetahui perdukunan

BAB II
1
IAIN Syarif Hidayatullah, "Ensiklopedi Islam Indonesia", (Djambatan, Jakarta, 1992), hal 856
2
M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi, (Jakarta: lentera hati, cet. 111, 2000), hal. 8

4
PEMBAHASAN

A. Sihir

Sihir merupakan persoalan penting yang harus dihadapi, sebab sihir merupakan persoalan
yang terjadi dalam fakta di kehidupan masyarakat. Santet merupakan bagian dari ilmu ghaib,
secara sadar atau tidak, sihir berada di sekeliling manusia, bahkan eksistensi sihir sudah ada
sejak masa fir'aun yang mana dapat dilakukan melalui benda-benda yang ada disekitar kita
seperti rambut termasuk sebagian dari anggota badan kita. Sihir merupakan ilmu yang dapat
dipelajari seperti ilmu-ilmu lain, yang mempunyai dasar landasan3, sebagaimana yang telah
diceritakan oleh Rasulullah Saw. Diriwayatkan dari Abdullah ibnu Umar bahwa Rasulullah
SAW, beliau bersabda:

ٌّ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَهُو ِدي‬َ ‫َح َّدثَنَا َأبُو بَ ْك ِر بْنُ َأبِي َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا َع ْب ُد هللاِ بْن ُع َمي ٍْر ع َْن ِه َش ٍام ع َْن َأبِي ِه ع َْن عَاِئ َشةَ قَالَ ْت َس َح َر النَّبِ ِّي‬
‫ت‬ْ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يُخَ يَّ ُل ِإلَ ْي ِه َأنَّهُ يَ ْف َع ُل ال َّش ْي َء َواَل يَ ْف َعلُهُ قَال‬ َ ‫ِم ْن يَهُو ِد بَنِي ُزرتي يُقَا ُل لَهُ لَبِي ُد بْنُ اَأْل ْع‬
َ ‫ص ِم َحتَّى َكانَ النَّبِ ُّي‬
‫ت َأ َّن هَّللا َ قَ ْد‬ِ ْ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ثُ َّم َدعَا ثُ َّم َدعَا ثُ َّم قَا َل يَا عَاِئ َشةُ َأ َش َعر‬
َ ِ‫َحتَّى ِإ َذا َكانَ َذاتَ يَوْ ٍم َأوْ َكانَ َذاتَ لَ ْيلَ ٍة َدعَا َرسُو ُل هللا‬
‫ال الَّ ِذي ِعن َد َرْأ ِسي لِلَّ ِذي ِعن َد رحْ لِي‬ َ َ‫س َأ َح ُدهُ َما ِع ْن َد َرْأ ِسي َواآْل َخ ُر ِع ْن َد ِرحْ لِي فَق‬ َ َ‫َأ ْفتَانِي فِي َما ا ْستَ ْفتَ ْيتُهُ فِي ِه َجا َءنِي َر ُجاَل ِن فَ َحل‬
‫ي َش ْي ٍء قَا َل في‬ ِّ ‫ال فِي َأ‬ َ َ‫ص ِم ق‬ َ ‫ال َم ْن طَبَّهُ قَا َل لَبِي ُد بْنُ اَأْل ْع‬ َ َ‫أو الَّ ِذي ِع ْن َد ِرحْ لِي لِلَّ ِذي ِعن َد َرْأ ِسي َما َو َج ُع ال َّر ُج ِل قَا َل َمطبُوبٌ ق‬
‫س ِم ْن‬ ٍ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي ُأنا‬ َ ‫ت فََأتَاهَا النَّبِ ُّي‬ ْ َ‫ط ْل َع ِة َذ َك ٍر قَا َل َوَأ ْينَ هُ َو قَا َل فِي بِقَ ِر ِذي َأرْ َوانَ قَال‬
َ ‫ُف‬ ٌ ‫ُم ْش ٍط َو ُم َشاطَ ٍة َوج‬
‫ُول هللا َأفَاَل‬
َ ‫ت يَا َرس‬ ُ ‫ت قُ ْل‬ْ َ‫َأصْ َحابِ ِه ثُ َّم َجا َء فَقَا َل َوهَّللا ِ يَا عَاِئ َشةُ لَ َكَأ َّن َما َءهَا نُقَا َعةُ ال ِحنَّا ِء َولَ َكَأ َّن ن َْخلَهَا ُر ُءوسُ ال َّشيَا ِطي ِن قَال‬
‫اس ِم ْنهُ َش ًّرا فََأ َم َر ب َما فَدُفنت‬ َ ِ‫ت َأ ْن َأث‬
ِ َّ‫ير عَلى الن‬ ُ ‫َأ ْخ َر ْفتَهُ قَا َل ال َأ َّما َأنَا فَقَ ْدعَافَانِي هللاُ َو َك ِر ْه‬

Artinya;

"Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada
kami Abdullah bin Numair dari Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah dia berkata, "Seorang
Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al Asham telah menyihir Rasulullah,
sehingga Nabi pun dibuat seakan-akan telah melakukan sesuatu pekerjaan yang beliau tidak
kerjakan." Aisyah melanjutkan, "Sampai di suatu hari atau suatu malam, Rasulullah berdoa,
berdoa dan berdoa, kemudian beliau bersabda, "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan
bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan
(hukumi)? Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya
duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku. Kemudian orang yang berada di kepalaku
berkata kepada orang yang berada di kakiku, atau orang yang berada di kakiku berkata
kepada orang yang berada di kepalaku, "Menderita sakit apakah laki-laki ini?" dia (salah

3
Nurmaningsih Nawawi, Landasan Hukum Persihiran Dan Perdukunan Perspektif Islam, (Makasar, 2017),hal.
04

5
seorang malaikat yang berada di kaki beliau atau kepala beliau) berkata, Terkena sihir. Lalu
salah satunya bertanya, Siapakah yang menyihirnya? dia menjawab, Labid bin Al A'sham.
Dia bertanya lagi, Dengan benda apakah dia menyihir? dia menjawab, Dengan rambut yang
terjatuh ketika disisir dan sebatang mayang kurma." Dia bertanya lagi, "Di manakah benda itu
diletakkan?" dia menjawab, "Di dalam sumur milik Dzu Arwan. 'Aisyah berkata, "Kemudian
Nabi mendatanginya bersama beberapa orang sahabatnya, lantas bersabda, "Demi Allah,
wahai Aisyah seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai dan seakan-akan
pohon kurmanya bagaikan kepala setan." Aisyah berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah,
apakah Anda membakarnya?" beliau menjawab, "Tidak, sesungguhnya Allah telah
menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari
peristiwa itu." Kemudian beliau memerintahkan seseorang membawanya (barang yang di
pakai untuk menyihir) lalu menguburnya4

Berdasarkan uraian hadis diatas dapat di pahami bahwa Orang-orang yahudi, telah bersatu
dengan Labid bin al-A'sham, tukang sihir Yahudi terhebat, untuk menyihir Rasulullah Saw
dengan imbalan tiga dinar. Secara langsung, Labid segera melancarkan sihir pada beberapa
helai rambut Nabi Saw. Ada yang mengatakan bahwa Labid mendapatkan beberapa helai
rambut itu dari seorang anak kecil yang pernah pergi kerumah Nabi Saw. Pada sehelai rambut
itu, Labid melancarkan sihirnya dan kemudian meletakannya disumur Dzarwan. Ajaran
agama Islam menegaskan bahwa mempercayai kepada sihir, dukun dan paranormal yang
umumnya bersandar pada kekuatan makluk halus seperti jin, setan merupakan perbuatan
syirik5

B. Perdukunan

Belakangan, di tanah air kita, fenomena perdukunan dan ramalan semakin menggeliat
seiring dengan suasana yang kondusif bagi para pelakunya untuk tampil berani tanpa ada
beban. Berapa banyak iklan-iklan yang menawarkan jasa meramal cukup via SMS, yang
dalam istilah mereka bermakna Supranatural Messages Service. Atau juga, praktik
pengobatan alternatif yang sudah menjadi suguhan iklan harian di koran-koran dan tabloid.6

4
Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Qazwaini, Sunan Ibnu Majah, Kitab Pengobatan,
Bab Sihir No.3535 "
5
https://almanhaj.or.id 866-sihir-dalam-pandangan-al-quran-dan-as-sunnah-dalil-adanya-sihir-dari-as-sunnah
6
Ruslani, Tabir Mistik Alam Gaib dan perdukunan dalam terang sains dan Agama (Yogyakarta: Tinta, 2003)

6
Berapa banyak sekarang ini penderita penyakit yang tidak terdeteksi penyakitnya sekalipun
telah memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran. Usut punya usut, salah satu
penyebabnya adalah karena penyakit tersebut merupakan penyakit "pesanan" yang dikirim
oleh para dukun dengan menggunakan kekuatan ghaib bernama setan.

Peramalan (Kahanah) menurut Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari adalah pengakuan
seseorang yang dapat mengetahui ilmu gaib, seperti mengetahui tentang apa yang akan terjadi
di bumi. Asal-muasal kahänah adalah pendengaran jin terhadap malaikat kemudian
disampaikan kepada dukun (paranormal).7

Dukun seringkali meramal tentang hal gaib dan hal mistis yang tidak bisa dicerna oleh logika
manusia, dan tak jarang ramalan dukun tersebut seringkali benar, Kehebatan dukun lainnya
yakni mampu membantu menyelesaikan masalah di masyarakat, seperti menyembuhkan
penyakit, gangguan sihir, kesialan, menemukan barang yang hilang, serta mampu menjadi
perantara pesugihan. Sehingga banyak masyarakat yang percaya akan kesaktiannya dan tak
jarang banyak masyarakat berbondong-bondong datang mendatanginya untuk meminta
bantuan terkait problemnya masing-masing, bahkan ada yang sampai mengkultuskannya.

Padahal perilaku tersebut bertentangan dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang
mendatangi dukun apalagi sampai mempercayainya, seperti hadis riwayat Imam Muslim
berikut:

‫حدنا محمد بن المثلي العنزي حدثنا يحيى يَ ْعنِي ابْن َس ِعي ٍد عن عبيد هللا عن نافع عن صفية عن بعض أزواج النبي صلى هللا‬
‫صالةُ َأرْ بَ ِعينَ لَيْلة‬
َ ُ‫عليه وسلم عن النبي صلى هللا ُعبَ ْي ِد عليه وسلم قال من لي غراها فنك عن شيء لم تقبل لَه‬

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna al-'Anazi; Telah menceritakan
kepada kami Yahya yaitu Ibnu Sa'id dari 'Ubaidillah dari Nafi' dari Shafiyyah dari sebagian
para istri Nabi, dari Nabi bersabda, "Barangsiapa mendatangi tukang ramal lalu dia bertanya
kepadanya tentang suatu hal, maka salatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam."
(HR Muslim nomor 4137).8

Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya (Shahih Muslim). Sebuah kitab
yang termasuk salah satu dari kitab shahihain, yakni dua kitab hadis yang menjadi rujukan
utama setelah Al-Qur’an serta mencapai derajat hadis shahih menurut ulama muhaddisin.

7
Yusuf Qardhawi, Alam Gaib, ter, H. M. Wahib Aziz, cet-1(Jakarta Senayan Abadi Publishing, 2003), hlm. 195
8
Al-Zamakhsyari, Tafsir al-Kasysyaf, juz-4 (Beirut:Dar al-Kutub al-ilmiyah, t.1), hlm.619-620

7
Hadis ini kemudian didukung oleh riwayat hadis lain dari Imam Ahmad yang kualitas para
perawinya mencapai derajat tsiqah. Disamping derajat hadisnya shahih secara sanad hadis
ini juga shahih secara matan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

8
DAFTAF PUSTAKA

IAIN Syarif Hidayatullah, "Ensiklopedi Islam Indonesia", (Djambatan, Jakarta, 1992),


hal 856

M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi, (Jakarta: lentera hati, cet. 111, 2000), hal. 8

Nurmaningsih Nawawi, Landasan Hukum Persihiran Dan Perdukunan Perspektif


Islam, (Makasar, 2017),hal. 04

Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Qazwaini, Sunan Ibnu
Majah, Kitab Pengobatan, Bab Sihir No.3535

https://almanhaj.or.id 866-sihir-dalam-pandangan-al-quran-dan-as-sunnah-dalil-
adanya-sihir-dari-as-sunnah

Yusuf Qardhawi, Alam Gaib, ter, H. M. Wahib Aziz, cet-1(Jakarta Senayan Abadi
Publishing, 2003), hlm. 195

Departemen Agama RI, alQuran dan Terjemahnya, (Jakarta: Pena, 2006), 72: 26-27.

Al-Zamakhsyari, Tafsir al-Kasysyaf, juz-4 (Beirut:Dar al-Kutub al-ilmiyah, t.1), hlm.


619-620

Ruslani, Tabir Mistik Alam Gaib dan perdukunan dalam terang sains dan Agama
(Yogyakarta: Tinta, 2003)

9
10

Anda mungkin juga menyukai