Anda di halaman 1dari 11

JURNAL

TAFSIR TARBAWI

LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT PERSPEKTIF HADIST

DISUSUN OLEH:

1. AHMAD ZAIN SYADZALI WAGUS 2144012847

2. CHADIQ AHMAD MUTAMMAKIN 2144012849

3. AHMAD MUNDIR SYAFI’I 2144012845

4. ULIL MANSUR 2144012772

5. MUKHTAR GHOZALI 2144012862

Dosen Pengampu Matkul:

IBu. SYARIFATUL MARWIYAH, M.Pd.I

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-FALAH ASSUNNIYYAH (INAIFAS)

TAHUN 2022

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


KATA PENGANTAR

‫الس ل م عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telahmemberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulisan
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah "Hadist Tarbawi". Shalawat teriring salam kami haturkan kepada
baginda Nabi besar kita,Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya nabi, sahabat nabi, dan
para pengikut beliau yang setia sampai akhir zaman, semoga kita semua mendapat syafa’at
beliau di yaumul qiamah kelak. Aamiin ya robbal ‘alamin.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


pengampu Ibu Syarifatul Marwiyah, M.Pd.I dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulis makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami sadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisannya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

‫والسلم عليكم ورحمة هللا وبر كاته‬

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


ABTRAK

Lingkungan dan masyarakat merupakan faktor yang saling berkaitan , berinteraksi dan selalu
mempengaruhi. Perilaku manusia dapat di pengaruhi lingkungan dan lingkungan pun dapat
berpengaruh terhadap masyarakat. Dalam hal ini antara lingkungan dan masyarakat akan
selalu menjadi timbal balik dan saling membutuhkan antara satu dan lainnya.

PENDAHULUAN

Pembicaraan tentang masalah pendidikan adalah suatu hal yang tidak pernah jauh dari
pandangan dan pemikiran para pakar pendidikan, di mana pembahasan tentang problematika
ini selalu menjadi bahan kajian dan bahasan dalam setiap masa, karena memang pendidikan itu
tidak statis melainkan senantiasa berubah dari suatu zaman ke zaman berikutnya. Masalah-
masalah pendidikan memang sangat kompleks, karena tidak dapat dinafikan bahwa pendidikan
harus berinteraksi dengan manusia dan lingkungannya. Banyaknya problematika pendidikan
yang dihadapi manusia dalam kehidupannya sejauh itu pulalah masalah-masalah yang harus
dijawab dunia

KAJIAN TEORI

Lingkungan adalah sesuatu yang berada di sekitar manusi (peserta didik). Lingkungan
dapat berupa manusia dan nonmanusia, seperti tumbunhan hewan, gunung, sungai, laut dan
udara. Bahkan ada juga yang di luar diri manusia atau tidak nampak (alam ghaib). Diantara
lingkungan tersebut ada yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan peserta didik.
Yaitu, lingkungan keluarga (orangtua), teman dan setan. (Bukhari Umar, 2014: 167).

Abuddin Nata (2010: 291) menyatakan bahwa pengertian lingkungan secara harfiah
adalah segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam jagat raya
dengan segala isinya, maupun berupa non-fisik, seperti suasana kehidupan beragama, nilainilai
dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
berkembang, serta teknologi.

Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan Islam Kata masyarakat selalu


dideskripsikan sebagai kumpulan individuindividu manusia yang memiliki kesamaan, baik
dalam karakteristik maupun tujuan. Menurut Al-Rasyidin (2008: 32) hal ini boleh jadi,
pengertian tersebut diambil dari kosa kata Bahasa Arab, yakni syaraka yang bisa bermakna
bersekutu. Syirkah atau syarika yang bermakna persekutuan, perserikatan, perkumpulan, atau
perhimpunan. Masyarakah yang bermakna persekutuan atau perserikatan. Lingkungan

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang setelah keluarga dan sekolah. Corak ragam
pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat banyak sekali, meliputi segala bidang
baik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap, minat, maupun pembentukan
kesusilaan dan keagamaan. Pendidikan dalam masyarakat boleh dikatakan merupakan
pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh
masyarakat. Anak secara sadar atau tidak mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan
pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai-nilai kesusilaan
dan keagamaan di dalam masyarakat. Lembaga-lembaga di masyarakat dapat ikut serta
melaksanakan pendidikan.

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


PEMBAHASAN

Pembahasan Hadist Ke - 1012

ْ ‫الواحِ ِد قَا َل َحدثنَا أبُو بُرْ دَة َ ب ُن عَبْ ِد هللا قَا َل سَ ِمعْتُ أبَا بُرْ دَة َ ب َن أبِي ُموسَى‬
‫عن أبِي ِه‬ َ ُ‫س َماعِي َل قَا َل حدَّثنا عَبْد‬
ْ ‫حدَّثني ُموسَى ب ُن إ‬
ِ‫صاحِ بِ الْ ِمسْك‬ َ ‫ كَ َمث َ ِل‬،‫ِيس الس َّْو ِء‬ ِ ‫ِح َوالْ َجل‬
ِ ‫ص ال‬
َّ ‫ِيس ال‬ ِ ‫ضي هللا تَعَالَى عنهُ قَا َل قَا َل رسو ُل هللا صلى هللا عَلَيْ ِه َوسلم ( َمث َ ُل الْ َجل‬ ِ ‫َر‬
ِ ‫ِير الْ َحدَّا ِد ي‬
‫ُحْر ُق بَدَنَكَ أ َ ْو ث َ ْوبَكَ أ َ ْو ت َِجدُ ِمنْهُ ِري ًحا‬ ْ َ ‫صاحِ بِ الْ ِمسْكِ إِ َّما ت‬
ُ ‫ َوك‬،ُ‫شت َِري ِه أ َ ْو ت َِجدُ ِري َحه‬ َ ‫ ال يَعْدَ ُمكَ م ِْن‬،ِ‫ِير الْ َحدَّاد‬
ِ ‫َوك‬
) ً‫َخ ِبيثَة‬

Dikisahkan kepadaku oleh Musa bin Ismail, dia berkata telah dikisahkan kepadaku oleh 'Abdul
Wahid, dia berkata telah dikisahkan kepadaku oleh Abu Burdah bin 'Abdillah, dia berkata aku
mendengar dari Aba Burdah bin Abi Musa dari ayahnya RA, dia berkata Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: (Badruddin al-'Ainiy)

(Perumpaan pergaulan yang baik dan pergaulan yang buruk, seperti halnya penjual kesturi dan
tukang pembakar besi. Jika kamu membeli kesturi atau mencium aromanya maka janganlah
meniadakan/menjauhkan/membuang aromanya. Adapun pembakar besi itu dapat membakar
badanmu atau bajumu atau sehingga kamu mencium aroma tak sedap).

Perbedaan ulama tentang yang tidak menyukai kesturi dan yang menyukainya telah
dikemukakan dalam kitab kurban, dan hadits ini merupakan dalil kebolehannya; Karena Nabi
membuat perumpamaan tentang pergaulan yang baik dan pergaulan yang buruk dengan pemilik
kesturi dan tukang pembakar besi. Kemudian nabi Muhammad Saw bersabda: Janganlah kamu
menyia-nyiakannya jika kamu membelinya atau menemukan baunya. Maka nabi Muhammad
Saw memberitahukan tentang kebiasaan orang-orang yang membeli kesturi, dan keinginan
mereka untuk menciumnya, dan jika tidak dibolehkan untuk membelinya, maka nabi
Muhammad Saw akan menjelaskannya, bahwa sesungguhnya Allah Swt
melarang/mengharamkan untuk menjual perkara yang najis.

Dari penjelasan di atas maka tidak ada alasan bagi orang yang tidak menyukai kesturi untuk
menggunakannya. Penjelasan di atas mengecualikan tentang perumpamaan larangan bergaul
dengan orang yang merugikannya, seperti orang yang memfitnah/menggunjing dan melakukan

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


kebatilan. Dan dianjurkan bergaul dengan orang yang memperoleh kebaikan dalam duduknya
dengan mengingat Allah Yang Maha Tinggi dan mempelajari ilmu dan semua amal saleh.

Riwayat ini diambil langsung dari Ibrahim Al-Khalil yang dimanja dia adalah seorang penjual
wewangian (Ibnu Baththol, Syarh Shohih Bukhori 6/232).

Pembahasan Hadis Ke- 4833

‫ع ْن أ َ ِبي‬
َ ،‫سى بْ ُن َورْ دَا َن‬ َ ‫ َحدَّثَنِي ُمو‬:َ‫ َحدَّثَنَا ُزهَي ُْر بْ ُن ُم َح َّم ٍد قَال‬:‫ قَ َاال‬،َ‫ َوأَبُو د َُاود‬،‫عام ٍِر‬ َ ‫ َحدَّثَنَا أَبُو‬:َ‫ار قَال‬ٍ َّ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ بْ ُن َبش‬
‫ فَلْيَنْظُرْ أ َ َحدُ كُ ْم َم ْن يُ خَالِ ُل‬،ِ‫ِين َخلِيلِه‬
ِ ‫«الر ُج ُل عَلَى د‬
َّ :‫َّللا عَلَيْ ِه َوسَلَّ َم‬
ُ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬:َ‫ قَال‬،َ ‫»ه َُري َْرة‬

Telah menceritakan kepadaku, Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepadaku
Abu 'Amir dan Abu Dawud keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair bin
Muhammad berkata, telah menceritakan kepadaku Musa bin Wardan dari Abi Hurairoh
berkata, nabi Muhammad Saw bersabda:

"Seorang laki-laki terikat dengan agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara
kalian melihat dengan siapa dia berteman".

'Abdul Muhsin bin Hamd bin 'Abdul Muhsin bin 'Abdullah Bin Hamd al-'Ibad al-Badr
di dalam kitabnya syarah Sunan Abi Dawud lil-'Ibad menjelaskan, jika ada seseorang menjadi
sahabat atau berteman dengan orang lain maka seseorang itu akan menjadi seperti temannya
didalam akhlaknya, sifat-sifatnya dan ibadahnya. Dia hanya memilih teman yang baik, dan dia
yang membantunya dalam ketaatan, dan tidak memilih seorang teman yang akan membantunya
dalam kemaksiatan, atau menyeretnya ke dalam ketidaktaatan, atau menyebabkan dia
menyimpang dan membelokkannya dari jalan. Karena kebanyakan musibah yang menimpa
banyak orang berasal dari pergaulan dengan teman yang jelek/buruk. Dan memilih teman yang
baik dan teman yang sholeh itulah yang diuntungkan. Dan Allah berfirman didalam kitabnya
surah az-Zuhruf ayat {‫عد ٌُّو ِإ َّال الْ ُمتَّقِي َن‬
َ ‫ض‬ ُ ‫ }األَخِ ََّّل ُء َي ْو َمئِ ٍذ َب ْع‬yang artinya "teman-teman karib
ٍ ‫ض ُه ْم لِ َب ْع‬
pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa".

Bercampur atau bergaul dengan orang-orang yang didalamnya terdapat penyimpangan


maka penyimpangan itu dapat menular kepada temannya. Oleh karena itu, setiap seseorang
harus berteman atau bergaul dengan orang yang mempunyai sifat baik, dapat menolong atau
mengajak untuk selalu taat kepada Allah agar supaya dia aman dan selamat didalam agama dan
ketaatannya.

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


Pembahasan Hadist

‫أخبرنا الحسين بن عبد هللا بن يزيد القطان حدثنا موسى بن مروان الرقي حدثنا مبشر بن إسماعيل عن األوزاعي عن‬
‫ فأبواه‬،‫ (كل مولود يولد على الفطرة‬:‫الزهري عن حميد بن عبد الرحمن عن أبي هريرة عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
)‫يهودانه وينصرانه ويمجسانه‬

Telah memberitahukan kepadaku Husain bin 'Abdullah bin Yazid al-Qoththon berkata, telah
menceritakan kepadaku Musa bin Marwan ar-Ruqi berkata, telah menceritakan kepadaku
Mubasysyar bin Ismail dari al-Auzaro'i dari az-Zuhri dari Hamid bin 'Abdurrohman dari Abi
Hurairoh dari nabi Muhammad Saw bersabda "Setiap anak yang dilahirkan pasti dalam
keadaan fithroh (suci). Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau
Majusi".

Di dalam kitab syarah Shohih Ibnu Hibban Syekh 'Abdul 'Aziz ar-Rojihi memaparkan
penjelasan hadits di atas. Yang dimaksud dengan fitrah yaitu Islam. Yakni, setiap manusia yang
lahir dianugerahi naluri untuk mengenal Allah, dan naluri untuk meng-Esakan Allah degan
sifat Rububiyyah. Dan jika manusia itu terjauh dari pengaruh eksternal maka dia akan condong
ke arah kebaikan dan menerima kebaikan, karena hakikatnya dia lahir dalam keadaan fitrah
(suci) dan dia telah dianugerahi naluri untuk mengenal Allah dan meng-Esakannya sehingga
dia akan cenderung kedalam kebaikan.

Adapun hadits nabi diatas adalah bersifat umum bahwa setiap manusia yang dilahirkan
itu dalam keadaan Islam. Kedua orang tuanya memindahkannya atau mengarahkannya atau
menjadikannya kedalam golongan ahli kitab, Nasrani atau Majusi, dan tidak disebutkan "kedua
orang tuanya memindahkannya kedalam Islam. Oleh karena itu, dari penjelasan hadits di atas
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kata al-fithroh yaitu Islam, atau juga dapat
disimpulkan bahwa naluri manusia sejak lahir adalah Islam.

Ada beberpa definisi fitrah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad: pertama fitrah yaitu
asal kejadian atau penciptaan. Kedua, fitrah bermakna Islam. Ketiga, fitrah bermakna agama.

Akan tetapi ini tidak berarti bahwa manusia mengetahui syariat hanya dengan naluri
saja dan tidak membutuhkan para rasul, melainkan maksudnya adalah seseorang itu mengakui
keberadaan tuhan dan mengenal tuhannya, dan dia menerima kebenaran yang dibawa oleh para
rasul kecuali jika dia mengubahnya. Dan tidak berarti bahwa seseorang itu mengetahui

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


segalanya dan tidak membutuhkan para rasul, melainkan berarti bahwa dia menerima apa yang
dibawa oleh para rasul kecuali terdapat pengaruh eksternal yang datang kepadanya.

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


PENUTUP

KESIMPULAN

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan sangat berperan
dalam penyelenggaraan pendidikan Islam, sebab lingkungan yang juga dikenal dengan institusi
itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan. Secara umum lingkungan tersebut dapat
dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga yang ideal dalam
perspektif Islam adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Profil keluarga
semacam ini sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu mendidik anak-anaknya
sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Kemudian orang tua harus menyadari pentingnya
sekolah dalam mendidik anaknya secara profesional sehingga orang tua harus memilih pula
sekolah yang baik dan turut berpartisipasi dalam peningkatan sekolah tersebut.

Begitu pula masyarakat, dituntut perannya dalam menciptakan tatanan masyarakat yang
nyaman dan peduli terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan terlibat aktif dalam
peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Selanjutnya, ketiga lingkungan
pendidikan tersebut harus saling bekerja sama secara harmonis sehingga terbentuklah
pendidikan terpadu yang diikat dengan ajaran Islam. Dengan keterpaduan seperti itu,
diharapkan amar ma’ruf nahi munkar dalam komunitas masyarakat tersebut dapat ditegakkan
sehingga terwujudlah masyarakat yang diberkahi dan tatanan masyarakat yang baldatun
tayyibatun wa rabbun ghafur.

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


DAFTAR PUSTAKA

[١١/٢٢٠ ،‫ عمدة القاري شرح صحيح البخاري‬،‫] بدر الدين العيني‬

)‫ م‬1451 - 1361 = ‫ هـ‬855 - 762 ( ‫بدر الدين العيني‬

Badr al-Din al-Aini ( 762- 855H = 1361- 1451M)

Mahmoud bin Ahmed bin Musa bin Ahmed, Abu Muhammad, Badr Al-Din Al-Aini Al-
Hanafi: Sejarawan, sarjana, salah satu ulama hadits terbesar.

Asal-usulnya adalah dari Aleppo dan kelahirannya di Entebbe (dan baginya garis
keturunannya) ia tinggal selama beberapa waktu di Aleppo, Mesir, Damaskus dan Yerusalem.

Di Kairo, dia menunjuk Hesba, pengadilan Hanafi, dan pemeriksaan penjara, dan dia menjadi
dekat dengan Raja Al-Mu'ayyad sampai dia termasuk di antara para kasimnya.

Dan ketika Al-Ashraf memahkotainya dan mewajibkannya, dan dia menghormatinya dan
menyerahkannya.

Kemudian dia menghabiskan pekerjaannya, dan terlibat dalam pengajaran dan klasifikasi
sampai dia meninggal di Kairo.

Di antara buku-bukunya (Umdat al-Qari fi Sharh al-Bukhari) ada sebelas jilid, dan (Maghani
al-Akhbar fi Rijal Ma'ani al-Athar) dua jilid, tentang terminologi hadits dan orang-orangnya,
dan (The Aweful Science in Sharh al-Kalim al-Tayyib) oleh Ibn Taymiyyah, dan (Aqd Al-
Juman fi Tarikh Ahl al-Zaman) adalah besar, dan berakhir pada tahun 850H, dan (Tarikh al-
Badr fi Deskripsi Orang Zaman) berukuran besar, termasuk bagian manuskrip, dan (Mabani
al-Akhbar fi Penjelasan Makna Purbakala) adalah sebuah hadits, dan (Nakhb al-Afkar fi Revisi
Mabani al -Akhbar) delapan jilid, dan (Al-Banna fi Sharh al-Hedaya) enam jilid, tentang fikih
Hanafi, dan (Rizm al-Haqa'iq) Sharh al-Kinz, fiqih dan (Al-Durar al-Zahira fi Sharh al-Bihar
al-Zakhirah) fikih, dan (Al-Masa'il Al-Badria) adalah fikih, dan (Al-Saif Al-Muhannad dalam
biografi pendukung Raja Abu Al- Nasr Syekh) adalah sebagian kecil, dan (Minhat Al-Suluk
dalam menjelaskan Tuhfat Al-Muluk) adalah fikih, dan (Tujuan tata bahasa) dalam
menjelaskan dalil-dalil Kitab Tafsir Milenium Dikenal sebagai dalil utama , dan (Fara'id al-

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10


Qa'id) penjelasan singkat tentang bukti milenium, dan itu dikenal sebagai bukti kecil, dan
(Tabaqat al-Shu'araa), (Kamus Syekhnya), (Rijal al-Tahawi), (The Biography of Al-Malik Al-
Ashraf) dan (Al-Rawd Al-Zahir), Dalam biografi al-Malik al-Zahir, ia lebih dekat dengan
sejarah daripada memuji dan penciptaan Dan (Permata Sunni dalam Sejarah Negara Mu'awiya)
dan (Pengantar Hukum Agama Sudan) dan (Sharh Sunan Abi Dawud) dua jilid dan untuknya
dalam bahasa Turki (Tarikh Al- Aksara).

[‫ شرح سنن أبي داود للعباد‬،‫]عبد المحسن العباد‬

Beliau adalah Syekh, Ahli Hadits, Ahli Fiqih, yang Zuhud, yang Waro', 'Abdul Muhsin bin
Hamd bin 'Abdul Muhsin bin Hamd bin 'Utsman Ali Badr.

Lahir pada malam selasa di bulan Ramadhan tahun 1353H dikota Zulfi.

[‫]شرح صحيح ابن حبان الراجحي‬

' Abdul Aziz bin 'Abdullah bin' Abdul Rahman Al-Rajhi, lahir di kota Bukayriyah yang terletak
di wilayah Qassim, lahir sekitar tahun 1360H.

Beliau dibesarkan di kota Bukayriyah, belajar dengan para ulama disana, menghafal Al-Qur'an
dan belajar tahap awal di sana.

TAFSIR TARBAWI. “ Lingungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”. Kel.10

Anda mungkin juga menyukai